Oleh:
KELAS A
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS
USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SYEKHNURJATI CIREBON
2021
KATA PENGANTAR
1
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan taufiq, hidayah, dan inayah-Nya. Tak lupa sholawat dan salam semoga
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW atas suri tauladan beliau, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Tabligh dalam Al-Qur’an”.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Tabligh. Selain itu,
makalah ini bertujuan juga untuk menambah pengetahuan tentang tabligh dalam al-qur’an
bagi penulis khususnya serta para pembaca pada umumnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Aan Mohammad Burhanudin,
M.A selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Tabligh. Penulis juga sadar bahwa segala
hal tiada yang sempurna, termasuk makalah ini tidak mampu diselesaikan atas
kemampuan sendiri, sehingga dalam menulis makalah ini penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak.
Kami selaku penulis pun menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini banyak
terdapat kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun dapat kami terima agar ke depannya menjadi lebih baik.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................6
BAB 1
PENDAHULUAN
3
berdakwahlah kepada [manusia] agar [beriman] kepada Tuhanmu, dan janganlah engkau
termasuk orang-orang musyrik," (Al-Qasas [28]: 87).
Menurut KBBI, tablig artinya penyiaran ajaran Islam. Secara bahasa, ia berasal dari
bahasa Arab, yang artinya menyampaikan. Bertabligh berarti menyebarkan ajaran Islam
kepada orang lain agar dapat diamalkan informasinya. Tablig bisa dilakukan dengan
berceramah. Lantas, karena tujuannya agar isi tablignya diamalkan, maka
penyampaiannya harus dilakukan sedemikian rupa agar bisa diterima. Lazimnya, tablig
disampaikan secara sopan, menarik, dan tidak menggurui.
Dari penjelasan di atas, tabligh diklasifikasikan sebagai bagian dari dakwah. Namun,
dakwah berarti lebih dari sekedar tabu. Dengan kata lain, cakupan dakwah lebih luas,
termasuk tabu.
Rujukan mengenai anjuran tablig ini tertera dalam firman Allah di surah Al-Ahzab ayat
39:
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai landasan teori yang digunakan sebagai bahan
pendukung penulisan. Hal-hal yang dibahas yakni segala sesuatu yang berkenaan dengan
rumusan masalah.
2.1 Makna Tabligh dalam Al Quran
Dalam konsep Islam, tabligh merupakan salah satu perintah yang dibebankan kepada para
utusan-Nya. Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT beliau menerima risalah dan
diperintahkan untuk menyampaikannya kepada seluruh umat manusia, yang selanjutnya tugas
ini diteruskan oleh pegikut dan umatnya. Dalam melaksanakan kegiatan tabligh bukan hanya
menyampaikan saja atau hanya penyampain materi dakwah, tetapi juga tentu saja memerlukan
pemahaman. Dalam kaitan itu maka, pelaksanaan kegiatan tabligh, bukan hanya sekedar
menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat. Tetapi juga memerlukan adanya penguasaan
terhadap nilai-nilai etika, karena etika telah menjadi sangat penting dalam kegiatan tabligh.
5
tidak tepat , sering memberikan gambaran dan persepsi yang keliru tentang islam. Tujuan
utama dakwah adalah nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai atau diperoleh oleh keseluruhan
tindakan dakwah . Sebagaimana telah dirumuskan ketika pemberian pengertian tentang
dakwah adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat
yang diridhai oleh Allah SWT. Demi terwujudnya tujuan dari dakwah itu tersendiri maka
haruslah seorang selaku yang menyampaikan memiliki dan memahami prinsip tabligh itu
sendiri yang terdapat dalam Al-Qur’an sehingga tidak ada kekeliruan baik dalam
penyampaian ataupun penerimaan ajaran tersebut. Adapun prinsip tabligh itu sendiri yang
dijelaskan dalam Al-Qur’an yaitu antara lain :
Perintah menggunakan bahasa yang baik ( ahsan )
Qs. Al-Isra : 53
6
Q.S Al-Ahzab : 32
Bila dalam penyampaian nya telah berlandaskan prinsip yang tertera dalam Al-Qur’an maka
proses tablig / menyampaikan dapat berjalan dengan lebih efektif sehingga tidak bermunculan
kembali kekeliruan terhadap ajaran Islam dikarenakan metode yang kurang tepat dan prinsip
yang tidak diterapkan dalam tabligh.
Hanya saja dalam penggunaan prinsip tabligh harus dibarengi dengan pribadi muslim yang
baik. Apabila kita menyimak gerakan dakwah Rasulullah SAW. Maka pertama kali yang
dilakukan adalah membentuk pribadi muslim yang tangguh mulai dari istrinya Siti Khadijah ,
Ali Bin Abi Thalib , dan sahabat dekat lainnya. Hal ini mengandung pelajaran bahwa
7
berdakwah haruslah mampu menumbuhkan pionir pionir muslim yang tangguh yang pada
akhirnya mampu menjadi dinamisator di dalam masyarakat. (Hafidhuddin, Didin)
2.3 Bahasa yang digunakan dalam bertabligh
Bahasa yang digunakan dalam bertabligh ialah bahasa yang baik dan efektif untuk membuat
orang yang mendengarkannya tergerakan hatinya untuk berada dalam jalannya Allah SWT
yang benar.
Salah satu keistimewaan yang diberikan Allah SWT kepada manusia adalah kemampuan
berbahasa. Kemampuan ini sangat membantu manusia dalam memenuhi kebutuhannya secara
efektif, dan kemampuan berbahasa yang baik dan benar dapat menjadi jalan untuk
menghantarkan manusia terutama seorang mubaligh dalam meraih kesuksesannya dalam
bertabligh serta akan membawa kemaslahatan bagi orang lain. Sebaliknya berbahasa juga
dapat menjadi pemicu munculnya kemudaratan, khususnya jika seorang mubaligh salah dalam
berbahasa atau membuat orang lain terganggu. Sebab berbicara dengan bahasa yang tidak
baik dan benar akan menimbulkan kesalahpahaman, meresahkan masyarakat dan merugikan
dirinya sendiri. Tabligh itu disesuaikan dengan Bahasa yang mereka miliki. Akhirkan
perkataan itu harus diucapkan dengan kata-kata asing, seperti kata-kata istilah dalam ilmu
pengetahuan atau istilah agama dan lain-lain. Pensyarah yang retoris berkemampuan dalam
mengolah isi pesan tabligh secara kritis dan membungkusnya dengan bahasa dan gaya yang
menarik.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari makalah yang telah dibuat, dapat disimpulkan bahwa :
Tabligh merupakan salah satu perintah yang dibebankan kepada para utusan-Nya. Nabi
Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT beliau menerima risalah dan diperintahkan
untuk menyampaikannya kepada seluruh umat manusia, yang selanjutnya tugas ini
diteruskan oleh pegikut dan umatnya.
Prinsip tabligh dalam Al-Qur’an, diantaranya perintah menggunakan bahasa yang baik,
perintah menghindari kalimat yang buruk, qoulan karima, qoulan masyrura, qoulan layina,
qoulan makrufi, qoulan baligha, qoulan tsaqima, dan qoulan ‘adzima.
Bahasa yang digunakan dalam bertabligh ialah bahasa yang baik dan efektif untuk
membuat orang yang mendengarkannya tergerakan hatinya untuk berada dalam jalannya
Allah SWT yang benar.
3.2 Saran
Pemaparan terkait tabligh dalam Al-Qur’an diharapkan mampu meningkatkan
pemahaman para generasi muda dan masyarakat pada umumnya agar menjadi generasi yang
dapat menyiarkan agama Islam khususnya di era globalisasi seperti sekarang.
Dalam menyelesaikan makalah ini tentunya penulis tidak luput dari berbagai
kekurangan. Adapun nantinya penulis akan memperbaiki susunan makalah sesuai dengan
menggunakan pedoman dari berbagai sumber dari kritik yang membangun dari para pembaca.
9
DAFTAR PUSTAKA
10