Di susun oleh:
KELOMPOK 3
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. Karena berkat rahmatnya berupa kesehatan bagi
kita semua sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Shalawat dan salam kita curahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW.
Makalah ini kami buat dengan tujuan menyelesaikan tugas dari dosen. Adapun
judul makalah ini adalah “ SEJARAH ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD”
dimana kami membahas perjalanan Rasulullah pada periode Mekkah dan
Madinah.
Kami hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, oleh karena itu jika
ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini kami mohon bimbingan dari bapak
dosen dan teman teman sekalian. Terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................................4
C. TUJUAN MAKALAH....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
A. Bentuk Peradaban Islam pada Masa Rasulullah Saw. periode Mekah.................................5
B. Bentuk Peradaban Islam pada Masa Rasulullah Saw. periode Madinah............................8
1. Pembentukan sistem sosial kemasyarakatan.....................................................................8
2. Bidang Politik...........................................................................................................................9
3. Bidang Militer.........................................................................................................................10
4. Bidang Dakwah.....................................................................................................................11
5. Sistem Ekonomi....................................................................................................................12
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................13
A. Simpulan......................................................................................................................................13
B. Kritik dan Saran.........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................14
3
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejarah merupakan suatu rujukan yang sangat penting untuk mewujudkan masa
depan yang lebih baik. Berkaitan dengan itu kita bisa mengetahui kejadian-kejadian
yang terjadi pada masa lalu, terutama bagi umat Islam. Perkembangan Islam pada
masa Nabi Muhammad Saw.. melalui berSbagai macam cobaan dan tantangan yang
dihadap untuk menyebarkannya. Islam berkembang dengan pesat hampir semua
lapisan masyarakat dipegang dan dikendalikan oleh Islam. Perkembangan Islam pada
zaman inilah merupakan titik tolak perubahan peradaban Islam kearah yang lebih maju.
Pada awal mula Nabi Muhammad mendapatkan wahyu dari Allah SWT. yang
isinya menyeru manusia untuk beribadah kepadanya, mendapat tantangan yang besar
dari berbagai kalangan Quraisy. Hal ini terjadi karena pada masa itu kaum Quraisy
mempunyai sesembahan lain yaitu berhala-berhala yang dibuat oleh mereka sendiri.
Karena keadaan yang demikian itulah, dakwah pertama yang dilakukan di Mekah
dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi, terlebih karena jumlah orang yang masuk
Islam sangat sedikit.
Keadaan ini berubah ketika jumlah orang yang memeluk Islam semakin hari
semakin banyak, Allah pun memerintah Nabi untuk melakukan dakwah secara terang-
terangan. Bertambahnya penganut agama baru yang dibawa oleh Nabi Muhammad
Saw. membuat kemapanan spiritual yang sudah lama mengakar di kaum Quraisy
menjadi terancam. Karena hal inilah mereka berusaha dengan semaksimal mungkin
mengganggu dan menghentikan dakwah tersebut. Dengan cara diplomasi dan
kekerasan mereka lakukan. Merasa terancan, Allah Swt. memerintahkan Nabi
Muhammad beserta kaum muslim lainnya untuk berhijrah ke kota Madinah. Disinilah
babak baru kemajuan Islam dimulai.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana bentuk peradaban Islam pada Masa Rasulullah periode Mekah?
2. Bagaimana bentuk peradaban Islam pada Masa Rasulullah periode Madinah?
C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui bentuk peradaban Islam pada Masa Rasulullah periode Mekah.
2. Untuk mengetahui bentuk peradaban Islam pada Masa Rasulullah periode Madinah.
4
BAB II PEMBAHASAN
1[]‘Atiq bin Ghaits Al-Biladi, Keutamaan Kota Mekah, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1995), hlm. 118
2[]Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam,(Jakarta: Rajawali Pers, 2009),hlm.
13
3[]Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam,(Jakarta: Rajawali Pers, 2009) hlm.
24
5
Artinya : “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.
Sesungguhnya Kami memelihara kamu daripada (kejahatan) orang-orang yang
memperolok-olokkan (kamu)”. QS. Al-Hijr : 94-95.
Artinya : “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” QS.
Asy-Syura’ : 214.
Ketika gerakan Nabi Muhammad Saw. makin meluas, jumlah pengikutnya
bertambah banyak dan seruannya semakin tegas dan lantang, bahkan secara terang-
terangan mengecam agama berhala dan mencela kebodohan nenek moyang mereka
yang memuja-muja berhala itu. Kaum musyrikin Quraisy terkejut dan marah karena
agama mereka pada saat itu dikecam. Mereka bangkit menentang dakwah Nabi
Muhammad Saw. dan dengan berbagai macam cara berusaha menghalang-halanginya.
Kebencian musyrikin Quraisy terhadap Nabi Muhammad Saw. makin meningkat
manakala mereka menyaksikan penganut Islam terus bertambah. Mereka menghina
dan mencaci Nabi dan para pengikutnya. Tidak hanya penghinaan yang ditimpakan
kepada Nabi Muhammad Saw. melainkan juga rencana pembunuhan yang disusun
oleh Abu Sufyan.
Menurut Syalabi dalam Zuhairini (1977:31-32) ada lima faktor yang menyebabkan
orang-orang kafir Quraisy berusaha menghalangi dakwah Islam yaitu :
1. Orang kafir Quraisy tidak dapat membedakan antara keNabian dan kekuasaan.
Mereka menganggap bahwa tunduk pada seruan Muhammad berarti tunduk kepada
kepemimpinan bani Abdul Muthallib.
2. Nabi Muhammad SAW. menyerukan persamaan antara bangSaw.an dan hamba
sahaya.
3. Para pemimpin Quraisy tidak dapat menerima adanya hari kebangkitan kembali dan
hari pembalasan di akhirat.
4. Taklid pada nenek moyang adalah kebiasaan yang berakar pada bangsa Arab.
5. Pemahat dan penjual patung menganggap Islam sebagai penghalang rezeki mereka.
6
ternyata harapan dan perkiraaan Nabi salah besar, ketika Nabi memutuskan untuk
menyebarkan Islam di Thaif, reaksi yang didapat sama dengan reaksi yang biasa nabi
dapat di Mekah. Di Thaif, Nabi diejek, disoraki, dan dilempari batu, akhirnya Nabi
memutuskan kembali ke Mekah. Sampai-sampai ketika Nabi berjalan kembali ke Mekah
orang Thaif membuntuti Nabi sambil melemparinya dengan batu sampai terluka di
bagian kepala dan badannya. Ternyata apa yang diharapkan dan perkirakan Nabi tidak
terwujud dan ini semakin menyurutkan semangat Nabi, karena Nabi juga telah
mengalami peristiwa yang cukup menyedihkan yaitu meninggalnya dua sosok penting
dalam hidupnya yaitu pamanya Abu Thalib dan juga istrinya Khadijah.
Pada saat menghadapi ujian berat, Nabi Muhammad SAW. diperintahkan Allah
untuk melakukan perjalanan malam dari Masjid al-Haram di Mekah ke Bait al-Maqdis di
Palestina, kemudian ke sidrah al-Muntaha. Di situlah Nabi Muhammad SAW. menerima
syariat kewajiban mengerjakan shalat lima waktu. Peristiwa ini dikenal dengan Isra’ dan
Mi’raj yang terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun 11 sesudah kenabian. Isra dan Mi’raj di
samping memperkuat iman dan memperkokoh batin Nabi Muhammad SAW.
menghadapi ujian berat berkaitan dengan misi risalahnya, juga sebagai batu ujian bagi
kaum muslimin apakah mereka mempercayai atau mengingkarinya. Bagi kaum
musyrikin Quraisy, peristiwa itu dijadikan bahan untuk mengolok-olok Nabi muhammad
SAW. dengan menuduhnya sebagai manusia yang berotak tidak waras.[4] Karena kaum
musyrikin Quraisy memandang peristiwa tersebut melalui logika.
4[]Dudung Abdurrahman et.al, Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern, (Yogyakarta:
Fak. Adab, 2002), hlm. 32.
7
B. Bentuk Peradaban Islam pada Masa Rasulullah Saw. periode Madinah
c. Kesepakatan untuk Saling Membantu antara Kaum Muslimin dan non Muslimin
Di Madinah, ada tiga golongan manusia, yaitu kaum muslimin, orang-orang arab,
serta kaum non muslim, dan orang-orang yahudi (Bani Nadhir, Bani Quraizhah, dan
Bani Qainuqa’). Rasulullah melakukan satu kesepakatan dengan mereka untuk
terjaminnya sebuah keamanan dan kedamaian.Juga untuk melahirkan sebuah suasana
saling membantu dan toleransi diantara golongan tersebut.
8
d. Peletakan Asas-asas Politik, Ekonomi, dan Sosial
Islam adalah agama dan sudah sepantasnya jika di dalam Negara diletakkan dasar-
dasar Islam maka turunlah ayat-ayat Al-Quran pada periode ini untuk membangun
legalitas dari sisi-sisi tersebut sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah dengan
perkataan dan tindakannya. Hidupla kota Madinah dalam sebuah kehidupan yang mulia
dan penuh dengan nilai-nilai utama. Terjadi sebuah persaudaraan yang jujur dan kokoh,
ada solidaritas yang erat diantara anggota masyarakatnya.Dengan demikian berarti
bahwa inilah masyarakat Islam pertama yang dibangun Rasulullah dengan asas-
asasnya yang abadi.
Secara sistematik proses peradaban yang dilakukan oleh Nabi pada masyarakat
Islam di Yatsrib menjadi Madinah(Madinat Ar-Rasul, Madinah An-Nabi, atau Madinah
Al-Munawwarah). Perubahan nama yang bukan terjadi secara kebetulan, tetapi
perubahan nama yang menggambarkan cita-cita Nabi Muhammad Saw., yaitu
membentuk sebuah masyarakat yang tertib dan maju, dan berperadaban; kedua,
membangun masjid. Masjid bukan hanya dijadikan pusat kegiatan ritual shalat saja,
tetapi juga menjadi sarana penting untuk mempersatukan kaum muslimin dengan
musyawarah dalam merundingkan masalah-masalah yang dihadapi.Disamping itu,
masjid juga menjadi pusat kegiatan pemerintahan; ketiga Nabi Muhammad Saw.
membentuk kegiatan Mu’akhat (persaudaraan), yaitu mempersaudarakan kaum
Muhajirin (orang-orang yang hijrah dari Mekah ke Yatsrib) dengan Anshar (orang-orang
yang menerima dan membantu kepindahan Muhajirin di Yatsrib).Persaudaraan
diharapkan dapat mengikat kaum muslimin dalam satu persaudaraan dan
kekeluargaan. Nabi Muhammad Saw. membentuk persaudaraan yang baru, yaitu
persaudaraan seagama, disamping bentuk persaudaraan yang sudah ada sebelumnya,
yaitu bentuk persaudaraan berdasarkan darah; keempat, membentuk persahabatan
dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama Islam; dan kelima Nabi Muhammad Saw.
membentuk pasukan tentara untuk mengantisipasi gangguna-gangguan yang dilakukan
oleh musuh. ( Supriyadi. 2008: 64).
2. Bidang Politik
Selanjutnya, Nabi Saw.. Merumuskan piagam yang berlaku bagi seluruh
pendudukan Yatsrib, baik orang muslim maupun non muslim (Yahudi). Piagam inilah
yang oleh Ibnu Hasyim disebut sebagai Undang-undang Dasar Negara Islam (Daulah
Islamiyah) yang pertama.
a. Setiap kelompok mempunyai pribadi keagamaan dan politik. Adalah hak kelompok,
menghukum orang yang membuat kerusakan dan memberi keamanan kepada orang
patuh.
b. Kebebasan beragama terjamin buat semua warga Negara.
c. Adalah kewajiban penduduk madinah, baik kaum muslimin maupun bangsa Yahudi,
untuk saling membantu, baik secara moril atau materil. Semuanya dengan bahu
membahu harus menangkis setiap serangan terhadap kota Madinah.
9
Rasulullah adalah kepala Negara bagi penduduk Madinah.Kepada Beliaulah
segala perkara dibawa dan segala perselisihan yang besar diselesaikan.(Subarman,
2008:36).
Munawir Syadzali ( Mantan Menteri Agama RI) menyebutkan bahwa dasar-dasar
kenegaraan yang terdapat dalam piagam Madinah adalah: pertama, Umat Islam
merupakan satu komunitas (ummat) meskipun berasal dari suku yang beragam; dan
kedua, hubungan antara sesama anggota komunitas Islam, dan antara anggota
komunitas islam dengan komunitas-komunitas lain didasarkan atas prinsip-prinsip: (a)
bertetangga baik, (b) saling membantu dalam menghadapi musuh bersama, (c)
membela mereka yang dianiaya, (d) saling menasehati, dan (e) menghormati
kebebasan beragama. (Mubarok, 2005: 49).
3. Bidang Militer
Peperangan yang terjadi pada masa Rasul membawa akibat perkembangan
Islam dan kebudayaan Islam. Peperangan pada masa Rasul terdiri dari: Ghazwah; yaitu
peperangan yang dipimpin langsung oleh Rasul sendiri. Peperangan ini terjadi dua
puluh tujuh kali.Syariah; yaitu peperangan yang dipimpin oleh para sahabat untuk
memimpinnya, peperangan ini terjadi tiga puluh delapan kali.
Peperangan yang dilakukan Rasul mempunyai nilai dan arti bagi pembinaan
ummat. Nilai dan arti yangterkandung antara lain:
a. Gazwatu furqan; yaitu peperangan yang menentukan mana yang hak dan bathil,
seperti Perang Badar. sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Anfal ayat 41.
b. “Dan ketahuilah, bahawa apa sahaja yang kamu dapati sebagai harta rampasan
perang, maka sesungguhnya satu perlimanya (dibahagikan) untuk (jalan) Allah dan
untuk RasulNya dan untuk kerabat (Rasulullah) dan anak-anak yatim dan orang-orang
miskin, serta ibnus-sabil (orang musafir yang keputusan), jika kamu beriman kepada
Allah dan kepada apa yang telah diturunkan oleh Kami (Allah) kepada hamba Kami
(Muhammad) pada Hari Al-Furqan, iaitu hari bertemunya dua angkatan tentera (Islam
dan kafir, di medan perang Badar) dan (ingatlah) Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap
sesuatu”.
c. Adabiyah al-Hujum; yaitu peperangan untuk membela diri seperti perang Khandak.
d. Untuk perdamaian; seperti perjanjian Hudaibiyah
e. Kewaspadaan; seperti perang Mukt‘ah.
f. Taktik menakut-nakuti; seperti Fathu Mekah.
g. Penyiaran Agama Islam; seperti Perang Hunain.
h. Konsolidasi, agar Negara menjadi bersatu dan kuat seperti Thaif.
i. Pengabdian kepada Tuhan; seperti Perang Tabuk
10
4. Bidang Dakwah
Musuh-musuh Islam melontarkan tuduhan kepada umat Islam, bahwa Islam
berkembang dibawah sinar mata pedang / kekerasan.Tuduhan yang demikian tidak
berdasar kenyataan.
Dengan dakwah agama Islam mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Ajaran Islam simple, mudah, tidak memberatkan, tidak banyak tuntutan dan aturan.
b. Prinsip-prinsip dari masyarakat Islam bersendikan ukhuwah Islamiyah.
c. Islam tersiar luas dan cepat semata-mata karena Dakwah bi al-Hikmah dari Nabi dan
para sahabat.
11
5. Sistem Ekonomi
Seperti di madinah merupakan negara yang baru terbentuk dengan kemampuan
daya mobilitas yang sangat rendah dari sisi ekonomi. Oleh karena itu, peletakan dasar-
dasar sistem keuangan negara yang di lakukan oleh Rasulullah Saw.. merupakan
langkah yang sangat signifikan sekaligus berlian dan spektakuler pada masa itu,
sehingga Islam sebagai sebuah agama dan negara dapat berkembang dengan pesat
dalam jangka waktu yang relatif singkat.
Sistem ekonomi yang diterapkan oleh Rasulullah Saw.. dari prinsip-prinsip
Qur’ani. Al Quran yang merupakan sumber utama ajaran Islam telah menetapkan
berbagai aturan sebagai hidayah (petunjuk) bagi umat manusia dalam aktivitas disetiap
aspek kehidupannya, termasuk dibidang ekonomi.
Prinsip Islam yang paling mendasar adalah kekuasaan tertinggi hanya milik Allah
semata dan manusia diciptakan sebagai khalifah-Nya di muka bumi. Dalam pandangan
Islam, kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan menjadi kehidupan ruhiyah dan
jasmaniyah, melainkan sebagai satu kesatuan yang utuh yang tidak terpisahkan,
bahkan setelah kehidupan dunia ini. Dengan kata lain, Islam tidak mengenal kehidupan
yang hanya memikirkan materi duniawi tanpa memikirkan kehidupan akhirat.
12
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
Dari pembahasan diatas dapat kami ambil kesimpulan bahwasannya peradaban
Islam pada masa nabi Muhammad Saw terbagi menjadi dua fase (periode) yaitu Fase
Mekah dan Madinah.
Pada fase Makkah lebih ditekankan hanya pada bidang Dakwah, karena ini
adalah masa-masa awal kelahiran agama Islam. Dakwah yang dilakukan oleh Nabi
pada Fase ini terbagi menjadi dua yaitu secara sembunyi-sembunyi dean secara
terang-terangan. Meskipun dalam prosesnya Nabi sering mendapat gangguan dan
perlakuan kasar dari kaum kafir Quraisy.
Setelah hijrah, pada fase Madinah ini ada beberapa bidang yang dikembangkan
sebagai wujud dari upaya Nabi untuk membentuk Negara Islam diantaranya yaitu
pembentukan sisitem sosial kemasyarakatan, militer, politik, dakwah, ekonomi, dan
sumber pendapatan Negara. Pada fase ini Islam menjadi agama yang dipeluk oleh
seluruh Jazirah Arab, sebagai tanda keberhasilan dakwah Nabi Muhammad Saw.
13
DAFTAR PUSTAKA
14