Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Karya Sastra Arab Sebelum Islam dan Pengaruhnya Terhadap


Kehidupan Sosial Politik dan Kepercayaan Bangsa Arab
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebudayaan Arab

DOSEN PENGAMPU
Dr. Nurlinah, M.Ag

DISUSUN OLEH
Ahmad Fauzan AR (1215020007)
Romadhoni Habibullah (1215020184)
Taufiqurrahman (1215020213)

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta'ala yang telah memberikan umur
yang Panjang, rezeki berlimpah, kelapangan pikiran, serta kesempatan bagi kita semua sebagai
hamba-Nya untuk selalu memohon dan berusaha untuk mencapai segala yang diinginkan.
Dengan kelapangan hati, kami panjatkan segala rasa syukur pada-Mu. Shalawat serta salam
selalu tercurah pada qudwah kita Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam beserta
keluarganya dan sahabat-sahabatnya, dan orang-orang yang berjalan dibawah naungan sunnah
beliau.
Dengan rasa syukur, makalah mata kuliah Kebudayaan Arab dengan judul, “Karya
Sastra Arab Sebelum Islam dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Sosial Politik dan
Kepercayaan Bangsa Arab” ini dapat kami selesaikan dengan baik. Maka, kami selaku
penyusun sangat menerima kritikan dan saran untuk penyempurnaan laporan ini jika masih
terdapat kekeliruan atau kekurangan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumber referensi yang
menambah wawasan keilmuan bagi siapa saja yang membacanya secara umum, maupun bagi
penyusun secara khusus.

Bandung, 29 Maret 2023

Penyusun
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. Perkembangan Sastra Arab pada Masa Pra-Islam.........................................................................2
B. Gambaran Sastra Arab Serta Masayarakat Arab pada Masa Pra-Islam.........................................3
C. Pengaruh Sastra Arab dalam Kehidupan Sosial Politik dan Kepercayaan Bangsa Arab................4
D. Contoh Sastra Arab pada Masa Pra-Islam.....................................................................................5
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................................................8
A. Kesimpulan...................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................9

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Masyarakat Arab adalah masyarakat yang sangat menyukai keindahan bahasa dan
selalu terpesona dengannya. Orang yang pandai berbicara, bersyair dan berpidato dianggap
sebagai orang yang intelektual sehingga pantas dihormati dan dipuji di kalangan masyarakat.
Sebelum islam datang, keindahan karya sastra Arab sudah berkembang. Salah satu diantara
faktor yang menyebabkan perkembangan kesusastraan pada masa pra-Islam yang paling
dominan adalah adanya pasar (al-Aswâq) dan hari orang Arab (Ayyâm al-‘Arab). Karya-
karya pada masa pra-islam kemudian mempengaruhi kehidupan sosial politik serta
kepercayaan masyarakat Arab.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah perkembangan sastra Arab pada masa pra-islam?


2. Bagaimanakah gambaran sastra Arab serta masayarakat Arab pada masa pra-islam?
3. Bagaimana pengaruh sastra Arab dalam kehidupan sosial politik dan kepercayaan
bangsa Arab?
4. Bagaimana contoh sastra Arab pada masa pra-islam?

C. Tujuan

1. Mengetahui perkembangan sastra Arab pada masa pra-islam.


2. Mengetahui gambaran sastra Arab serta masayarakat Arab pada masa pra-islam.
3. Mengetahui pengaruh sastra Arab dalam kehidupan sosial politik dan kepercayaan
bangsa Arab.
4. Mengetahui contoh sastra Arab pada masa pra-islam.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Sastra Arab pada Masa Pra-Islam

Perkembangan kesusastraan Arab pada masa pra-Islam dipengaruhi oleh banyak


faktor. Diantara faktor yang menyebabkan perkembangan kesusastraan pada masa pra-Islam
yang paling dominan adalah adanya pasar (al-Aswâq) dan hari orang Arab (Ayyâm al-‘Arab).
Masyarakat Jahiliyyah sering mengadakan festival sastra secara periodik. Ada festival sastra
mingguan, bulanan, dan tahunan. Mereka juga membuat apa yang yang sekarang disebut
dengan pasar seni. Di pasar seni ini para pujangga saling unjuk kemampuan dalam bersastra.
Di antara pasar seni yang paling bergengsi pada zaman Jahiliah adalah pasar Dzu al-Majaz,
yang terletak di daerah Yanbu', dekat Sagar (kini termasuk wilayah Madinah); pasar seni Dzu
al-Majinnah di sebelah barat Mekkah, dan pasar seni Ukadz yang terletak di timur Mekkah,
antara Nakhlah dan Thaif. Di tiga tempat ini, masyarakat Jahiliah melangsungkan festival
seni selama 20 hari, sejak bulan Dzulqaidah.

Di pasar Ukadz para penyair berlomba mendendangkan karya-karya mereka di depan


dewan juri yang terdiri dari sejumlah pujangga yang telah memiliki reputasi. Karya-karya
puisi yang dinyatakan sebagai yang terbaik akan ditulis dengan tinta emas di atas kain yang
mewah, kemudian akan digantungkan di dinding Ka’bah, yang kemudian dikenal dengan
istilah alMuallaqat. Dinamakan dengan Al-Muallaqat (kalung) karena keindahan syair-syair
tersebut menyerupai perhiasan seorang wanita. Bait syair itu akan dikenal oleh setiap orang
yang melakukan thawaf dan kelak syair yang telah dihafal oleh seseorang akan diajarkan
kepada kaumnya, kemudian diteruskan secara turun-temurun sehingga syair itu akan dihafal
oleh beberapa generasi.

Karya sastra Arab mulai berkembang sejak abad ke-6 Masehi, ketika masyarakat Arab
masih berada dalam peradaban Jahiliyah. Namun jumlah karya sastra tulis yang berkembang
pada masa itu masih belum terlalu banyak.

Setidaknya, ada dua karya sastra penting yang menonjol yang ditulis oleh penulis
Arab di era pra-Islam. Keduanya adalah Mu'allaqat dan Mufaddaliyat. Orang pertama yang
memperkenalkan dunia Barat pada sastra Arab Jahili adalah William Jones (1746-1794 M)

2
dengan bukunya, Poaseos Asiaticae Commentarii Libri Sex, atau Penjelasan Mu'allaqaat
AsSab'a, yang terbit pada tahun 1774 M.

Sastra Arab Jahili memiliki ciri-ciri yang umumnya menggambarkan kebanggaan


terhadap diri sendiri (suku), keturunan, dan pandangan hidup. Sastra Arab telah memasuki
babak baru sejak Islam diturunkan di Jazirah Arab, di mana ajarannya disampaikan melalui
Al Qur’an. Al Qur’an tidak hanya berdampak pada pengetahuan umat islam, tetapi juga
terhadap kebudayaan bangsa arab itu sendiri. Masyarakat Arab sangat terkenal dengan
kemahirannya dalam bahasa dan sastra, terkhusus syi’ir. Bahasa Arab yang sangat kaya dan
juga luas membuat karya sastra yang mereka buat semakin indah.

B. Gambaran Sastra Arab Serta Masayarakat Arab pada Masa Pra-Islam

Karya-karya sastra Arab pra-Islam merupakan cerminan seluruh kehidupan bangsa


Arab pada masa itu. Hal ini karena dalam karya sastra tersebut terlihat jelas bahwa kondisi
kehidupan mereka terkait baik dengan kondisi geografis, adat istiadat, sistem ekonomi,
maupun bentuk kepercayaan mereka. Namun demikian, setiap uraian karya sastra selalu
disertai petuah atau falsafah hidup tertentu.

Para ahli sejarah kesusastraan Arab (al-Zayat, 1982:45) menyatakan bahwa ada empat
tingkat para penyair pada masa jahiliyah bila dilihat dari masa hidup para penyair tersebut,
yaitu:

1. Jahiliyun; Mereka yang hidup pada masa sebelum Islam, seperti: Imru'ul Qais,
Zuhair ibn Abi Sulma.

2. Mukhadhramun; Mereka yang dikenal dengan puisinya di masa jahiliyah dan


Islam, seperti: Khansa', Hassan ibn Tsabit.

3. Islamiyyun; Mereka yang hidup di masa Islam tetapi masih memegang tradisi
Arab, dan mereka ini para penyair bani Umayyah.

4. Muwalladun; mereka yang telah rusak tradisi berbahasanya dan berusaha


memperbaikinya, mereka ini para penyair bani Abbas.

Karya sastra Arab Jahiliyah yaitu :


3
1. Syi’ir (puisi) dengan jenis-jenis genre nya :
• Al-Madh atau pujian
• Al-Hija’ atau cercaan
• Al-Fakhr atau bangga
• Al-Hamaasah atau semangat yakni untuk membangkitkan semangat ketika ada
suatu peristiwa semacam perang atau membangun sesuatu
• Al-Ghozal atau ungkapan cinta bagi sang kekasih
• Al-I’tidzar atau permohonan maaf
• Ar-Ritsa’ atau belasungkawa
• Al-Washf atau pemerian yaitu penjelasan terhadap sesuatu dengan sangat
simbolistik dan ekspresionistik
2. Natsr (prosa)
• Khitabah (Retorika)

• Amtsal (Perumpamaan)
• Hikam (Kata Mutiara)
• Washaya (Wasiat)
• Masrahiyyah (Drama)

Masyarakat Arab memandang syair dengan pandangan penuh kebanggaan, bahkan


barangkali sampai pada tingkat kesakralan. Pada waktu-waktu tertentu mereka hanya
melantunkan puisi ketika dalam keadaan berwudhu sebagaimana menyenandungkan qasīdah
al-multamis (kasidah do’a) yang berkofiyah mim. Mendengarkan puisi dan cinta kepadanya
bagi orang Arab merupakan kesenian dan perasaan yang menggebu-gebu yang dapat
merasakan isi ceritanya dan sekaligus mencari ilmu, menambah pengetahuan dan
memperbanyak pengalaman. Mereka mencintai puisi dan suka mendengarkannya, karna puisi
merupakan dīwān (kumpulan) yang melestarikan kebesarannya, mencatat keturunan dan
peristiwa-peristiwa serta mempertajam semangat kepahlawanan pada dirinya. Setiap suku
mempunyai penyair yang mampu memperjuangkan keagungan sukunya dan memperkuat
kebesarannya serta mempertahankannya. Al-Mu’allaqāt adalah qasidah panjang yang indah
yang diucapkan para penyair jahiliyah dalam berbagai kesempatan dan tema. Sebagian
mu’allaqāt ini diabadikan dan ditempelkan di dinding-dinding Ka’bah pada masa jahiliyah.

4
C. Pengaruh Sastra Arab dalam Kehidupan Sosial Politik dan Kepercayaan Bangsa
Arab

Satu fakta yang penting diketahui adalah bahwa masyarakat Arab adalah masyarakat
yang amat suka dan selalu terpesona dengan keindahan bahasa. Orang yang pandai berbahasa,
pandai berpidato, dianggap sebagai orang yang intelektual. Orang yang patut dihormati dan
disanjung tinggi. Kegemaran pada keindahan berbahasa ini disebabkan oleh situasi
masyarakat Arab yang tertutup.

Oleh sebab itu, mereka kemudian melatih diri menjadi orang bijak dan pandai
bercakap. Mereka selalu menggunakan perkataan indah untuk menggambarkan suasana alam.

Selain itu, masyarakat Arab yang pandai mengungkap kata-kata indah tadi mengaku
bahwa mereka mempunyai kuasa hikmat yang dapat berhubungan dengan kuasa gaib. Mereka
mempercayai bahwa orang yang seperti ini dapat meramalkan masa depan. Oleh sebab itu,
penyair memiliki sifat seperti tukang ramal atau tukang nujum.

Mayoritas masyarakat Arab ini mempercayai tahayul dan langkah buruk atau baik.
Apabila mereka hendak melakukan suatu pekerjaan, mereka selalu memanggil penyair ini
untuk melakukan upacara me-nujum. Pada saat itu, penyair akan tidak sadarkan diri. Saat
tidak sadarkan diri inilah, dikatakan bahwa dia sedang bercakap-cakap dengan roh halus.

Penyair pra Islam tidak hanya melantunkan atau melakukan resitasi melainkan juga
berfikir dengan puisi mereka. Dengan demikian, puisi atau syair merupakan sumber
pengetahuan tidak hanya kesenangan musikal belaka. Jadi, syair pra islam tidak seragam
melainkan jamak. Oleh karena itu, nilai-nilai yang khas bagi nyanyian dan resitasi menjadi
penentu utama dalam syair pra Islam.

D. Contoh Sastra Arab pada Masa Pra-Islam

1. Contoh Karya Sastra Arab Syair

‫والريح تسأل من أنا‬

‫أنا روحها الحيران أنكرنى الزمان‬

‫أنا مثلها في ال مكا ن‬

5
‫نبقى نسير وال انتها‬

‫نبقى نمر وال بقا ء‬

‫إذا بلغنا المنحنى‬

‫خلناه خاتمة الشقا ء‬

‫فإذا فضاء‬

Angin bertanya, siapa aku

Aku adalah jiwanya yang bingung, diingkari zaman

Aku seperti dirinya, tidak punya tempat

Selalu berjalan, tanpa akhir

Selalu berlanjut, tanpa henti

Bila aku sampai di tikungan,

Aku mengira, itu adalah akhir penderitaan

Tapi, itu ternyata tanah lapang

2. Contoh Karya Sastra Arab Nastr : Amtsal (Perumpamaan)

‫سبق السيف العذل‬

"Pedang telah mendahului celaan."

Bermakna "nasi sudah menjadi bubur" dimana celaan tidak akan mampu mengubah kejadian
yang telah terjadi.

3. Contoh Syair Muallaqat

6
Contoh Syair Muallaqat karya Zuhair bin Abi Sulma

‫ يسأم‬- ‫ ال أبا لك‬- ‫ستمت تكاليف الحياة ومن يعش ثمانين حوال‬

‫وأعلم ما في اليوم واألمس قبله‬

‫ولكنني عن علم ما في غد عم‬

‫ومن هاب أسباب المنايا ينلته ولو نال أسباب السماء بسلم‬

‫ومن يجعل المعروف في غير أهله يعد حمده ذما عليه فيندم‬

‫ومهما تكن عند امرئ من خليقة ولو خالها تخفى على الناس تعلم‬

‫ألن لسان المرء مفتاح قلبه إذا هو أبدى ما يقول من الف م‬

‫لسان الفتى نصف و نصف فؤاده ولم يبق إال صورة اللحم والدم‬

Aku telah letih merasakan beban kehidupan

Sungguh aku letih setelah hidup delapan puluh tahun ini Aku tahu apa yang baru saja
terjadi dan kemarin hari

Namun terhadap masa depan sungguh aku buta

Barang siapa yang lari dari kematian sungguh akan menemuinya

Walau ia panjat langit dengan tangganya

Barang siapa yang memuji orang yang tak pantas dipuji

Maka esok hari pujiannya itu akan disesali

Seorang manusia tentu memiliki tabiat tertentu

Walau ia sangka tertutupi pasti orang lain akan mengetahui

Itu karena lidah seseorang adalah kunci hatinya

7
Lidahnyalah yang menyingkap semua rahasia

Lidah itu adalah setengah pribadi manusia dan setengahnya lagi adalah hati

Tidak ada selain itu kecuali daging dan darah sahaja

8
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Karya sastra Arab mulai berkembang sejak abad ke-6 Masehi, ketika masyarakat Arab
masih berada dalam peradaban Jahiliyah. Perkembangan kesusastraan Arab pada masa
praIslam dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantara faktor yang menyebabkan perkembangan
kesusastraan pada masa pra-Islam yang paling dominan adalah adanya pasar (al-Aswâq) dan
hari orang Arab (Ayyâm al-‘Arab). Karya-karya sastra Arab pra-Islam merupakan cerminan
seluruh kehidupan bangsa Arab pada masa itu. Hal ini karena dalam karya sastra tersebut
terlihat jelas bahwa kondisi kehidupan mereka terkait baik dengan kondisi geografis, adat
istiadat, sistem ekonomi, maupun bentuk kepercayaan mereka. Namun demikian, setiap
uraian karya sastra selalu disertai petuah atau falsafah hidup tertentu. Karya sastra Arab
terbagi menjadi syiir atau puisi, dan natsr yaitu prosa. Penyair pra Islam tidak hanya
melantunkan atau melakukan resitasi melainkan juga berfikir dengan puisi mereka. Dengan
demikian, puisi atau syair merupakan sumber pengetahuan tidak hanya kesenangan musikal
belaka. Oleh karena itu, nilai-nilai yang khas bagi nyanyian dan resitasi menjadi penentu
utama dalam syair pra Islam.

9
DAFTAR PUSTAKA

SASTRA (PUISI) SEBAGAI KEBUDAYAAN BANGSA ARAB, Moch. Yunus


Wargadinata, Wildana and Fitriani, Laily (2018) Sastra Arab masa Jahiliyah dan Islam. UIN
Maliki Press, Malang. ISBN 978-602-1190-93-7
https://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/humbud/article/view/544/887
Churi Wardah Nihayati, T. U. (2019). SASTRA ARAB PADA MASA JAHILIYYAH
(PRAISLAM). Universitas Negeri Malang.

10

Anda mungkin juga menyukai