Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“ILMU AL MAKKI & AL MADANI”


DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS DISKUSI
MATA KULIAH ULUMUL QUR’AN
DOSEN PENEGAMPU : Drs. JASURI, M.Si

DISUSUN OLEH :
MINHATUL ZAQIYAH ( 1708066023 )
SYAFRIDAYANTI ( 1708066024 )
M.DULQORNAIN ( 1708066025 )
VIRA SEPTI AMELIA ( 1708066027 )
IDI SALSABELA PALUPI ( 1708066028 )

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN WALISONGO SEMARANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kitab Al Qur’an sangat penting bagi manusia terutama umat islam. Karena
didalamnya terkandung banyak pedoman dan tuntunan bagi manusia untuk beribadah
pada Allah SWT, berperilaku baik,membedakan yang baik dan buruk dan lain
sebagainya.
Orang yang membaca Al Qur’an akan melihat bahwa ayat-ayat makkiyah dan
madaniyyah mengandung karakteristik yang berbeda baik dalam irama maupun
maknanya.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan makkiyah dan madaniyyah sururah Al
Qur’an untuk kita bisa lebih memrdalam ilmu Al Qur’an.

1.2 Rumusan masalah


Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apa pengertian makkiyah dan madaniyyah?
2. Bagaimana sejarah perkembangan makkiyah dan madaniyyah?
3. Apa saja ciri-ciri umum dan khusus makkiyah dan madaniyyah?
4. Bagaimana klasifikasi surah makkiyah dan madaniyyah?
5. Bagaimana teori menentukan ayat-ayat makkiyah dan madaniyyah?

1.3 Tujuan pembelajaran


Adapun tujuan pembelajaran inadalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penegertian makkiyah dan madaniyyah.
2. Untuk menjelaskan sejarah perkembangan makkiyah dan madaniyyah.
3. Untuk menjelaskan ciri-ciri surah makkiyah dan madaniyyah.
4. Untuk menjelaskan klasifikasi surah makkiyah dan madaniyyah.
5. Untuk mengetahui teori menentukan ayat-ayat makkiyah dan madaniyyah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian makkiyah dan madaniyyah


Untuk pengertian makkiyah dan madaniyyah ada empat hal yang perlu dicermati,
yakni masalah ruang, waktu, subjek dan konten. Karena atas dasar itulah batasan
pengertian tentang makkiyah dan madaniyah tersebut dijelaskan sebagai rujukan oleh
para ulama.

a. Yang mengacu pada ruang

Al-Makkiyah , adalah surah-surah dan ayat-ayat Al-Qur’an yang


diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ketika sedang berada di Makkah atau
sekitarnya, baik sebelum atau sesudah beliau berhijrah ke Madinah, termasuk
kategori ini adalah ayat-ayat yang diturunkan ketika Nabi sedang berada di Mina,
Arafah, Hudaibiyah, dan sebagainya. Sedangkan Al- Madaniyyah ialah surah-
surah atau ayat-ayat al-Qur’an yang diturunkan di Madinah dan daerah sekitarnya,
termasuk ke dalam kelompok ayat ini adalah ayat-ayat yang diturunkan pada Nabi
berada di Badar, Uhud, dan lain-lain.
b. Yang mengacu pada periode waktu
Makkiyah ialah surah-surah dan atau ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan
sebelum Nabi Muhammad SAW berhijrah dari Makkah ke Madinah meski ayat-
ayat itu diturunkan diluar kota Makkah. Sedangkan Madaniyyah ialah ayat-ayat
Al-Qur’an yang diturunkan setelah Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Madinah
meski turunnya didaerah Makkah atau daerah-daerah lainnya.
c. Yang mengacu al mukhatab yaitu subjek dari surah-surah atau ayat-ayat yang
diturunkan
Makkiyah, ialah surah-surah dan atau ayat-ayat yang ditunjukkan kepada
penduduk Makkah. Ayat-ayat itu umumnya dimulai dengan lafal “Ya ayyuha al-
kafirun”, ”Ya bani adam”. Diawalinya ayat-ayat Makkiyah dengan lafal-lafal
tersebut adalah karena kebanyakan dari penduduk Makkah saat itu terdiri dari
orang-orang kafir dan musyrik juga termasuk di dalamnya.Sedangkan
Madaniyyah, ialah ayat-ayat al-Qur’an yang ditunjukkan kepada penduduk
Madinah. Ayat-ayat tersebut biasanya diawali dengan lafal: “Ya ayyuha al-ladzina
amanu”. Diawalinya denga lafal yang demikian itu karena mayoritas penduduk
Madinah itu adalah terdiri dari orang-orang beriman, meski juga penduduk-
penduduk lainnya ikut dikhithab atau terpanggil dalam ayat tersebut.
d. Yang mengacu pada konten
Makkiyah, ialah surah-surah dan atau ayat-ayat al-Qur’an yang
menampilkan cerita-cerita mengenai para Nabi dan umat-umat terdahulu, baik
menyangkut kejayaan maupun kehancuran (khususnya bagi umat-umat itu).
Sedangkan Madaniyyah, ialah surah-surah dan atau ayat-ayat yang memuat
mengenai berbagai ketentuan hukum seperti hudud, fara’idl dan lain sebagainya.
2.2 Sejarah perkembangan makkiyah dan madaniyyah
Dikalangan ulama terdapat beberapa pendapat tentang dasar atau kriteria yang
dipakai untuk menentukan Makkiyyah dan Madaniyyah suatu surat atau ayat.
Sebagian ulama menetapkan lokasi turunnya ayat-ayat atau surat sebagai
dasar penentuan Makkiyyah dan Madaniyyah, sehingga mereka membuat definisi
Makkiyyah dan Madaniyyah sebagai berikut:

Yang Agak diartikan sebagi berikut: “Makiyah ialah yang diturunkan


dimakkah sekalipun turunnya sesudah hijrah, madaniyah ialah yang diturunkan di
madinah”

sulit memang melacak dan mengidentifikasi secara pasti ayat-ayat Makkiyyah


dan Madaniyyah karena urutan tata tertib ayat tidak mengikuti kronologi waktu
turunnya ayat tetapi berdasarkan petunjuk nabi. Lagi pula pada mushaf usmani yang
menjadi acuan sejak semula disusun mengikuti petunjuk nabi.
Koleksi mushaf para sahabat yang diantaranya ada yang ditulis berdasarkan
turunnya ayat, semuanya sudah dibakar setelah tim penyusun al-Quran yang dibentuk
Usman bin Affan menyelesaikan tugasnya. Jadi pembakaran mushaf tersebut bisa juga
berarti sebagai kerugian intelektual, karena dengan demikian menjadi sulit melacak
kronologi ayat berdasarkan waktu turunnya.
2.3 Ciri – ciri surah makkiyah dan madaniyyah
a. Surah Makkiyah

 Surah – surah / ayat – ayatnya pendek – pendek .


 Nada perkataannya keras, tapi agak bersajak .
 Pada umumnya, berisikan soal-soal keimanan, tauhid, akhlak, surga, neraka,
pahala dan dosa.
 Khitab (arah pembicaraannya) ditunjukkan kepada segenap umat manusia
secara keseluruhan.
 Tiap-tiap surah/ayat yang didalamnya terdapat lafal dan ayat sajadah,
 Tiap-tiap surah/ayat yang berisikan kisah tentang para nabi dan umat
terdahulu (sebelum Nabi Muhammad SAW) ,kecuali surah al – Baqarah .
 Tiap-tiap surah yang diawali dengan huruf-huruf hijaiyyah.
 Surah/ayat yang didalamnya terdapat lafal qasam (sumpah)

b. Surah Madaniyyah

 Surat-surat/ayat-ayatnya panjang-panjang.
 Suart/ayatnya berisikan tentang masalah-masalah ibadah, muamalah, hukum
dan soal-soal kemasyarakatan lainnya.
 Tiap-tiap surat/ayat yang menceritakan keadaan orang-orang munafik ,selain
surat Al – Ankabut .
 Tiap-tiap surat/ayat yang didalamnya disebut keadaan orang-orang mukmin
dengan menggunakan kalimat himbauan “Ya ayyuhalladzina amanu.. “
,kecuali dalam surat-surat :
 Al – Baqarah (2) ayat 21 dan 168.
 An – Nisa (4) ayat 132 ,170 dan 175.
 Al – Hajj (22) ayat 1.
 Al – Hujurat (49) ayat 13 yang menggunakan perkataan “Ya
Ayyuhannas.. “
2.4 Klasifikasi surah makkiyah dan madaniyyah
1. Surah Makkiyah
Pendapat yang paling mendekati kebenaran mengenai jumlahnya adalah 82
surat ,yaitu surat-surat yang tidak termasuk dalam surat-surat madaniyyah dan surat-
surat yang diperselisih.
2. Surah Madaniyyah
Pendapat yang paling mendekati kebenaran mengenai jumlahnya adalah 20
surah yakni Al-baqarah, Ali ‘Imran, An-Nisa’, Al-Mai=’idah, Al-Anfal, At-
Taubah, An-Nur, Al-Ahzab, Muhammad, Al-Fath, Al-Hujurat, Al-Hadid, Al-
Mujadalah, Al-Hasyr, Al-Mumtahanah, Al-Jumu’ah, Al-Munafiqun, At-Talaq, At-
Tahrim, An-Nasr.
3. Surah – surah yang diperselisihkan
Pendapat yang paling mendekati kebenaran mengenai jumlahnya adalah 12
surah yakni Al-Fatihah, Ar-Ra’d, Ar-Rahman, As-Saff, At-Taghaabun, Al-Mutaffifin,
Al-Qadar, Al-Bayyinah, Az-Zalzalah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nisa.
4. Ayat Makkiyah dalam suarah Madaniyyah
Ayat Makkiyah dalam surah madaniyyah maksudnya adalah suatu surat yang
merupakan kriteria surah madaniyyah .Akan tetapi, banyak ulama mengecualikan ayat
tersebut, yaitu ayat tersebut termasuk ayat makkiyah. Sebagai contoh Surat Al-Anfal
termassuk surat madaniyyah ,akan tetapi Para Ulama mengecualikan Qs. Al-
Anfal:30 ,Allah SWT berfirman :

Pَ ‫ك أَوْ ي ُْخ ِرج‬


‫ر هَّللا ُ َوهَّللا ُ َخ ْي ُر‬Pُ ‫ُوك َويَ ْم ُكرُونَ َويَ ْم ُك‬ َ ‫ك أَوْ يَ ْقتُلُو‬
َ ‫َوإِ ْذ يَ ْم ُك ُر بِكَ الَّ ِذينَ َكفَرُوا لِي ُْثبِتُو‬
‫ْال َما ِك ِرين‬

Yang artinya “Dan (ingatlah) ketika orang kafir (Quraisy) membuat makar
terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau
mengusirmu .Mereka membuat makar ,tetapi Allah menggagalkan makar mereka
.Dan Allah adalah sebaik-baik pembalas makar”.
Mengenai ayat tersebut ,Muqatil mengatakan bahwa ayat tersebut diturunkan
di Mekkah, karena berkenaan dengan apa yang dilakukan orang-orang musyrik di
Darun Nadwah ketika mereka merencanakan tipu daya terhafap Rasulullah sebelum
hijrah .Dan juga sebagian ulama mengecualiakan Qs. Al-Anfal : 64.
5. Ayat Madaniyah dalam surah Makkiyah

Contohnya seperti perkataan Ibnu Abbas bahwa QS. Al-An’am turun


sekaligus di Mekkah sehingga Makkiyah kecuali ayat 151-153. Dan QS. Al-Hajj
adalah Makkiyah kecuali ayat 19-21, karena ayat tersebut diturunkan di Madinah 1[8].
6. Ayat yang diturunkan di Mekkah sedang hukumnya Madaniyah
Sesudah Ayat tersebut diturunkan di Mekkah pada hari penaklukkan kota
Mekkah, akantetapi termasuk madaniyah karena diturun sesudah hijrah, dan seruannya
juga bersifat umum. Contoh ayat seperti ini adalah QS. Al-Hujurat : 13, Allah SWT
berfirman :

ِ ‫ إِ َّن أَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هَّللا‬P‫ل لِتَ َعا َرفُوا‬Pَ ِ‫م ُشعُوبًا َوقَبَائ‬Pْ ‫يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَ لَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َوأُ ْنثَى َو َج َع ْلنَا ُك‬
‫أَ ْتقَا ُك ْم إِ َّن هَّللا َ َعلِي ٌم َخبِي ٌر‬
“Wahai manusia, kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki & seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
adalah yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui & Maha
Mengenal.” (Al-Hujurat : 13).
7. Ayat yang diturunkan di Madinah sedang hukumnya Makkiyah

Ayat seperti ini diturunkan di Madinah dan tetapi seruannya ditujukan kepada
orang musyrik penduduk Mekkah. Contohya adalah QS. Al-Mumtahanah dan
permulaan QS. Al-Bara’ah (At-Taubah) yang diturunkan di Madinah akan tetapi
seruannya ditujukan untuk orang-orang musyrik Mekkah2[9].
8. Ayat yang serupa dengan yang diturunkan di Mekkah dalam Madaniyah

Yakni ayat yang dalam surah Madaniyah tetapi mempunyai gaya bahasa dan
ciri umum Makkiyah, karena ayat tersebut diturunkan di Mekkah 3[10]. Contohnya
QS. Al-Anfal : 32 

‫ارةً ِمنَ ال َّس َما ِء أَ ِو ا ْئتِنَا‬


َ ‫ك فَأ َ ْم ِطرْ َعلَ ْينَا ِح َج‬ َّ ‫َوإِ ْذ قَالُوا اللَّهُ َّم إِ ْن َكانَ هَ َذا هُ َو ْال َح‬
َ ‫ق ِم ْن ِع ْن ِد‬
‫ب أَلِ ٍيم‬
ٍ ‫بِ َع َذا‬

3
“Dan (ingatlah), ketika mereka berkata : Ya Allah, jika benar (Al-Qur’an)
ini benar dari sisi-Mu, maka hujanilah kami dengan batu dari langit. Atau
datangkanlah kepada kami azab yang pedih.”(QS. Al-Anfaal: 32).

9. Ayat yang serupa dengan yang diturunkan di Madinah dalam Makkiyah

Yakni ayat yang dalam surah Makkiyah tetapi mempunyai gaya bahasa & ciri
umum Madaniyah4[11]. Contohnya QS. An-Najm : 32

‫ش إِاَّل اللَّ َم َم‬ ِ ‫ الَّ ِذينَ يَجْ تَنِبُونَ َكبَائِ َر اإْل ِ ْث ِم َو ْالفَ َو‬...
َ ‫اح‬
“(Yaitu) Mereka yang menjauhi dosa-dosa besar & perbuatan keji yang
selain kesalahan-kesalahan kecil.” (An-Najm : 32).
Imam Suyuthi mengatakan bahwa perbuatan keji aalah setiap dosa
yang ada sanksinya. Dosa-dosa besar adalah stiap dosa yang mengakibatkan
siksa neraka. Dan kesalahan-kesalahan kecila dalah apa yang terdapat diantara
kedua batas dosa-dosa tersebut. Sedangkan di Mekkah belum ada sanksi dan
yang serupa dengannya.5[12]

10. Ayat yang dibawa dari Mekkah ke Madinah

Contohnya adalah QS. Al-A’la dalilnya HR. Bukhari dari Al-Barra bin ‘Azib
yang menceritakan kedatangan pertama shahabat ke Madinah.
11. Ayat yang dibawa dari Madinah ke Mekkah

Contohnya awal QS. Al-Bara’ah dalilnya ketika Rasul SAW memerintahkan Ali
kw untuk menyampaikan kepada Abu Bakar ra untuk berhaji & mengumumkan
bahwa setelah tahun kesembilan tidak seorangpun Kaum Musyrikin diperbolehkan
berhaji6[13].
12. Ayat yang turun pada malam dan siang hari

Kebanyakan ayat Qur’an turun pada siang hari. Ayat yang turun pada malam hari
diantaranya adalah QS. Ali Imran : 190. Contoh lainnya QS. At-Taubah: 117-118 dan
QS. Al-Fath.

13. Ayat yang turun di musim panas dan musim dingin

6
Para ulama memberi contoh ayat yang turun di musim panas dengan ayat tentang
kalalah yang terdapat di akhir Surat An-Nisa’ sebagaimana yang disebutkan dalam
shahih Muslim. Contoh lain dalam Q.S. At-Taubah:81 yaitu ayat tersebut turun dalam
perang Tabuk. Perang Tabuk tersebut terjadi pada musim panas sebagaimana yang
diceritakan dalam Al-Qur’an7[14].
Ayat yang turun di musim dingin yaitu Q.S.An-Nur:11-26, sebagaimana
hadits sahih dari Aisyah. Contoh lainnya adalah ayat-ayat yang turun mengenai
perang Khandak, dari Surah Al-Ahzab, ayat-ayat tersebut turun pada hari yang
sangat dingin.
14. Ayat yang turun diwaktu menetap dan dalam perjalanan

Kebanyakan Qur’an itu turun diwaktu menetap. Ayat yang turun


didalam perjalanan adalah At-Taubah : 34 , QS. Al-Hajj : 1-2 dan QS. Al-
Fath. Dalam Q.S.At-Taubah:34 diriwayatkan oleh Ahmad melalui Sauban,
bahwa ayat tersebut turun ketika Rasululullah dalam suatu perjalanan. Begitu
juga awal Surah Al-Hajj dan Surat Al-Fath.

2.5 Teori menentukan ayat-ayat makkiyah dan madaniyyah

 Teori Geografis

Menurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang turun  di Makkah,
baik waktu turunnya sebelum Rasulullah SAW hijrah maupun sesudahnya.
Sedangkan pengertian Madaniyah adalah ayat yang turun di Madinah baik waktu
turunnya sebelum Rasulullah SAW hijrah maupun sesudahnya.

Namun, pada kenyataanya ada beberapa ayat Al-Qur'an yang tidak turun di
wilayah Makkah ataupun Madinah, seperti tempat turunnya Q.S At-Taubah: 42
adalah di Tabuk, Q.S Az-Zukhruf: 45 di Baitul Maqdis (Palestina) pada malam Isra
Mi'raj.

Hal ini merujuk pada H.R At-Thabrani dari Abu Umamah: Rasulullah SAW
bersabda; Al-Quran di turunkan di 3 tempat: Makkah, Madinah, dan Sham. Walid
berkata: Maksudnya Baitul Maqdis?  Kathir Berkata; Tetapi penafsirannya di Tabuk
adalah lebih baik

 Teori Historis

7
Menurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang turun sebelum
Rasulullah SAW hijrah meskipun ayat tersebut turun di luar kota Makah, semisal di
Mina, Arafah atau Hudaibiyah dan lainnya. Sedangkan pengertian Madaniyah adalah
ayat yang turun sesudah Rasulullah SAW hijrah, meskipun ayat tersebut diturunkan
di Badar, Uhud, Arafah atau Makah.

Banyak sekali yang mendukung Teori ini. Mulai dari Ulama Klasik, Modern,
hingga ulama kontemporer saat ini. Adapun yang menjadi kelebihan rumusan  teori
ini adalah karena mencakup keseluruhan ayat atau surah Al-Qur'an, sehingga dapat
dijadikan ketentuan dan rujukan yang memadai. 

Adapun Teori ini merujuk pada H.R Abu Amr Uthman bin Sa'id ad-Darimi
yang disandarkan pada Yahya bin Salam;

Ayat yang diturunkan di Makkah dan ayat yang diturunkan dalam


perjalanan menuju Madinah sebelum Nabi SAW tiba di Madinah, maka ia termasuk
kategori ayat Makkiyah. Dan ayat yang diturunkan kepada Nabi SAW dalam
perjalanannya setelah beliau tiba di Madinah, maka ia masuk kategori ayat
Madaniyah. 

Sedangkan kelemahannya hanya terletak pada kejanggalan beberapa ayat


atau surah Al- Qur'an yang nyata-nyata turun di Makkah tetapi karena turun sesudah
Hijrah, lalu ia dianggap Madaniyah. Seperti Q.S Al-Maidah; 3, Q.S An-Nisa; 8. Ayat
tersebut turun di kota Makkah sewaktu Nabi saw berada di dalam Ka'bah.

  Teori Subjektif

Menurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang berisi pangilan
kepada penduduk Mekkah dengan panggilan "wahai manusia", "wahai orang-orang
yang ingkar", "wahai anak adam". Sedangkan pengertian Madaniyah adalah ayat
yang berisi panggilan kepada penduduk Madinah dengan panggilan "wahai orang-
orang yang beriman".

Kelebihan teori ini ialah rumusannya dimengerti,  dan lebih cepat dikenali
dengan kriteria panggilan (nida, khitab) yang khas dari keduanya tersebut.

Namun, teori ini banyak kelemahan pula di antaranya: Rumusan


pengertiannya tak dapat dijadikan ketentuan, karena tak dapat mencakup seluruh ayat
Al- Qur'an. Dari keseluruhan ayat Al- Qur'an yang berjumlah 6236 ayat, hanya ada
511 ayat yang dimulai dengan panggilan (nida), dan dari 511 ayat tersebut, yang
dimulai dengan panggilan (nida) yang khas Makkiyah berjumlah 292 ayat, dan yang
khas Madaniyah berjumlah 219 ayat.

Selain itu, ada beberapa ayat yang dimulai dengan panggilan (nida) bukan
termasuk ayat Makkiyah seperti: Q.S Al- Baqarah: 21, Q.S An-Nisa : 1, Q.S An-
Nisa: 133   
 Teori Content Analysis

Menurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang memuat cerita umat
dan para Nabi terdahulu. Sedangkan pengertian Madaniyah adalah ayat yang berisi
tentang hudud, faraid, dan sebagainya.

Teori ini didasarkan pada salah satunya Riwayat Hisham dari ayahnya, Al-
Hakim;

Semua surah yang memuat aturan-aturan, ketentuan-ketentuan, maka ia


termasuk Surah Madaniyah, dan semua surah yang memuat tentang peristiwa masa
lampau, maka ia masuk kategori Makkiyah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mempelajari dan memahami ayat Makki dan Madani sangatlah penting dalam
Ulumul Qur’an, bukan hanya dari segi pengetahuan sejarah tetapi juga untuk memahami
dan menafsirkan ayat-ayat yang bersangkutan tersebut.
Surah di dalam Al-Qur’an berisi ayat tentang dua periode tersebut dan banyak
para ulama yang memiliki perbedaan pendapat dalam menentikan hal tersebut. Tetapi
bagaimanapun juga hal tersebut sudah terbukti dengan hasil pembagian yang sudah
mapan, dan sudah terlsebar luas secara ilu tafsir, dan dijabarkan dari bukti-bukti internal
dari teks Al-Qura’an itu sendiri.
Pengertian Makkiyyah dan Madaniyyah menurut para ahli tafsir yaitu meliputi
tentang masalah ruang, waktu, subyek dan konten. Dan kegunaan mempelajari ilmu ini
antara lain dapat membedakan ayat-ayat nasikh dan mansukh, mengetahui ciri khas gaya
bahasa makki dan madani dalam Al-Qur’an, dan untuk menjadi alat pembantu dalam
penafsiran Al-Qur’an.

B. Saran

Kita sebagai umat beragama (Islam) yang memiliki kitab suci yaitu Al-Qur’an
hendaknya menjaganya dengan baik. Menjaganya dengan baik di sini bermaksud kita
supaya menjaga keaslian dari isi Al-Qur’an itu, yaitu dengan cara kita menghafalkannya,
mengkajinya, agar ketika kita mengamalkannya itu adalah kebenaran yang mutlak tidak
ada sangkut pautnya dengan sesuatu kebohongan yang bisa menjerumuskan ke jalan yang
salah.
DAFTAR PUSTAKA

http://nurbaitisistalala12.blogspot.co.id/2015/04/makki-dan-madani.html ,diakses pada


15 April 2018.

M.Baqir Hakim, Ulumul Qur’an, Al-Huda, Jakarta, 2006, hlm 123-132.

Anda mungkin juga menyukai