Dosen pengampu:
Disusun:
Kelompok 1:
Adinda Putri Secilya (2023390101730)
Bagas Satrio W. (2023390101741)
Ananda Octaviana Dona Ratu Monica (2023390101735)
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami lanjutkan puja dan puji Syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
Rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “ MAKKIYAH DAN MADANIYYAH”.
Makalah ini telah di susun dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, penulis
menyampaikan banyak terimakasih kepada banyak pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini terutama kepada bapak Rifqi Firdaus.M.Pd.I.
selaku dosen mata kuliah Study Al-Qur’an dan Hadist yang telah memberikan
kepercayaan dan arahannya dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhirnya kata penulis berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
Latar belakang...............................................................................................................1
A. Rumusan masalah..................................................................................................1
B. Tujuan.....................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................2
A. Pengertian Makkiyah dan Madaniyyah..............................................................2
B. Cara Mengetahui Makkiyah dan Madaniyyah...................................................4
C. Manfaat Mengetahui Makkiyah dan Madaniyyah.............................................7
D. Perbedaan dan Pembagian Surah Makkiyah dan Madaniyyah........................9
E. Ciri-ciri Makkiyah dan Madaniyyah.................................................................10
BAB III..............................................................................................................................12
PENUTUP.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Al-Qur’an adalah pedoman bagi umat Islam. Al-Qur’an diturunkan dalam
dua periode yakni dari lauhil mahfudh ke baitul izza dan dari baitul izza ke bumi.
Pada periode ke dua Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur dalam waktu
22 tahun 2 bulan 22 hari. Dalam periode ke dua Al-Qur’an diturunkan dengan
latar belakang yang berbeda. Dari keterangan tersebut para ulama terdahulu
membaginya menjadi dua jenis, yakni Makiyyah dan Madaniyyah, ditinjau dari
segi geografis, lafadz, sasaran dan makna. Adapun beberapa ayat yang
diperselisihkan karena ayat tersebut tidak diturunkan di Makkah dan Madinah,
melainkan ketika nabi dalam perjalanan antara Makkah dan Madinah.
Demikianlah, akan kita lihat Surah Makkiyah itu penuh dengan ungkapan-
ungkapan yang kedengarannya amat keras ditelinga, huruf-hurufnya seolah-olah
melontarkan api ancaman dan siksaan, masing-masing sebagai penahan dan
pencegah. Yang terpenting dipelajari dalam pembahasan ini ialah: 1).Yang
diturunkan di Makkah. 2).Yang diturunkan di Madinah 3).Yang diperselisihkan.
4).Yang diturunkan di perjalanan antara Makkah dan Madinah. Dari definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa sangat penting mengetahui perbedaan antara Makiyyah
dan Madaniyyah. Jadi bisa disimpulkan bahwa dasar betapa pentingnya
mengetahui perbedaan dari surah Makkiyah dan Madaniyyah tersebut karena
sebagai landasan pengetahuan dan sejarah untuk bisa menjadi muslim yang lebih
baik.
A. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian dari Makkiyah dan Madaniyyah?
2. Apa manfaat mengetahui Makkiyah dan Madaniyyah?
3. Apa perbedaan surah Makkiyah dan surah Madaniyyah?
4. Apa ciri-ciri dari surah Makkiyah dan Madaniyyah?
B. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian Makkiyah dan Madaniyyah.
2. Dapat mengetahui manfaat dari perbedaan surah Makkiyah dan Madaniyyah.
3. Dapat membedakan antara surah Makkiyah dan surah Madaniyyah.
4. Dapat menyebutkan ciri-ciri dari surah Makkiyah dan Madaniyyah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Cara Mengetahui Makkiyah dan Madaniyyah
Metode pertama dapat diketahui dengan didasarkan pada riwayat shahih dari
para sahabat yang menyaksikan turunnya wahyu atau dari para Tabi’in yang
menerima dan mendengarkan langsung dari sahabat tentang bagaimana, dimana
dan peristiwa apa yang berkaitan dengan turunnya wahyu tersebut.
Hal ini sebagaimana penjelasan Abu Bakar Al-Baqilani dalam Al-Intishar berkata,
“Bahwa pengetahuan tentang Makkiyah dan Madaniyah itu mengacu pada hafalan
para sahabat dan tabi’in. tidak ada satupun yang datang dari Rasulullah mengenai
hal itu, karena beliau tidak diperintahkan utnuk itu dan Allah tidak menjadikan
ilmu pengetahuan itu sebagai kewajiban umat. Bahkan sekalipun sebagian
pengetahuan
4
mengenai sejarah Nasikh dan Mansukh itu wajib bagi ahli ilmu, tetapi pengetahuan
tersebut tidak harus diperoleh melalui nash dari Rasulullah.”
Ayat ini diturunkan di Makkah dalam Ka’bah pda tahun penaklukan Makkah.
Atau diturunkan pada Haji Wada’. Sekalipun turun di Makkah tapi karena terjadi
setelah peristiwa hijrah maka dinamakan Madaniyah. Pendapat ini lebih baik dari
pada kedua pendapat berikutnya karena lebih memberikan kepastian dan
konsistensi.
5
Ketiga; dari sasarannya. Makiyyah adalah seruan yang ditujukan kepada
penduduk Makkah. Dan Madaniyah adalah yang diserukan kepada penduduk
Madinah. Berdasarkan pendapat ini dikatakan bahwa ayat yang mengandung ya
ayyuhan-nas adalah Makkiyah, sedang ayat yang mengandung ya ayyuhal ladzina
amanu adalah Madaniyah.
6
C. Manfaat Mengetahui Makkiyah dan Madaniyyah
Ada beberapa manfaat yang dapat kita peroleh dengan mengetahui mana
surah Makkiyah dan mana surah Madaniyyah, di antaranya adalah :
1).Mengetahui sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat Qur’an, turunnya wahyu kepada
Rasulullah sejalan dengan sejarah dakwahnya dengan segala peristiwanya.
2).Dapat mengetahui hukum nasikh dan hukum mansukh dalam Al Qur’an. Apabila
ada dua ayat .atau beberapa ayat dalam Al Qur’an yang berada satu tema
pembahasan, sedangkan hukum dalamsatu ayat tersebut berbeda dengan hukum
pada ayat yang lain. Lalu diketahui bahwa salah satu ayat tersebut adalah
Makkiyah sedangkan yang lainnya adalah Madaniyyah, maka kita dapat
menetapkan maka ayat Madaniyyah tersebut menjadi nasikh (pengganti) dari ayat
Makkiyah tersebut. Karena ayat Madaniyyah diturunkan lebih akhir dari ayat
Makkiyah. Dalam kaidah ushul fiqih, ayat yang turun lebih akhir menghapus ayat
yang turun terlebih dahulu.
3). Mengetahui dan memehami perkembangan hukum syariat islam dalam membina
individu dan masyarakat islam yang lebih baik dari sebelumnya.
Dalam konteks ini minimal ada tiga faedah yang didapatkan. Faedah pertama,
untuk membedakan ayat yang menasikh dan ayat yang dinasakh. Mana ayat yang
hukumnya menghilangkan hukum dalam ayat lain dan mana ayat yang hukumnya
dihilangkan dengan ayat lain. Dengan kata lain, informasi itu penting ketika
dijumpai dua atau beberapa ayat Al-Qur’an dalam satu tema. Sementara hukum
dalam salah satu atau beberapa ayat tersebut berbeda dengan hukum yang ada di
ayat lainnya, lalu diketahui mana ayat yang termasuk kategori Makkiyyah dan
mana yang Madaniyyah. Sebab ulama ahli Ilmu Al-Qur'an mempunyai prinsip
hukum, bahwa ayat-ayat Madaniyyah menasakh ayat-ayat Makkiyah karena
memandang bahwa ayat Madaniyyah turun lebih akhir daripada ayat Makkiyyah.
(Muhammad Abdul ‘Azhim Az-Zarqani, Manahilul ‘Irfan fi ‘Ulumil Qur’an,
[Kairo, Isa Al-Babi Al-Halabi wa Syirkah: tanpa tahun], juz I, halaman 94 dan juz
II, halaman 176). Dalam konteks ini pakar tafsir Al-Qur’an asal Kota Baghdad,
Al-Imam Al-Muqri (w. 410 H/1019 M) dalam karyanya An-Nashikh wal
Mansukh fil Qur’an
menjelask َونُ ُزول ا ْل َم ْنسو َ م كةَ كثِي ٌر ونُ ُزول الن اس ِ با ْل َم ِدينَ ِة ك ِثي ٌر. ,Turunnya Artinya“
an: ayat
yang dimansukh di Kota Makkah banyak, dan turunnya ayat yang memansukh di
kota Madinah juga banyak,” (Al-Muqri, An-Nasikh wal Mansukh: 30). Faedah
kedua, adalah untuk mengetahui secara global tarikh tasyri’ dari suatu hukum dan
tahapan-tahapannya yang sarat hikmah. Dari sinilah kemudian akan muncul
semangat keislaman dan keimanan yang kuat karena begitu bijaknya syariat Islam
dalam mendidik masyarakat, bangsa dan individu-individunya. Pemahaman atas
perbedaan kategori antara ayat Makkiyah dan Madaniyyah akan menyadarkan
bahwa syariat Islam mengandung berbagai hikmah syariat Islam yang sangat
agung. Faedah ketiga, untuk semakin menguatkan kepercayaan atas validitas dan
orisinalitas Al-Qur’an yang kita terima dan selalu kita baca hari ini, yang terhindar
dari perubahan dan penyelewengan redaksional maupun hukum-hukumnya. Hal
itu ditunjukkan dengan begitu perhatiannya umat Islam sepanjang sejarahnya.
Terbukti sejak dulu hingga sekarang umat Islam selalu mengkaji Al-Qur’an dari
7
berbagai aspek. Kajian itu mencakup mana ayat Al-Qur’an yang turun sebelum
hijrah dan
8
yang turun setelahnya; mana ayat Al-Qur’an yang turun di kota domisili
Rasulullah SAW dan mana yang turun dalam perjalanannya; mana ayat yang turun
di siang hari dan mana yang turun di malam hari mana ayat yang turun di musim
panas dan mana yang turun di musim dingin; mana ayat yang turun di bumi dan
mana yang turun di langit, serta hal-hal lainnya. Bila demikian komprehensifnya
kajian Al-Qur’an yang dilakukan oleh umat Islam sepanjang sejarah, maka akal
sehat sangat tidak menerima akan adanya orang yang mampu mengubah-ubah dan
mempermainkannya. Sebab umat Islam, ulama, selalu menjaga dan mengkajinya
dari berbagai aspek secara komprehensif. (Az-Zarqani, Manahilul ‘Irfan: I/95).
Sunnatullah penjagaan umat Islam terhadap Al-Qur’an seperti itu sudah sesuai
dengan sunnatullah lainnya yang terekam jelas dalam firman Allah SWT: نَحن ا ِإن
ِ ز ْ نل َا ال ِذ ْك َر,Al-Qur’an, menurunkan yang Kami-lah “Sungguh Artinya
وإن ا َلهُ َلحا
ِفظون
dan sungguh Kami benar-benar memeliharanya,” (Surat Al-Hijr ayat 9). Walhasil,
dengan memahami istilah ayat Makiyyah dan ayat Madaniyyah, kita akan dapat
memahami Al-Qur’an secara lebih baik, meningkatkan keimanan, dan kecintaan
kita terhadapnya. Semoga. Amīn. [3]
9
D. Perbedaan dan Pembagian Surah Makkiyah dan Madaniyyah
1
E. Ciri-ciri Makkiyah dan Madaniyyah
Para ulama telah menerangkan pula beberapa ketentuan dan ciri-ciri untuk
mengetahui antara surah Makkiyah dan Maddaniyah diantaranya adalah:
b). Setiap surah yang menjalaskan secara terperinci tentang jihad dan segala
ketentuannya.
Contoh:
وجا ِ ه ُدوا أَ ْم َوا لِ ُ ك ْم وأَ ْنُفس ُ ك ْم ِ في سبِيل ل َِّ الۚ َذ لِ ُ ك ْم خ ْي ٌر ُ ك ْم ْ ن ك ْنتُ ْم تَ ْعل
ُمون ا ْن ِف ُروا خَفاًفا وثَِقا ًَل
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan atau merasa berat, dan
berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah, Yang demikian itu adalah
lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (Q.S.At-Taubah(9): 41)
c). Setiap surah yang menerangkan secara terperinci tentang orang-orang munafik
dan segala sifat, cara-cara, dan tipu dayanya terhadap dakwah Islamiyah.[13]
Contoh:
ُ زوا م ْ ن ع ْن ِدك َ ب يت طا ِئَفةٌ م ْن ُه ْم غ ْي َر ال ِذي َُ تقولۖ ل َّوالُ ْ كتُ ب ما ُي َبي ِتُ ونۖ َفأَ ع ِرض ع ْن ُه ْم و ُ َيقو
ُلون طاعةٌ ِإَذا َر
وتَ َو ك ْ ل عَلى ل َِّ الۚ و َكَف ٰى ا
َِّ ل
ًل و ِكي َل
“Dan mereka (orang-orang munafik) mengatakan: "(Kewajiban kami hanyalah)
taat". Tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka
mengatur siasat di malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah
mereka katakan tadi. Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu,
maka berpalinglah kamu dari mereka dan tawakallah kepada Allah. Cukuplah
Allah menjadi Pelindung”(QS. An Nisa’(4): 81)
1
perbuat?”(QS. As Shaff(61): 2)
1
BAB III
PENUTUP
Al-Qur’an dibagi menjadi dua periode pada zaman nabi yakni, Makiyyah
dan Madaniyyah. Ayat atau surat Makiyyah cenderung menerangkan tentang
tauhid dan Madaniyyah cenderung menerangkan tentang syariat. Hal tersebut
dapat diketahui melalui beberapa metode yakni, metode transmisi (periwayatan)
dan metode analogi (qiyas). Metode tersebut meninjau dari segi geografis, lafadz,
sasaran dan latar belaknag turunnya.
Ciri-ciri ayat Makiyyah adalah di dalamnya terdapat ayat sajdah, ayat-
ayatnya dimulai dengan “kalla”dan seperti yang telah diterangkan diatas,
sedangkan ciri-ciri ayat Madaniyyah adalah mengandung ketentuan-ketentuan
faroidl dan had, mengandung perdebatan dengan ahli kitab dan sepertiyang telah
diterangkan diatas.
Manfaat mempelajari Makiyyah dan Madaniyyah juga sangat penting bagi
kita yakni, untuk mengetahui hukum nasikh dan mansukh, mengetahui
perkembangan hukum syariat islam dan seperti yang telah dijelaskan diatas.
1
DAFTAR PUSTAKA
[1] A.-. Qattan, "Manna khalil," in studi ilmu ilmu Quran , Jakarta , PT. pustaka Litera
Antar Nusa , 2014.
[3] Anwar, "Rosihan," in Pengantar Ulumul Quran, Bandung, Pustaka Setia, 2009.