Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu tanpa kurang satu
apapun. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW
beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang tetap istiqomah hingga yaumil akhir.
Penulisan makalah yang berjudul “Peradaban Islam pada Zaman Nabi Muhammad Saw
(610-632 M)” ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam. Harapan
penulis semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
guna perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya semoga amal baik yang telah diberikan
oleh semua pihak kepada penulis, balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................ ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan Masalah.............................................................. 1
BAB II Pembahasan
A. Sejarah Dakwah Nabi Muhammad SAW pada Periode Mekkah....... 2
B. Sejarah Dakwah Nabi Muhammad SAW pada Periode Madinah..... 3
BAB III Penutup............................................................................................ 8
Daftar Pustaka……………………………………………………………. 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peradaban Islam pada periode Mekkah?
2. Bagaimana peradaban Islam pada periode Madinah?
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam tahapan ini Nabi Muhammad SAW mengajak keluarga yang tinggal
serumah dan sahabat-sahabat terdekatnya agar meninggalkan agama nenek moyang
dan beribadah hanya kepada Allah SWT. Dalam fase ini yang pertama kali beriman
adalah Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haristah. Dari kalangan sahabat, Abu
Bakarlah yang sesegera menyatakan keimanannya, kemudian diikuti Ustman bin
Affan, Zubar bin Awam, Saad bin Abi Waqqas, Thalhah bin Jarrah, Arqam bin Abi al-
Arqam, Bilal bin Rabah dan beberapa penduduk Mekah lainnya. Nabi Muhammad
SAW mengajarkan Islam di rumah Arqam bin Abi al-Arqam.
Tahap kedua adalah dakwah semi terbuka. Yang menjadi sasaran utama yakni Bani
Hasyim. Sesudah itu Nabi Muhammad SAW memperluas jangkauan seruannya kepada
seluruh penduduk Mekah setelah turun Surat Al-Hijr ayat 94.
ْ ض َع ِن ا ْل ُم
َش ِر ِكيْن ْ َف
ْ اص َد ْع بِ َما تُْؤ َم ُر َواَ ْع ِر
2
Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik.
Langkah ini menandai dimulainya tahap ketiga yakni dakwah secara terang-
terangan. Sejak saat itu Islam mulai menjadi perhatian dan pembicaraan penduduk
Mekah.
Pokok ajaran yang disampaikan ketika Nabi Muhammad SAW di Mekah berkaitan
dengan keimanan, akhlak, kabar gembira tentang surga, peringatan adanya siksa
neraka, persamaan hak dan martabat manusia.
Setelah mendapat wahyu dari Allah SWT untuk menyampaikan dakwah secara
terang-terangan, yaitu QS. Al-Hijr ayat 94-95. Dakwah secara terang-terangan ini
mendapat reaksi keras dari para pemuda dan tokoh Quraisy. Reaksi keras yang
dilakukan antara lain berupa; ejekan, hinaan, hasutan, ancaman, dan penganiayaan
secara fisik. Reaksi keras yang dilakukan oleh orang-orang Quraisy disebabkan oleh
pemikiran mereka yang beranggapan bahwa ajaran yang dibawa Nabi Muhammad
SAW bertentangan dengan kepercayaan dan kebiasaan sehari-hari.
Nabi Muhammad SAW tetap tabah dan sabar dalam menghadapi orang-orang
Quraisy. Bahkan dakwah yang dilakukan beliau semakin terang-terangan dan meluas
ke wilayah lain. Menghadapi sikap Nabi Muhammad SAW tersebut orang-orang
Quraisy semakin marah dan berencana membunuh Nabi Muhammad SAW. Rencana
tersebut dilakukan Menjelang Nabi Muhammad SAW akan hijrah ke Madinah. Atas
pertolongan Allah SWT, Nabi Muhammad SAW selamat dari percobaan pembunuhan.
Dan kemudian beliau hijrah ke Madinah.
3
Assidiq R.A. di Jabal Tsur disebelah selatan dari Majidil haram sejauh kurang lebih 6
km. Kaum kafir dalam mengejar Rosulullah Saw. Dan tidak menemukan-Nya,
Ketika beliau sampai di Madinah, disambut dengan syair-syair dan penuh
kegembiraan oleh penduduk Madinah. Hijrah dari Makkah ke Madinah bukan hanya
sekedar berpindah dan menghindarkan diri dari ancaman dan tekanan orang kafir
Quraisy dan penduduk Makkah yang tidak menghendaki pembaharuan terhadap ajaran
nenek moyang mereka, tetapi juga mengandung maksud untuk mengatur potensi dan
menyusun srategi dalam menghadapi tantangan lebih lanjut.
4
mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak kecil, tidak memfitnah, dan ikut
menyebarkan islam. Perjanjian ini dikenal dengan Bai’atul Akabah Ula (Perjanjian
Akabah Pertama) karena dilaksanakan di bukit akabah atau disebut Bai’atun Nisa’
(perjanjian wanita) karena didalamnya terdapat seorang wanita ‘Afra binti ‘Abid bin
Tsa’labah.
Islam mendapat lingkungan baru di kota Madinah. Lingkungan yang
memungkinkan bagi Nabi Muhammad SAW untuk meneruskan dakwahnya,
menyampaikan ajaran Islam dan menjabarkan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah tiba
dan diterima penduduk Yastrib, Nabi diangkat menjadi pemimpin penduduk
Madinah.Sehingga disamping sebagai kepala/ pemimpin agama, Nabi SAW juga
menjabat sebagai kepala pemerintahan / Negara Islam.Kemudian, tidak beberapa lama
orang-orang Madinah non Muslim berbondong bondong masuk agama Islam. Untuk
memperkokoh masyarakat baru tersebut mulailah Nabi meletakkan dasar-dasar untuk
suatu masyarakat yang besar, mengingat penduduk yang tinggal di Madinah bukan
hanya kaum muslimin, tapi juga golongan masyarakat Yahudi dan orang Arab yang
masih menganut agama nenek moyang, maka agar stabilitas masyarakat dapat
terwujudkan Nabi mengadakan perjanjian dengan mereka, yaitu suatu piagam yang
menjamin kebebasan beragama bagi kaum Yahudi. Setiap golongan masyarakat
memiliki hak tertentu dalam bidang politik dan keagamaan.Di samping itu setiap
masyarakat berkewajiban mempertahankan keamanan negeri dari serangan musuh.
Adapun dasar-dasar tersebut adalah:
1. Mendirikan Masjid
Setelah agama Islam datang Rasulullah SAW mempersatukan seluruh suku-
suku di Madinah dengan jalan mendirikan tempat peribadatan dan pertemuan yang
berupa masjid dan diberi nama masjid “Baitullah”. Dengan adanya masjid itu, selain
dijadikan sebagai tempat peribadatan juga dijadikan sebagai tempat pertemuan,
peribadatan, mengadili perkara dan lain sebagainya.
2. Mempersaudarakan antara Anshor dan Muhajirin
Orang-orang Muhajirin datang ke Madinah tidak membawa harta akan tetapi
membawa keyakinan yang mereka anut. Dengan itu Nabi mempersatukan golongan
Muhajirin dan Anshor tersebut dalam suatu persaudaraan dibawah satu keyakinan yaitu
bendera Islam.
3. Perjanjian bantu membantu antara sesama kaum Muslim dan non Muslim
Setelah Nabi resmi menjadi penduduk Madinah, Nabi langsung mengadakan
perjanjian untuk saling bantu-membantu atau toleransi antara orang Islam dengan orang
non Islam. Selain itu Nabi mengadakan perjanjian yang berbunyi “kebebasan beragama
terjamin buat semua orang-orang di Madinah”.
4. Melaksanakan dasar politik, ekonomi dan sosial untuk masyarakat
Pada tahun 9 H dan 10 H (630–632 M) banyak suku dari berbagai pelosok
mengirim delegasi kepada Nabi bahwa mereka ingin tunduk kepada Nabi, serta
menganut agama Islam, maka terwujudlah persatuan orang Arab pada saat itu. Dalam
menunaikan haji yang terakhir atau disebut dengan Haji Wada tahun 10 H (631 M) Nabi
menyampaikan khotbahnya yang sangat bersejarah antara lain larangan untuk riba,
menganiaya, perintah untuk memperlakukan istri dengan baik, persamaan dan
persaudaraan antar manusia harus ditegakkan dan masih banyak lagi yang lainnya.
Setelah itu Nabi kembali ke Madinah, ia mengatur organisasi masyarakat, petugas
keamanan dan para da’i dikirim ke berbagai daerah, mengatur keadilan, memungut zakat
dan lain-lain.
Tidak lupa di balik kesuksesan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan agama
islam di Madinah. Nabi juga mendapat beberapa kesulitan seperti terjadi banyak
peperangan dengan kaum kaum yang tidak ingin islam berkembang.
Dua bulan setelah hajji wada’ kesehatan Rosululloh berangsur-angsur memburuk,
badannya panas. Walaupun demikian, ia tetap mengimami sholat. Dalam khotbahnya
yang terakhir beliau bersabda:”Akuu berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik
terhadap orang Anshor. Sesungguhnya orang-orang Ansor adalah orang dekatku
dimana aku berlindung kepada mereka. Mereka telah melalui apa yang menjadi beban
mereka dan masih tersisa apa yang menjadi hak mereka. Oleh karena itu, berbuat
baiklah kepada siapa saja diantara mereka yang berbuat baik dan maafkan siapa saja
diantara mereka yang berbuat kesalahan”.
Pada waktu itu beliau memanggil putrinya (Fatimah); dan membisikan kepadanya
bahwa beliau akan segera dipanggil menghadap Alloh Swt. Menndengar hal itu Fatimah
6
menangis. Kemudian, beliau berbisik lagi bahwa anggota keluarga yang pertama akan
menyusulnya adalah Fatimah; kemudian Fatimah tersenyum.
Setelah itu Nabi memanggil cucunya (Hasan dan Husain); beliau juga memanggil
istri-istrinya dan anggota keluarga yang lain. Beliau memberikan wasiat yang
terakhir:”Ingatlah sholat dan Taubatlah”.Tidak berapa lama kemudian beliau
menghembuskan nafasnya yang terakhir.Beliau wafat pada hari Senin tanggal 12
Rabi’ul awwal 11 H. Atau 8 Juni 632 M.
Rosululloh berdakwah mensyiarkan agama Islam selama 23 tahun.Ketika
meninggal beliau hanya mewariskan 2 harta pusaka yang besar yaitu al-Quran dan al-
Hadis.Beliau berjuang tak kenal lelah sehingga berhasil mendirikan negara Islam yang
pertama di Madinah; serta mampu menyatukan suku-suku Arab di bawah naungan
syariat Islam.
7
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Peradaban islam pada di zaman Nabi Muhammad SAW di bagi menjadi 2 periode,
yang pertama periode Mekkah dan yang kedua perode Madinah. Di periode mekkah adalah
awal dari Perdaban Islam di mulai. mula mula dari Beliau dakwah secara sembunyi-
sembunyi sampai terang terangan, hingga Beliau harus mendapat pertentangan dari kaum
kaum Quraisy yang memaksa Beliu hijrah pada saat itu. Samapailah kita di periode
Madinah, dimna di periode ini awal mula islam berkembang sangat pesat, di mulai dari
mendirikan masjid, mengadakan perjanjian dan menyatukan masyarakat-masyarakat,
samapai bisa di bilang saat itu peradabaan islam sangat jaya walaupun melewati beberapa
peperangan.
8
DAFTAR PUSTAKA