Kelas PAI 2 C
Disusun Oleh:
A. Latar Belakang
Sasaran pertama yang dituju oleh Islam adalah membangun “manusia yang shalih”
yang pantas menjadi khalifah di bumi, yang telah dimuliakan oleh Allah dengan semulia-
mulianya, yang telah diciptakan-Nya dalam penciptaan yang paling baik danyang
ditaklukan untuknya semua apa yang ada dilangit dan apa yang ada di bumi. Ia adalah
Manusia yang lengkap padanya karakteristik kemanusiaan dan terangkat darikarakter
binatang ternak ataupun binatang buas. Manusia yang shalih inilah yangmerupakan dasar
keluarga yang shalih, masyarakat yang shalih dan umat yang shalih.
Untuk menjadi manusia yang shalih tentu kita perlu mempelajari apa yang
harusdilakukan dan apa yang harus dihindari atau ditinggalkan, karena hidup manusia
tidakhanya mengarah kepada kesempurnaan jiwa dan kesuciannya, tapi kadang
pulamengarah kepada keburukan.
Hal tersebut bergantung kepada beberapa hal yang mempengaruhinya, yang akandi
jelaskan dalam pembahasan ini. Dan dalam pembahasan ini Akhlak terceladidahulukan
terlebih dahulu dibandingkan dengan akhlak yang terpuji agar kitamelakukan terlebih
dahulu usaha takhliyah, yaitu mengosongkan atau membersihkandiri/jiwa dari sifat-sifat
tercela sambil mengisinya (takhliyah) dengan sifat-sifat terpuji.Kemudian kita melakukan
tajalli, yaitu mendekatkan diri kepada Allah.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Akhlak Falsafi atau Akhlak Teoritik?
2. Akhlak Falsafi menurut Al-Kindi?
3. Akhlak Falsafi menurut Al-Farabi?
4. Akhlak Falsafi menurut Imam Al-Ghazali?
5. Akhlak Falsafi menurut Ibn Sina?
6. Akhlak Falsafi menurut Ibn Rusyd?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Akhlak Falsafi atau Akhlak Teoritik
2. Mengetahui bagaimana Akhlak Falsafi menurut Al-Kindi
3. Mengetahui bagaimana Akhlak Falsafi menurut Al-Farabi
4. Mengetahui bagaimana Akhlak Falsafi menurut Imam Al-Ghazali
5. Mengetahui bagaimana Akhlak Falsafi menurut Ibn Sina
6. Mengetahui bagaimana Akhlak Falsafi menurut Ibn Rusyd
D.
BAB II
PEMBAHASAN
Kesimpulan
Pemikiran para filosof tentang akhlak seperti yang dikemukakan oleh para filosof dalam
uraian di atas, bukan hanya dalam tataran teoritis tapi juga dalam tataran praktisnya. Konsep
akhlak seperti yang mereka tawarkan itu semuanya dapat diterapkan dengan mudah dalam
segala aspek keidupan terutama bagi orang yang berkemauan keras untuk itu. Dari uraian
tentang dimensi akhlak dalam filsafat Islam yang dikemukakan oleh beberapa filosof tersebut
di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pada intinya, semua filosof di atas membahas hal-hal yang berkaitan dengan
keberanian, karam (kemurahan), dan ‘iffah yang di dalamnya tercakup berbagai jenis
keutamaan dan kebahagiaan.
2. Tidak bisa dipungkiri bahwa, pemikiran para filosof tentang akhlak banyak
dipengaruhi dalam pikiran Yunani daripada pengaruh Islam, walaupun dia seorang
filosof muslim.
3. Akhlak dengan sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang melahirkan perbuatan-
perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran maupun pertimbangan.
4. Ibnu Sina berpendapat bahwa filsafat, akhlak dan politik merupakan dua masalah
yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Akhlak penekananya antara individu dan orang
lain, sedang politik menjangkau hubungan yang seharusnya berlangsung antara
penguasa dan rakyat.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Daudy, Kuliah Filsafat Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996)
Al-Ghazali, Muhammad. Ahklak Seorang Muslim. Semarang: Wicaksana, 1985.
https://backtoaceh.blogspot.com/2018/11/pengertian-akhlak-falsafi-amali.html
Imam Al-Ghazali, Al-Munqiz Min Al-Dhalal, Terj. Abdullah bin Nuh, Cet IV, (Jakarta:
Tintamas,1984)
Nata, Abuddin. Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995.
Tesis Abdul Wahid tentang Konsep Ilmu Pengetahuan Menurut Al Ghazali Dan Ibnu
Rusyd Serta Implikasi Terhadap Pengembangan Pendidikan Islam tahun 2014