Anda di halaman 1dari 18

PERIODISASI AL QUR’AN : AL MAKIYYAH DAN AL MADANIYYAH

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ulumul Qur’an

Dosen Pengampu : Andi Luqmanul Qosim, LC., M.Pd.I.

Disusun Oleh :

Faza Imani Kurnia 33010230012

Annisa Aulfa Anggraeni 33010230013

Ayu Shinta Aulia 33010230014

HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SALATIGA

2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam.
Atas izin dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tepat
waktu tanpa kurang suatu apa pun. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta
salam kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW. Yang kita
nantinantikan syafaatnya di hari akhir kelak. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Periodisasi Al Qur’an : Al
Makiyyah dan Al Madaniyyah” tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas dari Andi Luqmanul Qosim, LC., M.Pd.I. Pada mata kuliah Ulumul Qur’an
di UIN Salatiga. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Andi


Luqmanul Qosim, LC., M.Pd.I. selaku dosen Ulumul Qur’an. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Salatiga, 21 Oktober 2023

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
BAB I............................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
BAB II..........................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................3
A. Pengertian Al Makiyyah dan Al Madaniyyah.........................................3
B. Dasar-dasar Penetapan Al Makkiyah dan Al Madaniyyah......................7
C. Perbedaan Surat Al-Makkiyah dan Al-Madaniyyah................................8
D. Faedah Al Makiyyah dan Al Madaniyyah dalam Penafsiran Al Qur’an.11
BAB III.......................................................................................................14
PENUTUP..................................................................................................14
A. Kesimpulan............................................................................................14
B. Saran.......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Al-Qur’an adalah wahyu ilahi (kitab suci) yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad Saw. Sebagai pedoman hidup bagi umat manusia. Untuk
memahami Al-Qur’an diperlukan berbagai ilmu, antara lain adalah “Ulum
Al-Qur’an”. Ilmi ini mencakup pembahasan-pembahasan yang
berhubungan dengan Al-Qur’an dari segi sebab turunnya, pengumpulan
dan urutan-urutannya, pengetahuan tentang ayat-ayat Makkiyah dan
Madaniyyah, Nasikh dan Mansukh dan lain-lain. Ulum Al-Qur’an dengan
berbagai cabang dan macamnya tidak lahir sekaligus, tetapi melalui proses
dan perkembangan yang dapat dibagi ke dalam fase periwayatan dan fase
kodifikasi. Sampai saat ini telah lahir puluhan tokoh ini bidang Ulum
AlQur’an, diantara mereka yang paling masyhur adalah jalaluddin Al
Suyuthi yang menulis kitab Al itqan fi ‘Ulumil Qur’an dan Al-Zarqany
dengan karyanya Al Burhan fi ‘Ulumil Qur’an. Kedua kitab ini selalu
menjadi rujukan dalam kajian-kajian Ulumul Qur’an.
Secara kronologis periode turunnya al-Qur’an dibagi menjadi dua,
yaitu; periode Makkah (makiyyah) dan periode Madinah (madaniyyah).
Pembagian seperti ini didasarkan atas dua parameter yaitu, tempat
(almakan) dan waktu (al-zaman)1. Makiyyah dan Madaniyyah merupakan
pisau analis yang sangat penting dalam mengkaji al-Qur’an dan
memberikan implikasi dalam penafsiran al-Qur’an. Hal ini dapat dilihat
pada periodesasi turunnya al-Qur’an dan metode dakwah yang digunakan
al-Qur’an dari masa ke masa dan bagaimana kita memahami sejarah hidup
Rasulullah dari ayat-ayat al-Qur’an serta untuk mempermudah

1
M. Bekti Khudari Lantong, “Konsep Makkiyah dan Madaniyyah Dalam Al-Qur’an : Sebuah
Analisis Historis-Filosofis”, “Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam” Vol. 20 (2016), hlm. 4.

1
pembahasan dalam kajian ulum al-Qur’an, khususnya dalam bidang
asbabun nuzul.2
Di dalam tulisan ini penulis akan membahas tentang Makiyyah dan
Madaniyyah dan segala sesuatu yang terkait dengannya, seperti pengertian,
perbedaan, dan faedah dalam penafsiran Al Qur’an.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Al Makiyyah dan Al Madaniyyah?
2. Apa dasar-dasar penetapan Al Makkiyah dan Al Madaniyyah?
3. Apa perbedaan dari Al Makiyyah dan Al Madaniyyah?
4. Apa faedah Al Makiyyah dan Al Madaniyyah dalam penafsiran Al
Qur’an?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Al Makiyah dan Al Madaniyyah
2. Untuk mengetahui perbedaan dari Al Makiyah dan Al Madaniyyah
3. Untuk mengetahui faedah Al Makiyah dan Al Madaniyyah dalam
penafsiran Al Qur'an

2
Moh. Muhtador, “Teologi Persuasif : Sebuah Tafsir Relasi Umat Beragama”, “Jurnal Ilmu
Aqidah dan Studi Keagamaan” Vol.4 (2016), hlm.190

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Al Makiyyah dan Al Madaniyyah


Secara bahasa, Makiyyah adalah sesuatu yang tergolong ke Mekah
sedangkan Madaniyyah adalah sesuatu yang tergolong ke Madinah.
Adapun dari segi istilah, pengertian Makiyyah dan Madaniyyah dapat
merujuk pada beberapa pengertian di bawah ini. Definisi berikut juga
digunakan sebagai acuan teoritis untuk menentukan ayat mana yang masuk
kategori Makiyyah dan mana yang masuk kategori Madaniyyah. Arti
Makiyyah dan Madaniyyah adalah sebagai berikut:
Pertama; Dari segi ruang/tempat turunnya (teori geografis).
Makiyyah adalah yang diturunkan ketika Nabi berada di Mekah dan
sekitarnya (Mina, Arafah dan Hudaibiyah) dan lainnya. Sedangkan
Madaniyyah adalah yang turun di Madinah dan sekitarnya (Uhud, Quba,
dan Sala’).3
Contohnya; QS. Al-Hijr: 94. Makiyyah
‫َفاْص َدْع ِبَم ا ُتْؤ َم ُر َو َأْع ِر ْض َع ِن اْلُم ْش ِر ِكيَن‬
Ayat di atas dikategorikan kepada kategori Makiyyah, karena
turunnya di Mekah. Ayat ini juga menandakan awal mulanya dakwah
secara terang-terangan.
QS. Ali-Imran: 128. Madaniyyah

‫َلْيَس َلَك ِم َن اَاْلْمِر َش ْي ٌء َاْو َيُتْو َب َع َلْيِهْم َاْو ُيَعِّذ َبُهْم َفِاَّنُهْم ٰظ ِلُم ْو َن‬
Ayat di atas turun ketika terjadinya perang Uhud pada tahun ke 3 H
di bukit Uhud, maka ayat tersebut dikategorikan kepada ayat Madaniyyah.4
Kelebihan: teori ini hasil rumusan pengertian Makiyyah dan
Madaniyyah jelas dan tegas. Kelemahannya: tidak semua ayat turun di

3
Shubhi al-Shalih, Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an, (Beirut : Dar al-‘Ilmi li al-Malayin, 1972),
hlm.167.
4
Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyyah, terj. Kathur Suhardi (Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, 2007), hlm. 301.

3
kedua tempat tersebut, seperti ayat yang turun di Habasyah (baca:
Ethopia). QS. Ali-Imran: 64.5 Atau ayat-ayat yang turun di daerah Tabuk
(QS. At-Taubah: 42), Bait al-Makdis (QS. Az-Zukhruf: 45) ketika
peristiwa Isra’ dan Mi’raj, tempat-tempat tersebut jauh dari kota Mekah
ataupun Madinah. Maka menurut teori ini kedua ayat yang turun di dua
kota tersebut tidak dapat dikatakan sebagai kategori ayat-ayat Mekah dan
Madinah.6
Kedua; Dari segi sasaran/al-Mukhathab (teori subyek). Makiyyah
adalah yang seruannya ditujukan kepada penduduk Mekah. Ayat-ayat itu
umumnya dimulai dengan lafadz: Ya ayyuhan nas, Ya ayyuhal kafirun, Ya
bani Adam, hal itu menunjukkan pada penduduk Mekah pada waktu itu
terdiri dari orang kafir dan musyrik. Sedangkan Madaniyyah adalah yang
seruannya ditujukan kepada penduduk Madinah. Ayat-ayat tersebut
biasanya diawali dengan lafadz: Ya ayyuhal ladzina amanu, hal itu
menunjukkan bahwa penduduk Madinah ketika itu mayoritas adalah
orang-orang beriman, dan penduduk-penduduk lainnya ikut terpanggil
dalam ayat tersebut.
Contohnya; QS. Asy-Syu’ara’: 214. Makiyyah

ۙ ‫َو َاْنِذْر َع ِش ْيَر َتَك اَاْلْقَر ِبْيَن‬


Menurut definisi atau teori ini ayat di atas termasuk kategori
Makiyyah, karena ditujukan kepada penduduk Mekah dan menandai
diperintahkannya dakwah kepada karib kerabat Rasulullah.
QS. Al-Jumu’ah: 2. Madaniyyah

‫ُهَو اَّلِذ ْي َبَع َث ِفى اُاْلِّم ّٖي َن َر ُسْو اًل ِّم ْنُهْم َيْتُلْو ا َع َلْيِهْم ٰا ٰي ِتٖه َو ُيَز ِّك ْيِهْم َو ُيَع ِّلُم ُهُم‬
‫اْلِكٰت َب َو اْلِح ْك َم َة َو ِاْن َك اُنْو ا ِم ْن َقْبُل َلِفْي َض ٰل ٍل ُّم ِبْيٍۙن‬
Ayat di atas adalah kategori Madaniyyah, karena ditujukan kepada
orang-orang Madinah ketika Rasulullah baru saja hijrah ke Madinah dan
beradaptasi dengan masyarakat baru di sana.
5
Jalaluddin As-Suyuthi, Studi Al-Qur’an Komprehenshif, (Surakarta: Indiva Pustaka, 2008),
hlm. 68.
6
Usman, Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 195.

4
Kelebihan teori ini: rumusannya lebih mudah dimengerti, sebab
dengan memakai kriteria subyek/khitab (penduduk Mekah atau Madinah)
lebih cepat dikenal. Kelemahannya: setidaknya ada dua kelemahan dari
pengertian ini; 1) pengertian di atas tidak mencakup seluruh ayat al-Qur'an
dan tidak dapat dijadikan batasan/definisi, 2) batasan pengertian dan
kriteria yang dikemukakan di atas tidak dapat berlaku secara menyeluruh,
karena lafadz: “Ya ayyuhan nas” bukan ayat-ayat Makiyyah melainkan
masuk kategori ayat-ayat Madaniyyah. Sebaliknya, juga dijumpai ayat-ayat
yang dimulai dengan lafadz: “Ya ayyuhal ladzina amanu” bukan ayat
Madaniyyah tetapi masuk kategori ayat Makiyyah.
Ketiga; Dari segi isi kandungan ayat (teori konten). Makiyyah
adalah ayat atau surat yang berisi cerita Nabi-nabi dan umat-umat
terdahulu, baik menyangkut kejayaan maupun kehancuran. Sedangkan
Madaniyyah adalah ayat atau surat berisi tentang hukum seperti hudud,
fara’idh dan lain sebagainya.7
Kelebihannya: kriterianya jelas dan mudah dipahami. Sebab
memperhatikan isi surat-surat atau ayat-ayat akan dapat ditentukan salah
satu dari kedua kategori tersebut.
Kelemahannya: penentuan Makiyyah dan Madaniyyah menurut
teori ini tidak praktis, sebab harus mempelajari kandungan ayat kemudian
baru bisa mengetahui kriterianya.

Contohnya; QS. Nuh: 1-3. Makiyyah

‫ َقاَل ٰي َقْو ِم‬. ‫ِاَّنٓا َاْر َس ْلَنا ُنْو ًحا ِاٰل ى َقْو ِمٖٓه َاْن َاْنِذ ْر َقْو َم َك ِم ْن َقْبِل َاْن َّيْأِتَيُهْم َع َذ اٌب َاِلْيٌم‬
‫ َاِن اْع ُبُدوا َهّٰللا َو اَّتُقْو ُه َو َاِط ْيُعْو ِۙن‬. ‫ ِاِّنْي َلُك ْم َنِذ ْيٌر ُّم ِبْيٌۙن‬.
7
Abdul Jalal, Ulumul Qur’an (Surabaya: Dunia Ilmu, 1998), hlm. 86.

5
Ayat di atas merupakan ayat yang termasuk kepada kategori
Makiyyah, kandungan ayat tersebut mengisahkan tentang diutusnya Nabi
Nuh dan seruan kepada kaumnya.
QS. Al-Baqarah: 217. Madaniyyah

‫َيْس َٔـُلْو َنَك َع ِن الَّش ْهِر اْلَحَر اِم ِقَتاٍل ِفْيِۗه ُقْل ِقَتاٌل ِفْيِه َك ِبْيٌرۗ َو َص ٌّد َع ْن َس ِبْيِل ِهّٰللا َو ُك ْفٌۢر ِبٖه‬
‫َو اْلَم ْس ِج ِد اْلَحَر اِم َو ِاْخ َر اُج َاْهِلٖه ِم ْنُه َاْك َبُر ِع ْنَد ِهّٰللاۚ َو اْلِفْتَنُة َاْك َبُر ِم َن اْلَقْتِل ۗ َو اَل َيَز اُلْو َن‬
‫ُيَقاِتُلْو َنُك ْم َح ّٰت ى َيُر ُّد ْو ُك ْم َع ْن ِد ْيِنُك ْم ِاِن اْسَتَطاُع ْو اۗ َو َم ْن َّيْر َتِد ْد ِم ْنُك ْم َع ْن ِد ْيِنٖه َفَيُم ْت‬
‫ٰۤل‬ ‫ٰۤل‬
‫َو ُهَو َك اِفٌر َفُاو ِٕىَك َح ِبَطْت َاْع َم اُلُهْم ِفى الُّد ْنَيا َو اٰاْل ِخَرِةۚ َو ُاو ِٕىَك َاْص ٰح ُب الَّناِۚر ُهْم ِفْيَها‬
. ‫ٰخ ِلُد ْو َن‬
Melihat isi kandungan dari ayat di atas termasuk kategori
Madaniyyah, karena berisi masalah hukum, yaitu hukum berperang di
bulan haram.
Keempat; Dari segi waktu turunnya (teori historis). Makiyyah
adalah yang diturunkan sebelum hijrah ke Madinah meskipun di luar kota
Mekah. Madaniyyah adalah yang diturunkan sesudah hijrah sekalipun
bukan di Madinah. Yang diturunkan sesudah hijrah sekalipun di Mekah
atau Arafah, adalah Madaniyyah, seperti yang diturunkan pada tahun
penaklukan kota Mekah.
Kelebihannya: menurut para mufassir teori ini dianggap yang
paling benar dan memiliki keunggulan, sebab rumusannya mencakup
seluruh ayat al-Qur'an sehingga dapat dijadikan batasan/definisi.
Kelemahannya: seringkali menyebabkan kejanggalan, sebab ayat
yang nyata-nyata turun di Mekah dianggap Madaniyyah hanya karena
turunnya sesudah hijrah.

Contohnya; QS. Al-‘Alaq: 1-5. Makiyyah

6
‫ اَّلِذ ْي‬. ‫ ِاْقَر ْأ َو َر ُّبَك اَاْلْك َر ُۙم‬. ‫ َخ َلَق اِاْل ْنَس اَن ِم ْن َع َلٍۚق‬. ‫ِاْقَر ْأ ِباْس ِم َر ِّبَك اَّلِذ ْي َخ َلَۚق‬
‫ َع َّلَم اِاْل ْنَس اَن َم ا َلْم َيْع َلْم‬. ‫َع َّلَم ِباْلَقَلِۙم‬.

Ayat di atas adalah kategori Makiyyah, karena diturunkan sebelum


Rasulullah hijrah ke Madinah, ayat ini juga menunjukkan awal mulanya
diturunkan wahyu.
QS. An-Nisa’: 58. Madaniyyah

‫ِاَّن َهّٰللا َيْأُم ُر ُك ْم َاْن ُتَؤ ُّد وا اَاْلٰم ٰن ِت ِآٰلى َاْهِلَهۙا َو ِاَذ ا َح َك ْم ُتْم َبْيَن الَّناِس َاْن َتْح ُك ُم ْو ا‬
‫ ِباْلَع ْد ِل ۗ ِاَّن َهّٰللا ِنِعَّم ا َيِع ُظُك ْم ِبٖه ۗ ِاَّن َهّٰللا َك اَن َسِم ْيًع ۢا َبِص ْيًرا‬.

Menurut definisi atau teori ini, ayat di atas dikatakan kategori


Madaniyyah, karena turunnya setelah Rasulullah hijrah ke Madinah
meskipun turunnya di Mekah ketika peristiwa “penaklukan kota Mekah”.8

B. Dasar-dasar Penetapan Al Makkiyah dan Al Madaniyyah

Dalam menentukan apakah surah termasuk golongan Makkiyah atau


Madaniyyah yang telah dilakukan riset oleh para ulama yaitu merujuk pada
dua hal :9

1. Metode Sima’iy yaitu metode yang diambil berdasarkan riwayat sahabat


dan tabi’in karena mereka lah yang menjadi saksi dan mengetahui secara
rinci tentang turunnya wahyu
2. Metode Qiyasi wa Ijtihadi atau menarik kesimpulan berdasarkan sifat-sifat
atau ciri-ciri yang muncul dari ciri-ciri ayat Makkiyah atau Madaniyah

C. Perbedaan Surat Al-Makkiyah dan Al-Madaniyyah


Surat Makiyah adalah surat yang diturunkan sebelum hijrah kepada
Nabi Muhammad, sedangkan surat Madaniyah adalah surat yang
8
Usman, Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 198.
9
Ibrahim Muhammad Syafi’i, Bashair Al Jinaan Fii Ulum Al Qur’an, (Kuliah Dirasah
Islamiyah Universitas Al Azhar), hlm. 230

7
diturunkan sesudah hijrah kepada Nabi Muhammad. Dalam surat tesebut
terdapat beberapa perbedaan, antara lain :
1. Perbedaan surat makiyah dan madaniyah menurut waktu turunnya.
Surat makiyah merupakan surat yang turun meskipun bukan dari
makkah dan diturunkan sebelum hijrah dan surat madaniyah
merupakan surat yang turun meskipun bukan dari madinah dan turun
setelah hijrah madani diturunkan di arafah dan makkah dan turun
setelah hijrah.
2. Perbedaan surat Makiyah dan Madaniyah menurut tempat turunnya
yang diturunkan sekitar Hudaibiyah, Arafah, Mina di Makkah dan
yang diturunkan sekitar Quba, Sil , Uhud di madinah dan tidak
termasuk dalam surat makiyah dan madaniyah karena tidak terdapat
batasan yang jelas dan pengecualian secara spesifik oleh beberapa
pendapat ketika di Baitul Maqdis dan di tabuk saat di dalam perjalanan
turun tidak terdapat dalam bagiannya.
3. Perbedaan surat makiyah dan madaniyah menurut sasarannya . Salah
satu tanda bahwa ayat Al – Quran termasuk makiyah adalah terdapat
kalimat ( wahai manusia ) “ ya ayyuhan-nas “ dan tanda bahwa ayat Al
Quran termasuk madaniyah adalah terdapat kalimat ( wahai orang
orang yang beriman) “ ya ayyuhal – ladzina amanu” dan termasuk
surat makiyah jika untuk orang makkah dan termasuk surat madaniyah
jika untuk orang madinah.
Namun cara untuk menetapkan apakah surat Makiyah dan Madaniyah
tidak selalu benar terdapat pada surat Al-Baqarah ayat 21. Disebut surat
madaniyah tetapi terdapat kalimat (wahai manusia ) “ ya ayyuhan nas”
berikut firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 21 :

‫ٰٓيَاُّيَها الَّناُس اْع ُبُد ْو ا َر َّبُك ُم اَّلِذ ْي َخ َلَقُك ْم َو اَّلِذ ْيَن ِم ْن َقْبِلُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَّتُقْو َۙن‬
Artinya : “ wahai manusia, beribadahlah kepada tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu, agar kamu

8
bertakwa.”10
Adapun ciri-ciri dari kedua surat tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Ciri-ciri Surat Makkiyah
 Kata-kata atau Kalimat yang digunakan surah atau ayat-ayat Al
Makkiyah memiliki ayat atau suku kata yang pendek-pendek dan
kata-kata yang digunakan dalam ayat tersebut sangat mengesankan
karena penuh dengan sajak-sajak atau syair serta ungkapan
perasaan. Kalimat yang dipergunakan juga tergolong fasih dan
baligh. Banyak qasam, tasybih, dan amtsal. Gaya bahasa dalam
surah atau ayat-ayat Al-Makkiyah pun juga sering kali bersifat
kongkrit maupun realitis materialis.
 Kandungan atau isi ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di
Mekkah banyak berisikikan tentang ajakan untuk bertauhid,
beribadah kepada Allah SWT, serta meninggalkan segala bentuk
peribadatan kepada yang selain Allah SWT. Ayat-ayat Al-
Makkiyah juga mengisahkan tentang para Nabi dan kehidupan
umat-umat terdahulu, pembuktian tentang risalah Allah SWT,
kebenaran akan adanya hari kebangkitan dan hari pembalasan,
kedatangan hari kiamat dan segala keringanannya, penjelasan
tentang surga dan segala kenikmatannya, serta neraka dan segala
siksaannya. Dan juga berisikan tentang argumentasi yang ditujukan
untuk orang-orang musyrik yaitu dengan mempergunakan bukti-
bukti rasional serta ayat-ayat kauniyah.
c. Mengandung ayat sajdah (kecuali qs. Al Hajj) dan terdapat kata ‫كال‬
dan disebutkan sebanyak 33x dalam 15 surah.
d. Setiap surah yang diawali huruf muqotho'ah yang terdiri dari 29
surah
e. Setiap surah yang mengandung kisah Nabi dan umat terdahulu, kisah
Nabi Adam dan Iblis kecuali qs. Al Baqarah
10
Ika Rahmadiningsih, Fitri Setia Putri, Fatya Zahriyani Fitri, M. Zidny Nafi’ Hasbi, “Makiyah
dan Madaniyah”, “Jurnal Kajian Al-Qur'an dan Tafsir” Vol.7:1 (2002), hlm.43-61.

9
f. Ajakan tauhid dan beribadah kepada Allah SWT.
g. Mayoritas Ulama' berpendapat bahwa surah yang tergolong
Makkiyah berjumlah 82 surah.
2. Ciri-ciri Surat Madaniyyah
a. Kata-kata atau Kalimat yang digunakan ayat atau surah-surah yang
menandakan Al-Madaniyah menggunakan kata-kata atau kalimat
yang bermakna mendalam, kuat, dan juga kokoh. Kata-kata atau
kalimat dalam surah Al-Madaniyah juga menggunakan kalimat-
kalimat ushul serta ungkapan-ungkapan syariah. Serta dalam surat
atau ayat-ayat tersebut terkandung seruan “Yaa Ayyuhalladzina
aamanuu” dan identik dengan ayat yang panjang-panjang dengan
menggunakan gaya bahasa yang dapat menjelaskan tujuan dari ayat
tersebut serta dapat memantapkan syariat.
b. Kandungan dan isi di dalam surah atau ayat-ayat Al-Madaniyah
mengandung kewajiban bagi setiap makhluk serta sanksi-
sanksinya, seperti; perintah untuk beribadah serta beramal sholeh,
perintah untuk berjihad, perintah kepada ahli kitab untuk masuk
islam, perintah untuk berdakwah, dsb. Dan juga di dalam surah-
surah Al-Madaniyah disebutkan tentang orang-orang munafik,
kecuali dalam QS. Al-Ankabut serta didalam surah Al-Madaniyah
terdapat dialog yang terjadi dengan para ahli kitab yang berisi
tentang hukum dan perundang-undangan.11
c. Terdapat 20 surah yang tergolong surah Madaniyyah.

Ada beberapa surah yang masih diperdebatkan apakah surah


tersebut tergolong kedalam Makkiyah atau Madaniyyah, diantaranya
yaitu ; Al Fatihah, Ar Ra'd, Ar Rahman, Ash Shaf, At Taghabun, Al

11
Supiana dan M. Karman, Ulumul Qur'an, (Bandung : Pustaka Islamika,2002), hlm.103-104

10
Muthaffifin, Al Qadr, Al Bayyinah, Al Zalzalah, Al Ikhlas, Al Falaq
dan An Nas.

D. Faedah Al Makiyyah dan Al Madaniyyah dalam Penafsiran Al Qur’an


Ilmu Makkiyah dan Madaniyyah memiliki banyak manfaat antara
lain :
1. Digunakan sebagai alat dalam menafsirkan Al-Qur'an karena
pengetahuan tentang tempat turunnya ayat tersebut dapat membantu
memahami ayat tersebut dan menafsirkannya dengan tafsir yang benar
sekalipun yang menjadi panduan adalah pemahaman umum bukan
penyebab khusus.
2. Tenggelam dalam corak Al-Qur'an dan manfaatnya dalam metode
dakwah menuju jalan Allah karena setiap situasi memiliki bahasannya
sendiri. Ciri-ciri gaya bahasa Makkiyah dan Madaniyah dalam Al-
Qur’an juga membekali orang yang mempelajarinya sebagai metode
dakwah kepada jalan Allah agar dapat menyesuaikan diri dengan
psikologi lawan bicaranya, menguasai pikiran dan perasaannya serta
memberikan solusi atas apa yang ada di dalamnya sepenuhnya.
3. Mengetahui riwayat hidup Nabi melalui ayat-ayat Al-Qur'an karena
wahyu yang diturunkan kepada Nabi sejalan dengan sejarah dakwah
dan segala peristiwa yang menyertainya baik pada masa Mekkah
maupun Madinah.
Sedangkan menurut Al Zarqani dalam kitabnya Manahil Al-Irfan
menjelaskan Kegunaan Al-Qur'an antara lain:
1. Dapat digunakan dan mengetahui mana ayat yang mansukh dan mana
yang nasikh,
2. Dengan ilmu tersebut, sejarah hukum Islam dan perkembangannya
yang arif secara umum dapat diketahui dan dengan demikian dapat
meningkatkan keyakinan akan ketinggian hikmah Islam dalam
mendidik manusia baik secara individu maupun dalam masyarakat,

11
3. Dapat meningkatkan keimanan terhadap kebenaran, kesucian dan
keaslian Al-Qur'an karena melihat perhatian besar umat Islam sejak
turunnya pada berbagai hal. yang berkaitan dengan Al-Qur'an dengan
detail sehingga dapat diketahui ayat mana yang diturunkan sebelum
dan sesudah Hijrah.12

BAB III

12
M. Husni. “Studi Al-Qur’an : Teori Al Makkiyah dan Al Madaniyah”, “Jurnal Pendidikan
dan Keilmuan Islam”, Vol.4:2 (2019), hlm. 68-84.

12
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan teori-teori dalam makalah ini, khususnya teori
historis yang mana rumusannya mencakup seluruh ayat al-quran dan bisa dijadikan
definisi, maka penulis bisa menarik kesimpulan bahwa:
1. Pengertian Surat Makkiyah adalah yang diturunkan sebelum Rasulullah
Saw. hijrah ke Madinah meskipun di luar kota Mekah
2. Pengertian Surat Madaniyah adalah yang diturunkan sesudah Rasulullah
Saw. hijrah meskipun turunnya bukan di Madinah.
3. Dari 2 pengertian tersebut di atas jelas menunjukkan perbedaan antara
surat Makkiyah dan Madaniyah, yaitu diturunkan sebelum hijrah atau
sesudah hijrah.
4. Sedangkan faedah Makkiyah dan Madaniyah dalam penafsiran al-quran
yaitu:
 Mengetahui riwayat hidup Nabi melalui ayat-ayat al-quran karena
wahyu yang diturunkan kepada Nabi sejalan dengan sejarah dakwah
dan segala peristiwa yang menyertainya baik pada masa Makkah
maupun Madinah
 Dapat meningkatkan keimanan terhadap kebenaran, kesucian dan
keaslian al-quran karena melihat perhatian besar umat islam sejak
turunnya pada berbagai hal yang berkaitan dengan al-quran dengan
detail sehingga dapat diketahui ayat mana yang diturunkan sebelum
dan sesudah hijriah.
5. Adapun dalam menentukan ciri-ciri ayat Makkiyah dan Madaniyyah, lalu
dalam menentukan kategori suatu ayat, terdapat 2 metode yang dapat
dilakukan, antara lain ; metode Sima'iy yaitu metode yang diambil
berdasarkan riwayat para sahabat dan tabi'in. Kemudian metode Qiyasi wa
Ijtihadi yaitu dengan menarik kesimpulan berdasarkan ciri-ciri ayat
Makkiyah atau Madaniyyah.

13
B. Saran
Sebagai generasi penerus agama Islam sebaiknya kita tau akan pengertian,
perbedaan atau ciri-ciri, manfaat atau faedah dari ilmu Makkiyah dan
Madaniyah. Mempelajari ilmu tidaklah mudah tetapi jika dilakukan dengan
niat maka itu akan memudahkannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Al-Mubarakfuri, Shafiyurrahman, (2007). Sirah Nabawiyyah, terj. Kathur Suhardi


(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar).

Al-Shalih, Shubhi, (1972). Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an, (Beirut : Dar al-‘Ilmi li


al-Malayin).
As-Suyuthi, Jalaluddin, (2008). Studi Al-Qur’an Komprehenshif, (Surakarta:
Indiva Pustaka).
Husni, M. (2019). “Studi Al-Qur’an : Teori Al Makkiyah dan Al
Madaniyah”, “Jurnal Pendidikan dan Keilmuan Islam”, Vol.4:2.
Jalal, Abdul, (1998). Ulumul Qur’an, (Surabaya: Dunia Ilmu).
Lantong, M. Bekti Khudari, (2016). “Konsep Makkiyah dan Madaniyyah Dalam
Al-Qur’an : Sebuah Analisis Historis-Filosofis”, “Jurnal Penelitian dan
Pemikiran Islam” Vol. 20.
Muhtador, Moh., (2016). “Teologi Persuasif : Sebuah Tafsir Relasi Umat
Beragama”, “Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan” Vol.4.
Rahmadiningsih, Ika., Putri, F. S., Fitri, F. Z., & Nafi'Hasbi, M. Z. (2022).
“Makiyah dan Madaniyah”, “Jurnal Kajian Al-Qur'an dan Tafsir” Vol.7:1.

Supiana dan M. Karman, (2002). Ulumul Qur'an, (Bandung : Pustaka Islamika).


Usman, (2009). Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: Teras).

15

Anda mungkin juga menyukai