Oleh :
Muhammad Husaeri
(2020203879203016)
Reza Mohammad S.A
(16.1500.013)
KELAS A
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB
FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT., karena atas berkat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Sini’ dan Etos
Kerja Bagi Masyarakat Sul-Sel”. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Studi Budaya Lokal.
Kami menyadari, bahwa makalah ini tidak mungkin dapat kami selesaikan
tanpa adanya bimbingan dan arahan dari berbagai pihak dan kesadaran diri. Pada
kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak H. Sulaeman Thaha
selaku dosen pengampu mata kuliah ini.
Dengan segala kerendahan hati, kami mengakui bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh
karena itu, kami menerima semua bentuk sadar dan kritik yang kami jadikan pedoman
untuk membuat makalah” yang lebih baik daripada saat ini di masa yang akan datang.
Walau demikian, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
terkhusus bagi penulis.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
A. Sini’............................................................................................................................................2
A. Etos Kerja...................................................................................................................................3
B. Sini’ dan Etos Kerja Bagi Masyarakat Sulawesi Selatan .............................................................5
PENUTUP...............................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang kaya akan suku, ras, bahasa, adat dan budaya.
Dan mayoritas masyarakat Indonesia pada dasarnya masih mempertahankannya
hal tersebut dikarenakan doktrin dari para leluhur yang biasanya menurunkan
bahasa, adat dan budaya mereka kepada anak cucunya.
Pada akhirnya menyebabkan beberapa golongan suku dan ras di Indonesia
masih kental dengan adat dan budayanya.
Hal tersebut juga masih bisa kita dapatkan di salah satu pulau di Indonesia
yakni Pulau Sulawesi. Kami akan mengkhususkan pembahsan kami seputar adat
dan budaya dari Sulawesi Selatan yakni Sini’.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sini’
“Siri’ Paranreng, Nyawa Pa Lao”, demikian sepenggal kalimat dalam bahasa
Bugis yang artinya : “Apabila harga diri telah terkoyak, maka nyawa lah bayaran nya”.
Begitu tinggi makna dari siri’ ini hingga dalam masyarakat Bugis, kehilangan harga
diri seseorang hanya dapat dikembalikan dengan bayaran nyawa oleh si pihak lawan
bahkan yang bersangkutan sekalipun.
Kata sini’ sendiri dalam bahasa Indonesia berarti malu. Namun, dalam
masyarakat Bugis, apabila seseorang menyisipkan kata siri’ ini dalam kata-kata atau
dialog dalam sebuah permasalahan, maka berhati-hatilah, bisa dipastikan bahwa
masalah tersebut adalah masalah serius. Sebenarnya, adat mempertahankan harga diri
bukan hanya didominasi oleh suku Bugis saja, tapi semua suku pasti merasa tidak
senang apabila hal yang satu ini diinjak-injak.
Tapi, pada kenyataannya, dalam kehidupan masyarakat Bugis, adat
mempertahankan siri’ ini betul-betul dijunjung tinggi ketimbang hal-hal yang lain.
Sepertinya, hal yang satu ini memang sudah mendarah daging bagi hampir semua
suku Bugis yang ada di Sulawesi Selatan, maupun yang ada di perantauan. Tak
jarang, suku Bugis memilih lebih baik mati sekalian di negeri orang, daripada harus
pulang ke tanah Bugis dengan menanggung malu.
Tanpa memandang rendah suku-suku lainnya, suku Bugis ini memang terkenal
dari dahulu dengan ikon keberaniannya. Darah panas yang mengalir, membuat tak
sembarang orang yang mau bermain-main dengan suku yang satu ini. Bukan berarti
kejam atau bengis, tapi itulah kenyataannya. Namun, dibalik semua itu, suku yang satu
ini terkenal dengan kesetiakawanannya.
Kembali ke budaya sini’, hal yang satu ini memang sudah tidak bisa dipisahkan
dalam kehidupan masyarakat Bugis, bahkan sebagian masyarakat Bugis sampai
sekarang masih mengenal sistem balas dendam. Seseorang yang meninggal sebelum
sempat membalas atas harga dirinya yang diinjak-injak, wajib dibalaskan oleh
keturunannya kemudian. Namun, fenomena dosa turunan ini sudah tidak begitu kental
lagi di tanah Bugis, sebab sebagian masyarakat Bugis sadar bahwa kebiasaan tersebut
bertentangan dengan ajaran agama.
2
B. Etos Kerja
Etos kerja merupakan sebuah semangat kerja yang menjadi ciri khas serta
juga keyakinan seseorang atau juga sesuatu kelompok. Etos ini juga bisa diartikan
kehendak atau juga kemauan yang dilengkapi dengan semangat yang tinggi guna
mencapai cita-cita yang positif. Sikap etos ini tidak hanya dimiliki oleh tiap-tiap
individu saja, tapi juga dapat dimiliki oleh kelompok ataupun juga masyarakat.
3
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja
Dibawah ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja
yang dikemukakan oleh Anoraga, diantaranya sebagai berikut:
1. Agama
Pada dasarnya agama merupakan suatu sistem nilai yang akan sangat
mempengaruhi atau juga yang menentukan pola hidup para penganutnya.
Mulai dari berpikir, bersikap serta juga bertindak, seseorang itu tentu
dipengaruhi oleh ajaran agama yang dianutnya jika memang seseorang itu
sungguh-sungguh dalam menjalankan agamanya.
2. Sosial Politik
Tinggi rendahnya etos kerja pada suatu masyarakat dipengaruhi oleh
ada atau tidaknya struktur politik yang mendorong masyarakat untuk bisa
bekerja keras dan juga bisa menikmati hasil kerja keras dengan penuh.
3. Kondisi Lingkungan
Lingkungan alam yang mendukung dalam mempengaruhi manusia
yang berada di dalamnya melakukan usaha guna bisa mengelola serta juga
mengambil manfaat, dan juga bahkan dapat untuk mengundang pendatang
untuk dapat turut mencari penghidupan di lingkungan tersebut.
4. Pendidikan
Etos kerja ini tidak dapat dipisahkan dengan kualitas sumber daya
manusia. Peningkatan pada sumber daya manusia itu akan membuat seseorang
mempunyai etos kerja keras.
5. Struktur Ekonomi
Individu yang hendak memiliki etos kerja yang tinggi ialah individu yang
bermotivasi tinggi. Etos kerja merupakan suatu pandangan dan juga sikap
yang didasari oleh nilai-nilai yang diyakini seseorang.
7. Budaya
Sikap, mental, tekad, disiplin, serta juga semangat kerja masyarakat
disebut juga sebagai etos budaya dan secara operasional etos budaya ini juga
disebut dengan sebutan etos kerja. Kualitas etos kerja itu juga ditentukan oleh
sistem orientasi nilai pada budaya masyarakat yang bersangkutan.
4
C. Sini’ dan Etos Kerja Bagi Masyarakat Sulawesi Selatan
Sini' merupakan salah satu nilai budaya yang berkaitan dengan aspek
kehidupan sosial di lingkungan masyarakat Bugis. sini' dalam keseharian masyarakat
Bugis merupakan suatu sistem nilai sosial, budaya, dan kepribadian yang merupakan
pranata pertahanan harga diri dan martabat manusia sebagai individu dan anggota
masyarakat.
Seperti sebuah batu permata, sini' senantiasa dijaga dan dihargai oleh
masyarakat Bugis. Sudah banyak budaya yang tumbuh dan berkembang di kalangan
masyarakat Bugis, seiring dengan perkembangan dan kemajuan budaya sekarang ini,
namun belum mampu menggeser nilai-nilai yang terkandung dalam budaya sini' bagi
masyarakat Bugis. Nilai-nilai dalam sini' tersebut senantiasa dipertahankan dalam
tatanan kehidupan masyarakat Bugis, bukan hanya di Sulawesi Selatan tetapi di
seluruh Indonesia, dan bahkan di negara lain pun tetap dijaga.
Ada beberapa beberapa hal mendasar yang menjadi penyebab terjaganya nilai-
nilai Sini' dalam kehidupan bermasyarakat, diantaranya:
1. Sini' dalam sistem budaya dijadikan pranata pertahanan harga diri, kesusilaan dan
hukum serta agama sebagai salah satu nilai utamanya yang mempengaruhi dan
mewarnai alam pikiran, perasaan dan kemauan manusia. Sebagai konsep budaya,
ia berkedudukan sebagai regulator dalam mendinamisasi fungsi-fungsi struktrur
dalam kebudayaan.
2. Sini' dalam sistem sosial, dijadikan pendinamisasi keseimbangan eksistensi
hubungan individu dan masyarakat untuk menjaga kesinambungan kekerabatan
sebagai dinamika sosial terbuka untuk beralih peranan (bertransmisi), beralih
bentuk (bertranformasi), dan ditafsir ulang (re-interpretasi) sesuai dengan
perkembangan kebudayaan nasional, sehingga Siri' dapat ikut memperkokoh
tegaknya falsafah bangsa Indonesia, Pancasila.
3. Sini’ dalam sistem kepribadian, dijadikan sebagai perwujudan konkret di dalam
akal budi manusia yang menjunjung tinggi kejujuran, keseimbangan, keserasian,
keimanan dan kesungguhan untuk menjaga harkat dan martabat manusia.
5
Di sisi lain, apabila konsep siri' ini disalahartikan oleh masyarakat maka akan
terjadi hal-hal yang kurang berkenan di masyarakat. Dalam masyarakat sering terjadi
perselisihan dan perang antarkelompok sebagai akibat mempertahankan siri'. Akan
tetapi, masyarakat yang bersikap seperti itu telah salah dalam menafsirkan dan
mengartikan makna siri' dalam kehidupannya.
Etos Kerja dalam masyarakat Sulawesi Selatan dapat dilihat pada semangat
kerja yang ditunjukkan dalam bentuk keberanian untuk berada di perantauan dan sifat
kompetitif yang dapat ditemukan di Sulawesi Selatan juga di seluruh penjuru
Nusantara bahkan sampai ke luar negeri.
Kita ambil contoh pertama yang bisa dilihat saat ini di berbagai pasar di
Sulawesi Selatan. Sifat kompetitif sesama pedagang sangat intens soal harga ataupun
soal pelayanan. Mereka berlomba-lomba untuk memberikan pelayanan terbaik
dengan harga termurah agar menarik minat calon pembeli. Dan juga ada aktivitas
tawar menawar antara penjual dan pembeli yang sangat khas di daerah Sulawesi
Selatan yang bisa didapatkan atau bahkan rasakan di pasar, sebagai contoh Pasar
Senggol di Parepare yang terkenal dengan barang/pakaian yang dikenal dengan
sebutan “cakar” atau barang second hand yang dapat pembeli tawar sebelum
membayar barang tersebut.
Adapun contoh lain bisa dilihat adalah bahwa orang-orang Sulawesi Selatan
khususnya orang Bugis dapat ditemukan dengan mudah di berbagai pulau di Indonesia
tidak jarang kita jumpai mereka di pasar, terminal dan banyak tempat sebagai
pedagang atau pekerja jasa, mereka semua yang merantau dan mencari nafkah ke luar
kota bahkan sampai ke luar negeri. Ada banyak cerita yang biasa disampaikan dari
orang yang pernah ke Tanah Suci Mekkah bahwasanya disana kita juga bisa dapatkan
orang-orang yang berasal dari daerah Sulawesi Selatan, entah mereka bekerja sebagai
pedagang ataupun sebagai pekerja jasa.
6
PENUTUP
Dari beberapa contoh mengenai etos kerja masyarakat Sulawesi Selatan dapat
dikatakan bahwa etos kerja masyarakat Sulawesi Selatan terlihat pada semangat kerja
keras dalam bekerja serta keberanian untuk keluar dari daerahnya menuju ke daerah
yang asing bagi dirinya sehingga tak ayal dapat kita jumpai di berbagai daerah,
didalam bahkan bahkan sampai ke luar Indonesia.
Dan pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa sini’ dan etos kerja tidak bisa
lepas dari kehidupan sosial masyarakat Sulawesi Selatan dikarenakan banyaknya
faktor sehingga sampai saat ini dan mungkin kedepannya sini’ dan etos kerja yang
khas Sulawesi Selatan ini dapat mereka pertahankan dan diturunkan kepada
keturunannya di masa yang akan datang.
7
DAFTAR PUSTAKA