Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MAKKIYAH DAN MADANIYAH


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Ilmu Al Qur’an,
Dosen Pengampu Dr. St. Aisyah, S.Ag., M.Ag

Oleh:
Kelompok V : 1. Jusmang ( 90300123134 )
2. Nabilah ( 90300123022 )
3. Nur Alfira. H ( 90300123095 )
Kelas : IE C

JURUSAN ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UINIVERSITAS ISLAM NEGERI
ALAUDDIN MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrohiim,
Puji syukur Kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk, rahmat, dan hidayah-
Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas ini tanpa ada halangan apapun sesuai dengan
waktu yang telah di tentukan.

Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah Ilmu
Al Qur’an. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan.

Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya, khususnya
bagi penyusun dan umumnya bagi para pembaca semoga dengan adanya makalh ini
para pembaca lebih terpacu untuk mengembangkan potensi diri yang ada. Aamiin.

Gowa, 25 September 2023

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Makkiyah dan Madaniyyah ............................................................... 2
B. Ciri-Ciri Makkiyah dan Madaniyyah ................................................................... 4
C. Cara Mengetahui Makkiyah dan Madaniyyah ..................................................... 5
D. Pembagian Surah-Surah Makkiyah dan Madaniyyah ......................................... 6
E. Urgensi Mengetahui Makkiyah dan Madaniyyah ................................................ 7

BAB III PENUTUP


A. Simpulan ............................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Para ulama dan ahli tafsir terdahulu memberikan perhatian yang besar terhadap
penyelidikan surat-surat Al-Qur’an, mereka meneliti Al-Qur’an ayat demi ayat, surat
demi surat untuk di susun sesuai dengan nuzulnya dengan memperhatikan waktu, tempat
dan pola kalimat. Bahkan lebih dari itu, mereka mengumpulkannya sesuai dengan waktu,
tempat dan pola kalimatnya juga. Cara demikian merupakan ketentuan cermat yang
memberikan kepada peneliti objektif, gambaran mengenai penyelidikan ilmiah tentang
Ilmu Makki dan Madani.

Untuk lebih jelasnya dalam makalah ini akan di terangkan Ihwal Makki dan Madani yang
sekarang sudah menjadi disiplin Ulumul Qur’an yang berdiri sendiri, sebagai salah satu
cabang dari Ulumul Qur’an secara Mudawwan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah di jelaskan maka dapat dibuat perumusan
masalah sebagai berikut;
a. Apa pengertian Makki dan Madani?
b. Bagaimana ciri-ciri Makki dan Madani?
c. Bagaimana bagaimana cara mengetahui Makki dan Madani?
d. Apa saja pembagian surah-surah Makki dan Madani?
e. Bagaimana urgensi mengetahui Makki dan Madani?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan diatas, tujuan penulisan ini adalah untuk:


a. Mengetahui pengertian Makki dan Madani
b. Mengetahui ciri-ciri Makki dan Madani
c. Mengetahui perbedaan antara Makki dan Madani

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Makkiyah dan Madaniyah


Kata ‫ المكي‬berasal dari ‫ مكة‬dan ‫ المدني‬berasal dari kata ‫مدينة‬. Kedua kata tersebut telah
dimasuki “‫“ ي‬nisbah sehingga menjadi “‫ “ المكي‬atau ‫ المكية‬dan ‫ المدني‬atau
‫ية المدن‬
Secara harfiah, ‫ المكي‬atau ‫ المكية‬berarti “yang bersifat Makkah” atau “yang berasal dari
Makkah”, sedangkan ‫ المدني‬atau ‫ ية المدن‬berarti “yang bersifat Madinah” atau “yang berasal
dari Madinah”.
Dalam mendefinisikan Makki (Makkiyah) dan Madani (Madaniyah) ada beberapa
teori yang berbeda–beda. Sedikitnya ada 4 teori dalam menentukan kreteria untuk
memisahkan nama bagi ayat makiyah dan madaniyah, yaitu:
1. Teori Geografi (Mulahadhotu Makan Annuzul)
Makiyah ialah ayat–ayat yang turun di mekah dan sekitarnya (Mina, Arafah,
Hubaidiyah, dll) baik waktu turunnya sebelum Rasulullah Saw, Melakukan hijrah atau
sesudahnya. Sedangkan Pengertian madaniyah ialah ayat–ayat yang turun di madinah
dan sekitarnya (Badar, Sal, Uhud, dll), Baik waktu turunnya sebelum Rasulullah Saw.
Berhijrah maupun sesudahnya.
Kelebihan teori ini yaitu hasil rumusan tentang pengertian ayat atau surah Makkiyah
dan Madaniyah lebih jelas dan lebih tegas dari teori lain,Karena teori ini menegaskan
bahwa orientasi tempat sebagai pijakan ketentuan identitas ayat.
Namun, pada kenyataannya ada beberapa ayat Al-Qu’an yang tidak turun di wilayah
Makkah ataupun Madinah, seperti tempat turunnya QS. At-Taubah:42 adalah di Tabuk,
QS. Az-Zukhruf :25 di Baitul Maqdis (palestina) pada malam Isra Mi’raj.
2. Teori Subjektif (Mulahadhotu Mukhothobin)
Makiyah adalah ayat–ayat yang berisi khitab atau panggilan kepada penduduk
makkah dengan menggunakan kata-kata “yaa ayyuhan nassu” (wahai manusia) dan lain–
lain. Sedangkan madaiyah adalah ayat-ayat yang berisi panggilan kepada orang–orang
madinah dengan menggunakan kata-kata “yaa ayyuhalladzi naamanu” (wahai orang-
orang yang beriman).

2
Kelebihan teori ini adalah rumusannya di mengerti,dan lebih cepat dikenali dengan
kriteria panggilan (nida’,khitab) yang khas dari keduanya tersebut. Namun teori ini
banyak, kelemahan diantaranya:
a) Rumusan pengertiannya tak dapat dijadikan ketentuan, kerena tak dapat
mencakup seluruh ayat Al-qur’an.
b) Rumusan kriteriannya juga tidak dapat berlaku secara menyeluruh. Karena
ada beberapa ayat yang dimulai dengan panggilan (nida) bukan termasuk ayat
Makkiyah. Seperti QS.An-Nisa:1 dan An-Nisa;133.
c) Ada pula beberapa ayat yang di mulai dengan panggilan (nida,khitab) tapi
bukan tergolong ayat Madaniyah, tetapi ayat Makkiyah,misalnya dalam QS.
Al – hajj:77.
3. Teori Historis (Mulahadhotu Zaman Annuzul)
Makiyah adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan sebelum hijrah Nabi
Muhammad SAW ke madinah, meskipun turunnya ayat diluar kota makkah. Sedangkan
madaniyah adalah ayat–ayat Al-Qur’an yang turun setelah hijrahnya Nabi Muhammad
SAW ke Madinah Meskipun turunya di makkah dan sekirarnya.
Kelebihan teori ini adalah karena mencakup keseluruhan ayat atau surah Al-Qur’an
sehingga dapat di jadikan ketentuan dan rujukan yang menandai. Ssedangkan
kelemahannya hanya terletak pada keganjalan pada beberapa ayat atau surah Al-Qur’an
yang nyata-nyata turun di Makkah,tetapi karena turun sesudah hijrah, lalu ia di anggap
Madaniyah. Seperti QS. Al-Maidah: 3, yang mana ayat tersebut turun pada hari jum’at,di
arafah pada waktu Rasulullah Saw. Dan Masyarakat muslim sedang wukuf. Demikian
juga dengan QS. An-nisa: 8, yang mana ayat tersebut turun di Tengah kota Makkah
sewaktu Nabi Muhammad Saw. Berada di dalam ka’bah.
4. Teori Content Analysis (Mulahadhotu Maa Tadhomananna) Makkiyah adalah ayat-ayat
yang berisi cerita–cerita umat dan para nabi atau rasul dahulu. Sedangkan madaniyah
adalah ayat-ayat yang berisi hukum hudud, faraid, dan sebagainya.
Kelebihan teori ini adalah bahwa kriterianya jelas, sehingga mudah dipahami, sebab
gampang dilihat antara lain: dari tanda-tanda tertentu. Sedangkan kelemahan teori ini
adalah dari sisi pelaksanaan pembedaan antara Makkiyah dan Madaniyah yang tidak
prastis, Karena harus mempelajari isi yang terkandung di dalam ayat atau Al-Qur’an.

3
B. Ciri-Ciri Makkiyah dan Madaniyah
1. Ciri-Ciri Makki (Makiyyaah)

a. Ayat dan surahnya pendek dan susunannya luwes dan jelas.

b. Ayat-ayatnya lebih puitis (bersajak), karena yang ditantang adalah masyarakat


yang ahli dalam membuat puisi.
c. Makiyyah banyak menyebut qasam (sumpah), tasybih (penyerupaan), dan amtsal
(perumpamaan).
d. Gaya bahasa al-Makkiyah jarang bersifat konkret, realistis dan materialis,
terutama ketika berbincang tentang kiamat.
e. Surah-surah al-Makkiyah mengandung lafadz kalla, yaitu di dalam al-Quran
lafadz ini berulang sebanyak 33 kali dalam 15 surah.
f. Surah-surahnya mengandung seruan “ya ayyuhannas” (Hai sekalian manusia),
dan tidak mengandung seruan “ya ayyuhallazina amanu” (Hai orang-orang yang
beriman).
g. Mengajak kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah, pembuktian
mengenai kebenaran risalah, kebangkitan dan hari pembalasan, hari kiamat dan
mala petakanya, neraka dan siksaannya, surga dan nikmatnya, argumentasi
terhadap orang musyrik dengan menggunakan bukti-bukti rasional dan ayat-ayat
kauniyah.
h. Peletakan dasar-dasar umum bagi perundang-undangan dan akhlak mulia yang
menjadi dasar terbentuknya suatu masyarakat; dan penyingkapan dosa orang
musyrik dalam penumpahan darah, memakan harta anak yatim secara zhalim,
penguburan hidup-hidup bayi perempuan dan tradisi buruk lainnya.

2. Ciri-Ciri Madani (Madaniyyah)


a. Surah-surahnya berisi hukum pidana, hukum warisan, hak-hak perdata dan
peraturan-peraturan yang berhubungan dengan perdata serta kemasyarakatan dan
kenegaraan.
b. Surah-surahnya mengandung izin untuk berjihad, urusan-urusan perang, hukum-
hukumnya, perdamaian dan perjanjian.

4
c. Setiap surat yang menjelaskan hal ihwal orang-orang munafik termasuk
Madaniyyah, kecuali surat Al-Ankabut yang di nuzulkan di Makkah. Hanya
sebelas ayat pertama dari surat tersebut yang termasuk Madaniyyah dan ayat-
ayat tersebut menjelaskan perihal orang-orang munafik.
d. Menjelaskan hukum-hukum amaliyyah dalam masalah ibadah dan muamalah,
seperti shalat, zakat, puasa, haji, qisas, talak, jual beli, riba, dan lain-lain.
e. Sebagian surat-suratnya panjang-panjang, sebagian ayat-ayatnya panjang-
panjang dan gaya bahasanya cukup jelas dalam menerangkan hukum-hukum
agama.

C. Cara Mengetahui Makkiyah dan Madaniyah

Para ulama menetapkan ada 3 metode untuk menentukan ayat Makkiyah dan
Madaniyah dalam Al-Qur’an berdasarkan Riwayat para sahabat, yaitu:

1. Memakai acuan waktu


Sebagai penanda Makkiyah dan madaniyah. Sebagian ulama
mengartikan Makkiyah adalah setiap ayat Al-Qur’an yang diturunkan
sebelum Nabi hijrah dan menetapkan di kota Madinah. Sedangkan
Madaniyah adalah setiap ayat Al-Qur’an yang diturunkan setelah Nabi
hijrah dan menetap di kota madina.
2. Memakai Acuan Tempat
Sebagai penanda Makiyah dan Madaniyah. Sebagian ulama mengartikan
Makkiyah adalah setiap ayat Al-Qur’an yang diturunkan di kota Makkah
dan daerah di sekitarnya seperti dataran ‘Arafah,dtaran mina dan desa
Hudaibiah. Sedangkan Madaniyah adalah setiap ayat Al-Qur’an yang
diturunkan di kota Madinah dan setiap daerah sekitarnya seperti daerah
badar,gunung Uhud, gunung Sil’ah (jalaluddin as-suyuthi’al-itqan fi
Ulum al-Qur-an,kairo:Haiah al-Mishriyyah al-Ammah,1974, hal,37).
3. Memakai Acuan kata Tunjuk
Dalam ayat sebagai penanda Makkiyah dan Madaniyah.Sebagian ulama
mengartikan Makkiyah adalah surat Al-Qur’an yang di dalamnya ada ayat
yang di awali dengan kalimat “wahai manusia”.Sedangkan Madaniyah

5
adalah surat Al-Qur’an yang di dalamnya ada ayat yang diawali dengan
kalimat “Wahai orang-orang beriman”.

D. Pembagian Surah-Surah Makkiyah dan Madaniyyah

Al-Qur’an memiliki total 114 surah dan dari 114 surah tersebut, yang bisa
disepakati klasifikasi Makkiyah dan Madaniyyah ada 102 surah dengan rincian : 20
surah Makkiyah dan 82 surah Madaniyyah. Diantaranya adalah:

a) Surah Makkiyah

Al-An’am ,Al-A’raaf, Yunus, Hud, Yusuf, Ibrahim, Al-Hijr, An-Nahl,


Al-Isra, Al-Kahf, Maryam, Taha, Al-Anbiya, Al-Hajj, Al-Mu’minun, Al-Furqan,
Asy-Syu’ara, An-Naml, Al-Qasas, Al-Ankabut, Ar-rum, Lukman, As-Sajadah, Saba,
Fatir, Yasin, As-Saffat, Sad, Az-Zumar, Gafir, Fussilat, Asy-Syura, Az-Zukhruf, Ad-
Dukhan, Al-Jasiyah, Al-Ahqaf, Qaf, Az-Zariyat, At-Tur, An-Najm, Al-Qamar, Al-
Waqi’ah, Al-Mulk, Nun, Al-Haqqah, Al-Ma’arij, Nuh, Al-Jinn, Al-Muzzammil, Al-
Mudassir, Al-Qiyamah, Al-Mursalat, An-Naba, An-Naziat, Abasa, At-Takwir, Al-
infitar, Al-Insyiqaq, Al-Buruj, At-Tariq, Al-A’la, Al-Gasyiyah, Al-fajr, Al-Balad,
Asy-Syams, Al-Lail, Ad-Duha, Asy-syarh, At-Tin, Al-Alaq, Al-Adiyat, Al-Qari’ah,
At-Takasur, Al-Asr, Al-Humazah, Al-Fill, Quraisy, Al-ma’un, Al-Kausar, Al-
Kafirun,Al-Lahab.

b) Surah Madaniyyah
Al-Baqarah, Al-Imran, An-Nisa, Al-Maidah, Al-anfal, At-Taubah, an-Nuur,Al-
Ahzab, Muhammad, Al-Fath, Al-Hujurat, Al-Hadid, Al-Mujadalah, Al-Hasyr,Al-
Mumtahanah, Al-Jumu’ah, Al-Munafiqun, Ath-Thalaq, At-Tahrim, An-Nashr.

Dan ada pula surah yang di perselisihkan dengan jumlah 12 surah, Diantaranya:

1) Al-fatihah, 2) Ar-Ra’d 3) Ar-Rahman 4) As-saff 5) At-Tagabun 6) Al-Mutaffifin


7) Al-Qadar 8) Al-Bayyinah 9) Az-Zalzalah 10) Al-Ikhlas 11) Al-Falaq 12) An-Naas.

Hasil penetapan klasifikasi Makiyyah dan Madaniyyah pada 12 surah yang di perselisihkan,
Sebagai berikut:

1. Al-Fatihah termaksud Makiyyah


2. Ar-Ra’d termaksud Makkiyah

6
3. Ar-Rahman termaksud Makkiyah
4. As-Shaff termaksud Madaniyyah
5. At- Taghabun termaksud Madaniyyah
6. Al- Muthaffifin termaksud Makkiyah
7. Al- Qadr termaksud Makkiyah
8. Al-Bayyinah termaksud Madaniyyah
9. Al-Zalzalah termaksud Madaniyyah
10. Al- Ikhlas termaksud Makkiyah
11. Al-Falaq termaksud Madaniyyah
12. An-Naas termaksud Madaniyyah

E. Urgensi Mengetahui Makkiyah dan Madaniyyah

Dapat membantu dalam memahami Al-Qur’an, dapat memahami gaya Bahasa Al-
Qur’an dan memanfaatkannya sebagain pedoman bagi langkah-langkah dakwa, dapat
memberikan informasi tentang sirah kenabian,dapat mengetahui nasikh dan Mansukh ,dapat
mengetahui Sejarah pensyari’atan dan proses penurunan yang berkepanjangan-angsur,serta
dapat memperkuat keyakinan umat islam tentang otensitas dan orisinalitas Al-Qur’an.

7
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pengetahuan tentang ayat-ayat Makkah dan Madinah merupakan bagian yang
terpenting dalam‘Ulum Qur’an. Hal ini bukan saja merupakan kepentingan kesejarahan
melainkan juga untuk memahami dan menafsirkan ayat-ayat yang bersangkutan.
Sebagaian surat di dalam Al-Qur’an berisi ayat-ayat dari kedua periode tersebut yaitu
Makki dan Madani.
Definisi Makki dan Madani oleh para ahli tafsir meliputi berdasarkan:
1. Teori Geografi (Mulahadhotu Makan Annuzul)
2. Teori Subjektif (Mulahadhotu Mukhothobin)
3. Teori Historis (Mulahadhotu Zaman Annuzul)
4. Teori Content Analysis (Mulahadhotu Maa Tadhomananna).

Adapun kegunaan mempelajari Ilmu ini antara lain agar dapat membedakan ayat-
ayat nasikh dan mansukh, mengetahui ciri khas gaya bahasa Makiyyah dan Madaniyyah
dalam Al-Qur’an. Dan untuk dijadikan alat bantu dalam menafsirkan Al-Qur’an, sebab
pengetahuan mengenai tempat turun ayat dapat membantu memahami ayat tersebut dan
menafsirkannya dengan tafsiran yang benar, sekalipun yang menjadi pegangan adalah
pengertian umum lafadz, bukan sebab yang khusus.

8
DAFTAR PUSTAKA

Jalal, Abdul. 2000, Ulumul Qur’an, Surabaya; Dunia Ilmu. Rosihon. Anwar, Prof. Dr. M.Ag.
2013, Ulum Al-Qur’an, Bandung; Pustaka Setia.

Shihab, Quraish. 2008. Seajarah dan Ulum Qur’an. Jakarta; Pustaka Firdaus.

Khalil al-qattan, Manna. 2014. Studi ilmu-ilmu Al-Qur’an. Jakarta:Litera AntarNusa.

Anda mungkin juga menyukai