Anda di halaman 1dari 10

Makalah Mata Kuliah : Ulumul Qur’an

MAKIYYAH DAN MADANIYYAH

Disusun Oleh :

Kelompok 3

1. Sundari Agusriana (2130304101)


2. Firda Sonia (2130304092)
3. Neva Radesi Putri (2130304106)

Dosen Pengampu :

PATHUR RAHMAN,M.Ag.

Kelas :
21043
PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat serta
anugrah darinya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami dengan judul “Makiyyah dan
Madaniyyah”.

Sholawat serta salam tidak lupa selalu kita curahkan kepada junjungan nabi agung kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua,
yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni syariah agama islam yang sempurna
dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk
makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat menyadari,
bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Wassalam’mualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Palembang, 15 Maret 2022

Kelompok 3

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2

BAB I..........................................................................................................................................................3

BAB II.........................................................................................................................................................4

B. CIRI-CIRI AYAT MAKKIYAH DAN MADANIYYAH...............................................................5

C. UrgensidanHikmahMemahamiAyat – ayatMakiyyahdanMadaniyyah.............................................6

BAB III.......................................................................................................................................................8

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Para ulama dan ahli tafsir terdahulu memberikan perhatian yang besar terhadap
penyelidikan surat-surat Al-Qur’an, mereka meneliti Al-Qur’an ayat demi ayat, surat demi surat
untuk di susun sesuai dengan nuzulnya dengan memperhatikan waktu, tempat dan pola kalimat.
Bahkan lebih dari itu, mereka mengumpulkannya sesuai dengan waktu, tempat dan pola
kalimatnya juga. Cara demikian merupakan ketentuan cermat yang memberikan kepada peneliti
objektif, gambaran mengenai penyelidikan ilmiah tentang Ilmu Makki dan Madani.

Untuk lebih jelasnya dalam makalah ini akan di terangkan Ihwal Makki dan Madani yang
sekarang sudah menjadi disiplin Ulumul Qur’an yang berdiri sendiri, sebagai salah satu cabang
dari Ulumul Qur’an secara Mudawwan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari ayat makiyyah dan madaniyyah?
2. Sebutkan Ciri-ciri Ayat makiyyah dan madaniyyah?
3. Apa urgensi dan hikmah memahami ayat-ayat makiyyah dan madaniyyah?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari ayat makiyyah dan madaniyyah.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri ayat makiyyah dan madaniyyah.
3. Untuk mengetahui urgensi dan hikmah memahami ayat–ayat makiyyah dan madaniyyah.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ayat Makiyyah Dan Madaniyyah


Kata ‫ المكي‬berasal dari ‫ مكة‬dan ‫ المدني‬berasal dari kata ‫مدينة‬. Kedua kata tersebut telah
dimasuki “‫ ”ي‬nisbah sehingga menjadi “‫ة‬QQ‫دن ي‬QQ‫المكي” ال م‬. atau ‫دني‬QQ‫ الم‬dan ‫ة‬QQ‫ المكي‬atau Secara
harfiah, ‫ كي م ال‬atau ‫ ية ك م ال‬berarti “yang bersifat Makkah” atau “yang berasal dari Makkah”,
sedangkan ‫ ي مدن ال‬atau ‫دن ال‬QQ‫ ية م‬berarti “yang bersifat Madinah” atau “yang berasal dari
Madinah”

Dalam mendefinisikan Makki (Makkiyah) dan Madani (Madaniyah) ada beberapa


teori yang berbeda–beda. Sedikitnya ada 4 teori dalam menentukan criteria untuk
memisahkan nama bagi ayat makiyah dan madaniyah, yaitu

1. Teori Geografi (Mulahadhotu Makan Annuzul)


Makiyyah ialah ayat–ayat yang turun di mekah dan sekitarnya, baik sebelum atau
sesudah hijrah. Sedangkan madaniyah ialah ayat–ayat yang turun di madinah dan
sekitarnya.
2. Teori Subjektif (Mulahadhotu Mukhothobin)

Makiyyah adalah ayat–ayat yang berisi khitab atau panggilan kepada penduduk
makkah dengan menggunakan kata-kata “yaa ayyuhan nassu” dan lain–lain. Sedangkan
madaiyah adalah ayat-ayat yang berisi panggilan kepada orang–orang madinah dengan
menggunakan kata-kata “yaaayyuhalladzinaamanu”.

3. Teori Historis (Mulahadhotu Zaman Annuzul)


Makiyah adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan sebelum hijrah Nabi
Muhammad SAW ke madinah, meskipun turunnya ayat diluar kota makkah. Sedangkan
madaniyah adalah ayat–ayat Al-Qur’an yang turun setelah hijrahnya Nabi Muhammad
SAW ke Madinah Meskipun turunya di makkah dan sekirarnya.1
4. Teori Content Analysis (Mulahadhotu Maa Tadhomananna)

Makkiyah adalah ayat-ayat yang berisi cerita–cerita umat dan para nabi atau rasul
dahulu. Sedangkan madaniyah adalah ayat-ayat yang berisi hukum hudud, faraid, dan
sebagainya.

1
Abdul Jalal, Ulumul Qur’an (Surabaya:Dunia Ilmu,2000),hal 78

4
CIRI-CIRI AYAT MAKKIYAH DAN MADANIYYAH
1. Ciri-CiriMakiyyaah
a. Ayatdansurahnyapendekdansusunannyaluwesdanjelas.
b. Ayat-ayatnyalebihpuitis (bersajak), karena yang ditantangadalahmasyarakat yang
ahlidalammembuatpuisi
c. Makiyyahbanyakmenyebutqasam (sumpah), tasybih (penyerupaan), danamtsal
(perumpamaan).
d. Gaya bahasa al-Makkiyahjarangbersifat konkret, realistis dan materialis, terutama
ketika berbincang tentang kiamat.
e. Surah-surah al-Makkiyahmengandunglafadzkalla, yaitu di dalam alQuran
lafadziniberulangsebanyak 33 kali dalam 15 surah.
f. Surah-surahnyamengandungseruan (‫“ )ناس ال ها أي ي‬Hai sekalian manusia”, dan tidak
mengandung seruan (‫“ )نوا آم ن ذيالهاأي ي‬Haiorangorang yang beriman”.
g. Mengajakkepadatauhiddan beribadah hanya kepada Allah, pembuktian mengenai
kebenaran risalah, kebangkitan dan hari pembalasan, hari kiamat dan mala
petakanya, neraka dan siksaannya, surga dan nikmatnya, argumentasi terhadap orang
musyrikdenganmenggunakanbukti-buktirasionaldanayat-ayatkauniyah.
h. Peletakandasar-dasarumumbagi perundang-undangan dan akhlak mulia yang menjadi
dasar terbentuknya suatu masyarakat; dan penyingkapan dosa orang musyrik dalam
penumpahan darah, memakan harta anak yatim secarazhalim, penguburanhidup-
hidupbayiperempuandantradisiburuklainnya.
2. Ciri-Ciri (Madaniyyah)
a. Surah-surahnyaberisihukumpidana, hukum warisan, hak-hak perdata dan peraturan-
peraturan yang berhubungan dengan perdata serta kemasyarakatan dan kenegaraan.
b. Surah-surahnyamengandungizinuntuk berjihad, urusan-urusan perang, hukum-
hukumnya, perdamaian dan perjanjian.
c. Setiapsurat yang menjelaskan hal ihwal orang-orang munafik termasuk Madaniyyah,
kecuali surat Al-Ankabut yang di nuzulkan di Makkah. Hanya sebelas ayat pertama
dari surat tersebut yang termasuk Madaniyyah dan ayat-ayat tersebut menjelaskan
perihal orang-orang munafik.
d. Menjelaskanhukum-hukumamaliyyahdalam masalah ibadah dan muamalah, seperti
shalat, zakat, puasa, haji, qisas, talak, jual beli, riba, dan lain-lain.

5
e. Sebagiansurat-suratnyapanjang-panjang, sebagian ayat-ayatnya panjang-panjang dan
gaya bahasanya cukup jelas dalam menerangkan hukum-hukum agama. 2 ihwal
orang-orang munafik termasuk Madaniyyah, kecuali surat Al-Ankabut yang di
nuzulkan di Makkah. Hanya sebelas ayat pertama dari surat tersebut yang termasuk
Madaniyyah dan ayat-ayat tersebut menjelaskan perihal orang-orang munafik. 2

A. UrgensidanHikmahMemahamiAyat – ayatMakiyyahdanMadaniyyah
Dalamupayamemahamipesan-pesan yang terdapatdalam Al-Qur’an, seseorangtidakhanya
di syaratkanmengetahuidanmemahamitekssecara literal, artinya, seseorang yang
inginmemahamiapa yang terkandungdalamsuatuayat, sesuaidenganapa yang di tujuoleh Allah,
jugaharusmemperhatikankondisidansituasidimanaayattersebutturun.
Beranjakdaridasarpemikiranini, makaparaahlipemikiranUlumul Qur’an
mengkhususkandirimerekauntukmengkajisemuaaspek yang
berhubungandengansituasidankondisi yang melatarbelakangiturunnyasuatuayat .Misalnya yang
berkaitandengantempatatauwaktuturunnya.
Sahabat-sahabat yang hidup di zamannabiinibanyakmenyaksikanperistiwa-peristiwa yang
terjadidalamkehidupannabi SAW danjugaumatislamsendiri. Kadang-kadangterjadiperistiwa-
peristiwakhusus yang sangatmembutuhkanpenjelasandarisyari’at Allah SWT yaitu AL-
Qur’an.Bilaadahal-hal yang tidakjelasdanmasihsamarkedudukanhukumnya, padasaatitulah Al-
Qur’an menampakkanperanannyasebagaipetunjukbagimanusia, denganturunnyaayat yang
mengenaiperistiwatersebut. Atauterkadangmunculpertanyaanparasahabatsendiri yang
inginmengetahuiasbab al-nuzulayat yang telah di turunkansebelumnya.
Al-Qur’an diturunkanuntukmemperbaikiibadah, akhlakdanpergaulamanusia yang
sudahmenyimpangdarikebenaran.Karenaitudapat di
katakanbahwaterjadinyapenyimpangandankerusakandalamtatasilakehidupanmanusiamerupakans
ebabturunnyaayat Al-Qur’an.Hal inimerupakansebabumumnyaturunnya Al-Qur’an.

Sabab al-Nuzulsecarabahasaberartisebabturunnyaayat-ayat Al-Qur’an.Sabab al-


Nuzuldisinidimaksudkansebab yang secarakhususberkaitandenganturunnyaayat-
ayattertentu.Ilmuasbabunnuzuldalamstudiilmu Al-Qur’an
sangatdiperlukandalammempertegasdanmempermudahdalammemahamiayat-ayat Al-
Qur’an.Dengandemikiantidakmungkinterdapatdiantaraayat Al-Qur’an yang
tidakdiketahuihukumnyatanpailmuasbabunnuzul.
2
Rosihon Anwar. Ulum Al-Qur’an (Bandung; PustakaSetia, 2013) hal 106-107

6
Jalanuntukmengetahuiasbabunnuzuladalahdenganriwayat yang
sahihdantidakbisadilakukandenganmenggunakanlogika.Para
ulamasepakatmengatakanbahwadalammasalahasbabunnuzulinitidakdapatdilakukandenganmeneri
mahasilnalardanijtihad (rasio).Akan
tetapipendapatmerekainitidakselamanyaberlakusecaramutlak.Ketikamerekamentarjihriwayat-
rwayat yang adamengenaisuatuayat yang sama,
karenaketikatidakselamanyariwayatasbabunnuzultersebutdatangdalamsaturiwayat.
Untukmelakukantarjihinilahjugadiperlukannalardanijtihad.
Denganadanyakitamengetahuiasbabunnuzulayat-ayat Al-Qur’an,
makakitaakandapatmengenalhikmah Allah yang terdapatdalammenjelaskanapa yang
disyari’atkan-Nyadenganmenurunkanayat,
mengungkapkanmaknadanmenghapuskankemusykilannya.
Membantupenafsiransuatuayatsebabtidakmjungkindapatmenafsirkansuatuayattanpamengetahuiki
sahdanpenjelasannuzul-nya.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Dengan terselesainya makalah ini semoga dapat menjadi penambah ilmu bagi yang
membaca, dan disarankan agar diperluas pemahaman Tentang “Makiyyah Dan
Madaniyyah”, dan diharapkan untuk terus berusaha dalam mencari ilmu, karena ilmu
memiliki cakupan yang sangat luas.kami menyadari bahwa makalah di atas banyak sekali
kesalahan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan
makalah dalam kesimpulan diatas.

DAFTAR PUSTAKA

Jalal, Abdul. 2000, Ulumul Qur’an, Surabaya; DuniaIlmu.


Rosihon. Anwar, Prof. Dr. M.Ag. 2013, Ulum Al-Qur’an, Bandung; Pustaka
Setia.

8
Shihab, Quraish. 2008. SejarahdanUlum Qur’an. Jakarta; PustakaFirdaus.

Anda mungkin juga menyukai