Anda di halaman 1dari 17

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Sejarah Peradaban Islam Edi Marwan,M.Pd.I, S.Pd.I.

PERADABAN ISLAM PADA MASA ARAB PRA-ISLAM

KELAS : C
KELOMPOK 1 :
1. AMELIA FEBRIA NINGRUM (12280120205)
2. BINTANG YAYANG (12280121492)
3. INDAH PURNANING LARA (12280123613)
4. NURUL ADHA TANJUNG (12280122696)

PROGRAM STUDI PETERNKAN


FAKULTAS PERTANIAN DAN PERTANIAN
UNIVESITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Alhamdullilahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT, yang mana telah
memberikan nikmat berupa kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Peradaban Islam Pada Masa Arab Pra-Islam”
Sholawat serta salam tersanjungkan kepada baginnda Muhammad ‫ﷺ‬, yang
telah membebaskan kita dari zaman kebodohan.

Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan


kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya tidak bisa maksimal jika
tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Kami sadari dalam menyusun makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu
kami butuh saran dan kritik dari pembaca, agar menjadi lebih baik untuk
kedepannya.

Dan kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat dan inspirasi
bagi pembaca maupun kami.

Pekanbaru,25 Februari 2024


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... I


DAFTAR ISI ....................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................FDRPO;LK

1.1
BAB Ⅰ

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Silsilah Bangsa Arab Pra-Islam
1.2.2 Peradaban Arab Pra-Islam
1.2.3 Peradaban Islam Pada Masa Nabi Muhammad Saw
1.2.4 Gambaran Umum Misi Nabi Muhammad Saw

1.3 Tujuan Masalah


1.3.1 Mengetahui Silsilah Bangsa Arab Pra-Islam
1.3.2 Mengetahui Peradaban Arab Pra-Islam
1.3.3 Mengetahui Peradaban Islam Pada Masa Nabi Muhammad Saw
1.3.4 Mengetahui Gambaran Umum Misi Nabi Muhammad Saw
BABⅡ

PEMBAHASAN

2.1 Silsilah Bangsa Arab Pra-Islam


Asal usul keturunan bangsa arab di bagi menjadi 2 golongan besar
yaitu, keturunan qohthan/qothaniyun ( arab asli ) dan keturunan Ismali bin
Ibrahim /adnaniyun ( arab campuran ) namun kedua golongan besar ini
lambat laun membaur karena faktor berpindah pindah. Namun umumnya
munurut para ahli sejarah membedakan bangsa Arab menjadi dua
golongan besar, yaitu suku bangsa Arab Baidah (yang telah lenyap) dan
bangsa Arab Baqiyah (yang masih ada)1.
Bangsa Arab Baidah. Bangsa Arab Baidah ini telah ada jauh
sebelum Islam. Sejarah keberadaan mereka sangat sedikit yang dapat
diketahui. Selama ini, cerita tentang mereka diketahui dari kitab-kitab
Samawi, terutama Al-Qur’an dan syair Arab Jahili, seperti cerita tentang
kauma *Ad dan kaum Samud. Menurut suatu keterangan, semula bangsa
Arab Baidah ini mendiami daerah Babil di kawasan Asia kecil, kemudian
mereka pindah ke Semenanjung Arab bagian utara. Bangsa Arab Baidah
terdiri dari kabilah-kabilah, antara lain kabilah Ad, Samud, Tasm,
Amaliqah, dan Jadis. Mereka inilah yang diduga keturunan asli dari
bangsa Semit.
Bangsa Arab Baqiyah. Oleh para ahli sejarah bangsa Arab Baqiyah
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu bangsa Arab Aribah atau Arab
Qahtaniyah dan Arab Musta’rabah (Muta’arribah) atau Adnaniyah.
Arab Aribah adalah keturunan dari Qahtan yang di dalam Taurat
disebut Yaqzan. Mereka mendiami wilayah Yaman. Kabilah-kabilah Arab
Aribah ini antara lain adalah kabilah Jurhum, Kahlan, dan Himyar.
Menurut catatan sejarah, mereka pernah berjaya mendirikan kerajaan-
kerajaan besar yang melahirkan kebudayaan dan peradaban tinggi di
zamannya.

1
Dr. Jawwad Ali “Sejarah Arab Sebelum Islam"
Arab musta’rabah atau Muta’arribah adalah keturunan Nabi Ismail
AS. Mereka mendiami kawasan Hedzjaz. Disebut Musta’rabah atau
Muta’arribah karena nenek moyang mereka yang pertama, Nabi Ismail
AS, tidak berbahasa asli Arab, melainkan berbahasa Ibrani atau Suryani.
Kemudian mereka disebut pula Adnaniyah karena salah seorang dari
keturunan Nabi Ismail AS ada yang bernama Adnan.2

2.2 Peradaban Arab Pra-Islam


Peradaban Arab pra Islam sering pula dikenal dengan nama Era
Jahiliyyah (kebodohan). Penamaan ini tidak murni dikarenakan kebodohan
mereka dalam berbagai segi dan tidak berperadaban, namun karena
ketiadaan pengetahuan mereka akan agama, tata cara kemasyarakatan,
politik, dan pengetahuan tentang ke-Esaan Allah.
Mayoritas penduduk jazirah arab lama ( pra islam ) memiliki
keyakinan animisme, yaitu beranggapan bahwa semua benda memilki roh
dan roh tersebut memiliki kekuatan ghoib yang disebut mana dan dikenal
sebagai “kaum watsani”, seperti menyembah berhala. Dan minoritas
diantara mereka adalah orang Yahudi di Yastrib , Kristen Najran di
Arabian Selatan dan sedikit yang beragama hannif di Mekkah. Agama
hannif ialah mempercayai dan mengakui keesaan Allah swt sebagai Tuhan
pencipta alam, tuhan yang menghidupkan dan mematikan, tuhan yang
memberi rezeki dan sebagainya, yang mana ajaran ini telah diwariskan
turun temurun sejak jaman nabi Ibrahim dan nabi Ismail. Penyembahan
berhala di Mekkah pertama kali dibawa dari Syam ke Mekkah oleh ‘Amru
bin luhay. Dan diterima sebagai agama baru oleh Bani Khuza’ah yang
mana sebagai pemegang kendali ka’bah. Ka’bah yang dahulu di bangun
oleh nabi Ismail dan nabi Ibrahim beralih fungsi menjadi tempat
penyembahan berhala.

2
Tim Humas “Sejarah bangsa arab sebelum islam” (https://an-nur.ac.id/sejarah-bangsa-arab-
sebelum-islam/, Diakses pada 25 Februari 2024, 13.02)
Penduduk arab pra islam mencatumkan nama bapak diakhir nama
anaknya sebagai tanda kebanggaan. Sistem Feudal, perbudakan, sistemik
partinial (patriarchatagnatic) yaitu hubungan kekerabatan yang
berdasarkan garis keturunan bapak sudah ada sejak pra islam. Keberdaaan
wanita kurang mendapat tempat yang layak dalam masyarakat, bahkan
tidak jarang apabila mereka melahirkan anak perempuan, mereka merasa
malu dan hina, kemudian mereka kuburkan hidup-hidup. Dengan
demikian, akhlak masyarakan telah merosot sekali, sehingga sering
berlaku hukum rimba yakni siapa yang perkasa ialah yang berkuasa, siapa
yang bodoh diperas oleh orang pandai, siapa yang miskin dihisap oleh
yang kaya.
Bangsa Arab sebelum diutus seorang Nabi SAW adalah umat yang
tidak mempunyai aturan, kebiadaban yang mengendalikan mereka,
gelapnya kebodohan yang menaungi mereka dan tidak ada agama yang
mengikat mereka, serta tidak ada UU yang dapat mereka patuhi. Akibat
dari itu semua jiwa mereka dipenuhi dengan akidah-akidah yang batil.
Tuhan dihayalkan pada patung yang mereka pahat. adapun hukum yang
berlaku arab pra islam yaitu memperbolehkan Poligami, Maqthu, Badal,
Sighar, Khadan,riba,anak angkat,warisan dan Qishash.
Berdasarkan letak geografis jazirah arab terbagi menjadi dua
daerah yaitu daerah pedalaman, merupakan daerah padang pasir, kering ,
tandus, dan curah hujan rendah. Penduduk pedalaman sebagai pengembara
dan perkerjaan utama adalah beternak. Dan daerah pantai pinggir laut,
merupaka daerah yang memiliki curah hujan teratur, mayarakat menetap,
pandai bertani dan membuat kerajinan.
Kehidupan social bangsa Arab pra islam terkenal dengan adanya
syair-syair Arab. Syair adalah salah satu seni yang paling indah yang
sangat dihargai dan dimuliakan oleh bangsa Arab. Seorang penyair
mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dalam masyarakat bangsa Arab.
Salah satu pengaruh syair pada bangsa Arab ialah bahwa syair itu dapat
meninggikan derajat seseorang yang tadinya hina atau sebaliknya dapat
menghinahinakan orang yang tadinya mulia. ( Fatah Syukur NC: 2009,
24).

2.3 Peradaban Islam Pada Masa Nabi Muhammad Saw


Disaat kondisi di jazirah Arab yang sedemikian parah, maka,
terlahirlah Muhammad Saw., di Makkah tahun 570 M. Ayah nabi
Muhammad bernama Abdullah meninggal dunia ketika Muhammad masih
dikandung oleh ibunya (Aminah). Selanjutnya diasuh dan disusui oleh
Halimah binti Abi Dhua’ib dari Banu Sa’d. Saat berumur lima tahun, ia
dikembalikan lagi ke ibunya (Aminah). Namun setahun kemudian ibunya
juga meninggal. Akhirnya diasuh oleh kakeknya (Abdul Muthalib) hingga
usia delapan tahun. Demikian juga kakeknya meninggal, terakhir diasuh
oleh pamannya (Abu Thalib) hingga usia belasan tahun, dan pandai
berdagang. Ketika usia Muhammad dua puluh lima tahun, beliau menikah
dengan Siti Khadijah. Melihat moral masyarakat yang kacau, beliau
banyak pergi ke gua hiro untuk kontemplasi. Ketika beliau berusia 40
tahun turunlah wahyu pertama yakni surat al-Alaq ayat 1-5. Dengan
wahyu pertama ini, Muhammad diangkat sebagai nabi Allah. Pada masa
ini, beliau belum disuruh untuk menyeru kepada umatnya.
Ketika Nabi Muhammad saw menerima wakyu ke 2 di Mekkah,
beliau melaksanakan tugas kerasulannya, yaitu dengan berintraksi dengan
masyarakat Mekkah dan memulai berdakwah. Nabi pada awal berdakwah
dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, hal dilakukan berdasarkan
pengalaman dan pengetahuan ajaran wahyu bahwa semua dilakukan
berdasarkan kondisi yang tepat. Orang pertama yang diajak mengikuti
ajaran nabi adalah istri dan kerabat, kemudian beliau mengajak teman serta
keluarga bani Abdul Mutholib, namun paman beliau Abdul Lahab sangat
menentang ajaran beliau.
Setelah dakwah berjalan tiga tahun secara diam-diam, nabi
diperintahkan oleh Allah untuk melakukan dakwah secara terang-terangan.
Pada tahap inilah kaum Quraisy merasa terancam dengan berkembangnya
dakwah Islam. Mereka berusaha menghalang-halangi dengan berbagai
cara, mulai dari memutuskan hubungan antara kaum muslim dan suku
Quraisy, menyiksa mereka yang lemah, bahkan membunuhnya. Ada lima
faktor yang mendorong kaum Quraisy menentang Islam yaitu: pertama,
mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan. Mereka
beranggapan bahwa, tunduk kepada seruan Muhammad berarti tunduk
kepada kepemimpinan Bani Abd al- Muthalib. Kedua, seruan nabi yang
menyamakan kedudukan bangsawan (konglomerat) dengan hamba sahaya.
Sabda nabi, “kedudukan manusia sama seperti gigi-giginya sisir. Ketiga,
para pemimpin mereka tidak dapat menerima ajaran tentang kebangkitan
kembali dan pembalasan di akhirat. Keempat, taklid kepada nenek moyang
adalah kebiasaan yang berurat berakar pada bangsa Arab. Kelima, pemahat
dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rezki mereka.
Pada tahu kelima kerasulan nabi Muhammad saw dan sahabat nya
mengungsi dan berlindung di daerah Hasbi selama 3 tahun dikerenakan
kekejaman dam pembaikotan yang dilakukan oleh penduduk Mekkah
maupun Bani Hasyim, keberadan rasulullah di Yastrib membuat
peradaban seperti, mengubah nama kota semula Yastrib mejadi kota
Madinah, membangun masjid nabbawi, membentuk kegiatan Mu’akhat
(persaudaraan), membentuk persahabatan dengan pihak-pihak lain yang
tidak beragama Islam dan kelima Nabi Muhammad Saw membentuk
pasukan tentara untuk mengantisipasi gangguna-gangguan yang dilakukan
oleh musuh serta membentuk Negara Madina. Masukknya Hamzah dan
Umar bin Khattab memperkuat islam dan meningkatkan reaksi kekejaman
dari kaum Quraisy. Hingga pada tahun kesepuluh kenabian puncak
kekejaman yang rasulullah rasakan tatlkala istri dan paman beliau wafat
dan mengakibatkan Nabi Muhammad pindah ke Thoif, namun kenyataan
disana Rasulullah mendapatkan perlakuan yang tidak wajar. Diejek ,
dicaci, delempari batu hingga terluka di kepala dan badan. Pada tahun ke
sepuluh kerasulan Allah swt mengisr’a dan mi’rajkan rasululah, setelah
peristiwa tersebut dakwah rasulullah berkembang besar. Yakni dengan
datangnya sejumlah penduduk Yastrib atau Madinah ke Mekkah untuk
melaksanakan ibadah haji.
Setelah terbentuknya negara Madinah, maka Islam mempunyai
beberapa pengaruh diantaranya:
1. Aspek agama, Bangsa Arab yang awalnya mempunyai kepercayaan
politheisme berubah menjadi masyarakat yang monotheisme (percaya
kepada ketuhanan yang maha esa),
2. Sistem muamalah, apabila terjadi kasus pembunuhan dalam
masyarakat maka Islam telah menunjuk imam (pemimpin) sebagai
pihak yang diberi amanat untuk menegakan Qishahs. Islam telah
melarang praktek riba, memakan harta sesama dengan cara yang bathil.
3. Memuliakan wanita
4. Aspek kesusastraan, banyaknya karya sastra yang berkembang di
masyarakat
5. Aspek politik, Islam telah mempersatukan kabilah-kabilah Arab
dibawah panjinya
6. Memberikan hak kebebasan dalam berfikir, berkeyakinan,berpendapat,
jiwa dan kepemilikan.

Dengan demikian Islam menjadi agama yang menghormati hak-


hak manusia. Sehingga banyak orang-orang berbondong-bondong masuk
agama Islam dengan suka rela. Oleh karena itu dengan waktu yang relatif
singkat Islam dapat berkembang luas di Kawasan Arabia.

2.4 Gambaran umum misi nabi muhammad saw


1. Misi Nabi Muhammad Saw untuk menyempurnakan akhlak.
Akhlak mengandung pengertian sikap dan prilaku seseorang yang
berwujud kebaikan atau keburukan yang dilakukan dengan sengaja dan
berulang-ulang yang berkaitan dengan norma-norma agama atau adat
istiadat yang berlaku. Apabila sikap dan prilaku yang ditampilkan
seseorang itu baik, terpuji, tidak bertentangan dengan norma-norma
agama dan adat istiadat yang berlaku, maka dapat dikatakan orang
tersebut memiliki "akhlak yang mulia atau terpuji. Akhlak yang mulia
atau terpuji dinamakan "Akhlkul Karimah atau Mahmudah".

Sebaliknya sikap dan prilaku yang ditampilkan seseorang itu buruk,


jahat, tidak terpuji, bertentangan dengan norma-norma agama atau adat
istiadat, maka dapat dikatakan orang tersebut memiliki. "akhlak yang
tidak baik atau tercela. Akhlak yang tidak baik atau tercela dinamakan
"Akhlakul Madzmunah", oleh sebab itulah Nabi Muhammad Saw
diatas oleh Allah, salah satu misi atau risalah terpentingnya adalah
memperbaiki moral ummat. Hal ini sebagaimana sabdanya:

‫ِإَّنَم ا ُبِع ْثُت أِل نمو مكارم االخالق رواه احمد و بیهقی‬

Artinya:
Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus (oleh Allah) untuk
menyempurnakan akhlak. (H.R. Ahmad dan Baihaqi).

2. Misi Nabi Muhammad Saw untuk membangun manusia mulia dan


bermanfaat
Misi Nabi Muhammad Saw dalam segala hal selalu mengedepankan
nilai-nilai akhlak yang mulia, karena memang dari nilai-nilai akhlak
yang mulia inilah yang membedakan keberadaan manusia sebagai
makhluk Allah yang paling mulia diantara makhluk- makhluk lain
ciptaan Allah.
Allah swt berfirman

‫وَلَقْد َكَّر ْم َنا َبِني آَد َم َو َح ْلُتُهْم ِفي اْلَبِّر َو اْلَبْح ِر َو َر َز ْقَن اُهْم ِّم َن الَّطِّيَب اِت َو َفَّض ْلُتُهْم َع َلى َك ِث يٌر ِمَّم ْن‬
‫َخ َلْقَنا َتْفِض يًال واالسراء‬

Artinya:
Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkat mereka didaratan dan dilautan, Kami beri mereka rezki dari
yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan. (Q.S.
Al-Ira: 70).
Betapapun pandainya seseorang, misalnya mampu menguasai
berbagai ilmu pengetahuan dan tekhnologi, tapi apabila tidak bermoral.
maka bukanlah kemaslahan (kebaikan) yang ditimbulkannya, tapi
mafsadatnya (keburukannya) yang lebih besar yang akan muncul.
Betapun tampan dan cantiknya seseorang, namun apabila tidak
bermoral, maka hanyalah akan menjadi penyakit masyarakat dan akan
dapat merusak masyarakat. Misalnya akan terjadi kemaksiatan,
perzinahan, tindak asusila, dan lain-lain yang akan merusak
masyarakat dan bangsa.
Oleh sebab itu salah satu misi Nabi Muhammad Saw adalah
membangun manusia yang mulia agar bermanfaat kepada yang lain.
Perhatikan hadist Nabi Saw yang menyuruh kita agar berakhlak mulia
agar dapat memberikan manfaat kepada yang lain:

... ‫ َو َخ اِلِق الَّناَس ِبُخ ُلٍق َحَس ٍن « رواه الترمذي‬،

Artinya:
Dan berakhlaklah kamu terhadap sesame manusia dengan akhlak yang
baik. (H.R. Turmudzi)

‫» َخْيُر الَّناِس َتْنَفُع ِللَّناِس " الحديث‬


BABⅢ
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai