Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

AL MAKKY DAN MADANY

Disusun Oleh :

Aas Nurhasanah 2103003863

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM CIAMIS

FAKULTAS TARBIYAH

2023

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur`an di turunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke

arah tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakkan asas

kehidupan yang di dasarkan pada keimanan kepada Allah SWT dan risalah-

risalah-Nya. Dimana tempat turunnya al-Qur’an itu berbeda sehingga hal itu
menyebabkan kita membedakan Al-Qur’an dari segi tempat turunnya. Seperti

yang kita ketahui, Al-Qur’an berdasarkan tempat turunnya itu dibedakan

menjadi 2, yakni Makkiyah dan Madaniyyah.

Orang yang membaca al-Qur’anul Karim akan melihat bahwa ayat-

ayat Makkiyah mengandung karakteristik yang tidak ada dalam ayat-ayat

Madaniyah, baik dalam irama maupun maknanya, sekalipun yang kedua ini

didasarkan pada yang pertama dalam hukum-hukum dan perundang-

undangannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Al- Makky dan Al- Madany ?

2. Apa Ciri-ciri Al- Makiyah dan Al- Madaniyah ?

3. Apa saja Macam-macam Surah Al-Makiyah dan Al-Madaniyah ?

4. Apa Sebab diturunkannya surah Al- Makky dan Al-Madany ?

5. Apa Manfaat Mengetahui Surah Al-Makiyah dan Al-Madaniyah ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui pengertian Al-Makky dan Al-Madany

2. Untuk Mengetahui ciri-ciri Al-Makky dan Al-Madany

3. Untuk Mengetahui macam-macam surah Al-Makky dan Al-Madany

4. Untuk Mengetahui sebab-sebab diturunkannya surah Al-Makky dan Al-

Madany

5. Untuk Mengetahui manfaat surah Al-Makky dan Al-Madany


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Al Makky Dan Al Madany


Kata al-makki berasal dari kata “Mekkah” dan al-madani berasal dari

kata “Madinah”. Kedua kata tersebut telah dimasuki “ya’” nisbah sehingga

menjadi al-makkiy atau al-makkiyah dan al-madaniy atau al-madaniyah.


Secara harfiah, al-makki atau al-makkiyah berarti “yang bersifat Mekkah” atau

“yang berasal dari Mekkah”, sedangkan al-madaniy atau al-madaniyah berarti

“yang bersifat Madinah” atau “yang berasal dari Madinah”. Maka ayat atau

surah yang turun di Mekkah disebut dengan al-makkiyah dan yang diturunkan

di Madinah disebut dengan al-madaniyah.

Orang yang membaca al-Qur’anul Karim akan melihat bahwa ayat-

ayat Makkiyah mengandung karakteristik yang tidak ada dalam ayat-ayat

Madaniyah, baik dalam irama maupun maknanya. Sekalipun yang kedua ini

didasarkan pada yang pertama dalam hukum-hukum dan perundang-

undangannya. Pada zaman jahiliyah masyarakat sedang dalam keadaan buta

dan tuli, menyembah berhala, mempersekutukan Allah, mengingkari wahyu,

mendustakan hari akhir dan mereka mengatakan :

       


Artinya :
“Apakah apabila kami Telah mati dan Telah menjadi tanah serta menjadi
tulang benulang, apakah benar-benar kami akan dibangkitkan (kembali)?
(Ash Shaaffaat ; 16)
Secara istilah al-makki wa al-madani berarti “suatu ilmu yang

membahas tentang tempat dan periode turunnya surah atau ayat Al-qur’an,

baik Mekkah ataupun Madinah”. Ayat atau surah yang turun pada periode

Mekkah disebut dengan ayat/surah makkiyah dan ayat/surah yang turun

pada periode Madinah disebut dengan ayat madaniyah.

Jadi kesimpulannya adalah Al-Makkiyyah adalah ayat-ayat yang

diturunkan sebelum hijrah ke Madinah, sedang Al-Madaniyyah adalah

ayat-ayat yang diturunkan setelah hijrah.


B. Ciri-Ciri Surah Al Makiyah Dan Al Madaniyah
a. Ciri-ciri surat Al-makiyah

1. Tiap surat yang ada lafadz kalla  adalah makkiyah. Lafadz ini

disebut dalam Al-Qur’an sebanyak 33 kali. Imam Al-Ummani

mengatakan bahwa hikmah dari penyebutan ini adalah menunjukan

bahwa separuh terakhir dari Al-Qur’an mayoritas diturunkan di

Makkah.

2. Tiap surat yang didalamnya ada ayat sajdah adalah makkiyah.

3. Tiap surat yang dimulai dengan huruf hijaiyyah adalah makkiyah

kecuali surat Al-Baqarah, Ali Imran dan Ar-Ra’du. Dua syarat

yang pertama madaniyah berdasarkan kesepakatan ulama, sedang

surat Ar-Ra’du masih diperselisihkan.

4. Tiap surat yang didalamnya menceritakan tentang kisah para Nabi

dan umat terdahulu adalah makkiyah kecuali surat Al-Baqarah.

5. Tiap surat yang menyebut kisah Nabi Adam dan iblis adalah

makkiyah kecuali surat Al- Baqarah.

6. Tiap surat yang didalamnya ada lafadz (‫ )ياايها الناس‬dan tidak ada

lafadz (‫ )يا ايها الذين امن‬adalah makkiyah kecuali surat Al-Hajj.

7. Tiap surat mufasshal adalah makkiyah.

b. Ciri-ciri surat Al-madaniyah

1. Tiap surat yang membicarakan tentang hudud ( hukum-hukum )

dan faraidh (ilmu tentang pembagian warisan ) adalah

madaniyah.
2. Tiap surat yang membahas tentang jihad dan hukumnya adalah

madaniyah.

3. Tiap surat yang menyebut tentang orang-orang munafik adalah

madaniyah kecuali surat Al-Ankabut.

C. Macam-Macam Surah Makiyah Dan Madaniyah


1. surat makkiyah yang semua ayat-ayatnya makkiyah, contohnya

adalah surat Al Muddatsir

2. surat madaniyah yang semua ayat-ayatnya madaniyah,contohnya

adalah surat Al Imran.

3. surat makkiyah tapi ada sebagian ayat yang madaniyah, contohnya

adalah surat Al-A’raf, surat ini makkiyah tapi sebagian ayatnya

madaniyah.

4. surat madaniyah tapi ada sebagian ayat yang makkiyah, contohnya

adalah surat Al Hajj, surat ini madaniyah kecuali empat ayat saja

dimulai dari firman Allah.

D. Sebab-Sebab Diturunkannya Surat Makki Dan Madani


a. Sebab-sebab diturunkannya surat Al-makki

Dakwah menuju jalan Allah itu memiliki metode tertentu dalam

menghadapi segala kerusakan aqidah dan perundang-undangan dan

perilaku supaya kehidupan yang terputar dapat terbentuk atas dasar

bimbingan Allah.

Orang yang membaca Al-qur’an akan melihat bahwa ayat-ayat

makkiyah mengandung karakteristik yang tidak ada dalam ayat-ayat

madaniyah, baik dalam irama maupun maknanya. Pada zaman jahiliah


masyarakat sedang dalam keadaan buta dan tuli, menyembah berhala,

mempersekutukan Allah, mengingkari wahyu, mendustakan hari akhir dan

mereka mengatakan :

        


            
 
Artinya :
Dan mereka berkata: "Kehidupan Ini tidak lain hanyalah kehidupan di
dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan
membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak
mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah
menduga-duga saja.( Al Jaatsiyah;24)

Mereka sering bertengkar yang sengit sekali, berdebat dengan kata-

kata yang pedas sehingga wahyu makki (yang di turunkan di makkah) juga

berupa goncangan-goncangan yang mencekam, menyala-nyala saperti api

yang memberi tanda bahaya disertai argumentasi yang sangat kuat dan

tegas.

Demikianlah Al-qur’an surah makkiyah itu penuh dengan

ungkapan-ungkapan yang kedengarannya amat keras di telinga seperti

dalam surat Qori’ah, Gasyiah dan Waqi’ah dengan huruf hijaiyah pada

permulaan surah dan ayat-ayatnya berisi tantangan di dalamnya, bukti-

bukti alamiyah dan yang dapat di terima akal.

b. Sebab-sebab diturunkannya surat Al-madaniyyah

Setelah terbentuk jamaah yang beriman pada Allah, malaikat, kitab

dan rasul-Nya, kepada hari akhir dan qodar, baik dan buruknya serta

aqidahnya telah di uji dengan berbagai cobaan dari orang orang musyrik
dan akhirnya dapat bertahan dan dengan agamanya itu mereka hijrah

karena lebih mengutamakan apa yang ada di sisi Allah daripada

kesenangan hidup duniawi, oleh sebab itu turunlah ayat-ayat madaniyah

yang panjang-panjang membicarakan hukum-hukum islam serta

ketentuan-ketentuannya, mengajak berjihad dan berkorban di jalan Allah

kemudian menjelaskan dasar-dasar perundang-undangan, meletakkan

aqidah-aqidah kemasyarakatan juga menyingkap aib dan isi hati orang-

orang munafik, berdialog dengan ahli kitab dan membungkam mulut

mereka.

E. Manfaat Mengetahui Surat Makiyah Dan Madaniyah


Adapun mengenai faidah atau manfaat dari mengetahui makki dan

madani adalah sebagai berikut :

a. mengetahui nasikh dan mansukh. Contohnya adalah ketika seseorang

dihadapkan dua ayat atau lebih yang membahas persoalan yang sama

sementara hukum yang ada dalam ayat-ayat tersebut berbeda antara

yang satu dengan yang lainnya.

b. mengetahui sejarah pensyari’atan dan proses penurunannya yang

berangsur-angsur. Dari sini akan dimengerti keagungan dan kemuliaan

ajaran islam dalam proses doktrinasi dan pendidikan kepada umat

manusia baik secara pribadi maupun kelompok. Metode inilah yang

seharusnya dipakai untuk membangun tatanan peradaban yang maju

dan bersahaja.

c. memperkuat keyakinan umat islam tentang otensitas dan orisinalitas Al-

Qur’an. Al-Qur’an benar-benar terjaga dari interferensi manusia dan


tidak ada perubahan sedikitpun di dalamnya. Sangat tidak masuk akal

jika kemudian mereka melakukan interferensi atau bahkan merombak

isi Al-Qur’an

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Al-Makkiyyah adalah ayat-ayat yang diturunkan sebelum hijrah ke

Madinah, sedang Al-Madaniyyah adalah ayat-ayat yang diturunkan

setelah hijrah.

2. Ciri-ciri surah makkiyah, yaitu Setiap surah yang mengandung lafal

kalla termasuk al-makkiyah. Kata kalla dalam Alqur’an terulang 33

kali dalam 15 surah, Setiap surah yang mengandung ‫ ياايها الناس‬dan

tidak mengandung ‫ذين امنو‬PP‫ا ال‬PP‫ا ايه‬PP‫ي‬, Tiap surat yang didalamnya

menceritakan tentang kisah para Nabi dan umat terdahulu adalah

makkiyah kecuali surat Al-Baqarah dll.

Ciri-ciri surah al-madaniyyah, yaitu Tiap surat yang membahas tentang

jihad dan hukumnya adalah madaniyah, Tiap surat yang menyebut


tentang orang-orang munafik adalah madaniyah kecuali surat Al-

Ankabut dll.

3. macam-macam surat makiyah dan madaniyah, yaitu surat makkiyah

yang semua ayat-ayatnya makkiyah, contohnya adalah surat Al

Muddatsir, surat madaniyah yang semua ayat-ayatnya

madaniyah,contohnya dalah surat Ali Imran.

4. Sebab diturunkanya surat Al-Makkiyah untuk memberitahukan kepada

masyarakat jahilia untuk mempertegas pekataannya yang selalu

mereka duga-duga. Sedangkan sebab diturunkannya surat Al-Madinah

yaitu untuk membicarakan hukum-hukum islam serta ketentuan-

ketentuannya.

5. manfaat mengetahui surat makiyah dan madaniyah, yaitu mengetahui

nasikh dan mansukh, mengetahui sejarah pensyari’atan dan proses

penurunannya yang berangsur-angsur.

Anda mungkin juga menyukai