Anda di halaman 1dari 14

MUFROD, MUTSANNA DAN JAMAK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Arab
Dosen Pengampu :
Rina Septiani, M.Pd

Disusun oleh : Kelompok 2


1. M. Aris Munandar 4.2020.1.0394
2. Siti Alfira 4.2020.1.0019
3. Taufik Febrian 4.2020.1.0021
4. Mutiara Ramadhanti 4.2020.1.0395

Ekonomi Syariah A (Karyawan)


Semester I (Satu)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SUKABUMI


Jl. Lio Balandongan Sirnagalih (Begeg) No. 74 Kel. Cikondang Kec. Citamiang
Telp/Fax. (0266) 225464 Kota Sukabumi
www.staisukabumi.ac.id Email : stai.sukabumi@gmail.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah materi tentang bahasa
Arab tepat pada waktunya. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
menambah wawawsan serta pengetahuan kita isim Mufrad, Mutsanna dan Jamak

Tidak ada manusia yang sempurna, oleh karena itu kami menyadari masih
terdapat banyak kesalahan yang tanpa sengaja dibuat, baik kata maupun tata bahasa di
dalam makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Sukabumi, 12 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1. Latar Belakang.................................................................................1
2. Rumusan Masalah............................................................................1
3. Tujuan...............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
A. Pengertian mufrod...........................................................................2
B. Pengertian mutsanna.......................................................................3
C. Pengertian jamak.............................................................................4
BAB III PENUTUP..................................................................................................9
1. Kesimpulan.......................................................................................9
2. Saran..................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Dalam istilah ilmu Nahwu dan Shorof ada beberapa unsur penting
yang menjadi pokok dalam suatu  pembicaraan dengan bahasa arab,
diantara unsur kalimat tersebut  adalah kalimat Fi’il atau dalam bahasa Indonesia
disebut kata kerja selain itu juga ada kalimat isim yang berarti kata benda. Yang kami
bahas disini adalah tentang jenis-jenisnya kalimat isim dilihat dari jumlahnya terdiri
dari tiga bagian. Untuk mengetahui lebih lanjut akan kami bahas pada sub bab
berikutnya.

B.     Rumusan Masalah
Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya
pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :
1. Apakah pengertian dari mufrad?

2. Apakah pengertian dari mutsanna ?

3. Apakah pengertian dari jamak ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari mufrad?

2. Mengetahui pengertian dari mutsanna ?

3. Mengetahui pengertian dari jamak ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Isim Mufrod.

Isim mufrod atau kata tunggal adalah asal dari seluruh bentuk artinya pada
dasarnya seluruh kata nantinya akan merujuk pada isim mufrod ini. Tatsniyyah
adalah perubahan dari mufrod, kemudian jamak adalah versi jamak dari isim
mufrod. Oleh karena itu supaya mudah nanti ada kaidahnya atau rumusnya.

Kata tunggal yang sering kita temui di dalam percakapan sehari-hari,


dijelaskan dalam table dibawah ini:

CONTOH Pengucapan PENJELASAN


‫قَلَ ٌم‬ Qolamun Sebuah pulpen
‫َاب‬
ٌ ‫ِكت‬ Kitabun Sebuah buku
‫سلِ ٌم‬
ْ ‫ُم‬ Muslimun Orang Islam (Seorang Muslim)
Seorang Muslim tapi untuk wanita yaitu disebut
ٌ‫سلِ َمة‬
ْ ‫ُم‬ Muslimatun
seorang Muslimah
ٌ‫ُمْؤ ِمن‬ Mukminun Seorang yang beriman
Seorang yang beriman untuk wanita atau disebut
ٌ‫ُمْؤ ِمنَة‬ Mukminatun
Mu’minah

Jadi dalam bahasa arab dibedakan antara yang mudzakkar dengan yang muannats
dengan cara memberi ta marbuthoh nya.

Mudzakkar Dengan cara memberi Menjadi Muannats


‫ُم ْسلِ ٌم‬ ta marbuthoh ٌ‫ُم ْسلِ َمة‬

‫ُمْؤ ِم ٌن‬ ta marbuthoh ٌ‫ُمْؤ ِمنَة‬

Sedangkan kata ‫ قَلَ ٌم‬dan kata ٌ‫ ِكتَاب‬ini termasuk isim lighoyri 'aaqil (untuk sesuatu
yang tidak berakal), bahasa sederhananya ini adalah kata benda. Adapun ‫لِ ٌم‬K‫ُم ْس‬

2
kemudian ‫ ُمْؤ ِم ٌن‬ini termasuk lil 'aaqil artinya berakal. Nama-nama ini atau sifat-
sifat ini digunakan untuk manusia.

Kita perlu mengetahui adanya istilah lil 'aaqil yakni kata-kata yang


diperuntukkan untuk yang berakal yaitu manusia, ada pula kata-kata yang masuk
ke lighairil 'aaqil yakni kata-kata yang tidak berakal artinya kata benda,
contohnya pulpen dan buku. Ini penting untuk bisa mengetahui rumus perubahan
dari isim mufrod ke tatsniyyah dan jamak karna ada sedikit perbedaan antara
perubahan dari isim mufrod ke jamak untuk lil 'aaqil dan untuk li ghayril 'aaqil.
InsyaAllah kita akan bahas kemudian.

2. Isim Tatsniyyah (kata ganda)

Alhamdulillah, rumus merubah dari isim mufrod ke tatsniyyah sangatlah


mudah dan ini berlaku untuk seluruh jenis kata, baik yang mudzakkar maupun
yang muannats, apakah dia lil 'aaqil maupun lighoyri 'aaqil. Semuanya rumusnya
sama, tidak ada perbedaan antara mudzakkar dengan muannats, tidak ada
perbedaan antara 'aaqil dengan ghoyri li 'aaqil.

Ada 2 cara untuk merubah isim mufrod ke tatsniyyah,

 Dengan  menambahkan ‫ اَ ِن‬, dan


 Dengan menambahkan ‫اَ ْي ِن‬

Mari kita praktekkan dengan contoh yang sudah ada, misalnya ‫ قَلَ ٌم‬ini mufrod,
kalau kita ingin merubah ke bentuk tatsniyyah tambahkan ‫ اَ ِن‬dibelakangnya
menjadi ‫ا ِن‬SS‫قَلَ َم‬ artinya dua buah pulpen, atau bisa juga kita rubah menjadi ‫قَلَ َم ْي ِن‬
dengan menambah ‫ اَي ِْن‬untuk lebih jelas lihat tabel dibawah ini:

Mufrod Tambahkan dibelakang Menjadi Tatsniyyah


‫قَلَ ٌم‬ ‫اَ ِن‬ ِ ‫قَلَ َم‬
‫ان‬

3
‫اَ ْي ِن‬ ‫قَلَ َم ْي ِن‬
‫َاب‬
ٌ ‫ِكت‬ ‫اَ ِن‬ ‫ِكتَابَا ِن‬
‫اَ ْي ِن‬ ‫ِكتَابَ ْي ِن‬
‫سلِ ٌم‬
ْ ‫ُم‬ ‫اَ ِن‬ َ‫سلِ َمان‬
ْ ‫ُم‬
‫اَ ْي ِن‬ ‫سلِ َم ْي ِن‬
ْ ‫ُم‬
ٌ‫سلِ َمة‬
ْ ‫ُم‬ ‫اَ ِن‬ ‫سلِ َمتَا ِن‬
ْ ‫ُم‬
‫اَ ْي ِن‬ ‫سلِ َمتَ ْي ِن‬
ْ ‫ ُم‬.

Dan alhamdulillah tidak ada perbedaan antara isim yang mudzakkar dengan
muannats dan juga pula tidak ada perbedaan antara yang 'aaqil (yang berakal)
dengan  lighairil 'aaqil, semuanya sama ditambahkan ‫ اَ ِن‬atau ‫اَي ِْن‬.

3. Jamak (isim mufrod tunggal, isim tatsniyyah ganda dan isim jamak


majemuk).

Berbeda dengan tatsniyyah tidak memandang yang mudzakkar, muannats,


'aaqil dan ghoyri lil 'aaqil, maka untuk jamak ini ada perbedaan antara jamak untuk
mudzakkar dengan jamak untuk muannats. Juga ada perbedaan jamak untuk lil
'aaqil dan jamak untuk lil ghoyri 'aaqil. Jamak lil 'aaqil (jamak untuk yang berakal)
pada dasarnya ada 2, jamak mudzakkar saalim dan jamak muannats saalim. Kalau
'aaqilnya mudzakkar jamaknya mudzakkar saalim sedangkan kalau 'aaqilnya
wanita maka jamaknya muannats saalim. Dan kalau untuk lil ghoyri 'aaqil (untuk
yang tidak berakal, maksudnya kata benda) umumnya jamaknya adalah jamak
taksir.

Kita akan bahas satu persatu mulai dari jamak mudzakkar saalim,selanjutnya
kita bahas jamak muannats saalim dan terakhir jamak taksir.

a) Jamak mudzakkar saalim

Sama dengan tatsniyyah dari sisi ada 2 rumus.

4
 Pertama ditambahkan  َ‫ون‬ dan
ْ
 Kedua ditambahkan  َ‫يْن‬.

Jamak.mudzakkar salim ini hanya berlaku bagi mudzakkar, yakni untuk


laki-laki dan untuk yang 'aaqil (untuk yang berakal). Artinya, kalau ‫قَلَ ٌم‬ 
(qolamun ini kan lil ghoyri 'aaqil, maka tidak boleh kita katakan َ‫وْ ن‬KK‫قَلَ ُم‬
(ditambahkan َ‫ )وْ ن‬tapi ini untuk yang berakal dan laki-laki, contohnya ‫لِ ٌم‬K‫ُم ْس‬
(seorang muslim), kalau kita ingin mengatakan orang-orang muslim (banyak)
maka ditambahkan َ‫ وْ ن‬menjadi َ‫ ُم ْسلِ ُموْ ن‬atau َ‫ ُم ْسلِ ِم ْين‬.

Kemudian kita ambil contoh lagi ‫( ُمْؤ ِم ٌن‬seorang yang beriman), kalau kita
ingin membuat jamaknya maka kita katakan َ‫وْ ن‬KKKُ‫ ُمْؤ ِمن‬atau َ‫ ْؤ ِمنِ ْين‬KKK‫ ُم‬dengan
menambahkan َ‫ وْ ن‬dan َ‫ ْين‬.

Lalu bagaimana dengan ٌ‫ ? ُمْؤ ِمنَة‬Nah untuk ٌ‫ ُم ْسلِ َمة‬karna jamaknya bukan
jamak mudzakkar salim tapi muannats salim, begitu juga dengan kata ‫ قَلَ ٌم‬dan
ٌ‫ ِكتَاب‬karna dia lighayril 'aaqil maka kita tidak boleh mengatakan َ‫ قَلَ ُموْ ن‬atau َ‫ِكتَابُوْ ن‬
, karna qolamun dan kitabun lighayril 'aaqil maka nanti jamaknya adalah jamak
taksir. Jadi jamak mudzakkar salim ini berlaku hanya untuk yang pertama
mudzakkar dan yang ke 2 lil 'aaqil (yaitu yang berakal).

b) Jamak Muannats Saalim.

Jamak muannats saalim adalah jamak yang di peruntukkan untuk


muannats, artinya untuk mudzakkar tidak boleh kita ganti jamak muannats
salim tetapi kalau untuk mudzakkar, jamaknya jamak mudzakkar saalim. Dan
untuk yang muannats seperti ٌ‫ ُم ْسلِ َمة‬dan ٌ‫ ُمْؤ ِمنَة‬maka untuk bentuk jamaknya kita
ٌ َ‫ا‬, belakangnya ‫ات‬.
rubah ke bentuk jamak muannats saalim. Rumusnya adalah ‫ت‬ ٌ
Asalnya ٌ‫ ُم ْسلِ َمة‬kita panjangkan mim nya menjadi ‫ات‬
ٌ ‫ ُم ْسلِ َم‬,  kita ganti ta marbuthoh
dengan ta biasa atau ta tatsnits, itu jamak muannats salim yaitu dengan
menambah / memanjangkan mim nya dan ditambah ta biasa. Akan tetapi

5
memang, untuk membentuk jamak muannats saalim ini adalah yang paling
mudah kita rubah ke bentuk mudzakkar nya, misalnya mu'minatun ini kan
muannats, mudzakkarnya adalah mu'minun, ini lebih mudah jadi tinggal
ٌ menjadi mu'minaatun.
menambah mu'minun dengan ‫ات‬

Begitupun muslimatun, maka kita rubah dulu ke bentuk mudzakkar,


ٌ
muslimatu bentuk mudzakkarnya adalah muslimun kemudian tambahkan ‫ات‬
menjadi muslimaatun, ini lebih mudah. Ini rumus untuk jamak muannats
saalim. Artinya jika kita ingin mengatakan sekumpulan orang wanita di depan
masjid (misal para muslimah sedang berdiri di depan masjid) maka kita tidak
boleh mengatakan almuslimuuna amaamal masjidi, tidak boleh, akan tetapi kita
katakan almuslimaatu amaamal masjidi. Tetapi jika yang berkumpul laki-laki
semuanya maka kita katakan almuslimuuna amaamal masjidi. Ini penggunaan
(pengaplikasian) jamak mudzakkkar saalim dan jamak muannats saalim di
kalimat sehari-hari.

c) Jamak Taksir

Jamak taksir ini sesuai dengan namanya taksir yang artinya pecah-pecah. 
Jamak taksir tidak memiliki rumus, berbeda dengan jamak mudzakkar saalim
dan jamak muannats saalim.

Lalu bagaimana kalau tidak ada rumusnya?

Maka jalan satu-satunya adalah dengan menghafal, contoh

misalkan ‫ قَلَ ٌم‬jamak taksirnya adalah ‫َأ ْقالَ ٌم‬ (sebuah pulpen -> pulpen-
pulpen), kemudian ٌ‫ ِكتَاب‬jamak taksirnya ٌ‫ ُكتُب‬. Kita lihat antara kutubun dengan
aqlaamun sangat jauh sekali artinya tidak ada persamaan (tidak ada rumusnya).
Kalau ada rumusnya misalnya kitabun menjadi kutubun maka qolamun menjadi
qulumun. Tapi karna jamak taksir tidak memiliki rumus maka.jalan satu-
satunya adalah kita banyak-banyak menghafal jamak taksir. Kita harus

6
menghafal jamaknya pulpen qolamun menjadi apa, kitabun menjadi kutubun
dan sebagainya.

Dan jamak taksir ini pada dasarnya berlaku untuk isim lighayril 'aaqil
(untuk kata-kata yang tidak berakal) yakni kata benda, ini hukum asalnya. Jadi
tidak ada rumus untuk jamak taksir dan hukum asalnya jamak taksir ini untuk li
ghayril 'aaqil (kata benda). Namun perlu dicatat bahwa tidak semua isim
lighayril 'aaqil (kata benda) jamaknya adalah jamak taksir begitu juga tidak
seluruh yang 'aaqil jamaknya jamak mudzakkar saalim. Ada juga isim lil 'aaqil
yang jamaknya jamak mudzakkar saalim.

Contoh kata-kata yang tidak masuk ke peraturan dasar

Perlu diingat bahwa peraturan dasarnya kalau jamak mudzakkar saalim


atau jamak muannats saalim ini untuk lil 'aaqil dan jamak taksir hukum asalnya
untuk li ghoyri 'aaqil tetapi pada kenyataannya tidak semua ghoyri 'aaqil
jamaknya jamak taksir dan ada beberapa isim lil 'aaqil yang jamaknya jamak
taksir. Contohnya

ٌ‫ش ََج َرة‬ (pohon)

syajaratun memiliki bentuk jamak taksir karna syajaratun termasuk


lighayril 'aaqil, jamak taksirnya adalah ‫ َجا ٌر‬KK‫( َأ ْش‬asjarun:pohon-pohon). Akan
tetapi kita juga akan menemukan bahwa selain sajarotun memiliki bentuk jamak
ٌ ‫ َج َر‬KKK‫َش‬
taksir, dia juga memiliki bentuk jamak muannats saalim yaitu ‫ات‬
(sajarootun). Ini adalah salah satu contoh bahwa isim li ghoyri 'aaqil tidak
selamanya jamaknya jamak taksir tapi bisa juga dia memiliki bentuk jamak
muannats saalim, seperti contoh sajarotun menjadi sajarootun. 

Kemudian contoh lain:

ٌ‫ َو َرقَة‬ (waroqotun artinya daun)

6
ٌ ‫ َأوْ َرا‬awrooqun, tetapi selain itu dia juga memiliki
jamak taksirnya adalah ‫ق‬
ٌ َ‫و َرق‬, 
bentuk.jamak muannats saalim ‫ات‬ َ seperti nama sebuah kitab ushul fiqih
karangan Al Juwani berjudul Alwaraqat. Ini membuktikan bahwa lighayril
'aaqil tidak selamanya jamaknya merupakan jamak taksir tapi ada juga yang
jamaknya jamak muannats saalim. Dan memang ada kaidah tambahan bahwa
untuk kata benda yang akhirnya ada ta marbuthoh nya maka jamaknya boleh
jamak muannats saalim, ada kaidah seperti itu. Pada dasarnya yang memiliki ta
marbuthoh (benda yang muannats, sajarotun, waroqotun) boleh kita rubah ke
dalam jamak muannats saalim. Ini contoh penyimpangan dari kaidah dasar.

Contoh yang kedua,ada juga isim lil 'aaqil yang jamaknya bukan hanya
jamak mudzakkar saalim tetapi dia memiliki bentuk selain bentuk jamak
mudzakkar salim nya. Contohnya:

ٌ ِ‫طَال‬ (thoolibun artinya seorang penuntut ilmu)


‫ب‬

selain dia memiliki bentuk jamak mudzakkar saalim ( َ‫ ) طَالِبـُوْ ن‬dia juga
memiliki bentuk jamak taksir yaitu ٌ‫( طُالَّب‬thullaabun).

Begitupun dengan contoh kata:

‫عَا ِم ٌل‬ (artinya seorang pekerja)

selain dia memiliki bentuk jamak mudzakkar saalim (‫ )عَا ِملُوْ َن‬dia juga
memiliki bentuk jamak taksir yakni ‫'( ُع َّما ٌل‬ummaalun) artinya sama dengan
'aamiluuna (pekerja-pekerja, banyak). Saya hanya ingin memberikan gambaran
bahwa hukum asalnya jamak mudzakkar saalim, jamak muannats saalim ini
untuk lil 'aqil dan jamak taksir hukum asalnya untuk lighairil 'aaqil tetapi ada
beberapa kata yang dia memiliki 2 bentuk sekaligus, yakni selain dia memiliki
bentuk saalim nya, dia juga memiliki bentuk taksirnya.

7
BAB II
PEMBAHASAN

PENUTUP
A.  Kesimpulan

1. isim mufrad,
2. isim tatsniyyah
3. isim jamak.

Isim mufrod, ini adalah kata asal, isim mufrod ini bisa kita bagi menjadi 'aaqil
dan ghoyru lil 'aaqil dan kita juga bagi menjadi mudzakkar dan muannats.

Isim tatsniyyah, bahwa Isim tatsniyyah ini cara merubahnya dari mufrodnya
mudah, tinggal ditambahkan ‫ ا ِن‬atau ‫ ي ِْن‬dan ini berlaku untuk semua jenis isim
mufrod, apakah isim mufrodnya mudzakkar, muannats, lil 'aaqil, lighairil
'aaqil,seluruh tatsniyyahnya ditambahkan ‫ ا ِن‬atau ‫ ْي ِن‬.

Isim jamak, jamak sendiri terbagi menjadi 3;

1. Jamak mudzakkar saalim


2. Jamak muannats saalim 
3. Jamak taksir.

Kalau lil 'aaqil, jamaknya bisa jadi hukum asalnya jamak mudzakkar saalim
atau muannats saalim, tinggal kita lihat kalau mudzakkar lil 'aaqil jamaknya jamak
mudzakkar saalim dan kalau muannats lil 'aaqil maka jamaknya jamak muannats
saalim.

Untuk jamak mudzakkar saalim rumusnya adalah َ‫ وْ ن‬atau َ‫( ْين‬muslimuuna atau
muslimiina, mu'minuuna atau mu'miniina).

8
Adapun untuk jamak muannats saalim rumusnya hanya satu yakni ditambahkan
ٌ
‫ات‬,  yang paling mudah, muannats nya kita rubah ke bentuk mudzakkarnya
ٌ
(dibuang dulu ta marbuthoh nya) kemudian ditambahkan ‫ات‬ contohnya
muslimatun dirubah menjadi muslimun (dibuang ta marbuthohny) kemudian
ٌ menjadi muslimaatun,
ditambah ‫ات‬

ٌ menjadi mu'minaatun
mu'minatun -> mu'minun (mudzakkar) ditambah ‫ات‬

Kemudian jamak yang ke-3 disebut jamak taksir, berbeda dengan jamak
mudzakkar saalim dan jamak.muannats saalim, jamak taksir tidak memiliki rumus
artinya kita harus menghafal satu persatu dari setiap kata,contohnya qolamun
jamaknya aqlaamun, kitaabun jamaknya kutubun. Jadi mau tidak mau kita harus
menghafal sedikit demi sedikit perubahan kata jamak taksir dari setiap kata.

Kemudian ada penyimpangan, artinya dalam prakteknya kita juga akan


menemukan kata-kata menyelisihi kaidah asal ini, ada kata benda yang jamaknya
jamak muannats saalim, khusunya untuk kata benda yang muannats (muannats,
jamaknya selain jamak muannats saalim dia juga memiliki jamak taksir).
Kemudian ada juga kata lil 'aaqil (khusus untuk yang mudzakkar) yang jamaknya
bukan cuma jamak mudzakkar saalim saja tetapi ada bentuk jamakntmm taksirnya,
contohnya thoolibun jamak taksirnya thullaabun, kemudian 'amilun jamak
taksirnya 'umaalun.

B.  Saran
           Alhamdulillah tugas yang diamanahkan dosen kepada kami telah selesai. Kami
menyadari bahwa masih ada kekurangan – kekurangan dalam penyusuna makalah
ini. Kami mohon kritik dan sarannya yang membangun, apabila dalam makalah
yang telah kami buat masih banyak kekurangan.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://programbisa.blogspot.com/2014/05/dars-7-mufrad-tatsniyah-dan-jamak.html

10

Anda mungkin juga menyukai