Disusun oleh :
Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha Pemurah dan Lagi
Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang
telah melimpahkan Hidayah, Inayah dan Rahmat-Nya sehingga kami mampu
menyelesaikan penyusunan makalah psikologi perkembangan dengan judul “teori etologi
dan teori ekologi” tepat pada waktunya.
Tetapi tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa serta aspek-aspek
lainnya. Maka dari itu, dengan lapang dada kami membuka seluas-luasnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun sarannya demi penyempurnaan makalah
ini.
Akhirnya penyusun sangat berharap semoga dari makalah yang sederhana ini bisa
bermanfaat dan juga besar keinginan kami bisa menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat berbagai permasalah lainnya yang masih berhubungan pada makalah-makalah
berikutnya.
Wassalam,
DAFTAR ISI......................................................................................
A. Kesimpulan ............................................................................
B. Saran ..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang ada dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah antara lain ;
C.Tujuan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etologi
Etologi adalah studi mengenai tingkah laku hewan dan manusia dipengaruhi biologi, terkait
evolusi. Istilah “etologi” diturunkan dari bahasa Yunani, ethos ialah kata Yunani untuk
"kebiasaan".Teori Etologi Modern (Lorenz dan Tindbergen).
Konsep periode penting (critical period), adalah suatu periode tertentu yang sangat dini
dalam perkembangan yang memunculkan perilaku tertentu secara optimal. Para Etologis adalah
para pengamat perilaku yang teliti, dan mereka yakin bahwa laboratorium bukanlah setting yang
baik untuk mengamati perilaku. Mereka mengamati perilaku secara teliti dalam lingkungan
alamiahnya seperti: di rumah,taman bermain, tetangga, sekolah, rumah sakit dan lain-lain.
Pendekatan Metodologis (Pendekatan yang memahami tingkah laku dengan setting yang alamiah),
langkah–langkahnya
Tingkah laku instingtif adalah tingkah laku yang tidak pernah dipelajari dan muncul karena
stimulus eksternal tertentu. Contohnya: tindakan penyelamatan anak ayam oleh induknya karena
dapat merespon kapanpun jika anak-anaknya berada dalam bahaya.
Teori Bowlby/Teori Kelekatan dipengaruhi oleh teori evolusi dalam observasinya pada
perilaku hewan. Menurut teori Etologi, tingkah laku lekat pada anak manusia diprogram secara
evolusioner dan instinktif. Fase-fase kelekatan, yaitu:
Kelekatan sebagai pencetakan (imprinting) ditemukan oleh Konrad, kelekatan anak mengikuti arah
yang serupa dengan proses pencekatan ( imprinting) pada hewan. Pencekatan adalah proses ketika
hewan belajar stimuli pemicu untuk melepaskan insting-insting sosial mereka. Pada manusia, kita
dapat mengamati proses serupa, meskipun berkembang sangat lambat. Hewan yang diamati; anak
itik yang baru menetas mengikuti setiap aktivitas dari figure yang di lihatnya pertama kali. Pola-
pola kelekatan menurut Mary Ainsworth;
1. Kesempatan; anak yang tinggal di panti asuhan, atau orang tuanya meninggal akan
memiliki objek lekat yang berbeda dengan anak lainnya.
1
Yudrik Jahya, Psikologi Perkembangan, Kencana Prenada Media Group, (Jakarata;2012) .h 115
2. Karakteristik caregiver : orang tua atau caregiver yang sensitive dan responsive dapat
membentuk kelekatan yang baik.
3. Karakteristik bayi : temperamen bayi bisa dari faktor hereditas, mempengaruhi
pembentukan kelekatakan.
4. Internal working model ibu : internal working model adalah pola kelekatan yang ada pada
seseorang, terbentuk sejak bayi kecil, dan biasanya hingga biasanya hingga dewasa
mewarnai perilaku pembentukan kelekatan pada orang lain.
Perkembangan kelekatan:
1. Pembentukan internal working model sejak masa bayi merupakan dasar pembentuk pola
kelekatan sejak bayi.
2. Dari gambaran mental orang yang dekat dengan dirinya tersebut, kemudian ia mulai
mengembangkan hubungan dengan orang lain.
3. Usia tiga tahun menurut berndt terjadi goal correted partnership
a. Secure base : bayi-bayi yang tetap merasa aman, caregiver sebagai figure yang hangat dan
penuh kasih sayang.
b. Anxious/ ambivalent : bayi- bayi yang tidak merasa aman namun bersikap ambivalent,
mengingat orang tua/ caregiver mempunyai kepekaan yang tidak dapat di prediksikan dan
mempunyai ketidak pastian dalam memberikan kasih sayang.
c. Avoidant : bayi- bayi yang yang tidak merasa aman dan ingin menghindar, menurut feeney
( 1999) kelekatan ini terbentuk ketika seseorang memandang oang tuanya dingin dan
menolak dirinya.
B. Pengertian Ekologi
Urie Bronfenbrenner sebagai tokoh teori ekologi. Ekologi adalah cabang sains yang mengkaji
habitat dan interaksi di antara benda hidup dengan alam sekitar. Ekologi berasal dari oikos yaitu
habitat dan logos yaitu ilmu. Istilah ekologi telah digunakan secara meluas dan merujuk kepada
kajian saling hubungan antara organisme dengan sekitar dan juga saling hubungan di kalangan
organisme itu sendiri.
Teori ekologi (ecological theory) ialah pandangan sosio-kultural tentang perkembangan yang
terdiri dari lima sistem lingkungan mulai dari interaksi langsung dengan agen-agen sosial (social
agent) yang berkembang baik hingga kebudayaan yang berbasis luas. Kelima sistem dalam teori
ekologi Bronfenbrenner ( 1979 , 1986 , 1989 , 1993)2, ialah :
• Mikrosistem
• Mesosistem
Mesosistem adalah interaksi antar faktor-faktor dalam system mikro meliputi hubungan
antara beberapa mikrosistem atau beberapa konteks. Misalnya: anak-anak dari orangtua
yangkasar dapat mengalami kesulitan mengembangkan hubungan positif dengan guru.
2
Haditono dan Siti Rahayu. Op.Cit. h. 23
Para developmentalis semakin yakin pentingnya mengamati perilaku dalam setting
majemuk untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang perkembangan
individu.
• Ekosistem
• Makrosistem
Makrosistem meliputi kebudayaan dimana individu hidup. Kita ketahui bahwa kebudayaan
mengacu pada pola perilaku, keyakinan, dan semua produk lain dari sekelompok manusia
yang diteruskan dari generasi ke generasi. Makrosistem terdiri dari ideologi negara,
pemerintah, tradisi, agama, hukum, adat istiadat, budaya, dan lain-lain.
Ada 4 (empat) struktur dasar dalam konsep tersebut, yaitu sistem mikro, meso, exo dan
makro:
BAB III
PENUTUP
A. .Kesimpulan
Etologi adalah studi mengenai tingkah laku hewan dan manusia dipengaruhi biologi, terkait
evolusi. Kelekatan adalah suatu hubungan emosional atau hubungan yang bersifat afektif antara
satu individu dengan individu lainnya yang mempunyai arti khusus. Menurut Bowlby dan
Ainsworth hubungan kelekatan berkembang melalui pengalaman bayi dengan pengasuh ditahun-
tahun awal kehidupannya.
Teori ekologi (ecological theory) menurut Bronfenbrenner ialah pandangan sosio kultural
tentang perkembangan yang terdiri dari lima sistem lingkungan mulai dari interaksi langsung
dengan agen-agen sosial (social agent) yang berkembang baik hingga kebudayaan yang berbasis
luas.
B. Saran
Demikian makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan manfaat bagi penyusun
khusus nya dan bagi pembaca umumnya. Penyusuan menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA
Cassidy, J., (2003). Continuity and Change in the Measurement of Infant Attachment: Comment
on Fraley and Spieker. Journal of Developmental Psychology Vol 39, No 3, 409-412.
Gunarsa, Singgih D. (2003) Dasar dan Teori Perkembangan Anak, Jakarta: PT BPK Gunung
Mulia,
Haditono dan Siti Rahayu, 2002. Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Monks, Knoersm Haditono, S.R., (2004), Psikologi Perkembangan, pengantar dari berbagai
bidang, UGM Press.
Papalia, D. E., Olds, S. W. (2004). “Human development” (9th ed). Mc Graw Hill, New York
Yudrik Jahya, 2012. Psikologi Perkembangan, Jakarta; Kencana Prenada Media Group