Di susun oleh:
Disusun oleh :
Kelompok 1
Nur Fajar R N ( 1911101047 )
Eva Al-Fathonah ( 1911101171 )
Mawardi ( 1911101309 )
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmatnya
sehingga kami dapat merasakan menuntut ilmu di Institut Agama Islam Negeri Samarinda
dan kami dapat membuat makalah Sejarah Peradaban Islam yang membahas " Islam pada
Masa Awal ". Sholawat serta salam kami ucapkan kepada baginda Rasulullah SAW yang
selalu membawa kabar gembira untuk kita semua dan semoga kita mendapatkan syafa'atnya
di hari akhir nanti.
Kami juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang membantu pembuatan makalah
ini khususnya bapak Mahmuji, M.Pd selaku dosen pengampu kami ucapkan terima kasih.
Dengan seluruh kerendahan hati kami meminta kritik dan saran yang membangun
kepada para pembaca makalah kami yang masih banyak memiliki kekurangan, semoga
dengan adanya makalah dari kami dapat bermanfaat bagi kami penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya. Aamiin . cukup sekian pengantar dari kami, mohon maaf jika ada
salah salah penulisan karena kesempurnaan hanya milik Allah semata. Terima Kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebelum bangsa Arab kedatangan agama Islam, mayoritas bangsa Arab adalah
penganut agama Watsani ( penyembah berhala ). Dikisahkan bahwa penyebar agama Watsani
pertama ditengah-tengah masyarakat Arab adalah ‘Amr bin Luhayy Al-Khuza’i. Dialah orang
pertama yang membawa patung dari negeri Syam ke Ka’bah.1
Tanah Arab didiami oleh dua kelompok bangsa Arab yaitu : bangsa Arab Badawi
( kampong ) dan bangsa Arab kota. Bangsa Arab Badawi adalah mereka yang tinggal di
padang pasir. Mereka adalah para penggembala yang gemar berperang dan satu sama lain
suka menyerbu. Sedangkan bangsa Arab penduduk kota, mereka adalah orang-orang yang
tinggal dikota-kota yang aktif dengan pertanian dan perdagangan sehingga mereka berhasil
meraih kekayaan dan keuntungan besar.2
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang diatas adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana masyarakat dan kebudayaan Arab sebelum adanya islam?
2. Bagaimana kenabian Nabi Muhammad di Mekah dan Madinah?
3. Bagaimana pola kebudayaan Islam pada masa Nabi?
C. TUJUAN PENULISAN
Dari rumusan masalah diatas dapat diambil tujuan penulisan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui keadaan masyarakat dan kebudayaan Arab sebelum adanya islam.
2. Untuk mengetahui kenabian Nabi Muhammad di Mekah dan Madinah.
3. Untuk mengetahui pola kebudayaan Islam pada Masa Nabi.
1
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, ( Jakarta: Kalam Mulia, 2002 ), hlm.123
2
Ibid; hal. 113-114
BAB II
PEMBAHASAN
3
Firas Alkhataeb, Sejarah islam yang hilang, (Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2016), hlm 9
4
Firas Alkhataeb, Sejarah islam yang hilang, (Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2016), hlm 10
5
Firas Alkhataeb, Sejarah islam yang hilang, (Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2016), hlm 11
Persaingan memperebutkan tanah berumput dan kawanan ternak kerap membawa
suku-suku pada perang yang menghancurkan, yang bisa berlangsung bertahun-tahun dan
memakan banyak korban. Bagi orang Arab, perjuangan hidup itu harus terus-menerus
dilakukan, baik melawan manusia maupun alam.6
Dalam masyarakat suku dan nomaden seperti ini, ungkapan artistik sulit disalurkan.
Sumber daya dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan patung dan lukisan seperti
kebudayaan kuno Mesir dan Yunani hampir tidak ada. Tetapi, hasrat alamiah manusia mencari
keindahan tak dapat dilenyapkan oleh pasir gurun. Malahan, hasrat ini menemukan bentuk
baru yaitu bahasa. Mungkin lebih dari bahasa lain di dunia, bahasa Arab itu sendiri
merupakan sebentuk ungkapan artistik.
Berbicara tentang agama, orang Arab pra-Islam hampir semuanya politeis. Tradisi
Islam meyakini Nabi Ibrahim dan anaknya Nabi Ismail, membangun Kakbah di lembah
Mekah pada masa lalu sebagai rumah pemujaan satu Tuhan. Ka’bah dibangun dalam bentuk
kotak di atas fondasi yang dibuat oleh manusia pertama yaitu Nabi Adam. Dari tempat suci
ini, Ismail bisa menyampaikan pesan monoteisme kepada bangsa Arab yang telah
mengangkatnya sebagai bagian dai bangsa Arab sendiri. Tetapi setelah berabad-abad, anak-
cucu Ismail mendistorsi ajaran monoteismenya. Patung batu dan kayu dibuat untuk
menampilkan sifat-sifat Tuhan. Selanjutnya, mereka menampilkan tuhan-tuhan yang terpisah
sama sekali.7
Menjelang kedatangan Nabi Muhammad, ada 360 tuhan di Ka’bah. Pesan Nabi
Ibrahim dan Nabi Ismail tidak seluruhnya hilang dari ingatan orang Arab, bahkan beberapa
ajaran pokoknya masih berperan penting bagi masyarakat ini. Tentu saja mereka masih
memercayai Tuhan-nya Nabi Ibrahim dan Ismail, yang dalam bahasa Arab disebut Allah.
Tetapi, mereka yakin bahwa Allah hanya salah satu dari banyak tuhan, yang ditampilkan lewat
patung.
Sistem kepercayaan ini melenceng jauh dari monoteisme ketat yang diajarkan kedua
nabi tersebut serta mencerminkan pengaruh agama Sumeria ke bagian utara. Masyarakat
Kristen dan Yahudi yang terisolasi masih ada di dalam Semenanjung Arab dan juga
menghormati nabi-nabi tersebut, tetapi itulah ujung kesamaan mereka.
6
Firas Alkhataeb, Sejarah islam yang hilang, (Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2016), hlm 12
7
Firas Alkhataeb, Sejarah islam yang hilang, (Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2016), hlm 13
Penganut monoteisme yang tersebar di Arab cenderung menghindari asimilasi penuh
dengan penganut politeisme Arab, dan malah menciptakan masyarakat yang picik.8
Bangsa arab pra Islam di kenal sebagai bangsa yang memiliki kemajuan ekonomi,
letak geografisnya yang strategis membuat agama islam yang di turunkan (makkah)mudah
tersebar diberbagai wilayah. Dan beberapa cirri-ciri utama tataran Arab pra Islam adalah
sebagai berikut :
1. Mereka menganut faham kesukuan (Qobilah)
2.Memiliki tata social politik yang tertutup dengan partisipasi warga yang terbatas, factor
keturunan lebih penting daripada kemampuan.
3. Mengenal hirarki social yang kuat.
4. Kedudukan perempuan cenderung di rendahkan.
Dilihat dari sumber yang di gunakan, hukum Arab pra Islam bersumber pada adat
istiadat. Dalam bidang mua’malah, diantara kebiasaan mereka adal dibolehkan transaksi
mubadalah (barter) jual beli, kerja sama pertanian (muzaroah) dan riba. Diantara ketentuan
hukum keluarga Arab pra Islam adalah diperbolehkannya berpoligini dengan perempuan
dengan jumlah tanpa batas. Serta anak kecil dan perempuan tidak dapat harta warisan.
Lingkungan alam di mana suatu bangsa hidup serta berkembang mempunyai pengaruh
yang besar dalam pembentukan tabiat, adat istiadat, sosial, ekonomi dan budaya suatu bangsa.
Dalam kaitan dengan pengaruh lingkungan bangsa Arab terhadap corak perkembangan Islam,
para sejarawan merumuskan sejumlah karakteristik tabiat bangsa Arab yang mungkin
mempengaruhi pertumbuhan Islam, antara lain:
1. Masyarakat Arab sangat cinta dan setia pada adat dan tradisi kabilahnya masing-
masing yang tercermin dalam kegemarannya menjamu tamu-tamunya atas nama
kabilah.
2. Meskipun demikian, seperti diungkapkan oleh Ibnu Khaldun bahwa pada masa
jahiliyah masyarakat Arab adalah masyarakat yang sangat tidak beradab. Gemar
melakukan perampasan dan perusuhan, tidak memiliki skill dan ilmu, tetapi
pembawaan mereka sebenarnya murni, pemberani dan sanggup berkorban untuk hal–
hal yang dipandangnya baik.
8
Firas Alkhataeb, Sejarah islam yang hilang, (Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2016), hlm 14
Dari sini dapat disimpulkan bahwa masyarakat Arab pada saat itu mempunyai dua sifat
sekaligus yaitu sifat positif dan negatif. Sifat positif itulah yang akan menjadi penunjang
perkembangan Islam dan pendorong perkembangan masyarakat Arab. Sedangkan sifat negatif
akan merusak kebesaran dan persatuan mereka. Kehidupan yang sangat getir dan keras di
gurun pasir menyebabkan orang Arab mempunyai kebiasaan buruk yaitu antara lain:
1. Memandang rendah derajat manusia, dan membunuh bayi-bayi perempuan yang baru
lahir. Wanita diperjual-belikan untuk menjadi pelampiasan nafsu laki-laki.
2. Suka minum khamr yang memabukkan;
3. Suka berjudi, mencuri, merampok dan menghalalkan segala cara untuk mewujudkan
keinginan;
4. Menyembah berhala, yang diletakkan di setiap rumah dan sudut kota. Berhala yang
diagungkan oleh mereka adalah Latta, Uzza dan lain-lain.
5. Membunuh anak perempuan sejak nenek moyang, karena takut akan mendatangkan
aib bagi keluarga dan takut kelaparan.
6. Suka peperangan. Peperangan antar kabilah dapat terjadi hanya karena perkara
sepele. Misalnya seseorang dari satu kabilah menghina anggota kabilah lainnya,
perbedaan pendapat berkenaan dengan hak-hak perorangan yang segera melibatkan
kabilah masing-masing.
9
http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad diakses pada 13 Februari 2020
Strategi Dakwah Rasulullah Saw dalam berusaha mencapai tujuannya:
1.Dakwah secara sembunyi – sembunyi selama 3 – 4 tahun
Cara ini ditempuh oleh Rasulullah karena beliau yakin, bahwa masyarakat jahiliah
masih kuat mempertahankan kepercayaan dan tradisi leluhur mereka. Sehingga mereka
bersedia berperang dan rela mati dalam mempertahankannya.
Orang – Orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW:
1.Khadijah binti Khuwalid (Istri Rasulullah Saw, wafat tahun ke-10 dari kenabian)
2.Ali bin Abu Thalib (Saudara sepupu Rasulullah Saw yang tinggal serumah
dengannya, masuk islam pada umur 10 tahun)
3.Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah Saw, wafat tahun 8 H/625 M)
4.Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah Saw, yang hidup dari tahun 573 –
634 M)
5.Ummu Aiman (Pengasuh Rasulullah Saw pada waktu kecil)
10
Sugiyono, Perjalanan Sejarah Kebudayaan Islam, ( Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2014 ), hlm.41
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam makalah ini penulis ingin memberikan saran kepada pembaca agar dapat
memahami bagaimana sejarah peradaban Islam pada masa awal, dimulai dari kehidupan
masyarakat dan kebudayaan bangsa Arab, kenabian Nabi Muhammad di Mekah dan Madinah,
serta pola kebudayaan Islam pada masa Nabi. Semoga dengan makalah ini para pembaca
menambah cakrawala ilmu pengetahuan dan tentunya makin semangat untuk mempelajari
sejarah peradaban Islam. Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan untuk penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Alkhataeb, Firas. 2016. Sejarah islam yang hilang. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.
Hasan, Ibrahim Hasan. 2002. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad diakses pada 13 Februari 2020.
Sugiyono. 2014. Perjalanan Sejarah Kebudayaan Islam. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.