Anda di halaman 1dari 7

Nama: Auli Anggi Pratiwi

NIM: 2118007

Kelas: PAI 6B

Kurikulum Pendidikan di Finlandia


A. Proses pendidikan

Pendidikan di Finlandia menekankan pada pentingnya diagnosis dan intervensi dini terhadap
kesulitan atau hambatan yang dihadapi murid dalam belajar. Berbeda dengan kebanyakan negara
yang umumnya mendeteksi kesulitan dengan mengadakan evaluasi yang biasanya hanya
mengukur satu komponen (tes cognitif). Finlandia bertindak dengan cara yang berbeda.
Pendidikan di Finlandia percaya bahwa diagnosis atau deteksi dini dan intervensi dini adalah
bagian dari proses belajar mengajar yang harus dilakukan. Sehingga setiap anak yang mengalami
kesulitan dalam pembelajaran akan dideteksi lebih dini dan disediakan bantuan secara individual
secepatnya untuk menghindari atau menangani masalah tersebut.

Guru kelas di Finlandia dapat melakukan hal ini karena jumlah guru yang dapat mencapai tiga
orang untuk satu kelas. Selain itu hanya 4 jam guru mengajar dalam sehari di Finlandia dan
ditambah 2 jam untuk pengembangan diri dalam seminggu. Guru dalam OECD ini rata-rata
mengajar 703 jam selama setahun, sedangkan guru di Finlandia mengajar hanya 592 jam selama
setahun). Waktu ekstra guru di Finlandia lebih banyak digunakan untuk mendukung murid yang
memerlukan perhatian khusus. Murid yang memerlukan perhatian khusus akan di bawa ke kelas
yang terpisah dan disediakan rencana pembelajaran secara individual. Dengan cara seperti ini,
pendidikan di Finlandia menjamin bahwa tidak ada murid yang tertinggal dalam pembelajaran.
Tindakan ini mereka lakukan dengan sangat elegan. Di Finlandia bahkan ada ungkapan yang
mengatakan bahwa “murid khusus adalah murid yang selama pendidikannya belum pernah
mendapatkan perhatian khusus”. Hal ini menandakan bahwa di Finlandia pemberian perhatian
khusus terhadap siswa merupakan hal yang sangat penting.

Dukungan bagi guru yang menemukan murid yang membutuhkan perhatian khusus disediakan
melalui “tim perkembangan murid” yang ada di setiap sekolah di Finlandia. Tim perkembangan
murid ini terdiri dari guru kelas, psikolog sekolah, konselor pendidikan, dan kepala sekolah. Tim
ini bertemu setiap minggu untuk membicarakan kasus yang ditemui pada murid seperti
kekerasan, kesulitan belajar, dan perilaku non sosial, sehingga guru tidak merasa sendirian dalam
menangani siswa yang memerlukan perhatian khusus. Setiap kasus dicari solusinya secara
individual.

B. Sistem pendidikan Finlandia

Pemerintah memberikan perhatian terhadap pendidikan lebih besar dari sektor lainnya, karena
dengan cara seperti ini secara otomatis sektor lain juga akan berkembang dengan sendirinya.
Kebijakan-kebijakan pendidikan di Finlandia

1. Pekerjaan Rumah (PR) diberikan sesedikit mungkin. Maksimum hanya menghabiskan


waktu setengah jam untuk belajar di rumah.

2. Guru yang mengajar di SD semuanya harus tamatan S2 dan itupun harus sepuluh besar
dari fakultas keguruan.

3. Di Finlandia guru bebas memilih Rancangan pembelajaran (RPP) dan buku pelajaran
yang sesuai dengan pertimbangannya.

4. Dalam proses pembelajaran hampir semua guru menciptakan metode mengajar yang
menyenangkan (learning is fun) motivasi intrinsik adalah kata kunci keberhasilan siswa.

5. Dalam pengaturan kelas di Finlandia tidak ada pengkastaan kelas (kelas khusus atau plus
dan kelas biasa, kelas reguler dan non-reguler atau sekolah bilingual). Sekolah swasta
mendapat besaran dana yang sama dengan sekolah negeri.

6. Bahasa Inggris mulai diajarkan di kelas III SD. 8) Jumlah hari bersekolah di Finlandia
hanya 190 hari per tahun (Indonesia 220 hari per tahun. Jumlah hari libur 30 kali lebih
banyak dibandingkan dengan Indonesia).

C. Hal-hal yang mendukung kemajuan pendidikan di Finlandia

1. Setiap anak diwajibkan mempelajari bahasa Inggris dan membaca satu buku setiap
Minggu. Biaya pendidikan tidak dipungut sedikitpun sejak dari TK sampai perguruan
tinggi.
2. Wajib belajar diterapkan kepada setiap anak sejak umur tujuh tahun sampai 16 tahun.

3. Selama pendidikan berlangsung guru mendampingi proses belajar setiap siswa, lebihlebih
lagi terhadap siswa yang agak lamban. Bahkan terhadap siswa yang lemah sekolah
menyiapkan guru bantu untuk mendampingi guru tersebut serta kepada mereka diberikan
kursus secara pribadi.

4. Setiap guru wajib membuat evaluasi perkembangan belajar siswa setiap hari.

5. Ada perhatian khusus bagi siswa di sekolah dasar (umur 7 tahun), karena bagi mereka
menyelesaikan masalah belajar di sekolah dasar jauh lebih mudah dari pada siswa yang
berumur 14 tahun.

6. Orang tua bebas memilih sekolah bagi anaknya karena perbedaan mutu antar sekolah
sangat kecil.

7. Semua fasilitas belajar dan mengajar dibayar atau disiapkan oleh negara.

8. Negara membayar kurang lebih 200 ribu Euro per siswa untuk dapat menyelesaikan
studinya hingga tingkat perguruan tinggi.

9. Semua siswa (miskin dan kaya) mempunyai kesempatan yang sama untuk belajar dan
mencapai cita-citanya karena ditanggung oleh Negara`

10. Pemerintah tidak segan-segan mengeluarkan dana untuk peningkatan mutu pendidikan.

11. Makan-minum di sekolah dan transportasi semua ditanggung oleh negara.

12. Biaya pendidikan diperoleh dari pajak daerah, provinsi dan tingkat nasional.

13. Mengenai kesejahteraan guru, setiap guru menerima 3400 Euro per bulan atau setara
dengan 42 juta rupiah. Guru bukan hanya pengajar tetapi juga disiapkan sebagai seorang
ahli pendidikan.

14. SD dan SMP tidak lagi mengeluarkan ijazah mengingat tuntutan dunia kerja saat ini tidak
meminta ijazah dari dua jenjang pendidikan ini. Untuk masuk SMP cukup dengan
memperlihatkan rapor saja begitu juga dari SMP ke SMA. Ijazah hanya diberikan pada
tingkat SMA saja.
15. Finlandia menerbitkan lebih banyak buku untuk anak-anak dari pada negeri mana pun di
dunia.

16. Hasil dari kebijakan ini sebesar 25% kenaikan pendapatan nasional Finlandia
disumbangkan oleh meningkatnya mutu pendidikan.

17. Menurut mereka ukuran kemajuan sebuah negara adalah bukan pendapatan nasional,
bukan kemajuan teknologi, bukan kekuatan militer, tetapi karakter penduduknya. Hal ini
hanya dapat dibina melalui pendidikan.

18. Kurikulum pendidikan Finlandia tidak sepadat kurikulum yang diberlakukan di negara-
negara lainnya, khususnya negara Asia. Anak-anak di Finlandia menghabiskan waktu
lebih sedikit di sekolah dibandingkan anak-anak di negara lain. Jam istirahat sekolah juga
lebih panjang, yakni 75 menit, dibandingkan dengan negara seperti Amerika yang
membatasi waktu 30 menit istirahat. Mereka juga diberikan tugas yang lebih sedikit.
Selain itu, anak-anak Finlandia memulai pendidikan akademik di usia 7 tahun, berbeda
dengan kebanyakan negara yang memulai pendidikan akademik anakanak di usia yang
lebih muda (Indonesia anak berusia 6 tahun sudah boleh sekolah dasar).
SISTEM PENDIDIKAN DI NEGARA MESIR

A. Struktur dan Jenis Pendidikan

 Sistem Pendidikan Formal

Sistem pendidikan mesir mempunyai dua struktur parallel:struktur sekuler dan struktur
keagamaan Al-Azhar. Struktur sekuler diatur oleh Kementrian Pendidikan. Struktur Al-Azhar
dilaksanakan oleh kementrian Agama di negara-negara lain.Selain dari kedua struktur ini, ada
pula jenis sekolah yang diikuti sejumlah kecil anak-anak. Misalnya, anak cacat masuk ke
sekolah-sekolah khusus, bagi yang ingin menjadi militer msuk ke sekolah militer, dan ada pula
genrasi muda yang meninggalkan sekolahnya dan mendaftar pada program-program nonformal
yang diselenggarakan oleh berbagai badan atau lembaga.

 Sistem Sekolah Sekuler

Pendidikan wajib di mesir berlaku sampai Grade 8 yang ingin dikenal sebagai pendidikan dasar.
Ada pendidikan taman kanak-kanak dan play group yang mendahului pendidikan dasar tapi
jumlahnya sangat kecil dan kebanyakan berada di kota-kota. Pendidikan dasar ini dibagi menjadi
dua jenjang.

 Sistem Sekolah Al-Azhar

Sistem sekolah ini hampir sama dengan sistem sekolah sekuler ada tingkatan sekolah dasar.
Perbedaannya ialah bahwa pendidikan agama Islam lebih mendapat tekanan. Tetapi, untuk mata
pelajaran kurikulumnya seperti pada sistem sekolah sekuler. Pada level universitas fakultas-
fakultasnya sama dengan yang ada pada pendidikan sekuler tetapi kurikulumnya lebih
menekankan kepada keagamaan. Selanjutnya, seluruh pendidikan guru untuk pendidikan
keagamaan hanya diselenggarakan dalam lingkungan sistem Al-Azhar.
 Pendidikan Vokasional dan teknik

Upaya untuk memperluas pendidikan tujaun (Vokasional) dan pendidikan teknik dimulai tahun
1950 an. Jumlah sekolah vokasional dan teknik meningkat dari 134 (dengan 310.800 siswa)
dalam tahun 1952 menjadi 456 buah (dengan siswa 115.600) dalam tahun 1960. Antara 1970 dan
1988 jumlah siswa ada kedua jenis sekolah ini naik dari 275.300 orang menjadi 978.800. ini
berarti kenaikan 19% dan 40% ada kedua periode  Dalam tahun 1988, mesir memilki 563 buah
sekolah vokasional dan teknik yang berarti 48,7% dari seluruh sekolah yang ada.

 Pendidikan Nonformal

Pendidikan Nonformal didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan pendidikan terencana diluar


sistem pendidikan ini dimaksudkan untuk melayani kebutuhan pendidikan bagi kelompok-
kelompok orang tertentu apakah itu anak-anak,generasi muda, atau orang dewasa apakah mereka
laki-laki atau perempuan, petani, pedagang, atau pengrajin; apakah mereka dari keluarga orang
kaya atau keluarga miskin. Di mesir, pendidikan nonformal terutama dikaitkan dengan
penghapusan ilistrasi..

B. Kurikulum  dan Metodologi Pengajaran

Di Mesir kurikulum adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum terdiri dari konsultan, survisor,
para ahli, para profesor pendidikan, dan guru-guru yang berpengalaman. Biasanya ada sebuah
panitai untuk setiap mata pelajaran atau kelompok pelajaran, dan ketua-ketua panitia ini
diundang rapat sehingga segala keputusan daat di koordinasikan. Kurikulum yang sudah
dihasilkan oleh panitia diserahkan kepada Dewan Pendidikan Pra universtias yang secara resmi
mengesahkan untuk diimplementasikan. Berdasarkan peraturan, kurikulum apat diubah dan
disesuaikan untuk mengakomodasikan kondisi setempat atau hal-hal khusus.

 Ujian Kenaikan Kelas dan Sertifikasi

Sistem ujian di Mesir sangat memengaruhi pemikiran murid, orang tua serta para pejabat
pendidikan karena begitu pentingnya hasil ujian itu. Ujian naik kelas ditetapkan pada Grade 2, 4,
dan5, dan ujian negara pertama dilaksanakan pada akhir grade 8. Murid yang lulus mendapat
Sertifikasi Pendidikan Dasar, dan dengan itu dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi..

 Evaluasi dan Penelitian Pendidikan

Pendidikan di Mesir bermula dengan pendirian Institut Perguruan dalam tahun 1929. Ini
berkembang lambat sampai Universitas Ain Shams menggabungkan institut itu sebagai salah
satu fakultasnya pada tahun 1951.Dalam tahun 1955, sebuah badan penelitian dibentuk di
kemetrian Pendidikan,dan kemudian pada tahun 1972 diganti dengan usat penelitian Pendidikan
Nasional (National center for ducatioan Research, NECR). Training Guru Inisiatif UNESCO
Mesir

Sebagai lembaga internasional yang bergerak dalam bidang pendidikan, UNESCO Mesir
mengembangkan suatu sistem pelatihan guru untuk mendukung tercapainya sumber daya
manusia Mesir yang handal. Training ini diselenggarakan melalui kerjasama dengan perusahan-
perusahaan besar yang berperan dalam melakukan sertifikasi keahlian guru selepas training.
UNESCO merancang training ini dalam konteks ICT Standard Competency for Teachersyang
didukung dengan tiga buku petunjuk yaitu:

1. buku modul standar kompetensi


2. buku petunjuk implementasi dan
3. buku kerangka kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai