Di Susun Oleh :
Kelompok 4
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS MA’ARIF LAMPUNG (UMALA)
METRO LAMPUNG
1444 H/ 2023 M
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur yang kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan hidayah untuk berpikir sehingga dapat menyelesaikan makalah pada
mata kuliah Ulumul Qur’an.
Dalam penulisan ini kami tulis dalam bentuk sederhana, sekali mengingat
keterbatasan yang ada pada diri penulis sehingga semua yang ditulis masih sangat
jauh dari sempurna.
Atas jasanya semoga Allah SWT memberikan imbalan dan tertulisnya
laporan observasi ini dapat bermanfaat dan kami minta ma’af sebelumnya kepada
Dosen, apabila ini masih belum mencapai sempurna kami sangat berharap atas
kritik dan saran-saran nya yang sifatnya membangun tentunya.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah....................................................................... 1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Makkiyah dan Madaniyah
2. Ruang lingkup pembahasan Makkiyah dan Madaniyah
3. Metode membedakan ayat Makkiyah dan Madaniyah
4. Ciri-ciri Makkiyah dan Madaniyah
5. Urgensi Ilmu Makkiyah dan Madaniyah
6. Faedah mempelajari Makkiyah dan Madaniyah
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
konsep tauhid, suri tauladan dan semacamnya termasuk makkiyah, sedangkan
yang mengandung pembentukan masyarakat, hukum, ekonomi, dan
semacamnya termasuk madaniyah.1
1
Shalahuddin Hamid, Study Ulumul Qur’an, Jakarta selatan: intimedia ciptanusantara,
2002, hlm. 191-194
2
Shalahuddin Hamid, Study Ulumul Qur’an, hlm. 195
3
tabi’in yang mempelajari Al-Qur’an dari para sahabat dan mendengarnya dari
mereka tentang hal ikhwal turunnya wahyu itu. Kebanyakan ayat-ayat yang
diturunkan di makkah dan madinah diketahui mereka.
Pedoman kedua didasarkan pada kekhususan ayat-ayat makiyyah dan
ayat-ayat madaniyah. Apabila dalam satu surat makkiyah terdapat spesifikasi
ayat madaniyah maka disebut madaniyah ataupun sebaliknya. Metode ini
dikenal dengan metode qiyas ijtihadi.3
3
Shalahuddin Hamid, Study Ulumul Qur’an, hlm. 204-205
4
Shalahuddin Hamid, Study Ulumul Qur’an, hlm. 205-206
4
E. Urgensi Ilmu Makkiyah dan Madaniyah
Kita melihat bahwa umat islam berusaha menjaga keagungan dan
keabadian risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, risalah yang
dibawanya merupakan ajaran yang membawa kesadaran para pemikir disetiap
zaman. Telaah tentang Makkiyah dan Madaniyah sangat dibutuhkan sekali.
Berangkat dari kesadaran ini, maka kemudian para ulama merincinya satu
persatu ayat demi ayat, surat demi surat, untuk menertibkannya sesuai dengan
masa turunnya, dengan tetap memperhatikan kondisi sejarah, masa, tempat,
dan obyek yang ditunjukknya. Mereka memperhatikan masa diturunkannya
maupun tempatnya. Ada kalanya mereka mengumpulkan data-data itu sesuai
dengan masa, tempat dan penunjukkannya. Sungguh suatu kerja yang patut
dipuji, para ulama telah memberikan telaah yang komperehensif dan
representatif dalam bidang ini. 5
5
Anas, Idhoh, kaidah kaidah ulumul qur’an, Pekalongan: Al-Asri, 2008, hlm. 189
5
4. Mengetahui hukum-hukum yang turun terakhir kali sehingga dapat
mengetahui kedudukan nasikh dan mansuf serta dapat mengambil
keputusan hukum yang baik dan benar.
5. Usaha menggali sedalam mungkin suri tauladan dan akhlakul karimah
rasulullah dari setiap ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan kepada beliau.
Karena mempelajari masa turunnya wahyu kepada rasulullah merupakan
upaya mempelajari perjalanan dakwah beliau dari kota makkah sampai
kota madinah, hingga akhir hayat beliau. Ini juga merupakan salah satu
metode dakwah kepada umat manusia, agar mereka benar-benar yakin
akan firman Allah yang diturunkan kepada nabi supaya mereka meyakini
bahwa Al-Qur’an adalah sumber asasi dalam dakwah yang mereka
lakukan.6
6. Untuk di jadikan alat bantu dalam menafsirkan qur’an, sebab pengetahuan
mengenai tempat turun ayat tersebut dan menafsirkannya dengan tafsiran
yang benar, sekali pun yang menjadi pegangan adalah pengertian umum
lafadz, bukan sebab yang khusus. Berdasarkan hal itu seorang penafsir
dapat membedakan antara ayat yang nasikh dengan yang mansukh bila di
antara kedua ayat terdapat makna yang kontradiktif. Yang datang
kemudian tentu merupakan nasikh atas yang terdahulu.
7. Mengetahui sejarah hidup nabi melalui ayat-ayat qur’an, sebab turunnya
wahyu kepada Rasulullah sejalan dengan sejarah dakwah dengan segala
peristiwanya, baik pada periode Makkah maupun periode Madinah, sejak
permulaan turun wahyu hingga ayat terakhir di turunkan. Qur’an adalah
sumber pokok bagi hidup Rasulullah dan umatnya.7
6
Anas, Idhoh, kaidah kaidah ulumul qur’an hlm. 207-208
7
Mudzakir AS., Studi Ulumul Qur’an, Surabaya: CV. Litera Antar Nusa,2012, hlm. 81-
82
6
BAB III
KESIMPULAN
7
DAFTAR PUSTAKA
Mudzakir AS., Studi Ulumul Qur’an , Surabaya: CV. Litera Antar Nusa, 2012