DISUSUN OLEH:
NAMA NIM
Muhammad Raihan (2020800004)
DOSEN PENGAMPU:
Muhammad Sulhi Alhadi Siregar, S.Ag., M.A.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ......................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
A. Pengertian Makkiyah Dan Madaniyah ...................................................... 3
B. Perhatian Para Ulama Terhadap Ayat-ayat Makkiyah Dan Madaniyah ... 4
C. Faedah Mengetahui Makkiyah Dan Madaniyah ....................................... 8
D. Pengetahuan Tentang Makkiyah Dan Madaniyah Serta Perbedaannya .... 10
E. Perbedaan Makkiyah Dan Madaniyah ...................................................... 10
F. Ciri Khas Makkiyah Dan Madaniyah ....................................................... 14
BAB III
PENUTUP ............................................................................................................ 17
A. Kesimpulan .............................................................................................. 17
B. Saran ......................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
F. Apa Saja Ayat yang Diturunkan di Luar Kota Makah dan Madinah?
1
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui defenisi-defenisi Makkiyah dan Madaniyah dari
berbagai teori.
2. Untuk mengetahui dasar penetapan Makkiyah dan Madaniyah.
3. Untuk mengetahui macam-macam Makkiyah dan Madaniyah.
4. Untuk mengetahui bagaimana pengelompokan surah Al-Qur‟an
berdasarkan teori Makkiyah dan Madaniyah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Mohammad gufron, Ulumul Qur‟an: praktis dan mudah . Yogyakarta, kalimedia, 2017
3
4. Teori Content Analysis (Mulahadhotu Maa Tadhomananna)
Makkiyah adalah ayat-ayat yang berisi cerita–cerita umat dan para
nabiatau rasul dahulu. Sedangkan madaniyah adalah ayat-ayat yang
berisihukum hudud, faraid, dan sebagainya.2
2
Abdul Jalal, Ulumul Qur‟an (Surabaya:Dunia Ilmu, 2000), hal: 78
3
Quraisy Shihab, sejarah dan ulum alqur‟an, Bandung Pustaka Firdaus, 1997, hal: 64
4
Abul Qasim Al-Hasan bin Muhammad bin Habib An-Naisaburi menyebutkan
dalam kitabnya At-Tanbih 'Ala fadhli 'Ulum Al-Qur'an, 'Di antara ilmu-ilmu Al-
Qur'an yang paling mulia adalah ilmu tentang nuzul Al-Qur'an dan wilayahnya;
urutan turunnya di Makkah dan Madinah, tentang hukumnya yang diturunkan di
Makkah tetapi mengandung hukum Madani dan sebaliknya; yang diturunkan di
Makkah, tetapi menyangkut penduduk Madinah dan sebaliknya; serupa dengan
yang diturunkan di Makkah, tetapi pada dasarnya termasuk Madani dan
sebaliknya. Juga, tentang yang diturunkan di Juhfah, di Baitul Maqdis, di Tha'if
atau di Hudaibiyah. Demikian juga tentang yang diturunkan di waktu malam, di
waktu siang; diturunkan secara bersama-sama," atau yang turun secara tersendiri;
ayat-ayat Madaniyah dalam surat-surat Makkiyah; ayat-ayat Makkiyah dalam
surat-surat Madaniyah: yang dibawa dari Makkah ke Madinah dan yang dibawa
dari Madinah ke Makkah; dan yang dibawa dari Madinah ke Habasyah: yang
diturunkan dalam bentuk global dan yang telah dijelaskan, serta yang
diperselisihkan sehingga sebagian orang mengatakan Madani dan sebagian lagi
mengatakan Makki. Itu semua ada dua puluh lima macam. Orang yang tidak
mengetahuinya dan tak dapat membeda-bedakannya, ia tidak berhak berbicara
tentang Al-Qur'an.4
Yang terpenting dalam kajian para ulama dalam pembahasan ini, yaitu:
1. Yang diturunkan di Makkah.
2. Yang diturunkan di Madinah.
3. Yang diperselisihkan.
4. Ayat-ayat Makkiyah dalam surah-surah Madaniyah.
5. Ayat-ayat Madaniyah dalam surah-surah Makkiyah.
6. Yang diturunkan di Makkah namun hukumnya madaniyah.
7. Yang diturunkan di madinah tetapi hukumnya makkiyah.
8. Yang serupa dengan yang diturunkan di makkah dalam kelompok
madaniyah.
4
Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar studi ilmu Al-qur‟an, (Kairo: maktabah wahbah)
2004, hal: 62
5
9. Yang serupa dengan yang diturunkan di madaniyah dalam kelompok
makkiyah.
10. Yang dibawa dari makkah ke madinah.
11. Yang dibawa dari madinah ke makkah.
12. Yang turun di waktu malam dan di waktu siang.
13. Yang turun di musim panas dan musim dingin, dan
14. Yang turun di waktu menetap dan perjalanan.5
5
Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar studi ilmu Al-qur‟an, (Kairo: maktabah wahbah)
2004, hal: 63
6
20 Al-Falaq 66 Al-Adzariyat
21 An-Nas 67 Al-Ghosiyah
22 Al-Ikhlas 68 Al-Kahfi
23 An-Najm 69 An-Nahl
24 „Abasa 70 Nuh
25 Al-Qodar 71 Ibrahim
26 Asy-Syams 72 Al-Anbiya‟
27 Al-Buruj 73 Al-Mu‟minun
28 At-Tiin 74 As-Sajadah
29 Al-Quroisy 75 At-Thur
30 Al-Qori‟ah 76 Al-Mulk
31 Al-Qiyamah 77 Al-Haqqoh
32 Al-Humazah 78 Al-Ma‟arij
33 Al-Mursalat 79 An-Naba‟
34 Qaf 80 An-Nazi‟at
35 At-Thoriq 81 Al-Balad
36 Al-Qomar 82 Al-Infithor
37 Shad 83 Al-Insyiqoq
38 Al-A‟rof 84 Ar-Rum
39 Jinn 85 Al-Ankabut
40 Yasin 86 Al-Muthoffifin
41 Al-Furqon 87 Al-Zalzalah
42 Fathir 88 Ar-Rod
43 Maryam 89 Ar-Rohman
44 Thoha 90 Al-Insan
45 Al-Waqiah 91 Al-Bayyinah
46 Asy-Syu‟ara
7
Adapun surah madaniyah sebagai berikut:
1 Al-Baqoroh 13 Ali-Imron
2 Al-Anfal 14 Al-Ahzab
3 Al-Mumtahanah 15 Al-Hujurat
4 An-Nisa‟ 16 At-Tahrim
5 Al-Hadid 17 At-Taghabun
6 Al-Qital 18 As-Shaf
7 At-Tholaq 19 Al-Jumuah
8 Al-Hasr 20 Al-Fath
9 An-Nur 21 Al-Maidah
10 Al-Hajj 22 At-Taubah
11 Al-Munafiqun 23 An-Nashr
12 Al-Mujadilah
8
pemecahan konsep nasikh-mansukh yang hanya bisa diketahui melalui
kronologi Al- Quran.
6
Rosihan Anwar, ulum Al-Qur‟an, Bandung Pustaka Setia, 1997, hal 115-116
9
D. PENGETAHUAN TENTANG MAKKIYAH DAN MADANIYAH
SERTA PERBEDAANNYA
Untuk mengetahui dan menentukan Makkiyah dan Madaniyah, para ulama
bersandar pada dua cara utama; sima'i naqli (pendengaran seperti apa adanya) dan
qiyasi ijtihadi (bersifat ijtihad). Cara pertama didasarkan pada riwayat shahih dari
para sahabat yang hidup pada saat dan menyaksikan turunnya wahyu, atau dari
para tabi'in yang menerima dan , mendengar dari para sahabat bagaimana, di
mana, dan peristiwa apa yang berkaitan dengan turunya wahyu itu. Sebagian besar
penentuan Makkiyah dan Madaniyah itu didasarkan pada cara pertama ini. Dan
contoh-contoh di atas merupakan bukti yang paling baik baginya. Penjelasan
tentang penentuan tersebut telah banyak dituangkan dalam kitab-kitab tafsir
bilma'tsur, kitab-kitab asbab an-nuzul dan pembahasan-pembahasan tentang studi
ilmu-ilmu Al-Qur'an.7
Para ahli mengatakan, "Setiap surat yang di dalamnya mengandung kisah para
nabi dan umat-umat terdahulu, maka surat itu adalah Makkiyah. Dan setiap surat
yang di dalamnya mengandung kewajiban atau ketentuan hukum, maka surat itu
adalah Madani. Begitu seterusnya." Al-Ja'bari mengatakan, “untuk mengetahui
Makkiyah dan Madaniyah ada dua cara; sima'i (pendengaran) dan qiyasi
(analogi).""Sudah tentu sima'i pegangannya berita pendengaran, sedang qiyasi
berpegang pada penalaran, Baik berita pendengaran maupun penalaran, keduanya
merupakan metode pengetahuan yang valid dan metode penelitian ilmiah.8
7
Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar studi ilmu Al-qur‟an, (Kairo: maktabah wahbah)
2004, hal: 72
8
Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar studi ilmu Al-qur‟an, (Kairo: maktabah wahbah)
2004, hal: 73
10
kalangan sahabat Nabi adalah Mush‟ab bin Umair dan Ibnu Ummi
Maktum keduanya membacakan Al-Quran kepada kami. Sesudah itu
datanglah Ammar, Bilal dan Sa‟ad. Kemudian datang pula Umar Bin
Khattab sebagai orang yang kedua puluh. Baru setelah itu datanglah
Nabi. Aku melihat penduduk Madinah bergembira setelah aku membaca
sabbihismarabbikal a‟la dari antara surat yang semisal dengannya.”
Pengertian ini cocok dengan Al-quran yang dibawa oleh golongan
muhajirin, lalu mereka ajarkan kepada kaum anshar.
11
sesungguhnya goncangan Hari Kiamat itu adalah suatu kejadian yang
sangat besar … sampai dengan .. tetapi adzab Allah sangat kerasnya‟
beliau sedang berada dalam perjalanan.”
Begitu juga surat Al-Fath. Al-Hakim dan yang lain meriwayatkan,
dari Al-Miswar bin Makhramah dan Marwan bin Al-Hakam, keduanya
berkata “surat Al-Fath dari awal sampai akhir turun di antara kota
makkah dan madinah berkaitan dengan masalah perdamaian
Hudaibiyah.”
Sebagian dari ayat Al-Quran tidak hanya turun di kota makkah
dan sekitarnya dan tidak pula di madinah dan sekitarnya, seperti firman
Allah dalam surat At-Taubah ayat 42 dan pada surat Az-Zukhruf ayat 45.
Yang kedua ayat tersebut tidak turun di kota makkah dan sekitarnya dan
tidak pula di kota madinah dan sekitarnya.
Menurut Ibnu Katsir bahwa surat At-Taubah ayat 42 turun di
tabuk, dan surat Az-Zukhruf ayat 45 diturunkan di abitul maqdis pada
malam Isra‟.9
“Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada
waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. kemudian masing-
masing diri diberi Balasan yang sempurna terhadap apa yang telah
dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).11
9
Syeikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur‟an, Jakarta, Pustaka Al-
Kautsar, 2006, hlm: 67-71.
10
Jalaluddin Rakhmat. „Ulum Al-Qur‟an, Bandung: 1431 H, hal: 58
11
Abdullah bin Abdul Aziz Ali Sa‟ud, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Jakarta, Yayasan
Penyelenggara Penerjemah Penafsiran Al-Qur‟an, 1971, hal: 70.
12
5. Ayat yang turun di kota Mina pada haji wada‟.12
Surah Al-Maidah ayat: 3
12
Jalaluddin Rakhmat, Op cit, hal: 59
13
Abdullah bin Abdul Aziz Ali Sa‟ud, Op Cit, hal: 157
13
hijrah sekalipun di Makkah dan Arafah, adalah Madani, seperti yang diturunkan
pada tahun penaklukan kota Makkah, misalnya firman Allah,
Kedua; Dari segi tempat turunnya. Makkiyah ialah yang turun di Makkah
dan sekitarnya seperti Mina, Arafah, dan Hudaibiyah. Dan Madaniyah ialah yang
turun di Madinah dan sekitarnya, seperti Uhud, Quba, dan Sil. Namun, pendapat
ini berkonsekuensi tidak adanya pengecualian secara spesifik dan batasan yang
jelas. Sebab, yang turun dalam perjalanan, seperti di Tabuk atau di Baitul Maqdis,
tidak termasuk ke dalam salah satu bagiannya, sehingga statusnya tidak jelas,
Makkiyah atau Madaniyah. Akibatnya yang diturunkan di Makkah walaupun
sesudah hijrah, tetap disebut Makkiyah.
Ketiga; Dari sisi sasarannya. Makkiyah adalah yang seruannya ditujukan
kepada penduduk Makkah dan Madaniyah adalah yang seruannya ditujukan
kepada penduduk Madinah. Berdasarkan pendapat ini, para pendukungnya
menyatakan bahwa ayat Al-Qur'an yang mengandung seruan 'ya ayyuhan-nas"
(wahai manusia) adalah Makkiyah. Sedangkan ayat yang mengandung seruan 'ya
ayyuhal- ladzina amanu" (Wahai orang-orang yang beriman) adalah Madaniyah.14
14
Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar studi ilmu Al-qur‟an, (Kairo: maktabah
wahbah) 2004, hal: 73-74
14
Makkiyah dan Madaniyah. Kemudian, lahirlah kaidah-kaidah kunci untuk
mendapatkan ciri-ciri tersebut.15
1. Ciri-ciri makkiyah
a. Ayat dan surahnya pendek dan susunannya luwes dan jelas.
b. Ayat-ayatnya lebih puitis (bersajak), karena yang ditantang
adalahmasyarakat yang ahli dalam membuat puisi.
c. Makiyyah banyak menyebut qasam (sumpah), tasybih
(penyerupaan),dan amtsal (perumpamaan).
d. Gaya bahasa al-Makkiyah jarang bersifat konkret, realistis
danmaterialis, terutama ketika berbincang tentang kiamat.
e. Surah-surah al-Makkiyah mengandung lafadz kalla, yaitu di dalam al-
Quran lafadz ini berulang sebanyak 33 kali dalam 15 surah.
f. Surah-surahnya mengandung seruan (ya ayyuhan-nas) “Hai
sekalianmanusia”, dan tidak mengandung seruan (ya ayyuhal-ladzina
amanu) “Hai orang orang yang beriman”.
g. Mengajak kepada tauhid dan beribadah hanya kepada
Allah,pembuktian mengenai kebenaran risalah, kebangkitan dan
haripembalasan, hari kiamat dan mala petakanya, neraka dan
siksaannya,surga dan nikmatnya, argumentasi terhadap orang musyrik
denganmenggunakan bukti-bukti rasional dan ayat-ayat kauniyah.
h. Peletakan dasar-dasar umum bagi perundang-undangan dan
akhlakmulia yang menjadi dasar terbentuknya suatu masyarakat;
danpenyingkapan dosa orang musyrik dalam penumpahan
darah,memakan harta anak yatim secara zhalim, penguburan hidup-
hidupbayi perempuan dan tradisi buruk lainnya.
15
Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar studi ilmu Al-qur‟an, (Kairo: maktabah
wahbah) 2004, hal: 75
15
2. Ciri-ciri madaniyya
a. Surah-surahnya berisi hukum pidana, hukum warisan, hak-hak
perdatadan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan perdata
serta kemasyarakatan dan kenegaraan.
b. Surah-surahnya mengandung izin untuk berjihad, urusan-urusan
perang, hukum-hukumnya, perdamaian dan perjanjian.
c. Setiap surat yang menjelaskan hal ihwal orang-orang munafik
termasuk Madaniyyah, kecuali surat Al-Ankabut yang di nuzulkan di
Makkah. Hanya sebelas ayat pertama dari surat tersebut yang termasuk
Madaniyyah dan ayat-ayat tersebut menjelaskan perihal orang-orang
munafik.
d. Menjelaskan hukum-hukum amaliyyah dalam masalah ibadah dan
muamalah, seperti shalat, zakat, puasa, haji, qisas, talak, jual beli,
riba,dan lain-lain.
e. Sebagian surat-suratnya panjang-panjang, sebagian ayat-ayatnya
panjang-panjang dan gaya bahasanya cukup jelas dalam menerangkan
hukum-hukum agama.16
16
Rosihon Anwar. Ulum Al-Qur‟an (Bandung; Pustaka Setia, 2013) hal: 106-107
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Makkiyyah adalah ayat-ayat Al-Qur‟an yang diturunkan kepada Rasulullah
SWT sebelum hijrah ke Madinah, walaupun ayat tersebut turun di sekitar bukan di
kota Makkah, yang pembicaraannya lebih ditujukan untuk penduduk Makkah.
Sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat Al-Qur‟an yang diturunkan di Madinah
dan sekitarnya walaupun turunnya di Makkah, dan pembicaraannya lebih
ditujukan untuk penduduk Madinah.
Adapun ayat-ayat yang turun tidak di kota makkah dan tidak pula di kota
madinah adalah Ayat yang di bawa dari makkah ke madinah, ayat yang di bawa
dari madinah ke makkah, Ayat yang turun di waktu dalam perjalanan, Ayat yang
turun di Kota Arofah pada haji wada‟, Ayat yang turun di Kota Mina pada haji
wada‟.
B. SARAN
Demikianlah tugas makalah yang telah kami susun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Ulumul Qur‟an. Harapan kami semoga dengan adanya makalah yang
telah kami susun ini kita bisa mengmbil banyak pelajaran berharga di dalamnya
serta semoga kita lebih paham lagi dalam membedakan surah makkiyah dan surah
madaniyyah. Tak lupa semoga kita lebih giat lagi untuk membaca Al-Qur‟an dan
dapat mengamalkan isi kandungannya. Kritik dan saran sangatlah kami harapkan
dari para pembaca serta wabil khusus dari dosen pembimbing kita. Apabila dalam
penyusunan makalah ini terdapat kesalahan-kesalahan, kami tim penyusun mohon
maaf, kesalahan semata-mata terletak pada kami dan kesempurnaan hanyalah
milik Allah SWT.
17
DAFTAR PUSTAKA
Gufron, Mohammad. Ulumul Qur‟an: praktis dan mudah.Yogyakarta:
Kalimedia, 2017.
Jalal, Abdul, Ulumul Qur‟an, Surabaya; Dunia Ilmu, 2000.
Quraisy Shihab, sejarah dan ulum alqur‟an, Bandung, Pustaka Firdaus, 1997.
Syaikh Manna Al-Qaththan, pengantar studi ilmu Al-qur‟an, Kairo,
Maktabah Wahbah, 2004.
Rosihan Anwar ,ulum Al-Qur‟an ,Bandung Pustaka Setia,1997.
Syeikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Quran, Jakarta, Pustaka
Al-Kautsar, 2006.
Jalaluddin Rakhmat. „Ulum Al-Quran, Bandung: 1431 H.
Abdullah bin Abdul Aziz Ali Sa‟ud, Al Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta,
Yayasan Penyelenggara Penerjemah Pentafsir Al Qur‟an, 1971.
Rosihon. Anwar, Prof. Dr. M.Ag. Ulum Al-Qur‟an, Bandung; Pustaka Setia,
2013.
18