Anda di halaman 1dari 10

ILMU MAKKI DAN MADANI

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Perkuliahan Ulumul Quran

Oleh:
Lalu Kukuh Pribadi Sukma Raharja (210603065)
Zulkarnaen (210603079)
JURUSAN PEMIKIRAN POLITIK ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam
semoga selalu terlimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW
beserta keluarganya dan para pengikutnya yang setia sampai hari kiamat.

Alhamdulillah Wasyukurillah berkat Rahmat dan Hidayah Allah SWT, kami dapat
menyelesaikan tugas Makalah ULUMUL QUR’AN yang membahas tentang Ilmu makki dan
Madani. Apabila terdapat di dalamnya kekurangan dan kesalahan dalam penjelasannya.
Mohon dimengerti dan dipahami, bahwa kami adalah insan yang sangat lemah akan
kecerdasan dan sangat kurang akan kesempurnaan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah ULUMUL QUR’AN dengan harap


semoga Dosen pengampu, dapat memberikan kritik dan saran agar makalah ini penuh dengan
pelajaran yang dapat kami ambil, sehingga biasa menjadi cermin untuk tugas berikutnya, dan
kami mengucapkan banyak terimakasih atas bimbingannya, semogaDosen pengampu dapat
memberikan keikhlasan dalam membimbing, agar kami mendapatkan kemanfaatan ilmu yang
bisa menuntun kami kejalan yang diridhoi Allah SWT. “Allahhuma Amin” Semoga makalah
ilmu makki dan madani ini bermanfaat dan menjadikan amal baik khususnya bagi kami dan
umumnya bagi orang yang membacanya.

Mataram, 03 Maret 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ...................................................................................... 1


B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................. 1
C. TUJUAN ........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengetian Ilmu Makki Dan Madani ............................................................... 2


B. Kelompok Surat Makki Dan Madani ............................................................ 2
C. Pengetahuan Tentang Ilmu Makki Dan Madani
Serta Perbedaannya ......................................................................................... 3
D. Kedudukan Dan Kegunaan Serta Faedah Mengetahui
Ilmu Makki Dan Madani ................................................................................. 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 5
B. Saran ................................................................................................................. 5

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 6

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Para ulama dan ahli tafsir terdahulu memberikan perhatian yang besar
terhadap penyelidikan surat-surat Al-Qur’an. Mereka meneliti al-qur’an ayat demi
ayat dan surat demi surat untuk disusun dengan muzulnya. Dengan memerhatikan
waktu, tempat dan pola kalimat. Bahkan lebih dari itu, mereka mengumpulkannya
sesuai dengan waktu, tempat dan pola kalimat. Cara demikian merupakan ketentuan
cermat yang memberikan kepada peneliti objektif, gambaran mengenai menyelidikan
ilmiyah tentang ilmu dan madaniyah.
Perhatian terhadap ilmu Al Qur’an menjadi bagian terpenting para sahabat
dibanding berbagai ilmu yang lain. Termasuk di dalamnya membahas tentang
muzulnya suatu ayat, tempat, muzulnya, urutan turunnya di Mekkah dan Madinah,
tentang yang diturunkan di Mekkah tetapi termasuk kelompok Madani atau ayat yang
diturunkan di Madinah tetapi masuk dengan katagori Makki dan sebagainya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Ilmu Makki dan Madani?
2. Bagaimana pengetahuan tentang Ilmu Makki dan Madani serta perbedaannya?
3. Apa saja kedudukan dan kegunaan serta faedah mengetahui Ilmu Makki dan
Madani?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian Ilmu Makki dan Madani
2. Untuk mengetahui tentang Ilmu Makki dan Madani serta perbedaannya
3. Untuk mengetahui kedudukan dan kegunaan serta faedah mengetahui Ilmu
Makki dan Madani

iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Makki dan Madani
Secara bahasa Makki berarti Mekah dan Madani berarti Madinah. Sedangkan secara
istilah terdapat tiga pendapat dari para ulama, yaitu sebagai berikut:
1. Pertama: Menentukannya berdasarkan tempat turun ayat. Bila ayat turun di
Mekkah dan sekitarnya seperti Mina, Arafah, dan Hudaibiyah, sekalipun turun
setelah hijrah dinamakan ayat Makkiyah. Sebaliknya jika ayat turun di
Madinah dan sekitarnya seperti Uhud dan Sila’ makai ia disebut ayat
madaniyah.
2. Kedua: Menentukannya berdasarkan khithab (objek penerima) ayat. Bila ayat
turun ditujukan kepada penduduk Mekkah, baik turun di Makkah atau di
Madinah, baik sebelum dan sesudah hijrah, ia disebut ayat Makkiyah.
Sebaliknya, jika ayat tersebut ditujukan kepada penduduk Madinah, baik turun
di Mekkah atau Madinah, baik sebelum atau sesudah hijrah, ia tetap disebut
ayat madaniyah.
3. Ketiga: Makki adalah sesuatu ayat atau surat yang diturunkan sebelum hijrah
walaupun ayat tersebut turun selain selai di Makkah. Sedangkan Madani
adalah sesuatu yang diturunkan setelah hijrah, baik yang turun di Makkah
maupun di Madinah. Dan ini termasuk pendapat yang paling terkenal
(masyhur).

Adapun jika ingin mengetahui tentang ayat-ayat makki dan madani, kita harus
mengetahui terlebih dahulu tentang kelompok dan ciri-ciri tentang ayat makki dan
Madani.

B. Kelompok Surat Makki dan Madani


Menurut perkiraan sebagian ulama, di antaranya Syaikh Muhammad al
Khudari Bek, surat dan ayat Al- qur’an yang tergolong ke dalam kelompok Makkiyah
berjumlah sekitar 13/30% dari keseluruhan Al-qur’an, sementara jumlah surat dan
ayat yang digolongkan ke dalam kelompok Madaniyah hanya berjumlah sekitar
11/30%. Jadi, kelompok surat Makkiyah lebih banyak jumlahnya dari pada kelompok
surat Madaniyah.
Yang tergolong ke dalam kelompok surat Madaniyah ialah: Surat al- Baqarah,
Ali Imran, An-Nisa’, Al-Maidah, Al- Anfal, At- Taubah, An – Nur, Al- Ahzab, Al-
Qital, Al-Fath, Al-Hujurat, Al-Mujadalah, Al-Hasy, Al-Mumtahanah, As-syaffar, Al-
Jumu’ah, Al-Munafiqun, At-Taghabun, At-Thalaq, At-Tahrim, dan An-Nashr.
Kecuali yang telah disebutkan ini, semua surat dan ayat Al-Qur’an yang lainnya
tergolong ke dalam kelompok surat-surat Makkiyah.
1. Ciri-ciri khusus ayat/surah Makiyah
Setiap surat yang di dalamnya terdapat kata -kata yaa ayyukhannasu (wahai manusia),
kecuali tujuh ayat yang tetap tergolong kelompok Madaniyah.
a. Setiap surat yang di dalamnya terdapat kata-kata yaa ayyukhannasu (wahai
manusia), kecuali tujuh ayat yang tetap tergolong kelompok Madaniyah.
b. Surat yang di dalamnya terdapat kata-kata yaa banii adama (hai bani Adam),
kecuali dalam surat Al-Maidah.

v
c. Surat yang di dalamnya terdapat kata kala (sekali-kali tidak atau janganlah
begitu). Setiap surat yang di dalamnya terdapat kata sajada dan atau ayat
sajdah.
d. Surat yang di dalamnya terdapat kata kala (sekali-kali tidak atau janganlah
begitu). Setiap surat yang di dalamnya terdapat kata sajada dan atau ayat
sajdah.
e. Surat makkiyah umumnya pendek-pendek. Misalnya surat-surat yang terdapat
dalam juz Amma, tetapi ada juga yang tergolong Madaniyah
f. Redaksi ayatnya cenderung bernada keras (ancaman), tetapi agak bersajak.
g. Isi surat Makkiyah pada umumnya berkenaan dengan perihal akidah/keimanan
atau tauhid,akhlak, surge, neraka, pahala, dan dosa.
h. Surat – surat yang di dalamnya termuat huruf/lafal sumpah (qasam) dalam
berbagai bentuknya.
2. Ciri-ciri khusus ayat/surah Madaniyah
a. Setiap surat yang berisi kewajiban atau had (sanksi) adalah Madani.
b. Setiap surat yang di dalamnya disebutkan orang-orang munafik adalah
Madani, kecuali surat Al- Ankabut adalah Makki.
c. Setiap surat yang di dalamnya terdapat dialog dengan Ahli Kitab adalah
Madani.
d. Setiap surat yang di dalamnya terdapat kata Yaayyuhal Latzina
Aamanu (wahai orang-orang yang beriman).
e. Surat -surat yang berisikan perihal ibadah, terutama sholat, zakat, puasa, haji,
dan lain- lain.
f. Surat-surat yang berisikan masalah-masalah mu’amalah dalam konteksnya
yang sangat luas.
C. Pengetahuan Tenang Ilmu Makki dan Madani Serta Perbedaannya
Untuk mengetahui dan menentukan Makki dan Madani para Ulama bersandar
pada du acara antara lain:
1. Sima’i Naqli (pendengaran seperti apa adanya). Cara pertama didasarkan
pada riwayat sahih dari para sahabat yang hidup pada saat dan
menyaksikan turunnya wahyu atau dari para tabi’in yang menerima dan
mendengar dari para sahabat bagaimana, di mana dan peristiwa apa yang
berkaitan dengan turunnya wahyu itu. Sebagian besar penentuan Makki
dan Madani itu didasarkan pada cara pertama ini.
2. Qiyasi Ijtihadi, didasarkan pada ciri-ciri Makki dan Madani. Apabila
dalam surat Makki terdapat suatu ayat yang mengandung  sifat Madani
atau mengandung peristiwa Madan, maka dikatakan bahwa ayat itu
Madani. Dan apabila dalam surat Madani terdapat suatu ayat yang
mengandung sifat Makki atau mengandung peristiwa Makki, maka ayat
tersebut dikatakan sebagai ayat Makki. Bila dalam suatu surat terdapat
ciri-ciri Makki maka surat itu dinamakan surat Makki. Demikian pula bila
dalam satu surat terdapat ciri-ciri Madani, maka surat itu dinamakan surat
Madani. Inilah yang disebut qiyasi ijtihadi. Oleh karena itu, para ahli
mengatakan “setiap surat yang di dalamnya mengandung kisah para nabi
danumat-umat terdahulu, maka surat itu adalah Makki. Dan setiap surat
yang di dalamnya mengandung kewajiban atau ketentuan, surat itu adalah
Madani.
D. Kedudukan Dan Kegunaan Serta Faedah Mengetahui Ilmu Makki Dan Madani
1. Kedudukan Dan Kegunaan

vi
Lepas dari perbedaan perdapat para pakar ilmu-ilmu Al-Qur’an tentang
status ilmu Makki dan Madani apakah dia sebagai ilmu sima’i atau ilmu
ijtihadi, yang pasti ilmu ini memiliki kedudukan penting dan stategis serta
sekaligus mempunyai nilai guna yang sangat berarti dalam menafsirkan ayat-
ayat Al-Qur’an. Ilmu Makki dan Madani mempunyai kedudukan signifikan
bagi musafir, paling sedikit sebagai ilmu penopang / pendukung atau ilmu
bantu. Bahkan, bagi musafir yang mengakui keberadaan konsep nasakh
mansukh dalam Al-Qur’an hampir dapat dipastikan harus menjadikan ilmu
Makki dan Madani sebagai salah satu perangkat bagi mereka. Sebab, seperti
diketahui umum, di antara prasyarat nasihk Mansukh ialah bahwa ayat
manskhah (yang di nasakh) harus diturunkan lebih dulu dari pada auat yang
me-nasakh.
Alasan lain yang juga layak dikemukakan ialah bahwa penggolongan
ilmu asbabil nuzul ke dalam ilmu-ilmu riwayatyang dengan demikian maka
sifatnya menjadi terbatas, sedangkan ilmu Makki dan Madani bisa juga di
golongkan ke dalam kelompok ilmu-ilmu ijtihad di samping ada juga yang
lebih tepat digolongkan ke dalam lingkungan ilmu-ilmu sima’I (riwayat).
Berkenaan dengan kelebihan ilmu Makki dan Madani,Abu Qasim al-
Hasan bin Muhammad bin Habib an-Naisaburi misalnya mengungkapkan
demikian “Diantara tanda dari kebesaran ilmu-ilmu Al-Qur’an ialah ilmu
tentang turunnya, ilmu tentang berbagai seginya, serta ilmu tentang tertib
turunnya di Makkah pada saat permulaan, pertengahan dan penghabisan,
demikian pula ketika di Madinah pada saat permulaan, pertengahan, dan
masa- masa akhirnya.
2. Faedah Mengetahui Ilmu Makki Dan Madani
Pengetahuan tentang ilmu makki dan madani diantaranya:
a. Untuk dijadikan alat bantu dalam menafsirkan Al-Qur’an. Sebab
pengetahuan mengenai tempat turun ayat dapat membantu memahami
ayat tersebut dan menafsikannya dengan tafsiran yang benar,
sekalipun yang menjadi pegangan adalah pengertian umum lafaz,
bukan sebab yang khusus. Berdasarkan hal itu seorang penafsir dapat
membedakan antara ayat yang nasikh dengan yang Mansukh bila di
antara kedua ayat terdapat makna yang kontradiktif. Yang datang
kemudian tentu merupakan nasikh atas yang terdahulu.
b. Meresapi gaya Bahasa Al-Qur’an dan memanfaatkannya dalam
metode berdakwah menuju jalan Allah, sebab setipap situasi
mempunyai bahasa tersendiri. Memerhatikan apa yang dikehendaki
oleh situasi, merupakan arti paling khusus dalam ilmu retorika.
Karakteristik gaya Bahasa Makki dan Madani dalam Al-Qur’an pun
memberikan kepada orang yang mempelajarinya sebuah metode
dalam penyampaian dakwah ke jalan Allah yang sesuai dengan
kejiwaan lawan berbicaradan menguasai pikiran dan perasaannya serta
mengatasi apa yang ada dalam dirinya dengan penuh kebijaksanaan.
c. Mengetahui sejarah hidup Nbi melalui ayat-ayat Al-Qur’an, sebab
turunnya wahyu kepada Rasulullah sejalan dengan sejarah dakwah
dengan segala peristiwanya, baik pada periode Mekkah maupun
periode Madinah, sejak permulaan turun wahyu hingga ayat terakhir
diturunkan.

vii
viii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara Bahasa Makki adalah Mekkah dan Madani  adalah  Madinah. Sedangkan
secara istilah terdapat tiga pengertian oleh para ulama’, yaitu:
menentukannya berdasarkan tempat turun ayat, menentukannya berdasarkan khithab
(objek penerima) ayat, dan yang terakhir Makki adalah sesuatu ayat atau surat yang
diturunkan sebelum hijrah walaupun ayat tersebut turun selain selai di Makkah.
Sedangkan Madani adalah sesuatu yang di turunkan setelah hijrah, baik yang turun di
Makkah maupun di Madinah
B. Saran
Dari uraian makalah ilmu makki dan madani ini, maka tidak tertutup
kemungkinan lepas dari kesalahan. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran perbaikan makalah Ulumul Quran.
Demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Penulis berharap dengan terbitnya
karya tulis Makalah Ilmu Makki dan Madani sekiranya dapat menjadi tambahan
pengetahuan yang bermanfaat bagi para pembaca. Dan penulis pun juga
berharapagar kita semua bisa menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup kita
sehingga bisa mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

ix
DAFTAR PUSTAKA
Amin Suma, Muhammad. Ulumul Quran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013

Ansori. Ulumul Quran: Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan. Jakarta: PT. Raja


Grafindo Persada, 2013.

Mudzakir. Studi Ilmu-Ilmu Quran. Bogor: PT. Ikrar Mandiri Abadi, 2001.

Anda mungkin juga menyukai