Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEBUDAYAAN DI TIMUR TENGAH


Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah:Kajian Timur Tengah

Dosen pengampuh:Aksa Muhammad Nawawi

Oleh:

Muhammad Yusuf Alfa Reski

(2020203879203023)

Muhammad Jailani

(2020203879203024)

KELAS A

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS USHULUDDIN,ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI(IAIN)


PAREPARE 2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis ucapkan  kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat serta hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul  “silaturrahmi’’.
Dengan adanya suatu tugas makalah penulis sangat bersyukur karena dengan adanya bisa
menambah wawasan kita serta pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu.
Walaupun masih banyak kekurangan dalam penulisan  makalah  ini, namun penulis berharap
agar  makalah ini dapat dipergunakan dan di manfaatkan baik di dalam kampus atau diluar
kampus.
Dalam melaksanakan makalah ini banyak pihak yang terlibat dan membantu sehingga dapat
menjadi satu makalah yang dapat  di baca dan dimanfaatkan .

Akhirnya kritik dan saran  yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya . Sekian
dari saya mengucapkan banyak terima kasih .

Parepare 28, Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………….iii

PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………………………………………..1

KEBUDAYAAN TIMUR TENGA ……………...…….................................................................1

KEBUDAYAAN TIMUR TENGAH PASCA ISLAM…………………………………………...2

DELAPAN PESONA KEBUDAYAAN TIMUR TENGAH PASCA ISLAM…………………..2

KESIMPULAN……………………………………………………………………………………3

PENUTUP………………………………………………………………………………………...4

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………..5
PEMBAHASAN

A. KEBUDAYAAN TIMUR TENGAH

Banyak kemungkinan dapat dikembangkan dari judul yang disebutkan di atas. Pertama, yang
biasanya langsung menjadi asosiasi pikiran kita, adalah kemungkinan dipertentangkannya
kebudayaan Arab dengan kebudayaan Islam. Kedua, kemungkinan adanya sekedar
perbandingan antara kedua kebudayaan tersebut. Ketiga, yang sebenarnya menjadi tujuan dari
ceramah ini, adalah usaha untuk mengetahui jalinan hubungan antara keduanya sepanjang
perjalanan sejarah.

Bahwa terdapat perbedaan antara yang dinamai kebudayaan Arab dan kebudayaan Islam
adalah hal yang tidak dapat disangkal. Peradaban bangsa Arab pra-Islam, yang disebut periode
Jahiliyah, adalah bukti dari adanya sebuah kebudayaan Arab yang mendahului datangnya
kebudayaan Islam. Periode tersebut menyaksikan puncak sebuah peradaban tersendiri di
kawasan antara kedua imperium Byzantium dari Asia Kecil dan imperium Sasan dari Persia.
Sebagai kawasan yang terjepit antara dan harus melayani kepentingan keduanya, peradaban
Arab telah melahirkan bangunan kebudayaannya sendiri. Kebudayaan tersebut telah
mengambil unsur-unsur kebudayaan kedua imperium itu maupun dari kebudayaan-kebudayaan
lain yang telah berkembang di kalangan “bangsa-bangsa lama” yang menduduki daerah
sekitarnya, seperti kebudayaan Yahudi, kebudayaan wilayah Mesopotamia (bekas-bekas
peninggalan bangsa Sumeria maupun Akkadia dari era Babylonia hingga Assyiria), kebudayaan
Mesir maupun kebudayaan Cristo-Graeco yang berkembang dengan nama kebudayaan Syriac
(Assiryaniyah) di wilayah yang kemudian dikenal dengan nama Arab al-Sham (the Fertile
Crescent). Di ujung selatan jazirah Arabia sendiri berkembang peradaban Yaman Selatan, baik
yang dibawakan oleh bangsa-bangsa Arab Saba maupun Himyar, maupun yang dibawakan
oleh penjajahan Ethiopioa atas wilayah itu menjelang datangnya agama Islam. Demikian pula,
di sepanjang pantai timur jazirah tersebut, beberapa kerajaan kecil telah jatuh bangun secara
bergiliran selama beberapa ratus tahun, kesemuanya itu dengan membawa manifestasi dari
kemajuan kebudayaan wilayah itu.

Kebudayaan Palmyra (Tadmur) di Syria, hingga sekarang masih dapat disaksikan bekas
peninggalannya. Demikian pula kerajaan-kota (city-state) Petra atau al-Anbat di Yordania,
dengan peninggalan bangunan-bangunan raksasanya yang ditatah keseluruhannya dari sebuah
dinding batu granit pada sisi terjal sebuah gunung. Walaupun kesemuanya pada akhirnya harus
tunduk atau dihancurkan oleh balatentara Romawi, Persia, atau Ethiopia, kesemua pusat
peradaban Arab itu secara kolektif telah memberikan peninggalan kebudayaan bertaraf tinggi
kepada bangsa Arab beberapa abad menjelang lahirnya Islam. Bahkan secara umum kelahiran
Islam sendiri adalah merupakan reaksi atas kemelut kebudayaan yang menjadi ciri utama
peninggalan aneka ragam kebudayaan itu; katakanlah sebagai proses identifikasi diri dari
kebudayaan Arab yang sedang mengalami krisis identitas.

Manifestasi dari ketinggian peradaban Arab menjelang masa lahirnya Islam dapat dilihat dari
munculnya kebudayaan yang memiliki persamaan-persamaan umum dalam sifat ke-Arab-an di
beberapa negara vazal, terutama negara vazal Ghassaniyah yang mengabdi imperium
Byzantium di wilayah al-Syam dan negara negara vazal Hirah yang tunduk kepada imperium
Sasan di Iraq. Kedua negara vazal ini, dibalik pertentangan politik sebagai pengabdi
kepentingan dua raksasa yang berkelahi, memiliki persamaan kebudayaan hampir di segala
bidang dan lapangan, yaitu dalam sifatnya yang utama sebagai kebudayaan Arab. Di kerajaan
Ghassan berkembang kesenian (terutama seni rupa) yang tinggi nilainya, sedangkan di
kerajaan Hirah berlangsung sebuah kebangunan sastra Arab yang belum pernah terjadi
sebelumnya. Gema dari kedua kebudayaan lokal yang berwatak Arab ini dengan cepat
berkumandang di seluruh jazirah Arabia, terutama di kalangan suku-suku yang berdiam di
sebelah utara dan di pantai barat (wilayah Hijaz dan Tihamah).

Wilayah Hijaz di pantai barat ini memegang kedudukan kunci di jazirah Arabia waktu itu,
sebagai pusat perdagangan transito antara India dan Afrika Timur dengan imperium Byzantium,
disamping sebagai pusat kehidupan beragama dari bangsa Arab. Di Hijaz-lah, yaitu di kota
Makkah, terletak batu pemujaan (sanctuary) al-Ka’bah yang harus dikunjungi dalam upacara
haji. Dengan berkumandangnya gema kebangunan kebudayaan dari kedua negara vazal
Ghassan dan Hirah, bangun pula dari kesibukan komersilnya, untuk turut menerjunkan diri
dalam proses kebangunan kebudayaan tersebut. Dengan segera pasar-pasar dagang (trade
fairs) di ‘Ukaz dan beberapa tempat lain di wilayah itu menjadi arena tahunan bagi festival-
festival musik, sastra dan seni rupa. Para seniman dan sastrawan dengan penuh ketekunan
mempersiapkan diri untuk mengemukakan karya-karya mereka dalam arena tersebut, guna
memperoleh pengakuan yang mereka inginkan. Salah satu diantara pengakuan itu adalah
kehormatan yang diberikan kepada karya puisi terbaik untuk dituliskan dengan tinta emas pada
lembaran kain halus, untuk kemudian digantungkan pada al-Ka’bah sebagai publikasi yang
akan dibaca oleh para peziarah yang datang dari seluruh penjuru peziarah. Tercatat dalam
kronik bangsa Arab, bahwa ada sepuluh sajak yang pernah memperoleh penghargaan
digantungkan di (al-mu’allaqat) itu.

Aspek utama daripada kesusateraan periode Jahiliyah ini adalah belum meluasnya produk
prosa, karena material bagi perekamannya masih diluar jangkauan kekuatan bangsa Arab
waktu itu untuk memperolehnya masih dalam kwantitas besar. Sastra yang terlalu bertitik berat
pada puisi ini terutama berkisar pada sajak-sajak percintaan, kepahlawanan dan hal-hal yang
sejenis, walaupun sedikit banyak telah pula disinggung berbagai pemikiran keagamaan dan
filosofis. Para penyair yang terkenal seperti Umru al-Qais, Nabiqhah al-Zubyany, Zuhair ibn abid
Sulma, ‘Antarah dan Tarafah ibn ‘Abd, menghasilkan karya-karya yang secara kwalitatif tidak
kalah dengan karya-karya besar du dunia, seperti Mahabharata, Illyad dan Odyssei; walaupun
karena sifat masing-masing yang terlalu individual dan tidak ada seorangpun penyair Arab yang
mampu menciptakan ode dan elegi yang berkepanjangan (sedangkan Mahabharata itu
sendiripun adalah karya kolektif dari masa berabad-abad).
B.KEBUDAYAAN TIMUR TENGAH PASCA ISLAM

Datangnya agama Islam membawa orientasi baru kepada kebudayaan Arab yang telah
berkembang waktu itu. Beberapa cabang kesenian menjadi terlarang karena sebab-sebab
keagamaan, seperti tari-tarian dan musik. Seni rupa yang diperkenankan tinggal lagi kaligrafi
(tulisan indah) dan hiasan-hiasan pada tekstil (sulaman ataupun tenunan), itupun harus dengan
motif yang tidak menggambarkan kehidupan manusia dan hewan. Dalam produk puisi mereka,
bangsa Arab harus pula menerima perubahan mendasar. Tema percintaan yang semula
bercerita tentang hedonisme yang diceritakan secara vulgar, harus memuaskan diri dengan
hanya mengemukakan lambing-lambang abstrak belaka tentang cinta platonik. Dua macam
kegemaran utama di masa Jahiliyah, yang semula merupakan tema-tema utama dalam puisi,
yaitu minum arak dan menyerang perkampungan atau kafilah orang lain sama sekali tidak
mendapat tempat di dalam kesusasteraan periode Islam. Sastra yang semula merupakan
ekspresi spontan yang seringkali bercorak proffan, berhasil dijinakakkan oleh Islam.

Ketiadaan saluran bagi spontanitas kreatif inilah yang akhirnya mendorong terjadinya letupan
perasaan mereka dalam sub-kultur golongan tasawwuf. Bagaikan angin segar yang menyirami
kekeringan jiwa kebudayaan Arab waktu itu, ekspressi spontan dari kedambaan para mistikus
Islam akan pendekatan maksimal dengan tuhan, sekali lagi menemukan bentuknya pada
pengungkapan kembali kekayaan kebudayaan pra-Islam, baik dalam produk tasawuf yang
berbahasa Arab maupun Persia. Para penyair sufi menyanyikan lagu cinta kepada sang
pencipta secara profan, sebagaimana dahulunya para penyair Jahiliyah mendendangkan tema
percintaan mereka.

Demikian pula seni lukis dan seni musik memperoleh kembali tempat mereka semula, seperti
dalam ritual grup-grup sufi (halaqah) abu’Aly al-Farrass dan Abu Yazid al-Bistam.
Tetapi kebangunan kebudayaan lama yang ditimbulkan oleh gerakan tasawuf ini tidak sampai
menciptakan kembali kegemilangan kebudayaan Arab, karena gerakan itu sendiri dalam waktu
tidak lama juga akan mengalami “penertiban” dari pihak golongan pemegang hukum agama
(golongan ahli hukum syara, yang biasanya dipertantangkan dengan para sufi yang dinamai ahli
ma’rifat atau ahli hakitat). Sekali lagi kebudayaan Arab kehilangan keempatan unrtuk
menunjukkan kekayaan dirinya, dan jatuh ke dalam penghilangan ekspressi hidup kejiwaan
yang menggunakan gaya klise rutin belaka, berpuncak pada sisteim ritual-liturgis (wirid) yang
telah dilegalisir oleh agama, baik dalam rangka gerakan tasawuf yang telah ditertibkan (tariqah
mutabarah) maupun diluarnya. Salah satu puncak dari produk jenis ini adalah ode-ode yang
panjang yang ditujukan kepada Rasulullah S.A.W., seperti karya-karya al-Barzanji, al-Dzaiba’y,
dan ode al-Burdah karya al-Busair

Bagaimana rasanya jika Anda dapat merayakan bulan Ramadan di negara Timur Tengah?
Selain disuguhkan dengan pemandangan indah, Anda pun dapat menikmati iftar dengan
makan makanan lokal serta mengikuti tradisi Ramadan yang berbeda dari tanah air.
Pastinya menjadi suatu pengalaman yang menarik. Inilah rekomendasi kami mengenai
destinasi yang bisa menjadi bucket lists Anda.
Kebiasaan M E S I R
Ramadan : Lampu Fanus dan Hidangan Kunafa

Masyarakat Mesir memiliki tradisi untuk memasang lampu fanus di halaman rumah. Tradisi
ini dimulai sejak Dinasti Fattimiyah, lampu dipasang untuk menyambut kedatangan pasukan
Raja yang berkunjung menjelang datangnya bulan Ramadan. Selain itu, selama bulan
puasa juga menyajikan hidangan manis bernama kunafa/kanafeh. Ini merupakan kue keju
yang direndam dengan sirup yang terbuat dari bihun. Persiapkan diri karena puasa di kota
Kairo berlangsung selama 15 jam lebih.
Destinasi Wisata :
Selain piramida dan sphinx, Mesir juga memiliki berbagai tempat wisata yang menarik.
Jangan lewatkan Luxor-kota modern yang dipenuhi dengan reruntuhan masjid serta kuil
yang indah, dan terletak di kedua tepi timur dan barat Sungai Nil di Mesir bagian utara.
Luxor dibangun dibekas lokasi Thebes, yang merupakan ibu kota Mesir kuno (2052 SM).
Perkaya juga pengalaman Anda di Mesir dengan mengunjungi kuil Karnak, Valley of the
Kings yaitu kuil yang didalamnya terdapat 50 makam raja-raja kuno. Pasti menarik!

QATAR
Kebiasaan Ramadan : Festival Garangaou
Setiap tanggal 13, 14, dan 15 bulan Ramadan, setelah buka puasa dan salat Maghrib, anak-
anak berpawai dengan kostum khusus untuk merayakan festival Garangaou. Anak laki-laki
menggunakan baju Arab hitam berompi merah dan bersulam emas, sedangkan anak
perempuan mengenakan pakaian tradisional disdaashas berwarna cerah dengan ikat kepala
atau hijab hitam transparan dan berhias benang emas. Mereka berjalan sambil bernyanyi,
datang ke rumah penduduk untuk minta permen dan kue (seperti tradisi Halloween di
negara barat)
Destinasi Wisata :
Tuan rumah Piala Dunia 2022 ini memiliki berbagai tempat menarik untuk dikunjungi seperti
State Grand Mosque (masjid terbesar di Qatar dengan perpaduan arsitektur modern dan
budaya timur), Museum Seni Islam (memiliki koleksi kesenian Islam dari tiga benua sejak
abad ke-14), The Corniche of Qatar, Palm Tree Qatar Island, Katara Cultural Village
(banyak bangunan bersejarah dengan desain unik dari opera house, museum, restoran, dan
Masjid of Katara), serta menikmati wisata safari gurun.

ARABSAUDI
Kebiasaan Ramadan : Menyalakan Meriam

Di Mekkah, Ramadan disambut dengan menyalakan meriam. Meriam dinyalakan dua kali,
yaitu saat matahari terbit (sehri) dan ketika matahari tenggelam (iftar) sebagai tanda waktu
berbuka puasa. Uniknya, waktu berbuka puasa menjadi ajang untuk berlomba-lomba
memberikan makanan, khususnya di Masjidil Haram. Setiap blok telah dipesan oleh
keluarga-keluarga untuk bersedekah menyediakan makanan berbuka di sana.
Destinasi Wisata :
Negara ini memiliki air mancur tertinggi di dunia, King`s Fountain, yang berlokasi di Jedah.
Airnya dapat menyembur hingga ketinggian 853 meter. Airnya merupakan air asin karena
terletak di Laut Merah. Kemudian, di kota yang sama juga terdapat gedung tertinggi di
dunia, Kingdom Tower. Gedung tertinggi di dunia ini memiliki sky terrace dengan lantai
transparan sehingga Anda dapat melihat Laut Merah di bawah kaki Anda! Jubbah Rock
Cravings dan Cave of Thor di Mekkah juga sayang jika dilewatkan.
KUWAIT
Kebiasaan Ramadan : Baca Al-Quran dan Tarawih
Merayakan tradisi Ramadan dengan cara tradisional layaknya di negara-negara
berpenduduk muslim di benua Asia.
Destinasi Wisata :
Jika Anda penggemar museum,Tareq Rajab Museum menjadi tujuan yang tepat. Inilah
museum etnografi yang indah dan menyimpan koleksi pribadi dari perdana menteri Kuwait
yang pertama dengan istrinya yang berasal dari Inggris. Koleksi pribadi tersebut diantaranya
seperti perhiasan perak Oman, emas Saudi, hiasan kepala, helm Mongol, kostum yang
digunakan para putri, mutiara Bahrain hingga manuskrip Arab yang menjadi koleksi
terpenting. Sempatkan juga ya untuk mampir di Mirror House karya seniman Italia-Kuwait,
Lidia Al Qattan dengan kisah-kisah penjelasan di setiap kamar, yang memakan waktu
pengerjaan selama 40 tahun dan membutuhkan sekitar 70 ton cermin

TURKI
Kebiasaan Ramadan : Hidangan Iftariye

Hampir semua restoran menawarkan hidangan yang sama untuk berbuka yaitu Iftariye
(hidangan pembuka yang di dalamnya ada kurma, zaitun, keju, pastirma, sujuk, roti pide)
dan berbagai kue yang disebut borek.
Destinasi Wisata :
Negara ini menawarkan sejuta pesona, mulai dari wisata alam hingga ke peninggalan kuno.
Ada Danau Soda Salin yang terkenal dengan airnya yang sangat biru dan juga menjadi
danau terbesar di Turki. Menurut legenda, ada monster yang hidup di sini lho. Berikutnya
adalah Uzungol, lembah yang sangat indah seperti Swiss dan pegunungan Alpen. Di sana,
terdapat rumah-rumah tradisional Turki yang dikombinasikan dengan bentang alam yang
indah. Terakhir, Pamukkale yang terkenal dengan mata air panasnya serta reruntuhan kuno
dari kota Hierapolis yang merupakan situs warisan dunia UNESCO.
PAKISTAN
Kebiasaan Ramadan : Menu Andalan Chawal Briyani Untuk Buka Puasa
Masyarakat lokal menggelar acara buka bersama dengan menu andalan Chawal Briyani
(nasi Briyani). Menjelang akhir Ramadan, seluruh masjid menyelenggarakan Sabina
(menghatamkan Al-Quran) yang dibaca dalam salat tarawih selama tiga hari menjelang
Ramadan berakhir. Nah, di kota ini puasanya memakan waktu sampai 15 jam lebih lho.
Destinasi Wisata :
Pakistan memiliki reruntuhan arkaelogi yang terkenal di Moenjodaro, tepatnya di sisi kanan
dari sungai Indus. Anda juga dapat menikmati Taman Fort & Shalamar di Lahore. Kemudian
monumen historis di kota Makli, serta Deosai National Park.
BANGLADESH
Kebiasaan Ramadan : Hidangan Jilapi dan Makan Bersama
Tak hanya saat idul fitri, saat Ramadan pun mereka mengunjungi sanak saudara dan makan
bersama dengan jilapi (manisan). Masyarakat juga sering menyelenggarakan bazaar
menjelang puasa. Di ibu kota-Dhaka, bazaar bertempat di Old Dhaka / Chakbazar. Dalam
bazaar tersebut, sebagian besar makanan yang dijual adalah kebab, domba panggang,
chicken bhunna curry, dan menu lain yang terbuat dari daging domba serta kambing, yang
dicampur dengan nasi dan kacang.
Destinasi Wisata :
Anda tak akan menyangka bahwa hutan mangrove terbesar di dunia ternyata ada di negara
ini, yaitu Sundarbans Mangrove Forest yang terletak di antara Bangladesh dan India. Hutan
ini juga menjadi salah satu dari warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO, jadi Anda
tidak boleh melewatkan spot ini saat berkunjung ke Bangladesh. Kemudian, Anda juga
dapat menikmati suasana tenang dengan pemandangan yang indah di Srimangal
(perkebunan teh hijau), Hamham waterfals, serta danau Kaptai.
IRAN
Kebiasaan Ramadan : Kalleh Gonjeshki
Adalah puasa setengah hari untuk anak yang belum mencapai usia puber. Namun waktu
puasanya di negara ini juga termasuk waktu puasa yang terlama, yaitu hampir 15 jam lebih.
Destinasi Wisata :
Iran memiliki Persepolis, yang merupakan ibu kota dari kerajaan Achaemid (salah satu
lokasi wisata kuno) yang menjadi world heritage UNESCO pada tahun 1979. Selanjutnya,
Anda dapat mengunjungi tempat wisata favorit warga Iran sepanjang musim dingin dan
musim semi, yaitu Shemshak ski resort. Di sini, Anda bisa mencoba permainan ski yang
seru dan penuh tantangan! Buat Anda yang ingin mencari tempat instagrammable, Masjid
Sheikh Lotfollah di Isfahan dapat menjadi pilihan tepat. Selain memiliki tampilan interior
yang megah dan menarik, masjid ini juga memiliki nilai historis yang tinggi.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa ,setiap anak manusia hidup dimuka bumi ini
memiliki unsur kebudayaan yang mereka miliki masing-masing terutama bangsa arab dan
daerah timur tenggah lainya yang mungkin bisa kita pahami mana yang disebut kebudayaan
dan mana yang merupakan sebuah syariat yang suci,dari sini dapat kita pahami termasuk bagi
penulis pribadi konsep kebudayaan Timur Tengah khususnya tanah arab mana yang belum
tersentuh dengan agama dan mana yang sudah dinetralisir oleh agama dan dikembangkan
sampai sekarang ini ada seorang pepatah mengatakan Apabila agama adalah landasan
maka,budaya kebudayaan adalah markahnya dan syariat yang benar adalah dermaga yang
pertama .

PENUTUP

Demikianlah makalah ini kami buat,semoga dapat bermanfaat baik bagi diri pembaca maupun
kami sebagai penulis.Kami sadar bahwa dalam makalah ini mungkin belum bisa mencapai nilai
sempurna, saran yang bijak dapat meningkatkan lagi kami dalam memperbaiki kemungkinan
yang kurang tepat baik itu penulisan dan sebagainya

DAFTAR PUSTAKA

http://www.malserpong.com/articles/pesona-8-negara-timur-tengah-dan-tradisinya

https://dkj.or.id/artikel/kebudayaan-arab-dan-islam/

https://id.wikipedia.org/wiki/Arabia_pra-Islam

Anda mungkin juga menyukai