Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KAIDAH MUFRAD DAN JAMAK

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Ma’anil Qur’an

Dosen Pengampu: Bp. Ahmadiy, S.Th.I, M.Hum

Disusun oleh:
Ahmad Verri Virmansyah (2019030113)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNSIQ JAWA TENGAH
DI WONOSOBO
2021

------------------------------------------------------------------------------

Kampus 1 : Jl. K.H. Hasyim As’yari km. 03 Kalibeber, Mojotengah,


Wonosobo 56351Telp (0286) 321873 |Fax. (0286) 324160
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta alam, Yang
Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagi hamba-NYA di dunia dan akhirat,
serta Maha Pengasih dan Penyayang bagi hamba-NYA diakhirat belaka.
Shalatullah-Salamullah senantiasa kita haturkan kepada Nabiyyu al-Kariim
Muhammad bin Abdulah, yang menjadi suri tauladan bagi umatnya, dan semoga
kita termasuk Ummat yang akan mendapatkan Syafa’at al-‘Udzma di Yaumil
Qiyamat kelak.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas UAS pada mata kuliah
Ma’anil Qur’an yang diampu oleh Bp. Ahmadiy, S.Th.I, M.Hum. Makalah ini
berisi penjelasan mengenai Kaidah Mufrad dan Jama’. Semoga dengan wasilah
makalah ini dapat membantu kita semua dalam mempelajari ilmu ma’ani al-
Qur’an.
Makalah ini disusun berdasarkan referensi yang dapat dipertanggung
jawabkan, namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan yang masih jauh dari kata sempurna yang tak lain disebabkan oleh
dangkalnya ilmu pengetahuan penulis. Sebaliknya, setiap kebenaran yang ada tak
lain merupakan hidayah dari Allah SWT.
Kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi masyarakat luas umumnya, dan terkhusus bagi
mahasiswa-mahasiwi lingkungan Universitas Sains Al-Qur’an Jawa Tengah di
Wonosobo, serta merupakan sebuah ‘amal jariyyah yang bagi penulis beserta
kedua orang tuanya, serta para guru dan dosen dan orang tuanya yang telah
menularkan ilmunya kepada penulis.

Wonosobo, 20 Juli 2021


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI....................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah...................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................ 2
C.     Tujuan Penulisan................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kaidah Mufrad dan Jamak................................. 3
B.     Ragam Bentuk Kaidah Mufrad dan Jamak didalam al-Qur’an 8
C.     Makna Kaidah Mufrad dan Jamak didalam Al-Qur’an....... 10
D.    Contoh Kaidah Mufrad dan Jamak didalam Al-Qur’an....... 16

BAB III PENUTUPAN


A.    Kesimpulan............................................................................ 19
B.     Saran.................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kaidah tafsir merupakan rambu-rambu yang digunakan untuk memahami
ayat-ayat al-Qur’an. Memahami kaidah-kaidah tafsir merupakan salah satu hal
yang harus dimiliki oleh seseorang yang akan menaP a g e | 5fsirkan al-Qur’an.
Menurut Prof. Dr. Quraish Shihab,paling tidak ada tiga komponen yang
tercangkup dalam kaidah tafsir. Pertama, ketentuan-ketentuan yang harus
diperhatikan dalam menafsirkan al-Qur’an. Kedua, sistematika yang harus
ditempuh dalam menafsirkan al-Qur’an. Ketiga, patokan khusus untuk membantu
pemahaman ayat-ayat al-Qur’an baik itu dari ilmu bantu seperti ilmu bahasa,
ushul fiqh ataupun yang ditarik langsung dari penggunaan al-Qur’an.
Para Ulama’ menggagas aturan atau prinsip-prinsip dalam menafsirkan al-
Qur’an untuk memudahkan dalam memahami al-Qur’an yang memiliki banyak
interpretasi. Setelah melalui proses panjang dan disempurnakan oleh Ulama’ serta
ahli ilmu, maka terciptalah kaidah penafsiran al-Qur’an. Upaya Ulama’ ini sangat
bermanfaat karena menjadi rujukan generasi berikutnya untuk mengembangkan
variasi bentuk penafsiran untuk dikonteskan sesuai dengan keadaan sosial
dimasyarakat.
Kaidah penafsiran yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu kaidah Mufrad
dan Jama’ yang memiliki rahasia tersendiri bagi al-Qur’an yang tentu saja hal itu
tidak disebabkan oleh perbedaan lahjah seperti halnya yang terjadi dalam ilmu
qira’at. Kalaupun kaidah Mufrad dan Jama’ disebabkan oleh perbedaan lahjah,
maka pembahasannya hanya akan selesai pada asal-usul lafadz tersebut. Dan perlu
kita ingat bahwasanya perbedaan lahjah tidak berimplikasi pada nilai keasatraan.
Maka dari penulis berusaha memberikan sedikit penjelasan mengenai kaidah
Mufrad dan Jamak yang tentunya memiliki nilai kesastraan yang sangat tinggi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Kaidah Mufrad dan Jamak ?
2. Bagaimana Ragam Bentuk Kaidah Mufrad dan Jamak didalam al-
Qur’an ?
3. Apa Makna Kaidah Mufrad dan Jamak didalam al-Qur’an ?
4. Apa Saja Contoh Kaidah Mufrad dan Jamak didalam al-Qur’an ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Pengertian Kaidah Mufrad dan Jamak.
2. Mengetahui Ragam Bentuk Kaidah Mufrad dan Jamak yang terdapat
didalam al-Qur’an.
3. Mengetahui Makna Kaidah Mufrad dan Jamak ang terdapat didalam al-
Qur’an.
4. Mengetahui Contoh Kaidah Mufrad dan Jamak yang terdapat didalam al-
Qur’an.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Isim Mufrad dan Isim Jamak


1. Pengertian Isim Mufrad
Secara etimologi mufrad merupakan mashdar mimi dari kata afrada-yufridu-
mufradan yang memiliki arti tunggal, satu, atau sendiri.1Sedangkan secara
terminologi isim mufrad didefinisikan sebagai berikut :

ِ ‫َما َد َّل َعلَى َو‬


‫اح ٍد‬
Artinya :” Kata yang menunjukkan arti satu atau tunggal baik mudzakar maupun
muannats”2
Tidak ada tanda khusus untuk menentukan isim mufrad, karena bentuk isim
mufrad adalah bentuk pertama tanpa ada tambahan huruf sama sekali. Isim mufrad
adalah asal dari seluruh bentuk, artinya pada dasarnya seluruh kata nantinya merujuk
pada isim mufrad. Isim mufrad adalah Isim yang bukan mutsanna dan bukan jamak
dan bukan pula mulhaq pada keduanya dan bukan pula asma’ul khomsah.3
Contoh :
‫َاب‬ ٌَ ‫سانٌ – َم ْرَأةٌ –– َم ْد َر‬
ٌ ‫ ِكت‬-‫س‬ َ ‫اِ ْن‬
Kata diatas mengandung makna : seorang manusia, seorang perempuan, satu buku,
satu sekolah.
Tanda i’rab untuk isim mufrad adalah dhumah ketika rafa’, fathah ketika
nashab dan kasrah ketika khafadh.
Contoh :
ِ ‫َاب – ِمنَ ا ْل ِكتَا‬
‫ب‬ ٌ ‫َه َذا ِكت‬
َ ‫َاب – ِإنَّ ا ْل ِكت‬

1
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progresif, cet. Ke-14,
1997), 1042.
2
Ahmad Izzan, Agasi,(Bandung: Tafakur, 2014), 85.
3
Ahmad Husain Sari, Panduan B3K Al-Saifi Nahwu, (Madura: PP. Al-Saifiyyah Safi’iyyah, 2001 1), 6.
Ciri-ciri Isim Mufrad

 Memiliki tanda berupa tanwin atau alif lam, apabila lafadz tersebut sudah
memiliki tanwin, berarti tidak mungkin ada alif lam yang menyatu dengan
tanwin.
 Tidak memiliki tanda-tanda dari Isim Tasniyah maupun Jama’.

2. Pengertian Isim Jamak


Secara etimologi isim jamak merupakan mashdar dari kata ( ‫) َج َم َع – يَجْ َم ُع – َج ْمعًا‬
yang memiliki arti penghimpunan atau pengumpulan4. Sedangkan secara
terminologi definisi jamak yaitu:
‫َما َد َّل َعلَى ثَالَثَ ٍة فَا َ ْكثَ ِر ِه‬
Artinya:” Kata yang menunjukkan jumlah bilangan tiga atau lebih”
Isim Jamak adalah kata benda yang menunjukkan arti banyak, kategori
banyak yaitu lebih dari satu atau tak terhingga.

Isim jamak dibagi menjadi tiga yaitu :


a. Jamak Mudzakar Salim
5
Jamak mudzakar salim merupakan isim yang digunakan untuk
menunjukkan jenis laki-laki.
Contoh di saat rafa':

َ ‫س ْونَ فِي القَا‬


 (‫ع ِة‬ ُ ‫ )اِ ْجتَ َم َع ال ُم َد ِّر‬Para guru berkumpul di aula. Kata ( َ‫)ال ُمد َِّر ُس ْون‬
adalah bentuk jamak dari (‫س‬
ُ ‫)ال ُم َد ِّر‬.

 (‫س ِج ِد‬ ْ ‫صلَّى ال ُم‬


ْ ‫سلِ ُم ْونَ فِي ال َم‬ َ ) Kaum muslimin mengerjakan shalat di masjid.
Kata ( َ‫سلِ ُم ْون‬
ْ ‫ )ال ُم‬adalah bentuk jamak dari (‫سلِ ُم‬
ْ ‫)ال ُم‬.
 (‫ ِة‬qَ‫ ْو َل ال َك ْعب‬q‫ ُر ْونَ َح‬q‫افَ ال ُم ْعتَ ِم‬qqَ‫ )ط‬Para peserta umroh thawah mengelilingi
Ka'bah. Kata ( َ‫ )ال ُم ْعتَ ِم ُر ْون‬adalah bentuk jamak dari (‫ال ُم ْعتَ ِم ُر‬

4
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progresif, cet. Ke-14,
1997), 209.
5
Ahmad Suyuthi jaka, Syarah Kitab Al-Jurumiyyah Karya KH Bisri Musthofa Rembang, (Kudus: Menara Kudus
hal. 12, 1987)
Contoh di saat nashab dan jarr:

ِ ‫ )بَ َع َث هللاُ النَّبِيِّيْنَ ِإلَى النَا‬Allah mengutus para nabi kepada manusia.
 (‫س‬

ِ ‫ )هللاُ َر ُّب ال َعالَ ِم ْي‬Allah Rabb semesta alam.


 (‫ن‬

َ َ‫ )عَاق‬Direktur menghukum para pelanggar.


 ( َ‫ب ال ُم ِد ْي ُر ال َم َخالِفِيْن‬

b. Jamak Muannats Salim


Jamak muannats salim adalah isim yang menunjukkan jumlah bilangan
lebih dari dua dengan menambahkan huruf alif dan ta’maftuhah pada bentuk
mufradnya. Jamak muannats salim merupakan isim yang digunakan untuk
menunjukkan jenis perempuan.
Contoh :

ْ َ‫ت الطَّالِبَاتُ الف‬


 (‫ص َل‬ ِ َ‫ )د ََخل‬Siswi-siswi masuk ke dalam kelas. Kata ( ُ‫)الطَّالِبَات‬
adalah bentuk jamak muanntas salim dari kata (ُ‫)الطَّالِبَة‬.

َ qَ‫الج ْلب‬
 (‫اب‬q ِ ُ‫لِ َمات‬q‫س‬ ِ ‫ َد‬qَ‫ )اِ ْرت‬Wanita-wanita muslimah mengenakan jilbab.
ْ ‫ت ال ُم‬
ْ ‫ )ال ُم‬adalah bentuk jamak muannats salim dari kata (ُ‫)ال ُم ْل ِس َمة‬.
Kata ( ُ‫سلِ َمات‬

 (‫ت‬
ِ ‫صالِ َحا‬ َ ِّ‫ )تَ َز َّو ُجوا ِمنَ الن‬Nikahilah wanita-wanita yang shalihah. Kata
َّ ‫سا ِء ال‬
َّ ‫ )ال‬adalah bentuk jamak muannats salim dari kata (ُ‫صالِ َحة‬
( ُ‫صالِ َحات‬ َّ ‫)ال‬.
 (‫ ِة‬qqqَ‫اتُ فِي القَاع‬qqq‫س‬
َ ‫ ُع ال ُمد َِّر‬qqq‫ )ت َْجتَ ِم‬Guru-guru perempuan berkumpul di
aula. Kata ( ُ‫سات‬
َ ‫ )ال ُمد َِّر‬adalah bentuk jamak muannats salim dari kata (
ُ‫سة‬
َ ‫)ال ُم َد ِّر‬.
َ ‫ اتُ النَّبِ ِّي ُأ َّم‬q‫زَو َج‬
 ( َ‫ْؤ ِمنِيْن‬qq‫اتُ ال ُم‬qq‫ه‬ ْ ) Istri-istri Nabi adalah ibu orang-orang
َ ‫ )ٌأ َّم‬dan ( ٌ‫ ات‬q‫)زَو َج‬
beriman. Kata ( ٌ‫هات‬ ْ adalah bentuk jamak muannats
salim dari kata (‫ )ُأ ٌّم‬dan (ٌ‫زَو َجة‬
ْ )

c. Jamak Taksir
Jamak taksir adalah isim yang menunjukkan arti lebih dari dua dengan
mengubah bentuk dari mufradnya. Jamak taksir merupakan isim yang banyak
dipakai, baik untuk yang berakal atau tidak berakal, baik mudzakar ataupun
muannats. Kebanyakan dari jamak taksir adalah sima’i (irregular). Jamak taksir
memiliki banyak pola dan tidak teratur, tidak sama seperti jamak mudzakar
salim dan jamak muannats salim yang hanya memiliki satu pola yang beraturan.

Jamak Taksir dibagi menjadi 2 yaitu6:

1) jam'ul Qillah: Bentuk jamak yang digunakan untuk bilangan tiga sampai
sepuluh7, dan pola-polanya adalah sebagai berikut:

1. Af'aalun (‫)َأ ْف َعا ٌل‬, dan contohnya adalah kata (‫ ) َولَ ٌد‬yang artinya "anak"
dan bentuk jamak-nya adalah (‫)َأ ْواَل ٌد‬.

2. Af'ulun (‫)َأ ْف ُع ٌل‬, dan contohnya adalah kata ( ٌ‫عيْن‬


َ ) yang artinya "mata"
dan bentuk jamak-nya adalah ( ٌ‫)َأ ْعيُن‬.
3. Fi'latun (ٌ‫) ِف ْعلَة‬, dan contohnya adalah kata (‫ي‬
ٌّ ِ‫صب‬
َ ) yang artinya "anak
kecil" dan bentuk jamak-nya adalah (ٌ‫ص ْبيَة‬
ِ ).
4. Af'ilatun (ٌ‫)َأ ْف ِعلَة‬, dan contohnya adalah kata (‫ )طَ َعا ٌم‬yang artinya
ْ ‫)َأ‬.
"makanan" dan bentuk jamak-nya adalah (ٌ‫ط ِع َمة‬

2) jam'ul Katsrah: Bentuk jamak yang digunakan untuk bilangan tidak


sampai tak terhingga, dan pola-polanya adalah sebagai berikut:

1. Fi'aalun (‫)فِ َعا ٌل‬, dan contohnya adalah kata (‫ ) َج َم ٌل‬yang artinya "unta"
dan bentuk jamak-nya adalah (‫) ِج َما ٌل‬.

2. Fu'alun (‫)فُ َع ٌل‬, dan contohnya adalah kata ( ٌ‫غ ْرفَة‬


ُ ) yang artinya "kamar"
ُ ).
dan bentuk jamak-nya adalah ( ٌ‫غ َرف‬

ْ ‫ )َأ‬yang artinya "orang


3. Fu'lun (‫)فُ ْع ٌل‬, dan contohnya adalah kata (‫ع َمي‬
buta" dan bentuk jamak-nya adalah (‫ي‬
ٌ ‫) ُع ْم‬.
4. Fu'ulun (‫)فُ ُع ٌل‬, dan contohnya adalah kata (‫ص ِغ ْي ٌر‬
َ ) yang artinya "kecil"
dan bentuk jamak-nya adalah (‫ص ُغ ٌر‬
ُ ).
5. Fi'alun (‫ ٌل‬qq‫)فِ َع‬, dan contohnya adalah kata ( ٌ‫ة‬qq‫ط َع‬
ْ ِ‫ )ق‬yang artinya
ٌ َ‫)قِط‬.
"potongan" dan bentuk jamak-nya adalah (‫ع‬
6
Nor Ichwan, Memahami bahasa Al-Qur’an (Semarang: Pustaka pelajar, 2002), hal. 4
7
Nor Ichwan, Memahami bahasa Al-Qur’an (Semarang: Pustaka pelajar, 2002), hal. 51
6. Fa'alatun (ٌ‫ة‬qَ‫)فَ َعل‬, dan contohnya adalah kata (‫ا ِح ٌر‬q ‫س‬
َ ) yang artinya
"penyihir" dan bentuk jamak-nya adalah (ٌ‫س َح َرة‬
َ ).
7. Fa'laa (‫)فَ ْعلَى‬, dan contohnya adalah kata (‫ض‬
ٌ ‫ ) َم ِر ْي‬yang artinya "orang
sakit" dan bentuk jamak-nya adalah (‫ضى‬
َ ‫) َم ْر‬.
8. Fi'alatun (ٌ‫) ِف َعلَة‬, dan contohnya adalah kata ( ‫ ) ِق ْر ٌد‬yang artinya "kera"
dan bentuk jamak-nya adalah (ٌ‫)قِ َر َدة‬.

9. Fu''alun (‫)فُعَّ ٌل‬, dan contohnya adalah kata (‫ )نَاِئ ٌم‬yang artinya "orang
tidur" dan bentuk jamak-nya adalah (‫)نُ َّو ٌم‬.

10. Fu''aalun (‫)فُعَّا ٌل‬, dan contohnya adalah kata ( ‫ا ِرٌئ‬qqَ‫ )ق‬yang artinya
"pembaca" dan bentuk jamak-nya adalah (‫)قُ َّرا ٌء‬.

ٌ ‫ ) َرْأ‬yang artinya
ْ ‫)فُ ُع‬, dan contohnya adalah kata ( ‫س‬
11. Fu'uulun  (‫و ٌل‬qq
"kepala" dan bentuk jamak-nya adalah (‫س‬
ٌ ‫ُؤو‬
ْ ‫) ُر‬.
ُ ) yang artinya "anak
12. Fi'laanun ( ٌ‫)فِ ْعاَل ن‬, dan contohnya adalah kata (‫غاَل ٌم‬
kecil" dan bentuk jamak-nya adalah ( ٌ‫غ ْل َمان‬
ِ ).
13. Fu'laanun ( ٌ‫)فُ ْعاَل ن‬, dan contohnya adalah kata ( ‫ب‬ ِ َ‫ )ق‬yang artinya
ٌ ‫ض ْي‬
ْ ُ‫)ق‬.
"batang" dan bentuk jamak-nya adalah ( ٌ‫ضبَان‬

14. Fu'alaa`un (‫)فُ َعاَل ٌء‬, dan contohnya adalah kata (‫ ٌل‬q‫ )بَ ِخ ْي‬yang artinya
"orang pelit" dan bentuk jamak-nya adalah (‫)بُ َخاَل ٌء‬.

15. Af'ilaa`un  (‫)َأ ْف ِعاَل ٌء‬, dan contohnya adalah kata (‫ش ِد ْي ٌد‬
َ ) yang artinya
ِ ‫)َأ‬
"orang keras" dan bentuk jamak-nya adalah (‫شدَّا ٌء‬

 Contoh jamak taksir dengan mengubah harakat mufrad-nya:

ْ ‫)ُأ‬. Jumlah katanya tidak


َ ‫)َأ‬, dan bentuk jamak taksirnya adalah (‫س ٌد‬
 Singa (ٌ‫سد‬
bertambah atau berkurang, dan posisinya masih sama, hanya saja
harakatnya berubah.

 Contoh jamak taksir dengan menambah bentuk mufrad-nya:

 Anak panah (‫ ْه ٌم‬q ‫س‬


َ ), dan bentuk jamak taksir-nya adalah (‫ َها ٌم‬q ‫س‬
ِ ). Dari
bentuk aslinya bertambah satu huruf, yaitu alif.
 Pena (‫)قَلَ ٌم‬, dan bentuk jamak taksir-nya adalah ( ‫)َأ ْقاَل ٌم‬. Dari bentuk aslinya
bertambah dua huruf, yaitu hamzah dan alif.
ٌ ‫)قُلُ ْو‬. Dari bentuk aslinya
ٌ ‫)قَ ْل‬, dan bentuk jamak taksir-nya adalah (‫ب‬
 Hati (‫ب‬
bertambah satu huruf, yaitu waw.

 Contoh jamak taksir dengan mengurangi bentuk mufrad-nya adalah


sebagai berikut:
 Utusan/Rasul (‫س ْو ٌل‬
ُ ‫) َر‬, dan bentuk jamak taksir-nya adalah (‫س ٌل‬
ُ ‫) ُر‬. Dari
bentuk aslinya berkurang satu huruf, yaitu waw.
 Foto (ٌ‫ص ْو َرة‬
ُ ), dan bentuk jamak taksir-nya adalah (‫ص َو ٌر‬
ُ ). Dari bentuk
aslinya berkurang satu huruf, yaitu ta' marbuthah

B. Ragam Bentuk Kaidah Mufrad dan Jamak didalam Al-Qur’an


Sebagian lafadz al-Quran disebutkan dalam bentuk mufrad untuk makna
tertentu dan dalam bentuk jamak untuk isyarat tertentu bahkan terkadang bentuk
jamaknya berpengaruh terhadap mufradnya atau sebaliknya.
Manna’ Khalil al-Qattan menjelaskan kaidah mufrad dan jamak lafadz al-
Qur’an dalam kitabnya Mabahits fii Ulumil Qur’an. Sebagian dari lafaz al-Quran
tidak disebutkan kecuali dalam bentuk jamak. Ketika dikehendaki bentuk
mufradnya maka menggunakan lafaz lain seperti lafaz al-lubb8. Lafaz tersebut
hanya digunakan dalam bentuk jamak di dalam al-Quran, seperti firman Allah :

ٰ
ِ ‫ِإنَّ فِي َذلِ َك لَ ِذ ْك َر ٰى ُأِلولِي اَأْل ْلبَا‬
‫ب‬

Artinya: “Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi


orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS: Az-Zumar [39]: 21)

Lafadz al-lubb hanya digunakan dalam bentuk jamak. Apabila dikehendaki


bentuk mufradnya maka yang digunakan lafaz sinonimnya yaitu al-qalb seperti
firman Allah :

ٰ
‫ش ِهي ٌد‬ َّ ‫ب َأ ْو َأ ْلقَى ال‬
َ ‫س ْم َع َو ُه َو‬ ٌ ‫ِإنَّ فِي َذلِ َك لَ ِذ ْك َر ٰى لِ َمن َكانَ لَهُ قَ ْل‬

8
Baidan, Nashrudin. 2003. Wawasan baru Ilmu Tafsir. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar)
Artinya: “Sungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan
bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan
pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (QS: Adz-Dzariyat [50]: 37)

Begitu pula dengan lafaz al-kub, ia hanya disebutkan dalam bentuk jamak.
Seperti ayat berikut :

ٌ‫ض ْو َعة‬ ٌ ‫َوَأ ْك َو‬


ُ ‫اب َّم ْو‬

Artinya:“Dan gelas-gelas yang tersedia (di dekatnya)”.(QS: Al-Ghasyiyah


[88]:14

Kebalikan dari yang di atas adalah lafaz yang hanya disebutkan dalam bentuk
mufradnya yaitu lafaz al-ardlu. Sedangkan lafaz al-sama’ kadang disebutkan
dalam bentuk mufrad kadang pula dalam bentuk jamak. Ketika yang dikehendaki
adalah bilangan maka digunakan dalam bentuk jamak yang menujukkan luas dan
banyaknya keagungan Allah seperti ayat:

ِ ‫ت َواَأْل ْر‬
‫ض‬ َّ ‫سبَّ َح هَّلِل ِ َما فِي ال‬
ِ ‫س َما َوا‬ َ

Artinya: ”Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah.” (QS: Al-
Hadid [57]: 1)

Sedangkan bentuk mufradnya untuk menunjukkan arah, seperti firman Allah :

َ ‫سفَ بِ ُك ُم اَأْل ْر‬


‫ض‬ ِ ‫س َما ِء َأن يَ ْخ‬
َّ ‫َأَأ ِمنتُم َّمن فِي ال‬

Artinya; “Sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak
akan membuat kamu ditelan bumi.” (QS: Al-Mulk [67]: 16)

Begitu pula lafaz al-riih kadang disebutkan dalam bentuk mufrad atau jamak.
Lafaz mufrad digunakan dalam konteks siksa sedangkan bentuk jamak dalam
konteks rahmat. Lafaz al-nur selalu disebutkan dalam bentuk mufrad sedangkan
al-dzulumat dalam bentu jamak.
Adapun lafaz sabil9 jika beriringan dengan lafaz haqq, maka ia selalu dalam
bentuk mufrad. Jika diiringi dengan lafaz bathil maka digunakanlah lafaz jamak.

Hal ini menunjukkan bahwa jalan kebenaran hanyalah satu sedang jalan
kebathilan bermacam-macam. Oleh karena itu, lafaz waliyyul mu’minin selalu
dalam bentuk mufrad sedangkan waliyyul kafirin dalam bentuk jamak.

Adapun lafaz masyriq dan maghrib10 disebutkan dalam bentuk mufrad,


mutsanna dan jamak. Bentuk mufrad menunjukkan arah timur dan barat.
Sementara itu, bentuk mutsanna (dual) untuk menunjukkan dua tempat terbit dan
terbenamnya musim dingin dan panas. Bentuk jamaknya untuk terbit dan
terbenamnya matahari, bulan dan bintang setiap hari. Kaidah ini tentu akan
memberikan kemudahan bagi orang yang ingin mendalami makna ayat al-Quran
dengan baik dan benar.

C. Makna Kaidah Mufrad dan Jamak didalam Al-Qur’an

Dalam Al-Quran ada kata-kata yang selalu disebutkan dalam bentuk mufrad-
nya saja, dalam bentuk jamak-nya saja dan ada juga yang dipakai dalam bentuk
mufrad dan jamak-nya sesuai dengan konteksnya. Berikut beberapa contohnya:

1. Kata-kata yang selalu disebutkan dalam bentuk mufrad diantaranya:


a) Kata Ardh (bumi)

‫س َعة فَِإ ٰيَّ َي فَٱعبُدُو ِن‬ ِ ‫ي ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُو ْا ِإنَّ َأر‬
ِ ‫ضي ٰ َو‬ َ ‫ٰيَ ِعبَا ِد‬

Artinya: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, sesungguhnya bumi-Ku


luas, maka sembahlah Aku (dan hanya Aku)”. (QS. Al-Ankabut: 56)

b) Kata Shirath (jalan)

9
Chirzin, M. 2003. Al-Quran dan Ulumul Quran. (Yogyakarta: PT DHANA BAKTI PRIMAYASA)
10
Drs. muhammmad chirzin, al-qur’an dan ulumul qur’an (dana bhakti prima yasa:Jakarta, 1998), hlm. 195-199
ۡ‫بِيلِ ِۚۦه ٰ َذلِ ُكم‬q‫س‬ ُّ ‫ص ٰ َر ِطي ُم ۡستَقِ ٗيما فَٱتَّبِ ُعو ۖهُ َواَل تَتَّبِ ُعو ْا‬
َ ‫ َّر‬qَ‫بُ َل فَتَف‬q‫ٱلس‬
َ ‫ق بِ ُكمۡ عَن‬ ِ ‫َوَأنَّ ٰ َه َذا‬
َ‫ص ٰى ُكم بِ ِهۦ لَ َعلَّ ُكمۡ تَتَّقُون‬
َّ ‫َو‬

Artinya:”Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang


lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang
lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang
demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa”. (QS. Al-An’am:
153)

c) Kata Nuur (Cahaya)

‫و َم‬qۡ qَ‫ َر ٰى ُك ُم ۡٱلي‬q‫ت يَ ۡس َع ٰى نُو ُرهُم بَ ۡينَ َأ ۡي ِدي ِهمۡ َوبَِأ ۡي ٰ َمنِ ِهمۖ بُ ۡش‬ ِ َ‫يَ ۡو َم ت ََرى ۡٱل ُم ۡؤ ِمنِينَ َو ۡٱل ُم ۡؤ ِم ٰن‬
ٰ
‫ت ت َۡج ِري ِمن ت َۡحتِ َها ٱَأۡل ۡن ٰ َه ُر ٰ َخلِ ِدينَ فِي َه ۚا ٰ َذلِ َك ُه َو ۡٱلفَ ۡو ُز ۡٱل َع ِظي ُم‬ٞ َّ‫َجن‬

Artinya:”(yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki


dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah
kanan mereka, (dikatakan kepada mereka): "Pada hari ini ada berita gembira
untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu
kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar" (QS. Al-Hadid:12)

2. Kata-kata yang selalu disebutkan bentuk jamaknya diantaranya:


a) Kata Lubb- Albab

qۡ ُ‫ض ثُ َّم ي‬ ٰ
‫ ا‬qٗ‫خ ِر ُج بِ ِهۦ زَ ۡرع‬ ِ ‫ َع فِي ٱَأۡل ۡر‬q‫سلَ َكهۥُ يَنَبِي‬ َ َ‫ٓاء ف‬ َّ ‫َألَمۡ ت ََر َأنَّ ٱهَّلل َ َأن َز َل ِمنَ ٱل‬
ٗ ‫س َمٓا ِء َم‬
‫ ِذ ۡك َر ٰى ُأِل ْولِي‬qَ‫ َك ل‬qِ‫ا ِإنَّ فِي ٰ َذل‬qۚ q‫فَ ٗ ّرا ثُ َّم يَ ۡج َعلُهۥُ ُح ٰطَ ًم‬q‫ص‬ ُ ‫ُّم ۡختَلِفًا َأ ۡل ٰ َونُهۥُ ثُ َّم يَ ِه‬
ۡ ‫ هُ ُم‬q‫يج فَت ََر ٰى‬
ِ َ‫ٱَأۡل ۡل ٰب‬
‫ب‬

Artinya:”Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah


menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di
bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang
bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya
kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi
orang-orang yang mempunyai akal”. (QS. Az-Zumar:21)

b) Kata Kub-Akwab

‫َة‬ٞ ‫ضوع‬ ٞ ‫ َوَأ ۡك َو‬. ‫َة‬ٞ ‫ر َّم ۡرفُوع‬ٞ ‫س ُر‬


ُ ‫اب َّم ۡو‬ ُ ‫فِي َها‬

Artinya: “Di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan (13) dan


gelas-gelas yang terletak (di dekatnya)” (14).(QS. Al-Ghasyiah:13-14)

3. Kata-kata yang kadang digunakan dalam bentuk mufrad dan jamak sesuai
dengan maksud dan konteksnya
a) Kata Sama’-Samawat
Kata sama’ dalam bentuk jamak adalah untuk menyebut bilangan atau
untuk menunjukkan betapa luasnya dan dalam bentuk mufrad yang dimaksud
adalah arah atas, sebagai lawan bawah. Contoh:

‫ض َوه َُو ۡٱل َع ِزي ُز ۡٱل َح ِكي ُم‬


ِ ۖ ‫ت َو َما ِفي ٱَأۡل ۡر‬
ِ ‫س ٰ َم ٰ َو‬
َّ ‫سبَّ َح هَّلِل ِ َما فِي ٱل‬
َ

Artinya:”Telah bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan bumi;
dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al-Hadid:1)

‫ض فَِإ َذا ِه َي تَ ُمو ُر‬ ِ ‫س َمٓا ِء َأن يَ ۡخ‬


َ ‫سفَ بِ ُك ُم ٱَأۡل ۡر‬ َّ ‫َءَأ ِمنتُم َّمن فِي ٱل‬

Artinya:”Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di


langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga
dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?” (QS. Ad-Dzariyat: 22)

b) Kata rih-riyah
Kata rih biasanya disebutkan dalam bentuk mufrad jika diperuntukan
dalam konteks adzab dan digunakan dalam bentuk jamak jika diperuntukan
dalam konteks rahmat. Contoh:
ٖۖ q‫َاص‬
‫ف اَّل‬ ِ ‫و ٍم ع‬qۡ qَ‫يح فِي ي‬ ِّ q‫ ِه ٱل‬q ِ‫تَد َّۡت ب‬q‫ٱش‬
ُ ‫ر‬q ۡ ‫ا ٍد‬qq‫ربِّ ِهمۡۖ َأ ۡع ٰ َملُ ُهمۡ َك َر َم‬q
َ qِ‫ ُرو ْا ب‬q َ‫ ُل ٱلَّ ِذينَ َكف‬qَ‫َّمث‬
١٨ ‫ض ٰلَ ُل ۡٱلبَ ِعي ُد‬
ٰ
َّ ‫سبُو ْا َعلَ ٰى ش َۡي ٖۚء َذلِ َك ه َُو ٱل‬ َ ‫يَ ۡق ِدرُونَ ِم َّما َك‬

Artinya:” Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan


mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari
yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun
dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah
kesesatan yang jauh.” (QS. Ibrahim: 18)

َ‫ َو َمٓا َأنتُمۡ لَهۥُ بِ ٰ َخ ِزنِين‬qُ‫ٓاء فََأ ۡسقَ ۡي ٰنَ ُك ُموه‬ َّ ‫س ۡلنَا ٱل ِّر ٰيَ َح لَ ٰ َوقِ َح فََأنز َۡلنَا ِمنَ ٱل‬
ٗ ‫س َمٓا ِء َم‬ َ ‫َوَأ ۡر‬

Artinya:”Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-


tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu
dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya”. (QS. Al-
Hijr:2211)

Ibn Abi Hatim dan yang lain meriwayatkan, Abu Ka’ab berkata : “Segala
sesuatu yang disebut dengan “Ar-riyah” dalam Qur’an ialah rahmat, sedang yang
disebut dengan “ar-rih” adalah azab, oleh karena itu tersebutlah dalam sebuah
hadis: Allahumma ij’alha riyahan wa la taj ‘alha rihan”. Jika tidak demikian
maka hal itu karena ada hikmah lain.”12

D. Contoh Kaidah Mufrad dan Jamak didalam Al-Qur’an

1. Contoh Kaidah Mufrad didalam Al-Qur’an

َ ‫( َو َك ٰذلِ َك َج َع ْلنَا ِف ْي ُك ِّل قَ ْريَ ٍة اَ ٰكبِ َر ُم ْج ِر ِم ْي َها لِيَ ْم ُك ُر ْوا فِ ْي‬Q.S. al-An’am ayat
 ‫ه ۗا‬
123)

11
Agus Heriyanto dkk, Makalah, “Kaidah Mufrad dan Jamak dalam al-Qur’an” http://anisahnov.blogspot.com
diakses pada 27 Oktober 2018
12
Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, terj. Mudzakir, (Bogor: PT ikrar Mandiri Abadi, 2016), hlm. 287
‫ي َويُ ْن ‪ِ q‬ذ ُر ْونَ ُك ْم لِقَ‪qۤ q‬ا َء ‪‬‬
‫ص ْونَ َعلَ ْي ُك ْم ٰا ٰيتِ ْ‬ ‫س اَلَ ْم يَْأتِ ُك ْم ُر ُ‬
‫س ٌل ِّم ْن ُك ْم يَقُ ُّ‬ ‫ٰي َم ْعش ََر ا ْل ِجنِّ َوااْل ِ ْن ِ‬
‫)‪ (Q.S Al-An’am ayat 130‬يَ ْو ِم ُك ْم ٰه َذاۗ‬
‫ۤ‬
‫ض َواَل ٰط ِٕى ٍر يَّ ِط ْي ُر ِب َجنَ َ‬
‫اح ْي ِه آِاَّل اُ َم ٌم اَ ْمثَالُ ُك ْم ۗ َما فَ َّر ْطنَا فِى ا ْل ِك ٰت ِ‬
‫ب ِمنْ ش َْي ٍء ‪‬‬ ‫َو َما ِمنْ د َۤابَّ ٍة ِفى ااْل َ ْر ِ‬
‫)‪(Q.S Al-an’am ayat 38‬‬
‫ادى اَص ٰحب النَّار اَص ٰحب ا ْلجنَّة اَنْ اَفيضوا َعلَينَا منَ ا ْلم‪qۤ q‬اء اَو مما رزَ قَ ُكم هّٰللا‬
‫َونَ ٰ ٓ‬
‫ُ ‪‬‬ ‫َ ِ ْ ِ َّ َ ُ‬ ‫ْ ِ‬ ‫ِْ ُ ْ‬ ‫ِ ْ َ َ ِ‬ ‫ْ ُ‬
‫)‪(Q.S AL-A’raf ayat 50‬‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
‫س‪ْ q‬ولُ ٗه ‪‬‬
‫ش‪ِ q‬ر ِكيْنَ ەۙ َو َر ُ‬ ‫س يَ ْو َم ا ْل َح ِّج ااْل َ ْكبَ‪ِ q‬ر اَنَّ َ بَ‪ِ q‬ر ۤ ْ‬
‫ي ٌء ِّمنَ ا ْل ُم ْ‬ ‫َواَ َذانٌ ِّمنَ ِ َو َر ُ‬
‫س ْولِ ٖ ٓه اِلَى النَّا ِ‬
‫)‪(Q.S At-Taubah ayat 3‬‬
‫ج َّو ٰاتَ ْيتُ ْم اِ ْح ٰدى ُهنَّ ِق ْنطَا ًرا فَاَل تَْأ ُخ ُذ ْوا ِم ْنهُ َ‬
‫ش ْئًـا ‪‬‬ ‫زَو ۙ ٍ‬
‫ج َّم َكانَ ْ‬
‫زَو ٍ‬ ‫َواِنْ اَ َر ْدتُّ ُم ا ْ‬
‫ستِ ْبدَا َل ْ‬
‫)‪(Q.S An-Nisa’ ayat 20‬‬
‫ض ٰلاًل ۢ بَ ِع ْيدًا ‪‬‬
‫ضلَّ ُه ْم َ‬ ‫ش ْي ٰطنُ اَنْ ُّي ِ‬ ‫)‪َ (Q.S An-Nisa’ ayat 60‬ويُ ِر ْي ُد ال َّ‬
‫س َمٓا ِء َمٓا ًء فَا َ ۡخ َر َج بِ ٖه ِمنَ الثَّ َم ٰر ِ‬
‫ت ِر ۡزقًا لَّـ ُكمۡ ‪‬‬ ‫)‪َّ (Q.S Al-Baqarah ayat 22‬واَ ۡنزَ َل ِمنَ ال َّ‬

‫‪2. Contoh Kaidah Jamak didalam Al-Qur’an‬‬


‫‪1) Contoh Jamak Taksir didalam Al-Qur’an‬‬
‫ص ٰرى نَحنُ اَب ٰۤنُؤ هّٰللا‬
‫ِ َواَ ِحبَّ ۤاُؤه ‪‬‬ ‫ْ ْ‬ ‫ت ا ْليَ ُه ْو ُد َوالنَّ ٰ‬ ‫‪َ (Q.S Al-Maidah ayat 18).‬وقَالَ ِ‬
‫همْ ٰكفِ‪ِ q‬ريْنَ ‪‬‬ ‫ش‪q‬فَ ٰۤعُؤا َو َك‪qq‬انُ ْوا بِ ُ‬
‫ش‪َ q‬ر َك ۤا ِٕى ِ‬ ‫ش‪َ q‬ر َك ۤا ِٕى ِه ْم ُ‬
‫‪َ (Q.S Ar-Rum‬ولَ ْم يَ ُكنْ لَّ ُه ْم ِّمنْ ُ‬
‫)‪ayat 13‬‬

‫ب َوقُ‪q‬د ُْو ٍر ٰ ّر ِ‬
‫س‪ٰ q‬ي ۗ ٍ‬
‫ت ‪‬‬ ‫‪ْ (Q.S‬ع َملُ ْونَ لَ ٗه َما يَش َۤا ُء ِمنْ َّم َحا ِر ْي َب َوتَ َماثِ ْي َل َو ِجفَ ٍ‬
‫ان َكا ْل َج َوا ِ‬
‫)‪Saba’ ayat 13‬‬

‫)‪َ (Q.S Al-Baqarah ayat 7‬ختَ َم هَّللا ُ َعلَى قُلُوبِ ِ‬


‫ه ْم ‪‬‬

‫)‪ (Q.S Al-Baqarah ayat 13‬و ْا َأنُْؤ ِمنُ َك َما آ َمنَ ال ُّ‬
‫سفَ َ‬
‫هاء ‪‬‬

‫‪2) Contoh Jamak Mudzakar Salim didalam Al-Qur’an‬‬


‫‪‬‬ ‫’‪Ketika Rafa‬‬
‫)‪َ (Q.S AL-Baqarah ayat 5‬وُأولَِئكَ ُه ُم ا ْل ُم ْفلِ ُحونَ ‪‬‬
‫صلِ ُحونَ ‪‬‬ ‫) ‪ (Q.S Al-Baqarah ayat 11‬قَالُو ْا ِإنَّ َما نَ ْحنُ ُم ْ‬
‫اس ُخونَ فِي ا ْل ِع ْل ِم يَقُولُونَ آ َمنَّا بِ ِه ‪‬‬
‫)‪َ (Q.S Al-Imran ayat 7‬وال َّر ِ‬

‫‪‬‬ ‫‪Ketika Jerr‬‬


‫هدًى لِّ ْل ُمتَّقِينَ ‪‬‬
‫)‪ (Q.S Al-Baqarah ayat 2‬فِي ِه ُ‬
 َ‫( َو َما هُم بِ ُمْؤ ِمنِين‬Q.S Al-Baqarah ayat 8)
ْ ‫( فَا ْف ُر‬Q.S Al-Maidah ayat 25)
ِ َ‫ق بَ ْينَنَا َوبَيْنَ ا ْلقَ ْو ِم ا ْلف‬
 َ‫اسقِين‬

 Ketika Nashab

ٌ ‫( َخالِ ِدينَ فِي َها َوَأ ْز َو‬Q.S Al-Imran ayat 15)


َّ َ‫اج ُّمط‬
 ٌ‫ه َرة‬
 َ‫( ِإنَّ فِي َها قَ ْو ًما َجبَّا ِرين‬Q.S Al-Maidah ayat 22)

َ ‫( ِإنْ ُكنتُ ْم‬Q.S Al-Baqarah ayat 23)


 ‫صا ِدقِين‬

3) Contoh Jamak Muannats Salim didalam Al-Qur’an


 ً‫ص ُدقَاتِ ِهنَّ نِ ْحلَة‬ َ ِّ‫( َوآتُو ْا الن‬Q.S An-Nisa’ ayat 4)
َ ‫ساء‬
ِ ‫( َو َما تَْأتِي ِهم ِّمنْ آيَ ٍة ِّمنْ آيَا‬Q.S AL-An’am ayat 4)
 ‫ت َربِّ ِه ْم‬
 ‫س ْوآتِ ِه َما‬ َ ‫ي لَ ُه َما َما ُوو ِر‬
َ ‫ي َع ْن ُه َما ِمن‬ َ ‫( لِيُ ْب ِد‬Q.S Al-A’raf ayat 20)
ُ َّ‫( ل‬Q.S Al-Anfal ayat 4 )
 ‫ه ْم د ََر َجاتٌ ِعن َد َربِّ ِه ْم‬

ِ ‫( َو َر َزقَ ُكم ِّمنَ الطَّيِّبَا‬Q.S Al-Anfal ayat 26)


ْ َ‫ت لَ َعلَّ ُك ْم ت‬
 َ‫ش ُكرُون‬

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Secara etimologi mufrad merupakan mashdar mimi dari kata afrada-yufridu-
mufradan yang memiliki arti tunggal, satu, atau sendiri.
2. Jamak mudzakar salim merupakan isim yang digunakan untuk menunjukkan
jenis laki-laki.
3. Jamak muannats salim adalah isim yang menunjukkan jumlah bilangan lebih
dari dua dengan menambahkan huruf alif dan ta’maftuhah pada bentuk
mufradnya. Jamak muannats salim merupakan isim yang digunakan untuk
menunjukkan jenis perempuan
4. Jamak taksir adalah isim yang menunjukkan arti lebih dari dua dengan
mengubah bentuk dari mufradnya. Jamak taksir merupakan isim yang banyak
dipakai, baik untuk yang berakal atau tidak berakal, baik mudzakar ataupun
muannats. Kebanyakan dari jamak taksir adalah sima’i (irregular).
5. Sebagian lafadz al-Quran disebutkan dalam bentuk mufrad untuk makna
tertentu dan dalam bentuk jamak untuk isyarat tertentu bahkan terkadang
bentuk jamaknya berpengaruh terhadap mufradnya atau sebaliknya.
6. Dalam Al-Quran ada kata-kata yang selalu disebutkan dalam bentuk mufrad-
nya saja, dalam bentuk jamak-nya saja dan ada juga yang dipakai dalam
bentuk mufrad dan jamak-nya sesuai dengan konteksnya

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan demi
perbaikan serta kesempurnaan makalah ini dan penulis senatiasa berpedoman pada
sumber yang dapat dipertanggung jawabkan

DAFTAR PUSTAKA

 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia,(Surabaya:


Pustaka Progresif, cet. Ke-14, 1997), 1042.
 Ahmad Izzan, Agasi,(Bandung: Tafakur, 2014), 85.
 Ahmad Husain Sari, Panduan B3K Al-Saifi Nahwu, (Madura: PP. Al-Saifiyyah
Safi’iyyah, 2001 1), 6.
 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya:
Pustaka Progresif, cet. Ke-14, 1997), 209.
 Ahmad Suyuthi jaka, Syarah Kitab Al-Jurumiyyah Karya KH Bisri Musthofa
Rembang, (Kudus: Menara Kudus hal. 12, 1987
 Nor Ichwan, Memahami bahasa Al-Qur’an (Semarang: Pustaka pelajar,2002)hal.
4
 Nor Ichwan, Memahami bahasa Al-Qur’an (Semarang: Pustaka pelajar,2002)hal.
51
 Baidan, Nashrudin. 2003. Wawasan baru Ilmu Tafsir. (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar)
 Chirzin, M. 2003. Al-Quran dan Ulumul Quran. (Yogyakarta: PT. DHANA
BAKTI PRIMAYASA)
 Drs. muhammmad chirzin, al-qur’an dan ulumul qur’an (dana bhakti prima
yasa:Jakarta, 1998), hlm. 195-199
 Agus Heriyanto dkk, Makalah, “Kaidah Mufrad dan Jamak dalam al-Qur’an”
http://anisahnov.blogspot.com diakses pada 27 Oktober 2018
 Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, terj. Mudzakir, (Bogor: PT
ikrar Mandiri Abadi, 2016), hlm. 287

Anda mungkin juga menyukai