Anda di halaman 1dari 11

KLASIFIKASI PENGETAHUAN ILMIAH

Dosen Pengampu: Dr. Mardinal Tarigan, MA

DISUSUN OLEH:

AGUNG ARIF HAKIM BB (0304223067)

NURUL HUSNA (0304223114)

TADRIS BAHASA INGGRIS

ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA

UTARA T.A 2022/2023


KATA PENGHANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Klasifikasi Pengetahuan
Ilmiah " dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang proses kemajuaan pendidkan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Mardinal Tarigan, MA


selaku dosen Mata Kuliah Filsafat Ilmu. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, Mei 2023

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................................2
C. Manfaat............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Metode Pengetahuan Ilmiah.............................................................................3


B. Ilmu Pengetahuan Alam...................................................................................4
C. Ilmu Pengetahuan Sosial..................................................................................5
D. Humaniora........................................................................................................5

BAB III PENUTUPAN

A. Kesimpulan......................................................................................................7
B. Saran.................................................................................................................7

DAFTAR PUSAKA...................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ilmu pengetahuan lahir dan berkembang untuk memahami sebagai hasil


usaha manusia untuk memahami realitas kehidupan dan alam semesta, memecahkan
masalah-masalah kehidupan serta mengembangkan dan melestarikan hasil-hasil
yang dicapai manusia pada masa lampau. Upaya ini terakumulasi untuk membentuk
tubuh informasi yang memiliki strukturnya sendiri. Struktur tubuh ilmu pengetahuan
bukanlah produk jadi, karena strukturnya terus berubah seiring dengan perubahan
orang baik secara internal maupun eksternal.

Ilmu bukanlah bangunan abadi karena ilmu sejatinya adalah sesuatu yang
tidak akan pernah habis. Meskipun sains didasarkan pada kerangka objektif,
rasional, sistematis, logis, dan empiris, sains dalam perkembangannya tidak lepas
dari mekanisme yang terbuka untuk koreksi. Dengan kata lain, kebenaran sains
bukanlah kebenaran mutlak. Oleh karena itu, manusia harus selalu mencari alternatif
pembangunan, baik yang mengacu pada aspek metodologis, ontologis, aksiologis,
maupun epistemologis. Oleh karena itu, setiap perkembangan pengetahuan yang
muncul, validitas dan kebenarannya dapat dijelaskan.

Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu. Pengetahuan tidak datang


dengan sendirinya, karena pengetahuan membutuhkan cara berpikir khusus dan
pendekatan unik untuk menghasilkan pengetahuan yang dapat dibagikan, diuji, dan
dipertimbangkan secara umum. Bahwa pengetahuan manusia yang dihasilkan oleh
proses berpikir selalu digunakan untuk mencari solusi atas permasalahan hidup. Dari
berbagai definisi pengetahuan yang dikemukakan oleh beberapa ahli, dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan adalah suatu proses di mana seseorang mencoba
untuk mengetahui, sehingga dengan bantuan pengetahuan, orang dapat mengambil
keputusan/kebenaran yang tepat dan akurat serta hidup masing-masing dengan
percaya diri.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1) Ada apa aja klasifikasi pengetahuan ilmiah?
2) Apa yang dimaksud klasifikasi ilmu pengetahaun alam?
3) Apa yang dimaksud klasifikasi ilmu pengetahuan sosial?
4) Apa yang dimaksud klasisifiksi humaniora?

C. TUJUAN
1) Untuk membagi ilmu pengetahuan yang menjadi beberapa bagian
2) Mampu melihat hubungan antara makhluk hidup yang satu dengan yang
lainnya.
3) Digunakan untuk mendskripsikan dari tiap ilmu

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. METODE PENGETAHUAN ILMIAH

Istilah metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu methodos. Kata methodos
terdiri dari kata meta yang artinya mengikuti atau sesudah. Sedangkan kata hodos
yaitu suatu jalan atau perjalanan.1 Berdasarkan pengertian terminologinya, kata
metode berarti cara bertindak menurut suatu sistem, kaidah-kaidah tertentu, yang
tujuannya untuk mengarahkan secara rasional untuk mencapai hasil yang optimal.2

Metode ilmiah adalah cara memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu


pengetahuan. Jadi ketika dijelaskan sebelumnya, pengetahuan adalah yang telah
diamati dan dibuktikan, artinya diperoleh dengan cara diuji dengan metode ilmiah.
Proses ini dimulai ketika seseorang mulai mengamati sesuatu.

Struktur pengetahuan ilmiah merupakan kumpulan ilmu yang tujuannya


untuk memperoleh teori ilmiah yang lengkap. Bukan tanpa cela, melainkan upaya
maksimal dalam memperoleh ilmu pengetahuan melalui metode ilmiah. Ilmu
pengetahuan pada hakekatnya netral dan hanya objek.3 Tergantung bagaimana orang
menggunakannya. Maka diperlukan tanda-tanda dan kesadaran bahwa ilmu
dipelajari, diteliti dan dipahami dari segi alam semesta dan segala manfaatnya.

1
Ja'far Siddik, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam, (Medan: Cita Pustaka, 2009), h 124

2
Beerling, Pengantar Filsafat Islam, terj. Soetjono Soemargono, (Yogyakarta; Penerbit Tiara
Wacana, 1990, hlm 1
3
Surajiyo, S., & Sriyono, S. (2017). Struktur Pengetahuan Ilmiah dan Sikap Ilmiah Ilmuwan.
Prosiding Diskusi Panel Penusdikan "Menjadi Guru Pembelajar."
https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/repository/article/view/1660

3
B. ILMU PENGETAHUAN ALAM

Ilmu alam disebut juga dengan Natural Sciences. Ilmu ini mempelajari
tentang alam semesta beserta isinya, serta peristiwa – peristiwa yang terjadi
didalamnya agar dapat dikembangkan oleh para ahli berdasarkan proses ilmiah.
Seiring waktu, ilmu dipelajari tidak hanya untuk bertahan hidup tetapi juga untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Ilmu-ilmu pengetahuan alam (Natural Sciences)
terbagi atas beberapa cabang, yaitu: biologi, fisika, kimia, dan geologi. Ilmu ini
merupakan hasil pengamatan dan pengetahuan manusia tentang kajian alam.

Ketika pembelajari Ilmu Pengetahuan Alam maka akan mempelajari konsep,


teori atau fakta yang ditemukan oleh para ahli. Sebagai contoh, manusia telah
mampu menghasilkan hujan buatan di suatu daerah yang sedang mengalami
kekeringan dan kemarau berkepanjangan sehingga daerah tersebut menjadi subur
kembali saat musim hujan.4

Ilmu pengetahuan alam sebggai proses dari langkah-langkah yang dilakukan


para ilmuwan untuk melakukan penelitian guna menemukan penjelasan tentang
fenomena alam. Langkah-langkah ini meliputi perumusan masalah, perumusan
hipotesis, merancang eksperimen, pengumpulan data, analisis dan akhirnya
kesimpulan. Hal ini menunjukkan bahwa ciri utama ilmu pengetahuan adalah
kuantifikasi, artinya fenomena alam dapat terjadi dalam bentuk kuantitas.

Ilmu Pengetahuan Alam memiliki suatu metode sebagai berikut:

1) Pengamat-amatan dengan seksama (observasi metodis)


2) Penggolongan (klasifikasi).
3) Analisa data atau fakta yang di peroleh dari observasi
4) Menarik kesimpulan induktif dan deduktif dari hasil- hasil analisa itu
5) Penglukisan (deskripsi fungsional)
6) Percobaan (exprimen atau observasi yang disengaja secara sistimatis.5

4
Syibran Mulasi, MA dan dkk; Metodologi Studi Islam; Yayasan Penerbit Muhammad Zaini, 2021;
Aceh
5
Baktiar, Amsal; Filsafat Ilmu Cet XI, Jakarta; Rajawali Pers, 2012.

4
C. ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Ilmu sosial atau dalam bahasa Inggrisnya disebut Social Science adalah
sekelompok disiplin ilmu yang mempelajari aspek-aspek yang berkaitan dengan
manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu pengetahuan sosial juga mengacu pada
studi yang lebih luas dari berbagai topik, termasuk perilaku dan interaksi manusia,
baik di masa sekarang maupun di masa lalu. Fenomena hubungan sosial yang terjadi
dalam ilmu-ilmu sosial tidak hanya sekedar ilmu pengetahuan, tetapi dipahami dan
kemudian dijadikan landasan untuk menciptakan tatanan sosial-masyarakat yang
lebih baik lagi.6

Karena memiliki hubungan khusus dengan tingkat kehidupan sosial (tingkah


laku manusia dalam kehidupan bermasyarakat), jenis ilmu ini tentu saja lebih
beratkan pada objek kajian kehidupan manusia dalam berbagai perwujudan dan
kondisi serta pada kepentingan sosial masyarakat. Perkembangan ilmu-ilmu sosial
cukup lambat dibandingkan dengan ilmu-ilmu alam. Pada dasarnya ilmu sosial ini
terdiri dari antropologi, sosiologi dan psikologi.7 Kemudian ketiga ilmu sosial
tersebut menjadi dasar bagi perkembangan ilmu-ilmu sosial lainnya atau dapat
diartikan sebagai cabang baru. Bidang ilmu sosial yang baru ini meliputi antropologi
fisik, linguistik, etnologi, antropologi sosial (budaya), ekonomi, politik, hukum,
administrasi, demografi, manajemen, komunikasi, dll.

D. HUMANIORA

Humaniora berasal dari bahasa Latin artes liberaless yaitu ilmu yang
mempelajari tentang kemanusiaan8. Humaniora adalah sekelompok ilmu yang

6
Agus, B. (1999). Pengembangan ilmu-ilmu sosial: studi banding antara pandangan ilmiah dan
ajaran Islam. Gema Insani Press
7
Suparlan Suhartono, Filsafat Ilmu Pengetahuan,... hlm. 98-99
8
Suardipa, I Putu. (2018). Problematika Pendidikan dalam Perspektif Sosial Humaniora Menguak
Gradasi Kemanusiaan. Maha Widya Bhuwana. 1(2). 80.

5
memfokuskan pada sisi hasil kemanusiaan manusia (humanities aspects) metafisik
maupun fisik, yang mencakup pada kepercayaan, gagasan, estetika, etika, hukum,
bahasa, pengalaman hidup, dan adat-istiadat. Humaniora berusaha menemukan
makna dan nilai secara normatif. Dalam ilmu-ilmu humaniora, rasionalitas tidak
hanya sebagai pemikiran tentang suatu objek berdasarkan dalil-dalil nalar, tetapi
juga tentang hal-hal yang sifatnya imajinatif.

Oleh karena itu, mempelajari humaniora menjadi hal penting sebagai upaya
untuk mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan yang semakin lama semakin
terlupakan, tentunya humaniora ini ditujukan untuk manusia, sehingga dengan
mempelajari dan menerapkan humaniora ini kita dapat menjalani kehidupan yang
lebih baik. Sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Meskipun inti humaniora berkaitan dengan nilai-nilai kemanusiaan, ilmu ini


tidak hanya mempelajari masalah manusia tetapi juga masalah budaya. Dengan
lahirnya ilmu ini, diharapkan dapat mengembangkan sikap dan sifat budaya yang
dapat membangkitkan kesadaran akan nilai-nilai kemanusiaan sebagai pusat dari
segala ilmu pengetahuan9. Adapun cabang-cabang ilmu yang termasuk kategori ilmu
pengetahuan humaniora meliputi studi budaya, psikologi, sejarah, filsafat (etika),
linguistik, dll.

9
Ampubolon, Ichwansyah. (2019). Islamic Sudies Dalam Perspektif Ilmu-Ilmu Humaniora. Al
Muaddib:Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Dan Keislaman. 4(1). 265.

6
BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Ilmu adalah gambaran atau uraian yang lengkap dan konsisten dengan apa
yang telah dipelajari dalam ruang dan waktu. Ilmu dapat disimpulkan sebagai
kumpulan pengetahuan tentang suatu hal (objek/bidang) tertentu yang merupakan
suatu kesatuan sistematik dan memberikan sistematik yang dapat dijelaskan yang
dapat menunjukkan alasan. Menurut objek ilmu terbagi, itu dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu ilmu alam, ilmu sosial dan humaniora. Prinsip-prinsip ilmiah sangat
dikondisikan oleh metode untuk penggunaan ilmiah. Di mana ada metode ilmiah, itu
adalah kata kunci ilmu. Pada dasarnya sistem keilmuan adalah bagaimana
merencanakan, mengorganisasikan, menyusun dan menghasilkan sesuatu ilmu atau
pengetahuan. Teori-teori yang disusun kemudian dikelompokkan menurut
klasifikasinya menjadi disiplin ilmu yang harus terus dikembangkan.

B. SARAN

Upaya untuk mendalami sejarah dan strategi perkembangan ilmu adalah


lewatpemberian mata kuliah filsafat ilmu pada semua tingkat pendidikan tinggi baik
Diploma, Sarjana, maupun Magister, sebab mahasiswa adalah calon-calon ilmuwan
yang akan mengembangkan ilmu, supaya dalam perkembangan ilmu tidak
terjerumus ke hal-hal yang tidak diharapkan oleh manusia itu sendiri. Para ilmuwan
harus taat asas dan patuh pada norma-norma keilmuan, dan juga ilmuwan harus
dilapisi moral dan akhlak, baik moralumum yang dianut oleh masyarakat atau
bangsanya maupun moral religi yang dianutnya.

7
DAFTAR PUSAKA

Ja'far Siddik, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam, (Medan: Cita Pustaka, 2009), h
124

Beerling, Pengantar Filsafat Islam, terj. Soetjono Soemargono, (Yogyakarta;


Penerbit Tiara Wacana, 1990, hlm 1

Surajiyo, S., & Sriyono, S. (2017). Struktur Pengetahuan Ilmiah dan Sikap Ilmiah
Ilmuwan. Prosiding Diskusi Panel Penusdikan "Menjadi Guru Pembelajar."
https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/repository/article/view/1660

Syibran Mulasi, MA dan dkk; Metodologi Studi Islam; Yayasan Penerbit Muhammad
Zaini, 2021; Aceh

Baktiar, Amsal; Filsafat Ilmu Cet XI, Jakarta; Rajawali Pers, 2012.

Agus, B. (1999). Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial: Studi Banding Antara Pandangan


Ilmiah Dan Ajaran Islam. Gema Insani Press

Suparlan Suhartono, Filsafat Ilmu Pengetahuan,... hlm. 98-99

Suardipa, I Putu. (2018). Problematika Pendidikan dalam Perspektif Sosial


Humaniora Menguak; Gradasi Kemanusiaan. Maha Widya Bhuwana. 1(2). 80

Ampubolon, Ichwansyah. (2019). Islamic Sudies Dalam Perspektif Ilmu-Ilmu


Humaniora. Al Muaddib:Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Dan Keislaman. 4(1). 265.

Anda mungkin juga menyukai