KELAS : C
KELOMPOK 1 :
1. AMELIA FEBRIA NINGRUM (12280120205)
2. BINTANG YAYANG (12280121492)
3. INDAH PURNANING LARA (12280123613)
4. NURUL ADHA TANJUNG (12280122696)
Alhamdullilahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT, yang mana telah
memberikan nikmat berupa kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Peradaban Islam Pada Masa Arab Pra-Islam”
Sholawat serta salam tersanjungkan kepada baginnda Muhammad ﷺ, yang
telah membebaskan kita dari zaman kebodohan.
Kami sadari dalam menyusun makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu
kami butuh saran dan kritik dari pembaca, agar menjadi lebih baik untuk
kedepannya.
Dan kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat dan inspirasi
bagi pembaca maupun kami.
1.1
BAB Ⅰ
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1
Dr. Jawwad Ali “Sejarah Arab Sebelum Islam"
Arab musta’rabah atau Muta’arribah adalah keturunan Nabi Ismail
AS. Mereka mendiami kawasan Hedzjaz. Disebut Musta’rabah atau
Muta’arribah karena nenek moyang mereka yang pertama, Nabi Ismail
AS, tidak berbahasa asli Arab, melainkan berbahasa Ibrani atau Suryani.
Kemudian mereka disebut pula Adnaniyah karena salah seorang dari
keturunan Nabi Ismail AS ada yang bernama Adnan.2
2
Tim Humas “Sejarah bangsa arab sebelum islam” (https://an-nur.ac.id/sejarah-bangsa-arab-
sebelum-islam/, Diakses pada 25 Februari 2024, 13.02)
Penduduk arab pra islam mencatumkan nama bapak diakhir nama
anaknya sebagai tanda kebanggaan. Sistem Feudal, perbudakan, sistemik
partinial (patriarchatagnatic) yaitu hubungan kekerabatan yang
berdasarkan garis keturunan bapak sudah ada sejak pra islam. Keberdaaan
wanita kurang mendapat tempat yang layak dalam masyarakat, bahkan
tidak jarang apabila mereka melahirkan anak perempuan, mereka merasa
malu dan hina, kemudian mereka kuburkan hidup-hidup. Dengan
demikian, akhlak masyarakan telah merosot sekali, sehingga sering
berlaku hukum rimba yakni siapa yang perkasa ialah yang berkuasa, siapa
yang bodoh diperas oleh orang pandai, siapa yang miskin dihisap oleh
yang kaya.
Bangsa Arab sebelum diutus seorang Nabi SAW adalah umat yang
tidak mempunyai aturan, kebiadaban yang mengendalikan mereka,
gelapnya kebodohan yang menaungi mereka dan tidak ada agama yang
mengikat mereka, serta tidak ada UU yang dapat mereka patuhi. Akibat
dari itu semua jiwa mereka dipenuhi dengan akidah-akidah yang batil.
Tuhan dihayalkan pada patung yang mereka pahat. adapun hukum yang
berlaku arab pra islam yaitu memperbolehkan Poligami, Maqthu, Badal,
Sighar, Khadan,riba,anak angkat,warisan dan Qishash.
Berdasarkan letak geografis jazirah arab terbagi menjadi dua
daerah yaitu daerah pedalaman, merupakan daerah padang pasir, kering ,
tandus, dan curah hujan rendah. Penduduk pedalaman sebagai pengembara
dan perkerjaan utama adalah beternak. Dan daerah pantai pinggir laut,
merupaka daerah yang memiliki curah hujan teratur, mayarakat menetap,
pandai bertani dan membuat kerajinan.
Kehidupan social bangsa Arab pra islam terkenal dengan adanya
syair-syair Arab. Syair adalah salah satu seni yang paling indah yang
sangat dihargai dan dimuliakan oleh bangsa Arab. Seorang penyair
mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dalam masyarakat bangsa Arab.
Salah satu pengaruh syair pada bangsa Arab ialah bahwa syair itu dapat
meninggikan derajat seseorang yang tadinya hina atau sebaliknya dapat
menghinahinakan orang yang tadinya mulia. ( Fatah Syukur NC: 2009,
24).
ِإَّنَم ا ُبِع ْثُت أِل نمو مكارم االخالق رواه احمد و بیهقی
Artinya:
Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus (oleh Allah) untuk
menyempurnakan akhlak. (H.R. Ahmad dan Baihaqi).
وَلَقْد َكَّر ْم َنا َبِني آَد َم َو َح ْلُتُهْم ِفي اْلَبِّر َو اْلَبْح ِر َو َر َز ْقَن اُهْم ِّم َن الَّطِّيَب اِت َو َفَّض ْلُتُهْم َع َلى َك ِث يٌر ِمَّم ْن
َخ َلْقَنا َتْفِض يًال واالسراء
Artinya:
Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkat mereka didaratan dan dilautan, Kami beri mereka rezki dari
yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan. (Q.S.
Al-Ira: 70).
Betapapun pandainya seseorang, misalnya mampu menguasai
berbagai ilmu pengetahuan dan tekhnologi, tapi apabila tidak bermoral.
maka bukanlah kemaslahan (kebaikan) yang ditimbulkannya, tapi
mafsadatnya (keburukannya) yang lebih besar yang akan muncul.
Betapun tampan dan cantiknya seseorang, namun apabila tidak
bermoral, maka hanyalah akan menjadi penyakit masyarakat dan akan
dapat merusak masyarakat. Misalnya akan terjadi kemaksiatan,
perzinahan, tindak asusila, dan lain-lain yang akan merusak
masyarakat dan bangsa.
Oleh sebab itu salah satu misi Nabi Muhammad Saw adalah
membangun manusia yang mulia agar bermanfaat kepada yang lain.
Perhatikan hadist Nabi Saw yang menyuruh kita agar berakhlak mulia
agar dapat memberikan manfaat kepada yang lain:
Artinya:
Dan berakhlaklah kamu terhadap sesame manusia dengan akhlak yang
baik. (H.R. Turmudzi)
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA