Anda di halaman 1dari 17

CONTROLLING (PENGAWASAN) PERSPEKTIF TAFSIR ALQURAN

MAKALAH

Disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Tafsir Manajemen
Pendidikan

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. H. Nurwadjah Ahmad, E.Q., M.A


Dr. Dadan F Ramdhan, M.Ag., M.M.Pd.

Disusun Oleh :
Leo Putra
NIM. 2200060009

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM S-2 REGULER


PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,
Atas nama Allah SWT., yang Maha Pengasih dan Penyayang, penulis

memanjatkan puji dan syukur tiada terhingga. Berkat Rahmat-Nya penulis dapat

menyelesaikan tugas penyusunan Makalah dengan judul “Controlling

(Pengawasan) Perspektif Tafsir Alquran” Mata Kuliah Tafsir Manajemen

Pendidikan dengan dosen pengampu Prof. Dr. H. Nurwadajah Ahmad, E.Q., M.A

& Dr. Dadan F Ramdhan, M.Ag., M.M.Pd.

Shalawat dan Salam selalu terlimpah curahkan kepada Nabi Besar Muh{ammad

Saw., kepada para Sahabatnya, Keluarganya juga kepada kita selaku umatnya

mudah-mudahan mendapatkan shafa’ah al-‘uz}ma dari beliau di hari akhir nanti.

Aamiin…..

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................. 4

A. Latar Belakang .......................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
C. Tujuan Masalah ......................................................................................... 5

BAB II : PEMBAHASAN ................................................................................... 6

A. Controlling (Pengawasan) dalam Manajemen .......................................... 6


B. Penafsiran Ayat Alquran Tentang Controlling (Pengawasan) ................. 8

BAB III : PENUTUP ........................................................................................... 16

A. Kesimpulan ............................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alquran Al-Karim merupakan kitab suci kaum muslimin yang mempunyai


peran penting sekali dalam kehidupan, diantaranya adalah sebagai “Al-Hudan”
(Petunjuk). Petunjuk yang dapat digunakan oleh umat muslimin sebagai
khalifah di muka bumi ini. Cara untuk memperoleh petunjuk tersebut ialah
dengan cara mengkaji pesan yang berada di dalam Alquran itu sendiri, sehingga
bagi umat muslimin dapat mengambil manfaat, pelajaran dan isi kandungan di
dalamnya yang kompleks membahas permasalah yang sudah, sedang bahkan
yang belum terjadi, termasuk masalah aktivitas yang dilakukan oleh manusia
dalam hal ini tentang aktivitas manajerial.1

Diatara fungsi manajemen ada yang disebut dengan Controlling


(Pengawasan). Pengawasan merupakan point terakhir yang dilakukan oleh
seorang manajer dalam lingkungan organisasi. Kegiatan pengawasan ini
bertujuan untuk mengecek, memantau dan mengamati terhadap pelakasanaan
kegiatan dalam sebuah organisasi untuk menjamin keberlangsungan kegiatan
yang sudah dirancang sebelumnya. Dengan pengawasan ini diharapkan
penyimpangan dalam berbagai hal dapat dihindari sehingga tujuan dapat
tercapai.2

Di dalam Alquran Controlling (Pengawasan) dimaknai dengan kata Ar-


Riqobah. Tentunya pemaknaan Ar-Riqobah ini akan sulit ditemukan makna
secara jelasnya dan bagaimana tafsir kontekstual yang sesuai dengan

1
Rahmat Hidayat & Candra Wijaya, Ayat-Ayat Alquran Tentang Manajemen Pendidikan Islam,
(Medan : Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPI), 2017), 3.
2
Candra Wijaya & Muhammad Rifa’I, Dasar-Dasar Manajemen : Mengoptimalkan Pengelolaan
Organisasi Secara Efektif dan Efesien, (Medan : Perdana Publishing, 2016), 27.

4
pendekatan ilmu yang akan dibahas. Oleh karenanya pada kesempatan ini
penulis akan membahas tentang Controlling (Pengawasan) Perspektif Tafsir
Alquran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Controlling (Pengawasan) dalam manajemen?
2. Bagaimana penafsiran Ayat Alquran terkait tentang Controlling
(Pengawasan) dalam manajemen?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui konsep Controlling (Pengawasan) dalam manajemen
2. Untuk mengetahui penafsiran Ayat Alquran terkait dengan Controlling
(Pengawasan) dalam manajemen

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Controlling (Pengawasan) dalam Manajemen

Pengawasan memiliki peran yang sangat erat denga fungsi-fungsi


manjemen yang lainnya, terlebih terhadap dari fungsi perencanaan dalam
manajemen. Hal ini menunjukkan bahwasannya kegiatan pengawasan tidak
akan terlaksana tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu dan tidak akan
tercapai secara optimal fungsi dan kegunaan perencanaan tanpa adanya
pengawsan dari kegitan yang telah direncanakan.

Pengawasan juga merupakan pengendalian dari seluruh rangkaian proses


perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan apakah kegiatan tersebut dapat
bernilai guna dan berhasil sesuai tujuan yang diharapkan. Dalam konteks
pengawasan, Allah SWT berfirman di dalam Alquran surat Qaaf ayat 16-18 :

             

             

     

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.
(16). (Yaitu) ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang
duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. (17). Tiada suatu
ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas
yang selalu hadir. (18)

6
Adapun proses dasar pengawasan meliputi tiga tahap diantaranya :3

1. Menetapkan standar pelaksanaan;


2. Pengukuran pelaksanaan, dan
3. Menentukan kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan dengan standard
an rencana.

Kemudian Mockler dalam buku Administrasi Pendidikan karya


Engkoswara dan Aan Komariah, menyusun pengawasan menjadi 4 langkah
kegiatan seperti dalam gambar berikut :4

Tetapkan Ambil
standard dan tindakan
Mengukur Apakah prestasi
metode kerja sesuai korektif dan
prestasi kerja dengan standar
mengukur evaluasi
prestasi kerja ulang standar

Tidak melakukan
apa-apa

Langkah-langkah dasar proses pengawasan :

a. Menetapkan standard dan metode mengukur prestasi kerja; menetapkan


standar dimulai dari menetapkan tujuan atau sasaran secara spesifik dan
mudah diukur. Tujuan atau sasaran dan cara mencapai tujuan tersebut
merupakan standard an metode kerja yang dapat digunakan untuk
mengukur prestasi kerja;
b. Pengukuran prestasi kerja; kegiatan yang dijalankan untukmencapai
sasaran terus diukur keberhasilannya secara berulang bisa pengamatan

3
Lukman Hakim & Mukhtar, Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan, (Jambi : Timur Laut Aksara,
2018), 33.
4
Engkoswara & Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2011), 220.

7
langsung atau melalui penggunaan instrument survey berisi indikator
efektifitas kerja;
c. Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar; hasil pengukuran
menjadi bahan informasi untuk dibandingkan antara standar dengan
keadaan nyata lapangan;
d. Mengambil tindakan korektif; bila hasil pengukuran menunjukkan terjadi
penyimpangan-penyimpangan, maka dilakukan langkah korektif.

B. Penafsiran Ayat Alquran Tentang Controlling (Pengawasan)


1. Ayat-ayat Alquran Tentang Controlling (Pengawasan)
a. QS. Asy-Syuura : 6

          



“Dan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain


Allah, Allah mengawasi (perbuatan) mereka, dan kamu (Yaa
Muhammad) bukanlah orang yang diserahi mengawasi mereka”

b. QS. An-Nisaa : 1

          

          

        

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah


menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah
menciptakan isterinya, dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakan laki-laki dan perempuan yang banyak.
Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)

8
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah)
hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu”

2. Penafsiran Ayat Terkait Controlling (Pengawasan)

Ibn Jarir Ath-Thabari dalam tafsirnya QS. Asy-Syuura ayat 6


menafsirkan, bahwasanya Allah SWT berfirman kepada Nabi
Muhammad SAW. ‫“ َوالَّ ِذي َْن التَّخَذ ْوا‬Dan orang-orang yang mengambil,”

hai Muhamamd, dari kaum musyrik di antara kaum mu. ‫“ ِم ْن د ْونِ ِه‬Selain
Allah,” sebagai tuhan-tuhan yang mereka sembah dan mereka patuhi.
ٌ ‫َللَا َح ِفي‬
‫ْظ َعلَ ْي ِه ْم‬ “Allah mengawasi mereka,” memperhitungkan
perbuatan-perbuatan mereka dan menjaga amal-amal mereka untuk
diberi balasan oleh Allah pada Ahri Kiamat.

َ َ‫“ َو َماأَ ْنت‬Dan kamu bukanlah orang yang


Firman-Nya ‫علَ ْي ِه ْم بِ َو ِكيْل‬
diserahi mengawasi mereka,” maksudnya adalah, hai Muhammad,
kamu bukianlah orang yang diberi tugas untuk melakukan pengawasan
dengan menjaga amal-amal mereka, tetapi kamu hanya sebagaipemberi
peringatan, maka sampaikanlah kepada mereka misi pengutusanmu
kepada mereka. Sesungguhnya kamu hanya bertugas menyampaikan,
dan Kamilah yang membuat perhitungan.5

Kemudian Al-Qurthubi dalam tafsirnya QS. An-Nisaa ayat 1


menafsirkan, ada 6 masalah pokok diantaranya adalah penafsiran pada
Firman Allah SWT yang berbunyi ‫علَيْك ْم َرقِ ْيبًا‬ َ ‫“ ِإ َّن للَاَ َك‬Sesungguhnya
َ ‫ان‬
Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu,” yaitu, Maha Pemelihara.
Ibnu Abbas dan Mujahid, Ibnu Zaid menafsirkannya: Maha
Mengetahui. Pendapat lain mengatakan ‫ َرقِ ْيبًا‬ditafsirkan hafidzhan
“Pemelihara” dalam bentuk fa’il, sedangkan Raqib adalah salah satu

5
Ibnu Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari, Jilid 22, Trans. Indonesia (Jakarta: Pustaka Azzam,
T.Th), 814.

9
sifat Allah SWT, dan Raqib juga berarti penjaga yang senantiasa
memantau, misalnya engkau mengatakan: “Raqabtu, arqubu riqbatan
wa riqbaanan (aku menjaga dan melihat), dan marqab, artinya tempat
yang tinggi lagi terhormat, yaitu tempat dimana seorang penjaga berdiri,
dan Raqib adalah bagian ketiga dari tujuh yang memiliki beberapa
bagian lainnya, pendapat lain mengatakan bahwa Ar-Raqib adalah salah
satu nama ular dan lafazh ini memiliki banyak makna, tergantung
susunan kalimatnya.6

Di dalam sebuah hadits Nabi dikatakan ‫ فإن لم تكن‬,‫اعبد للَا كأنّك تراه‬

‫ تراه فإنه يراك‬beribadahlah engkau seakan-akan engkau diperhatikan-


Nya, jikalau engkau tidak melihat-Nya sesungguhnya Ia melihatmu. Hal
ini menunjukkan perintah untuk muraqabah pada Al-Raqiib.7

Membahasa tentang tema Controlling, dari berbagai literatur


pengkajian Islam, sebenarnya makna dari Controlling ini telah
dirumuskan dalam konsep yang salah satunya pendapat dari Ahmad Bin
Daud beliau berkata yang artinya:

“Controlling adalah tugas administratif secara personal atau


kolektif yang fokusnya adalah pemantauan aktifitas organisasi dan
memeriksa kegiatan tersebut dari dalam sistem secara sitematis
(bagian per-bagian) dengan tujuan membetulkan yang salah atau
mengubah sesuatu agar kembali kepada yang lazim (semestinya)
dan yang demikian itu untuk memastikan akan keselamatan
program kegiatan organisasi tersebut, baik dari segi pelaksanaan,
sarana maupun tujuannya dan semua itu dilaksanakan dengan
landasan Firman Allah SWT”
Penjelasan diatas menerangkan tentang hakikat dari Controlling
atau pengawasan dalam perspektif Islam memiliki karakteristik
diantaranya: pengawasan yang bersifat material juga yang bersifat

6
Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, Jilid 5, Trans. Indonesia (Jakarta: Pustaka Azzam, T.Th), 21-22.
7
Endah Tri W, “Controlling Organisasai Dalam Perspektif Alquran”, dalam Humanistika Vol. 4,
No. 2, Juni 2018, 8.

10
spiritual, monitoring tidak hanya dilakukan oleh seorang manajer namun
Allah SWT., mengawasai segal tindakan yang dilakukan makhluknya.
Dalam sebuah organisasi, Ar-Riqabah )‫ (الرقابة‬atau pengawasan harus
terus dilaksanakan, karena pengawasan ini mempunyai peran penting
dari keberlangsungan kegiatan yang sudah di Planning-kan dalam sebuah
organisasi untuk menghindari penyelewengan dan kegagalan kegiatan
tersebut.

Di dalam Alquran fungsi dari pengawasan ini terungkap pada QS.


Ash-Shaf : 3 yang berbunyi :

         

“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa


yang tidak kamu kerjakan”

Ayat ini menegaskan dan memperingati terhadap orang yang


mengabaikan pengawasan terhadap apa yang diperbuatnya. Selain itu ada
ayat lain yang menerangkan tentang pengawasan yakni pada QS. As-
Sajdah : 5 yang berbunyi :

           

     


“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepda-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu”

Kandungan ayat tersebut menjelaskan bahwasanya Allah SWT


pengatur seluruh alam. Keteraturan suluruh alam ini beserta isi
merupakan bukti kebesaran Allah SWT dalam mengelola alam ini.
Sedangkan manusia telah Allah ciptakan sebagai khalifah di muka bumi

11
ini, maka seyogiyanya manusia dapat mengelola dan mengatur bumi
dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah SWT., mengatur dan
mengelola alam raya beserta isinya.8

Kemudian beberapa hadits Nabi SAW., pun menganjurkan adanya


pelksanaan pengawasan dan evaluasi dalam setiap kegiatan. Ajaran
Islam sangat memperhatikan akan adanya pengawasan ini, berawal dari
pengawasan terhadap diri sendiri sebelum kepada orang lain.
Sebagaimana hadist Nabi SAW., yang berbunyi :

)‫حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا وزنوا أعمالكم قبل أن توزن (الحديث‬

“Periksalah dirimu sebelum memeriksa orang lain. Lihatlah


terlebih dahulu atas kerjamu sebelum melihat kerja orang lain” (HR.
Tirmidzi : 2383)

Hasil dari seluruh kegiatan Controlling (pengawsan) ini adala


mencegah seseorang terjerumus pada suatu yang salah. Tujuan lainnya
adalah untuk meningkatkan kualitas hidup dan bekerja agar terus ada
dalam perkembangan yang baik. Inilah yang dimaksud dengan dakwah,
bukan untuk menjatuhkan. Dalam konteks ini, implementasi syariah
diwujudkan melalui tiga pilar pengawsan yaitu : a. Ketaqwaan individu,
bahwa seluruh anggota pad sebuah organisasi dipastikan dibina agar
menjadi manusia yang bertaqwa; b. Pengawasan Anggota, dalam
suasana organisasi yang mencerminkan sebuah team maka proses
keberlangsungan organisasi selalu akan mendapatkan pengawasan dari
personelnya sesuai dengan arah yang telah ditetapkan; c. Penerapan/
supremasi aturan, organisasi ditegakkan sesuaio dengan peraturan yang
jelas dan tranparansi tidak menyalahi syariah.9

3. Syarat Controlling

8
M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah : Pesan, Kesan, dan Keserasian Alquran, (Jakarta: Lentera
Hati, 2002), 120.
9
Endah Tri W, “Controlling Organisasai Dalam Perspektif Alquran”,,,,,15.

12
Setelah diatas dibahas tentang controlling di dalam Alquran dan
Hadits selanjutnya Endah dalam jurnalnya mengatakan ada beberapa hal
yang menjadi syarat atas orang yang melakukan kontrol atau
pengawasan: 10
a. Islam

Seorang manajer yang melakukan kontrol diharapkan dari


seorang muslim. Hal ini berdasarkan Firman Allah QS. Ali
‘Imron : 28.

b. Berakal Sehat (Maturity, ‫) الرشد‬

Seorang manajer yang melakukan kontrol haruslah berakal sehat


dan tidak terganggu pikirannya oleh sebuah penyakit yang dapat
mempengaruhi keputusannya.

c. Berpengetahuan (Knowladge, ‫) العلم‬

Seorang manajer yang melakukan kontrol haruslah orang yang


berpengetahuan tentang soal manajerial, bagaimana kontrol dan
cara melaksanakannya. Hal ini berdasar atas firman Allah yang
berbunyi.

          

  

d. Kemampuan (Ability, ‫) القدرة‬

Seorang manajer yang melakukan kontrol itu harus sehat


jasmani, tidak sedang sakit dan tidak cacat anggota tubuhnya
yang dapat menyebabkan tidak dapat melakukan kontrol secara
sempurna.

10
Endah Tri W, “Controlling Organisasai Dalam Perspektif Alquran”,,,,,19.

13
e. Kekuasaan (Authority, ‫) السلطة‬

Seorang manajer yang melakukan control haruslah memiliki


kewenangan secara penuh secara resmi dalam hal pelaksanaan
pengawasan.

f. Panutan )‫(القدوة‬

Seorang manajer hendaklah menjadi contoh atau panutan bagi


anggotanya. Karena akan menjadi bahan pembelajaran bagi
anggotanya ketika melihat seorang leadernya yang menjadi
panutannya.

g. Memiliki integritas (Integrity ‫) األمانة‬

Seorang manajer dalam emlaksanakan pengawasan haruslah


amanah dalam menjalankan tugasnya tidak boleh khianat sekecil
apapun.

h. Positivity ‫اإليجابية‬

Seorang manajer hendaknya ketika mengontrol sebuah


pekerjaan hendaknya tidak cukup mengetahui kesalahan-
kesalahan yang dilakukan oleh anggotanya, namun hendaklah
memberi juga apresiasi bagi yang berprestasi dan memberi
peringatan bagi yang menyeleweng dari tugasnya.

i. Netral (Neutrality ‫) الحياد‬

Seorang manajer ketika melaksanakan kegiatan pengawsan


haruslah memutuskan dan menetapkan sikap dan segala
sesuatunya dengan cara yang netral tidak boleh memihak.

j. Moderasi (Moderation, ‫) الرفق‬

Seorang manajer yang melakukan kontrol ditinjau dari segi


fungsinya dapat dikatakan sebagai seorang hakim. Harus
menjadi tegas namun tidak sampai bengis apalagi aniaya, di saat

14
yang sama dia juga mampu menjadi moderat, namun tidak
menjadi lemah apalagi dikuasai pihak lain.

k. Teliti (Certainty, ‫) التيقن‬

Seorang manajer itu ketika melakukan kontrol haruslah dengan


teliti memastikan sestiap kegiatan dan prosedur sudah sesuai
dengan arahan, tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Controlling (Pengawsan) pada hakikatnya adalah kegiatan yang tidak boleh


terlewatkan dalam setiap kegiatan dalam sebuah organisasi. Karena dengan
pengawsan ini setiap kegiatan dapat termonitoring dan terevaluasi kelebihan
dan kekurangannya. Secara garis besar Controlling dalam perspektif Alquran
dan Hadits adalah sebagai berikut :

1. Controlling (Pengawasan) yang bermakna pengendalian suatu


pergerakan dalam sebuah kegiatan yang dilakukan oleh sebuah
organisasi atau lembaga.
2. Pengawasan sebagai upaya pengecekan atas keberlangsungan
perencanaan yang telah disusun dan dibuat agar menghindari kegagalan
atau akibat yang lebih buruk. Dalam hal ini Alquran dan Hadits
memberikan konsepsi dalam hal pengawasan. Tekanan Alquran terlebih
dahulu terhadap intropeksi, evaluasi diri pribadi sebagai pimpinan
apakah sudah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan diawal.

16
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qurthubi, (T.Th.). Tafsir Al-Qurthubi, Jilid 5, Trans. Indonesia Jakarta:


Pustaka Azzam.
Engkoswara & Komariah, Aan, (2011). Administrasi Pendidikan, Bandung
: Alfabeta.
Hakim, Lukman & Mukhtar, (2018). Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan,
Jambi : Timur Laut Aksara.
Hidayat, Rahmat & Wijaya, Candra, (2017). Ayat-Ayat Alquran Tentang
Manajemen Pendidikan Islam, Medan : Lembaga Peduli Pengembangan
Pendidikan Indonesia (LPPI).
Jarir, Ibnu Ath-Thabari, (T.Th.) Tafsir Ath-Thabari, Jilid 22, Trans.
Indonesia Jakarta: Pustaka Azzam.
M. Quraisy Shihab, (2002). Tafsir Al-Misbah : Pesan, Kesan, dan
Keserasian Alquran, Jakarta: Lentera Hati.
Tri, Endah W, (2018). “Controlling Organisasai Dalam Perspektif
Alquran”, dalam Humanistika Vol. 4, No. 2, Juni.
Wijaya, Candra & Rifa’I, Muhammad, (2016). Dasar-Dasar Manajemen :
Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien, Medan :
Perdana Publishing.

17

Anda mungkin juga menyukai