Anda di halaman 1dari 10

Makalah

Ilmu makiyah dan madaniyah


Dosen pengampuh:Dr.H Usman Armaluddin M.ag

Di susun Oleh:
Fahri Muhammad ibrahim
Jl.Salakopi Desa Lembursawah
Kc.Cantayan Kab.Sukabumi
STAI AL-ANDINA
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Shalawat dan
salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
SAW beserta keluarganya dan para pengikutnya yang setia sampai hari kiamat.

Alhamdulillah Wasyukurillah berkat Rahmat dan Hidayah Allah SWT, kami dapat
menyelesaikan tugas Makalah ULUMUL QUR’AN yang membahas tentang Ilmu makki
dan Madani. Apabila terdapat di dalamnya kekurangan dan kesalahan dalam
penjelasannya. Mohon dimengerti dan dipahami, bahwa kami adalah insan yang sangat
lemah akan kecerdasan dan sangat kurang akan kesempurnaan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah ULUMUL QUR’AN dengan
harap semoga Dosen pengampu, dapat memberikan kritik dan saran agar makalah ini
penuh dengan pelajaran yang dapat kami ambil, sehingga biasa menjadi cermin untuk
tugas berikutnya, dan kami mengucapkan banyak terimakasih atas bimbingannya,
semogaDosen pengampu dapat memberikan keikhlasan dalam membimbing, agar kami
mendapatkan kemanfaatan ilmu yang bisa menuntun kami kejalan yang diridhoi Allah
SWT. “Allahhuma Amin”

Semoga makalah ilmu makki dan madani ini bermanfaat dan menjadikan amal baik
khususnya bagi kami dan umumnya bagi orang yang membacanya.

Sukabumi 22 november 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman judul
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
1.Pendahuluan
2.Rumusan masalah
3.Tujuan penulis
BAB II PEMBAHASAN
ciri ciri makiyah dan madaniyah
Perbedaan ayat- ayat Makkiyah dan Madaniyah
Faedah mengetahui makiyah dan madaniyah
BAB III PENUTUP
kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Para ulama dan ahli tafsir terdahulu memberikan perhatian yang besar terhadap
penyelidikan surat-surat Al-Qur’an. Mereka meneliti al-qur’an ayat demi ayat dan surat
demi surat untuk disusun dengan muzulnya. Dengan memerhatikan waktu, tempat dan
pola kalimat. Bahkan lebih dari itu, mereka mengumpulkannya sesuai dengan waktu,
tempat dan pola kalimat. Cara demikian merupakan ketentuan cermat yang
memberikan kepada peneliti objektif, gambaran mengenai menyelidikan ilmiyah tentang
ilmu dan madaniyah.

Perhatian terhadap ilmu Al Qur’an menjadi bagian terpenting para sahabat dibanding
berbagai ilmu yang lain. Termasuk di dalamnya membahas tentang muzulnya suatu
ayat, tempat, muzulnya, urutan turunnya di Mekkah dan Madinah, tentang yang
diturunkan di Mekkah tetapi termasuk kelompok Madani atau ayat yang diturunkan di
Madinah tetapi masuk dengan katagori Makki.dan sebagainya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian ilmu Makki dan Madani?.

2. Apa saja Pengetahuan tentang ilmu Makki dan Madani serta Perbedaannya?

3. Apa saja kedudukan dan kegunaan serta faedah mengetahui ilmu Makki dan
Madani?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengertian ilmu Makki dan Madani.

2. Untuk mengetahui pengetahuan tentang ilmu Makki dan Madani serta perbedaannya.

3. Untuk mengetahui kedudukan dan kegunaan serta faedah mengetahui ilmu Makki dan
Madani.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Makki dan Madani

Secara bahasa Makki adalah Mekkah dan Madani adalah Madinah. Sedangkan
secara istilah terdapat tiga pengertian oleh para ulama, yaitu sebagai berikut :

1. Pertama : Menentukannya berdasarkan tempat turun ayat. Bila ayat turun di Mekkah
dan sekitarnya seperti Mina, Arafah, dan Hudaibiyah, sekalipun turun setelah hijrah
dinamakan ayat Makkiyah. Sebaliknya jika ayat turun di Madinah dan sekitarnya seperti
Uhud dan Sila’ makai ia disebut ayat madaniyah.

2. Kedua : Menentukannya berdasarkan khithab (objek penerima) ayat. Bila ayat turun
ditujukan kepada penduduk Mekkah, baik turun di Makkah atau di Madinah, baik
sebelum dan sesudah hijrah, ia disebut ayat Makkiyah. Sebaliknya, jika ayat tersebut
ditujukan kepada penduduk Madinah, baik turun di Mekkah atau Madinah, baik sebelum
atau sesudah hijrah, ia tetap disebut ayat madaniyah.

3. Ketiga : Makki adalah sesuatu ayat atau surat yang diturunkan sebelum hijrah
walaupun ayat tersebut turun selain selai di Makkah. Sedangkan Madani adalah
sesuatu yang diturunkan setelah hijrah, baik yang turun di Makkah maupun di Madinah.
Dan ini termasuk pendapat yang paling terkenal (masyhur).[1]

Adapun jika ingin mengetahui tentang ayat-ayat makki dan madani, kita harus
mengetahui terlebih dahulu tentang kelompok dan ciri-ciri tentang ayat makki dan
Madani.

B. Kelompok Surat Ilmu Makki dan Madani

Menurut perkiraan sebagian ulama, di antaranya Syaikh Muhammad al Khudari Bek,


surat dan ayat Al- qur ‘an yang tergolong ke dalam kelompok Makkiyah berjumlah
sekitar 13/30% dari keseluruhan Al-qur’an, sementara jumlah surat dan ayat yang
digolongkan ke dalam kelompok Madaniyah hanya berjumlah sekitar 11/30%. Jadi,
kelompok surat Makkiyah lebih banyak jumlahnya dari pada kelompok surat Madaniyah.

Yang tergolong ke dalam kelompok surat Madaniyah ialah : Surat al- Baqarah, Ali
Imran, An-Nisa’, Al-Maidah, Al- Anfal, At- Taubah, An – Nur, Al- Ahzab, Al-Qital, Al-
Fath, Al-Hujurat, Al-Mujadalah,Al-Hasy, Al-Mumtahanah, As-syaffar,Al-Jumu’ah, Al-
Munafiqun, At-Taghabun, At-Thalaq, At-Tahrim, dan An-Nashr. Kecuali yang telah
disebutkan ini, semua surat dan ayat Al-Qur’an yang lainnya tergolong ke dalam
kelompok surat-surat Makkiyah.[2]

5
1. Ciri-Ciri Khusus Surat/Ayat Makkiyah

1. Setiap surat yang di dalamnya terdapat kata -kata yaa ayyukhannasu (wahai
manusia), kecuali tujuh ayat yang tetap tergolong kelompok Madaniyah.

2. Surat yang di dalamnya terdapat kata-kata yaa banii adama (hai bani Adam), kecuali
dalam surat Al-Maidah.

3. Surat yang di dalamnya terdapat kata kala (sekali-kali tidak atau janganlah begitu).
Setiap surat yang di dalamnya terdapat kata sajada dan atau ayat sajdah.

4. Setiap surat yang yang di dalamnya terdapat kisah Adam dan Iblis, kecuali yang ada
dalam surat Al- Baqarah.

5. Surat makkiyah umumnya pendek-pendek. Misalnya surat-surat yang terdapat dalam


juz Amma, tetapi ada juga yang tergolong Madaniyah

6. Redaksi ayatnya cenderung bernada keras (ancaman), tetapi agak bersajak.

7. Isi surat Makkiyah pada umumnya berkenaan dengan perihal akidah/keimanan atau
tauhid,akhlak, surge, neraka, pahala, dan dosa.[3]

8. Surat – surat yang di dalamnya termuat huruf/lafal sumpah (qasam) dalam berbagai
bentuknya.[4]

2. Ciri-ciri Khusus Madani

1. Setiap surat yang berisi kewajiban atau had (sanksi) adalah Madani.

2. Setiap surat yang di dalamnya disebutkan orang-orang munafik adalah Madani,


kecuali surat Al- Ankabut adalah Makki.

3. Setiap surat yang di dalamnya terdapat dialog dengan Ahli Kitab adalah Madani.

4. Setiap surat yang di dalamnya terdapat kata Yaayyuhal Latzina Aamanu (wahai
orang-orang yang beriman).

5. Surat -surat yang berisikan perihal ibadah, terutama sholat, zakat, puasa, haji, dan
lain- lain.

6. Surat-surat yang berisikan masalah-masalah mu’amalah dalam konteksnya yang


sangat luas.[5]

6
C. Pengetahuan tentang Ilmu Makki dan Madani serta Perbedaannya

Untuk mengetahui dan menentukan Makki dan Madani para ulama bersandar pada dua
cara anatara lain:

1. Sima’i Naqli ( pendengaran seperti apa adanya ). Cara pertama didasarkan pada
riwayat sahih dari para sahabat yang hidup pada saat dan menyaksikan turunnya
wahyu atau dari para tabi’in yang menerima dan mendengar dari para sahabat
bagaimana, di mana dan peristiwa apa yang berkaitan dengan turunnya wahyu itu.
Sebagian besar penentuan Makki dan Madani itu didasarkan pada cara pertama ini.

2. Qiyasi Ijtihadi, didasarkan pada ciri-ciri Makki dan Madani. Apabila dalam surat Makki
terdapat suatu ayat yang mengandung sifat Madani atau mengandung peristiwa
Madan, maka dikatakan bahwa ayat itu Madani. Dan apabila dalam surat Madani
terdapat suatu ayat yang mengandung sifat Makki atau mengandung peristiwa Makki,
maka ayat tersebut dikatakan sebagai ayat Makki. Bila dalam suatu surat terdapat ciri-
ciri Makki maka surat itu dinamakan surat Makki. Demikian pula bila dalam satu surat
terdapat ciri-ciri Madani, maka surat itu dinamakan surat Madani. Inilah yang disebut
qiyasi ijtihadi. Oleh karena itu, para ahli mengatakan “ setiap surat yang di dalamnya
mengandung kisah para nabi danumat-umat terdahulu, maka surat itu adalah Makki.
Dan setiap surat yang di dalamnya mengandung kewajiban atau ketentuan, surat itu
adalah Madani.[6]

D. Kedudukan dan Kegunaan serta Faedah mengetahui ilmu Makki dan Madani

1. Kedudukan dan Kegunaan

Lepas dari perbedaan perdapat para pakar ilmu-ilmu Al-Qur’an tentang status ilmu
Makki dan Madani apakah dia sebagai ilmu sima’i atau ilmu ijtihadi, yang pasti ilmu ini
memiliki kedudukan penting dan stategis serta sekaligus mempunyai nilai guna yang
sangat berarti dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an. Ilmu Makki dan Madani
mempunyai kedudukan signifikan bagi musafir, paling sedikit sebagai ilmu penopang /
pendukung atau ilmu bantu. Bahkan, bagi musafir yang mengakui keberadaan konsep
nasakh mansukh dalam Al-Qur’an hampir dapat dipastikan harus menjadikan ilmu
Makki dan Madani sebagai salah satu perangkat bagi mereka. Sebab, seperti diketahui
umum, di antara prasyarat nasihk Mansukh ialah bahwa ayat manskhah (yang di
nasakh) harus diturunkan lebih dulu dari pada auat yang me-nasakh.

Alasan lain yang juga layak dikemukakan ialah bahwa penggolongan ilmu asbabil nuzul
ke dalam ilmu-ilmu riwayatyang dengan demikian maka sifatnya menjadi terbatas,
sedangkan ilmu Makki dan Madani bisa juga di golongkan ke dalam kelompok ilmu-ilmu
ijtihad di samping ada juga yang lebih tepat digolongkan ke dalam lingkungan ilmu-ilmu
sima’I (riwayat).

7
Berkenaan dengan kelebihan ilmu Makki dan Madani,Abu Qasim al- Hasan bin Muhammad bin
Habib an-Naisaburi misalnya mengungkapkan demikian “ Di antara tanda dari kebesaran ilmu-
ilmu Al-Qur’an ialah ilmutentang turunnya, ilmu tentang berbagai seginya, serta ilmu tentang
tertib turunnya di Makkah pada saat permulaan, pertengahan dan penghabisan,demikian pula
ketika di Madinah pada saat permulaan, pertengahan, dan masa- masa akhirnya.

2. Faedah mengetahui Ilmu Makki dan Madani

Pengetahuan tentang ilmu Makki dan Madani banyak faedahnya, di antaranya :

a) Untuk dijadikan alat bantu dalam menafsirkan Al-Qur’an. Sebab pengetahuan


mengenai tempat turun ayat dapat membantu memahami ayat tersebut dan
menafsikannya dengan tafsiran yang benar, sekalipun yang menjadi pegangan adalah
pengertian umum lafaz, bukan sebab yang khusus. Berdasarkan hal itu seorang
penafsir dapat membedakan antara ayat yang nasikh dengan yang Mansukh bila di
antara kedua ayat terdapat makna yang kontradiktif. Yang datang kemudian tentu
merupakan nasikh atas yang terdahulu.

b) Meresapi gaya Bahasa Al-Qur’an dan memanfaatkannya dalam metode berdakwah


menuju jalan Allah, sebab setipap situasi mempunyai bahasa tersendiri. Memerhatikan
apa yang dikehendaki oleh situasi, merupakan arti paling khusus dalam ilmu retorika.
Karakteristik gaya Bahasa Makki dan Madani dalam Al-Qur’an pun memberikan kepada
orang yang mempelajarinya sebuah metode dalam penyampaian dakwah ke jalan Allah
yang sesuai dengan kejiwaan lawan berbicaradan menguasai pikiran dan perasaannya
serta mengatasi apa yang ada dalam dirinya dengan penuh kebijaksanaan.

c) Mengetahui sejarah hidup Nbi melalui ayat-ayat Al-Qur’an, sebab turunnya wahyu
kepada Rasulullah sejalan dengan sejarah dakwah dengan segala peristiwanya, baik
pada periode Mekkah maupun periode Madinah, sejak permulaan turun wahyu hingga
ayat terakhir diturunkan.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Secara Bahasa Makki adalah Mekkah dan Madani adalah Madinah. Sedangkan
secara istilah terdapat tiga pengertian oleh para ulama’, yaitu: menentukannya
berdasarkan tempat turun ayat, menentukannya berdasarkan khithab (objek penerima)
ayat, dan yang terakhir Makki adalah sesuatu ayat atau surat yang diturunkan sebelum
hijrah walaupun ayat tersebut turun selain selai di Makkah. Sedangkan Madani adalah
sesuatu yang di turunkan setelah hijrah, baik yang turun di Makkah maupun di Madinah.

2. Ciri-ciri khusus surat/ayat Makkiyah

a) Setiap surat yang di dalamnya terdapat kata-kata yaa ayyukhannasu ( wahai


manusia ), kecuali tujuh ayat yang tetap tergolong kelompok Madaniyah.

b) Surat yang di dalamnya terdapat kata-kata yaa banii adama (hai bani Adam), kecuali
dalam surat Al-Maidah.

c) Surat yang di dalamnya terdapat kata kala (sekali-kali tidak atau janganlah
begitu).Setiap surat yang di dalamnya terdapat kata sajada dan atau ayat sajdah dan
lain lain.

3. Ciri-ciri khusus Madani

a) Setiap surat yang berisi kewajiban atau had (sanksi) adalah Madani.

b) Setiap surat yang didalamnya disebutkan orang-orang munafik adalah Madani,


kecuali surat Al- Ankabut adalah Makki.

c) Setiap surat yang didalamnya terdapat dialog dengan Ahli Kitab adalah Madani.

B. Saran

Dari uraian makalah ilmu makki dan madani ini, maka tidak tertutup kemungkinan lepas
dari kesalahan. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran perbaikan
makalah Ulumul Quran.

Demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Penulis berharap dengan terbitnya karya


tulis Makalah Ilmu Makki dan Madani sekiranya dapat menjadi tambahan pengetahuan
yang bermanfaat bagi para pembaca. Dan penulis pun juga berharapagar kita
semua bisa menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup kita sehingga
bisa mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Amin Suma, Muhammad. Ulumul Quran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013

Ansori. Ulumul Quran: Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2013.

Mudzakir. Studi Ilmu-Ilmu Quran. Bogor: PT. Ikrar Mandiri Abadi, 2001.

10

Anda mungkin juga menyukai