Kelas PAI 3 C
Kelompok 4
Disusun Oleh:
1. Elda Ajizatul Agustina (20116912)
2. Malika Khusna (20116922)
3. Titi Apriliani (20116937)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Sejarah Islam Asia Tenggara
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sejarah Peradaban Islam Modern yang diampu oleh Bapak Tahrir Rosadi, M.Pd. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Sejarah Islam Asia Tenggara bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Tahrir Rosadi, M.Pd. selaku dosen mata
kuliah Sejarah Peradaban Islam Modern.yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni..
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asia Tenggara adalah tempat tinggal bagi penduduk Muslim terbesar di dunia.
Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Selain
itu, minoritas Muslim dapat ditemukan di Burma (Myanmar), Singapura, Filipina,
Thailand dan Vietnam. Secara geografis, kawasan Asia Tenggara merupakan tempat yang
unik dan menarik bagi perkembangan agama-agama dunia, sehingga hampir seluruh
agama terutama agama besar pernah singgah dan mendapat pengaruh di beberapa tempat
di kawasan ini, termasuk agama Islam. Bahkan tidak berlebihan bila dikatakan bahwa
penduduk Muslim terbesar ada di kawasan Asia Tenggara.
Meskipun jauh dari negara asal agama Islam, namun penduduk yang menganut
agama Islam di Indonesia sangatlah besar, yaitu sekitar 12,9% dari total Muslim dunia.
Masuknya Islam di Asia Tenggara melalui beberapa cara atau proses yang dikumpulkan
dalam teori-teori kedatangan Islam di Nusantara. Banyak sejarawan berpendapat Islam
masuk ke Asia Tenggara melalui suatu proses damai. Prosesnya juga nisbi berlangsung
selama berabad-abad dan berjalan secara gradual, serta tidak berlangsung secara
bersamaan di wilayah kepulauan tersebut. Penyebaran Islam di kawasan ini hampir
terjadi tanpa pergolakan politik atau bukan melalui ekspansi pembebasan yang
melibatkan kekuatan militer, atau juga tidak melalui pemaksaan struktur kekuasaan dan
norma-norma masyarakat dari luar terhadap masyarakat setempat.
C. Tujuan
1. Mengetahui teori kedatangan Islam di Asia Tenggara.
2. Mengetahui kedatangan bangsa barat di Asia.
3. Mengetahui kedatangan Islam di Asia Tenggara.
4. Mengetahui dinamika Islam di negara Asia Tenggara.
5. Mengetahui kebangkitan Islam di Asia Tenggara.
6. Mengetahui watak dan karakteristik Islam di Asia Tenggara.
BAB II
PEMBAHASAN
Mengenai siapa yang menyebarkan agama Islam ke wilayah Nusantara, Azyumardi Azra
mempertimbangkan tiga teori :
a. Teori Da’i
Penyebar Islam adalah para guru dan penyebar profesional (para Da’i).
Mereka secara khusus memiliki missi untuk menyebarkan agama Islam.
Kemungkinan ini didasarkan pada riwayat-riwayat yang dikemukakan
historiografi Islam klasik, seperti misalnya Hikayat Raja-raja Pasai (ditulis setelah
1350), Sejarah Melayu (ditulis setelah 1500) dan Hikayat Merong
Mahawangsa(ditulis setelah 1630).
b. Toeri Pedagang
Islam disebarkan oleh para pedagang. Para pedagang Muslim
menyebarkan Islam sambil melakukan usaga perdagangan. Pra pedagang muslim
tersebut melakukan perkawinan dengan wanita setempat dimana mereka
bermukin dan menetap. Sebagian edagang ini menikah dengan keluarga
bangsawan lokal yang dalam perkembangannya memberikan kemungkinan untuk
mengakses pada kekuasaan politik yang dapat dipakai untuk menyebarkan Islam.
c. Teori Sufi
A.H. Johns mengatkan bahwa para sufi pengembara yang terutama
melakukan penyiaran Islam di kawasan Nusantara. Para sufi ini telah berhasil
mengislamkan jumlah besar penduduk Nusantara setidaknya sejak abad ke-13.
Faktor utama keberhasilan para guru sufi adalah pada kemampuannya menyajikan
Islam dalam kemasan yang atraktif, khususnya dengan menekankan kesesuaian
Islam dengan kepercayaan dan praktik keagamaan lokal.
c. Singapura
Singapura adalah suatu negara yang berbentuk Republik sejak 9 Agustus 1965.
sebelum menjadi Republik, Singapura merupakan bagian dari kerajaan Malaya.
Singapura merupakan kepulauan yang dipisahkan oleh Selat Johor dari Malaysia, ibu
kota Singapura adalah Singapura, penduduknya terdiri dari 80 % Cina dan yang lain
Melayu. Yahudi, Pakistan, Arab, Benggali, dan peranakan Eropa. Agama yang dipeluk
penduduknya adalah agama Tao, Islam, Hindu dan Kristen.
Di Singapura terdapat suatu mahkamah Islam yang disebut dengan Mahkamah
Syariah. Mahkamah ini bertugas untuk mengurusi dan memutuskan segala sesuatu yang
berkaitan dengan kegiatan Islam, antara lain tentang zakat, wakaf, nikah, dll. Organisasi
yang lain adalah PERDAUS (Persatuan Pelajar-pelajar Agama Dewasa). Organisasi ini
menyelenggarakan pendidkan luar sekolah seperti kursus ketrampilan atau semacam
kursus dakwah. Lewat dakwah ini angka perceraian dari tahun ke tahun semakin
menurun karena pernah diadakan kursus bagi umat Islam yang akan menjalani
perkawinan. Organisasi Islam yang lain dapat dikemukakan misalnya MENDAKI, di
dirikan pada tahun 1981 oleh 9 anggota Parlemen Muslim Melayu. Tujuannya adalah
meningkatkan status sosial ekonomi masyarakat muslim yang lemah dan kurang
terdidik.
d. Brunei Darussalam
Brunei Darussalam adalah sebuah negara kecil yang makmur di bagian utara
Pulau Borneo/Kalimantan dan berbatasan dengan negara Malaysia. Brunei memiliki
ukuran wilayah yang tidak begitu luas. Mayoritas penduduknya adalah Melayu,
sebagian lainnya adalah pendatang seperti Cina. Pemerintah tidak menerbitkan data
lengkap tentang penganut agama, namun satu sumber menyebutkan bahwa 67,2 %
penduduknya Muslim296; 13% Budha, 10% Kristen; dan 10% lainnya menganut
keyakinan lainnya. Sekitar 20% penduduk adalah etnis Cina, dimana diperkirakan
sebagian di antaranya menganut Kristen (Anglikan, Katolik dan Methodists) dan
sebagian lainnya menganut agama Budha. Juga terdapat sejumlah tenaga kerja yang
berasal dari Australi, Inggris, Filipina, Indonesia, dan Malaysia yang menganut Islam,
Kristen dan Hindu. 297 Sebagai tempat ibadah, di Brunei terdapat 101 mesjid, 7 buah
gereja, sejumlah kelenteng Cina dan 2 buah candi.
Negara kaya yang menumpukan perekonomiannya pada sektor minyak bumi dan
gas ini, menerapkan system politik monarki absolut, dimana keluarga raja bertindak
selaku pemegang kepemimpinan kerajaan.
Islam menjadi agama resmi Negara Brunei Darussalam, karena itu mendapat
perlindungan dari negara. Pemerintah juga sangat mendukung perkembangan dan
kemajuan Islam, dimana Sultan Brunei menjadi kepala agama di tingkat negara.
Pemberlakuan kebijakan di bidang agama dan lain-lain sangat dimungkinkan karena
system politik tradisional yang diterapkan Brunei serta tidak adanya demokrasi politik.
Brunei juga terkenal sangat selektif dan berhati-hati terhadap pengaruh dari luar,
sehingga mendukung dan menjaga kemapanan tradisi masyarakat feodal yang
diterapkan. Sebagian besar Muslim di negara ini adalah Sunni yang menganut mazhab
Syafi’i.
Islam diperkirakan telah datang ke Brunei sejak abad ke-15. Catatan Portugis oleh
de Brito tahun 1514, menyatakan bahwa raja Brunei masih belum masuk Islam tetapi
para pedagangnya sudah Muslim. Laporan lain menyebutkan ketika Pegaffeta
mendarat di pantai Brunei tahun 1521, ia telah melihat adanya kota dengan penduduk
yang padat. Sultan tinggal di sebuah pemukiman yang dikelilingi benteng. Pendatang
disambut dengan upacara kebesaran. Walaupun memberikan dukungan kepada
Muslim, tetapi raja Awang Alak Betatar baru memeluk Islam pada masa kemudian dan
diberi gelar Sultan Muhammad Shah (1363-1402). Dialah sultan Brunei pertama dan
penguasa Brunei saat ini merupakan keturunannya. Secara tradisional, sultan
bertanggung jawab terhadap penegakan tradisi Islam, meski tanggung jawab tersebut
biasanya secara resmi didelegasikan kepada pejabat yang ditunjuk.
e. Thailand
Agama Islam datang di Thailand pada abad 10 M, dibawa oleh pedagang-
pedagang Arab dan Hindustan. Umat Islam Thailand bertempat tinggal di Bangkok
Noi (Bangkok kecil) dengan izin raja, karena mereka tidak suka hidup bersama
penduduk asli yang masih memelihara babi. Bangsa Thailand menyebut umat Islam
Khek Islam. Di Bangkok Noi, umat Islam mendirikan masjid agung yang pertama kali
di Thailand. Pengikut umat Islam pada umumnya keturunan dari saudagar-saudagar
Arab dan Hindustan dalam perkawinannya dengan putri penduduk asli Thailand. Anak
keturunan mereka pada akhirnya sebagai penerus perjuangan agama Islam di Thailand.
Thailand merupakan negara yang berbentuk kenegaraan konstitusional dengan ibu
kotanya Bangkok agama penduduk negeri ini adalah Buda Islam dan Kristen.
Penduduk yang serta agama Islam diperkirakan lebih kurang 10% dari 73 propinsi di
Thailand. Umat Islam mendiami wilayah bagian selatan yaitu Pattani, Yallah,
Marathiwat dan Satu. Pada daerah ini umat Islam berjumlah sekitar 80%. Daerah ini
merupakan daerah yang subur dan banyak menghasilkan tambang.
Masyarakat Islam Pattani pada umumnya adalah keturunan bangsa melayu yang
taat beragama. Sayangnya pemerintah Thailand yang Budhisme sejak dahulu sampai
sekarang kurang memperhatikan nasib umat Islam. Mereka dituduh sebagai sparatis
muslim sehingga pemerintah Thailand selalu memburu mereka. Umat di bawah
pemerintahan Budhisme benar-benar mengalami nasib yang memprihatinkan. Dari
segi pendidikan mereka sangat terbelakang, karena mereka hanya di beri kesempatan
mengenyam pendidikan sampai ketingak SLTA saja. Selebihnya jika mereka ingin
meneruskan pelajaran agama, harus berusdaha sendiri keluar negri misalnya kenegri-
negri timur tengah.
Pendidikan agama pada umumnya diselenggarakan di pondok. Orang Muslim
Pattani yang belajar agama di timur tengah setelah kembali ke daerahnya, mereka
mendirikan pondok-pondok dalam sistem pendidikan dan bangunan ada yang masih
kuno dan modern. Mereka mempunyai 26 Majelis Ulama’ Islam. Majelis ini bertugas
untuk mengurus segala sesuatu tentang umat Islam Pattani.
f. Filipina
Islam masuk di Filipina sejak tahun 1360 melalui Malaysia dan Indonesia di
bagian selatan, tengah, dan utara Filipina. Jelasnya setelah mundurnya Majapahit,
yang dibawa oleh muballigh Brunei dan Johor Malaysia.
Berdasarkan berita Sulu, agama islam masuk di pulau Sulu dibawa oleh Syarif Al-
Makhdum, seorang mubaligh Arab, pada tahun 1380M, lalu dilanjutkan oleh Syarif
Abu Bakar sebagai mubaligh keliling. Demi kelangsungan perjuangan umat Islam di
masa mendatang, Syarif Abu Bakar mendirikan sebuah kerajaan Islam di bawah
pimpinan Muhammad kebungsuan. Ia sebagai sultan mindanau, namun belum lama
berdiri, datanglah bangsa Portugis ke Filipina yang dipimpin oleh Villa Jobos dengan
membawa ajaran Nasrani tahun 1543 M di samping ingin mengeruk kekayaan dengan
menguasai ekonomi dan perdagangan negara yang di jajah dan mendapat perlawanan
dari putera Muhammad Kebungsuan yang bernama Syarif Makaalang.
Tidak lama pada tahun 1565 Negara Spanyol menjajah Filiphina dengan misi
yang sama yang dipimpin oleh Legazpi. Karena kekuatan Islam yang sangat besar
dengan berdirinya kesultanan Buayan, Sulu dan Maquindanau, spanyol mendapatkan 2
perlawanan hebat dari Filiphina. Tahun 1891 Negara Amerika Serikat menjajah
dibawah pimpinan Commodore Dedey yang berhasil menghancurkan angkatan laut
Spanyol di Manila. Pemaksaan untuk membuka tanah orang filiphina selatan yang
hanya untuk kepentingan orang Katholik sangat ditentang keras oleh orang Islam.
Dalam analisa terakhir, kedudukan kaum minoritas muslim di Filiphina dan
Thailand merupakan kedudukan yang tak menyenangkan karena berada di antara palu
gerakan sparatis yang penuh semangat yang didukung oleh gerilya, dan landasan
persatuan nasional. Landasan ini akan bertambah jauh lebih lama di banding
hantaman-hantaman palu itu dan bagi manusia yang terperangkap di tengah-
tengahnya, penderitaan ini mengerikan. Gerakan-gerakan kaum muslim dan non
muslim berhasil mencapai kesepakatan dalam kontek persatuan nasional.
g. Myanmar
Myanmar merupakan negara mayoritas Budha.Terdapat 90 % dari total penduduk yang
berjumlah 55.400.000 orang yang menganut agama Budha di negara ini. Sedangkan Muslim
hanya berjumlah 1.889.000 jiwa, atau sekitar 3,8 % dari seluruh jumlah penduduk.
Populasi Muslim yang ada di Myanmar saat ini terdiri dari keturunan Arab, Persia, Turki,
Moor, Pakistan dan Melayu. Selain itu, beberapa warga Myanmar juga menganut agama Islam
seperti dari etnis Rohingya dan Shan. Myanmar (dulu Burma) pada awalnya terbagi menjadi
beberapa kerajaan. Hal ini menimbulkan beberapa versi mengenai kedatangan Islam
khususnya di dua daerah bagian di Burma yakni, Pagan (Bagan) dan Arakan. Untuk
mengetahui islamisasi di Myanmar perlu melihat pada proses islamisasi di kedua daerah
tersebut.
Arakan sejak dahulu telah banyak dipadati oleh para pedagang Arab. Muslim Arab datang
pertama kali pada abad ke-7 melalui jalur perdagangan. Pada waktu itu rempah-rempah,
katun, batu mulia, barang tambang, dan komuditas lainnya merupakan barang-barang yang
sangat dibutuhkan oleh masyarakat Timur Tengah dan Eropa. Melalui hubungan dagang
tersebut, mereka mulai memperkenalkan dan menyebarkan Islam. Pengetahuan mereka
tentang navigasi, ilmu garis lintang, dan garis bujur, fenomena astronomi, dan geografi
negaranegara telah membuat mereka tak tertandingi dalam hal berdagang di Samudera Hindia
selama beberapa abad.
Generasi awal Muslim yang datang ke Delta Sungai Ayeyarwady Burma, yang terletak di
pantai Tanintharyi dan di Rakhine bermula pada abad ke 9, sebelum pendirian imperium
pertama Burma pada tahun 1055 M oleh Raja Anawrahta dari Bagan. Keberadaan Keterangan
tentang berlabuhnya orang muslim di Burma tercatat dalam Kronik Burma yang telah merekam
kehadiran Muslim pada Era kerajaan pertama Burma Pagan 1044 M.
Populasi Muslim di Myanmar sempat meningkat pada masa penjajahan Inggris, disebabkan
oleh meningkatnya migrasi Muslim India ke Myanmar. Berikutnya, populasi Muslim semakin
menurun setelah penandatanganan perjanjian India-Myanmar pada tahun 1941.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Islam masuk ke Asia Tenggara melalui suatu proses damai yang berlangsung
selama berabad-abad. Penyebaran Islam di kawasan ini terjadi tanpa pergolakan politik
atau bukan melalui ekspansi pembebasan yang melibatkan kekuatan militer,
pergolakan politik atau pemaksaan struktur kekuasaan dan norma-norma masyarakat
dari luar negeri. Melainkan Islam masuk melalui jalur perdagangan, perkawinan,
dakwah dan pembauran masyarakat Muslim Arab, Persia dan India dengan
masyarakat pribumi.
Masuknya Islam ke berbagai wilayah di Asia Tenggara tidak berada dalam satu
waktu yang bersamaan, melainkan berlangsung selama berabad-abad, dan tidak merata
di seluruh tempat. Kondisi wilayah-wilayah di Asia Tenggara pada saat itupun berada
dalam situasi politik dan kondisi sosial budaya yang berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA
"Kebangkitan Islam dari Asia Tenggara Menurut John L Esposito | Republika Online Mobile"
https://m.republika.co.id/amp/qbbxer320
Helmiyati. 2014. Sejarah Islam di Asia Tenggara. Pekanbaru : CV. Nuansa Jaya Mandiri.
http://ejournal.kopertais4.or.id/pantura/index.php/jipi/article/download/2995/2174/