Anda di halaman 1dari 13

Accelerat ing t he world's research.

Ulumul Qur'an: Makki dan Madani


Jawad Mughofar KH

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Jakart a:gemainsani pers,1994),hal 49. 2Abdul Jahal


AINUL HAKIM SYUKRI

revisi Fawat ihus Suwar.docx


inneke agust in

ilmu makky dan madany


AINUL HAKIM SYUKRI
MAKKI DAN MADANI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Ulumul Qur’an,
Dosen Pengampu Mahbub Hefdzil Qur’an, M.A

.
Oleh:

Kelompok VII : Irma Apriliani (1145010069)

Irsyad Hanif (1145010070)

Jawad Mughofar KH (1145010071)

Jodi Suryana (1145010072)

Khorru Sujjada S (1145010073)

Kelas : SPI/1B

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2014
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrohiim,
Puji syukur Kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk, rahmat,
dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas ini tanpa ada halangan
apapun sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas terstruktur pada mata
kuliah Ulumul Qur’an. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun
harapkan.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi para pembaca. Aamiin.

Bandung, 19 September 2014

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Makki dan Madani ..................................................... 2


B. Ciri-Ciri Makki dan Madani ........................................................ 3
C. Perbedaan antara Makki dan Madani ........................................... 4

BAB III PENUTUP

A. Simpulan ..................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Para ulama dan ahli tafsir terdahulu memberikan perhatian yang besar
terhadap penyelidikan surat-surat Al-Qur’an, mereka meneliti Al-Qur’an ayat
demi ayat, surat demi surat untuk di susun sesuai dengan nuzulnya dengan
memperhatikan waktu, tempat dan pola kalimat. Bahkan lebih dari itu, mereka
mengumpulkannya sesuai dengan waktu, tempat dan pola kalimatnya juga. Cara
demikian merupakan ketentuan cermat yang memberikan kepada peneliti
objektif, gambaran mengenai penyelidikan ilmiah tentang Ilmu Makki dan
Madani.
Untuk lebih jelasnya dalam makalah ini akan di terangkan Ihwal Makki
dan Madani yang sekarang sudah menjadi disiplin Ulumul Qur’an yang berdiri
sendiri, sebagai salah satu cabang dari Ulumul Qur’an secara Mudawwan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah di jelaskan maka dapat dibuat
perumusan masalah sebagai berikut;
a. Apa pengertian Makki dan Madani?
b. Bagaimana ciri-ciri Makki dan Madani?
c. Bagaimana perbedaan antara Makki dan Madani?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan diatas, tujuan penulisan ini adalah untuk:
a. Mengetahui pengertian Makki dan Madani
b. Mengetahui ciri-ciri Makki dan Madani
c. Mengetahui perbedaan antara Makki dan Madani

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Makki dan Madani


Kata ‫ المكي‬berasal dari ‫ مكة‬dan ‫ المدني‬berasal dari kata ‫مدينة‬. Kedua kata
tersebut telah dimasuki “‫”ي‬ nisbah sehingga menjadi “‫”المكي‬
atau ‫ المكية‬dan ‫ المدني‬atau .‫ال مدن ية‬
Secara harfiah, ‫ ال م كي‬atau ‫ ال م ك ية‬berarti “yang bersifat Makkah” atau
“yang berasal dari Makkah”, sedangkan ‫ ال مدن ي‬atau ‫ ال مدن ية‬berarti “yang bersifat
Madinah” atau “yang berasal dari Madinah”
Dalam mendefinisikan Makki (Makkiyah) dan Madani (Madaniyah) ada
beberapa teori yang berbeda–beda. Sedikitnya ada 4 teori dalam menentukan
kreteria untuk memisahkan nama bagi ayat makiyah dan madaniyah, yaitu:
1. Teori Geografi (Mulahadhotu Makan Annuzul)
Makiyah ialah ayat–ayat yang turun di mekah dan sekitarnya, baik
sebelum atau sesudah hijrah. Sedangkan madaniyah ialah ayat–ayat yang
turun di madinah dan sekitarnya.
2. Teori Subjektif (Mulahadhotu Mukhothobin)
Makiyah adalah ayat–ayat yang berisi khitab atau panggilan kepada
penduduk makkah dengan menggunakan kata-kata “yaa ayyuhan nassu”
dan lain–lain. Sedangkan madaiyah adalah ayat-ayat yang berisi
panggilan kepada orang–orang madinah dengan menggunakan kata-kata
“yaa ayyuhalladzi naamanu”.
3. Teori Historis (Mulahadhotu Zaman Annuzul)
Makiyah adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan sebelum hijrah
Nabi Muhammad SAW ke madinah, meskipun turunnya ayat diluar kota
makkah. Sedangkan madaniyah adalah ayat–ayat Al-Qur’an yang turun
setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah Meskipun turunya
di makkah dan sekirarnya.

2
3

4. Teori Content Analysis (Mulahadhotu Maa Tadhomananna)


Makkiyah adalah ayat-ayat yang berisi cerita–cerita umat dan para nabi
atau rasul dahulu. Sedangkan madaniyah adalah ayat-ayat yang berisi
hukum hudud, faraid, dan sebagainya.1

B. Ciri-Ciri Makki dan Madani


1. Ciri-Ciri Makki (Makiyyaah)
a. Ayat dan surahnya pendek dan susunannya luwes dan jelas.
b. Ayat-ayatnya lebih puitis (bersajak), karena yang ditantang adalah
masyarakat yang ahli dalam membuat puisi.
c. Makiyyah banyak menyebut qasam (sumpah), tasybih (penyerupaan),
dan amtsal (perumpamaan).
d. Gaya bahasa al-Makkiyah jarang bersifat konkret, realistis dan
materialis, terutama ketika berbincang tentang kiamat.
e. Surah-surah al-Makkiyah mengandung lafadz kalla, yaitu di dalam al-
Quran lafadz ini berulang sebanyak 33 kali dalam 15 surah.
f. Surah-surahnya mengandung seruan (‫“ )ي أي ها ال ناس‬Hai sekalian
manusia”, dan tidak mengandung seruan (‫“ )ي أي ها ال ذي ن آم نوا‬Hai orang-
orang yang beriman”.
g. Mengajak kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah,
pembuktian mengenai kebenaran risalah, kebangkitan dan hari
pembalasan, hari kiamat dan mala petakanya, neraka dan siksaannya,
surga dan nikmatnya, argumentasi terhadap orang musyrik dengan
menggunakan bukti-bukti rasional dan ayat-ayat kauniyah.
h. Peletakan dasar-dasar umum bagi perundang-undangan dan akhlak
mulia yang menjadi dasar terbentuknya suatu masyarakat; dan
penyingkapan dosa orang musyrik dalam penumpahan darah,
memakan harta anak yatim secara zhalim, penguburan hidup-hidup
bayi perempuan dan tradisi buruk lainnya.

1 Abdul Jalal, Ulumul Qur’an (Surabaya:Dunia Ilmu,2000),hal 78


4

2. Ciri-Ciri Madani (Madaniyyah)


a. Surah-surahnya berisi hukum pidana, hukum warisan, hak-hak perdata
dan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan perdata serta
kemasyarakatan dan kenegaraan.
b. Surah-surahnya mengandung izin untuk berjihad, urusan-urusan
perang, hukum-hukumnya, perdamaian dan perjanjian.
c. Setiap surat yang menjelaskan hal ihwal orang-orang munafik
termasuk Madaniyyah, kecuali surat Al-Ankabut yang di nuzulkan di
Makkah. Hanya sebelas ayat pertama dari surat tersebut yang termasuk
Madaniyyah dan ayat-ayat tersebut menjelaskan perihal orang-orang
munafik.
d. Menjelaskan hukum-hukum amaliyyah dalam masalah ibadah dan
muamalah, seperti shalat, zakat, puasa, haji, qisas, talak, jual beli, riba,
dan lain-lain.
e. Sebagian surat-suratnya panjang-panjang, sebagian ayat-ayatnya
panjang-panjang dan gaya bahasanya cukup jelas dalam menerangkan
hukum-hukum agama. 2

C. Perbedaan antara Makki dan Madani


a. Perbedaan pada konteks kalimat
a. Kebanyakan ayat-ayat makiyyah memakai konteks kalimat tegas dan
lugas karena kebanyakan objek yang di dakwahi menolak dan
berpaling, maka hanya cocok mempergunakan konteks kalimat yang
tegas. Baca: Al-Mudatsir, Al-Qamar Sedangkan ayat-ayat
madaniyyah kebanyakan mempergunakan konteks kalimat yang
lunak karena kebanyakan objek yang di dakwahi menerima dan taat.
Baca: Al-Maa’idah.
b. Kebanyakan ayat-ayat makiyyah adalah ayat-ayat pendek dan
argumentif, karena kebanyakan objek yang di dakwahi mengingkari
sehingga konteks ayat mengikuti kondisi yang berlaku Baca: At-

2 Rosihon Anwar. Ulum Al-Qur’an (Bandung; Pustaka Setia, 2013) hal 106-107
5

Thurr. Sedangkan ayat-ayat madaniyah kebanyakan panjang-panjang


serta menjelaskan hukum dengan terang dan menggunakan ushlub
yang terang pula. Baca: Al-Baqarah.
b. Perbedaan pada materi pembahasan
a. Kebanyakan ayat-ayat makiyyah berisikan penetapan tauhid dan
aqidah yang benar, khususnya yang berkaitan dengan Tauhid
Uluhiyyah dan Iman kepada hari Kebangkitan sedangkan ayat-ayat
madsaniyyah kebanyakan berisikan perincian masalah ibadah dan
muamalah karena objek yang di dakwahi sudah memiliki Aqidah dan
Tauhid yang benar sehingga mereka membutuhkan perincian
mengenai Ibadah dan Muamalah.
b. Ayat-ayat madaniyyah menjelaskan secara rinci tentang jihad beserta
hukum-hukumnya dan kaum munafik beserta segala
permasalahannya karena kondisi memang menuntut demikian. Hal
itu timbul ketika disyari’atkannya Jihad dan timbulnya kemunafikan.
Berbeda halnya dengan surat makiyyah.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pengetahuan tentang ayat-ayat Makkah dan Madinah merupakan
bagian yang terpenting dalam‘Ulum Qur’an. Hal ini bukan saja merupakan
kepentingan kesejarahan melainkan juga untuk memahami dan
menafsirkan ayat-ayat yang bersangkutan. Sebagaian surat di dalam Al-
Qur’an berisi ayat-ayat dari kedua periode tersebut yaitu Makki dan
Madani.
Definisi Makki dan Madani oleh para ahli tafsir meliputi berdasarkan:
1. Teori Geografi (Mulahadhotu Makan Annuzul)
2. Teori Subjektif (Mulahadhotu Mukhothobin)
3. Teori Historis (Mulahadhotu Zaman Annuzul)
4. Teori Content Analysis (Mulahadhotu Maa Tadhomananna)
Adapun kegunaan mempelajari Ilmu ini antara lain agar dapat
membedakan ayat-ayat nasikh dan mansukh, mengetahui ciri khas gaya
bahasa Makiyyah dan Madaniyyah dalam Al-Qur’an. Dan untuk dijadikan
alat bantu dalam menafsirkan Al-Qur’an, sebab pengetahuan mengenai
tempat turun ayat dapat membantu memahami ayat tersebut dan
menafsirkannya dengan tafsiran yang benar, sekalipun yang menjadi
pegangan adalah pengertian umum lafadz, bukan sebab yang khusus.

6
DAFTAR PUSTAKA
Jalal, Abdul. 2000, Ulumul Qur’an, Surabaya; Dunia Ilmu.
Rosihon. Anwar, Prof. Dr. M.Ag. 2013, Ulum Al-Qur’an, Bandung; Pustaka
Setia.
Shihab, Quraish. 2008. Seajarah dan Ulum Qur’an. Jakarta; Pustaka Firdaus.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Surah-surah yang diturunkan di Makkah, Terdapat 82 Surat Makkiah,
yaitu:
2. Surah-surah yang diturunkan di Madinah, Terdapat 20 Surat Madaniah,
yaitu:

3. Surah-surah yang diperselisihkan: ada 12 surah, yaitu:

Anda mungkin juga menyukai