Anda di halaman 1dari 11

AL-MAKKY DAN AL-MADANY

Makalah ini Disusun untuk Memenuh Tugas Mata Kuliah

“Study Al-Qur’an”

Semester 1

Dosen Pegampu :

Zamzam Mustofa, S.Pd.I, M.Pd.

Oleh:

AYUK ANDINI (210317110)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

ISTITUT ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO

OKTOBER 2017

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makkiyah-madaniyah merupakan istilah yang dipopulerkan para ulama dalam


membedakan ayat-ayat al-Qur’an sesuai dengan tempat turun ayat al-Qur’an..
Pembahasan mengenai surah makkiyah-madaniyah, tidak ada ayat al-Qur’an atau
hadis yang khusus menjelaskan tentang makkiyah dan madaniyah. Menurut Qadhi
Abu Bakar dalam kitabnya al-Intishar, tidak ada nash yang menjelaskan tentang
makkiyah-madaniyah, disebabkan Allah tidak memerintahkan nabi untuk
menjelaskan tentang hal itu. Demikian juga, Allah tidak menjadikan pengetahuan
tentang makkiyah-madaniyah sebagai suatu kewajiban. Ilmu makkiyah-
madaniyah dapat diketahui berdasarkan riwayat para sahabat dan tabi’in. Pada
saat al-Qur’an diturunkan para sahabat merasa tidak membutuhkan penjelasan
tentang persoalan mengenai ilmu-ilmu tentang turunnya al-Qur’an tersebut
termasuk makkiyah dan madaniyah. Disebabkan para sahabat sudah menyaksikan
sendiri waktu-waktu turunnya wahyu, cara-cara turunnya dan materi serta kasus
yang menyebabkan turunnya wahyu.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian al-Makky dan al-Madany dalam al-Qur’an ?
2. Apa perbedaan antara al-Makky dan al-Madany ?
3. Bagaimana perselisihan ulama mengenai kategori al-Makky dan al-
Madany ?
4. Apa karakteristik masing-masing al-Makky dan al-Madany ?
5. Apa amnfaat dan kegunaan mempelajari al-Makky dan al-Madany ?
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian al-Makky dan al-Madany.
2. Untuk mengetahui perbedaan antara al-Makky dan al-Madany.

2
3. Untuk mengetahui perselisihan ulama mengenai kategori al-Makky
dan al-Madany.
4. Untuk mengetahui karakteristik masing-masing al-Makky dan al-
Madany.
5. Untuk mengetahui manfaat dan kegunaan mempelajari al-Makky dan
al-Madany.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Makky dan Al-Madany

Para sarjana muslim mengemukakan empat perspektif dalam


mendefinisikan terminologi Makkiyah dan Madaniyyah. Keempat perspektif itu
adalah masa turun (zaman an-nuzul), tempat turun (makan an-nuzul), objek
pembicaraan (mukhatab), dan tema pembicaraan (maudu).

Pertama, dari perspektif masa turun, mereka mendefinisikan kedua


terminologi di atas sebagai berikut :makkiyah ialah ayat-ayat yang turun sebelum
Rasulullah hujrah ke Madinah, kendatipun bukan turun di Mekah, sedangkan
Madaniyah adalah ayat-ayat yang tuun sesudah Rasulullah hijrah ke Madinah,
kendatipun bukan turun di Madinah. Ayat-ayat yang turun setelah peristiwa hijrah
disebut Madaniyah walaupun turun di Mekkah atau Arafah.

Kedua, dari perspektif tempat turun, mereka mendefinisikan kedua


terminologi di atas sebagai berikut : makkiyah ialah ayat-ayat yang turun di
Mekkah dan sekitarnya sperti Mina, Arafah, dan Hudaibiyyah, sedangkan
Madaniyyah ialah ayat-ayat yang turun di Madinah dan sekitarnya, seperti Uhud,
Quba, dan Sul’a.

Ketiga,dari perspektif objek pembicaraan, mereka mendefisinikan kedua


terminologi sebagai berikut : Makiyyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi
orang-orang Mekah. Sedangkah Madaniyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab
orang Madinah.

Keempat, dari perspektif tema pembicaraan mereka mendefisinikan kedua


terminologi di atas tersebut sebagai berikut : makkiyah adalah ayat-ayat yang

4
menjadi khitab baginorang-orang Mekah. Sedangkan Madaniyah adalah ayat-ayat
yang menjadi khitab bagi orang-orang Madinah.1

B. Perbedaan antara al-Makky dan al-Madani


a. Perbedaan pada konteks kalimat.
1. Kebanyakan ayat-ayat makiyyah memakai konteks kalimat tegas dan lugas
karena kebanyakan objek yang di dakwahi menolak dan berpaling, maka hanya cocok
mempergunakan konteks kalimat yang tegas. Baca: Al-Mudatsir, Al-Qamar
Sedangkan ayat-ayat madaniyyah kebanyakan mempergunakan konteks kalimat
yang lunak karena kebanyakan objek yang di dakwahi menerima dan taat.
2. Kebanyakan ayat-ayat makiyyah adalah ayat-ayat pendek dan
argumentif, karena kebanyakan objek yang di dakwahi mengingkari
sehingga konteks ayat mengikuti kondisi yang berlaku Baca: At-Thurr.
Sedangkan ayat-ayat madaniyah kebanyakan panjang-panjang serta
menjelaskan hukum dengan terang dan menggunakan ushlub yang terang pula.
Baca: Al-Baqarah.
b. Perbedaan pada konteks pembahasan
1. Kebanyakan ayat-ayat makiyyah berisikan penetapan tauhid dan aqidah
yang benar, khususnya yang berkaitan dengan Tauhid Uluhiyyah dan Iman
kepada hari Kebangkitan sedangkan ayat-ayat madaniyyah kebanyakan
berisikan perincian masalah ibadah dan muamalah karena objek yang di
dakwahi sudah memiliki Aqidah dan Tauhid yang benar sehingga mereka
membutuhkan perincian mengenai Ibadah dan Muamalah.
2. Ayat-ayat madaniyyah menjelaskan secara rinci tentang jihad beserta
hukum-hukumnya dan kaum munafik beserta segala permasalahannya
karena kondisi memang menuntut demikian. Hal itu timbul ketika
disyari’atkannya Jihad dan timbulnya kemunafikan. Berbeda halnya dengan
surat makiyyah. 2
C. Perselisihan Ulama’ Mengenai Kategori al-Makki dan al-Madany

1
Rosihon Anwar, Ulum Al-Qur’an (CV Pustaka Setia, 2010) hal. 102-104
2
http://www.academia.edu/13128707/Ulumul_Quran_Makki_dan_Madani

5
Surat-surat dan ayat-ayat al-Qur’an dapat diklasifikasi menurut Makki dan
Madani. Menurut Jalaluddin al-Suyuti dalam kitabnya al-‘Itqan menjelaskan
banyak hal menegnai persoalan ini, juga Abu al-Hasan Al-Hashar dalan bukunya
al-Nasikh wa al-Mnasukh menjelaskan sebagai berikut : “bahwa Madani
mencakup 20 surat, dan berselisih tentang 12 surat. Sedangkan di luar itu adalah
Makki”

Sedikit berbeda dengan pendapat diatas, Kahar Masyhur menyebutkan


bahwa surat Makki itu terdiri dari 86 surat, sementara surat yang masuk kategori
Madani sejumlah 20 surat, dan delapan surat sisanya masih diperselisihkan.3

Menurut ‘Abdullah Syihhatah, surat-surat al-Qur’an yang disepakati para


ulama’ sebagai Makkiyah adalah 82 surat, sedang yang disepakati Mdaniyyah
sebanyak 20 surat. Sedangkan 12 surat masih di perbincangkan mengenai status
ke-Makiyyah-annya dan atau ke-Madaniyah-annya.

D. Karakteristik Makkiyah dan Madaniyyah

Para sarjana muslim telah berusaha merumuskan ciri-ciri spesifik


Makkiyyah dan Madaniyyah dalam menguraikan kronologis Al-Qur’an. Mereka
mengajukan dua titik tekan dalam usahanya itu, yaitu titik tekan analogi dan titik
tekan tematis. Dari titik tekan pertama, mereka memformulasikan ciri-ciri khusus
Makkiyah dan Madaniyyah sebagai berikut :

1. Makkiyah :
a. Di dalamnya terdapat ayat sajdah
b. Ayat-ayatnya dimulai dengan kata “kalla”
c. Dimulai dengan ungkapan “‫ ”ﯾﺎاﯾﮭﺎااﻧﺎس‬dan tidak ada ayat yang
dimulai dengan ungkapan “‫”ﯾﺎاﯾﮭﺎاﻟﺬﯾﻦ‬, kecuali dalam surat Al-Hajj
[22], karena di penghujung surat itu terdapat sebuah ayat yang
dimulai dengan ungkapan “‫”ﯾﺎاﯾﮭﺎاﻟﺬﯾﻦ‬

3
Saifullah dkk, Ulumul Qur’an (Prodial Pratama Sejati, 2004) hal. 84-85

6
d. Ayat-ayatnya mengandung tema tentang kisah para nabi dan umat-
umat terdahulu.
e. Ayat-ayatnya berbicara tentang kisah Nabi Adam dan iblis, kecuali
surat Al-Baqarah [2], dan
f. Ayat-ayatnya dimulai dengan huruf-huruf terpotong-potong (huruf
at-tahajji) seperti alif lam mim dan sebagainya, kecuali surat Al-
Baqarah[2] dan Ali ‘Imran [3].
1. Madaniyyah
a. Mengandung ketentuan-ketentuan faraid dan had.
b. Mengandung sindiran-sindiran terhadap kaum munafik, kecuali
surat Al-Ankabut [29].
c. Mengandung uraian tentang perdebatan dengan Ahli Kitabin.

Berdasarkan titik tekan tematis, para ulama merumuskan ciri-ciri


spesifik Makkiyah dan Madaniyah sebagai berikut :

1. Makkiyah
a. Ayat dan suratnya pendek-pendek dan nada serta perkataannya agak
keras.
b. Banyak mengandung kata-kata sumpah.
c. Menuturkan kisah para nabi dan umat-umat terdahulu serta perjuangan
Muhammad.
d. Menetapkan fondasi-fondasi umum bagi pembentukan hukum syara’
dan keutamaan-keutamaan akhlak yang harus dimiliki anggota
masyarakat.
2. Madaniyyah
a. Mengungkapkan langkah-langkah orang-orang munafik.
b. Surat dan sebagian ayat-ayatnya panjang serta menjelaskan hukum
dengan terang dan menggunakan ushlub yang terang pula.4
E. Manfaat dan Kegunaan Mempelajari Surat Makkiyah dan
Madaniyah

4
Anwar, Ulum, hal. 106-107

7
1. Dapat dijadikan alat bantu dalam menafsirkan Al-Qur’an.
2. Dengan ilmu al-Makki dan al-Madani dapat diresapi gaya bahasa al-
Qur’an dalam metode berdakwah menuju jalan Allah.
3. Dengan ilmu al-Makki dan al-Madani dapat diketengahkan sejarah
Nabi s.a.w dengan jalan mengikuti jejak langkah beliau dalam
berdakwah baik masih berada di Mekkah maupun sudah berada di
Madinah.
4. Melalui al-Makki dan al-Madani dapat diketahui bentuk-bentuk dan
sekaligus perbedaan terhadap gaya bahasa al-Qur’an dalam mengajak
manusia menuju jalan yang benar.
5. Dengan ilmu al-Makki dan al-Madani dapat diketahui dan dijelaskan
tingkat perhatian kaum muslimin terhadap al-Qur’an, termasuk
didalamnya hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan tentang
sejarah pembentukan sesuatu hukum sekaligus hikmah
pensyariatannya serta fase-fase pembebanannya.
6. Dengan ilmu al-Makki dan al-Madani dapat lebih mudah diketahui
ayat-ayat al-Qur’an yang nasikh dan mansukh, khususnya bila terdapat
dua ayat yang menerangkan mengenai hukumsuatu masalah, tetapi
ketetapan hukumnya tampak bertentangan antara satu dengan yang
lain.
7. Melalui ilmu al-Makki dan al-Madani dapat diketahui ayat yang lebih
diturunkan dan ayat yang diturunkan belakangan, dalam kondisi apa
dan bagaiman ayat yang lebih dahulu itu diturunkan, begitu juga
sebaliknya sehingga dapat diketahui mana ayat yang nasikh dan ayat
yang mansukh.5

5
Usman, Ulumul Qur’an (Teras, 2009) hal. 214-218

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahkan surat al-


Makkiyah adalah surat yang mana kalimat awal kebanyakan diawali dengan
lafadz “Ya ayyuha al-nas” dan surat al-Madaniyyah kebanyakan diawali dengan
lafadz “Ya Ayyuhalladzina Amanu” tapi lafadz tersebut tidak bisa dijadikan
pedoman sebagai penentu dalam menentu golongan surat.

Adapun perbedaan antara kedua surat tersebut dalam konteks kalimat


adalah kebanyakan surat Makkiyah memakai konteks kalimat tegas dan lugas.
Dan kebanyakan ayat-ayat makiyyah adalah ayat-ayatnya pendek dan argumentif.
Dan perbedaan antara kedua surat dalam konteks pembahasan adalah kebanyakan
ayat-ayat makkiyah berisikan penetapan tauhid dan aqidah yang benar, ayat-ayat
madaniyah menjelaskan secara rinci tentang jihad.

Dalam hal ini ulama’ berbeda-beda dalam menentukan ayat-ayat al-


Qur’an. Menurut salah satu ulama’ yaitu Jalaluddin al-Suyuthi dalam kitabnya
al-‘Itqan dan Abu Hasan Al- Hashar dalam bukunya al-Nasikh wa al-Mansukh
menyebutkan bahwa surat Madani mencakup 20 surat, dan berselisih tentang 12
surat. Sedangkan yang diluar itu termasuk surat Makki.

Di antara kedua surat tersebut dapat diketahui ciri-ciri dalam masing-


masing surat yang dalam makalah ini dapat dilihat dari titik tekan analogi dan titik
tekan tematis.

Kita dapat mengambil manfaat dan tujuan dalam surat al-Makki dan al-
Madani antara lain :

a. Alat bantu dalam menafsirkan ayat al-Qur’an.


b. Dengan ilmu al-Makki dan al-Madani dapat diresapi gaya bahasa al-
Qur’an.

9
c. Dengan ilmu al-Makki dan al-Madani dapat diketengahkan sejarah
Nabi s.a.w.
d. Dapat diketahui bentuk-bentuk dan sekaligus perbedaan terhadap gaya
bahsa dalam al-Qur’an.
e. Dapat diketahui dan dujelaskan tingkat perhatian kaum muslimin
terhadap al-Qur’an.
f. Dapat lebih mudah diketahui ayat-ayat yang nasikh dan mansuk.
g. Dapat diketahui ayat-ayat yang lebig dulu diturunkan dan yang ayat
turun yang belakangan.

10
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihon.2010.Ulum Al-Qur’an. Bandung: CV Pustaka Setia.
Saifullah dkk.2004.Ulumul Qur’an. Ponorogo: Prodial Pratama Sejati.
Usman.2009.Ulumul Qur’an. Yogyakarta: Teras.
http://www.academia.edu/13128707/Ulumul_Quran_Makki_dan_Madani

11

Anda mungkin juga menyukai