ILMU
ILMU FIQH ILMU KALAM
TASAWWUF
Ilmu kalam dalam bahasa Arab biasa diartikan
sebagai ilmu tentang perkara Allah dan sifat-
sifat-Nya. Oleh sebab itu ilmu kalam biasa
disebut juga sebagai ilmu ushuluddin atau
ilmu tauhid ialah ilmu yang membahas
tentang penetapan aqoid diniyah dengan dalil
(petunjuk) yang kongkrit.
Al-Farabi; Disiplin ilmu yang membahas Dzat dan sifat
Allah beserta eksistensi semua yang mungkin, mulai yang
berkenaan dengan masalah dunia sampai maslah sesudah
mati yang berlandaskan doktrin Islam.
Ibnu Khaldun, Bahwa Ilmu Kalam itu adalah ilmu yang
digunakan untuk membahas keyakinan-keyakinan iman
dengan keterangan-keterangan akal, serta mengemukakan
alasan-alasan untuk menolak paham-paham kejakinan
mereka yang bertentangan dengan keyakinan golongan
Salaf dan Ahli sunnah.
Ilmu Kalam/Teologi Islam, adalah ilmu yang
membahas aspek ketuhanan dan segala
sesuatu yang berkait dengan-Nya secara
rasional.
ONTOLOGI (nama dan definisi, subjek materi,
objek kajian, sejarah perkembangan,
EPISTEMOLGI (metodologi atau cara menyusun
kajian keimuannya)
AKSIOLOGI (nilai guna atau manfaat ilmu)
Ada beberapa untuk ilmu ini:
Ilmu Kalam
Ilmu Ushuluddin
Ilmu Tauhid
Ilmu Akidah
Ilmu Ushuluddin
Ushûl jamak dari ashl = dasar. Karena itu, ushûl
KHAWAR
SYIAH MURJIAH
IJ
PERSOALAN
TEOLOGIS MURNI
QADARIA JABARIA
H H
QADARIA JABARIA
H H
MUTAZIL
SUNNI
AH
ILMU
KALAM
Ilmu Kalam benar-benar dianggap lahir pada
masa Mu`tazilah karena dialah yang pertama kali
berupaya mensistematisasikan doktrin agama
dalam kerangka tawhîd dan `adl.
Namun sebagai sebuah ilmu yang berdiri sendiri,
Ilmu Kalam baru lahir setelah adanya pertemuan
Islam dengan budaya Yunani (Hellenisme)
Otoritas dan legitimasi politik
Posisi pendosa
Otonomi kehendak
Sifat Allah
Rasionalisme sejati adalah rasionalisme yang
memahami dan menerima fakta mengenai
keberadaan segala sesuatu yang tidak benar-benar
rasional, dan inilah rasionalisme yang menjadi
inti filsafat Islam.
Neoplatonisme adalah bagasi intelektual yang
datang melalui pemikiran Yunani, Syriak,
Kristen, dan Yahudi dan mencoba untuk memberi
ruang bagi Tuhan di luar akal.
Neoplatonisme juga yang memberikan gagasan
bahwa Tuhan itu aktif, bukan hanya fikiran dan
logos (firman). Dia bertindak dan menyebabkan
benda-benda ada.