Anda di halaman 1dari 14

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Studi Alqur’an DR.Solehuddin Harahap, M.S.I,M.Sy

MAKALAH

MAKKIYAH DAN MADANIYAH

Di Susun Oleh Kelompok 3


Nur syafira 12380220195
Muhammad Arief Alfiandra 12380212966
Indra Ramadansyah 12380211214
Winda Novita 12380220315
Dani Fajar Bintang Ramadhan 12380214588
Heru Ardiansyah 12380210980

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

TAHUN 2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, taufiq,
serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makkiyah
dan Madaniyah”. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW. Dan juga kami ucapkan terima kasih kepada Bapak
DR.Solehuddin Harahap, M.S.I,M.Sy selaku dosen mata kuliah Studi Al-Qur’an
yang telah memberikan tugas ini.

Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan


kita terhadap Makkiyah dan Madaniyah. Oleh sebab itu penting bagi kami adanya
kritik, saran, dan usulan untuk memperbaiki makalah yang kami buat diwaktu yang
akan datang. Semoga makalah ini dapat dipahami dengan mudah bagi siapapun
yang membacanya dan juga dapat berguna bagi kami pribadi. Demikian yang dapat
kami sampaikan. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata.

Pekanbaru, 17 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i


KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Makkiyah dan Madaniyyah ....................................................... 2
B. Pendapat Para Ulama Tentang Makkiyah dan Madaniyyah ....................... 2
C. Cara Mengetahui Makkiyah dan Madaniyyah ............................................ 3
D. Ciri – ciri Makkiyah dan Madaniyyah ........................................................ 4
E. Kegunaan Mengetahui Makkiyah dan Madaniyyah ................................... 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................. 10
B. Saran ............................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita sangat memerlukan ilmu yang berkaitan dengan makkiyah dan


madaniyah karena surat-surat yang terdapat pada Al-Qur’an adakala
makkiyah dan adakala madaniyah,Memang perlulah kita memperhatikan
seluruh surat dan seluruh ayat untuk mengetahui makkiyah atau
madaniyah dengan memperhatikan ciri-ciri yang khas dari ayat-ayat itu.

Surah makkiyah dan madaniyah pastilah ada perbedaan-perbedaan


antara keduanya. Untuk itu kita perlu mempelajari lebih dalam perbedaan
antara makkiyah dan madaniyah agar kita menjadi paham dan mengerti
mana yang tergolong kedalam ayat makkiyah atau tergolong kedalam surat
madaniyah. Sehingga kita akan menjadi lebih khusyuk dalam membaca
dan mengamalkan isi kitab suci Al-Qur'an, serta semoga kita menjadi
hamba Allah SWT yang senantiasa berada dalam lindungan, inayah, dan
syafa'at-Nya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Makkiyah dan Madaniyah?


2. Apa Pendapat-pendapat Ulama’ tentang Makkiyah dan Madaniyah?
3. Bagaimana cara mengetahui antara Makkiyah dan Madaniyah?
4. Apa saja ciri-ciri Makkiyah dan Madaniyah?
5. Apa kegunaan mengetahui Makkiyah dan Madaniyah?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Makkiyah dan Madaniyah

Kata Makkiyah dan Madaniyah merupakan penisbatan terhadap


kedua nama kota besar di Saudi Arabiah, yaitu “Makkah dan Madinah”.
Secara harfiah, Makkiyah berarti yang bersifat Makkah atau yang berasal
dari Makkah, sedangkan Madaniyah berarti yang bersifat Madinah atau
yang berasal dari Madinah. Maka surat atau ayat yang turun di Makkah
disebut dengan Makkiyah dan yang diturunkan di Madinah disebut dengan
Madaniyah.1

B. Pendapat para Ulama’ Tentang Makkiyah dan Madaniyah

Di kalangan Ulama’ terdapat setidaknya tiga pendapat mengenai


perbedaan antara Makkiyah dan Madaniyah. Setiap pendapat didasarkan
atas tinjauan atau pertimbangan tertentu. Berikut masing-masing pendapat :

Pertama, Makkiyah adalah ayat atau surat yang turun sebelum hijrah
Rasulullah Saw ke Madinah walaupun turun bukan di Makkah. Sedangkan
Madaniyah adalah ayat atau surat yang turun setelah hijrah rasulullah Saw
walaupun turunnya di Makkah. Definisi ini menitikberatkan unsur waktu.

Kedua, Makkiyah adalah ayat atau surat yang turun di Makkah


walaupun turunnya setelah hijrah, sedangkan Madaniyah adalah ayat atau
surat yang turun di Madinah. Wilayah yang termasuk Makkah antara Mina,
Arafat, dan Hudaibiyah. Sedangkan wilayah yang termasuk Madinah di
antaranya Badr, Uhud, dan Sal’. Definisi kedua ini lebih memperhatikan

1
Abdul Hamid, Lc., M.A., Pengantar studi Al-Qur’an, Cetakan kedua, Kencana, Jakarta,2017, Hal
119

2
unsur tempat. Definisi kedua ini memiliki kelemahan, ia tidak dapat
menampung ayat yang turun bukan di Makkah dan sekitarnya dan bukan
pula di Madinah dan sekitarnya.

Ketiga, Makkiyah adalah ayat atau surat yang isi kandungannya ditujukan
kepada penduduk Makkah. Sedangkan Madaniyah adalah ayat atau surat yang
isi kandungannya ditujukan untuk penduduk Madinah. Definisi ketiga ini
memperhatikan unsur Mukhathab (siapa yang di seru). Definisi ketiga ini
memilki kelemahan, ia kurang teliti dan tidak menyeluruh. Dalam Al-Qur’an
terdapat ayat yang tidak di tujukan untuk keduanya (penduduk Makkah dan
Madinah).2

C. Cara Mengetahui Makkiyah dan Madaniyah

Para Ulama’ tidak semena-mena dalam berijtihad.Mereka memiliki


pijakan yang kuat untuk dijadikan landasan dalam berijtihad. Khususnya
dalam menentukan makkiyah dan Madaniyah ini, para Ulama’ bersandar
kepada dua metode utama:

Pertama,sima’inaqli, yaitu metode pendengaran sebagaimana adanya.

Kedua,Qiyasi ijtihadi, yaitu analogi hasil ijtihad.

Cara pertama, didasarkan pada riwayat shahih para Shahabat.


Karena mereka hidup di sekeliling nabi, sehingga mengetahui saat
turunnya wahyu. Sebagian besar penetuan Makkiyah dan Madaniyah
melalui metode pertama ini. Qadhi Abu bakar Ibn Thayyib dalam Al-
Intishar menegaskan, “pengetahuan tentang surah Makki dan Madani
mengacu pada hafalan para Shahabat dan Tabi’in. Tidak satu keterangan
pun yang datang dari nabi mengenai hal itu, sebab Ia tidak diperintahkan
untuk itu, dan Allah tidak menjadikan ilmu pengetahuan mengenai sejarah

2
Dr.Abad Badruzaman, Lc., M.Ag, Ulumul Qur’an, Madani Media, Malang, 2018, hal 51-52

3
naskh dan mansukh itu wajib bagi ahli ilmu, tetapi pengetahuan tersebut
tidak harus diperoleh melalui dari nash nabi”.

Cara kedua, dengan menggunakan cara analogi atau qiyas.Apabila


dalam surah Makkiyah terdapat satu ayat yang mengandung sifat
Madaniyah atau suatu peristiwa Madaniyah, maka dikatakan bahwa ayat
itu Madani. Begitu juga sebaliknya, Jika dalam surah Madaniyah terdapat
suatu kandungan sifat Makkiyah atau berkenaan dengan peristiwa
Makkiyah, Maka dikatakan sebagai surah Makkiyah. Inilah yang disebut
qiyas ijtihad.

Berkaitan dengan qiyas ijtihadi, para Ulama’ mengatakan ‘Setiap


surah yang didalamnya mengandung kisah-kisah nabi danUmat terdahulu,
maka surah itu adalah surah makkiyah. Adapun surah yang didalamnya
terdapat kewajiban dan ketentuan, maka surah itu merupakan surah
Madaniyah. Karena itu Ja’bari mengatakan, untuk mengetahui surah itu
Makkiyah atau Madaniyah, ada dua cara :Sima’i dan qiyasi. Jadi dapat
dipastikan, para Ulama’ selalu memiliki pola dasar yang dijadikan pijakan
untuk menentukan semua ilmu termasuk Makkiyah dan Madaniyah.
Tampaknya baru dua dasar yang dipakai dalam penentuan Makkiyah dan
Madaniyah. Yaitu Sima’i yang bersandar pada pendengaran riwayat-
riwayat para Shahabat dan Tabiin, dan Qiyasi yang bersandar pada pola
penalaran yang lurus berdasarkan logika yang sehat.3

D. Ciri-ciri Makkiyah dan Madaniyah

Beberapa Ciri Surah Makkiyah:

Untuk mengetahui surah-surah yang tergolong pada kategori


Makkiyah, para Ulama’ telah memberikan sejumlah rumus untuk
3
Prof.Dr.H.Amroeni Drajat,M.Ag , Ulumul Qur’an PengantarIlmu-Ilmu Al-Qur’an, cetakan
pertama, Kencana, Depok, 2017, hal 72-73

4
menentukannya. Memang disamping ciri umum, terdapat juga
pengecualian, dan pengecualian inilah yang harus diperhatikan dengan
cermat dan teliti. Ciri–ciri umum surah Makkiyah adalah berikut ini:

-Surah yang didalamnya terdapat ayat sajadah.

-Surah yang didalamnya terdapat lafadz Kalla, kata ini digunakan untuk
memberi peringatan yang tegas kepada orang-orang Makkah yang keras
kepala.

-Surah yang mengandung seruan (nida’) untuk beriman kepada Allah SWT
dan hari kiamat dan apa-apa yang terjadi di akhirat. Disamping itu ayat-
ayat Makiyyah ini menyeru untuk beriman kepada para Rasul dan para
Malaikat.

-Surah yang didalamnya terdapat kisah para Nabi terdahulu dan para
ummatnya, kecuali Al-Baqarah dan Ali Imron.

-Surah yang didalamnya terdapat kisah nabi Adam dan Iblis, kecuali Al-
Baqarah.

-Surah yang diawali dengan huruf hija’iyah, seperti AlifLamMim,


AlifLamRa’,dan AlifLamnun, kecuali dua surah Al-Baqarah dan Ali
Imran.

-Membantah argumen-argumen kaum Musyrikin dan menjelaskan


kekeliruan mereka terhadap berhala-berhala mereka.

-Dakwah mengenai budi pekerti, kebajikan, moralitas, sanggahan, dan


bantahan terhadap pikiran kaum musyrik.

5
-Terdapat penyataan sumpah yang lazim dinyatakan oleh orang-orang
Arab dan ayatnya pendek-pendek.4

Beberapa Ciri Surah Madaniyah:

Sebagaimana adanya ciri-ciri umum dalam menentukan surah


Makkiyah di atas, maka dalam surah Madaniyah juga terdapat ciri-ciri
umum yang dapat dipedomani dalam menentukan dan menggolongkan
suatu surah kedalam surah Madaniyah. Dengan demikian juga beberapa
pengecualian yang mesti diperlihatkan.

Ciri-ciri yang menonjol yang dapat dijadikan patokan menentukan surah-


surah Madaniyah adalah sebagai berikut :

-Surah yang didalamnya terdapat izin berjihad, urusan –urusan perang,


hukum-hukumnya, perdamaian dan perjanjian.

-Surah yang didalamnya terdapat pembagian hukum harta pusaka, hukum


hadd, fara’id, hukum sipil, hukum sosial, dan hukum antar negara ,dan
hubungan internasional.

-Surah yang didalamnya terdapat uraian kaum munafik, kecuali surah Al-
‘Ankabut yang Makkiyah, hanya sebelas ayat pertama dari surat tersebut
yang termasuk Madaniyah.

-Umumnya memiliki surah yang panjang, dan gaya bahasanya cukup jelas
dalam menerangkan hukum-hukum agama Islam.

-Berisi penjelasan-penjelasan tentang bukti-bukti dan dalil-dalil mengenai


kebenaran agama islam secara perinci.5

4
Abdul Hamid, Lc., M.A., Pengantar studi Al-Qur’an, Cetakan kedua, Kencana, Jakarta,2017, Hal
125-126

6
Klasifikasi Ayat Makkiyah dan Madaniyah

Para Ulama’ begitu tertarik untuk menyelidiki surat-surat Makkiyah dan


Madaniyah. Mereka meneliti Al-Qur’an, ayat demi ayat dan surat demi surat
untuk ditertibkan sesuai nuzuul-nya, dengan memerhatikan waktu, tempat, dan
pola kalimat. Yang terpenting dalam pengklasifikasian Makkiyah dan Madaniyah,
yang dipelajari para Ulama’ dalam pembahasan ini adalah :

1. Yang diturunkan di Madinah

Ada 20 surat Madaniyah, yakni : Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisaa’, Al-


Maidah, Al-Anfaal, At-Taubah, An-Nuur, Al-Ahzab, Muhammad, Al-Fath,
Al-Hujaraat, Al-Hadiid, Al-Mujadalah, Al-Hasyr, Al-Mumtanah, Al-Jumu’ah,
Al-Munafiquun, At-Talaq, At-Tahriim, dan An Nasr.

2. Yang diperselisihkan

Adapun yang masih diperselisihkan ada 12 surat, yakni : Al-Faatihah, Ar-


Ra’d, Ar-Rahman, As-Saff, At-Taghabun, At-Tatfif, Al-Qadar, Al-Bayyinah,
Az-Zalzalah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas.

3. Yang diturunkan di Makkah

Ada 82 surat sisanya, jadi jumlah surat-surat Al-Qur’an itu semuanya 114
surat.6

E. Kegunaan Mengetahui Makkiyah dan Madaniyah

5
Abdul Hamid, Lc., M.A., Pengantar studi Al-Qur’an, Cetakan kedua, Kencana, Jakarta,2017, Hal
126

5
Abdul Hamid, Lc., M.A., Pengantar studi Al-Qur’an, Cetakan kedua, Kencana, Jakarta,2017, Hal
127

7
Apabila dikaji manfaat dan kegunaan yang dikandung dalam
mengetahui Makkiyah dan Madaniyah, maka akan banyak ditemukan
manfaat serta kegunaannya:

“Pertama, sebagai alat bantu dalam memahami Al-Qur’an, sebab


pengetahuan ini memberikan kontribusi penting dalam menafsirkan ayat
Al-Qur’an dengan benar. Karena, mengetahui tempat turun, kapan
diturunkan, dan mengenai apa diturunkan. Pengetahuan ini akan menjadi
pegangan para mansukh dan naskh.

Kedua,meresapi gaya bahasa Al-Qur’an dan memanfaatkan keindahan dan


kelenturan gaya bahasa tersebut dalam metode dakwah, sebab setiap
situasi dan kondisi memiliki bahasa dakwah yang berbeda pula. Dengan
demikian , sebagai acuan retorika berdakwah. Sebab, mengetahui dengan
pasti seruan pembicaraan setiap ayat Al-Qur’an.

Ketiga, mengetahui sejarah Nabi Muhammad SAW secara komprehensif


(menyeluruh) melalui ayat-ayat Al-Qur’an, baik ketika Nabi berada di
Makkah ataupun di Madinah. Pengetahuan historis peri kehidupan Nabi
yang digali dari ayat-ayat tersebut akan sangat berguna sekali dalam
menentukan metode dakwah yang sesuai sehingga dapat memastikan sikap
terhadap siapa seruan ditunjukan”.7

Keempat, menumbuhkan keyakinan bahwa Al-Qur’an ini sampai kepada


kita dalam keadaan selamat, tak kurang satu apa pun, bebas dari
pengubahan, penambahan, atau pun pengurangan.

7
Prof.Dr.H.Amroeni Drajat,M.Ag , Ulumul Qur’an Pengantar Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, cetakan
pertama, Kencana, Depok, 2017, hal 71-72

8
Kelima, membantu mengetahui Asbabun Nuzul. Mengetahui tempat turun
ayat membawa kita mengetahui konteks, objek, person, atau kelompok
tertentu yang tentangnya sebuah ayat atau surat turun.8

8
Dr.Abad Badruzaman, Lc., M.Ag, Ulumul Qur’an, Madani Media, Malang, 2018, hal 68

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa


Pengetahuan tentang ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah merupakan
bagian yang terpenting dalam ‘Ulumul Qur'an. Hal ini bukan saja
merupakan kepentingan kesejarahan melainkan juga untuk memahami dan
menafsirkan ayat-ayat yang bersangkutan.

Definisi Makiyyah dan Madaniyah oleh para ahli tafsir


berdasarkan tempat turunnya suatu ayat, berdasarkan khittab (seruan)
dalam ayat tersebut, berdasarkan masa turunnya ayat tersebut,menurut
objek pembicaraan.

Kegunaan mempelajari ilmu ini antara lain agar dapat


membedakan ayat-ayat atau surat Makkiyah dan Madaniyah, agar dapat
mengetahui sejarah hukum Islam dan tahapan-tahapannya secara umum,
mendorong keyakinan yang kuat, agar mengetahui fase-fase dakwah
Islamiyah yang telah ditempuh oleh Al-Qur'an secara bertahap, agar dapat
mengetahui keadaan lingkungan, situasi, dan kondisi masyarakat pada
waktu turun ayat-ayat Al-Qur'an, serta agar mengetahui gaya bahasanya
yang berbeda-beda dalam berdakwah.

B. Saran

Demi kesempurnaan makalah ini, kami mengharapkan masukan yang


membangun. Semoga bermanfaat dan senantiasa menjadi manusia
yang selalu menjaga atau memelihara Al-Qur’an dengan baik. Sebagai
bahan kajian yang baik maka perlu untuk mengkaji setiap apa yang
disajikan di dalamnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dr.Abad Badruzaman, Lc., M.Ag, Ulumul Qur’an, Madani Media,


Malang, 2018.

Prof.Dr.H.Amroeni Drajat,M.Ag , Ulumul Qur’an Pengantar Ilmu-Ilmu


Al-Qur’an, cetakan pertama, Kencana, Depok, 2017.

Abdul Hamid, Lc., M.A., Pengantar studi Al-Qur’an, Cetakan kedua,


Kencana, Jakarta,2017.

11

Anda mungkin juga menyukai