Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KELOMPOK 10

MUBTADA’ DAN KHABAR


(Bahasa Arab)

Dosen Pengampu:
Hj. Darmawati S. Ag M. Pd

Disusun Oleh:
Nurlelah 19.3300.014
Siti Aminah 19.3300.025
Nukriah 19.3300.056

HALAMAN SAMPUL
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH
IAIN PAREPARE 2021
KATA PENGANTAR

ِ ‫ْــــــــــــــــــم هللاِ الرَّحْ َم ِن الر‬


‫َّحي ِْم‬ ِ ‫بِس‬

‫الحمد هلل رب العالمين وبه نستعين على امور الدنيا والدين والصالة والسالم على سيد نا محمد وعلى اله‬
‫واصحابه اجمعين‬

Segala puji bagi Allah swt atas rahmat, taufiq dan hidayahNya, sehingga
makalah dengan judul “Mubtada’ Dan Khabar” dapat diselesaikan dengan baik.
Shalawat dan salam tidak lupa dihaturkan kepada Rasulullah Muhammad saw,
beserta para keluarga, sahabat dan umat pengikutnya.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Arab pada Program Manajemen Dakwah FUAD, IAIN Parepare, Semester Ganjil
2021/2022. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini
sehingga diharapkan kritik serta saran dari dosen pengampu mata kuliah Bahasa
Arab untuk kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak khususnya kepada dosen pengampu yang telah membimbing dalam
menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima
kasih.

Parepare,Rabu,5, januari, 2022


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan..................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
A. Pengertian Mubtada dan Khabar............................................................4
B. Ciri-ciri Mubtada dan Khabar.................................................................5
C. Pembagian Mubtada dan Khabar...........................................................6
BAB III PENUTUP................................................................................................3
A. Kesimpulan.................................................................................................3
B. Saran...........................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan dalam Al Quran dan sebagian
besar kitab kitab hukum Islam. Dan bahasa yang akan digunakan kelak di
akhirat. Oleh karena itu mempelajari Bahasa Arab merupakan hal yang
penting untuk dapat memahami hukum Islam yang memang pada
kenyataannya sebagian besar ditulis dengan Bahasa Arab.
Kosakata dalam Bahasa Arab sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan
bahasa bahasa yang lainnya, tapi kosakata dalam Bahasa Arab memiliki
bentuk bentuk yang lebih komplek dan sedikit sulit di fahami terutama bagi
pemula. Oleh karena itu penulis berniat untuk mencoba memaparkan tentang
salahsatu bentuk kalimat dalam Bahasa Arab, yaitu Jumlah Ismiyah yang
terbentuk dari Mubtada dan Khobar.
Mubtada dan Khobar adalah bentuk kalimat yang saling berkaitan satu
sama lainnya, sehingga belumlah menjadi kalimat yang sempurna jikalau
mubtada belum dilengkapi oleh khobar. Mubtada dan Khobar juga memiliki
ketentuan ketentuan yang sudah baku, seperti harus sesuainya antara mubtada
dan khobar dalam mufrod, tasniah,jama’nya dan muannats, mudzakkarnya.
Pada makalah ini penulis akan memperdalam pembahasan tentang kesesuaian
antara mubtada dan khobar.

Akhirnya semoga tulisan ini dapat bermanfa’at khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca sekalian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan mubtadak dan khabar?
2. Apa ciri-ciri Mubtada dan Khabar ?
3. Apa saja pembagian mubtadak dan khabar?
4. Apa saja ketentuan mubtadak dan khabar?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian mubtadak dan khabar
2. Untuk mengetahui Ciri-ciri Mubtada dan Khabar
3. Untuk memahami pembagian mubtadak dan khabar
4. Untuk memahami ketentuan mubtadak dna khabar
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertiaan Mubtada dan Khabar


Mubtada’ adalah isim marfu’ yang biasanya terdapat di awal kalimat
(Subyek) dan kosong dari ‘amil lafdy. Tetapi mubtada memiliki ‘amil
ma’nawi yaitu mubtada harus beri’rab rofa’ karena menjadi ibtida (awal
kalimat atau awal sesuatu yang di ceritakan)1
Khobar adalah sesuatu yang menerangkan kondisi mubtada dan dapat
menyempurnakan makna mubtada’ yang pada bahasa Indonesia dikenal
dengan Predikat. Mubtada tanpa khobar tidaklah jelas ma’nanya begitu juga
khobar tanpa didahului mubtada akan menjadi tidak bermakna.
Contoh:
ٌ‫ اأْل ُ ْستَا ُذ َم ِريْض‬: Ustadz itu sakit
َ ‫ ْال ُم ْسلِ ُم‬: Orang muslim itu sholeh
‫صالِ ٌح‬
ٌ‫ ْال َولَ ُد ن َِشيْط‬: Anak itu rajin
Seperti pada contoh di atas, kata ‫ اأْل ُ ْستَا ُذ‬berkedudukan sebagai mubtada dan
ٌ‫ َم ِريْض‬berkedudukan sebagai khobar. Kalau ‫ اأْل ُ ْستَا ُذ‬saja tanpa disertai kata ٌ‫َم ِريْض‬
jelas tidaklah bermakna. “ustadz itu…..” tentu akan menimbulkan pertanyaan
seperti ; Kenapa? Ada apa dengan ustadz? Tapi kalau sudah ada kata ٌ‫َم ِريْض‬
orang yang di ajak bicara akan mengerti apa yang terjadi dengan ustadz,
bahwa ustadz itu sedang sakit. Dan tidak akan timbul pertanyaan tentang apa
yang terjadi pada ustadz. Begitu juga dengan contoh contoh yang lain kurang
lebih sama. 2

B. Ciri-ciri Mubtada dan Khabar


Perbedaan Mubtada dan Khabar antara lain :
1
Anwar. Ilmu Nahwu : terjemahan matan al-jurumiyyah dan ‘imrithy berikut penjelasannya (Sinar
Baru Algensindo, Bandung 1995) h. 16

2
Toto Haryanto, Mubtada’ dan Khabar. (Online) sumber: http://badaronline.blogspot.com
diunggah pada 04/06/2013 pukul 21.00 dan di akses pada 02/10/2016 Pukul 19.00
1. Syarat Mubtada antara lain :
a. Mubtada harus rafa’ atau berharakat dhaammah
b. Mubtada harus berbentuk ma’rifah3
2. Syarat Khabar antara lain :
a. Khabar harus berharakat rafa atau dhommah
b. Khabar harus nakirah4
c. Khabar harus disesuaikan dengan mubtada’, baik jenis kelamin,
mufrad, mutsanna, dan jamak

C. Pembagian Mubtada dan Khabar


1. Pembagian Mubtada
Mubtada terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Mubtada zhahir atau jelas
Mubtada zhahir ialah mubtada yang isim atau kata bendanya sudah jelas
diketahui. Mubtada zhahir ada dua macam, yaitu :
a) Mubtada yang mempunyai khabar. Contoh ‫ (هللا ربنا‬Allah adalah
Rabb kami).
b) Mubtada yang tidak mempunyai khabar, hanya mempunyai isim
yang dirafakan yang menduduki tempat khabar.
b. Mubtada Mudhmar (dhamir)
Mubtada mudhamar ialah mubtada’nya terdiri dari kata ganti seperti ana
atau ‫ اَ َنا‬dan saudara-saudaranya, contoh
Dhamir/kata ganti ada 12 (dua belas), yaitu :
1. Saya = ‫اَ َنا‬
2. Kami atau kita = ُ‫َنحْ ن‬
3. Kamu laki-laki = َ‫اَ ْنت‬
ِ ‫اَ ْن‬
4. Kamu perempuan = ‫ت‬
3
Isim ma’rifah ialah isim atau kata benda yang sudah diketahui kekhususannya.
4
Isim nakirah ialah setiap isim yang jenisnya bersifat umum yang tidak menentukan suatu
perkara lainnya. Singkatnya ialah setiap isim yang layak dimasuki alif dan lam.
5. Kamu berdua laki-laki/perempuan = ‫اَ ْن ُت َما‬
6. Kalian laki-laki = ‫اَ ْن ُت ْم‬
7. Kalian perempuan = َّ‫اَ ْن ُتن‬
8. Dia laki-laki = ‫ه َُو‬
9. Dia perempuan = ‫ِي‬
َ ‫ه‬
10. Mereka berdua laki-laki/perempuan = ‫ُه َما‬
11. Mereka semua laki-laki = ‫ُه ْم‬
12. Mereka semua perempuan = َّ‫هُن‬
2. Pembagian Khabar
Khabar ada dua bagian, yaitu :
a. Khabar Mufrad
Khabar mufrad adalah khabar yang bukan berupa jumlah (kalimat)
dan bukan pula menyerupai jumlah. Kalimat jumlah terdiri atas mubtada’
dan khabar atau jarr dan majrur.5
Contoh : (‫ ) َز ْي ٌد َقا ِئ ٌم‬Zaid berdiri, kedua-duanya isim mufrad.
Dan juga termasuk khabar mufrad bila mubtada dan khabar itu
terdiri dari isim tasniyah dan jamak, seperti contoh dibawah ini :
 َّ ) = Zaid-zaid itu berdiri
(‫الز ْيد ُْو َن َقا ِئم ُْو َن‬
 ِ ‫ان َقا ِئ َم‬
(‫ان‬ َّ ) = dua Zaid itu berdiri
ِ َ‫الزيْد‬
 ُّ ) = Zaid-zaid itu berdiri
(‫الزي ُْو ُد َقا ِئم ُْو َن‬
b. Khabar Ghair Mufrad
Khabar ghair mufrad Adalah khabar yang terdiri atas jumlah mubtada
dan khabar atau terdiri atas fi’il dan fa’il6
Contoh :
 (ُ‫) َز ْي ٌد َقا َم اَب ُْوه‬
 (‫ار َي ُت ُه َذا ِه َب ٌة‬
ِ ‫) َز ْي ٌد َج‬

c. Khabar Syibhul Jumlah

5
Ibid.,hlm. 146.
6
Syamsuddin,Muhammad Araa’ini,.Ilmu Nahwu: Terjemahan Mutamminah
Ajurumiyyah,Cet.8(Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2015),hlm. 146.
Khabar Syibul jumlah (serupa dengan jumlah)nadalah memakai
zhafarbatau jarr-majrur.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Mubtada’ adalah isim marfu’ yang biasanya terdapat di awal kalimat


(Subyek) dan kosong dari ‘amil lafdy. Tetapi mubtada memiliki ‘amil
ma’nawi yaitu mubtada harus beri’rab rofa’ karena menjadi ibtida (awal
kalimat atau awal sesuatu yang di ceritakan)

Khobar adalah sesuatu yang menerangkan kondisi mubtada dan dapat


menyempurnakan makna mubtada’ yang pada bahasa Indonesia dikenal
dengan Predikat. Mubtada tanpa khobar tidaklah jelas ma’nanya begitu juga
khobar tanpa didahului mubtada akan menjadi tidak bermakna.

Perbedaan Mubtada dan Khabar antara lain :


1) .Syarat Mubtada antara lain :
 Mubtada harus rafa’ atau berharakat dhaammah
 Mubtada harus berbentuk ma’rifah
2) Syarat Khabar antara lain :
 Khabar harus berharakat rafa atau dhommah
 Khabar harus nakirah
 Khabar harus disesuaikan dengan mubtada’, baik jenis
kelamin, mufrad, mutsanna, dan jamak
Pembagian Mubtada dan Khabar
- Pembagian Mubtada terbagi dua, antaranya yaitu ;
a) Mubtada zhahir atau jelas dan
b) Mubtada mudhmar (dhanr)
- Pembagian Khabar terbagi tiga, yaitu :
a) Khabar Mufrad
b) Khabar Ghair Mufrad
c) Khabar Syibhul jumlah

B. Saran

Demikianlah pembahasan makalah mengenai mubtadak dan khabar


semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran sangat pemakalah
harapkan demi untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar. Ilmu Nahwu : terjemahan matan al-jurumiyyah dan ‘imrithy berikut


penjelasannya (Sinar Baru Algensindo, Bandung 1995) h. 16

Toto Haryanto, Mubtada’ dan Khabar. (Online) sumber:


http://badaronline.blogspot.com diunggah pada 04/06/2013 pukul 21.00 dan di
akses pada 02/10/2016 Pukul 19.00

Isim ma’rifah ialah isim atau kata benda yang sudah diketahui kekhususannya.

Isim nakirah ialah setiap isim yang jenisnya bersifat umum yang tidak
menentukan suatu perkara lainnya. Singkatnya ialah setiap isim yang layak
dimasuki alif dan lam.

Ibid.,hlm. 146.

Syamsuddin,Muhammad Araa’ini,.Ilmu Nahwu: Terjemahan Mutamminah


Ajurumiyyah,Cet.8(Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2015),hlm. 146.

Anda mungkin juga menyukai