Anda di halaman 1dari 15

MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU

STUDI ISLAM ASIA TENGGARA Dr., Dra., Hj. SITI RAHMA, M. si

MAKALAH

SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI MYANMAR

Di susun oleh :
NUR FISABILILLAH
(12170520259)
NUR FADILLA
(12170521339)

ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Masuknya Islam ke
Myanmar” ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.

Sebelumnya saya, sebagai penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen


pengampu mata kuliah Studi islam asia tenggara, Ibu Dra. Hj. Sitti Rahmah M.Si kepada teman-
teman yang sudah terlibat, serta kepada kedua orang tua saya yang sudah banyak memberi saran
dan dukungannya sehingga makalah saya dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan.

Pekanbaru, 01 Oktober 2022

Penyusun
Daftar Isi
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
BAB 1........................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. latar Belakang.................................................................................................4
B. Rumusan masalah...........................................................................................5
BAB 2........................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................6
A. Profil Singkat Negara Myanmar (Burma)......................................................6
B. Kondisi Burma (Myanmar) Sebelum Datangnya Islam.................................6
C. Awal Kedatangan Islam Di Burma (Myanmar).............................................7
D. Proses Islamisasi Di Burma (Myanmar)......................................................10
BAB 3......................................................................................................................13
PENUTUP............................................................................................................13
Kesimpulan.......................................................................................................13
Saran..................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................14

BAB 1
PENDAHULUAN
A. latar Belakang

Republik Persatuan Myanmar (juga dikenal sebagai Birma, disebut Burma di dunia Barat)
adalah sebuah negara di Asia Tenggara. Negara seluas 680 ribu km ini telah diperintah oleh
pemerintahan militer sejak kudeta tahun 1988. Negara ini adalah negara berkembang dan
memiliki populasi lebih dari 50 juta jiwa. Ibu kota negara ini sebelumnya terletak di Yangon
sebelum dipindahkan oleh pemerintahan junta militer ke Naypyidaw pada tanggal 7 November
2005.

Myanmar yang dulu dikenal dengan Burma adalah negara yang mayoritas penduduknya
beragama Budhha (lebih dari 85%), minoritas Kristen (kurang dari 4,5 %), Hindu (1,5%) yang
sebagian besar tinggal diluar Bandar. Sementara umat Islam berjumlah sekitar 4 % dari jumlah
penduduk diseluruh Myanmar. Populasi muslim terbesar adalah Rohingya (sekitar 3,5 juta
orang). Penduduk muslim sebagian besar tinggal di Rakhine (dulu Arakan) yang berbatasan
dengan Bangladesh.

Agama Islam pertama kali masuk di Myanmar pada tahun 1055M yang datang ke delta
Sungai Ayeyarwady Burma (myammar), yang terletak di pantai Tanintharyi dan di Rakhine
bermula pada abad ke 9, sebelum pendirian imperium pertama Burma oleh Raja Anawrahta dari
Bagan. Para saudagar Arab yang beragama Islam ini mendarat di delta Sungai Ayeyarwady,
Semenanjung Tanintharyi, dan Daerah Rakhin.Kedatangan umat Islam ini dicatat oleh orang –
orang Eropa, Cina dan Persia .Populasi umat Islam yang ada di Myanmar saat ini terdiri dari
keturunan Arab, Persia, Turki, Moor, dan Melayu.Selain itu, beberapa warga Myanmar juga
menganut agama Islam seperti dari etnis Rakhin dan shan.

Dalam tulisan – tulisan pelaut Arab dan Persia pada masa itu terdapat catatan tentang Burma.
Ibn Khordadhbeh, Sulaiman, Ibn al-Faqih dan al-Maqdisi yang melintasi kawasan ini pada abad
ke-9 dan 10 M telah mencatatkan aktivitas pedagang-pedagang Islam di Burma ketika itu.
Diantara mereka ada yang singgah di burma(myammar) untuk berdagang dan ada pula yang
menanti angin sebelum meneruskan pelayaran mereka ke timur atau balik ke India atau tanah
Arab. Ada juga di antara mereka yang akhirnya menetap di burma karena kapal yang mereka
tumpangi rusak atau tenggelam. Mereka yang agak lama tinggal di Burma ini akhirnya menikah
dengan penduduk setempat yang beragama Budha, sehingga terbentuklah komunitas Islam di
pelabuhan – pelabuhan negara itu.

B. Rumusan masalah

Bagaimana kondisi Burma (Myanmar) Sebelum datangnya Islam ?

Bagaimana masuknya islam di Burma (Myanmar ) ?

Bagaimana cara penyebaran islam di Burma (Myanmar) ?

Bagaiman Proses Islamisasi di Burma (Myanmar) ?


BAB 2

PEMBAHASAN

A. PROFIL SINGKAT NEGARA BURMA (MYANMAR)


Burma (Myanmar) adalah negara terluas kedua di ASEAN atau Asia Tenggara.
Terbentang hampir 1500 mil dari Utara hingga Selatan. Burma dua kali lebih besar daripada
Vietnam, tetapi kecil bila dibandingkan dengan total keseluruhan kepulauan Indonesia. Di
sebelah timur Burma (Myanmar) terdapat India dan Bangladesh, selatan Tibet, dan Yunan Cina.
Yunan berada di Utara dan bersentuhan dengan Laos di sebelah timur. Thailand berada di
sebelah Timur dan Tenggara, bagian barat daya dan selatan dikelilingi samudra Hindia, teluk
Bengal dan laut Andaman. Dataran rendah Burma adalah bagian teratas dari semenanjung Asia
Tenggara.
Burma (Myanmar) adalah Negara dengan berbagai ras dan disana terdapat 135 kelompok
etnik. Populasinya hampir 50 juta. Mayoritas adalah etnik Bamas, yang lain seperti Shan,
Kachin, Kayin, Chin, Mon, Rokhine, Muslim Burma, Muslim India, Muslim Cina, dan lainnya
merupakan kelompok minoritas di Burma. 1
Pembagian tersebut juga terdapat dalam masyarakat Muslim, ada Muslim Burma atau
Zerbadee, Muslim keturunan India, Muslim Hui-Hui atau Panthay, dan Muslim Rohingya.
Muslim Burma terbagi dalam tiga komunitas yang berbeda yakni:

A. Muslim Burma atau Zerbadee


B. Muslim India, Imigran keturunan India
C. Muslim Rohingya.

B. KONDISI BURMA ( MYAMMAR ) SEBELUM KEDATANGAN ISLAM


Dalam sejarah Burma tercatat bahwa negeri ini merupakan kerajaan yang telah merdeka
sejak sekitar abad 266 SM hingga tahun 1782 M sebelum berada dibawah pemerintahan Burma.
Dapat diketahui bahwa Burma memiliki sejarah yang panjang. Sama halnya dengan negeri-
negeri di Asia Tenggara pada masa pra-Islam daerah-daerah di Asia Tenggara telah didominasi
oleh agama Hindu dan Budhha, yang dibawa oleh orang-orang India melalui jalur perdagangan.
1
Pada masa sebelum Islam masuk di Burma ( myammar ) telah terdapat beberapa kerajaan yang
terletak di dua daerah yakni di daerah Pagan (Bagan) dan Arakan, di kedua daerah ini merupakan
tempat dimana agama Hindu dan Budhha dapat berkembang hingga dapat masuk ke dalam
kalangan kerajaan.

Telah kita ketahui bahwa agama terbesar di Burma didominasi oleh agama Buddha. Hal
ini dapat diketahui dari adanya para pedagang dari Cina yang telah melalui daerah ini. Hal ini
terlihat dari sumber Cina, yang mana rute jalan tua melintas daratan antara Cina dan Barat, yang
menyebrangi daerah bagian Utara negeri ini. Petunjuk pertama pemakaiannya tahun 128 SM,
ketika Chang Chi'en menemukan hasil negeri Cina dari Propinsi Seachuan, di Bactria. Langkah –
langkah diambil untuk menghubungkannya tetapi hanya pada tahun 69 SM Cina menemukan
perfektur Yung Ch'ang menyebrangi mekang dengan markas besarnya di Timur Salween, kira-
kira 60 mil dari perbatasan Burma sekarang.

C. AWAL KEDATANGAN ISLAM DI BURMA ( MYAMMAR )


Negeri Burma yang pada awalnya telah terbagi menjadi beberapa kerajaan, hal ini
menjadikan timbulnya beberapa versi mengenai kedatangan Islam khususnya di dua daerah
bagian Burma yakni, Pagan (Bagan) dan Arakan, untuk mengetahui Islamisasi di Burma dalam
makalah ini akan membagi proses Islamisasi di kedua daerah tersebut.

1. Kedatangan Orang-Orang Arab di Arakan

Negeri Burma yang pada awlanya telah terbagi menjadi beberapa kerajaan, hal ini
menjadikan timbulnya beberapa veris mengenai kedatangan Islam khususnya di dua daerah
bagian Burma yakni, Pagan (Bagan) dan Arakan, untuk mengetahui Islamissi di Burma dalam
makalah ini akan membagi proses Islamisasi di kedua daerah tersebut.
Arakan sejak dahulu telah banyak didapati para pedagang Arab, Arakan merupakan
tempat terkenal bagi para pelaut Arab, Moor, Turki, Moghuls, Asia Tengah, dan Bengal yang
datang sebagai pedagang, prajurit, dan ulama. Mereka melalui jalur darat dan laut. Pendatang
tersebut banyak yang tinggal di Arakan dan bercampur dengan penduduk setempat.2

2
Muslim Arab datang pertama kali melewati daratan India dan Asia Tenggara melalui
jalur perdagangan pada abad ke-7. Pada waktu itu, rempah-rempah, katun, batu mulia, barang
tambang, dan komuditas lainnya yang datang dari Selatan dan Asia Tenggara merupakan barang-
barang yang sangat dibutuhkan di daerah Timur Tengah dan Eropa. Orang-orang Arab datang
sebagai pedagang, dan hampir menguasai perdagangan tersebut. Mereka melahirkan pedagang-
pedagang yang menyebarkan Islam dan menjadi pelaut-pelaut hebat, pengetahuan mereka
tentang navigasi, ilmu garis lintang, dan garis bujur, fenomena astronimi, dan geografi negara-
negara telah membuat mereka tak tertandingi dalam hal berdagang di Samudera Hindia selama
beberapa abad. Orang-orang Arab tersebut menulis tentang tempat-tempat yang mereka datangi
untuk membuktikan kedatangan mereka di dunia Timur dan Barat.
Agama Islam pertama kali masuk ke Arakan dibawa oleh orang-orang Arab yang dipimpin
Muhammad bin Hanafiya pada tahun 680 M. Pada waktu itu, Arakan dikuasai oleh sebuah
kelompok kanibal yang dipimpin oleh Ratu Kaiyapuri. Ketika Muhammad bin Hanafiya datang
ke Burma dan menyebarkan agama Islam Ratu Kaiyapuri ikut memeluk agama Islam. Lalu,
Hanafiya menikahi Ratu Kaiyapuri. Pengikut Kaiyapuri pun ikut memeluk agama Islam. Seteah
itu, dakwah Islam pun tersebar di Arakan oleh para pelaut dan pedagang yang berasal dari Timur
Tengah.
Data tersebut didapat dari catatan Arab yang ditulis oleh Shah Barid Khan yang berjudul
Hanifa O Kaiyapuri pada abad ke 16. Menurut catatan tersebut Muhammad Hanif tiba di Arakan
dengan para tentaranya setelah terjadi perang “Karbala”.

Arakan, yang pada asal mulanya dinamakan Rohang, merupakan sebuah bangsa yang
berdiri sendiri sejak awal mula sejarah bangsa itu dikenal. Oleh karena itulah, mereka dinamakan
orang Rohangya, yang kini lebih dikenal dengan sebutan Rohingya. Ada yang mengatakan
bahwa Arakan itu sendiri merupakan kata jamak dari rukn, berasal dari kata bahasa yang berarti
“tiang-tiang”. Kata tersebut mencirikan keislaman dari etnis Rohingya. Tetapi hal ini masih
menjadi kontroversi, dimana kaum Buddha sendiri mengklaim bahwa kata Arakan itu berasal
dari nama seorang pendeta Buddha yang bernama “Argyre”. Penyebar agama Buddha manyebut
Arakan sebagai “Rekkha Pura”. Jadi tidak dapat dipastikan nama Arakan itu berasal dari mana.

2)   Kedatangan Orang-orang Muslim di Pagan (Bagan)


          Generasi awal Muslim yang datang ke delta Sungai Ayeyarwady Burma, yang terletak di
pantai Tanintharyi dan di Rakhine bermula pada abad ke 9, sebelum pendirian imperium pertama
Burma pada tahun 1055 M oleh Raja Anawrahta dari Bagan. Keberadaan orang-orang Islam dan
da'wah Islam pertama ini didokumentasikan oleh para petualang Arab, Persia, Eropa, dan Cina.
Orang-orang Islam Burma merupakan keturunan dari orang-orang Islam yang menetap dan
kemudian menikahi orang-orang dari etnis Burma setempat.
Orang-orang Islam yang tiba di Burma umumnya sebagai pedagang yang kemudian menetap,
anggota militer, tawanan perang, pengungsi, dan korban perbudakan. Bagaimanapun juga , ada
diantara mereka yang mendapat posisi terhormat sebagai penasehat raja, pegawai kerajaan,
penguasa pelabuhan, kepala daerah dan sebagainya.

Di bagian lain dari daerah Burma setelah Arakan Islam adalah daerah Pagan (Bagan), Orang-
orang Muslim pertama yang mendarat di Burma (Myanmar) berlabuh di delta sungai
Ayeyarwady, semenanjung

Dikatakan dalam sumber lainnya, bahwa orang Muslim Datang ke Burma pada abad ke
sembilan. Mereka mungkin berasal dari Bengal, dan berdagang di daerah Arakan dan mendarat
di pesisir Pantai Burma. Walaupun Burma bukan pusat jalur antara Timur tengah, India dan
Cina, mereka seringkali singgah di Jalur Maritim pada abad kesimbilan dan kesepuluh. Para
pelancong Muslim Persia dan dan juga Arab menyebutkan bagian Burma Selatan dalam catatan
mereka, mereka menggambarkan lalu lintas perdagangan yang pesat telah berlangsung melalui
pantai India, Burma, semenanjung Melayu, Sri Langka. Orang-orang Muslim yang berlayar
diperaiaran sebelah Timur telah mengenal daerah pesisir Arakan. Perkampungan Muslim
pertama di Burma dihuni oleh para pedagang, beberapa lainnya yang datang ke Burma tanpa
sengaja disebabkan karena terdamparnya kapal mereka di peraiaran Burma, dan terpaksa
meminta perlindungan. tidak banyak sumber yang mengungkapkan mengenai kehidupan Muslim
di daerah ini.
Keterangan tentang berlabuhnya orang muslim di Burma tercatat dalam Kronik Burma
yang telah merekam kehadiran Muslim pada Era kerajaan pertama Burma Pagan (Bagan) 1044
M. dua orang pelaut Muslim dari keluarga BYAT. Byat Wi dan Byat Ta, tiba di pantai Burma
dekat Thaton. Setelah kapal mereka rusak, mereka mengunakan papan berenang ke pantai.
Mereka berlindung dan tinggal di Biara di Thaton. Raja Thaton menjadi takut terhadap mereka
dan raja membunuh saudara tertua ketika sedang tidur. Saudaranya yang paling Muda berhasil
meloloskan diri ke Bagan dan berlindung kepada Raja Anawartha. Kemudian dia tinggal di
Bagan dan menikahi seorang wanita dan memiliki dua orang anak, Shwe Byin bersaudara.
Sumber lain datang dari Eropa, dimana para Pelaut Eropa yang telah mengunjungi pesisir
Pantai Burma di abad ke-15 sampai 17 M menggambarkan bahwa perkampungan para pedagang
Muslim dan lalu lintas perdagangan mereka menghubungkan Burma dengan Jalur Sumatra,
Malaka, dan Pulau Maluku hingga Cina dan Jepang, di satu sisi, berhadapan langsung dengan
Bengal dan Sri langka, Persia dan laut Merah di lain sisi. Para pedagang Muslim mengadakan
jual beli di daerah ini. Faktanya adalah beberapa bagian di pesisir Burma berkembang dalam
pelabuhan terpenting dan merupakan pusat reparasi kapal. Lebih utama untuk orang-orang Arab
dan para pedagang Armenia. Dalam berbagai hal para pedagang Muslim yang telah aktif di
Burma, telah menemukan pelabuhan mereka sendiri, dan mereka dibatasi oleh Peraturan yang
dibebankan oleh raja kepada Mereka dan juga dengan peraturan daerah setempat.
Muslim Persia telah berlayar, dalam pencaharian negeri Cina dan Mengunjungi Burma di
perbatasan Yunan (Cina), para kolonis telah merekam dalam kronik Cina pada 860 M. Myanmar
Muslim telah di kenal dengan sebutan Pathi, dan Myanmar Cina Muslim disebut Panthay, nama
ini dipercayai berasal dari bahasa Persi. Pelancong dari Persia, Ibnu Khordabeh, pelancong dari
Arab pada abad ke Sembilan, Sulaiman dan Pelancong Persia pada Abad kesepuluh, Ibn al
Faqih, dalam tulisan-tulisan mereka menyebut Burma Selatan. Sejarawan Arab yang yang hidup
di abad ke sepuluh, al Maqdisi, membicarakan hubungan yang dikembangkan Burma dengan
India, kepulauan Melayu, dan Sri Langka. Sejarah Burma mencatat keberadaan orang-orang
Arab di masa pemerintahan raja Anawartatha (1044-1077) yang bekerja sebagai penunggang
kuda kerajaan. Pengganti Anawartha, raja Sawlu (1077-1088) dididik oleh seorang guru Muslim
berkebangsaan Arab dan mengangkat anak sang Guru, Yunan Khan, sebagai Gubernur kota
Ussai, yang sekarang bernama Pegu. Sebuah konspirasi di lingkungan istana membuat Yunan
Khan memberontak. Usahannya untuk menguasai pagan digagalkan oleh Kyanzitha, saudara
Sawlu, yang memperkenalkan suatu perkampungan Muslim di pedalaman Burma lewat tawanan-
tawanan Muslim asal India. Di abad ketiga belas, ketika pasukan Kubilai khan yang didominasi
oleh tentara-tentara Muslim di bawah pimpinan Nasruddin, anak gubernur Yunan, menyerang
daerah Pagan, keberadaan mereka di Burma kembali terasa.
D. PROSES ISLAMISASI DI BURMA (MYANMAR)

              proses islamisasi memakan waktu yang lama untuk mewujudkan suatu kekuasaan,
mereka baru dapat mendirikan Negara Islam Arakan pada abad ke-8 H/14 M. Proses penyebaran
Muslim dari pantai Arakan kemudian lanjut ke selatan dan masuknya Islam ke Myanmar tidak
hanya dibawa oleh para pedagang Arab, Muslim Malaysia dan India juga mempunyai peranan
yang penting dalam penyebaran Muslim di Myanmar. Kemudian hukum keluarga Muslim
berlaku dan sekitar 5.000 Muslim pergi melaksanakan ibadah haji setiap tahunnya. Di kota-kota
besar, ada beberapa mesjid dan al-Qur'an diterjemahkan ke dalam bahasa Burma oleh suatu tim
Muslim yang benar-benar menguasai materi tentang itu.

Kekuasaan Islam di Arakan berjalan lebih kurang selama 350 tahun dengan 48 orang sultan yang
memerintah silih berganti, sehingga dijajah oleh Burma pada tahun 1784 dan penjajahan ini
berlanjut dengan diambil alih oleh inggris  pada tahun 1822. Pada tahun 1880-an orang-orang
Islam di India berbondong-bondong hijrah ke Myanmar, sehingga jumlah Muslim semakin
meningkat di Myanmar. Pada tahun 1948 British memberikan kemerdekaan kepada Myanmar,
dengan demikian Arakan daerah kekuasaan Islam menjadi daerah kekuasaan Myanmar. Hal ini
membuat Muslim tidak senang, karena mereka diperlakukan secara kejam oleh pemerintah
bahkan kewarganegaraan mereka dinafikan. Kondisi ini telah membuat Muslim menuntut agar
mereka diberi otonomi untuk menjalankan pemerintahan sendiri.

E.KOMUNITAS MUSLIM DI BURMA ( MYAMMAR )


Pada umumnya masyarakat muslim di Burma terbagi dalam berbagai komunitas yang berbeda,
dan masing-masing komunitas muslim ini mempunyai hubungan yang berbeda-beda dengan
mayoritas masyarakat Budhha dan pemerintah. Mayoritas terbesar dari komunitas muslim yang
ada adalah pengikut Sunni,  Komunitas muslim yang terdapat di Myanmar yaitu:
1)      Muslim Burma atau Zerbadee

2)      Muslim India, Imigran Keturunan India

3)      Muslim Rohingya (Rakhine)

4)      Muslim Huihui (Panthay) atau disebut muslim Cina

1. Muslim Burma atau Zerbadee, merupakan komunitas yang paling lama berdiri dan berakar
di wilayah Shwebo. Diperkirakan mereka merupakan keturunan dari para mubalig yang datang
dari timur tengah dan Asia selatan serta penduduk muslim awal yang kemudian beranak pinak
dengan masyarakat Burma.

2.Muslim India, Imigran Keturunan India, merupakan komunitas muslim yang terbentuk
seiring kolonisasi Burma oleh Inggris abad ke-19. Pada 1886 sampai 1973. Burma dijadikan
sebagai bagian dari provinsi India oleh Inggris oleh karena itu banyak imigran dari India ke
Burma. Pemerintah Inggris sangat berperan atas datangnya Muslim-muslim India ini. Mereka
berdomisili di provinsi Arakan dan Tenasserin. Penyebab Muslim India banyak berdatangan ke
Burma karena pemerintah Burma yang membutuhkan sumber daya manusia dan penilaian
subyektif Inggris tentang imigran India yang dinilai lebih adaptif dan mandiri.

3.Muslim Rohingya (Rakhine),  adalah komunitas muslim yang bermukim di Negara bagian
Arakan atau Rakhine, yang berbatasan dengan Bangladesh. Suku Rohingya adalah orang Islam
dengan budaya mereka yang jelas terlihat di daerah Arakan. Hal itu karena mereka menurunkan
agama mereka pada seluruh keturunan mereka dari bangsa Arab, Moor, Pathan, Moghul, Asia
Tengah, Bengal dan beberapa bangsa Indo-Mongol. Percampuran dari suku, membuat karakter
fisik mereka terlihat lebih berbeda seperti tulang pipi yang tidak begitu keras, mata mereka tidak
begitu sipit (seperti orang Rakhine Magh dan orang Burma). Hidung mereka tidak begitu pesek.
Mereka lebih tinggi dari orang Rakhine Magh tetapi kulit mereka lebih gelap, beberapa dari
mereka kulitnya kemerahan, tetapi tidak terlalu kekuningan.

4.Muslim HuiHui atau Muslim Cina, adalah muslim cina yang datang dan menetap di burma.
BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan
Masyarakat Muslim Di Myanmar pada dasarnya, merupakan Masyarakat yang telah
berdiam diri lama di Myanmar khususnya Arakan, bahkan telah membangun sebuah kebudayaan
dan peradaban disana, dan antara umat Muslim dan Budha tidak ada perpecahan yang
menimbulkan kekerasan. Namun pada masa kolonialisme perpecahan etnis terjadi sebagai hasil
dari politik adu domba yang kemudian memeras suatu daerah tertentu, sehingga kekerasan tidak
dapat dibendung dan akibatnya hingga masa pasca kolonialisme. Hal itu pun mempengaruhi
pada masalah social, politik, budaya, ekonomi dan pendidikan. Masalah politik masyarakat
minoritas, Islam khususnya, tidak boleh ikut andil dalam masalah politik di Myanmar, sehingga
suara mereka tidak pernah sampai di parlemen. Dan juga, muncullah kecurangan-kecurangan
dalam hal politik, seperti, tidak menghormati hasil pemilu. Dan hal-hal ini mempengaruhi pula
dalam masalah pendidikan, masyarakat yang boleh mendapatkan pendidikan hanya, masyarakat
Budha saja. Tetapi hal itu tidak mempengaruhi umat muslim berhentinya menerima kesewenang-
wenangan itu, mereka bergerak dalam pendidikan madrasah, walaupun belum terorganisir
dengan baik, tetapi merupakan salah satu suara yang berani melawan penindasan.

Saran

Betapa teraniayanya saudara-saudara kita yang berada di Myanmar sana, pemimpinnya pun
tak mempedulikan nasib mereka yang teraniaya dan dibunuh. Karena demi demokrasi
pemimpinnya tidak mempunyai belaskasian lagi terhadap saudara-saudara seagamanya.
Oleh karena itu kita sebagai umat islam, marilah mempertahankan dan menegakkan agama
islam yang sesungguhnya, agar allah SWT selalu memberikan pertolongannya terhadap kita
semua dalam menjalankan agama kita. Dan juga kita mendo’akan agar saudara-saudara kita yang
ada di Myanmar sana selalu mendapat pertolongan dari allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Dudung, Sejarah Peradaban Islam: Dari Klasik Hingga Modern, Siti Maryam
Ed, Yogyakarta: LESFI, 2002
Ali Kettani, M, Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini, terj-Muslim Minorities in The Word
Today, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005
Azizah, Pemberontakan Separatis Muslim Rohingya Pasca Kemerdekaan Burma 1948-1988,
Skripsi: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Depok 2006
G.E Hall, D, .Sejarah Asia Tenggara, Usaha Nasional Surabaya.
Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara, Saiful Muzani, Ed, Jakarta: Pustaka
LP3ES Indonesia, 1993.
Yegar, Moshe, Between integration and secession : the Muslim Communities of the Southern
Philippines, Southern Thailand, and Western Burma/Myanmar, Lanham, Md. :
Lexington Books, 2002.
Sesi Tanya Jawab

1. Zahra Vanessa Wulandari


Pertanyaan : Apa akibat konflik Rohigya ?
Jawab : Permasalahan pengungsi Rohingya yang menyebar ke beberapa negara tetangga
Myanmar bukanlah satu-satunya dampak buruk dari konflik yang terjadi di Rakhine.
Dampak lain dari konflik ini adalah munculnya sindikat human trafficking (penjualan
manusia) yang memanfaatkan kondisi para pengungsi.
2. Ferari Fatima Az-zahra
Pertanyaan : Mengapa etnis rohingya di myanmar mendapat penolakan keras dari
pemerintah yang beragama budha ?
Jawab : Jadi, etnis Rohingya di Myanmar mendapat penolakan keras dari agama
Buddha adalah karena hal politis dan ekonomis, yaitu menilai Rohingya sebagai saingan
dalam hal mencari pekerjaan maupun untuk kesempatan untuk berwirausaha dan juga
karena Rohingnya dianggap warga Rakhine sebagai saingan tambahan dan ancaman bagi
identitas mereka sendiri.

Anda mungkin juga menyukai