Anda di halaman 1dari 18

MAKKIYYAH DAN MADANIYYAH

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas terstruktur


Mata Kuliah Studi Al-Qur’an
Dosen Pengampu:
Herlina, S. Ag., M.Ag.

Oleh:
Hadis Aulia : 12310322750
Nazila Afrilia : 12310323665

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

1445 H / 2023 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas Rahmat-Nya dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tema dari makalah ini adalah Makkiyyah dan Madaniyyah. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah Studi Al-Qur’an Ibu Herlina, S.Ag., M.Ag. yang telah
memberikan tugas terhadap penulis.
Penulis jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari
studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan
penulis, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa diharapkan semoga
makalah ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.

Pekanbaru, 04 Maret 2024

Penulis

0
DAFTAR ISI

.
KATA PENGANTAR ........................................................................................ 0

DAFTAR ISI ...................................................................................................... 1

BAB I .................................................................................................................. 2

PENDAHULUAN .............................................................................................. 2

A. Latar Belakang ....................................................................................................2


B. Rumusan Masalah ...............................................................................................1
C. Tujuan .................................................................................................................3
BAB II ................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ................................................................................................. 3

A. Pengertian Makkiyah dan Madaniyyah.................................................................3


B. Perbedaan Makkiyyah dan Madaniyyah ...............................................................3
C. Ciri-ciri Makkiyah dan Madaniyyah.....................................................................4
D. Klasifikasi Ayat-ayat atau Surat Makkiyyah dan Madaniyyah ..............................8
BAB III ............................................................................................................. 13

PENUTUP ........................................................................................................ 13

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 10

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah pedoman bagi umat Islam. Al-Qur’an diturunkan
dalam dua periode yakni dari lauhil mahfudh ke baitul izza dan dari baitul
izza ke bumi. Pada periode ke dua Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-
angsur dalam waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari. Dalam periode ke dua Al-
Qur’an diturunkan dengan latar belakang yang berbeda. Dari keterangan
tersebut para ulama terdahulu membaginya menjadi dua jenis, yakni
Makiyyah dan Madaniyyah, ditinjau dari segi geografis, lafadz, sasaran dan
makna. Adapun beberapa ayat yang diperselisihkan karena ayat tersebut tidak
diturunkan di Makkah dan Madinah, melainkan ketika nabi dalam perjalanan
antara Makkah dan Madinah.
Perhatian terhadap ilmu Al-Qur'an menjadi bagian terpenting
dibandingkan ilmu yang lainnya. Termasuk yang diturunkan di Mekkah tapi
dalam kategori Madinah, atau diturunkan di Madinah tapi dalam kategori
Mekkah, dan sebagainya. Mempelajari Al-Qur'an tentu tidak akan terlepas
dari sejarah ilmu Al-Qur'an itu sendiri. Pengetahuan tentang sejarah Al-
Qur'an tentu juga akan mencakup tentang pembahasan bagaimana Al-Qur'an
itu diturunkan dan membuat kita mengenal istilah Makkiyah dan
Madaniyyah. Semua bangsa berusaha keras untuk melestarikan warisan
pemikiran dan sendi-sendi kebudayaannya.
Makkiyah dan Madaniyyah merupakan suatu disiplin ilmu Al-Qur'an
yang membahas tentang turunnya ayat Al-Qur'an. Para ulama begitu tertarik
untuk menyelidiki surat-surat maupun ayat-ayat Makki dan Madani. Mereka
meneliti Al-Qur'an ayat demi ayat dan surat demi surat untuk diterbitkan
sesuai dengan nuzulnya, dengan waktu, dan tempatnya. Meskipun terdapat
perbedaan pandangan dalam menentukan mana yang makki dan madani
dengan menyebutkan yang berbeda-beda, tetaplah bahwa konsep dasarnya
yaitu makkı dan madani

2
1

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Makkiyah dan Madaniyyah ?
2. Apa Perbedaan Makkiyyah dan Madaniyyah ?
3. Apa saja ciri-ciri dari Makkiyah dan Madaniyyah ?
4. Bagaimana Klasifikasi Ayat-ayat atau Surat Makkiyah dan Madaniyyah ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Makkiyah dan Madaniyyah.
2. Untuk mengetahui Perbedaan Makkiyah dan Madaniyyah.
3. Untuk mengetahui Ciri-ciri Makkiyah dan Madaniyyah.
4. Untuk mengetahui Klasifikasi Ayat-ayat atau Surat Makkiyah dan
Madaniyyah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Makkiyah dan Madaniyyah


Studi tentang ayat-ayat Makiyyah dan Madaniyah sesungguhnya tidak
lebih dari memahami pengelompokan ayat-ayat Al-Quran berdasarkan waktu
dan tempat turunnya sebuah ayat atau beberapa ayat Al-Quran. Surat
Makkiyah adalah ayat-ayat yang diturunkan di Mekkah selama 12 tahun 5
bulan 13 hari, sedangkan surat Madaniyah adalah surat yang diturunkan di
Madinah selama 9 tahun 9 bulan 9 hari. 1 Ditinjau dari asal kata Al-Makki
berasal dari kata Makkah dan Al-Madani berasal dari kata Madinah. Kedua
kata tersebut berasal dari Madinah dan Makkah.
Pengertian Makkiyah ialah ayat atau surah yang diturunkan sebelum
Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, ciri ayat makkiyyah ialah terdapat kisah
perjalanan Nabi dan umat terdahulu yang sudah tiada. Sedangkan
Madaniyyah ialah ayat atau surat yang diturunkan setelah Nabi Muhammad
Saw melakukan hijrah yang mana di dalam ayat yang diturunkan tersebut
cirinya identik kepada kewajiban serta hukum. 2 Ayat Makkiyyah turun di
Makkah dan sekitarnya seperti Mina, Arafah dan Hudaibiyyah. Sedangkan
Madaniyyah turun di Madinah dan sekitarnya seperti Ubud, Quba’, dan Sul’a.

1
Muhammad Badr ad-Din, Al-Burrah Fi Ulumul Qur'an, (Kairo: Darul Hadits, 2012), h. 19.
2
Ajahari, Ilmu-Ilmu Al-Qur'an, (Yogyakarta: Aswaja Presindo, 2018), h. 14.

3
3

Makiyah dan Madaniyah juga dapat didefinisikan berdasarkan kajian


historis, seperti pada katagori surah makkiyah banyak membahas tentang
ketauhidan dimana pada masa Rasulullah di kota Makkah termasuk
lingkungan yang sangat keras dan merupakan lingkungan kekuasaan kaum
kafir Quraisy. Sedangkan surat yang dikatagorikan dalam madaniyyah identik
dengan ayat pembahasan tentang sosial, dikarenakan pada masa Rasulullah
hijrah ke Madinah, masyarakat di Madinah telah banyak yang memeluk
agama Islam sehingga tugas Rasulullah pada masa itu tidak terfokus pada
penegak ketauhidan saja, namun bertugas untuk menyebar luaskan agama
Islam dan menegakkan hukum-hukum pada agama Islam. 3

B. Perbedaan Makkiyyah dan Madaniyyah


Perbedaan antara Makkiyyah dan Madaniyah ini disebabkan oleh
berbedanya kriteria yang ditetapkan untuk menetapkan sebuah surat atau ayat.
Adapun perbedaan kriteria tersbut, antara lain:
1. Dilihat berdasarkan tempat turunnya
Makkiyyah adalah suatu ayat yang diturunkan di Mekkah, sekalipun
sesudah hijrah, sedangkan Madaniyyah adalah yang diturunkan di
Madinah. Berdasarkan rumusan diatas, Makkiyyah adalah semua surat
atau ayat yang diturunkan di wilayah Mekkah dan sekitarnya, sedangkan
Madaniyyah adalah semua surat atau ayat yang diturunkan di Madinah.4
2. Dilihat dari segi masa nuzulnya
Surat atau ayat Makkiyyah adalah surat atau ayat yang diturunkan
sebelum Nabi Muhammad Saw hijrah, meskipun turunnya diluar
Mekkah, sedangkan Madaniyyah adalah surat atau ayat yang diturunkan
sesudah Nabi Muhammad Saw hijrah, meskipun turunnya di Mekkah
3. Dilihat dari bahan pembicaraannya
Makkiyyah adalah ayat atau surat yang memuat cerita umat dan para
Nabi terdahulu. Sedangakan Madaniyyah adalah ayat atau surat yang
berisi tentang hukum hudud, faraid, dan sebagainya. 5

3
Khudari Lantong, Konsep Makiyah dan Madaniyah dalam Alquran; Sebuah Analisis
Historis-Filosofis, Jurnal Potret Pemikiran, Vol. 2 No.1, 2016, h. 4.
4
As-Suyuthi, Al-Itqon Fi Ulum Al-Qur'an, (Kairo: Dur Al-Turets, 2010), h. 78.
5
Abdul Djalal, Ulumul Al-Qur'an, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2002), h. 168.
4

4. Dilihat khitab atau sasarannya


Surat Makkiyyah adalah surat atau ayat yang diturunkan untuk
ditujukan kepada penduduk Mekkah, sedangkan Madaniyyah adalah
surat atau ayat yang diturunkan untuk ditujukan kepada penduduk
Madinah. Setiap ayat atau surat yang dimulai dengan redaksi
dikategorikan Makkiyyah, sedangkan ayat atau surat yang dimulai dengan
(Wahai orang-orang beriman) dikategorikan sebagai Madaniyyah.
Namun pada kenyataannya tidak semua ayat diturunkan didahului oleh
kata-kata tersebut.

C. Ciri-ciri Makkiyah dan Madaniyyah


Para ulama berusaha merumuskan ciri-ciri spesifik Makkiyyah dan
Madaniyyah dalam menguraikan kronologis Al-Quran. Mereka mengajukan
dua titik tekan dalam usahanya itu, yaitu titik tekan analogi dan titik tekan
tematis. Dari titik tekan pertama diformulasikan ciri-ciri khusus Makkiyyah
dan Madaniyyah sebagai berikut:
1. Makkiyyah
a. Di dalamnya terdapat ayat sajadah.

‫ي ْس ُجدُون ول ۥهُ ويُس ِب ُحون ۥهُۦِِ ِعباد ِته ع ْن يسْت ْك ِب ُرون ل ر ِبك ِعند ٱلذِين ِإن‬
Artinya: Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu
tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka
mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka
bersujud. (QS. Al-'A`raf (70): 206)
b. Ayat-ayatnya dimulai dengan kata “kalla”. Lafal ini hanya terdapat
pada separuh terakhir dari Al-Quran yang disebutkan 33 kali pada 15
surat.

‫سي ْعل ُمون كّل ثُم‬


Artinya: Kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui. (QS.
An-naba’ (30): 5)
c. Dimulai dengan ungkapan “ya ayyuha an-nas” dan tidak ada ayat
yang dimulai dengan uangkapan “ya ayyuhal Al-ladzina” kecuali
5

dalam surat Al-Hajj, karena dipunghujung surat terdapat sebuah ayat


yang dimulai dengan ungkapan “ya ayyhal Al-ladzina”.

ْ
ْ ‫ِالخيْر وا ْفعلُوا رب ُك ْم دُوا ُِواعْب وا ْس ُجدُوا‬
‫اركعُوا آمنُوا الذِين أيُّها يا‬
‫ت ُ ْف ِل ُحون لعل ُك ْم‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah
kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan,
supaya kamu mendapat kemenangan. (QS. Al Hajj (22): 77)
d. Ayat-ayatnya mengandung tema kisah para Nabi dan umat-umat
terdahulu.

ُ ‫يأْفِ ُكون ما ت ْلق‬


‫ف هِي فإِذا عصاهُ ُموسى فأ ْلقى‬

Artinya: Kemudian Musa menjatuhkan tongkatnya maka tiba-tiba ia


menelan benda-benda palsu yang mereka ada-adakan
itu. (QS. Asy Syu’ara’(26): 45)
e. Ayat-ayatnya berbicara tentang kisah Nabi Adam dan Iblis, kecuali
surat Al-Baqarah.

‫ور ِه ْم ِمن ءادم بنِى ِمن ربُّك أخذ وإِ ْذ‬ ُ ‫أنفُ ِس ِه ْم على وأ ْشهدهُ ْم يت ُه ْمِِِذُر‬
ِ ‫ظ ُه‬
ُ‫هذا ْنِع ُكنا ِإنا ٱ ْل ِقيم ِة ي ْوم ولُوا ُِتق أن ۛ ش ِهدْنا ۛ بلى قالُوا ۖ ِبر ِب ُك ْم أل ْست‬
‫غ ِف ِلين‬

Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan


anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul
(Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan
yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).
(QS. Al A’raaf (7): 172)
f. Ayat-ayatnya dimulai dengan huruf-huruf terpotong-potong (huruf
at-tahajji) seperti Alif lam mim, Alif Lam Ra, Ha Mim dan
6

sebagainya, kecuali surat Al-Baqarah dan Ali ‘imran ayat 3.


Sedangkan surat Ra’d masih dipersilihkan. 6

2. Madaniyyah
a. Setiap surah yang membahas secara terperinci tentang hukum,
ibadah, dan interaksi sesama manusia.

ِ ‫ارقةُ والس‬
‫ار ُق‬ ِ ‫َللاُِو ۗ َللاِ ِمن نكال كسبا ِبما جزاء أ ْيدِي ُهما فا ْقطعُوا والس‬
‫ح ِكيم ع ِزيز‬

Artinya: Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri,


potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi
apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah.
Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al
Maidah (5): 38)
b. Mengandung sindiran-sindiran terhadap kaum munafik, kecuali surat
Al-Ankabut.

‫ٱلذِى غيْر ِم ْن ُه ْم طائِفة بيت ِعندِك ِم ْن بر ُزوا فإِذا طاعة ويقُولُون‬


‫ب وٱّللُ ۖ تقُو ُل‬
ُ ُ ‫ض ۖ يُب ِيتُون ما ي ْكت‬
ْ ‫ِبٱّللِ وكفى ۚ ٱّللِ على وتوك ْل هُ ْمِْعن فأع ِْر‬
‫و ِكيّل‬

Artinya: Dan mereka (orang-orang munafik) mengatakan:


"(Kewajiban kami hanyalah) taat". Tetapi apabila mereka
telah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka mengatur
siasat di malam hari (mengambil keputusan) lain dari
yang telah mereka katakan tadi. Allah menulis siasat
yang mereka atur di malam hari itu, maka berpalinglah
kamu dari mereka dan tawakallah kepada Allah.
Cukuplah Allah menjadi Pelindung. (QS. An Nisa’(4): 81)
c. Mengandung uraian tentang perdebatan dengan Ahli Kitabin. 7

6
Aidah Ritonga, Ilmu-ilmu Al-Qur’an, (Bandung: Cipta Pustaka Media Perintis, 2009), h. 43.
7

‫عون ِم ْن ُه ْم ك ِثيرا وترى‬


ُ ‫ار‬ ِ ْ ‫ان ُِو ْالع‬
ِ ‫اْلثْ ِم ِفي يُس‬ ِ ‫ل ِبئْس ۚ الس ُّْحت وأ ْك ِل ِه ُم دْو‬
‫ي ْعملُون كانُوا ما‬

Artinya: Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-


orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan
memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang
mereka telah kerjakan itu. (QS. Al Maidah (5): 62)
d. Terdapat kalimat yang berarti hai orang-orang yang beriman pada
ayat-ayatnya.

‫ِت ْفعلُون ل ما تقُولُون ِلم آمنُوا الذِين أيُّها يا‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu


mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?. (QS. As Shaff
(61): 2)

Sedangkan berdasarkan titik tekan tematis, para ulama merumuskan ciri-


ciri spesifik Makkiyyah dan Madaniyyah sebagai berikut:
1. Makkiyyah
a. Menjelaskan ajakan monotheisme, ibadah kepada Allah SWT
semata, penetapan risalah kenabian, penetapan hari kebangkitan dan
pembalasan, uraian tentang kiamat dan perihalnya, neraka dan
siksanya, surga dan kenikmatannya, serta mendebat kelompok
musyrikin dengan argumen-argumen rasional.
b. Menetapkan fondasi-fondasi umum sebagai pembentukan hukum
syara’ dan keutamaan-keutamaan akhlak yang harus dimiki anggota
masyarakat. Juga berisikan celaan-celaan terhadap kriminalitas-
kriminalitas yang dilakukan kelompok musyrikin, mengkonsumsi
harta anak secara zalim serta uraian tentang hak-hak.
c. Menyebutkan kisah-kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu
sebagai pelajaran bagi mereka sehingga mengetahui nasib orang
yang mendustakan sebelum mereka dan sebagai hiburan buat

7
Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, (Jakarta: PT Mitra Kerjaya Indonesia, 2001), h.
57.
8

Rasulullah sehingga ia tabah dalam menghadapi gangguan mereka


dan yakin akan menang.
d. Suku katanya pendek-pendek disertai kata-kata yang mengesankan
sekali, pernyataannya singkat, ditelinga terasa menembus dan
terdengar sangat keras, menggetarkan hati dan maknanya
menyakinkan dengan diperkuat lafal-lafal sumpah, seperti yang
surat-surat pendek, dan perkecualiannya hanya sedikit.
e. Semua surat yang isinya memberi penekanan pada masalah akidah
adalah Makkiyyah.8
2. Madaniyyah
a. Menjelaskan permasalahan had, hudud, bangunan rumah tangga,
warisan, keutamaan jihad, kehidupan sosial, ibadah muamalah,
aturan-aturan pemerintah menangani perdamaian dan peperangan,
serta persoalan-persoalan pembentukan hukum syara’.
b. Seruan terhadap ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani, dan
ajakan kepada mereka untuk masuk Islam. Penjelasan mengenai
mereka terhadap kitab-kitab Allah SWT, permusuhan mereka
terhadap kebenaran dan perselisihan mereka setelah ilmu datang
kepada mereka karena rasa dengki di antara sesama mereka.
c. Menyingkap perilaku orang-orang munafik, menganilis kejiwaannya,
membuka kedoknya dan menjelaskan bahwa ia berbahaya bagi
agama.
d. Suku kata dan ayatnya panjang-panjang dan dengan gaya bahsa yang
memantapkan syariat dan menjelaskan tujuan dan sasarannya.
D. Klasifikasi Ayat-ayat atau Surat Makkiyyah dan Madaniyyah
1. Ayat atau surat Makkiyyah
Al-Fatehah, Al-An’aam, Al-A’raaf, Yunus, Huud,Yusuf, Ibrahim,
Al-Hijr, An-Nahl, Al-Isroo’, Al-Kahfi, Maryam, Thaha, Al-Anbiya’, Al-
Mu’minuun, Al-Furqaan, Asy-Syu’aro’, An-Naml, Al-Qashash, Al-
Ankabuut, Ar-Ruum, Luqman, As-Sajdah, Sabaa, Al-Faathir, Yaasiin,
Ash-Shaffaat, Shaad, Az-Zumar, Ghaafir, Fushshilat, Asy-Syuuroo, Az-

8
Ibid.
9

Zukhruf, Ad-Dukhoon, Al-Jaatsiyah, Al-Ahqaaf, Qaaf, Adz-Dzaariyaat,


Ath-Thuur, An-Najm, Al-Qamar, Al-Waaqi’ah, Al-Mulk, Al-Qalam, Al-
Haaqqah, Al-Ma’aarij, Nuuh, Al-Jin, Al-Muzzammil, Al-Muddatstsir,
Al-Qiyaamah, Al-Muraasalaat, An-Naba’, An-Naazi’aat ,Abasa,At-
Takwiir, Al-Infithaar, Al-Muthaffifiin, Al-Insyiqaaq, Al-Buruuj, Ath-
Thaariq, Al-A’laa, Al-Ghaasyiyah, Al-Fajr, Al-Balad, Asy-Syams, Al-
Lail, Adh-Dhuhaa, Al-’Ashr, At-Tiyn, Al-’Alaq, Al-Qadr, Al-’Aadiyaat,
Al-Qaari’ah, At-Takatsur, Al-Ashr, Al-Humazah, Al-Fiyl, Quraisy, Al-
Maa’uun, Al-Kautsar, Al-Kaafiruun, Al-Masad, Al-Ikhlaash, Al-Falaq,
An-Naas.9
2. Ayat atau surat Madaniyyah
Al-Baqarah, Ali-Imran, An-Nisaa’, Al-Maa`idah, Al-Anfaal, At-
Taubah, Ar-Ra’d, Al-Hajj, An-Nuur, Al-Ahzaab, Muhammad, Al-Fat-h,
Al-Hujuroot, Ar-Rahman, Al-Hadiid, Al-Mujaadalah, Al-Hasyr, Al-
Mumtahanah, Ash-Shaf, Al-Jumu’ah, Al-Munaafiquun, At-Taghaabun,
Ath-Thalaaq, At-Tahriim, Al-Insaan, Al-Bayyinah, Al-Zalzalah, An-
Nashr.10
3. Ayat-ayat Makkiyyah dalam surah Madaniyyah
Dari sekian contoh-contoh dalam surat Madaniyyah, ialah surat al-
Anfal adalah Madaniyah, tetapi banyak ulama mengecualikan ayat:

‫وي ْم ُك ُر وي ْم ُك ُرون ۚ يُ ْخ ِر ُجوك أ ْو لُوك ُِي ْقت أ ْو ِليُثْ ِبتُوك كف ُروا ٱلذِين ِبك ي ْم ُك ُر و ِإ ْذ‬
ُ‫ْٱلم ِك ِرين خي ُْر وٱّللُ ۖ ٱّلل‬

Artinya: Dan (ingatlah) ketika orang kafir (quraisy) membuat maker


terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau
membunuhmu atau mengusirmu. Mereka membuat maker, tetapi
Allah mengagalkan makar mereka. Dan Allah sebaik-baik
pembalas makar. (Al-Anfal: 30)

9
Anwar, Ulum Al-Quran, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h. 45.
10
Ma‘rifat, Sejarah Al-Qur‘an, (Jakarta: Al-Huda, 2007), h. 34.
10

Mengenai ayat ini Muqatil mengatakan Ayat ini diturunkan di


Mekah, zahirnya menunjukan demikian sebab ia mengandung makna apa
yang dilakukan oleh orang-orang musrik di Darun Nadwah ketika mereka
merencanakan makar tehadap Rasulullah sebelum Hijrah.

4. Ayat-ayat Madaniyyah dalam surah Makkiyyah


Di dalam Surah al-Hajj adalah Makkiyyah. Tetapi ada tiga ayat yang
madaniyyah, yaitu ayat 19-21.11

‫ان‬
ِ ‫ان هذ‬
ِ ‫صم‬ْ ‫اختص ُموا خ‬ ْ ‫ت كف ُروا فالذِين ربِ ِه ْم فِي‬ ْ ‫ِم ْن ثِياب ل ُه ْم قُ ِطع‬
ِ ‫ ْالح ِمي ُم ُر ُءو ِس ِه ُم ف ْو‬. ‫صه ُر‬
‫ق ِم ْن يُصبُّ نار‬ ْ ُ‫طو ِن ِه ْم ِفي ما ِهِِب ي‬ُ ُ‫ب‬
ُ ‫ و ْال ُجلُود‬. ‫ام ُع ول ُه ْم‬
ِ ‫حدِيد ِم ْن مق‬

Artinya: Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan


kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai
Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk
mereka pakaian-pakaian dari neraka. Disiramkan air yang
sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu
dihancurluluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka
dan juga kulit (mereka). Dan untuk mereka cambuk-cambuk
dari besi. (Q.S Al-Hajj: 19-21)
5. Madaniyyah mirip Makkiyyah
Yang dimaksund oleh para ulama di sini ialah ayat-ayat yang
terdapat dalam surat Madaniyyah tetapi mempunyai gaya bahasa dan ciri-
ciri umum seperti surat Makkiyyah.

‫أ ِو ٱلسما ِء ِمن ِحجارة عليْنا فأ ْم ِط ْر ِعندِك ِم ْن ٱ ْلحق هُو هذا كان ِإن ٱلل ُهم قالُوا و ِإ ْذ‬
‫أ ِليم ِبعذاب ٱئْتِنا‬

11
Khalil Al-Qattan, Lo.Cit.
11

Artinya: Dan (ingatlah) ketika mereka golongan musrik-berkata, ”Ya


Allah, Jika benar Al-Quran ini dari Engkau, Hujanilah kami
dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab
yang pedih. (Al-Anfal: 32)

6. Makkiyyah mirip Madaniyyah

‫اْلثْ ِم كبا ِئر ي ْجت ِنبُون الذِين‬ ِ ْ ‫احش‬ ِ ‫هُو ْالم ْغ ِفر ِة وا ِس ُع ربك إِن اللمم اِ ِإل و ْالفو‬
‫ض ِمن أ ْنشأ ُك ْم ِإ ْذ ِب ُك ْم أعْل ُم‬ِ ‫ون فِي أ ِجنة ِْأ ْنتُم وإِ ْذ ْاْل ْر‬
ِ ‫ط‬ُ ُ‫تُز ُّكوا فّل أُمهاتِ ُك ْم ب‬
‫اتقى ِبم ِن أعْل ُم هُو أ ْنفُس ُك ْم‬

Artinya: Yaitu mereka yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan


keji selain kesalahan-kesalahan kecil. (an-Najm: 32)
Menurut As-Suthi, perbuatan keji ialah setiap dosa yang ada
sangsinya. Dosa-dosa besar ialah setiap dosa yang mengakibatkan siksa
neraka. Dan kesalahan-kesalahan kecil ialah apa yang terdapat diantara
kedua batas dosa-dosa di atas. Sementara itu di Mekah belum ada sangsi
yang serupa dengannya.
7. Ayat yang turun di Mekah dan hukumnya Madaniyyah
a. Ayat 13 surat Al-Hujurat
Ayat tersebut turun pada waktu fathu Mekah. Ayat ini
dinyatakan ayat Madaniyyah karena turun sesudah hijrah.
b. Ayat 3 sampai dengan 5 surat Al-Maidah.
Ayat tersebut turun pada hari jumat. Kala itu umat Islam tengah
berwukuf di Padang Arafah dalam peristiwa Haji Wada’. Haji ini
dilaksanakan Rasulullah saw. setelah beliau berhijrah. Maka ketiga
ayat di atas diklasifikasikan sebagai ayat Madaniyyah kendati turun
12

di Arafah, dan seperti diketahui Arafah adalah kawasan di sekitar


Mekah.12
8. Ayat-ayat yang turun di Madinah, hukumnya Makkiyyah
a. Al-Mumtahanah
Surat ini turun ketika Rasulullah hendak berangkat menuju
Mekah menjelang Futuh Mekah. Ini artinya terjadi setelah hijrah.
Kisahnya demikian: mengetahui Rasulullah hendak berangkat ke
Mekkah, seseorang bernama Hattab bin Abi Balta’ah menulis surat
untuk disampaikan kepada orang Quraisy di Mekkah. Isinya
menginformasikan rencana Rasulullah dan kaum muslimin yang
akan berangkat ke kota yang disebut paling terakhir.
Entah mengapa Al-Zarkasyi mengklasifikasikan ayat ini sebagai
Makkiyyah. Ia tak menjelaskan alasannya. Ada kemungkingan
penulis kitab Al-Burhan fi ‘Ulum Al-Quranini sepakat dengan
pendapat yang mengatakan ayat Makkiyyah adalah ayat-ayat yang
khithab-nya ditujukan kepada penduduk Mekkah.
b. Ayat 41 surat An-Nahl
c. Mulai awal surat At-taubah (bara’ah) sampai dengan ayat 28. Ayat-
ayat ini sesungguhnya Madaniyyah, tetapi Khitab-nya ditujukan
kepada penduduk Mekkah.13

12
Ika Ramadiningsih, dkk, Makkiyyah dan Madaniyyah, Jurnal Kajian Al-Qur’an dan
Tafsir, Vol. 7, No. 1, 2022, h. 48.
13
Anshori, Ulumul Quran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2004), h. 117.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas tentang pendidik dalam pendidikan
Islam dapat kita ambil kesimpulan bahwa Dalam memaknai makkiyah dan
madaniyyah terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama hal ini terjadi
karena adanya perbedaan dalam memberikan penafsiran atas ayat-ayat Al-
Qur’an. Meskipun terjadi perbedaan dalam memberi makna makkiyyah dan
madaniyyah akan tetapi para ulama mampu memberikan kekhususan-
kekhususan yang menjadi ciri ayat makkiyyah dan madaniyyah untuk
membedakan keduanya.
Diantara ciri yang paling tampak dari ayat makkiyyah adalah ayat-
ayatnya banyak berisi tentang ajakan kepada tauhid dan beribadah hanya
kepada Allah, pembuktian mengenai risalah, kebangkitan dan hari
pembalasan, hari kiamat dan keadaannya yang menakutkan, neraka dan
siksaannya, surga dan nikmatnya, argumentasi terhadap orang musyrik
dengan menggunakan bukti-bukti rasional dan ayat-ayat kauniah, disamping
itu ayat dan suratnya pendek-pendek.
Berbeda dengan ayat makkiyyah, ciri yang paling tampak dari ayat
madaniyyah ialah mulai ditetapkannya ketentuan dan hukum-hukum Islam
karena pada saat itu bangunan Islam telah kokoh sehingga umat Islam akan
lebih mudah menerima apa yang datang dari Islam, dan ayat serta suratnya
lebih panjang dibanding dengan ayat makkiyyah.

B. Saran
Demikian uraian makalah ini yang dapat penulis sampaikan, semoga
dapat diambil manfaatnya. penulis sangat menyadari tentunya masih banyak
kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik untuk menyempurnakan
makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Djalal. (2002). Ulumul Al-Qur'an. Surabaya: Dunia Ilmu.

Aidah Ritonga. (2009). Ilmu-ilmu Al-Qur’an. Bandung: Cipta Pustaka Media


Perintis.

Ajahari. (2018). Ilmu-Ilmu Al-Qur'an. Yogyakarta: Aswaja Presindo.

Anshori. (2004). Ulumul Quran. Jakarta: Rajawali Pers.

Anwar. (2010). Ulum Al-Quran. Bandung: Pustaka Setia.

As-Suyuthi. (2010). Al-Itqon Fi Ulum Al-Qur'an. Kairo: Dur Al-Turets.

Ika Ramadiningsih, dkk. (2022). Makkiyyah dan Madaniyyah. Jurnal Kajian Al-
Qur’an dan Tafsir. Vol. 7. No. 1.

Khalil al-Qattan. (2001). Studi Ilmu-ilmu Qur’an. Jakarta: PT Mitra Kerjaya


Indonesia.

Khudari Lantong. (2016). Konsep Makiyah dan Madaniyah dalam Alquran;


Sebuah Analisis Historis-Filosofis. Jurnal Potret Pemikiran. Vol. 2 No.1.

Ma‘rifat. (2007). Sejarah Al-Qur‘an. Jakarta: Al-Huda.

Muhammad Badr ad-Din. (2012). Al-Burrah Fi Ulumul Qur'an. Kairo: Darul


Hadits.

Anda mungkin juga menyukai