Anda di halaman 1dari 13

Sejarah Arab Pra-Islam

Disusun Oleh :

1. Suci Larasati Eflin


2. Afmayani fitri
3. Putri Anggraini
4. Siti Nurhaliza

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH


DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

TA 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu

Dengan menyebut nama Allah SWT,yang maha pengasih lagi maha penyayang.Kami panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadiratnya,yang telah memberikan rahmat,hidayah,dan Inayah nya kepada kami
semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang "Sejarah Peradaban Arab Pra-Islam"

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih
kepada para pihak yang berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu,kami menyadari bahwa sepenuhnya masih banyak kekurangan baik dari segi
susunan maupun tata bahasanya.Oleh karna itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari para pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini

Akhir kata kami berharap,semoga makalah kami ini bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru,3 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Judul Peradaban Arab Pra – Islam ................................................................................................ I

Kata Pengantar.............................................................................................................................. II

Daftar Isi ...................................................................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1

 Latar Belakang ..................................................................................................................... 1


 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1
 Tujuan Pembahasan .............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................. 3

A. Arab Pra-Islam ..................................................................................................................... 3


B. Letak Geografis Wilayah Arab .............................................................................................. 3
C. Sosial Agama ....................................................................................................................... 4
D. Sosial Politik ........................................................................................................................ 6
E. Sosial Ekonomi Dan Budaya ................................................................................................ 8

BAB III PENUTUP .......................................................................................................................... 9

 Kesimpulan .......................................................................................................................... 9
 Saran ................................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 10


BAB I PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Kedatangan Islam dan pembawanya, Muhammad S.A.W di tengah masyarakat Arab sungguh
merupakan suatu reformasi besar. Dalam suatu masyarakat yang cendrung mengabaikan nilai- nilai
kemanusiaan, Islam dengan al-Qur’an sebagai sumber utamanya mampu merubahnya dalam waktu
yangrelatif singkat. Sebelum Islam datang, masyarakat Arab merupakan komunitas yang mengabaikan
atau mengingkari fitrah manusia. Peperangan yang terjadi antara suku dan kabilah yang berlangsung
selama puluhan tahun, penguburan anak-anak perempuan hidup-hidup, penyembahan kepada berhala,
sertapenindasan terhadap warga yang mempunyai status sosial rendah oleh parabangsawan merupakan
bagian dari hidup mereka. Seolah-olah itu semuamerupakan pandangan hidup mereka.

Dalam mempelajari sejarah peradaban Islam haru sangat lengkap. Tidak hanya ketika peradaban itu
masuk akan tetapi juga perlu melihat kondisi peradaban suatu wilayah yang menjadi tempat turunnya
peradaban tersebut yakni bangsa Arab. Sebab, Islam pertama muncul di Arab dan kitabnya berbahasa
Arab (Suku Quraisy). Kendati sangat minim didapatkan informasi tentang sejarah kehidupan manusia di
daerah tersebut dalam kurun waktu antara 400-571 an Masehi. Dengan kata lain, penulis bisa katakan
dalam sejarah peradaban dunia, sejarah di jazirah arab khususnya sebelum datangnya Islam ‘dianggap’
tidak ada, atau lebih tepatnya dihilangkan dari peta sejarah peradaban dunia.

Sebagian penulis sejarah peradaban Islam biasanya membahas Arab Pra-Islam sebelum menulis
sejarah Islam pada masa Muhammad (570-632 M) dan sesudahnya. Mereka menggambarkan runtutan
sejarah yang saling terkait satu sama lain yang dapat memberikan informasi lebih komprehensif tentang
Arab dan Islam tentang geografi, sosial, budaya, agama, ekonomi, dan politik Arab pra-Islam dan relasi
serta pengaruhnya terhadap watak orang Arab dan doktrin Islam. Kajian semacam ini memerlukan waktu
dan referensi yang tidak sedikit, bahkan hasilnya bisa menjadi sebuah buku tersendiri yang berjilid-jilid
seperti al-Mufaṣṣal fī Tārīkh al-‘Arab qabla al-Islām karya Jawād ‘Alī. Oleh karena itu, kita hanya akan
mencukupkan diri pada pembahasan data-data sejarah yang lebih familiar dan gampang diakses mengenai
hal itu.
 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas,makan rumusan masalah yang diperoleh adalah
1. Apa itu geografis arab?
2. Dimana letak wilayah nya?
3. Bagaimana sistem politik,agama dan ekonomi pada masa itu?
 Tujuan Pembahasan
Tujuan penyusun adalah untuk menambah dan meningkatkan wawasan, pengetahuan serta ilmu
kepada pembaca,yang mana makalah ini kami susun,dengan sebaik-baiknya,
Juga untuk memperdalam pengetahuan tentang sejarah peradaban Arab Pra-Islam
Agar dapat diketahui dan dipahami oleh penyusun dan pembaca
BAB II PEMBAHASAN

A. Arab Pra-Islam

Arabia pra-Islam merujuk pada keadaan jazirah Arabia sebelum tersebarnya Islam pada tahun 630-
an. Jazirah ini dihuni oleh bangsa Arab, salah satu dari rumpun bangsa Semit. ... Jazirah Arab secara
umum beriklim amat panas, kering, sedikit hujan, dan sungai yang hanya terdapat di bagian selatan.

Bangsa Arab adalah bangsa tertua yang hidup setelah banjir ( Nabi Nuh AS). Mereka berasal dari
keturunan Yaqzhan atau Qathan. Bangsa Arab adalah bangsa yang memiliki kelebihan fisik dan
keberanian yang handal.
Para ahli sejarah membagi bangsa Arab menjadi tiga bagian, yaitu : Arab Ba’idah (yang punah) Arab
‘Arabiah ( leluhur asli bangsa Arab) dan Arab Musta’ribah (Campuran).

Dilihat dari silsilah keturunan dan cikal bakalnya, para sejarawan membagi kaum-kaum Bangsa
Arab menjadi Tiga bagian, yaitu :

 Arab Ba’idah, yaitu kaum-kaum Arab terdahulu yang sejarahnya tidak bisa dilacak secara rinci
dan komplit. Seperti Ad, Tsamud, Thasn, Judais, Amlaq dan lain-lainnya.
 Arab Aribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Ya’rub bin Yasyjub bin
Qahthan, atau disebut pula Arab Qahthaniyah.
 Arab Musta’ribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Isma’il, yang disebut pula
Arab Adnaniyah.
B. Letak Wilayah Geografis Arab
Perbatasan pesisir jazirah ini ialah: di barat daya Laut Merah dan Teluk Aqabah; di tenggara
Laut Arab; dan di timur laut Teluk Oman dan Teluk Persia.Jazirah Arab terbagi atas dua bahagian
yaitu bagian bagian tengah dan bagian tepi. Setiap bagian memiliki bentangan alam
tersendiri.Bagian tengah terdiri dari daerah pegunungan yang amat jarang
dituruni hujan.di bagian tengah inilah orang Badui tinggal. Bagian tengah dari Jazirah Arab
terbagi menjadi dua bagian yang lebih kecil yaitu:bagian utara yang disebut Najed dan bagian
selatan yang disebut Al-Ahqaf.Bagian selatan penduduknya amat sedikit.Karenanya bagian ini
disebut Ar-Rab’ul Khali (tempat yang sunyi). Jazirah Arab bagian tepi merupakan sebuah pita
kecil yang melingkari Jazirah Arab.Pada bagian tepi ini,hujan yang turun cukup teratur.Bagian
tepi inilah yang didiami oleh orang atau penduduk kota.
C. Sosial Agama

Sosial agama masyarakat Arab pra Islam

Menurut Ignaz Goldziher, seorang orientalis asal Hongaria bahwa kondisi masyarakat kala itu
bukan hanya jahiliyyah, namun juga barbarisme dan cenderung primitif (Hitti, 1970: 87; Supriyadi, 2016:
57).Diantara preseden buruk yang melekat pada Arab pra-Islam adalah kondisi dan kedudukan wanita
yang dipandang sebelah mata, bahkan setengah manusia. Meskipun ditemukan beberapa kepala suku
wanita di Mekkah, Madinah, Yaman dan sebagainya, namun jumlah mereka amat sedikit sekali. Dimata
masyarakat mereka, wanita tidak ada harganya dan tidak lebih berharga dari barang dagangan di pasar.
Beberapa pendapat menyebutkan bahwa mereka tidak lebih dari binatang, wanita dianggap barang dan
hewan ternak yang tidak memiliki hak (Supriyadi, 2016: 55; Palmer, 2005: 157).

Mereka tidak dapat menjadi pewaris suami atau orang tua. Para lelaki juga bebas menikah dengan
wanita mana saja berapapun jumlahnya, sedangkan tidak demikian bagi wanita. Seorang istri yang
ditinggal suaminya meninggal juga dapat diwarisi oleh anak tertuanya atau salah satu kerabat mendiang
suaminya. Sungguh jauh berbeda dengan posisi suami setelah menikah yang berkedudukan layaknya raja
dan penguasa (Karim, 2015: 51).

Mereka juga terkenal dengan tradisi penguburan anak hidup-hidup. namun,perlu dipahami bahwa
tradisi tersebut tidak terjadi di seluruh suku Arab. Hanya beberapa suku dan kabilah saja yang
menerapkan tradisi tersebut. Tradisi tersebut dilakukan dengan dasar bahwa anak (kebanyakan
perempuan) adalah penyebab kemiskinan dan aib bagi keluarga. Bila mereka kalah dalam peperangan,
maka istri dan anak perempuan mereka akan dirampas oleh musuh. Karenanya, mereka beranggapan lebih
baik membunuh mereka terlebih dahulu sebelum ditawan oleh musuh. Di beberapa suku lainnya, mereka
tidak sedikit yang menyayangi anak-anak mereka, baik perempuan maupun laki-laki. Namun, memiliki
anak laki-laki tetap menjadi kebanggaan tersendiri bagi suku-suku di Arab kala itu (Karim, 2015: 51-52).

Bangsa Arab juga dikenal hidup dalam kabilah-kabilah atau klan-klan. Mereka hidup
berdampingan antar kabilah dengan perjanjian damai yang disebut al-Ahlaf. Kecintaan mereka terhadap
keluarga, garis keturunan (nasab) dan kabilah mengalahkan kecintaan mereka terhadap hal lainnya. Ibn
Khaldun menyebutnya dengan istilah al-‘Ashabiyah (Hitti, 1970: 27).

Fanatisme kabilah ini seringkali menimbulkan percekcokan dengan kabilah lain yang berujung
pada peperangan bahkan dalam hal sepele sekalipun, seperti kalah dalam pacuan kuda, persengketaan
hewan ternak, mata air atau padang rumput.Faktor geografis Arab yang dipengaruhi oleh gurun-gurun
pasir yang luas dan tandus mempengaruhi sifat dan perilaku rata-rata orang Arab yang terkesan keras
kepala. Kabilah Arab, selain tegas dan keras, terkenal juga dengan bertanggungjawab, murah hati,
menjamu tamu dan ringan tangan dalam menolong mereka yang membutuhkan bantuannya (Nicholson,
1907: 92; Hitti, 1970: 95; Palmer, 2005: 157; Karim, 2015: 50, 52-54). Meskipun demikian, bangsa Arab
terkenal kurang baik dalam pengorganisasian kekuatan dan penyatuan aksi karena tidak adanya hukum
reguler dan universal dan lebih mementingkan kekuatan pribadi dan pendapat suku atas lainnya
(Supriyadi, 2016: 55). Mungkin inilah penyebab sulit bersatunya suku-suku dan kabilah di Arab.

Hidup mereka yang terdiri atas kabilah-kabilah tidak menafikan adanya pemerintahan pusat.
Bentuk pemerintahan yang ada kala itu adalah oligarki atau pemerintahan oleh suatu kelompok atau
beberapa orang yang membagi-bagi kekuasaan dalam bidang-bidang tertentu.

Ada kabilah yang menangani masalah peribadatan, ada yang bertugas menangani pertahanan juga
perekonomian. Pusat pemerintahan kala itu adalah Dar al-Nadwa yang bertugas sebagai Majlis Syura dan
berkedudukan di Kota Suci Mekkah, dimana didalamnya terdapat Ka’bah, bangunan suci bangsa Arab
(Karim, 2015: 54)

Dari segi teologis, bangsa Arab juga telah mengenal berbagai macam agama seperti paganisme,
Kristen, Yahudi, Majusi dan agama Tauhid. Konsep agama Tauhid juga cukup terasa dalam budaya Arab
kala itu dengan penyebutan Allah sebagai Tuhan dan pengkultusan Ka’bah sebagai Bait Allahdan adanya
ritual haji tiap tahunnya. Namun budaya paganisme terasa lebih kental dalam bangsa Arab pra-Islam
dengan banyaknya patung-patung yang disembah dan diletakkan disekitar Ka’bah sebagai manifestasi
tuhan-tuhan sembahan mereka (Palmer, 2005: 157; Nicholson, 1907: 135). Sedikitnya terdapat 360 buah
patung disekeliling Ka’bah yang mewakili tiap-tiap kabilah dan suku tertentu (Karim, 2016: 59).

Hakikatnya agama Bangsa Arab adalah monoteisme yang dinisbatkan pada Ibrahim. Bahkan
menurut M. J. Langreng,monoteisme merupakan bentuk agama tertua Semit dengan menuhankan ‚El‛
sebagai satu-satunya tuhan. Bahkan kata ‚Allah‛ sebagai tuhan pencipta alam telah populer di kalangan
Arab pra-Islam, walaupun ia termarginalkan dalam praktek kehidupan masyarakat. Sifat-sifat Tuhan yang
sempurna kemudian termanifestasi dalam astral divinities (tuhan bintang) dan atmospheric divinities
(tuhan asmosferik). Bulan, Matahari dan Venus dihadirkan sebagai penjelmaan sifat-sifat Tuhan yang
juga disembah sebagai dewa. Tuhan-tuhan itu kemudian terhipostasi dalam wujud berhala-berhala seperti
Lata, Uzza, Manat dan lain sebagainya (syuraka’). Menurut Faruqi, Lata dianggap sebagai representasi
matahari (anak perempuan pertama Tuhan), Uzza sebagai venus (anak kedua) dan Manat sebagai penentu
nasib/takdir (anak ketiga). Inilah yang kemudian lebih difungsikan dalam kehidupan sehingga melahirkan
D. Sosial Politik

Sistem Politik/Pemerintahan Bangsa Arab sebelum IslamPada masyarakat arab pra Islam sudah
banyak ditemukan tata cara pengaturan dalam aktivitas kehidupan sosial yang dapat dibagi pada beberapa
sistem-sistem yang ada di masyarakat, salah satunya adalah system politiknya. Pada garis besarnya
penduduk jazirah dapat di bagi berdasarkan territorial kepada dua bagian yaitu:

 Penduduk kota (al-hadharah) yang tinggal di kota perniagaan jazirah Arabia, seperti Mekkah,
Madinah. Kota Mekkah merupakan kota penghubung perniagaan Utara dan selatan, para
pedagang dengan khalifah-khalifah yang berani membeli barang dagangan dari India dan cina di
yaman dan menjualnya ke Syiria di Utara.
 Penduduk pedalaman yang mengembara dari satu tempat ketempat lain. Cara mereka hidup
adalah nomaden, berpindah dari suatu daerah ke daerah lain, mereka tidak mempunyai
perkampungan yang tetap dan mata pencaharian yang tepat bagi mereka adalah memelihara
ternak, domba dan unta.

Sebelum kelahiran islam, ada tiga kekuatan politik besar yang perlu dicatat dalam hubungannya
dengan Arab; yaitu kekaisaran Nasrani Byzantin, kekaisaran Persia yang memeluk agama Zoroaster, serta
Dinasti Himyar yang berkuasa di Arab bagian selatan. Setidaknya ada dua hal yang bisa dianggap turut
mempengaruhi kondisi politik jazirah Arab, yaitu interaksi dunia Arab dengan dua adi kuasa saat itu,
yaitu kekaisaran Byzantin dan Persia serta persaingan antara yahudi, beragam sekte dalam agama Nasrani
dan para pengikut Zoroaster.

Tradisi kehidupan gurun yang keras serta perang antar suku yang acap kali terjadi ini nantinya
banyak berkaitan dalam penyebaran ide-ide Islami dalam al-Qur’an, seperti ”jihad”, ”sabar”,
”persaudaraan” (ukhuwwah), persamaan, dan yang berkaitan dengan semua itu.

Pada masa sebelum islam yamg diajarkan disebar luaskan ke bangsa arab oleh Rasulullah SAW,
orang arab sering kali terjali peperangan antar suku diantaranya dikenak dengan perang fujjar karena
terjadi beberapa akali antar suku, yang pertama perang antara suku kinanah dan hawazan, kemuadian
quraisy dan hawazan serta kinanah dan hawazan lagi. Dan peperangan ini nterjadi 15 tahun sebelum rasul
diutus.

Kekaisaran Bizantium dan Kekaisaran Romawi Timur dengan ibu kota Konstantinopel merupakan
bekas Imperium Romawi dari masa klasik. Pada permulaan abad ke-7, wilayah imperium ini telah
meliputi Asia kecil, Siria, Mesir dan sebagian daeah Itali serta sejumlah kecil wilayah di pesisir Afrika
Utara juga berada di bawah kekuasaannya.
Saingan berat Bizantium dalam perebutan kekuasaan di Timur Tengan adalah persia. Ketika itu,
imperium ini berada di bawah kekuasaan dinasti Sasanid (sasaniyah). Ibu kota persia adalah al-
Madana’in, terletak sekitar dua puluh mil di sebalah tenggara kota bagdad yang sekarang. Wilayah
kekuasaannya terbentang dari Irak dan Mesopotamia hingga pedalaman

timur Iran dewasa ini serta Afganistan.Menjelang lahirnya Nabi Muhammad SAW, penguasaan
Abisinia di Yaman – Abraham, atau lebih populer di rujuk dalam literatur Islam sebagai Abrahah –
melakukan invasi ke Makkah, tetapi gagal menaklukkan kota tersebut lantara epidemi cacar yang
menimpa bala tentaranya, Ekpedisi ini- merujuk Alquran dala msurat 105 pada prinsipnmya memiliki
tujuan yang seacar sepenuhnya bearda didlam kerangkapolitik internasional ketika itu. yaitu upaya
Bizantyum untuk menyatukan suku-suku Arab dibawah pengaruhnya guna menantang Persia. sementara
para sejarawan muslim menambahkan tujuan lain untuknya. Menurut mereka ekpedisi tersebut- terjadi
kira-kira pada 552- dimaksudkan untuk menghancurkan Ka’bah dalam rangka menjadikan gereja megah
di San’a, yang dibangun Abrahah, sebagai pusat ziarah pusat keagamaan di Arabia.

Dalam masyarakat arab terdapat organisasi clan (kabilah) sebagai intinya dan anggota dari satu clan
merupakan geneologi (pertalian ndarah). Pemerintah dikalangan bangsa arab sebelum islam, menurut para
ahli sejarah dimulai oleh golongan arab bai‟idah. Pada periode pertama dikenal ada kerajaan Aad di
daerah ahkaf al romel yang terletak antara oman dan Yaman, kaum aad juga pernah mendirikan kerajaan
antara Makkah dan Yastrib. Kemudian juga dikenal kerajaan dari kaum Tsamud mendiami daerah hijir
dan wadi al-Kurro, antara Hijaz dan Syiria. Kemudian di kenal juga kerajaan dari kaum amaliqah di arab
timur, oman Hijaz mereka juga ke Mesir dan Syiria. Pada periode Kedua yaitu pada masa arab aribah atau
bani qhathan yang terkenal dengan kerajaan Madiniyah, kerajaan sabaiyah dan kerajaan himyariah.

Bagian dari daerah arab yang sama sekali tidak pernah dijajajh oleh bangsa lain tang ke kota makkah
adalah Hijaz. Kota terpenting di daerah ini adalah Mekkah, kota suci tempat ka‟bah. Kabah pada masa itu
bukan saja disucikan dan dikunjungi oleh penganut-penganut bangsa asli Makkah. Tetapi juga orang-
orang Yahudi yang bermukim disekitarnya.

Untuk mengamankan para penziarah yang datang ke kota Makkah diadakan pemerintahan yang pada
mulanya berada ditangan dua suku yang berkuasa yaitu suku jurhum dan ismail sebagai pemegang
kekuasaan ka‟bah. Kekuasaan politik kemudian berpindah kesuku khuza‟ah dan akhirnya ke suku quraisy
di bawah pimpinan qushai. Suku qurraisy ini kemudian yang memegang dan mengatur politik dan juga
urusan urusan yang berkenaan dengan ka‟abah. Ada sepuluh (10) jabatan tinggi yang dibagikan kepada
kabilah dari suku quraisy yaitu :
1. Hijabah (penjara kunci ka’bah)

2. Siqayah (penjara air mata Zam zam)

3. Diyat (Kekuasaan hakim sipil dan criminal)

4. Sifarah (kuasa usaha Negara atau duta)

5. Liwa (jabatan ketentaraan)

6. Rifadah (pengurus pajak bagi fakir miskin)

7. Nadwah (jabatan ketua dewan)

8. Khaimman (pengurus balai musyawarah)

9. Khazinah (jabatan administrasi keuangan)

10. Azlim (penjaga panah peramal) untuk mengetahui pendapat para dewa-dewa.

E. Sosial Ekonomi Dan Budaya


 SOSIAL BUDAYA

Istilah sosial budaya merupakan bentuk gabungan istilah sosial dan budaya.sosial dalam arti
masyarakat ,budaya atau kebudayaan dalam arti sebagai semua hasil karya,rasa dan ciptaan masyarakat
.sosial dalm arti luas mencakup segala aspek kehidupan,oleh karna itu atas landasan pemikiran
tersebut,maka pengertian sistem sosial budaya indoesia dapat di rumuskan sebagai totalitastatanilai,tata
sosial,dan tatalaku indonesia indonesia yang merupakan mani pestasidari kaya rasa dan cipta didalam
kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila dan undang-undang

 SOSIAL EKONOMI

Adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam keompok masyarakat yang di tentukan oleh jenis
aktivitas ekonomi,pendidikan serta pendapatan dalam pembahasan nya sosial dan sering menjadi objek
pembahasan yang berbedadalam konsep sosiologi manusia sering di sebut dengn mahkluk sosial yang
artinya manusia tidak dapat hidupwajar tanpa adanya bantuan dari orang lain,sehingga arti sosial sering
diartikansebagai hal yang berkanaan dengan masyarakat ekonomiberasal dari bahasa yunani yaitu oikos
yang berarti keluarga atau rumah tangga dan nomos yang berarti peraturan.
BAB III PENUTUP

 Kesimpulan
1. Bangsa Arab sebelum datangnya islam mempunyai kebudayaan yang baik dan buruk yang telah
ada ketika bangsa arab mengalami masa kegelapan.
2. Kebudayaan yang buruk terutama dalam segi Akhlak dan agama, mereke menyembah berhala,
sering melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah diantaranya minum-minuman keras, berjudi,
membunuh anak perempuan yang baru lahir, merendahkan harkat martabat wanita. Membunuh
anak-anak, jika kemiskinan dan kelaparan mendera mereka, atau bahkan sekedar prasangka
bahwa kemiskinan akan mereka alami. Ber-tabarruj (bersolek). Para wanita terbiasa bersolek dan
keluar rumah sambil menampakkan kecantikannya, lalu berjalan di tengah kaum lelaki dengan
berlengak-lenggok, agar orang-orang memujinya. Lelaki yang mengambil wanita sebagai gundik,
atau sebaliknya, lalu melakukan hubungan seksual secara terselubung. Prostitusi. Memasang
tanda atau bendera merah di pintu rumah seorang wanita menandakan bahwa wanita itu adalah
pelacur. Fanatisme kabilah atau kaumdan masih banyak lagi.
3. Tapi dari semua keburukan tersebut masih ada hal yang baik dari bangsa Arab pada saat itu
diantaranya: juga berkembangasa ilmu pengetahuan dalam bidang astronomi atau perbintangan,
dalam bidang dagang, dan adanya kebiasaan masyarakat yang melekat yaitu rasa solidaritas
diantara sesame klan atau suku, dermawan, pantang mundur jika menhadapi sesuatu dan lai-lain.
 Saran

Demikianlah makalah yang dapat kami buat, kami menyadari tidak ada manusia yang sempurna
selain hanya milik Allah yang Maha Esa, maka dalam penulisan ataupun penyusunan materi dalam
makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan baik itu dari segi bahasa, dan penulisan
kalimat ataupun yang lain. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangatlah kami harapkan, demi
kesempurnaan dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Teriring do’a semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya, dan bagi para pembaca
umumnya sehingga kita benar – benar menjadi insan islam yang selalu menjaga, mengembangkan, serta
ikut berpartisipasi dalam pengembangan agama islam di tanah air kita ini. Amin

Terima kasih, semoga rahmat dan ridho Allah senantiasa berlimpahan untuk kita semua. Amin ya
robbal alamin.
Daftar Pustaka

Hasan, Abul. 2008. Sejarah Lengkap Nabi Muhammad SAW.Yogyakarta: Mardhiyah Press.

Musyawarah guru PAI. 2008. Modul Hikmah Membina Kreatifitas dan Prestasi.Akik Pustaka

Syaikh Shafiyyurahman. 2007. Sirah Nabawiyah.Jakarta: PUSTAKA AL-KAUTSAR

Yatim, Badri. 2000. Sejarah Peradaban Islam.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai