O le h
KURNIA (2020203879203020)
NAFILAH SARI RAZAK (2020203879203007)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena
atas izin dan kehendak-Nya jualah sehingga makalah sederhana ini dapat kami
rampungkan tepat pada waktunya.
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih minim. Dalam makalah
ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi kami yakin makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan juga kritik yang
membangun agar lebih maju di masa yang akan datang.
Harapan kami, makalah ini dapat menjadi sumber dan referensi bagi kami
dalam mengarungi masa depan. Kami juga berharap agar makalah ini dapat berguna
bagi orang lain yang membacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam budaya Sulawesi Selatan, siri’,pesse na were adalah semacam jargon
yang mencerminkan identitas dan watak orang bugis.
Siri’,pesse na were mempunyai pandangan tersendiri. Siri’ berarti malu atau
harga diri , pesse berarti perih (keras,kokoh pendirian) pesse adalah bentuk
harmonisasi individu dengan individu lainnya dengan turut merasakan kesusahan
individu lain (empati dan solidaritas), adapun were adalah kepercayaan pada diri
sendiri yang teguh.
Ketiganya memiliki kaitan yang sangat erat karena sudah jauh sebelumnya
tertanam dan kemudian di tanamkan kembali secara turun-temurun kepada
keturunan-keturunan masyarakat Bugis.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian siri’ dan pecce dalam pandangan hidup orang bugis?
b. Jelaskan sejarah siri’ dan pacce dalam pandangan hidup orang bugis!
c. Jelaskan pembagian siri’ dan pace dalam pandangan hidup orang bugis!
d. Apa pengertian were dalam pandangan hidup orang bugis?
C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah kami ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah studi budaya lokal, dan untuk mengetahui lebih jelas maksud dari beberapa
poin penting dalam pembahasan makalah kami ini, yaitu:
a. Untuk mengetahui pengertian siri dan pacce dalam pandangan orang bugis
b. Untuk mengetahui sejarah siri’ dan pacce dalam pandangan orang bugis
c. Untuk mengetahui pembagian siri’ dan pacce dalam pandangan orang bugis
d. Untuk mengetahui pengertian were dalam pandagan orang bugis.
BAB II
PEMBAHASAN
Kata siri’ dalam bahasa Makassar berarti malu atau rasa malu,
maksudnya siri’ (tuna) lanri anggaukanna anu kodi,artinya malu apabila
melakukan perbuatan yang tercela. Sekalipun kata siri’ tidak hanya dipahami
menurut makna harfiah tersebut.
Pengertian siri’ menurut istilah dapat dilihat dari pendapat beberapa
tokoh, seperti: B. F. Matthes menjelaskan sebagaimana dikutip oleh
Koentjaraningrat, bahwa istilah siri’ diterjemahkan dengan malu, rasa
kehormatannya tersinggung dan sebagainya. Menurut C.H. Salam Basjah
yang dikutip oleh Mattulada memberi tiga pengertian kepada konsep siri’,
yaitu:Pertama ialah malu, kedua, merupakan daya pendorong untuk
membinasakan siapa saja yang telah menyinggung rasa kehormatan
seseorang, dan ketiga ialah sebagai daya pendorong untuk bekerja atau
berusaha sebanyak mungkin. Pengertiansiri’ juga diungkapkan oleh M.
Natzir Said, bahwa siri’ adalah perasaan malu yang memberi kewajiban
moril untuk membunuh pihak yang melanggar adat, terutama dalam soal-soal
hubungan perkawinan.
Siri’ pernah pula dibicarakan dan dikaji pada Seminar Nasional yang
diselenggarakan oleh Komando Daerah Kepolisian (KOMDAK) XVIII Sulselra
bekerjasama dengan Universitas Hasanuddin, bertempat di ruang pola Gubernur
Sulawesi Selatan pada tanggal 11 Juli 1977 sampai dengan tanggal 13 Juli 1977
dengan tema “Mengolah Masalah Siri’di Sulawesi Selatan Guna Peningkatan
Ketahanan Nasional dalam Menunjang Pembangunan Nasional.” Adapun hasil
seminar tersebut memberikan konsep dan batasan tentang siri’ antara lain:
1. Siri’ dalam sistem budaya adalah pranata pertahanan harga diri, kesusilaan
dan hokum serta agama sebagai salah satu nilai utamanya yang
mempengaruhi dan mewarnai alam pikiran, perasaan dan kemauan manusia.
Sebagai konsep budaya, ia berkedudukan regulator dalam mendinamisasi
fungsi-fungsi struktrur dalam kebudayaan.
2. Sini’ dalam sistem sosial, adalah mendinamisasi keseimbangan eksistensi
hubungan individu dan masyarakat untuk menjaga kesinambungan
kekerabatan sebagai dinamika sosial terbuka untuk beraluh peranan
(bertransmisi), beralih bentuk (bertranformasi), dan ditafsir ulang (re-
interpretasi) sesuai dengan perkembangan kebudayaan nasional, sehingga
sini’ dapat ikut memperkokoh tegaknya filsafat bangsa Indonesia, Pancasila.
2. Sini’ dalam sistem kepribadian, adalah sebagai perwujudan konkrit didalam
akal budi manusia yang menjunjung tinggi kejujuran, keseimbangan,
keserasian, keimanan dan kesungguhan untuk menjaga harkat dan martabat
manusia.
Marzuki, H. M. Laica, Sini’: Bagian Kesadaran Hukum Rakyat Bugis Makassar (Sebuah
Telaah Filsafat Hukum) Cet.I; Ujung Pandang: Hasanuddin University Press, 1995..
Mattulada, Latoa: Satu Lukisan Analitik Terhadap Antropologi Politik OrangBugis Cet.II;
Ujungpandang: Hasanuddin University Press, 1995.
Moein M.G., Andi, Menggali Nilai-Nilai Budaya Bugis-Makassar dan Sirik na Pacce Ujung
Pandang: Mapress, 1990.
Https.//islamindonesia.id/budaya/ewako-tiga-nilai-dasar-masyarakat-Bugis-Makassar.htm .