Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Ma’anil Qur’an
Disusun oleh:
Ahmad Verri Virmansyah (2019030113)
------------------------------------------------------------------------------
Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta alam, Yang
Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagi hamba-NYA di dunia dan akhirat,
serta Maha Pengasih dan Penyayang bagi hamba-NYA diakhirat belaka.
Shalatullah-Salamullah senantiasa kita haturkan kepada Nabiyyu al-Kariim
Muhammad bin Abdulah, yang menjadi suri tauladan bagi umatnya, dan semoga
kita termasuk Ummat yang akan mendapatkan Syafa’at al-‘Udzma di Yaumil
Qiyamat kelak.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas UAS pada mata kuliah
Ma’anil Qur’an yang diampu oleh Bp. Ahmadiy, S.Th.I, M.Hum. Makalah ini
berisi penjelasan mengenai Kaidah Mufrad dan Jama’. Semoga dengan wasilah
makalah ini dapat membantu kita semua dalam mempelajari ilmu ma’ani al-
Qur’an.
Makalah ini disusun berdasarkan referensi yang dapat dipertanggung
jawabkan, namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan yang masih jauh dari kata sempurna yang tak lain disebabkan oleh
dangkalnya ilmu pengetahuan penulis. Sebaliknya, setiap kebenaran yang ada tak
lain merupakan hidayah dari Allah SWT.
Kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi masyarakat luas umumnya, dan terkhusus bagi
mahasiswa-mahasiwi lingkungan Universitas Sains Al-Qur’an Jawa Tengah di
Wonosobo, serta merupakan sebuah ‘amal jariyyah yang bagi penulis beserta
kedua orang tuanya, serta para guru dan dosen dan orang tuanya yang telah
menularkan ilmunya kepada penulis.
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kaidah Mufrad dan Jamak................................. 3
B. Ragam Bentuk Kaidah Mufrad dan Jamak didalam al-Qur’an 8
C. Makna Kaidah Mufrad dan Jamak didalam Al-Qur’an....... 10
D. Contoh Kaidah Mufrad dan Jamak didalam Al-Qur’an....... 16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Pengertian Kaidah Mufrad dan Jamak.
2. Mengetahui Ragam Bentuk Kaidah Mufrad dan Jamak yang terdapat
didalam al-Qur’an.
3. Mengetahui Makna Kaidah Mufrad dan Jamak ang terdapat didalam al-
Qur’an.
4. Mengetahui Contoh Kaidah Mufrad dan Jamak yang terdapat didalam al-
Qur’an.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progresif, cet. Ke-14,
1997), 1042.
2
Ahmad Izzan, Agasi,(Bandung: Tafakur, 2014), 85.
3
Ahmad Husain Sari, Panduan B3K Al-Saifi Nahwu, (Madura: PP. Al-Saifiyyah Safi’iyyah, 2001 1), 6.
Ciri-ciri Isim Mufrad
Memiliki tanda berupa tanwin atau alif lam, apabila lafadz tersebut sudah
memiliki tanwin, berarti tidak mungkin ada alif lam yang menyatu dengan
tanwin.
Tidak memiliki tanda-tanda dari Isim Tasniyah maupun Jama’.
4
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progresif, cet. Ke-14,
1997), 209.
5
Ahmad Suyuthi jaka, Syarah Kitab Al-Jurumiyyah Karya KH Bisri Musthofa Rembang, (Kudus: Menara Kudus
hal. 12, 1987)
Contoh di saat nashab dan jarr:
ِ )بَ َع َث هللاُ النَّبِيِّيْنَ ِإلَى النَاAllah mengutus para nabi kepada manusia.
(س
َ qَالج ْلب
(ابq ِ ُلِ َماتqس ِ َدqَ )اِ ْرتWanita-wanita muslimah mengenakan jilbab.
ْ ت ال ُم
ْ )ال ُمadalah bentuk jamak muannats salim dari kata (ُ)ال ُم ْل ِس َمة.
Kata ( ُسلِ َمات
(ت
ِ صالِ َحا َ ِّ )تَ َز َّو ُجوا ِمنَ النNikahilah wanita-wanita yang shalihah. Kata
َّ سا ِء ال
َّ )الadalah bentuk jamak muannats salim dari kata (ُصالِ َحة
( ُصالِ َحات َّ )ال.
( ِةqqqَاتُ فِي القَاعqqqس
َ ُع ال ُمد َِّرqqq )ت َْجتَ ِمGuru-guru perempuan berkumpul di
aula. Kata ( ُسات
َ )ال ُمد َِّرadalah bentuk jamak muannats salim dari kata (
ُسة
َ )ال ُم َد ِّر.
َ اتُ النَّبِ ِّي ُأ َّمqزَو َج
( َْؤ ِمنِيْنqqاتُ ال ُمqqه ْ ) Istri-istri Nabi adalah ibu orang-orang
َ )ٌأ َّمdan ( ٌ اتq)زَو َج
beriman. Kata ( ٌهات ْ adalah bentuk jamak muannats
salim dari kata ( )ُأ ٌّمdan (ٌزَو َجة
ْ )
c. Jamak Taksir
Jamak taksir adalah isim yang menunjukkan arti lebih dari dua dengan
mengubah bentuk dari mufradnya. Jamak taksir merupakan isim yang banyak
dipakai, baik untuk yang berakal atau tidak berakal, baik mudzakar ataupun
muannats. Kebanyakan dari jamak taksir adalah sima’i (irregular). Jamak taksir
memiliki banyak pola dan tidak teratur, tidak sama seperti jamak mudzakar
salim dan jamak muannats salim yang hanya memiliki satu pola yang beraturan.
1) jam'ul Qillah: Bentuk jamak yang digunakan untuk bilangan tiga sampai
sepuluh7, dan pola-polanya adalah sebagai berikut:
1. Af'aalun ()َأ ْف َعا ٌل, dan contohnya adalah kata ( ) َولَ ٌدyang artinya "anak"
dan bentuk jamak-nya adalah ()َأ ْواَل ٌد.
1. Fi'aalun ()فِ َعا ٌل, dan contohnya adalah kata ( ) َج َم ٌلyang artinya "unta"
dan bentuk jamak-nya adalah () ِج َما ٌل.
9. Fu''alun ()فُعَّ ٌل, dan contohnya adalah kata ( )نَاِئ ٌمyang artinya "orang
tidur" dan bentuk jamak-nya adalah ()نُ َّو ٌم.
10. Fu''aalun ()فُعَّا ٌل, dan contohnya adalah kata ( ا ِرٌئqqَ )قyang artinya
"pembaca" dan bentuk jamak-nya adalah ()قُ َّرا ٌء.
ٌ ) َرْأyang artinya
ْ )فُ ُع, dan contohnya adalah kata ( س
11. Fu'uulun (و ٌلqq
"kepala" dan bentuk jamak-nya adalah (س
ٌ ُؤو
ْ ) ُر.
ُ ) yang artinya "anak
12. Fi'laanun ( ٌ)فِ ْعاَل ن, dan contohnya adalah kata (غاَل ٌم
kecil" dan bentuk jamak-nya adalah ( ٌغ ْل َمان
ِ ).
13. Fu'laanun ( ٌ)فُ ْعاَل ن, dan contohnya adalah kata ( ب ِ َ )قyang artinya
ٌ ض ْي
ْ ُ)ق.
"batang" dan bentuk jamak-nya adalah ( ٌضبَان
14. Fu'alaa`un ()فُ َعاَل ٌء, dan contohnya adalah kata ( ٌلq )بَ ِخ ْيyang artinya
"orang pelit" dan bentuk jamak-nya adalah ()بُ َخاَل ٌء.
15. Af'ilaa`un ()َأ ْف ِعاَل ٌء, dan contohnya adalah kata (ش ِد ْي ٌد
َ ) yang artinya
ِ )َأ
"orang keras" dan bentuk jamak-nya adalah (شدَّا ٌء
ٰ
ِ ِإنَّ فِي َذلِ َك لَ ِذ ْك َر ٰى ُأِلولِي اَأْل ْلبَا
ب
ٰ
ش ِهي ٌد َّ ب َأ ْو َأ ْلقَى ال
َ س ْم َع َو ُه َو ٌ ِإنَّ فِي َذلِ َك لَ ِذ ْك َر ٰى لِ َمن َكانَ لَهُ قَ ْل
8
Baidan, Nashrudin. 2003. Wawasan baru Ilmu Tafsir. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar)
Artinya: “Sungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan
bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan
pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (QS: Adz-Dzariyat [50]: 37)
Begitu pula dengan lafaz al-kub, ia hanya disebutkan dalam bentuk jamak.
Seperti ayat berikut :
Kebalikan dari yang di atas adalah lafaz yang hanya disebutkan dalam bentuk
mufradnya yaitu lafaz al-ardlu. Sedangkan lafaz al-sama’ kadang disebutkan
dalam bentuk mufrad kadang pula dalam bentuk jamak. Ketika yang dikehendaki
adalah bilangan maka digunakan dalam bentuk jamak yang menujukkan luas dan
banyaknya keagungan Allah seperti ayat:
ِ ت َواَأْل ْر
ض َّ سبَّ َح هَّلِل ِ َما فِي ال
ِ س َما َوا َ
Artinya: ”Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah.” (QS: Al-
Hadid [57]: 1)
Artinya; “Sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak
akan membuat kamu ditelan bumi.” (QS: Al-Mulk [67]: 16)
Begitu pula lafaz al-riih kadang disebutkan dalam bentuk mufrad atau jamak.
Lafaz mufrad digunakan dalam konteks siksa sedangkan bentuk jamak dalam
konteks rahmat. Lafaz al-nur selalu disebutkan dalam bentuk mufrad sedangkan
al-dzulumat dalam bentu jamak.
Adapun lafaz sabil9 jika beriringan dengan lafaz haqq, maka ia selalu dalam
bentuk mufrad. Jika diiringi dengan lafaz bathil maka digunakanlah lafaz jamak.
Hal ini menunjukkan bahwa jalan kebenaran hanyalah satu sedang jalan
kebathilan bermacam-macam. Oleh karena itu, lafaz waliyyul mu’minin selalu
dalam bentuk mufrad sedangkan waliyyul kafirin dalam bentuk jamak.
Dalam Al-Quran ada kata-kata yang selalu disebutkan dalam bentuk mufrad-
nya saja, dalam bentuk jamak-nya saja dan ada juga yang dipakai dalam bentuk
mufrad dan jamak-nya sesuai dengan konteksnya. Berikut beberapa contohnya:
س َعة فَِإ ٰيَّ َي فَٱعبُدُو ِن ِ ي ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُو ْا ِإنَّ َأر
ِ ضي ٰ َو َ ٰيَ ِعبَا ِد
9
Chirzin, M. 2003. Al-Quran dan Ulumul Quran. (Yogyakarta: PT DHANA BAKTI PRIMAYASA)
10
Drs. muhammmad chirzin, al-qur’an dan ulumul qur’an (dana bhakti prima yasa:Jakarta, 1998), hlm. 195-199
ۡبِيلِ ِۚۦه ٰ َذلِ ُكمqس ُّ ص ٰ َر ِطي ُم ۡستَقِ ٗيما فَٱتَّبِ ُعو ۖهُ َواَل تَتَّبِ ُعو ْا
َ َّرqَبُ َل فَتَفqٱلس
َ ق بِ ُكمۡ عَن ِ َوَأنَّ ٰ َه َذا
َص ٰى ُكم بِ ِهۦ لَ َعلَّ ُكمۡ تَتَّقُون
َّ َو
و َمqۡ qَ َر ٰى ُك ُم ۡٱليqت يَ ۡس َع ٰى نُو ُرهُم بَ ۡينَ َأ ۡي ِدي ِهمۡ َوبَِأ ۡي ٰ َمنِ ِهمۖ بُ ۡش ِ َيَ ۡو َم ت ََرى ۡٱل ُم ۡؤ ِمنِينَ َو ۡٱل ُم ۡؤ ِم ٰن
ٰ
ت ت َۡج ِري ِمن ت َۡحتِ َها ٱَأۡل ۡن ٰ َه ُر ٰ َخلِ ِدينَ فِي َه ۚا ٰ َذلِ َك ُه َو ۡٱلفَ ۡو ُز ۡٱل َع ِظي ُمٞ ََّجن
qۡ ُض ثُ َّم ي ٰ
اqٗخ ِر ُج بِ ِهۦ زَ ۡرع ِ َع فِي ٱَأۡل ۡرqسلَ َكهۥُ يَنَبِي َ َٓاء ف َّ َألَمۡ ت ََر َأنَّ ٱهَّلل َ َأن َز َل ِمنَ ٱل
ٗ س َمٓا ِء َم
ِذ ۡك َر ٰى ُأِل ْولِيqَ َك لqِا ِإنَّ فِي ٰ َذلqۚ qفَ ٗ ّرا ثُ َّم يَ ۡج َعلُهۥُ ُح ٰطَ ًمqص ُ ُّم ۡختَلِفًا َأ ۡل ٰ َونُهۥُ ثُ َّم يَ ِه
ۡ هُ ُمqيج فَت ََر ٰى
ِ َٱَأۡل ۡل ٰب
ب
b) Kata Kub-Akwab
3. Kata-kata yang kadang digunakan dalam bentuk mufrad dan jamak sesuai
dengan maksud dan konteksnya
a) Kata Sama’-Samawat
Kata sama’ dalam bentuk jamak adalah untuk menyebut bilangan atau
untuk menunjukkan betapa luasnya dan dalam bentuk mufrad yang dimaksud
adalah arah atas, sebagai lawan bawah. Contoh:
Artinya:”Telah bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan bumi;
dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al-Hadid:1)
b) Kata rih-riyah
Kata rih biasanya disebutkan dalam bentuk mufrad jika diperuntukan
dalam konteks adzab dan digunakan dalam bentuk jamak jika diperuntukan
dalam konteks rahmat. Contoh:
ٖۖ qَاص
ف اَّل ِ و ٍم عqۡ qَيح فِي ي ِّ q ِه ٱلq ِتَد َّۡت بqٱش
ُ رq ۡ ا ٍدqqربِّ ِهمۡۖ َأ ۡع ٰ َملُ ُهمۡ َك َر َمq
َ qِ ُرو ْا بq َ ُل ٱلَّ ِذينَ َكفqََّمث
١٨ ض ٰلَ ُل ۡٱلبَ ِعي ُد
ٰ
َّ سبُو ْا َعلَ ٰى ش َۡي ٖۚء َذلِ َك ه َُو ٱل َ يَ ۡق ِدرُونَ ِم َّما َك
َ َو َمٓا َأنتُمۡ لَهۥُ بِ ٰ َخ ِزنِينqُٓاء فََأ ۡسقَ ۡي ٰنَ ُك ُموه َّ س ۡلنَا ٱل ِّر ٰيَ َح لَ ٰ َوقِ َح فََأنز َۡلنَا ِمنَ ٱل
ٗ س َمٓا ِء َم َ َوَأ ۡر
Ibn Abi Hatim dan yang lain meriwayatkan, Abu Ka’ab berkata : “Segala
sesuatu yang disebut dengan “Ar-riyah” dalam Qur’an ialah rahmat, sedang yang
disebut dengan “ar-rih” adalah azab, oleh karena itu tersebutlah dalam sebuah
hadis: Allahumma ij’alha riyahan wa la taj ‘alha rihan”. Jika tidak demikian
maka hal itu karena ada hikmah lain.”12
َ ( َو َك ٰذلِ َك َج َع ْلنَا ِف ْي ُك ِّل قَ ْريَ ٍة اَ ٰكبِ َر ُم ْج ِر ِم ْي َها لِيَ ْم ُك ُر ْوا فِ ْيQ.S. al-An’am ayat
ه ۗا
123)
11
Agus Heriyanto dkk, Makalah, “Kaidah Mufrad dan Jamak dalam al-Qur’an” http://anisahnov.blogspot.com
diakses pada 27 Oktober 2018
12
Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, terj. Mudzakir, (Bogor: PT ikrar Mandiri Abadi, 2016), hlm. 287
ي َويُ ْن ِ qذ ُر ْونَ ُك ْم لِقَqۤ qا َء
ص ْونَ َعلَ ْي ُك ْم ٰا ٰيتِ ْ س اَلَ ْم يَْأتِ ُك ْم ُر ُ
س ٌل ِّم ْن ُك ْم يَقُ ُّ ٰي َم ْعش ََر ا ْل ِجنِّ َوااْل ِ ْن ِ
) (Q.S Al-An’am ayat 130يَ ْو ِم ُك ْم ٰه َذاۗ
ۤ
ض َواَل ٰط ِٕى ٍر يَّ ِط ْي ُر ِب َجنَ َ
اح ْي ِه آِاَّل اُ َم ٌم اَ ْمثَالُ ُك ْم ۗ َما فَ َّر ْطنَا فِى ا ْل ِك ٰت ِ
ب ِمنْ ش َْي ٍء َو َما ِمنْ د َۤابَّ ٍة ِفى ااْل َ ْر ِ
)(Q.S Al-an’am ayat 38
ادى اَص ٰحب النَّار اَص ٰحب ا ْلجنَّة اَنْ اَفيضوا َعلَينَا منَ ا ْلمqۤ qاء اَو مما رزَ قَ ُكم هّٰللا
َونَ ٰ ٓ
ُ َ ِ ْ ِ َّ َ ُ ْ ِ ِْ ُ ْ ِ ْ َ َ ِ ْ ُ
)(Q.S AL-A’raf ayat 50
هّٰللا هّٰللا
سْ qولُ ٗه
شِ qر ِكيْنَ ەۙ َو َر ُ س يَ ْو َم ا ْل َح ِّج ااْل َ ْكبَِ qر اَنَّ َ بَِ qر ۤ ْ
ي ٌء ِّمنَ ا ْل ُم ْ َواَ َذانٌ ِّمنَ ِ َو َر ُ
س ْولِ ٖ ٓه اِلَى النَّا ِ
)(Q.S At-Taubah ayat 3
ج َّو ٰاتَ ْيتُ ْم اِ ْح ٰدى ُهنَّ ِق ْنطَا ًرا فَاَل تَْأ ُخ ُذ ْوا ِم ْنهُ َ
ش ْئًـا زَو ۙ ٍ
ج َّم َكانَ ْ
زَو ٍ َواِنْ اَ َر ْدتُّ ُم ا ْ
ستِ ْبدَا َل ْ
)(Q.S An-Nisa’ ayat 20
ض ٰلاًل ۢ بَ ِع ْيدًا
ضلَّ ُه ْم َ ش ْي ٰطنُ اَنْ ُّي ِ )َ (Q.S An-Nisa’ ayat 60ويُ ِر ْي ُد ال َّ
س َمٓا ِء َمٓا ًء فَا َ ۡخ َر َج بِ ٖه ِمنَ الثَّ َم ٰر ِ
ت ِر ۡزقًا لَّـ ُكمۡ )َّ (Q.S Al-Baqarah ayat 22واَ ۡنزَ َل ِمنَ ال َّ
ب َوقُqد ُْو ٍر ٰ ّر ِ
سٰ qي ۗ ٍ
ت ْ (Q.Sع َملُ ْونَ لَ ٗه َما يَش َۤا ُء ِمنْ َّم َحا ِر ْي َب َوتَ َماثِ ْي َل َو ِجفَ ٍ
ان َكا ْل َج َوا ِ
)Saba’ ayat 13
) (Q.S Al-Baqarah ayat 13و ْا َأنُْؤ ِمنُ َك َما آ َمنَ ال ُّ
سفَ َ
هاء
Ketika Nashab
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Secara etimologi mufrad merupakan mashdar mimi dari kata afrada-yufridu-
mufradan yang memiliki arti tunggal, satu, atau sendiri.
2. Jamak mudzakar salim merupakan isim yang digunakan untuk menunjukkan
jenis laki-laki.
3. Jamak muannats salim adalah isim yang menunjukkan jumlah bilangan lebih
dari dua dengan menambahkan huruf alif dan ta’maftuhah pada bentuk
mufradnya. Jamak muannats salim merupakan isim yang digunakan untuk
menunjukkan jenis perempuan
4. Jamak taksir adalah isim yang menunjukkan arti lebih dari dua dengan
mengubah bentuk dari mufradnya. Jamak taksir merupakan isim yang banyak
dipakai, baik untuk yang berakal atau tidak berakal, baik mudzakar ataupun
muannats. Kebanyakan dari jamak taksir adalah sima’i (irregular).
5. Sebagian lafadz al-Quran disebutkan dalam bentuk mufrad untuk makna
tertentu dan dalam bentuk jamak untuk isyarat tertentu bahkan terkadang
bentuk jamaknya berpengaruh terhadap mufradnya atau sebaliknya.
6. Dalam Al-Quran ada kata-kata yang selalu disebutkan dalam bentuk mufrad-
nya saja, dalam bentuk jamak-nya saja dan ada juga yang dipakai dalam
bentuk mufrad dan jamak-nya sesuai dengan konteksnya
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan demi
perbaikan serta kesempurnaan makalah ini dan penulis senatiasa berpedoman pada
sumber yang dapat dipertanggung jawabkan
DAFTAR PUSTAKA