Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERADABAN ISLAM TURKI MODERN

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok

Mata kuliah : Sejarah Peradaban Islam (modern)

DOSEN PENGAMPU

Tahrir Rosyadi, M.pd.l

DISUSUN OLEH:

Nama Nim

Isnaturosidah (20116873)

Nurul Rahmaniah (20116892)

INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA KEBUMEN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini yang berjudul " PERADABAN ISLAM TURKI MODERN ".

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada kita
mengenai peradaban Islam Turki Modern. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-
teman semua.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari Bapak atau Ibu dosen dan teman-teman semua, saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Aamiin.

Kebumen, 18 September 2021

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR……………………………………………….............................................................
.........

DAFTAR
ISI………………………………………………………………………….........................................
.................

BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................

Kesimpulan.....................................................................................................................................

Daftar Pustaka................................................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

BAB ll

PEMBAHASAN

A. Turki Modern

Sejarah Politik Negara Istambul Turki

Para ahli sejarah kuno menduga, bahwa bangsa Hittiti-lah yang


pertama menempati wilayah Turki sekarang. Pada awal-awal
tahun Masehi, ia dinamakan Bizantium dibawah kekuasaan
Romawi yang berkuasa di kawasan ini selama lebih dari empat
abad. Dari tangan Romawi kemudian orang-orang Barbar
merebutnya dan memindahkan ibukota kerajaan dari Roma ke
Konstantinopel (Ibukota Turki Sekarang). Pada abad ke-12 M
umat islam dibawah bimbingan dinasti Abbasiyah dengan
kekuatan orang-orang Turki di bawah komando Erthogrul dan
anaknya bernama Otsman, akhirnya dapat merebut wilayah ini,
sekaligus dinasti Abbasiyah memercayakan dan menghadiahkan
pemerintahannya kepada mereka. Pada abad ke-13 M berdirilah
dinasti Utsmaniyah, dan akhirnya oleh mereka ibukota kerajaan
dinamakan Istanbul. Dulu wilayah kekuasaannya paling luas di
antara tiga kerajaan besar (Syafawi, Mughol, dan Utsmaniyah
saat itu), meliputi tiga benua yakni jazirah Arabia, Balkan,
Hungaria hingga kawasan Afrika Utara.

Beberapa puluh sultan ikut memerintah dari keluarga besar


pewaris kesultanan. Akan tetapi, sejak Perang Dunia I Turki
akibat banyak terlibat dalam peperangan negara ini banyak
terkuras dalam energi ekonomi, termasuk wilayah-wilayah
kekuasaannya banyak yang merdeka. Apalagi benyak sultan-
sultan Utsmaniyah belakangan banyak memiliki kelemahan.
Maka sejak tahun 1925 M Turki diubah menjadi negara sekuler,
dengan menghilangkan sistem kekhalifahan ataupun kesultanan
di bawah pimpinan Mustofa Kemal Attaturk. Sultan yang sedang
berkuasa di lengserkan dan diganti dengan tokoh muda Turki
Attaturk. Tahun 1950 untuk pertama kalinya Turki melakukan
pemilu, Partai Republik bentukan Kemal Attaturk dikalahkan
oleh Demokrat. Tahun 1961 Partai Republik berkuasa kembali,
namun didominasi oleh Partai Motherland.

B. Islam di Turki Modern

Bangkitnya Islam kembali di Turki dalam periode Pasca-Kemalis,


merupakan suatu fenomena yang terjadi bersama-sama dengan
pengendoran sekulerisme. Pengaruh umum dari Islam pada
masyarakat Turki, setelah tertimpa pengaruh reformasi-
reformasi sekular yang dilakukan di negeri itu. Tujuannya adalah
untuk mengetahui sejauh mana nilai-nilai tradisi Islam masih ada
dalam kehidupan nasional rakyat Turki, dan hubungan Turki
dengan Negara-negara Muslim. Semua usaha untuk melakukan
reformasi dalam bidang agama di Turki kurang lebih telah gagal.
Setelah coup d’etat tentara pada tanggal 27 Mei 1960, tuntutan
rakyat untuk terjemahan autentik Al-Qur’an ke dalam bahasa
Turki disuarakan kembali. Kelompok agama tidak begitu
menaruh perhatian pada tuntutan itu, sekalipun beberapa surat
kabar Turki menerbitkan pertanyaan-pertanyaan tentang itu
untuk menarik pandangan umum. Salah satu tuntutan jawaban
terhadap pertanyaan itu adalah tentang shalat yang harus
dilakukan dalam bahasa Turki. Mantan Direktur Urusan Agama,
Omer Nasuhi Bilmen berkata dalam suatu statemen kepada pers,
bahwa menurut prinsip-prinsip syari’ah, melakukan shalat dalam
bahsa Turki tidak dibolehkan. Pemerintah mengambil sikap yang
netral terhadap perbedaan pendapat ini, dan masalah itu
berakhir dalam keadaan tidak menentu.

Kebangkitan Islam kembali di Turki pada tahun-tahun akhir ini


telah menarik perhatian beberapa pengamat Barat. Sementara
dari mereka melahirkan ketakutan bahwa hal itu akan membawa
kebangkitan fanatisme. Jika hal yang sedemikian itu berkembang,
maka hal itu akan berakibat menghapus banyak kerja yang telah
dilaksanakan oleh pembaru-pembaru Turki lebih dari satu Abad
lalu. Pendapat-pendapat yang semacam ini didasarkan kepada
pandangan dangkal terhadap situasi menyeluruh. Kebangkitan
kembali Islam menunjukan perhatian yang murni diantara kelas
yang terdidik dari rakyat Turki dalam mempelajari Islam. Harus
diingat bahwa sentimen nasional ini, yang begitu kuat di Turki,
sebagian besar juga bercampur dengan sentiment Islam.
Sebagaimana disebutkan diatas. Rupanya hal itu merupakan
tanggapan nasional dari rakyat Turki terhadap dorongan
nasional yang kuat terhadap agama. Secara politis negara Turki
telah mempunyai pandangan bahwa Turki adalah anggota dari
peradaban Barat. Dalam hal loyalitas kultural, rakyat Turki terus
mempertahankan identifikasi mereka dengan Islam.

Orang-orang Turki dari Anatolia adalah rakyat Turki yang


paling mem-Barat. Karena lamanya hubungan dengan negeri-
negeri Eropa Barat, kondisi kehidupan mereka adalah berbeda
dari kondisi bangsa lain di Timur Tengah. Mereka adalah pioner
di antara rakyat-rakyat dari wilayah ini, dalam menegakan
institusi-institusi demokratis. Sekalipun adanya pengaruh-
pengaruh dari Barat, namun mereka tetap memelihara sementara
cirri-ciri lama yang berupa keberanian, disiplin, setia kepada
keluarga dan tanah air. Kenyataan bahwa mereka merupakan
bangsa terkemuka dalam dunia Islam berabad-abad lamanya
menerangkan, sebagian besar, pengaruh Islam yang begitu kuat
terhadap tradisi-tradisi kebudayaan mereka.

Sistem keluarga Turki sebagian besar masih didasarkan kepada


tipe-tipe ikatan lama dan otoritas paternal, terutama di desa-desa
di mana hampir 75% dari semua penduduk Turki hidup.
Diantara rakyat yang terdidik, yang hidup di kota-kota besar
kecenderungan kearah keluarga kecil adalah cukup jelas. Karena
adanya ongkos hidup yang tinggi di daerah-daerah kota, maka
setiap anggota yang sudah dewasa dari keluarga Turki berusaha
melakukan perdagangan atau bekerja sesuai keahliannya, supaya
dapat membantu penghasilan keluarga. Sekalipun adanya
perubahan-perubahan itu, otoritas orang tua terhadap anak-
anaknya termasuk anak-anaknya yang sudah besar, baik pemuda
maupun gadis tetap dirasakan. Wanita-wanita yang belum
menikah hidup bersama orang tua mereka selagi mereka belajar
dan bekerja, untuk menambah penghasilan keluarga. Mereka
dengan ketat dibawah kekuasaan orang tua mereka. Dalam
pertemuan mereka dengan kenalan laki-laki, sistem pendamping
biasanya masih dilakukan. Menyimpang dari kebiasaan-
kebiasaan ini adalah sangat langka. Pengawasan orang tua yang
semacam ini terhadap anak laki-laki dan perempuan yang sudah
mulai besar tidak kelihatan dalam pengamatan orang-orang
asing. Persetujuan orang tua terhadap calon menantu, laki-laki
atau perempuan, dianggap sangat pokok bagi kelangsungan
perkawinan. Tipe pergaulan ala Barat sebelum perkawinan belum
berkembang di Turki, sekalipun wanita-wanita Turki yang
berpendidikan memperoleh kebebasan dalam memilih suami
mereka.

C. Perkembangan Islam di Turki Modern

Banyak orang muda laki-laki maupun perempuan, terus-menerus


pindah ke kota, untuk bekerja, pendidikan, atau latihan kerja.
Sekalipun adanya perkembangan yang semacam ini, tradisi Islam
dari Keluarga Turki tetap dipertahankan. Bahkan industrialisasi
di daerah-daerah pedesaan menambah jumlah wanita yang
memakai cadar, karena mereka berpendapat harus menutup
muka mereka dihadapan orang-orang asing.

Pentingnya pendidikan Islam bagi anak-anak Turki ditekankan


diantara segenap lapisan masyarakat pada tahun-tahun akhir ini.
Surat kabar-surat kabar harian dan berkala Turki menerbitkan
banyak artikel tentang keharusan pendidikan Islam bagi pemuda-
pemudi. Semangat orang-orang Turki modern untuk menjadi
suatu bangsa yang modern dan demokratis, selalu disertai dengan
kesadarannya yang mendalam tentang watak dan ideal ke-
Turkian dan keislaman. Pendidikan agama mulai diadakan atas
dasar pilihan oleh rezim Republik di bawah tekanan opini rakyat.
Pada waktu Partai Demokrat memegang kekuasaan pada bulai
Mei 1950, rezim baru itu memperkenalkan pendidikan agama
secara wajib, dan mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan
untuk pelaksanaan kebijaksanaan itu.

Tuntutan untuk pendidikan Islam yang lebih tinggi makin


meningkat sejak tahun 1950. Selain daripada 26 sekolah untuk
mencetak imam dan khatib, Fakultas Ketuhanan di Universitas
Ankara, Institut Riset Islam di Universitas di Istanbul, tiga buah
Institut Studi Islam Tinggi telah bekerja di Istanbul, Konya, dan
Izmir. Beberapa rencana untuk peningkatan jumlah imam dan
khatib telah disiapkan oleh pemerintah Turki sejak tahun 1960.
Sementara mahasiswa dari sekolah-sekolah imam dan khatib
telah pergi ke luar untuk pendidikan yang lebih tinggi pada
tahun-tahun akhir ini. Ini merupakan suatu arah yang sehat yang
menujukan dorongan kuat dari rakyat dan pemerintah Turki
untuk mempertahankan tingkatan yang tinggi dari studi Islam.
Bersama-sama dengan sains dan seni modern.

Ketaatan orang-orang Turki untuk melakukan shalat, berpuasa,


dan membangun masjid-masjid yang indah adalah sangat
terkenal. Orang Muslim dari luar negeri yang datang ke Turki
akan sangat terkesan oleh disiplin dan tertib yang dilakukan oleh
orang-orang Muslim Turki di dalam masjid-masjid mereka.
Kedatangan orang-orang muslim ke masjid di kota-kota dan juga
desa-desa adalah peristiwa biasa. Adzan dikumandangkan dalam
bahasa Arab sejak tahun 1950, dan salat juga dilakukan dalam
bahasa Arab seperti biasanya. Pembacaan Al-Qur’an oleh imam
biasanya indah sekali, dan suaranya merdu.

Sa’di seorang penyair masyhur dari Persia dalam salah satu dari
syairnya menyatakan bahwa orang-orang Turki itu diberi rahmat
dengan keindahan pada permulaan penciptaannya. Tetapi Allah
memberikan banyak sifat baik kepada bangsa Turki, yang berupa
kecerdasan otak dan watak yang baik, seperti keberanian, simpati
yang mendalam terhadap sesama manusia, termasuk musuhnya,
sabar dalam menghadapi kesulitan, jujur dalam tujuan, ikhlas
dalam kata-katanya dan perbuatan, cinta yang mendasar
terhadap keluarga dan bangsa, dan dorongan kuat untuk
memegang pimpinan dalam setiap lapangan hidup. Adalah sifat-
sifat ini yang memungkinkan bangsa Turki untuk
mempertahankan kedudukan mereka sebagai pemegang bendera
Islam selama seribu tahun lamanya. Perkembangan-
perkembangan ini merupakan manifestasi dari ikatan-ikatan
persaudaraan Islam yang ada antara bangsa Turki dengan
bangsa-bangsa seagama di bagian-bagian lain dunia ini.
Bangkitnya negeri-negeri Muslim yang merdeka di Timur
Tengah, Afrika Utara, Asia Tenggara, dan Timur Jauh telah
memperkuat kemungkinan kerjasama kebudayaan, ekonomi, dan
politik, di antara negeri-negeri itu dengan Turki. Kebudayaan
Turki mempunyai beberapa persamaan dengan kebudayaan
Barat, hal ini disebabkan faktor-faktor sejarah dan geografis.
Orang-orang Turki dari Anatolia telah menjadi penguasa dan
pelindung ujung Barat dari dunia Muslim berabad-abad lamanya.
Mereka memerintah wilayah yang luas dari Eropa Timur dalam
jangka waktu yang lama.
Seni impresionis modern telah diambil oleh seniman-seniman
Turki sejak gerakan sekularisme Republik Turki, melukis dan
mematung diajarkan di sekolah-sekolah Turki. Seni Turki kuno
dalam beberapa hal masih tetap dipelihara dalam alat-alat
porselin, yang berisi lukisan-lukisan yang indah dan menarik,
termasuk kaligrafi Arab yang sangat indah. Ahli-ahli kaligrafi
Turki adalah mashyur dalam sejarah kebudayaan Islam, karena
sempurnanya teknik dan indahnya gaya mereka. Masjid-masjid
Turki, perpustakaan dan museum telah menyimpan beberapa
contoh yang sangat indah dari kaligrafi Turki dalam bentuk
buku, monogram, dekrit sultan, dan inskripsi.

Dikatakan bahwa al-Qur’an itu diturunkan di bumi Hijaz,


dibaca di Mesir, ditulis di Turki. Adalah betul bahwa cara orang-
orang Mesir membaca Al-Qur’an telah memperoleh kehormatan
yang tinggi diseluruh dunia Islam, dan mushaf al-Qur’an yang
paling baik adalah ditulis oleh penulis-penulis Turki, dan umat
Islam yang paling terkenal dengan sopan-santunnya dan kegiatan
melakukan ibadahnya adalah umat Islam Indonesia. Peninggalan-
peninggalan tulisan mereka masih tersimpan di museum-museum
dan perpustakaan-perpustakaan di Turki. Mushaf Utsmani,
mushaf al-Qur’an yang ditulis oleh kaligrafis Turki yang sangat
termasyhur, menjadi sangat populer di seluruh dunia Islam.
Pemerintah Turki selalu menaruh perhatian dalam mencetak
mushaf al-Qur’an, dengan maksud untuk memelihara
keshahihannya.

Kecintaan orang-orang Muslim Turki pada kaligrafi tetap masih


hidup hingga dewasa ini, sekalipun adanya penggunaan
tulisanLatin secara resmi. Monogram dan inskripsi Arab
dipergunakan sebagai hiasan di rumah orang-orang Turki, toko,
dan masjid-masjid mereka. Industri kerajinan tangan dari alat-
alat yang dibuat dari porselin merupakan alat yang ampuh untuk
memelihara dan memamerkan tulisan Arab. Sebagian besar dari
orang-orang Turki setengah baya, baik laki-laki maupun
perempuan, termasuk pejabat-pejabat tinggi negara maupun
diplomat masih menggunakan tulisan Arab untuk surat-menyurat
pribadi mereka. Dalam arsitektur umum, Turki modern
mengambil bentuk Eropa secarra penuh. Namun, bentuk-bentuk
mesjid yang baru rupa-rupanya merupakan bentuk campuran
antara arsitektur tua dan modern.

Di antara bangsa-bangsa Muslim, bangsa Turki mempunyai


selera tinggi untuk merayakan perayaan-perayaan nasional
mereka dengan keanggunan dan kesyahduan. Dua perayaan yang
penting dalam penanggalan Islam, Idul Fitri dan Idul Adha,
masing-masing secara resmi dirayakan selama tiga hari. Hari
Nasional Turki dirayakan pada tanggal 29 Oktober, untuk
memperingati berdirinya Republik Turki. Parade-parade militer
yang diadakan pada peristiwa-peristiwa nasional adalah
mengesankan dan penuh dengan warna-warni. Parade-parade itu
menggambarkan tradisi kepahlawanan dan keberanian rakyat
Turki. Tidak ada parade dianggap lengkap, kecuali dengan
barisan kuda dan joki-jokinya. Adalah menjadi kepercayaan
umum di kalangan bangsa Turki, bahwa kemenangan mereka di
medan pertempuran adalah berkat ikut sertanya barisan kuda-
kuda pilihan dan penunggang-penunggangnya yang cekatan. Oleh
karena itu, kuda dianggap membawa berkah. Kuda Turki
dianggap kuda yang paling baik di dunia.
Kemajuan Turki dalam bidang sosial, kebudayaan, ekonomi dan
politik pada tahun-tahun belakangan ini menunjukkan bahwa
dari semua negeri di Timur Tengah. Turki adalah negeri yang
paling cocok untuk perkembangan demokrasi. Perkembangan
institusi-institusi demokrasi sedikit demi sedikit tetapi tetap,
adalah suatu bukti bahwa di Turki terdapat pembawaan yang asli
di antara rakyatnya untuk mendapatkan tatanan sosial yang
progresif dan demokratis. Sebaliknya, kebangkitan kembali Islam
telah menolak konsepsi yang salah di antara para pengamat
Barat, bahwa Islam dan demokrasi adalah tidak bias berjalan
bersama-sama. Memang mungkin juga ada beberapa kesalahan
dalam menerapkan demokrasi di Turki, dari pandangan Barat,
tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa arah perkembangannya
adalah menuju kepada system yang lebih baik, yang didasarkan
kepada struktur ekonomi yang mencukupi diri sendiri.

D. Tempat-Tempat bersejarah di Turki

1. Gedung Blue Mosque (Masjid Biru), yang dibangun Sultan


Mohammad (abad ke-13). Hiasan lampu di seluruh ruangan,
aneka keramik dinding biru diselingi kaligrafi bagai ukiran.
Masjid ini disebut “masjid biru” karena kubah penutupnya
berwarna biru. Bangunan ini berada di Istambul Turki dan
dibangun oleh Sultan Ahmed I pada tahun 1609 dan selesai pada
1612. Sultan Ahmed membangun Masjid Biru untuk menandingi
bangunan Hagia Sopia buatan kaisar Bizantium yaitu Constantin
I, Hagia Sopia berada satu blok dari Masjid Biru. Hagia Sopia
dulunya adalah Gereja Bizantium sebelum jatuh ke daulah Turki
Otoman pada tahun 1453 M . Masjid Biru memiliki 6 menara,
diameter kubah 23,5 meter dan tinggi kubah 43 meter, kolom
beton berdiameter 5 meter. Masjid ini adalah satu dari dua buah
masjid di Turki yang mempunyai enam menara, yang satu lagi
berada di Adana. Kabarnya, akibat jumlah menara yang sama
dengan Masjidil Haram di Mekkah saat itu, Sultan Ahmad
mendapat kritikan tajam sehingga akhirnya beliau
menyumbangkan biaya pembuatan menara ketujuh untuk
Masjidil Haram. Yang menarik, sebuah rantai besi yang berat
dipasang di atas pintu gerbang masjid sebelah barat. Di masa lalu,
hanya Sultan yang boleh memasuki halaman masjid dengan
mengendarai kuda, dan rantai ini dipasang agar Sultan
menundukkan kepalanya saat melintas masuk agar tidak terantuk
rantai tersebut. Ini dimaksudkan sebagai simbol kerendahan hati
penguasa di hadapan kekuasaan Ilahi.

2. Bangunan Aya Sofia di masa Romawi adalah sebuah gereja


Setelah Constatinopel berpindah ke tangan kerajaan Islam, maka
Sulthan Mehmed (1451-1481) merubah Aya Sofiya menjadi
masjid.

E. Tokoh-tokoh Islam di Turki

1. Sultan Muhammad Al-Fatih, Sang Pembuka Istanbul Sejak


kecil Ia telah mencermati usaha ayahnya menaklukkan
Kostantinopel. Bahkan beliau mengkaji usaha-usaha yang pernah
dibuat sepanjang sejarah Islam ke arah itu, sehingga
menimbulkan keinginan yang kuat baginya meneruskan cita-cita
umat Islam. Ketika naik tahta pada tahun 855 H/1451 M, dia telah
mulai berpikir dan menyusun strategi untuk menaklukan
Konstantinopel.
2. Sultan Sulaiman I atau Sulaiman Al-Qanuni (6 November
1494–5/6 September 1566) adalah Sultan dan Khalifah Turki
Utsmani. Sultan Sulaiman berhasil menyebarkan Islam hingga ke
tanah Balkan di Eropa meliputi Hongaria, Beograd, Austria,
benua Afrika dan Teluk Persia. Dilahirkan di Trabzon.Di awal
usia 7 tahun, ia telah dididik dengan ilmu kesusasteraan, sains,
sejarah, agama dan taktik ketentaraan di Istana Topkapi,
Istanbul .

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Secara teoritis, Negara Turki adalah Negara Islam, sekalipun


secara de facto adalah sekular. Setelah kemenangan Partai
Demokrat dalam pemilihan umum bulan Mei 1950, pemerintah
Turki menerapkan pendidikan agama wajib di sekolah-sekolah
dan memberikan kebebasan yang lebih luas dalam kehidupan
agama kepada rakyat. Kebebasan agama, memajukan usaha-
usaha pribadi, dan hubungan lebih rapat dengan dunia Muslim.
Perubahan-perubahan ini menciptakan kondisis yang mendukung
kebangkitan kembali Islam, dan membawa keaktifan Turki dalam
ikut serta menangani masalah-masalah dunia Muslim. Rezim
demokrat memberikan dorongan bagi perkembangan pers Islam
dan dasar geraknya. Islam adalah agama dari kurang leibih 99%
dari rakyat Turki. Makin meningkatnya perhatian kepada agama
menunjukkan bahwa Islam memberikan tanggapan terhadap
keperluan rohani dan moral bagi rakyat Turki. Kesadaran
sebagai umat Islam adalah sangat kuat diantara rakyat Turki.
Pola-pola Islam dan Turki tampak menonjol di kebudayaan
Turki, sekalipun pengaruh kebudayaan Barat juga tampak,
khususnya dikalangan terdidik. Bangsa Turki selalu sadar dengan
identitas kulturalnya. Prinsip-prinsip dan tradisi Islam rupa-
rupanya merupakan elemen yang tidak bisa dipisahkan dari
kebudayaan Turki. Ini merupakan faktor yang penting dalam
pengembangan hubungan kultural Turki dengan dunia Muslim.

Turki adalah suatu Negara Muslim modern yang didasarkan


kepada prinsip-prinsip demokrasi Barat. Jiwa nasionalisme Turki
tetap merupakan kekuatan yang dinamis lagi stabil yang
mendorong kemajuan Turki Modern. Negeri-negeri Muslim lain
sedang melintasi tahap-tahap peralihan, dan berusaha untuk
menegakkan pola-pola pemerintahan demokrasi mereka sendiri.
Bahwa Turki ingin memperkokoh hubungan-hubungan kultural,
ekonomi, dan politik dengan dunia Muslim lainnya sekarang dan
pada masa-masa yang akan datang. Dengan makin tumbuhnya
swasembada dalam kehidupan ekonomi dan industri, adalah
patut bahwa Turki akan memainkan peranan penting dalam
masalah-masalah dunia.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, H.A Mukti 1994, Islam dan Sekularisme di Turki Modern,


Jakarta: Djambatan.
http://fbeshefi.blogspot.com/2010/06/sejarah-perkembangan-
islam-di-negara.html

Anda mungkin juga menyukai