Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

“ TEORI ETOLOGI DAN TEORI EKOLOGI ”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan

Dosen Pengampu: Vika Nurul Mufidah, M.Si

Disusun oleh :

• Muhammad Ridwan [[19130142]]


• Adi Sekar Lestari [[19130019]]

FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS NAHDATUL ULAMA INDONESIA
JAKARTA BARAT
2020-2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha Pemurah dan Lagi
Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang
telah melimpahkan Hidayah, Inayah dan Rahmat-Nya sehingga kami mampu
menyelesaikan penyusunan makalah psikologi perkembangan dengan judul “teori etologi
dan teori ekologi” tepat pada waktunya.
Tetapi tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa serta aspek-aspek
lainnya. Maka dari itu, dengan lapang dada kami membuka seluas-luasnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun sarannya demi penyempurnaan makalah
ini.
Akhirnya penyusun sangat berharap semoga dari makalah yang sederhana ini bisa
bermanfaat dan juga besar keinginan kami bisa menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat berbagai permasalah lainnya yang masih berhubungan pada makalah-makalah
berikutnya.

Wassalam,

Jakarta, 24 maret 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................

A. Latar Belakang .......................................................................


B. Rumusan Masalah ..................................................................
C. Tujuan Penulisan ....................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................

A. Teori Etologi ..........................................................................


B. Teori Ekologi ...............................................................................

BAB III PENUTUP ...........................................................................

A. Kesimpulan ............................................................................
B. Saran ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Teori perkembangan adalah teori yang memfokuskan pada perubahan-perubahan dan


perkembangan struktur jasmani (biologis), perilaku dan fungsi mental manusia dalam berbagai
tahap kehidupannya, mulai dari konsepsi hingga menjelang kematiannya. Mempelajari teori-teori
perkembangan tidak hanya berguna bagi orangtua dan guru dalam memberikan pelayanan dan
pendidikan kepada anak sesuai tahap perkembangannya, melainkan juga berguna dalam
memahami diri kita sendiri dengan cara pendekatan biologis, lingkungan dan suasana serta
interaksi.

Teori perkembangan akan memberikan wawasan dan pemahaman tentang sejarah


perjalanan hidup kita sendiri (sebagai bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa atau lanjut usia). Teori
perkembangan juga sangat berguna bagi pengambilan kebijaksaan dalam merumuskan program
dan bantuan bagi anak-anak dan remaja. Seiring dengan perkembangan masyarakat temporer yang
ditandai oleh perubahan-perubahan yang sangat cepat dalam berbagai dimensi kehidupan individu,
teori perkembangan semakin dirasakan kegunaannya oleh masyarakat. Masyarakat makin
menyadari betapa individu yang hidup pada era modern sekarang ini berada pada masa-masa sulit

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang ada dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah antara lain ;

a) Apa yang di maksud dengan teori etologi?


b) Apa yang dimaksud dengan teori ekologi ?

C.Tujuan Masalah

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain ;

a) Untuk mengetahui teori etologi


b) Untuk mengetahui teori ekologi

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Etologi

Etologi adalah studi mengenai tingkah laku hewan dan manusia dipengaruhi biologi, terkait
evolusi. Istilah “etologi” diturunkan dari bahasa Yunani, ethos ialah kata Yunani untuk
"kebiasaan".Teori Etologi Modern (Lorenz dan Tindbergen).

Tokoh Teori Ekologi: Konrad Lorenz, John Bowlby, Nico Tinbergen

Konsep periode penting (critical period), adalah suatu periode tertentu yang sangat dini
dalam perkembangan yang memunculkan perilaku tertentu secara optimal. Para Etologis adalah
para pengamat perilaku yang teliti, dan mereka yakin bahwa laboratorium bukanlah setting yang
baik untuk mengamati perilaku. Mereka mengamati perilaku secara teliti dalam lingkungan
alamiahnya seperti: di rumah,taman bermain, tetangga, sekolah, rumah sakit dan lain-lain.
Pendekatan Metodologis (Pendekatan yang memahami tingkah laku dengan setting yang alamiah),
langkah–langkahnya

1. Mengetahui informasi tentang spesies tersebut sebanyak mungkin,


2. Mengamati tingkah laku khasnya,
3. Membandingkan dengan tingkah laku spesies yang lain

Tingkah laku instingtif adalah tingkah laku yang tidak pernah dipelajari dan muncul karena
stimulus eksternal tertentu. Contohnya: tindakan penyelamatan anak ayam oleh induknya karena
dapat merespon kapanpun jika anak-anaknya berada dalam bahaya.

Pandangan Etologis mengenai perkembangan anak:

Teori Bowlby/Teori Kelekatan dipengaruhi oleh teori evolusi dalam observasinya pada
perilaku hewan. Menurut teori Etologi, tingkah laku lekat pada anak manusia diprogram secara
evolusioner dan instinktif. Fase-fase kelekatan, yaitu:

1. Lahir sampai 3 bulan (respon tak terpilah kepada manusia)


2. 3 sampai 6 bulan (fokus pada orang-orang yang dikenal),
3. 6 bulan sampai 3 tahun (kelekatan yang intens dan pencarian kedekatan yang aktif)
4. 3 tahun sampai akhir masa kanak-kanak (tingkah laku persahabatan).
Garis besar teori ini mengatakan pada dasarnya sumber dari semua prilaku sosial ada dalam gen.
Ada instink dalam makhluk untuk mengembangkan prilakunya. Analogi yang dikemukakan
adalah " genes setting the stage , and society writing The play". Teori ini memberikan dasar bagi
pemahaman periode kritis perkembangan dan perilaku melekat pada anak segera setelah di
lahirkan.1

Kelekatan sebagai pencetakan (imprinting) ditemukan oleh Konrad, kelekatan anak mengikuti arah
yang serupa dengan proses pencekatan ( imprinting) pada hewan. Pencekatan adalah proses ketika
hewan belajar stimuli pemicu untuk melepaskan insting-insting sosial mereka. Pada manusia, kita
dapat mengamati proses serupa, meskipun berkembang sangat lambat. Hewan yang diamati; anak
itik yang baru menetas mengikuti setiap aktivitas dari figure yang di lihatnya pertama kali. Pola-
pola kelekatan menurut Mary Ainsworth;

1. Menurut ainsworth hubungan kelekatan berkembang melalui pengalaman bayi dengan


pengasuh di tahun- tahun awal kehidupannya.
2. Kelekatan adalah suatu hubungan emosional atau hubungan yang bersifat afektif antara
satu individu dengan individu lainnya yang mempunyai arti khusus.
3. Sebagian besar anak telah membentuk kelekatan dengan pengasuh utama (primary care
giver) pada usia sekitar delapan bulan dengan proporsi 50 persen pada ibu, 33 persen pada
ayah dan sisanya pada orang lain.

Tujuan dan fungsi dari adanya kelekatan:

1. Promiximity Maintenance :saran untuk mendapatkan kedekatan.


2. Safe haven : untuk mendapatkan tempat perlindungan secara emosional dan fisik
3. Secure base: merasa bebas untuk mengeksplorasi dan mempelajari

Faktor yang mempengaruhi kelekatan:

1. Kesempatan; anak yang tinggal di panti asuhan, atau orang tuanya meninggal akan
memiliki objek lekat yang berbeda dengan anak lainnya.

1
Yudrik Jahya, Psikologi Perkembangan, Kencana Prenada Media Group, (Jakarata;2012) .h 115
2. Karakteristik caregiver : orang tua atau caregiver yang sensitive dan responsive dapat
membentuk kelekatan yang baik.
3. Karakteristik bayi : temperamen bayi bisa dari faktor hereditas, mempengaruhi
pembentukan kelekatakan.
4. Internal working model ibu : internal working model adalah pola kelekatan yang ada pada
seseorang, terbentuk sejak bayi kecil, dan biasanya hingga biasanya hingga dewasa
mewarnai perilaku pembentukan kelekatan pada orang lain.

Dimensi pembentukan kelekatan :

1. Attechment related-annxiaty, dimensi ini dihubungkan dengan repsentasi mengenai diri


sendiri. Ada kecemasan yang muncul pada saat membentuk hubungan dengan figure
lekatnya, seperti merasa cemas untuk diabaikan, menghadapi perpisahan dan merasa cemas
untuk ditinggalkan pasangannya.
2. Attechment related-avoidance, dimensi ini menggambarkan respon pada waktu mengalami
kecemasan ketika membentuk kelekatan. Dimensi ini sejalur dengan teori internal working
model mengenai orang lain. Dimensi avoidance tinggi menunjukan kecenderungan
seseorang untuk menutup diri dan menghindari kedekatan dengan individu lain. Ada
penyangkaian terhadap kebutuhan untuk menjalin kedekatan.

Perkembangan kelekatan:

1. Pembentukan internal working model sejak masa bayi merupakan dasar pembentuk pola
kelekatan sejak bayi.
2. Dari gambaran mental orang yang dekat dengan dirinya tersebut, kemudian ia mulai
mengembangkan hubungan dengan orang lain.
3. Usia tiga tahun menurut berndt terjadi goal correted partnership

Tiga pola dasar kelekatan menurut Ainsworth :

a. Secure base : bayi-bayi yang tetap merasa aman, caregiver sebagai figure yang hangat dan
penuh kasih sayang.
b. Anxious/ ambivalent : bayi- bayi yang tidak merasa aman namun bersikap ambivalent,
mengingat orang tua/ caregiver mempunyai kepekaan yang tidak dapat di prediksikan dan
mempunyai ketidak pastian dalam memberikan kasih sayang.
c. Avoidant : bayi- bayi yang yang tidak merasa aman dan ingin menghindar, menurut feeney
( 1999) kelekatan ini terbentuk ketika seseorang memandang oang tuanya dingin dan
menolak dirinya.

B. Pengertian Ekologi

Urie Bronfenbrenner sebagai tokoh teori ekologi. Ekologi adalah cabang sains yang mengkaji
habitat dan interaksi di antara benda hidup dengan alam sekitar. Ekologi berasal dari oikos yaitu
habitat dan logos yaitu ilmu. Istilah ekologi telah digunakan secara meluas dan merujuk kepada
kajian saling hubungan antara organisme dengan sekitar dan juga saling hubungan di kalangan
organisme itu sendiri.

Teori ekologi (ecological theory) ialah pandangan sosio-kultural tentang perkembangan yang
terdiri dari lima sistem lingkungan mulai dari interaksi langsung dengan agen-agen sosial (social
agent) yang berkembang baik hingga kebudayaan yang berbasis luas. Kelima sistem dalam teori
ekologi Bronfenbrenner ( 1979 , 1986 , 1989 , 1993)2, ialah :

• Mikrosistem

Mikrosistem (microsystem) dalam teori ekologi Bronfenbrenner ialah setting dimana


individu hidup. Misalnya: interaksi anak dengan orang tua, teman sebaya dan guru.
Individu tidak dipandang sebagai penerima pengalaman yang pasif dalam setting ini, tetapi
sebagai seseorang yang berkontribusi dalam membangun setting.

• Mesosistem

Mesosistem adalah interaksi antar faktor-faktor dalam system mikro meliputi hubungan
antara beberapa mikrosistem atau beberapa konteks. Misalnya: anak-anak dari orangtua
yangkasar dapat mengalami kesulitan mengembangkan hubungan positif dengan guru.

2
Haditono dan Siti Rahayu. Op.Cit. h. 23
Para developmentalis semakin yakin pentingnya mengamati perilaku dalam setting
majemuk untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang perkembangan
individu.

• Ekosistem

Eksosistem dalam teori Bronfenbrenner melibatkan pengalaman- pengalaman dalam


setting sosial lain – dimana individu tidak memiliki peran yang aktif – mempengaruhi
konteks dekat dari individu. Misalnya: pengalaman kerja dapat mempengaruhi hubungan
seorang perempuan dengan suami dan anaknya.

• Makrosistem

Makrosistem meliputi kebudayaan dimana individu hidup. Kita ketahui bahwa kebudayaan
mengacu pada pola perilaku, keyakinan, dan semua produk lain dari sekelompok manusia
yang diteruskan dari generasi ke generasi. Makrosistem terdiri dari ideologi negara,
pemerintah, tradisi, agama, hukum, adat istiadat, budaya, dan lain-lain.

• Kronosistem Kronosistem meliputi pemulaan peristiwa-peristiwa sepanjang rangkaian


kehidupan dan keadaan sosiohistoris (cohort). Misalnya: dalam mempelajari dampak
perceraian terhadap anak- anak, para peneliti menemukan bahwa dampak negatif sering
memuncak pada tahun pertama setelah percaraian. Atau dengan mempertimbangkan
keadaan sosiohistoris, dewasa ini, kaum perempuan tampaknya sangat didorong untuk
meniti karier dibanding pada 20 atau 30 tahun lalu

Interelasi antar manusia dan lingkungannya:

Ada 4 (empat) struktur dasar dalam konsep tersebut, yaitu sistem mikro, meso, exo dan
makro:

1. Sistem mikro adalah keluarga dan hubungan antara anggota keluarga.


2. Apabila anak menjadi lebih besar dan bersekolah maka ia berada dalam sistem
meso.
3. Sistem exo adalah setting dimana anak tidak berpartisipasi aktif tetapi terkena
pengaruh berbagai sistem seperti pekerjaan orang tua.
4. Sistem makro berbicara tentang budaya, gaya hidup dan masyarakat tempat
anak berada.

Menurut Brofenbrenner lingkungan bukanlah kekuatan statis yang mempengaruhi individu


dengan cara yang seragam. Lingkungan merupakan kondisi yang dinamis dan selalu berubah.
Setiap saat mereka menambah dan mengurangi peran atau seting kegiatan dalam kehidupannya,
maka luas makrosistem akan berubah. Brofenbrenner menamakan sebagai transisi ekologi, yang
akan selalu terjadi sepanjang kehidupan manusia dan biasanya menjadi titik tolakperkembangan.
Transisi ekologi tersebut misalnya anak mulai sekolah, mendapatkan pekerjaan, bercerai pindah
atau pension.

BAB III
PENUTUP
A. .Kesimpulan

Etologi adalah studi mengenai tingkah laku hewan dan manusia dipengaruhi biologi, terkait
evolusi. Kelekatan adalah suatu hubungan emosional atau hubungan yang bersifat afektif antara
satu individu dengan individu lainnya yang mempunyai arti khusus. Menurut Bowlby dan
Ainsworth hubungan kelekatan berkembang melalui pengalaman bayi dengan pengasuh ditahun-
tahun awal kehidupannya.
Teori ekologi (ecological theory) menurut Bronfenbrenner ialah pandangan sosio kultural
tentang perkembangan yang terdiri dari lima sistem lingkungan mulai dari interaksi langsung
dengan agen-agen sosial (social agent) yang berkembang baik hingga kebudayaan yang berbasis
luas.

B. Saran

Demikian makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan manfaat bagi penyusun
khusus nya dan bagi pembaca umumnya. Penyusuan menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah kami.

DAFTAR PUSTAKA
Cassidy, J., (2003). Continuity and Change in the Measurement of Infant Attachment: Comment
on Fraley and Spieker. Journal of Developmental Psychology Vol 39, No 3, 409-412.

Gunarsa, Singgih D. (2003) Dasar dan Teori Perkembangan Anak, Jakarta: PT BPK Gunung
Mulia,

Haditono dan Siti Rahayu, 2002. Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.

Monks, Knoersm Haditono, S.R., (2004), Psikologi Perkembangan, pengantar dari berbagai
bidang, UGM Press.

Papalia, D. E., Olds, S. W. (2004). “Human development” (9th ed). Mc Graw Hill, New York

Yudrik Jahya, 2012. Psikologi Perkembangan, Jakarta; Kencana Prenada Media Group

Anda mungkin juga menyukai