Anda di halaman 1dari 10

KLASIFIKASI SURAH-SURAH AL-QUR’AN

( Makki Madani )

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah : ‘Ulum Al-Qur’an

Dosen pengampu : Yosep Komarawandana

Di Susun Oleh :

Ahmad Saefudin Husni (1804026179)

ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA

UIN WALISONGO SEMARANG 2018


PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Al-Qur’an merupakan mu’jizat ataupun wahyu yang di berikan Allah
SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai landasan pokok dan juga
pedoman hidup umatnya yang di turunkan di Mekkah maupun di
Madinah melalui malaikat jibril AS. Dari proses turunnya Al-Qur’an
ada beberapa pendapat ulama’ tafsir dan penelitian terhadap turunnya
Al-Qur’an untuk menentukan surah dalam Al-Qur’an ini apakah surah
Makiyah atau Madaniyah untuk mempermudah dalam memahami Al-
Qur’an, dari itu para ulama’ meneliti Al-Qur’an secara perspektif
sejarah agar tidk terjadi kesalahfahaman dalam memahami Al-Qur’an.

Dengan tersusunnya makalah ini semoga bermanfaan bagi pembaca.


Tentu dalam makalah ini masih banyak kekurangn sebab kemmpuan
kami yang terbatas, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Makki dan Madani ?
2. Apa faedah mengetahui Maki dan Madani ?
3. Bagaimana metode menentukan Makki dan Madani ?
4. Apa distingsi (perbedaan) Makki dan Madani ?
5. Apa ciri khas Makki dan Madani ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian Makki dan Madani
2. Mengetahui faedah mengetahui Makki dan Madani
3. Mengetahui metode menentukan Makki dan Madani
4. Mengetahui perbedaan Makki dan Madani
5. Mengetahui ciri khas Makki dan Madani
BAB I

A. Definisi Makki dan Madani


Ada tiga pendapat yang di kemukakan ulama tafsir dalam hal ini :
1. Berdasarkan tempat turunnya suatu ayat.
Makkiyah ialah suatu ayat yang diturunkan di Makkah, sekalipun
sudah hijrah, sedang Madaniyah ialah yang di turunkan di
Madinah.
2. Berdasarkan Khittab atau seruan, panggilan dari ayat tersebut.
Makkiyah ialah ayat yang khittab-nya atau panggilannya di tujukan
kepada penduduk Mekkah, sedang Madaniyah ialah yang khittab-
nya di tujukan kepada penduduk Madinah.
3. Berdasarkan turunnya ayat tersebut.
Makiyyah ialah ayat yang di turunkan sebelum Nabi hijrah ke
Madinah, sekalipun turunnya di luar Mekkah, sedang Madaniyah
ialah yang di turunkan sesudah Nabi hijrah, sekalipun turunnya di
Mekkah.

Dibanding dua rumusan sebelumnya, tampaknya rumusan


Makki dan Madani ini lebih populer karena di anggap tuntas dan
memenuhi unsur penyusunan ta’rif (definisi)

B. Faedah Mengetahui Makki dan Madani


Pengetahuan tentang Makki dan Madani banyak faedahnya, di
antaranya yaitu :

1. Untuk dijadikan alat bantu dalam menafsirkan Al-quran, sebab


pengetahuan mengenai tempat turunnya ayat dapat membantu
memahami ayat tersebut dan menafsirkan dengan tafsiran yang
benar, sekalipun yang menjadi pegangan adalah pengertian ilmu
lafal, bukan sebab yang khusus. Berdasarkan hal itu seorang
penafsir dapat membedakan antara ayat yang nasikh dengan yang
mansukh bila di antara kedua ayat terdapat makna yang
kontradiktif (berlawanan) yang datang kemudian tentu merupakan
Nasikh yang terdahulu.

2. Meresapi gaya bahasa Al-qur’an dan menafsirkannya dalam


metode berdakwah menuju jalan allah SWT, sebab setiap situasi
mempunyai bahasa sendiri. Memperhatikan apa yang di kehendaki
oleh situasai, merupakan arti paling khusus dalam ilmu retorika
(keterampilan berbahasa secara efektif). Karakteristik gaya bahasa
Makki dan Madani dalam Al-qur’an pun memberikan kepada
orang yang mempelajarinya sebuah metode dalam penyampaian
da’wah ke jalan Allah SWT. yang sesuai dengan kejiwaan lawan
berbicara dan menguasai fikiran dan perasaannya serta mengatasi
apa yang ada dalam dirinya dengan penuh kebijaksanaan. Setiap
tahapan da’wah mempunyai topik dan pola penyampaian
tersendiri. Pola keyakinan dan lingkungan. Hal yang demikian
nampak jelas dalam berbagai cara Al-qur’an menyeru berbagai
golongan baik itu orang yang beriman, musyrik, munafik, dan ahli
kitab.

C. Macam-Macam Surah Makki dan Madani dan yang di prselisihkan


Madaniyah ada dua puluh surah (20) :

1. Al-Baqarah 8. Al-Ahzab
2. Ali ‘Imran 9. Muhammad
3. Al-Nisa’ 10. Al-Fath
4. Al-Maidah 11. Al-Hujarat
5. Al-Anfal 12. Al-Hadid
6. Al-Taubah 13. Al-Mujadalah
7. Al-Nur 14. Al-Hasr
15. Al-Mumtahanah 18. Al-Talaq
16. Al-Jumu’ah 19. Al-Tahrim
17. Al-Munafiqun 20. Al-Nasr

Sedang yang di perselisihkan ada dua belas (12) surah :

1. Al-Fatihah 7. Al-Qadar
2. Ar-Ra’d 8. Al-Bayyinah
3. Ar-Rahman 9. Al-Zalzalah
4. Al-Saf 10. Al-Ikhlash
5. Al-Taghabun 11. Al-Alfalaq
6. Al-Tatfif 12. Al-Nas

Selain yang di sebukan di atas adalah Makki, yaitu delapan puluh dua surah
(82). Maka jumlah surah-surah Al-Qur’an itu semuanya seratus empat belas
(114) surah.

D. Metode Menentukan Makki dan Madani


Untuk mengetahui dan menentukan Makkiyyah dan Madaniyyah, para ulama’
bersandar pada dua ( 2 ) cara utama :
1. Sima’i Naqli (pendengaran seperti apa adanya)
Cara ini didasarkan pada riwayat shahih dari para sahabat yang hidup
pada saat dan menyaksikan turunnya wahyu, atsu dari para tabi’in yang
menerima dan mendengar dari para sahabat bagaimana, dimana, dan peristiwa
apa yang berkaitan dengan turunnya wahyu itu. Sebagian besar penentuan
Makkiyyah dan Madaniyyah itu di dasarkan pada cara yang pertama ini.
Namun demikian, semua itu tidak terdapat sedikitpun keterangan dari
Rashulullah SAW, karena tidak termasuk dalam kewajiban, kecuali terdapat
dalam batas yang membedakan mana yang Nasikh dan mana yang Mansukh.

2. Qiyasi Ijtihadi (bersifat ijtihad)

Di dasarkan pada ciri-ciri Makiyyah dan Madaniayyah, apabila dalam


surah Madaniyyah terdapat suatu ayat yang mengandung sifat Makki atau
mengadung peristiwa Madani, maka di katakan bahwa ayat itu Madaniyyah.
Dan apabila surah dalam madaniyyah terdapat suatu ayat yang mengandung
sifat Makki atau mengandung peristiwa Makki, maka ayat tersebut di katakan
sebagai ayat Makiyyah. Bila dalam suatu surah terdapat ciri-ciri Makiyyah,
maka surah itu di sebut Makiyyah. Demikian juga bila dalam suatu surah
tedapat ciri-ciri Madaniyyah, maka surah itu di namakan surah Madaniyyah.
Inilah yang di sebut Qiyai Ijtihadi.

Oleh karena itu, para ahli mengatakan,”setiap surah yang di dalamnya ada
kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu, maka surah itu adalah makiyyah.
Dan setiap surah yang di dalamnya mengandung kewajiban atau ketentuan
hukum, maka surah itu adalah Madaniyyah”. Al-Ja’fari mengatakan, untuk
mengetahui Makiyyah dan Madaniyyah ada dua cara : sima’i (pendengaran)
dan Qiyasi (analogi).

E. Distingsi Antara Makki Dan Madani


Para ulama’ memiliki beberapa pandangan untuk membedakan Makki dan Madani
yang masing-masing mempunyai dasar-dasar sendiri :
1. Dari Perspektif Masa Turun.
Makiyyah ialah ayat-ayat yang turun sebelum Rashulullah hijrah ke
Madinah, meskipun bukan turun di Mekkah, sedangkan Madaiyyah adalah
ayat-ayat yang turun setelah Rashulullah hijrah ke Madinah, meskipun bukan
turun di Madinah. Ayat-ayat yang turun setelah peristiwa hijrah di sebut
Madaniyyah walaupun turun di Makkah atau Arofah.
2. Dari Perspektif Tempat Turun.
Makiyyah ialah ayat-ayat yang turun di Makkah dan sekitarnya seperti
Mina, Arofah, dan Hudaibiyyah, sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat
yang turun di Madinah dan sekitarnya seperti Uhud, Quba, dan Sula.
3. Dari Perspektif Objek Pembicaraan.
Makiyyah adalah ayat-ayat yang menjadi kitab orang-orang Mekkah,
sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat yang menjadi kitab orang-orang
Madinah.
4. Dari Perspektif Tema Pembahasan.
Ayat-ayat Makiyyah mengandung tema kisah-kisah para Nabi dan
umat-umat terdahulu, sedangkan ayat-ayat Madaniyyah mengandung tema
Faro’id dan ketentuan Had.
Sekalipun definisi di atas pada dasarnya merupakan bagian dari usaha
mengklasifikasikan ayat-ayat Al-Qur’an. Dengan pengklasifikasian yang teliti
berdasarkan tempat dan waktu turunnya ayat, akan di ketahui ayat-ayat mana
saja yang turun lebih dahulu dan turun kemudian.

F. Ciri Khas Makki Dan Madani


1. Ketentuan Makki
a. Setiap surah yang mengandung ayat “sajadah” maka ayat itu Makki.
b. Setiap surah yang di dalamnya terdapat lafal “kalla”berarti Makki.
c. Setiap surah yang di dalamnya mengandung “ya ayyuha al-nas” dan tidak
mengandung “Ya ayyuha al-ladhina amanu” kecuali surah Al-Haj yang
pada akhir surah terdapat “Ya ayyuha al-ladhina amanurka’uwasjudu”.
Namun demikian sebagian besar ulama’ berpendapat bahwa ayat tersebut
adalah Makki.
d. Setiap surah terdapat kisah-kisah para Nabi dan umat terdahulu, kecuali
surah Al-Baqarah.
e. Setiap surah yang tedapat kisah Nabi Adam dan Idris, Kecuali surah Al-
Baqarah.
f. Setiap surah yang di mulai dengan huruf tahaji (huruf abjad) seperti alif,
lam, mim, alif lam ra, ha mim dan lain-lainnya, kecuali surah Al-baqarah
dan Ali-Imran. Sedangkan surah Ar-Ra’d masih di perselisihkan.

Ini dari segi ketentuan, sedang dari segi ciri tema dan gaya bahasa dapatlah
di ringkas sebagai berikut :

a. Ajakan kepada tauhid dan beribadah hanya kepada allah, pembuktian


mengenai risalah, kebangkitan dan hari pembalasan, hari kiamat dan
kengeriannya, neraka dan siksanya dan yang terakhir yakni surga beserta
kenikmatannya, argumentasi dengan orang musyrik dengan menggunakan
bukti-bukti rasional dan ayat-ayat kauniyah.
b. Peletakan dasar-dasar hukum umum bagi perundang-undangan dan akhlaq
mulia yang menjadi dasar terbentuknya suatu masyarakat dan
penyingkapan do’a orang musyrik dalam penumpahan darah, memakan
harta anak yatim secara zalim, penguburan hidup-hidup bayiperempuan
dan tradisi buruk lainnya.
c. Menyebutkan kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu sebagai
pelajaranbagi mereka sehingga mengetahui nasib orang yang mendustakan
sebelum mereka, dan sebagai hiburan Rashulullah sehingga beliau tabah
dalam menghadapigangguan mereka dan yakin akan menang.
d. Suku katanya pendek-pendek sisertai kata-kata yang mengesankan sekali,
pernyataannya singkat, di telinga merasa menembus dan terdengar sangat
keras, menggetarkan hati, dan maknanya meyakinkan dengan di perkuat
dengan lafal-lafal sumpah.
2. Ketentuan Madani
a. Setiap surah berisi had atau kewajiban adalah Madani.
b. Setiap surah yang dalamnya di sebutkan orang-orang munafik adalah
Madani, kecuali surah Al-Ankabut adalah Makki.
c. Setiap surah yang di dalamnya terdapat dialog dengan ahli kitab adalah
Madani.

Ini dari segi ketentuan secara umum. Adapun dari segi tema dan gaya
bahasanya, adalah sebagai berikut:

a. Menjelaskan masalah ibadah, muamalah, had, kekeluargaan, warisan,


jihad, hubungan sosial, hubungan internasional, baik di waktu damai
atupun di waktu perang, kaidah hukum, dan masalah perundang-undangan.
b. Seruan terhadap ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani, dan ajakan
kepada mereka untuk masuk Islam, penjelasan mengenai penyimpangan
mereka terhadap kitab-kitab Allah, permusuhan mereka terhadap
kebenaran dan perselisihan mereka setelah keterangan datang kepada
mereka karena rasa dengki di antara sesama mereka.
c. Menyingkap perilaku orang munafik, menganalisis kejiwaannya,
membuka kedoknya dan menjelaskan bahwa ia berbahaya bagi agamanya.
d. Suku kata dan ayatnya panjang-panjang dan dengan gaya bahasa yang
memantapkan syari’at serta menjelaskan tujuan dan sasarannya.
D. KESIMPULAN
Dalam ilmu AlQur’an terdapat ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi
turunnya Al-Qur’an guna mengetahui kandungan maksud dari surah atau pun ayat
tersebut agar mempermudah memahami daan mentafsirkan kandungannya.
Rumusan yang paling populer, Makiyyah ialah ayat yang di turunkan sebelum
Nabi hijrah ke Madinah, sekalipun turunnya di luar Mekkah, sedang Madaniyah
ialah yang di turunkan sesudah Nabi hijrah, sekalipun turunnya di Mekkah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ali Mufron, Pengantar Ilmu Tafsir Dan Qur’an, (yogyakarta: Aura Pustaka,
2014)

Anda mungkin juga menyukai