Bahasa Arab
Jumlah ismiyah
Dosen Pengampu :
Harmanto Raharjo M. Pd
Disusun Oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga makalah ini selesai tepat pada
waktunya.
Makalah ini di buat berdasarkan tugas mata kuliah Bahasa Arab. Berisi
tentang penjelasan Jumlah ismiyah. Semoga dengan adanya makalah ini dapat
membantu teman-teman dalam mencari informasi tentang para perawi hadits.
Meskipun dalam penyusunan makalah ini, penulis dapat menyelesaikan
dengan baik, namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
kekurangan di dalamnya. Untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari semua pihak. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Struktur-struktur dalam bahasa arab terdiri dari lima susunan, yaitu: tarkib
isnadiy, tarkib idhofiy, tarkib bayaniy, tarkib ‘adadiy, dan tarkib mazjiy. Tarkib
isnadiy adalah susunan yang di antaranya terdapat musnad dan musnad ilaih, baik
berupa jumlah ismiyah maupun jumlah fi’liyah. Tarkib ini terdiri dari dua unsur
pokok, yaitu mubtada’ dan khabr atau fi’l dan fa’il.
Jumlah ismiyah merupakan susunan kalimat yang diawali dengan ism (kata
benda). Sedangkan jumlah fi;liyah merupakan susunan kalimat yang diawali
dengan fi’l (kata kerja). Inilah yang membedakan jumlah ismiyah dan jumlah
fi’liyah.
Biasanya’rangkaian kata yang sempurna itu terdiri atas paling sedikitnya dua
kata atau lebih. Berikut adalah contoh kalimat yang terdiri atas dua kata saja
Kalau kita perhatikan contoh-contoh di atas pada kalimat (al hadiqah jamilah)
taman itu indah terdiri dua suku kata. Membaca atau mendengar kalimat tersebut
semua oarng pasti paham karena ungkapan ini mengandung pikiran yang
lengkap.dan karena itu di sebut kalimat sempurna.
B. Rumusan masalah
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas bahasa arab dan juga untuk
1
memberi pengetahuan tentang penngertian jumlah ismiyah, serta kaidah-kaidah
yang terkait dengan jumlah ismiyah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Jumlah ismiyah adalah jumlah yang terdiri dari mubtada’ dan khobar.
Dari contoh di atas lafaz al masjidu adalah mubtada’, dan lafaz kabiirun
adalah khobar.
MUBTADA’
Mubtada’ ialah isim marfu’(isim yang dibaca rofa’) yang bebas dari awamil
lafdhiyah. Dengan kata lain bersifat maknawi, yaitu dimarfu’kan oleh karena
ِ زَ ْي ٌد ن
menjadi ibtida’/mubtada’ atau permulaan kata. Contoh : َاص ٌر
mubtada’ isim dhohir adalah kata benda yang nampak atau kalimat isim yang
dapat dilihat dengan mata dan dapat diucapkan dengan lisan. Contoh: َز ْي ٌد قَاِئ ٌم
mubtada’ isim dhomir adalah kata ganti dari kata benda atau kalimat isim
yang tidak dapat dilihat dengan mata dan tidak dapat diucapkan oleh lisan. isim
dhomir ada 12 yaitu : ( اناsaya), ( نحنkami atau kita), َ( انتkamu -laki-laki), ت
ِ ان
(kamu -perempuan), ( انتماkamu berdua -laki-laki/perempuan), ( انتمkalian -laki-
ّ (kalian -perempuan), ( هوdia -laki-laki), ( هيia -perempuan), ( هماmereka
laki), انتن
ّ (mereka semua -
berdua -laki-laki/perempuan), ( همmereka semua -laki-laki), هن
perempuan) Contoh : اَنَا قَاِئ ٌم1
1
Hida nurul, jumlah ismiyah, http://hidaanurull.blogspot.com/2023/9/18
3
نَحْ نُ قَاِئ ُموْ ن
Mubtada’ adalah isim yang terletak di awal jumlah yang di baca rofa’.
Khobar adalah isim yang berfungsi untuk melengkapi mubtada’ agar menjadi
kalimat yang sempurna atau dalam bahasa arab dikenal dengan al jumlah al
mufidah.
Jumlah dalam bahasa Indonesia dapat diartikan dengan susunan kalimat yang
terdiri dari dua kata. Sebelum kita membahas jumlah ismiyah lebih jauh ada
baiknya kita bahas terlebih dahulu pengertian al ismu atau al ismyah.
Al ismu adalah lafaz dalam bahasa arab yang menunjukkan makna suatu
benda.
a. Menerima AL
b. Menerima tanwin
Huruf jar yaitu fi فى, ila الى, min من, ‘an عن, ‘ala على, alkafu الكاف, albau الباء.
Contoh: fil masjidi فى المسجد, ila baitin الى بيت, min fashlin من فصل.
B. Kaidah-kaidah
Disini kami hanya akan membahas secara ringkas dan sederhana saja.
Kaidah-kaidah tersebut di antaranya adalah
1. Dibaca rofa’
4
Tanda rofa’ pada isim adalah dhommah, wawu dan alif2
Yang di maksud isim ma’rifat adalah isim yang sudah jelas maknanya.Isim
ma’rifat bisa berupa:
- isim dhomiir
Isim dhomiir yang bisa menjadi mubtada ’hanyalah isim dhomir yang
munfasil yaitu: huwa( هوdia Laki-laki 1), huma ( هماdia laki-laki 2), humهم
( mereka laki-laki banyak), hiyaهي ( dia perempuanr 1), humaهما ( dia
ّ
perempauan 2), hunnaهن ( merekapr), anta ( انتkamu lakii-laki 1), antumaانتما
( kamu laki-laki 2), antum( انتمkalian lakii-laki), anti( انتkamu 1 perempuan),
ّ
antuma( انتماkamu 2 perempuan), antunna انتن ( kalian perempuan), ana( اناsaya),
nahnu ( نحنkami/kita).
KHOBAR
2
Syekh Syamsuddin Muhammad Arra’ini, Terjemahan Mutammimah Ajurumiyah, (cet: 11, Bandung,
Sinar Baru Algesindo, Agustus 2010), hlm. 141
5
Maksudnya yakni tidak akan ada khabar kalau tidak ada mubtada dan mubtada
itulah yang merofa’kan khabar. Contoh: َز ْي ٌد قَاِئ ٌم
1 . Khobar mufrod
Khobar mufrod adalah khabar yang berbentuk tunggal atau khabar yang tidak
berupa jumlah (ismiyah/fi’liyah) atau menyerupai jumlah(jer majrur/dlaraf).
2. Dlaraf
َ زَ ْي ٌد ِع ْن َد
Contoh : ك
Contoh : َال
ِ كعَ ْزَ ْي ٌد َأ ُخو
3
Bahaud Din Abdullah Ibnu ‘Aqil, Terjemah Alfiyah Syarah Ibnu ‘Aqil,(cet : 9, Bandung, Sinar Baru
Algesindo), hlm. 133-134.
4
Siti mufalihah, mumarisah litarqiyatillughotil arabiyyah, ----------, -----------, hlm 25.
6
Setelah kita mempelajari mubtada’ dan khobar serta jenisnya barulah kita
dapat menyusun jumlah ismiyah, karena didalam definisi :
Jumlah ismiyah yaitu jumlah yang diawali dengan isim (mubtada’ dan
khobar).
Model struktur paling sederhana untuk jumlah ismiyah adalah contoh ُال َم ْد َر َسة
sebagai mubtada’ dan ٌ َكبِ ْي َرةsebagai khobar.
Isim nakiroh adalah isim yang maknanya tida k jelas atau masih umum.Tanda
isim nakiroh adalah adanya tanwin.
Mubtada’ adalah subyek pada jumlah ismiyah dan terletak diawal jumlah.
b.I’robnya rofa’.
Mubtada’ dan Khobar harus sama dalam hal bilangan dan jenisnya. Apabila
mubtada’nya isim mudzakar (laki-laki), khobarnya harus isim mudzakar. Begitu
pula apabila mubtada’ berupa isim mufrod (kata tunggal), khobarnya juga harus
isim mufrod.5
5
Ibid, hlm. 145
7
Contoh :
( ال َّر ُجالَ ِن ُأسْتاَذاَ ِنdua orang orang laki-laki itu adalah 2 guru)
Keterangan :
Kata yang berwarna merah adalah mubtada’ sedangkan yang berwarna hitam
adalah khobar.
Pada contoh 1 dan contoh 2 dapat kita lihat kesesuaian anara mubtada’ dan
khobar dalam hal bilangannya. Sedangkan pada contoh 3 khobarnya adalah
berupa jumlah/kalimat.
Keterangan :
Pada kalimat pertama dapat kita lihat bahwa khobarnya berupa kalimah isim
ٌُ ِاَل€ طsehingga terbentuk kalimat nominal sedangkan pada kalimat ke-dua
yaituب
khobarnya berupa kalimah fi'il yaitu جا َ َءsehingga terbentuk kalimat verbal.
والســـــــــالم علـــــيــــــكم6
BAB III
6
Ibih, hlm 144.
8
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jumlah ismiyah adalah jumlah yang terdiri dari mubtada’ dan khobar.
Mubtada’ adalah isim yang terletak di awal jumlah yang di baca rofa’.
Khobar adalah isim yang berfungsi untuk melengkapi mubtada’ agar menjadi
kalimat yang sempurna atau dalam bahasa arab dikenal dengan al jumlah al
mufidah.
1. Dibaca rofa’
4. Mubtada’ dan khobar harus bersesuaian dalam hal muanas dan mudzakar
serta mufrod,mustanna dan jama’nya.
DAFTAR PUSTAKA
9
Bahaud Din Abdullah Ibnu ‘Aqil, Terjemah Alfiyah Syarah Ibnu ‘Aqil,(cet : 9,
Bandung, Sinar Baru Algesindo)
Hida nurul, jumlah ismiyah, http://hidaanurull.blogspot.com/2023/9/18
Siti mufalihah, mumarisah litarqiyatillughotil arabiyyah,
Syekh Syamsuddin Muhammad Arra’ini, Terjemahan Mutammimah Ajurumiyah, (cet:
11, Bandung, Sinar Baru Algesindo, Agustus 2010),
10