Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

“KEHIDUPAN DAN PERJUANGAN NABI MUHAMMAD SAW DALAM


MENCIPTAKAN AWAL PERADABAN ISLAM ”

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam oleh Nabila
Yasmin, M. Phi

Oleh :

KELOMPOK II
- RIZKI MAISYARAH (0704192005)
- YUSFA NANDA LESTARI ( 0704193081 )
- FADILA S ( 0704193085 )

PRODI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan bimbingan kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Sholawat serta salam
semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, manusia sempurna yang senantiasa kita
harapkan syafaatnya, dan yang telah membimbing umatnya dengan penuh kesabaran ke
jalan yang benar.
Sejarah pertumbuhan dan perkembangan peradapan islam dimulai pada masa nabi
Muhammad SAW sampai dengan masa Bani Umayyah. Nabi Muhammad SAW sebagai
manusia teladan yang yang memiliki kepribadian luhur dan pantang mundur dalam
perjuangan menegakkan syariat islam meskipun banyak mendapat cobaan dan rintangan.
Dalam sejarah Peradapan Islam, sejarah hidup Nabi Muhammad SAW biasanya
dibedakan menjadi dua, yaitu ketika Nabi Muhammad menjalani hidup di Makkah dan di
Madinah. Sejarah masa hidup Nabi ini selain dikaji dalam bidang sejarah, kerap kali pula
mendapatkan perhatian dibidang disiplin seperti studi Al-Qur’an. Situasi dan kondisi
yang dihadapi Nabi Muhammad menjadikan perbedaan tema-tema sentral dalam ajaran
Islam melalui wahyu yang diterima Rasulullah.
Demikian juga yang terjadi dalam sejarah Islam, karena perbedaan dan tantangan
yang dihadapi Nabi Muhammad berbeda di dua tempat tersebut para ahli sejarah Islam
membagi sejarah hidup rasul tersebut ke dalam dua babak, yaitu sejarah ketika rasul di
Makkah dan sejarah ketika rasul di Madinah. Dan tentang sejarah hidup rasul di Makkah
dan Madinah.
Begitu juga dengan sejarah peradaban islam setelah nabi Muhammad wafat yang
merupakan masa Khalifah Rasyidin, semua ini akan kita bahas dalam pembahasan
makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................5
1.3.Tujuan........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Arab Sebelum Islam..................................................................................................6
2.2. Riwayat Hidup Nabi Muhammad Saw.....................................................................7
2.3. Periode Mekkah........................................................................................................10
2.4. Periode Madinah.......................................................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULAN.........................................................................................................15
3.2 SARAN......................................................................................................................15
DAFTAR PUSATAKA........................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Secara esensial kehadiran Nabi Muhammad pada masyarakat Arab adalah


terjadinya kristalisasi pengalaman baru pada dimensi ketuhanan yang mempengaruhi
segala aspek kehidupan masyarakat, termaksud hukum-hukum yang digunakan pada
masa itu. Keberhasilan Nabi Muhammad dalam memenangkan kepercayaan Bangsa Arab
relative singkat. Kemampuannya dalam memodifikasi jalan hidup orang-orang Arab yang
sebelumnya jahiliah kejalan orang-orang yang bermoral Islam. Dalam berdakwah Nabi
Muhammad tidak hanya menggunakan aspek kenabiannya dengan menggunakan tablig
namun juga menggunakan strategi politik dengan memunculkan aspek-aspek
keteladanannya dalam menyelesaikan persoalan. Seperti, dakwah di Mekkah yang terbagi
menjadi dua yaitu dakwah secara diam-diam dan dakwah secara terbuka. Disini dapat
kita lihat adanya strategi Nabi dalam menyeru umat manusia untuk beribadah kepada
Allah Swt. Walaupun dalam menjalankan perintah Allah, Nabi mendapat banyak
tantangan yang besar dari berbagai pihak namun atas izin Allah segalah hal yang
dilakukan Nabi dapat berjalan lancar. Semakin bertambah jumlah pengikut Nabi semakin
besar pula tantangan yang harus di hadapi Nabi, mulai dari cara diplomatic di sertai bujuk
rayu hingga tindakan kekerasan di lancarkan orang-orang quraisy untuk menghentikan
dakwa Nabi. Namun Nabi tetap pada pendirian untuk menyiarkan agama Islam. Sistem
pemerintahan dan strategi politik Nabi dapat kita lihat jelas setelah terbentuknya negara
Madinah. Di sini Islam semakin kuat dan berkembang karena bersatunya visi misi
masyarakat Islam. Peradabannya salah satunya yaitu Piagam Madinah. Melalui Piagam
Madinah Nabi Muhammad memperkenalkan konsep negara ideal yang di warnai dengan
wawasan, transparansi, partisipasi, adanya konsep kebebasan dan tanggung jawab sosial
politik secara bersama.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kehidupan peradaban arab sebelum masuknya islam?

2. Bagaimana riwayat hidup nabi Muhammad SAW?

3. Bagaimana periode mekkah pada masa dakwah nabi Muhammad?

4. Bagaimana periode Madina pada masa dakwah nabi Muhammad?

1.3 tujuan

1. Mengetahui kehidupan peradaban islam sebelum masuknya islam

2. Mengetahui riwayat hidup nabi Muhammad

3. Mengetahui periode mekkah pada masa dakwah nabi Muhammad

4. Mengetahui periode madinah pada masa dakwah nabi Muhammad


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Arab Sebelum Islam

Mekkah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal di antara kota-kota
di negeri Arab, baik karena tradisinya maupun karena letaknya. kota ini di lalui oleh jalur
perdagangan yang ramai menghubungkan Yaman di selatan dan Syria di utara. Dengan
adanya Ka’bah di tengah kota, Mekkah menjadi pusat keagamaan Arab. Ka’bah adalah
tempat mereka berziarah di dalamnya terdapat 360 berhala mengelilingi berhala utama
Hubal. Agama dan masyarakat Arab ketika itu mencerminkan realitas kesukuan
masyarakat jazirah

Arab dengan luas satu juta mil persegi. Sebagian besar daerah jazirah adalah
padang pasir sahara yang terletak di tengah dan memiliki keadaan dan sifat berbeda-beda.
( Badri Yatim:2005, 9). Ka’bah pada masa sebelum Islam sudah menjadi tempat yang di
sucikan dan banyak dikunjungi oleh penganut-penganut agama asli Mekkah dan orang-
orang yahudi yang bermukim di sekitarnya. Untuk mengamankan para peziarah yang
datang ke kota itu, didirikanlah suatu pemerintahan yang pada mulanya berada di tangan
dua suku yang berkuasa yaitu Jurhum (sebagai pemegan kekuasaan politik) dan Ismail
(keturunan Nabi Ibrahim). Kekuasaan politik kemudia berpindah ke suku khuza’ah dan
akhirnya ke suku quraisy di bawah pimpinan Qushai. Suku terakhir inilah yang kemudia
mengatur urusan-urusan politik dan urusan-urusan yang berhubungan dengan Ka’bah.
( Badri Yatim: 2005, 4)Bila di lihat dari asal usul keturunan, penduduk jazirah Arab dapat
di bagi menjadi dua golongan besar yaitu Qahthaniyun (keturunan qahthan) dan
Adnaniyun (keturunan Islam Ibn Ibrahim). Masyarakat, baik yang nomadik maupun yang
menetap hidup dalam budaya kesukuan Badui. Beberapa keluarga membentuk kabilah
(clan). Peperangan antar clan sering terjadi, sikap ini telah menjadi tabiat yang mendarah
daging dalam diri orang Arab. Dalam masyarakat yang suka berperang tersebut, nilai
wanita menjadi sangat rendah. Situasi seperti ini masih terus berlangsung sampai agama
Islam lahir.Akibat peperangan yang terus menerus kebudayaan mereka tidak berkembang
kerena itu bahan-bahan sejarah Arab pra Islam sangat langkah di dapatkan di dunia Arab.
Ahmad syalabi menyebutkan, sejarah Arab hanya dapat di ketahui dari masa kira-kira
150 tahun menjelang lahirnya agama Islam. ( Badri Yatim: 2005, 10).

Kehidupan social bangsa Arab pada masa itu hanya terkenal dengan adanya syair-
syair Arab. Syair adalah salah satu seni yang paling indah yang sangat dihargai dan
dimuliakan oleh bangsa Arab. Seorang penyair mempunyai kedudukan yang sangat tinggi
dalam masyarakat bangsa Arab. Salah satu pengaruh syair pada bangsa Arab ialah bahwa
syair itu dapat meninggikan derajat seseorang yang tadinya hina atau sebaliknya dapat
menghinahinakan orang yang tadinya mulia. ( Fatah Syukur NC: 2009,
24)Berkembangnya budaya di daerah Arab menjelang kebangkitan Islam berasal dari
pengaruh budaya bangsa-bangsa di sekitarnya yang lebih awal maju dari pada
kebudayaan dan peradaban Arab. Pengaruh tersebu masuk ke jazirah Arab melalui
beberapa jalur di antaranya ialah melalui hubungan dagang dengan bangsa lain, melalui
kerajaan-kerajaan Protektorat, Hirah dan Ghassan dan melalui masuknya misi yahudi dan
Kristen.Walaupun agama yahudi dan Kristen sudah masuk ke jazirah Arab, bangsa Arab
kebanyakan masih menganut agama asli mereka yaiu percaya kepada dewa yang
diwujudkan dalam bentuk berhala dan patung. ( Badri Yatim, t.t., 15) Bangsa Arab
memiliki karakteristik tersendiri lugas polos keras bagaimana tercermin dari masyarakat
primitive dan perawan. Akan tetapi mereka memiliki kelebihan terutama dalam hal
berperang, persaudaraan (suku), Bahkan dalam bahasa dan kesusastraan, sehingga
mereka di kenal dengan bangsa yang memiliki hafalan yang kuat. Oleh al-qur’an mereka
di sebut sebagai bangsa yang ummi.

2.2 Riwayat Hidup Nabi Muhammad Saw

1. Sebelum Masa Kerasulan (Kelahiran Nabi Muhammad)

Secara esensial, kehadiran Nabi Muhammad pada masyarakat Arab adalah terjadinya
kristalisasi pengalaman baru pada dimensi ketuhanan yang mempengaruhi segalah aspek
kehidupan masyarakat, termaksut hukum-hukum yang digunakan pada masa itu . Keberhasilan
Nabi Muhammad Saw dalam memenagkan kepercayaan bangsa arab pada waktu yang relative
singkat kemampuannya dalam memodifikasi jalan hidup orang-orang Arab. Sebagian dari nilai
budaya Arab pra-Islam, untuk beberapa hal di ubah dan di teruskan oleh masyarakat Muhammad
dalam tantanan moral Islam.Nabi Muhammad dilahirkan pada tahun Gajah, tahun dimana ketika
pasukan Gajah Abraham menyerang Mekkah untuk menghancurkan Ka’bah. Namun pasukan
Abraham mengalami kehancuran. Peristiwa itu kira-kira terjadi pada tahun 570 M (12 Rabiul
Awal). Nabi Muhammad di percayakan oleh Halimah dari suku BanuSa’ad untuk diasuh dan di
besarkan. Asuhan Halimah hingga sampai nabi berusia 6 tahun. Pada usia 6 tahun, Nabi
Muhammad telah kehilangan kedua orang tuanya. Setelah Aminah ibu Nabi meninggal, Abdul
Muthalib kakek Nabi mengambil tanggung jawab merawat Nabi. Namun dua tahun kemudia
Abdul Muthalib meninggal dunia karena rentan. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada
paman Nabi, Abu Thalib. Sang paman sangat di segani dan di hormati di kalangan oarngquraisy
dan penduduk Mekah secara keseluruhan, tetapi dia miskin. Dalam usia mudah, Nabi
Muhammad hidup sebagai pengembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Mekah dan
kambing penduduk Mekah. Melalui kegiatan pengembala ini Nabi menemukan tempat untuk
berpikir dan merenung. Kegiatan ini membuatnya jauh dari segalah nafsu duniawi, sehingga dia
terhindar dari berbagai macam noda yang dapat merusak namanya. Oleh karena itu sejak mudah
Nabi sudah dijuluki al-amin (orang yang terpercaya ). ( Ajid Thohir: 2004, 12)

Bukan hanya di juluki sebagai al-amin nabi juga adalah seorang yang bijaksana.
Peristiwa penting yang memperlihatkan kebijaksanaan Nabi Muhammad terjadi pada usianya
yang ke 35 tahun. Waktu itu bangunan ka’bah rusak berat. Perbaikan ka’bah di lakukan secara
gotong royong. Para penduduk Mekkah membantu perkerjaan itu dengan suka rela. Tetapi pada
saat terakhir, ketika pekerjaan tinggal mengangkat dan meletakkan HajarAswad di tempatnya
semula, timbul perselisihan. Setiap suku merasa berhak melakukan tugas terakhir dan terhormat
itu. Perselisihan semakin memuncak namun, akhirnya para pemimpin quraisy sepakat bahwa
orang yang pertama masuk Ka’bah melalui pintu Shafa akan di jadikan hakim untuk
memutuskan perkara ini, ternyata orang yang pertama masuk adalah Nabi Muhammad. Ia pun
akhirnya di percaya menjadi hakim. Ia lantas membentangkan kain dan meletakkan hajar aswad
di tengah-tegah, lalu meminta kepada seluruh kepala suku memegang tepi kain dan
mengangkatnya bersama-sama. Setelah sampai pada ketinggian tertentu, Nabi Muhammad
kemudian meletakan batu itu pada tempat semula. Dengan demikian perselisihan dapat di
selesaikan dengan bijaksana dan semua kepala suku merasa puas dengan cara penyelesaian
seperti itu. ( Dedi Supriyad: 2008, 59-60).
Pada usia baru beranjak 12 tahun Nabi Muhammad melakukan perjalanan (usaha) untuk
pertama kali dalam khalifah dagang ke siria (syam). Khafilah itu di pimpin oleh Abu Thalib.
Dalam perjalanan ini di Bushra sebelah Selatan Siria ia bertemu dengan pendeta Kristen bernama
Buhairah. Pendeta ini melihat tanda-tanda kenabian Nabi Muhammad sesuai dengapentunjuk
cerita-cerita Kristen. Ketika Nabi Muhammad berusia 25 tahun, ia berangkat ke Siria membawa
barang dagangan seorang saudagar wanita kaya raya yang telah lama menjanda, Khadijah.
Dalam perdagangan ini, Nabi Muhammad memperoleh laba yang sangat besar. Khadijah
kemudian melamar Nabi, ketika itu Nabi Muhammad berusia 25 tahun dan khadijah 40 tahun .
Khadijah adalah wanita pertama yang masuk Islam dan banyak membantu Nabi dalam
perjuangan menyebar Islam. Perkawinan Nabi dengan khadijah dikaruniai enam orang anak dua
putra dan empat orang putri ialah: Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, UmmuKulsumdan
Fatimah. Dua putranya meninggal waktu kecil. Nabi Muhammad tidak menikah lagi sampai
Khadijah meninggal ketika Nabi Muhammad berusia 50 tahun. ( Badri Yatim: 18)

2. Masa kerasulan (Islam Pada Masa Nabi Muhammad)

Kondisi bangsa arab sebelum kedatangan islam, terutama di sekitar Mekah masih diwarnai
dengan penyembahan berhala sebagai Tuhan. Yang dikenal dengan istilah paganisme. Selain
menyembah berhala, di kalangan bangsa Arab ada pula yang menyembah agama
Masehi(Nasrani), agama ini dipeluk oleh penduduk Yaman, Najran, dan Syam. Di samping itu
juga agama Yahudi yang dipeluk oleh penduduk Yahudi imigran di Yaman dan Madinah, serta
agama Majusi, yaitu agama orang-orang persia.

Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awwal atau 20 April 571 M. Ketika
itu Raja Yaman Abrahah dengan gajahnya menyerbu Mekah untuk menghancurkan Ka’bah.
Sehingga tahun itu dinamakan Tahun Gajah. Beliau telah menjadi yatim piatu ketika berumur
delapan tahun, dan beliau diasuh oleh kakek dan pamannya, Abdul Muthalib dan Abu Thalib.
Pada umur 12 tahun Nabi Muhammad sudah mengenal perdagangan, sebeb pada saat itu beliau
telah diajak berdagang oleh paman beliau, Abu Thalib ke Negeri Syam. Dari pengalamannya
berdagang, maka setelah beranjak dewasa, beliau ingin berusaha berdagang dengan membawa
barang dagangan Khadijah, seorang saudagar wanita yang pada akhirnya menjadi istri beliau.
Fase kenabian Nabi Muhammad dimulai ketika beliau bertahannus atau menyepi di Gua
Hira, sebagai imbas keprihatinan beliau melihat keadaan bangsa Arab yang menyembah berhala.
Di tempat inilah beliau menerima wahyu yang pertama, yang berupa surat Al-‘Alaq 1-5. Dengan
wahyu yang pertama ini, maka beliau telah diangkat menjadi Nabi, utusan Allah. Pada saat itu,
Nabi Muhammad belum diperintahkan untuk menyeru kepada umatnya, namun setelah turun
wahyu kedua, yaitu surat Al-Mudatsir ayat 1-7, Nabi Muhammad saw diangkat menjadi Rasul
yang harus berdakwah. Dalam hal ini dakwah Nabi Muhammad dibagi menjadi dua periode,
yaitu :

a. Periode Mekah, ciri pokok dari periode ini adalah pembinaan dan pendidikan
tauhid(dalam arti luas)
b. Periode Madinah, ciri pokok dari periode ini adalah pendidikan sosial dan politik(dalam
arti luas).

2.3 Periode Mekah

Pada periode ini, tiga tahun pertama dakwah islam dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Nabi Muhammad mulai melaksanakan dakwah islam di lingkungan keluarga, mula-mula istri
beliau sendiri, yaitu Khadijah, yang menerima dakwah beliau, kemudian Ali bin Abi Thalib, Abu
Bakar sahabat beliau, lalu Zaid bekas budak beliau. Di samping itu, juga banyak orang yang
masuk islam dengan perantaraan Abu Bakar yang terkenal dengan julukan Assabiqunal
Awwalun(orang-orang yang lebih dahulu masuk islam), mereka adalah Utsman bin Affan,
Zubair bin Awwan, Sa’ad bin Abi Waqqash, Abdur Rahmanbin ‘Auf, Thalhah bin ‘Ubaidillah,
Abu Ubaidah bin Jarhah, dan Al-Arqam bin Abil Arqam, yang rumahnya dijadikan markas untuk
berdakwah(rumah Arqam). Kemudian setelah turun ayat 94 Surah Al-Hijr, nabi Muhammad saw
memulai dakwah secara-terang-terangan.

Dalam menyebarkan agama islam, Nabi Muhammad melakukannya dengan tiga cara, yaitu:

a. Rahasia. Pada tahapan ini Nabi menyempaikannya hanya pada kalangan keluarganya
sendiri dan teman dekatnya.
b. Semi Rahasia. Beliau menyebarkan Agama Islam dalam ryang lingkup yang lebih luas,
termasuk Bani Muthalib dan Bani Hasyim.
c. Terang-Terangan(Demonstratif). Nabi dalam berdakwah secara terang-terangan ke
segenap lapisan masyarakat, baik kaum bangsawan maupun hamba sahaya.

Dakwah yang disampaikan Nabi ini mendapatkan penolakan masyarakat Quraisy dalam
berbagai cara. Penolakan tersebut diantaranya:

a. Lunak. Cara ini dilakukan dengan menyebar propaganda. Bahwa Nabi Muhammad
adalah seorang pembohong, penjahat, dan juga pembuat perpecahan di kalangan bangsa
arab dan lainnya
b. Semi Lunak. Yaitu dengan membujuk Nabi Muhammad untuk menghentikan dakwah
islamiyah
c. Kasar/Keji. Yaitu dengan melakukan penyiksaan atau penganiayaan baik secara fisik
maupun nonfisik

Dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw tidak mudah karena mendapat tantangan
dari kaum kafir Quraisy. Hal tersebut timbul karena beberapa faktor, yaitu sebagai berikut :

1. Bidang Politik Kekuasaan. Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan
kekuasaan. Mereka mengira bahwa tunduk kepada seruan Nabi Muhammad berarti
tunduk kepada kepemimpinan Bani Abdul Muthalib
2. Sosial (persamaan derajat sosial). Nabi muhammad menyerukan persamaan hak antara
bangsawan dan hamba sahaya
3. Agama dan Keyakinan. Para pemimpin Quraisy tidak mau percaya ataupun mengakui
serta tidak menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan pembalasan di akhirat
4. Budaya. Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berurat akar pada bangsa
Arab, sehingga sangat berat bagi mereka untuk meninggalkan agama nenek moyang dan
mengikuti agama islam
5. Ekonomi. Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rezeki.
2.4 Periode Madinah

Sebab utama Rasulullah bersama para sahabat melakukan hijrah ke Madinah, yaitu :

1. Perbedaan iklim di kedua kota mempercepat dilakukannya hijrah. Iklim Madinah lembut
dan watak rakyatnya yang tenang sangat mendorong penyebaran dan pengembangan
agama islam. Sedangkan kota Mekah sebaliknya.
2. Nabi-Nabi umumnya tidak dihormati di negara-negaranya sehingga Nabi Muhammadpun
tidak diterima oleh kaumnya sendiri
3. Tantangan yang nabi hadapi tidak sekerasa di Mekkah.

Dalam periode ini, pengembangan islam lebih ditekankan pada dasar-dasar pendidikan
masyarakat islam dan pendidikan sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu, Nabi kemudian
meletakkan dasar-dasar masyarakat islam di Madinah, sebagai berikut:

a. Mendirikan Masjid

Tujuan Rasulullah mendirikan masjid ialah untuk mempersatukan umat islam dalam satu
majelis, sehingga di majelis ini umat islam bisa bersama-sama melaksanakan shalat berjamaah
secara teratur, mengadili perkara-perkara dan musyawarah. Masjid ini memegang peranan
penting untuk mempersatukan kaum muslimin dan mempererat tali ukhuwah islamiyah.

b. Mempersatukan dan mempersaudarakan antara kaum Anshar dan Muhajirin

Rasulullah saw mempersatukan keluarga-keluarga islam yang terdiri dari Muhajirin dan
Anshar. Dengan cara mempersaudarakan kedua golongan ini, Rasulullah saw telah menciptakan
suatu pertalian yang berdasarkan agama pengganti persaudaraan yang berdasar kesukuan seperti
sebelumnya.

c. Perjanjian saling membantu antara sesama kaum muslimin dan bukan muslimin

Nabi Muhammad saw hendak menciptakan toleransi antargolongan yang ada di madinah,
oleh karena itu Nabi membuat perjanjian antara kaum mus;limin dan nonmuslimin.

Menurut Ibnu Hisyam, isi perjanjian tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Pengakuan atas hak pribadi keagamaan dan politik


2. Kebebasan beragama terjamin untuk semua umat
3. Adalah kewajiban penduduk Madinah, baik muslim maupun nonmuslim, dalam hal moril
maupun materiil. Mereka harus bahu membahu menangkis semua serangan terhadap kota
mereka(Madinah)
4. Rasulullah adalah pemimpin umum bagi penduduk Madinah. Kepada beliaulah dibawa
segala perkara dan perselisihan yang besar untuk diselesaikan

d. Meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi dan sosial untuk masyarakat baru

Ketika masyarakat islam terbentuk maka diperlukan dasar-dasar yang kuat bagi
masyarakat yang baru terbentuk tersebut. Oleh karena itu, ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan
dalam periode ini terutama ditujukan kepada pembninaan hukum. Ayat-ayat ini kemudian diberi
penjelasan oleh Rasulullah, baik dengan lisan maupun dengan perbuatan beliau sehingga terdapat
dua sumber hukum dalam islam, yaitu Al-Quran dan hadis.

Dari kedua sumber hukum islam tersebut didapat suatu sistem untuk bidang politik, yaitu
sistem musyawarah. Dan untuk bidang ekonomi dititikberatkan pada jaminan keadilan sosial,
serta dalam bidang kemasyarakatan, diletakkan pula dasar-dasar persamaan derajat antara
masyarakat atau manusia, dengan penekanan bahwa yang menentukan derajat manusia adalah
ketakwaan.[4]

e. Mengadakan perjanjian dengan seluruh penduduk Madinah, baik yang sudah masuk
islam maupun yang belum masuk islam.

Perjanjian ini dikenal dengan “Piagam Madinah”, yang berisi undang-undang dikenal
dengan konstitusi Madinah. Konstitusi ini secara garis besar menyangkuit masalah-masalah yang
berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan manusia, yaitu:

1. Bidang Politik. Dalam piagam Madinah menerapkan sistem Musyawarah


2. Bidang Keamanan. Seluruh warga negara berhak mendapat keamanan dan kemerdekaan
3. Bidang Sosial. Nabi meletakkan dasar persamaan di antara manusia
4. Bidang ekonomi. Nabi saw menerapkan sistem yang dapat menjamin keadilan sosial
5. Bidang keagamaan. Hak beragama dijamin, namun harus memiliki sikap toleransi
terhadap kegiatan-kegiatan keagamaan yang diselenggarakan oleh masyarakat atau
penduduk kota madinah.

Adapun penjabaran dari piagam ini yang dijadikan sebagai dasar dalam membina
masyarakat islam yang baru dibentuk Rasulullah saw, meliputi beberapa prinsip, yaitu:

a. Al-Ukhuwah. Ukhuwah ini meliputi Ukhuwah Basyariyah, Ukhuwah Wathaniyah dan


Ukhuwah Islamiyah
b. Al-Musawa. Semua penduduk memiliki kedudukan yang sama dan setiap warga
masyarakat memuliki hak kemerdekaan, kebebasan, dan yang membedakan hanyalah
ketakwaannya
c. At-Tasamuh. Umat Islam siap berdamping secara baik dengan semua penduduk
termasuk Yahudi serta bebas melaksanakan ajaran agama dan harus memiliki sikap
toleransi
d. Al-Ta’awun. Semua penduduk harus saling tolong menolong dalam hal kebaikan.
e. Al-Tasyawur. Jika ada persoalan dalam Negara, harus melakukan musyawarah
f. Al-‘Adalah. Berkaitan erat dengan hak dan kewajiban setiap individu dalam kehidupan
bermasyarakat(Adil)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada Fase Makkah kebijakan dakwa Rasulullah adalah dengan menonjolkan


kepemimpinan dengan menonjolkan aspek-aspek keteladanannya. Dakwah yang dilakukan oleh
Nabi pada Fase ini terbagi menjadi dua yaitu secara sembunyi-sembunyi dan secara terang-
terangan. Pada Fase Madinah ada beberapa bidang yang dikembangkan sebagai wujud dari
upaya Nabi untuk membentuk Negara Islam diantaranya yaitu pembentukan sistem sosial
kemasyarakatan, militer, politik, dakwah, ekonomi, dan sumber pendapatan Negara. Pada fase
ini Islam menjadi agama yang sangat berkembang dengan visi dan misi yang satu yaitu menjadi
negara Islamiah dengan pedoman Al-qur’an dan Sunnah Nabi. Dan Nabilah yang
memperkenalkan pertama kali konsep Negara Demokrasi yang sekarang banyak di anut oleh
negara-negara modern Islam maupun non Islam

3.2 saran

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya
makalah ini masih perlu perbaikan dan penyempurnaan melalui kritikan dan masukan
bermanfaat dari para pembaca sekalian. Semoga makalah yang sederhana ini dapat memberi
manfaat bagi kita semua. Amin.
Daftar Pustaka

1. Yamin, Muhammad. "Peradaban Islam Pada Masa Nabi Muhammad Saw." Ihya al-
Arabiyah: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Arab 3.1 (2017).

2. Satir, Muhammad. "Kehidupan Sosial Masyarakat Arab Masa Awal Kehadiran


Pendidikan Islam." AL-FIKR: Jurnal Pendidikan Islam 5.1 (2019): 39-48.

3. Jasman, Jasman. "Sejarah Peradaban Islam." At-Tadabbur: Jurnal Penelitian Sosial


Keagamaan 8.2 (2018): 97-112.

4. Harianto, N. (2016). SOSIOLOGI DALAM SASTRA ARAB JAHILIAH (Pendekatan


Sosiologis dalam Karya Puisi An-Nabighoh Adz-Dzubyani). Tsaqofah dan Tarikh:
Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam, 1(1), 103-114.

5. Najmuddin, M. A. "Pola Pendidikan Islam Pada Periode Rasulullah Di Mekkah Dan


Madinah." Lentera: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi 13.3 (2015): 149991.

6. Sewang, Anwar. "Sejarah Peradaban Islam." (2017).

Anda mungkin juga menyukai