Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PERADABAN ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah sejarah peradaban islam

Dosen Pengampu: Naih Nurjannah M.pd

Disusun Oleh :

Nisa Maris Mardiah : (20.03.2709)

Siti Nur’aiman Tsaury : (20.03.2687)

Tiara Meiliawati Putri : (20.03.2663)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

STAI PERSATUAN ISLAM BANDUNG

1441 H / 2020 M
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha Pemurah dan
Lagi Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta’ala, yang telah melimpahkan Hidayah, Inayah dan Rahmat-Nya sehingga kami
mampu menyelesaikan penyusunan makalah Sejarah Peradaban Islam dengan judul
“Peradaban Islam pada masa Nabi Muhammad Saw” tepat pada waktunya.

Penulisan makalah ini memiliki tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Sejarah Peradaban Islam. Selain itu, penyusun mengucapkan banyak terima kasih
kepada berbagai pihak yang sudah membantu sampai makalah ini dapat terselesaikan.

Tetapi tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam makalah
ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa serta
aspekaspek lainnya. Maka dari itu, dengan lapang dada kami membuka seluas-luasnya
pintu bagi para pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun sarannya demi
penyempurnaan makalah ini.

16 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................ i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3 Tujuan .................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kelahiran Nabi Muhammad SAW ............................................................ 2
2.2 Gambaran Umum Misi Muhammad SAW ................................................ 3
2.3 Peradaban Pada Masa Rasulullah SAW .................................................... 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 8
3.2 Saran .................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
i
i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah merupakan suatu rujukan yang sangat penting untuk mewujudkan


masa depan yang lebih baik. Berkaitan dengan itu kita bisa mengetahui
kejadiankejadian yang terjadi pada masa lalu, terutama bagi umat Islam.
Perkembangan Islam pada masa Nabi Muhammad Saw melalui berbagai macam
cobaan dan tantangan yang dihadap untuk menyebarkannya. Islam berkembang
dengan pesat hampir semua lapisan masyarakat dipegang dan dikendalikan oleh
Islam. Perkembangan Islam pada zaman inilah merupakan titik tolak perubahan
peradaban Islam kearah yang lebih maju.

Pada awal mula Nabi Muhammad Saw mendapatkan wahyu dari Allah
SWT yang isinya menyeru manusia untuk beribadah kepadanya.Hal ini terjadi
karena pada masa itu kaum Quraisy mempunyai sesembahan lain yaitu
berhalaberhala yang dibuat oleh mereka sendiri. Karena keadaan yang demikian
itulah, dakwah pertama yang dilakukan di Mekah dilaksanakan secara
sembunyisembunyi.

1.2 Rumusan Masalah

A. Kelahiran Nabi Muhammad Saw


B. Gambaran Umum Misi Muhammad Saw
C. Peradaban Pada Masa Rasulullah Saw

1.3 Tujuan Penulisan

1. Dapat mengetahui sejarah awal masa kelahiran islam


2. apat mengetahui riwayat hidup Nabi Muhammad SAW secara singkat.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW


Secara esensial, kehadiran Nabi Muhammad pada masyarakat arab adalah
terjadinya kristalisasi pengalaman baru dalam dimensi ketuhanan yang
mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat, termasuk hukum-hukum
yang digunakan pada masa itu. Keberhasilan Nabi Muhammad SAW dalam
memenangkan kepercayaan bangsa arab pada waktu yang relatif singkat
kemampuannya dalam memodifikasi jalan hidup orang-orang arab. Nabi
Muhammad SAW dilahirkan pada tahun gajah-tahun pasukan ketika gajah
Abrahah menyerang Mekah untuk menghancurkan Kabah, namun pasukan
abrahah mengalami kehancuran. Peristiwa itu terjadi pada tahun 570M (12
Rabiul Awal). Saat Muhammad kecil ia diasuh oleh ibunya setelah beberapa lama,
dia dipercayakan kepada Halimah dari suku Banu Sa’ad untuk diasuh dan
dibesarkan. Dia tetap berada dalam asuhan Halimah hingga berusia 6 tahun,
ketika dia dikembalikan kepada ibunya, Aminah. Pada waktu itu, ibunya
bermaksud menziarahi makam suaminya di Madinah. Namun di tengah
perjalanan, yaitu di Abwa, Madinah, Aminah menderita sakit dan
menghembuskan nafas terakhir disana. Dengan demikian pada uisa 6 tahun,
Muhammad sudah kehilangan kedua orang tuanya
Setelah Aminah meninggal, Abdul Muthalib mengambil alih tanggung
jawab merawat Muhammad. Namun, 2 tahun kemudian Abdul Muthalib
meninggal dunia karena renta. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada
pamannya, Abu Thalib. Dalam usia muda, Muhammad hidup sebagai pengembala
kambing keluarganya dan kambing penduduk Mekah. Melalui kegiatan
pengembala ini, dia menemukan tempat untuk berpikir dan merenung. Dalam
suasana demikian, dia ingin melihat sesuatu diabalik semuanya. Pemikiran dan
perenungan ini membuatnya jauh dari segala pemikiran nafsu duniawi, Oleh
karena itu, sejak muda, ia sudah dijuluki al-amin, orang yang terpercaya

2
Selanjutnya, Nabi Muhammad melakukan perjalanan (usaha) pertama kali
dalam khafilah dagang ke Siria (Syam) dalam usia baru 12 tahun. Khafilah itu
dipimpin oleh Abu Thalib. Dalam perjalanan ini, di Bushra, sebelah selatan Siria ia
bertemu dengan pendeta Kristen bernama Buhairah. Pendeta ini melihat
tandatanda kenabian pada Muhammad sesuai dengan petunjuk cerita-cerita
Kristen. Perkiraan pendeta tersebut akhirnya dibuktikan dengan sejarah kenabian
Muhammad sampai sekarang.
Ketika Nabi Muhammad berusia 25 tahun, ia berangkat ke Siria membawa
dagangan seorang saudagar wanita kaya raya yang telah lama menjanda,
Khadijah. Dalam perdagangan ini, Muhammad memperoleh laba yang besar.
Khadijah kemudian melamarnya, lamaran itu diterima dan perkawinan segera
dilaksanakan. Dalam perkembangan selanjutnya, Khadijah adalah wanita pertama
yang masuk islam dan banyak membantu Nabi dalam perjuangan Islam.
Pernikahannya dikaruniai 6 orang anak, 2 putra dan 4 putri:
Qasim,Abdullah,Zainab,Ruqayah,Ummu Kulsum, dan Fatimah. Kedua putranya
meninggal waktu kecil. Nabi Muhammad tidak menikah lagi sampai Khadijah
meninggal ketika Muhammad berusia 50 tahun.

2.2 GAMBARAN UMUM MISI MUHAMMAD SAW


Secara historis, perjalanan Nabi Muhamad SAW. Sebagai pembawa misi
risalah langit, terbagi dalam 3 periode, yaitu pertama, periode pra-kerasulan,
Kedua periode kerasulan, dan ketiga, pasca-kerasulan. Tahap kedua sejarah
kenabian ini diawali dengan dua kondisi demografis-sosiologis Arab, yakni kondisi
pada masa Makiyyah dan nasa Madaniyyah.
Kehidupan masyarakat Arab secara sosiopolitis mencerminkan kehidupan
derajat yang rendah. Perbudakan,mabuk,perzinaan,eksploitasi ekonomi dan
perang antarsuku menjadi karakter perilaku mereka. Dari aspek kepercayaan
atau agama, orang-orang Arab Mekah adalah para penyembah berhala.
Berangkat dari kondisi inilah dalam sejarah dicatat bahwa Muhammad sering
melakukan kontemplasi (‘uzlah), Setelah melalui proses kontemplasi yang cukup
lama, tepatnya di Gua Hira, akhirnya Muhammad mendapat suatu petunjuk dari
Allah melalui Malaikat Jibril untuk mengubah Masyarakat Arab Mekah. Dari

3
sinilah awal sejarah penyebaran dan pejuangan Nabi Muhammad SAW dalam
menegakkan ajaran Islam dimulai.
Para Nabi dan rasul yang diutus oleh Allah, dilihat dari pendekatan visi dan
misi, dibagi dalam 2 bagian, pertama, Nabi yang hanya membawa doktrin
teologis semata dan Nabi yang membawa doktrin teologis sekaligus membawa
doktrin politis. Doktrin teologis adalah doktrin yang menekankan subtansi moral
dalam mempersatukan idaeal moral manusia dengan ideal moral Tuhan tanpa
melakukan perubahan sosial politik sebagai bagian dari proses ideal moral
tersebut, sedangkan doktrin teologis politis adalah doktrin yang mengedepankan
ajaran moral sekarang berusaha melakukan perubahan sistem ini untuk menata
intitusi-intitusi sosial dan politik.
Para nabi yang tergolong pembawa doktrin teologis politis ini, diantaranya
adalah nabi-nabi yang bergelar Ulul ‘zmi. Nabi Muhammad SAW termasuk bagian
ini karena ia,selain mengajarkan nilai-nilai Islam yang berkenaan dengan hal-hal
yang bersifat aksentis (keakhiratan), juga kepemimpinan dan pemerintahan
orang-orang Quraisy.

2.3 PERADABAN PADA MASA RASULULLAH SAW


Peradaban atau kebudayaan pada masa Rasulullah SAW yang paling
dahsyat adalah perubahan sosial. Suatu perubahan mendasar dari masa
kebobrokan moral menuju moralitas yang beradab. Dalam tulisan Ahmad Al-
Husairy, diuraikan bahwa peradaban pada masa Nabi dilandasi dengan asas-asas
yang diciptakan sendiri oleh Muhammad di bawah bimbingan wahyu, di
antaranya sebagai berikut
1. Pembangunan Masjid Nabawi
Dikisahkan bahwa unta tunggangan Rasulullah berhenti di suatu tempat
maka Rasulullah memerintahkan agar di tempat itu dibangun sebuah masjid.
Rasulullah ikut serta dalam pembangunan masjid tersebut. Beliau
mengangkat dan memindahkan batu-batu masjid itu dengan tangannya
sendiri. Saat itu, kiblat dihadapkan ke Baitul Maqdis. Tiang Masjid terbuat dari
batang kurma, sedangkan atapnya dibuat dari pelepah daun kurma. Adapun

4
kamar-kamar istri beliau dibuat di samping masjid. Tatkala pembangunan
selesai, Rasulullah memasuki pernikahan dengan Aisyah pada bulan Syawal.
Sejak saat itulah, Yasrib dikenal dengan Madinatur Rasul atau Madinah
AlMunawwarah. Kaum muslimin melakukan berbagai aktivitasnya di dalam
masjid ini, baik beribadah, belajar, memutuskan perkara mereka, berjual beli
maupun perayaan-perayaan. Tempat ini menjadi faktor yang mempersatukan
mereka.
2. Persaudaraan antara Kaum Muhajirin dan Anshar
Rasulullah mempersaudarakan di antara kaum muslimin. Mereka
kemudian membagikan rumah yang mereka miliki, bahkan istri-istri dan harta
mereka. Persaudaraan ini terjadi lebih kuat daripada hanya persaudaraan
yang berdasarkan keturunan. Dengan persaudaraan ini, Rasulullah telah
menciptakan sebuah kesatuan yang berdasarkan agama sebagai pengganti
dari persatuan yang berdasarkan kabilah
3. Kesepakatan untuk saling membantu antara kaum Muslimin dan Non-Muslimin
Di Madinah ada 3 golongan manusia, yaitu kaum muslimin, orangorang
Arab, serta kaum non-muslim, dan orang-orang Yahudi (Bani Nadhir,Bani
Quraizhah, dan Bani Qainuqa). Rasululla melakukan satu kesepakatan dengan
mereka untuk terjaminnya sebuah keamanan dan kedamaian juga untuk
melahirkan sebuah suasana saling membantu dan toleransi diantara golongan
tersebut.
4. Peletakan Asas-asas Politik,Ekonomi,dan Sosial
Islam adalah agama dan sudah sepantasnya jika di dalam Negara
diletakkan dasar-dasar islam maka turunlah ayat-ayat Al-Qur’an pada periode
ini untuk membangun legalitas dari sisi-sisi tersebut sebagaimana dijelaskan
oleh Rasulullah dengan perkataan dan tindakannya. Hiduplah kota Mdinah
dalam sebuah kehidupan yang mulia dan penuh dengan nilai-nilai utama.
Terjadi sebuah persaudaraan yang jujur dan kokoh, ada solidaritas yang erat
di antara anggota masyarakatnya. Dengan demikian, berarti bahwa inilah
masyarakat Islam pertama yang dibangun Rasulullah dengan asas-asasnya
yang abadi.

5
Secara sistematik, proses peradaban yang dilakukan oleh Nabi pada
masyarakat Islam di Yatsrib adalah: pertama, Nabi Muhammad SAW
mengubah nama Yastrib menjadi Madinah (Madinat Ar-Rasul, Madinah
AnNabi, atau Madinah Al-Munawwarah). Perubahan nama yang bukan terjadi
secara kebetulan,tetapi perubahan nama yang menggambarkan cita-cita Nabi
Muhammad SAW; kedua, membangun masjid menjadi sarana penting untuk
mempersatukan kaum muslimin dengan musyawarah dalam merundingkan
masalah-masalah yang dihadapi; ketiga, Nabi Muhammad SAW membentuk
kegiatan mu’akhat (persaudaraan), yaitu mempersaudarakan kaum muhajirin
(orang-orang yang hijrah dari Mekah ke Yastrib) dengan Anshar (orang-orang
yang menerima dan membantu kepindahan Muhajirin di Yastrib).
Persaudaraan diaharapkan dapat mengikat kaum muslimin dalam satu
persaudaraan dan kekeluargaan; keempat, membentuk persahabatan dengan
pihak-pihak lain yang tidak beragama Islam; dan kelima, Nabi Muhammad
SAW membentuk pasukan tentara untuk mengantisipasi gangguan-gangguan
yang dilakukan oleh musuh.
Mengomentari tentang perubahan nama Yastrib menjadi Madinah, dalam
pandangan Nurholish Masjid, bahwa agenda-agenda politik kerasulan telah
diletakkan dan beliau bertindak sebagai utusan Allah,kepala
Negara,komandan tentara,dan pemimpin kemasyarakatan. Semua yang
diakukan Nabi Muhammad SAW di kota hijrah itu merupakan refleksi dari ide
yang terkandung dalam perkataan Arab madinah, yang secara etimologis
berarti tempat peradaban, yaitu padanan perkataan Yunani polis, (seperti
dalam nama kotaa Constantinopel). Dan Madinah dalam arti itu sama dengan
hadarah dan isaqarah, yang masing-masing sering diterjemahkan,
berturutturut,peradaban dan kebudayaan, tetapi secara etimologis
mempunyai arti pola kehidupan menetap sebagai lawan badawah yang
berarti “pola kehidupan mengembara”, nomad. Oleh karena itu, perkataan
madinah, dalam peristilahan modern, menunjuk pada semangat dan
pengertian civil society, suatu istilah inggris yang berarti “masyarakat
sopan,beradab,dan teratur” dalam bentuk Negara yang baik.
Munawir Syadzali menguraikan bahwa dasar-dasar kenegaraan yang
terdapat dalam Piagam Madinah adalah: pertama, umat islam merupakan

6
satu komunitas (umat) meskipun berasal dari suku yang beragam; dan kedua,
hubungan antara sesame anggota komunitas islam dan antara anggota
komunitas Islam dengan komunitas-komunitas lain didasarkan atas
prinsipprinsip: bertetangga baik,saling membantu dalam menghadapi musuh
bersama,membela mereka yang dianiaya,saling menasihati,dan menghormati
kebebasan beragama.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada tahun gajah-tahun pasukan ketika gajah
Abrahah menyerang Mekah untuk menghancurkan Kabah, namun pasukan
abrahah mengalami kehancuran. Peristiwa itu terjadi pada tahun 570M (12
Rabiul Awal). Secara historis, perjalanan Nabi Muhamad SAW. Sebagai pembawa
misi risalah langit, terbagi dalam 3 periode, yaitu pertama, periode pra-kerasulan,
Kedua periode kerasulan, dan ketiga, pasca-kerasulan.Suatu perubahan
mendasar dari masa kebobrokan moral menuju moralitas yang beradab. Dalam
tulisan Ahmad Al-Husairy, diuraikan bahwa peradaban pada masa Nabi dilandasi
dengan asas-asas yang diciptakan sendiri oleh Muhammad di bawah bimbingan
wahyu, di antaranya sebagai berikut Pembangunan Masjid Nabawi,Persaudaraan
antara kaum muhajirin dan anshar,Kesepakatan untuk saling membantu antara
kaum muslimin dan non-muslimin,Peletakan asas-asas politik,ekonomi,sosial,

3.2 Saran

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karenanya makalah ini masih perlu perbaikan dan penyempurnaan melalui
kritikan dan masukan bermanfaat dari para pembaca sekalian. Semoga makalah
yang sederhana ini dapat memberi manfaat bagi kita semua Aamiin.

DAFTAR PUSTAKA

Pustaka Setia

Anda mungkin juga menyukai