BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al Quran yang dalam memori kolektif kaum muslimin sepanjang abad sebagai
kalam Allah, yang disebut sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia telah
memberikan penjelasan atas segala sesuatu sedemikian rupa sehinggga tidak ada
sesuatupun yang ada dalam realitas yang luput dari penjelasannya. Bila diasumsikan
bahwa kandungan al Quran bersifat universal, yang berarti aktualitas makna tersebut
pada tataran kesejarahan meniscayakan dialog dengan pengalaman manusia dalam
konteks waktu. Hal ini juga berlaku dengan kajian tafsir yang ada di Indonesia. Sesuai
dengan kondisi sosio-historisnya, Indonesia juga mempunyai perkembangan tersendiri
dalam kaitannya dengan proses untuk memahami, menelaah, dan menafsirkan isi dari
ayat-ayat al Quran.
Perkembangan
penafsiran
al
Quran
di
Indonesia
berbeda
dengan
perkembangan yang terjadi di dunia Arab yang merupakan tempat turunnya al Quran
dan sekaligus tempat kelahiran tafsir al-Quran. Perbedaan tersebut terutama
disebabkan oleh perbedaan latar belakang budaya dan bahasa. Karena bahasa Arab
adalah bahasa mereka, maka mereka tidak mengalami banyak kesulitan untuk
memahami bahasa al Quran sehingga proses penafsiran juga lumayan cepat dan pesat.
Hal ini berbeda dengan bangsa Indonesia yang bahasa ibunya bukan bahasa Arab.
Karena itu proses pemahaman al Quran terlebih dahulu dimulai dengan penerjemahan
al Quran ke dalam bahasa Indonesia baru kemudian dilanjutkan dengan pemberian
penafsiran yang lebih luas dan rinci. Oleh karena itu pula, maka dapat dipahami jika
penafsiran al Quran di Indonesia melalui proses yang lebih lama jika dibandingkan
dengan yang berlaku di tempat asalnya.
Kajian tentang tafsir Indonesia umumnya masih memusatkan perhatian pada
karya-karya yang muncul abad 19 ke atas. Sebut saja misalnya yang dilakukan Howard
M. Federspiel atau M. Yunan Yusuf atau yang lain. Agak jarang- untuk mengatakan
tidak ada sama sekali bahasan serius atas tafsir-tafsir pada abad sebelumnya.
Tafsir memegang peran penting dalam kajian Islam. la merupakan salah satu
cabang penting dalam pemahaman ajarannya. Jika penyebaran Islam di duga sudah
mulai menyentuh wilayah nusantara sejak abad 13, maka kenyataan di atas cukup
memprihatinkan.
Sebab
hal
demikian
akan
menimbulkan
persepsi
tidak
sejarahnya, dinamika intelektual umat Islam sebelum abad 19 memiliki intensitas yang
cukup tinggi, Khusus mengenai tafsir, tampaknya tidak mengalami perkembangan yang
pesat. Berbeda dengan disiplin lain seperti tasawuf, fiqih atau filsafat. Namun tidak
berarti tradisi penafsiran sama sekali tidak berkembang dan tidak berjalan. A.H. Johns,
dalam penelusurannya menyebutkan bahwa aktifitas penafsiran di wilayah ini sudah
berlangsung sedikitnya sejak abad 16. Gejala ini tampak dari beberapa karya tulis yang
dihasilkan dan ditemukan pada periode itu. Karya-karya Hamzah Fansuri atau Syams
al-Din al-Sumatrani, misalnya, meskipun tidak secara tegas dapat disebut karya tafsir,
namun sudah dapat dijadikan indikasi sudah terbangunnya tradisi tafsir dikala itu.
Dalam hal ini didukung oleh pandangan Braginsky yang menulis: Bagaimanapun,
dalam pengertiannya yang luas, semua karangan mistik-keagamaan itu merupakan
tafsir sui generic terhadap teks-teks kanon keagamaan, yang dari sudut pandangan
Islam meliputi pelimpahan wahyu.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas maka penulis meumuskan masalah sebagai berikut
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Howard M. Federsptel, Popular Indonesia Literature of Quran ( Kajian al - Quran
di Indonesia) seorang tokoh yang melakukan pembagian kemunculan dan perkembangan
tafsir al Quran di Indonesia ke dalam tiga generasi. Generasi pertama dimulai sekitar awal
abad XIX sampai dengan tahun 1960-an. Era ini ditandai dengan penerjemahan dan
penafsiran yang didominasi oleh model tafsir terpisah-pisah dan cenderung pada suratsurat tertentu sebagai obyek tafsir. Generasi kedua, yang muncul pada pertengahan 1960an, merupakan penyempurnaan dari generasi pertama yang ditandai dengan adanya
penambahan penafsiran berupa catatan kaki, terjemahan kata per kata dan kadang disertai
dengan indeks sederhana. Tafsir generasi ketiga, mulai tahun 1970-an, merupakan
penafsiran yang lengkap, dengan komentar-komentar yang luas terhadap teks yang
jugadisertaidenganterjemahnya.
Namun kesimpulan yang dikemukakan oleh Howard M. Federspiel ini tidak
sepenuhnya benar. Fakta menunjukkan bahwa pada periode pertama sudah ada karya tafsir
yang sudah merupakan penafsiran lengkap seperti Tarjuman al Mustafid karya Abdul Rauf
al Singkili dan Marah Labid karya Syek Muhammad Nawawi. Demikian juga pada periode
kedua sudah terdapat tafsir lengkap 30 juz dengan komentar yang luas seperti tafsir al
Azhar karya Hamka Hanya saja secara umum karya yang ada memang cenderung seperti
yang dikemukakan oleh Federspiel.
Perkembangan terakhir dari kajian tafsir di Indonesia menunjukkan karya tafsir
yang mengarah pada kajian tafsir maudhui. Hal ini banyak dipelopori oleh Quraish
Shihab, yang banyak menghasilkan beberapa buku tafsir tematik seperti Lentera Hati,
Membumikan al Quran dan Wawasan al Quran. Kecenderungan ini kemudian diikuti
oleh para penulis yang lain dan makin disemarakkan dengan berbagai kajian tematik dari
tesis dan disertasi di berbagai perguruan tinggi Islam.
Pemikiran Fazlul Rahman Ia berasal dari Hazara Pakistan. Pemikiran dalam tafsir
sangat mempengaruhi perkenbangan kajian al-Quran di Indonesiadengan menggunakan
metode yang bernama, Double Movement ( Gerakan Ganda ). Gerakan Ganda yaitu
bertolak dari situasi kontemporer menuju era al-Quran yang diwahyukan, pengertiannya
bahwa perlu dipahami arti atau makna dari problem historis dan menjadikan al-Quran
sebagai jawaban. Dengan kata lain memahami al-Quan secara totalitas, disamping sebagai
ajaran-ajaran yang spesifik yang merupakan respon dari situasi spesifik juga.
Ia
tafsir bi al-Matsur, tafsir bi al-Rayi, tfsir Shufi, tfsir Fiqih, tafsir Falsafah,
tafsir ilmi, tafsir Adabi.
b. Tafsir Ijmali, penafsiran al-Quran secara singkat dan global tanpa uraian
panjang lebar : tafsir Jalalain, tafsir Shofwah al-Bayan limani al-Quran, tafsir
al-Quran al-Azhim.
c. Tafsir Muqaram, membandingkan makna dari ayat ke ayat lain.
d. Tafsir MaudhuI, mengumpulkan ayat-ayat al-Quran yang membahas satu
masalah.
e. Tafsir bi-al-Matsur, membahas suatu ayat yang samar artinya.
f. Tafsir bi al-Rayi, menafsirkan ayat-ayat dimungkinkan oleh pernyataan alQuran sendiri bahwa ia diturunkan sebagai petunjuk baik untuk individu atau
kelompok.
2. Karakteristik Tafsir
Dari segi generasi Howard M. Federspiel pernah melakukan pembagian
kemunculan dan perkembangan tafsir al Quran di Indonesia ke dalam tiga
generasi. Generasi pertama dimulai sekitar awal abad XIX sampai dengan tahun
1960-an. Era ini ditandai dengan penerjemahan dan penafsiran yang didominasi
oleh model tafsir terpisah-pisah dan cenderung pada surat-surat tertentu sebagai
obyek tafsir. Generasi kedua, yang muncul pada pertengahan 1960-an, merupakan
penyempurnaan dari generasi pertama yang ditandai dengan adanya penambahan
penafsiran berupa catatan kaki, terjemahan kata per kata dan kadang disertai
dengan indeks sederhana. Tafsir generasi ketiga, mulai tahun 1970-an, merupakan
penafsiran yang lengkap, dengan komentar-komentar yang luas terhadap teks yang
jugadisertaidenganterjemahnya.
Perkembangan terakhir dari kajian tafsir di Indonesia menunjukkan karya
tafsir yang mengarah pada kajian tafsir maudhui. Hal ini banyak dipelopori oleh
Quraish Shihab, yang banyak menghasilkan beberapa buku tafsir tematik seperti
Lentera Hati, Membumikan al Quran dan Wawasan al Quran. Kecenderungan ini
kemudian diikuti oleh para penulis yang lain dan makin disemarakkan dengan
berbagai kajian tematik dari tesis dan disertasi di berbagai perguruan tinggi Islam.
3. Metode Tafsir
Menurut Goldziher ada lima aliran dalm penafsiran al-Quran:
a. Penafsiran denganbantuan sunah dan sahabat Nabi
b. Penafsiran dogmatis
c. Penafsiran mistis
d. Penafsiran sekretarian
e. Penafsiran modernis.
4. Karya Tafsir Di Indonesia
a. Terjemah
Terjemah al Quran juga dimasukkan ke dalam bagian karya tafsir karena
pada dasarnya terjemah juga merupakan upaya untuk mengungkapkan makna al
Quran ke dalam bahasa lain. Artinya di dalamnya terdapat unsur interpretasi
manusia terhadap ayat-ayat al Quran meskipun dalam bentuk yang sederhana,
terlebih di dalamnya juga disertai dengan catatan kaki tentang makna satu ayat.
Karya terjemah yang dihasilkan :
1) Al Quran dan Terjemahnya oleh Yayasan Penyelenggara Penterjemahan al
Quran Departemen Agama RI tahun 1967. Karya ini merupakan salah satu
proyek yang dimotori oleh Departemen Agama RI dalam rangka
penerjemahan al Quranul-Karim ke dalam Bahasa Indonesia.
2) Al Quran dan Terjemahannya oleh Redaksi Penerbit Bahrul Ulum
pimpinanH.BahtiarSurin.
3) Al Quran Bacaan Mulia tahun 1977 oleh Dr. H. B. Jassin. Karya ini lebih
merupakan upaya penerjemahan al Quran ke dalam Bahasa Indonesia
dengan bahasa puitis. Hal ini sesuai dengan latar belakang HB Jassin yang
merupakan seorang sasterawan. Latar belakang penerjemahan al Quran
dengan bahasa puitis adalah karena al Quran memiliki kandungan sastra
yang tiada tara.
b. Tafsir Tematis
Dari karya tafsir yang berkembang di Indonesia ada yang disusun dengan
corak tafsir tematis di antaranya adalah :
1) Tematik Plural
Karya tafsir tematis ada yang bersifat plural yaitu karya yang
membahas berbagai persoalan. Di antaranya adalah :
a) Membumikan al Quran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat (1992), Lentera Hati Kisah dan Hikmah Kehidupan (1994)
dan Wawasan al-Quran (1996). Ketiganya adalah karya Quraish Shihab
yang diterbitkan oleh Mizan Bandung. Dalam ketiga buku ini Quraish
Shihab membahas berbagai tema yang berkaitan dengan persoalanpersoalan yang ada di tengah masyarakat.
b) Ensiklopedi al Quran (Jakarta: Paramadina, 1996) karya M. Dawam
Raharjo. Karya ini merupakan kumpulan kajian serius yang ditulis oleh
Dawam Raharjo dalam Jurnal Ulumul Quran tahun 1990-an.
1987), Mahkota Tuntunan Ilahi (1988) karya M Quraish Shihab, dan Tafsir
Sufi Surat al Fatihah (1999) karya Jalaluddin Rakhmat
3) Surat An Nisa
Tafsir Hijri, Kajian Tafsir Al Quran Surat An Nisa (Jakarta: Logos,
2000) karya KH Didin Hafidhuddin. Buku ini merupakan hasil kajian tafsir
yang disampaikan KH Didin Hafidhuddin di Masjid Al Hijri Universitas
Ibnu Khaldun Bogor setiap Ahad sejak tahun 1993.
4) Surat Yasin
Karya tafsir yang membahas tentang surat Yasin antara lain adalah :
Tafsir Surah Yasin (Jakarta : Bulan Bintang: 1978) karya Zainal Abidin
Ahmad, Kandungan Surat Yasin (tt:, Yulia Karya, 1978) karya Mahfudli
Sahli, Memahami Surat Yaa Sin (Jakarta :Golden Trayon Press, 1998) karya
Radiks Purba
5) Juz Amma
Karya tafsir yang menfokuskan pembahasan pada juz amma (juz
30) antara lain adalah : Al Abroor, Tafsir Djuz Amma Karya Mustafa Baisa
(Surabaya: Usaha Keluarga, 1960), Tafsir Juz Amma dalam Bahasa
Indonesia karya M. Said (Bandung: al-Maarif, 1960), Juz Amma dan
Makna karya Gazali Dunia (Jakarta: Bulan Bintang, 1978) dan Tafsir Juz
Amma Disertai Asbabun Nuzul (2000) karya Rafiudin S.Ag dan Drs. KH.
Edham Rifai.
6) Tafsir Lengkap 30 Juz
Tafsir al Quran di Indonesia yang membahas secara lengkap 30 juz
sesuai dengan mushaf uthmani cukup banyak. Hal yang menunjukkan
bahwa Indonesia sebenarnya juga merupakan salah satu ikon peradaban
Islam. Karya-karya tafsir tersebut antara lain adalah:
d. Tafsir al Bayan
1) Biografi Penulis
Penulis tafsir ini adalah Prof. DR. Teungku Muhammad Hasbi bin
Muhammad Husein bin Muhammad Masud bin Abd. Rahman Ash
Shiddieqy. Dilahirkan pada bulan Jumadil Akhir 1321H/ 10 Maret 1907 M
di Lho Seumawe + 273 km sebelah timur Banda Aceh. Hasbi Ash Shiddieqy
menuntut ilmu dari para ulama di beberapa pondok pesantren terkenal di
Dayah, Blangkabu, Gendong, Krueng Mane, Kutaraja dsb. Dari silsilahnya
diketahui bahwa ia adalah keturunan ke-37 dari Abu Bakar Ash Shiddieq
Beliau mempelajari bahasa Arab daripada gurunya yang bernama
Syeikh Muhammad ibn Salim al-Kalali, seorang ulama berbangsa Arab.
10
Pada tahun 1926 T.M Hasbi ash Shiddieqy berangkat ke Surabaya dan
melanjutkan pelajarannya di Madrasah al-Irsyad, sebuah organisasi
keagamaan yang didirikan oleh Syeikh Ahmad Surkati (1874-1943),
seorang ulama yang berasal dari Sudan . Di Madrasah al-Irsyad Hasbi ash
Shiddieqy mengambil takhassus dalam bidang pendidikan selama 2 tahun.
Pengajiannya di al-Irsyad dan gurunya Ahmad Surkati banyak memberi
didikan ke arah pembentukan pemikiran moden. Beliau juga pernah
menuntut di Timur Tengah.
T.M Hasbi ash Shiddieqy merupakan seorang ulama Indonesia yang
terkenal. Beliau memiliki keahlian dalam bidang ilmu fiqh dan usul fiqh,
tafsir, hadith, dan ilmu kalam. T.M Hasbi ash Shiddieqy telah
dianugerahkan dua gelar Doktor Honoris Causa sebagai penghargaan di atas
jasa-jasanya
terhadap
perkembangan
Perguruan Tinggi
Islam
dan
11
tengah masyarakat perlu dikaji dan ditinjau semula. Ash Shiddieqy berkata
di dalam kitab tafsirnya: Maka setelah saya memperhatikan perkembangan
penterjemahan al-Quran akhir-akhir ini, serta meneliti secara tekun
terjemahan-terjemahan itu, nyatalah bahawa banyak terjemahan kalimat
yang perlu ditinjau dan disempurnakan. Oleh karenanya, dengan memohon
taufiq daripada Allah Taala, saya menyusun sebuah terjemah yang lain dari
yang sudah-sudah yang melengkapi segala lafazh, bahkan melengkapi
terjemah dari lafazh-lafazh yang diungkapkan menurut pendapat pendapat
ahli tafsir kenamaan
Al-Bayan yang dinamakan oleh pengarang adalah bermaksud Suatu
penjelasan bagi makna-makna al-Quran. Kitab ini terdiri dari dua jilid.
Jilid pertama mengandungi nas-nas ayat al-Quran rmulai dari surah alFatihah sampai dengan ayat 75 surah al-Kahf. Kesemua terjemahan dan
tafsiran bagi jilid pertama mengandungi 789 muka surat. Jilid kedua Tafsir
al-Bayan ini, dimulai dari surah al-Kahf ayat ke 75 sampai dengan surah alNas bersama terjemahan dan tafsirannya yang terkandung dalam muka surat
789 sehingga 1604
Metode yang dipergunakan dalam penerjemahan ayat yaitu
adakalanya Hasbi menerjemahkan lafal ayat saja, terkadang ia juga
menerjemahkan makna ayat yaitu dengan memasukkan ke dalam ayat
makna yang ia pandang seharusnya ada. Sehingga menurutnya terjemahan
itu sudah menjelaskan makna. Sedangkan dalam penafsiran ayat-ayat al
Quran Hasbi lebih menafsirkannya secara ringkas. Tafsiran ayat-ayat al
Quran biasanya dimulai dengan kata yani. Dalam menafsirkan ayat-ayat
al Quran, Hasbi banyak melakukan penafsiran ayat dengan ayat yaitu
dengan menerangkan ayat-ayat lain yang semakna. Ayat-ayat yang
sebanding atau semakna ini biasanya dinyatakan dengan menyebut nomor
surat dan nomor ayat, misalnya pada foot note 124 ketika menjelaskan surat
al-Baqarah : 104, Hasbi kemudian membandingkan dengan surat an-Nisa:
46 yaitu Bandingkan dengan ayat 46 S.4: An Nisa. Sedangkan ayat-ayat
yang ada hubungannya dengan penafsiran tersebut dinyatakan menyebut
nomor surat dan nomor ayat, diawali dengan kata bacalah. Misalnya pada
foot note 200 ia menyatakan baca : a. 6 S 35:Fathir; a. 50 S.18:Al Kahf.
12
13
ketidakmampuan
mereka
menguasai
ilmu
Bahasa
Arab.
14
dengan
Mushaf
Usmani
yang
telah
distandarkan
15
judul
khusus,
sehingga
memudahkan
pembaca
untuk
16
aksara latin dan terjemah perkata. Setelah menyajikan dua model penyajian
terjemah ini baru dipaparkan penjelasan tentang maksud ayat.
g. Tafsir Al Misbah
1) Biografi Penulis
Penulis tafsir ini adalah M. Quraish Shihab. Ia lahir di Rappang
Sulawesi Selatan tanggal 16 Pebruari 1944. Meraih gelar sarjana Fakultas
ushuluddin tahun 1967, MA dari jurusan tafsir hadith tahun 1969 dan
program doktoral tahun 1982. Semuanya ia dapatkan dari Universitas al
Azhar Kairo Mesir. Pada tahun 1992-1998 Ia menjadi rektor IAIN
(sekarang menjadi UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun 1998 Ia
diangkat menjadi menteri agama, dan duta besar RI di mesir. Pada tahun
1989 sekarang ia merupakan anggota dewan pentashih al Quran dan kini
sebagai Direktur Pusat Studi al Quran (PSQ) Jakarta.
2) Karakteristik Tafsir al Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al Quran
Sebelum menulis karya tafsir ini, Quraish Shihab sudah banyak menulis
tafsir al Quran, namun kebanyakan merupakan tafsir tematis. Di antaranya
adalah Membumikan al Quran, Lentera Hati, dan Wawasan al Quran.
Shihab juga pernah menyusun tafsir tahlili dengan metode nuzuli yaitu
membahasa ayat-ayat al-Quran sesuai dengan urutan masa turunnya suratsurat al-Quran dan sempat diterbitkan oleh Pustaka Hidayah pada tahun
1997 dengan judul Tafsir al-Quran al-Karim. Namun Quraish Shihab
kemudian melihat bahwa karyanya tersebut kurang menarik minat
masyarakat, karena pembahasannnya banyak bertele-tele dalam persoalan
kosa kata dan kaidah yang disajikan. Oleh karena itu ia tidak melanjutkan.
Kemudian ia menulis dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat yang
ia beri nama Tafsir al Misbah Pesan Kesan dan Keserasian al Quran Dari
pemberian judul tafsirnya ini dapat diterka perhatian yang ingin ditekankan
oleh Qurasih Shihab dalam tafsirnya ini.
Tafsir al Misbah diterbitkan pertama kali tahun 2000 oleh Lentera
Hati Jakarta. Pembagian volume tafsir al Misbah didasarkan atas ketuntasan
pembahasan surat-surat dalam al-Quran sehingga masing-masing volume
mempunyai kuantitas yang berbeda, tergantung dari banyaknya surat yang
dibahas dalam masing-masing volume. Tercatat sebanyak 15 volume dari
tafsir al Misbah.
17
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kajian tafsir di Indonesia sebetulnya mengalami kemajuan yang cukup pesat.
Hanya saja sesuai kondisi sosio-historis bangsa Indonesia, maka metode penafsiran
tidak terlepas dari metode terjemah dalam rangka memudahkan pemahaman ummat
Islam di Indonesia. dengan kecenderungan penafsiran yang lebih mengarah pada
metode penafsiran tematis, maka kajian tafsir yang berkembang lebih banyak pada
tafsir tematis.
B. Saran
Setelah memahami makalah ini, maka sebaiknya kita mempelajari sumber-sumber
hukum Islam, dalil-dalil yang shahih yang menunjukkan kepada kita hukum Allah swt,
apa syarat-syarat ijtihad, dan bagaimana metode berijtihad yang benar sesuai batasanbatasan syariat. Kemidian mengapllikasikannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
19
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah memberi
motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.
Penyusun
20
i DAFTAR ISI
DAFATR ISI.....................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang......................................................................................
B Rumusan Masalah................................................................................
C Tujuan...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A Pengertian Tabaqoh................................................................................
B Pandangan Tabaqoh...............................................................................
15
E Kitab-kitab Thabaqat.............................................................................
15
F Nama Nama 12 Thabaqat Menurut dari kitab Thabaqat al-Muktsirin min Riwayah
al-Hadits karya Syaikh Adil ibn Abdisy Syakur az-Zuraqi...............
16
21
22
21
MAKALAH
ii
STUDI AL-HADITS
Thabaqat (tingkatan) periwayatan Hadits
Disusun Oleh :
Mustani
215 302 0725
Dosen pembimbing :
Dr. aan Supian, M. Ag
iii
22
Ahmad as-
Shouwy, M. Mustofa Al-Azami, Deliar Noer, Ahmad Baiquni, Jakarta: Mukjizat AlQuran dan Sunah Tentang IPTEK, Gema Insani Press, 1995
Amin Abdullah, Islamic Studeis di Perguruan Tinggi Pendekatan Interaktif Interkonektif,
( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006 ).
Howard . M. Federspiel, Popular Indonesian Literature Of The Quran ( Cornell Univercity
Ithaca : Cornell Modern Indonesia Project, 1994 ),
M.Dahlan.Y. Al-Barry, L. Lya Sofyan Yakub, Kamus Induk Istilah Ilmiah: ( Surabaya,
Target Pres 2003 )[1] Moh. Ali Ash-Shabunie, Pengantar Ilmu-Ilmu al-Quran
( Surabaya,AlIkhlas,1983 ),
Moh.Ali Ash-Shabunei, Pengantar Ilmu-Ilmu Al-Quran ( Surabaya: Al-Ikhlas 1983
Arifin,
Bey.
Samudra
al
Fatihah.
Surabaya:
Arini,
1972.
23