2 - Pengembangan Soft Skill Guru PAI (SMA-SMK)

MODUL
PENGEMBANGAN
SOFT SKILLS GURU PAI
MATERI PENDIDIKAN DAN LATIHAN

GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (GPAI)
TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)/
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DITPAIS)

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
KEMENTERIAN AGAMA RI
2011
Page 2 of 90
MODUL
PENGEMBANGAN
SOFT SKILL GURU PAI
Penulis : Moqowim
Hak Cipta dan Hak Moral pada penulis

Hak Penerbitan atau Hak Ekonomi pada Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah
(DITPAIS) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh buku ini dalam bentuk apapun tanpa izin dari penulis
Cetakan Pertama, 2011
DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DITPAIS)

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
Page 3 of 90
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah-rabbil-‘alamin, kami ucapkan puji syukur ke hadirat Allah

SWT atas ridla dan berkah-Nya sehingga modul berjudul Pengembangan Soft
Skills bagi Guru PAI ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Modul ini
disusun dalam rangka Program Peningkatan Mutu Guru Agama Islam di Sekolah
yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Fokus
dari modul ini adalah penguatan kompetensi kepribadian dan sosial guru PAI
yang selama ini relatif kurang mendapat perhatian. Kedua kompetensi ini disebut
dengan hard competence atau soft skills guru PAI, yaitu intrapersonal skills dan
interpersonal skills. Sejauh ini program peningkatan kualitas guru PAI lebih
dirorientasikan untuk pengembangan kompetensi pedagogik dan profesional.
Kedua jenis kompetensi ini disebut dengan hard competence atau hard skills bagi
guru PAI. Padahal, dibandingkan dua kompetensi yang terakhir, dua kompetensi
yang pertama jauh lebih penting. Perbandingan antara soft competence dan hard
competence bisa mencapai 80%:20% dalam pencapaian keberhasilan seorang
guru.
Modul ini dapat kami selesaikan karena adanya dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak terkait. Untuk itu, dalam kesempatan ini, kami menghaturkan
terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Direktur Pendidikan Agama di
Sekolah dan segenap jajarannya yang telah mempercayakan kami dalam menulis
modul ini. Selanjutnya, kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada para tim pengarah dan sekaligus editor modul yang telah
memberikan banyak masukan demi kesempurnaan modul ini. Akhirnya, kami
menghaturkan terima kasih yang tulus kepada teman-teman penulis modul yang
telah bekerja sama secara kompak dalam proses penulisan modul mulai dari
pembuatan draf, presentasi hingga finalisasi sehingga modul ini dapat dicetak.
Last but not least, kami menyadari sepenuhnya bahwa sebagai manusia
biasa dengan segala keterbatasannya, mungkin dalam modul ini masih terdapat
kesalahan, dengan segala kerendahan hati kami mohon kritik dan saran konstruktif
Page 4 of 90
dari para pembaca yang budiman demi kesempurnaan modul ini di masa
mendatang.
Jakarta, 23 Maret 2011

Penulis
Page 5 of 90
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................... 3

Daftar Isi ....................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ....................................................................................... 7
MODUL 1 : URGENSI SOFT SKILLS BAGI GURU PAI ................... 12
Pengantar ............................................................................. 12
Kegiatan Belajar 1 ............................................................... 16
Pengertian Soft Skills .......................................................... 16
Rangkuman ......................................................................... 20
Latihan ................................................................................. 21
Kegiatan Belajar 2 ................................................................ 21

Pengembangan Soft Skills Guru PAI ................................... 21
Rangkuman .......................................................................... 25
Latihan ................................................................................. 25
MODUL 2 : PENGEMBANGAN INTRAPERSONAL SKILLS ............ 26

Pengantar ............................................................................. 26
Kegiatan Belajar 1 ................................................................ 28
Kekuatan Kesadaran ............................................................. 28
Rangkuman ......................................................................... 32
Latihan ................................................................................. 32

Kekuatan Tujuan ................................................................. 32
Rangkuman ......................................................................... 36
Latihan ................................................................................. 36

Kekuatan Keyakinan ........................................................... 37
Rangkuman ......................................................................... 40
Latihan ................................................................................. 40

Kekuatan Cinta .................................................................... 41
Rangkuman ......................................................................... 46
Latihan ................................................................................. 46
Page 6 of 90
Kekuatan Energi Positif ...................................................... 46
Rangkuman ......................................................................... 50
Latihan ................................................................................. 50

Kekuatan Konsentrasi .......................................................... 51
Rangkuman ......................................................................... 52
Latihan ................................................................................. 53

Kekuatan Keputusan ........................................................... 53
Rangkuman ......................................................................... 56
Latihan ................................................................................. 56
MODUL 3 : PENGEMBANGAN INTERPERSONAL SKILLS ........... 57

Pengantar ............................................................................. 57
Keterampilan Berkomunikasi bagi Guru PAI ..................... 58
Rangkuman ......................................................................... 66
Latihan ................................................................................. 66

Keterampilan Memotivasi bagi Guru PAI .......................... 67
Rangkuman ......................................................................... 71
Latihan ................................................................................. 71

Keterampilan Membangun Tim bagi Guru PAI .................. 72
Rangkuman ......................................................................... 74
Latihan ................................................................................. 74

Keterampilan Mediasi bagi Guru PAI ................................ 75
Rangkuman ........................................................................ 78
Latihan ................................................................................. 79
Daftar Pustaka ............................................................................................... 80

Lampiran ........................................................................................................ 82
Page 7 of 90
MODUL PENDAHULUAN
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR

Setelah membaca modul ini, Anda diharapkan memiliki kemampuan
mengembangkan soft skill dalam pembelajaran PAI di SMP. Sementara itu,
kompetensi dasar yang akan Anda kuasai dalam modul ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami konsep dasar soft skills bagi guru PAI
2. Memahami model intrapersonal skills guru PAI
3. Memahami model interpersonal skills guru PAI
KERANGKA ISI MODUL

Sebagai seorang guru tentu Anda menghadapi berbagai persoalan
pembelajaran, baik ketika di kelas, luar kelas, bahkan luar sekolah. Kok bisa di
luar sekolah juga? Ya, tugas seorang guru yang paling pokok adalah mendidik,
BUKAN mengajar. Anda tentu sudah tahu perbedaan kedua istilah tersebut,
bukan? Mendidik adalah proses transfer nilai (transfer of value), sedangkan
mengajar merupakan proses transfer pengetahuan (transfer of knowledge). Proses
mendidik tidak hanya berlangsung di kelas, sedangkan mengajar hanya
berlangsung di kelas. Kita bersyukur bahwa nama kementerian yang menangani
pendidikan kita disebut Kementerian Pendidikan Nasional, bukan Kementerian
Pengajaran Nasional. Kita tentu lebih sepakat bahwa tugas guru adalah mendidik,
bukan mengajar. Mengajar merupakan bagian dari mendidik saja. Dengan dua
istilah yang berbeda orientasi tersebut, apa implikasi kompetensi yang harus Anda
miliki sebagai seorang guru?
Page 8 of 90
Karena proses pendidikan lebih penting, maka Anda harus memperkuat
kompetensi yang relevan dengan tugas mendidik. Tentu Anda tahu betul bahwa
ada empat kompetensi yang harus dimiliki seorang guru, yaitu kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional. Keempat kompetensi tersebut saling terkait dan harus Anda miliki
sebagai seorang guru. Hanya saja, mungkin keempat kompetensi tersebut dapat
kita kelompokkan menjadi dua, yaitu hard competence dan soft competence. Yang
termasuk hard competence adalah kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional, sementara yang termasuk soft competence adalah kompetensi
kepribadian dan kompetensi sosial. Berdasarkan pengalaman di lapangan, soft
competence jauh lebih penting daripada hard competence. Bahkan, perbandingan
keduanya bisa mencapai 80% berbanding 20%. Mengapa bisa begitu jauh
perbedaannya?
Ya, jika kita kaitkan dengan hasil penelitian di berbagai perusahaan besar
tentang keberhasilan seorang profesional sangat ditentukan oleh penguasaan soft
skills ketimbang hard skills. Menurut buku Lesson From The Top karya Neff dan
Citrin (1999) yang memuat sharing dan wawancara 50 orang tersukses di
Amerika: mereka sepakat bahwa yang paling menentukan kesuksesan bukanlah
keterampilan teknis melainkan kualitas diri yang termasuk dalam keterampilan
lunak (soft skills) atau keterampilan berhubungan dengan orang lain (people
skills).
Riset tersebut diperkuat lagi oleh hasil survey Tempo tentang karakter yang
harus dimiliki oleh orang yang berhasil mencapai puncak karir, yaitu: [1] mau
bekerja keras, [2] kepercayaan diri tinggi, [3] mempunyai visi ke depan, [4] bisa
bekerja dalam tim, [5] memiliki kepercayaan matang, [6] mampu berpikir analitis,
[7] mudah beradaptasi, [8] mampu bekerja dalam tekanan, [9] cakap berbahasa
Inggris, dan [10] mampu mengorganisir pekerjaan. Kalau hasil riset ini kita
jadikan sebagai acuan untuk melihat kondisi pendidikan kita, terutama guru, maka
kita bisa menyimpulkan bahwa pengembangan guru masih berkutat pada hard
skills. Kurangnya perhatian terhadap soft skills guru berakibat pada kualitas
peserta didik kita yang belum maksimal.
Page 9 of 90
Berkaitan dengan arti penting soft skills bagi guru, kita dapat meminjam
pandangan tokoh kecerdasan emosi, yaitu Daniel Goleman dengan karyanya
Emotional Intelligence, dan seorang guru manajemen sekaligus pencetus budaya
unggul, yaitu Stephen R. Covey dengan karya The Seven Habits of Highly
Effective People. Keduanya agaknya punya pandangan yang sama tentang arti
penting pengembangan intrapersonal dalam arti penguatan kepribadian secara ke
dalam, dan pengembangan interpersonal dalam pengertian membangun relasi ke
luar.
Dalam pandangannya tentang kecerdasan emosi (emotional intelligence)
Daniel Goleman untuk mempunyai kecerdasan emosional, secara garis besar ada
lima tahapan, yaitu kesadaran diri (self-awareness), pengaturan diri (self-
regulation), motivasi (motivation), empati (empathy), dan keterampilan sosial
(social skill). Tiga yang pertama, yakni kesadaran diri, pengaturan diri, dan
motivasi lebih terkait dengan kecerdasan intrapersonal dalam pandangan Howard
Gardner, sang pencetus kecerdasan majemuk (multiple intelligences). Sementara
itu, dua yang terakhir, yakni empati dan keterampilan sosial lebih terkait dengan
kecerdasan interpersonal dalam pandangan Gardner.
Sementara itu, dalam karya inspiratif Stephen Covey, yaitu 7 Habits of
Highly Effective People, dia menyarankan perlunya melakukan tujuh langkah
pembiasaan (habit) untuk menjadi manusia unggul, yaitu proaktif, menentukan
tujuan akhir, memulai dari yang utama, berpikir menang-menang, berusaha untuk
memahami terlebih dahulu ketimbang minta dipahami, melakukan sinergi, dan
mengasah diri secara terus-menerus. Kebiasaan bersikap proaktif mempunyai
makna kemampuan seseorang dalam mengontrol lingkungan, bukan lingkungan
yang mengontrol dirinya. Kebiasaan menentukan tujuan akhir berarti bahwa
sebaiknya setiap orang menentukan tujuan akhir yang akan diraih sehingga dia
dapat mengembangkan kebiasaan berkonsentrasi dengan berbagai aktifitas yang
relevan. Hal ini diperlukan untuk menghindari penyimpangan dan menjadikan
seseorang lebih produktif dan berhasil. Kebiasaan mulai dari yang utama oleh
Covey disebut dengan kebiasaan manajemen personal. Hal ini terkait dengan
pengorganisasian dan pelaksanaan berbagai aktifitas yang sejalan dengan tujuan
Page 10 of 90
yang ditetapkan pada kebiasaan yang kedua. Kalau kebiasaan kedua lebih bersifat
mental, maka kebiasaan ketiga bersifat tindakan fisik.
Kalau kebiasaan pertama sampai ketiga lebih terkait dengan pengembangan
intrapersonal, maka kebiasaan keempat sampai keenam tentang pengembangan
interpersonal. Kebiasaan keempat, yakni berpikir menang-menang, oleh Covey
disebut dengan kebiasaan kepemimpinan interpersonal. Kebiasaan ini penting
dilakukan karena prestasi setiap orang pada dasarnya sangat ditentukan oleh atau
bergantung pada usaha kooperatif dengan orang lain. Paradigma menang-menang
didasarkan pada asumsi bahwa ada banyak orang yang terlibat dalam keberhasilan
seseorang, sehingga keberhasilan lebih mengacu pada pendekatan kooperatif yang
lebih alami ketimbang konfrontasi menang-kalah.
Kebiasaan kelima adalah mengedepankan memahami orang lain terlebih
dahulu daripada minta untuk dipahami oleh orang lain. Oleh Covey, kebiasaan ini
disebut dengan kebiasaan membangun komunikasi. Kebiasaan tersebut sangat
penting untuk membangun komunikasi yang efektif dan positif dengan orang lain.
Kebiasaan keenam terkait dengan kebiasaan membangun sinergi dengan pihak
lain atau yang disebut Covey dengan istilah kerjasama kreatif. Artinya, kerjasama
ini dilakukan atas dasar prinsip bahwa kesatuan adalah lebih hebat daripada
sekedar penjumlahan antar bagian. Sebagai ilustrasi, satu kelebihan ditambah satu
kelebihan bukan berarti dua kelebihan, namun bisa berarti sepuluh kelebihan.
Inilah yang disebut sinergi, bukan kompromi. Akhirnya, kebiasaan ketujuh adalah
mengasah diri secara terus-menerus atau disebut pembaharuan diri sendiri secara
berkelanjutan agar berbagai kebiasaan positif terus tumbuh dan berkembang.
Dalam hal ini, Covey menyebut empat hal yang perlu diasah secara terus-
menerus, yaitu dimensi spiritual, mental, fisik, dan sosial/emosional.
1. Bersikaplah proaktif [PROAKTIF]

2. Tentukan tujuan akhir [TUJUAN AKHIR]
3. Mulailah dari yang utama [MULAI UTAMA]
4. Berpikirlah menang-menang [MENANG-MENANG
BERSAMA]
5. Berusahalah menghargai orang lain, baru minta
dihargai [HARGAI ORANG LAIN]
6. Lakukan sinergi [SINERGI]
7. Asah diri secara terus-menerus [ASAH TERUS]
PROTAMU
MEMBER
HOLSINASTER
MUQOWIM
Page 11 of 90
Dari uraian di atas, ada dua aspek soft skills yang perlu dikembangkan
dalam diri kita, sebagai seorang guru, yaitu intrapersonal dan interpersonal.
Berkaitan dengan urgensi soft skills bagi profesi guru PAI, dengan modul ini,
Anda akan mempelajari berbagai hal tentang soft skills yang dikaitkan dengan
profesi guru PAI di sekolah. Secara garis besar, modul ini dikelompokkan menjadi
tiga bagian, yaitu modul tentang pengertian dan urgensi soft skills bagi guru PAI,
modul tentang pengembangan intrapersonal skills bagi guru PAI, dan modul
tentang pengembangan interpersonal skills bagi guru PAI.

PETA KONSEP
Alur keseluruhan dari modul ini dapat Anda cermati dalam peta konsep (concept
map) berikut ini.
SOFT SKILLS GPAI
Intrapersonal Skills Interpersonal Skills
Awareness
Communication
Goal-Setting
Belief
Motivation Skill
Love
Positive Energy Team Building
Consentration
Mediation
Decision Making
Page 12 of 90
MODUL 1
URGENSI SOFT SKILLS
BAGI GURU AGAMA
Pengantar
Pernahkah Anda menjumpai seorang dokter yang pandai tapi galak,
seorang perawat yang terampil tapi judes, seorang arsitek yang terampil tapi
culas, seorang pejabat yang hebat tapi koruptor, dan seorang akuntan yang
pandai tapi ceroboh? Mungkin juga Anda pernah menjumpai yang sebaliknya,
seorang dokter yang kurang pandai tapi simpatik, seorang perawat yang kurang
terampil tapi mau belajar, seorang arsitek yang kurang cerdas tapi
komunikatif, seorang pejabat yang biasa saja tapi jujur, dan seorang akuntan
yang kurang pandai tapi jujur? Dari dua perbandingan tersebut, mana yang akan
Anda pilih? Kalau disuruh memilih, memang kita tentu suka dokter yang pandai
dan simpatik, seorang perawat yang terampil dan kooperatif, seorang arsitek
yang terampil dan komunikatif, seorang pejabat yang hebat dan jujur, dan
seorang akuntan yang pandai dan jujur. Jangan yang sebaliknya lho, dokter yang
kurang pandai dan culas, dan seterusnya.
Dalam dunia pendidikan, Anda sebagai guru PAI, pernahkah menjumpai
seorang guru yang cerdas tapi tidak menyenangkan, seorang pustakawan yang
terampil tapi membosankan, seorang karyawan administrasi yang pintar tapi
sombong? Mudah-mudahan Anda tidak termasuk mdalam kategori ini. Mungkin
Anda bertanya-tanya, mengapa hal semacam ini ditanyakan? Apa urgensinya bagi
Page 13 of 90
Anda yang berprofesi sebagai guru PAI? Berbagai pertanyaan tersebut akan Anda
lihat urgensinya bagi profesi Anda setelah membaca modul ini.
Kita tahu, bahwa perubahan era industri ke era informasi membawa
perubahan yang berarti. Laju informasi yang begitu cepat dan revolusioner telah
membawa perubahan ke arah positif sekaligus negatif. Perubahan positif karena
banyak kemudahan yang kita peroleh, misalnya kita dapat memperoleh segala
informasi yang kita perlukan secara mudah dan cepat. Namun, di sisi yang lain,
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat membawa pengaruh
negatif karena informasi yang tidak sehat dan merusak mentalitas. Bagi kita,
menghadapi tantangan yang demikian, yang kita butuhkan adalah kemampuan
kita dalam memilih, mengolah, memaknai, dan memanfaatkan informasi. Sebab,
kalau kita tidak dapat mengubah paradigma kita, maka dunia pendidikan akan
terpuruk akibat pengaruh negatif teknologi informasi dan komunikasi. Dengan
kata lain, kita perlu mempersiapkan kualitas man behind the gun.
Anda mungkin bertanya, mengapa yang diperlukan perubahan paradigma,
bukan pengetahuan atau keterampilan? Paradigma berkaitan dengan sudut
pandang, perspektif, dan mindset yang melibatkan pengetahuan dan sikap. Lebih
khusus lagi, menghadapi era komunikasi dan informasi ini, kita memerlukan
karakter yang kuat, apa pun profesinya, terlebih Anda seorang guru PAI. Yang
paling dibutuhkan seorang guru PAI pada dasarnya adalah akhlak mulia. Tentu
Anda sangat hafal sabda Rasulullah yang mengatakan bahwa beliau diutus oleh
Allah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, bukan? Dalam konteks saat ini,
akhlak mulia atau akhir-akhir ini sering disebut karakter adalah jawaban paling
tepat untuk menghadap berbagai tantangan zaman.
 1. Inisiatif  12. Mengatasi stress

 2. Etika/ integritas  13. Menejemen diri
 3. Berfikir kritis  14. Menyelesaikan problem
15. Dapat meringkas
4. Kemauan belajar

16. Berkooperasi


 5. Komitmen  17. Fleksibel
 6. Motivasi  18. Kerja dalam tim
 7. Bersemangat  19. Mandiri
 8. Dapat diandalkan  20. Mendengarkan
 9. Komunikasi lisan  21. Tangguh
22. Berargumen logis
10.Kreatif.

23. Menejemen waktu.


 11. Kemampuan analitis
Hasil survey di Amerika, Sumber : (center for enterpreuneurship
education and development, Halifax,
Canada, dan Inggris. nova scotia, 2004).
MUQOWIM
Page 14 of 90
Coba Anda perhatikan hasil penelitian dari Harvard University Amerika
Serikat yang mengagetkan dunia pendidikan di Indonesia di mana menurut
penelitian tersebut, kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh
pengetahuan dan keterampilan teknis (hard skill), tetapi oleh keterampilan
mengelola diri dan orang lain (soft skill). Bahkan, penelitian ini mengungkapkan,
bahwa kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% dengan hard skill dan sisanya
80% dengan soft skill. Hal ini diperkuat sebuah buku berjudul Lesson From The
Top karangan Neff dan Citrin (1999) yang memuat sharing dan wawancara
terhadap 50 orang tersukses di Amerika. Mereka sepakat bahwa yang paling
menentukan kesuksesan bukanlah keterampilan teknis melainkan kualitas diri
yang termasuk dalam keterampilan lunak (soft skills) atau keterampilan
berhubungan dengan orang lain (people skills).
Bagaimana dengan kondisi yang ada di Indonesia? Agaknya tidak terlalu
jauh berbeda. Menurut hasil survai Majalah Mingguan Tempo tentang
keberhasilan seseorang mencapai puncak karirnya karena mereka memiliki
karakter, yaitu [1] mau bekerja keras, [2] kepercayaan diri tinggi, [3] mempunyai
visi ke depan, [4] bisa bekerja dalam tim, [5] memiliki kepercayaan matang, [6]
mampu berpikir analitis, [7] mudah beradaptasi, [8] mampu bekerja dalam
tekanan, [9] cakap berbahasa inggris, dan [10] mampu mengorganisir pekerjaan.
Kalau realitas ini kita jadikan sebagai acuan untuk melihat pendidikan di
Indonesia, maka kondisis pendidikan kita sebenarnya masih memprihatinkan.
Pendidikan kita ternyata masih berkutat gaya hard skill. Ketidakmampuan
memberikan pendidikan soft skill mengakibatkan lulusan hanya pandai menghafal
pelajaran dan sedikit punya keterampilan ketika sudah di lapangan kerja. Mereka
akan menjadi mesin karena penguasaan keterampilan tetapi lemah dalam
memimpin. Mereka merasa sudah sukses kalau memiliki keterampilan, padahal
membuat jejaring juga merupakan bagian tidak terpisahkan dalam suatu
pengembangan diri.
Coba perhatikan lagi survei yang dilakukan terhadap 457 pemimpin tentang
20 kualitas penting yang dimiliki seorang juara! Hasilnya, kualitas yang
diperlukan seorang juara secara berturut-turut adalah [1] kemampuan komunikasi,
[2] kejujuran/integritas, [3] kemampuan bekerja sama, [4] kemampuan
Page 15 of 90
interpersonal, [5] beretika, [6] motivasi/inisiatif, [7] kemampuan beradaptasi, [8]
daya analitik, [9] kemampuan komputer, [10] kemampuan berorganisasi, [11]
berorientasi pada detail, [12] kepemimpinan, [13] kepercayaan diri, [14] ramah,
[15] sopan, [16] bijaksana, [17] indeks prestasi (IP > 3,00), [18] kreatif, [19]
humoris, dan [20] kemampuan berwirausaha. IP yang kerap dinilai sebagai bukti
kehebatan mahasiswa, dalam indikator orang sukses tersebut ternyata menempati
posisi hampir terakhir, yaitu nomor 17.
Apa yang kita lihat di atas sejalan dengan yang dirumuskan oleh UNESCO,
bahwa tujuan utama dalam pendidikan lebih dilandaskan pada empat pilar yaitu
learning how to know, learning how to do, learning how to be, dan learning how
to live together. Dua landasan yang pertama mengandung maksud bahwa proses
belajar yang dilakukan peserta didik mengacu pada kemampuan mengaktualkan
dan mengorganisir segala pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki masing-
masing individu dalam menghadapi segala jenis pekerjaan berdasarkan basis
pendidikan yang dimilikinya (memiliki hard skill). Dengan kata lain peserta didik
memiliki kompetensi yang memungkinkan mereka dapat bersaing untuk
memasuki dunia kerja. Sedangkan dua landasan yang terakhir mengacu pada
kemampuan mengaktualkan dan mengorganisasi berbagai kemampuan yang ada
pada masing-masing individu dalam suatu keteraturan sistemik menuju suatu
tujuan bersama. Maksudnya bahwa untuk bisa menjadi seseorang yang diinginkan
dan bisa hidup berdampingan bersama orang lain baik di tempat kerja maupun di
masyarakat maka harus mengembangkan sikap toleran, simpati, empati, emosi,
etika dan unsur psikologis lainnya. Inilah yang disebut dengan soft skill. Dalam
pendidikan, hard skills dan soft skills harus dikembangkan secara seimbang.
Pengembangan ini sangat ditentukan oleh faktor guru, terutama guru Agama.
Karena itu, guru PAI HARUS mempunyai soft skills kuat karena akan menjadi
role model bagi para peserta didik.
Page 16 of 90
 Orang-orang yang hidup di dunia kadang
tak mau dan tak mampu melihat diri
mereka sendiri dan, karena itu, mereka pun
akhirnya saling menyalahkan satu sama
lain [Rumi]
 Betapa bahagianya jiwa yang dapat
melihat kesalahannya sendiri [Rumi]
 Man ‘arafa nafsahu, faqad ‘arafa rabbahu;
man ‘arafa qalbahu, faqad ‘arafa nafsahu
KEGIATAN BELAJAR 1
PENGERTIAN SOFT SKILLS
Setelah membaca bagian ini Anda akan memahami pengertian soft skills secara
umum dan dikaitkan dengan profesi Anda, guru PAI
URAIAN MATERI
Pada bagian sebelumnya Anda telah memahami urgensi soft skills bagi guru
PAI. Tahukah Anda, apa yang dimaksud dengan soft skills itu? Coba kita
perhatikan definisi Berthal tentang soft skills, yaitu perilaku personal dan
interpersonal yang mengembangkan dan memaksimalkan kinerja manusia seperti
membangun tim, pembuatan keputusan, inisiatif, dan komunikasi. Soft skills tidak
termasuk keterampilan teknis seperti keterampilan merakit komputer. Dengan kata
lain, soft skills mencakup pengertian keterampilan non-teknis, keterampilan yang
dapat melengkapi kemampuan akademik, dan kemampuan yang harus dimiliki
oleh setiap orang, apa pun profesi yang ditekuni. Profesi seperti guru, polisi,
dokter, akuntan, petani, pedagang, perawat, arsitek, dan nelayan harus mempunyai
soft skills.
Apa saja sebenarnya wujud soft skills itu? Perhatikan beberapa contoh soft
skills berikut ini, yaitu kejujuran, tanggung jawab, berlaku adil, kemampuan
bekerja sama, kemampuan beradaptasi, kemampuan berkomunikasi, toleran,
hormat terhadap sesama, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan
memecahkan masalah. Coba renungkan sejenak, apa jadinya jika seorang petani
tidak bertanggung jawab. Apa jadinya jika polisi tidak jujur. Apa jadinya jika
Page 17 of 90
seorang pedagang tidak menghargai orang lain. Apa jadinya juga jika Anda selaku
guru PAI tidak jujur, tidak bertanggung jawab, tidak adil, tidak dapat
berkomunikasi, tidak dapat mengambil keputusan, tidak toleran dan tidak dapat
memecahkan masalah, meskipun Anda orang yang cerdas dan terampil dalam
mengajar?
Dengan demikian, apa pun profesinya, terlebih Anda sebagai guru PAI
harus mempunyai soft skills yang kuat. Sebab, soft skills pada dasarnya
merupakan keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain
(interpersonal skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri
(intrapersonal skills) yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal.
ketrampilan seseorang ketrampilan

dalam berhubungan dan dalam mengatur
dengan orang lain dirinya sendiri
(INTER-PERSONAL SKILL) (INTRA-PERSONAL SKILL)
yang mampu
mengembangkan
unjuk kerja
secara maksimal.
Dari pengertian tersebut, soft skills merupakan kualitas diri yang bersifat ke

dalam dan keluar. Jika berbagai kualitas ini kita miliki maka kita akan menjadi
manusia hebat, sukses dan maju. Bagaimana tidak? Misalnya Anda selaku Guru
PAI secara pribadi mempunyai kualitas diri seperti kejujuran, komitmen,
bertanggung jawab, bersyukur, ikhlas, dan cinta profesi, ditambah dengan kualitas
sosial seperti mampu beradaptasi, mampu bekerja dalam tim, mampu
berkomunikasi secara efektif, mampu memberi motivasi kepada orang lain, dan
mampu menghadapi perbedaan, pasti Anda menjadi guru PAI hebat. Coba apa
yang kurang dari guru PAI dengan kualitas tersebut?
Page 18 of 90
Sebagai guru PAI, interpersonal skill sangat penting Anda miliki.
Keterampilan ini, sebagaimana telah disebut sebagian di atas, antara lain
mencakup kemampuan dalam menghangatkan hubungan, membuat pendekatan
yang mudah, membangun hubungan secara konstruktif, menggunakan diplomasi
dan teknik untuk mencairkan situasi yang sedang tegang, dan menggunakan gaya
yang dapat menghentikan permusuhan. Thomas F. Mader dan Diane C. Mader,
membedakan antara komunikasi impersonal dan komunikasi interpersonal. Dalam
komunikasi impersonal, masing-masing orang saling memahami namun tidak ada
keterlibatan emosi. Komunikasi interpersonal mempunyai kualitas kedekatan yang
lebih tinggi dari impersonal. Interpersonal adalah komunikasi antara dua orang
atau lebih di mana masing-masing orang mempunyai keterlibatan emosi dan
komitmen dalam menjalin hubungan. Interpersonal skill adalah kemampuan
dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Dalam teori kompetensi, keahlian
interpersonal diartikan sebagai keinginan untuk memahami orang lain.
Dengan pengertian di atas, bisakah Anda membedakan antara soft skills
dengan hard skills? Sekarang coba perhatikan pengertian hard skills berikut ini!
Hard skills menggambarkan perilaku dan keterampilan yang dapat dilihat mata
(eksplisit). Hard skills adalah skill yang dapat menghasilkan sesuatu yang sifatnya
visible dan immediate. Hard skills dapat dinilai dari technical test atau practical
test. Unsur hard skills dapat kita lihat dari intelligence quotion thinking yang
mempunyai indikator kemampuan menghitung, menganalisa, mendisain, wawasan
dan pengetahuan yang luas, membuat model dan kritis. Sementara itu, soft skills
merujuk kepada indikator seperti kreativitas, sensitifitas, dan intuisi yang lebih
mengarah pada kualitas personal yang berada di balik prilaku seseorang.
Perhatikan perbedaan antara soft skills dan hard skills melalui contoh
berikut ini. Dari sisi soft skills seorang dengan profesi guru dan dokter sama-sama
harus mempunyai kualitas jujur, bertanggung jawab, mempunyai komitmen,
bekerja keras, mau terus belajar, menghargai orang lain, mampu beradaptasi,
rendah hati, sederhana, dan mampu bekerjasama. Namun, jika dikaitkan dengan
hard skills, kedua profesi tersebut membutuhkan kualitas berbeda. Seorang guru
harus mempunyai keterampilan membuka pelajaran, mengelola kelas, mendesain
diskusi kelompok, menata ruangan, dan menulis yang baik. Berbagai keterampilan
Page 19 of 90
ini tidak perlu dimiliki oleh seorang dokter. Sebab, seorang dokter hanya
memerlukan penguasaan keterampilan teknis seperti cara menyuntik pasien,
meracik obat, menggunakan setetoskop, dan menggunakan termometer. Sekarang
silahkan melanjutkan sendiri apa perbedaan dalam hard skills antara seorang
petani dengan seorang pedagang? Mudah bukan dalam memahami antara soft
skills dan hard skills?
INTRA-PERSONAL SKILL
Time management
Stress management
Change management
Transforming beliefs
Transforming character
Creative thinking processes
Goal setting and life purpose
Accelerated learning technicques
Anda sudah tahu tentang perbedaan soft skills dan hard skills, sekarang
perhatikan kehebatan orang yang mempunyai soft skills tinggi. Menurut studi
yang pernah dilakukan Philip Humbret (1996), hampir semua pemimpin di dunia
punya keahlian interpersonal yang bagus. Salah satu buktinya adalah kemampuan
mereka dalam menjaga hubungan yang cukup lama dengan kenalan, sahabat, dan
mitranya. Orang-orang yang prestasinya bagus di bidangnya juga rata-rata punya
keahlian interpersonal yang bagus. Mereka mampu menjaga kesepakatan,
menjaga perasaan, menghormati orang lain, dan mampu menempatkan orang lain.
Menurut hasil telaah Abraham Maslow, sebagian ciri orang-orang yang telah atau
sedang mengaktualkan diri, memiliki potensi: deep loving relationship (hubungan
yang mendalam), mempunyai privasi tetapi tidak angkuh, dan mempunyai rasa
humor tinggi yang mengandung pelajaran.
Page 20 of 90
INTER-PERSONAL SKILL
Motivation skills
Leadership skills
Negotiation skills
Presentation skills
Communication skill
Relationship building
Public speaking skills
Self-marketing skills
Akhirnya, dalam konteks pembelajaran, Anda dapat mencermati gambar di

bawah ini terkait dengan bagaimana mengembangkan soft skills dalam
pembelajaran.
SEKOLAH:Program
Keluarga: PENGEMBANGAN SOFT
Pola Asuh SKILLS
Pola Asuh Hidden Ekstra kurikuler dan

Autoritatif; Curriculum ko kurikuler
demokratik aktivities
SOFT SKILLS SISWA
Moral Moral Moral

Knowing Feeling: Action
RANGKUMAN
Soft skills adalah kemampuan mengelola diri secara tepat dan kemampuan
membangun relasi dengan orang lain secara efektif. Kemampuan mengelola diri
disebut dengan intrapersonal skills, sedangkan kemampuan membangun relasi
dengan orang lain disebut dengan interpersonal skills. Soft skills berbeda dengan
hards skills. Hard skills lebih terkait dengan kemampuan seseorang secara teknis
dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu menurut profesi masing-masing. Soft
Page 21 of 90
skills tiap profesi sama misalnya kejujuran, komitmen, tanggung jawab, semangat,
kepercayaan, kesederhanaan, kerjasama, menghargai orang lain, dan integritas.
Berbagai karakter tersebut harus dimiliki setiap orang. Yang membedakan adalah
hard skills-nya. Seorang pesepakbola harus menguasai teknis menggiring bola,
menyundul bola, dan menyepak, sementara seorang dokter harus menguasai cara
menyuntik, menggunakan stetoskop, dan cara menjahit luka.
LATIHAN
Coba Anda bedakan secara soft skills dan hards skills antara profesi akuntan
dengan arsitek!
KEGIATAN BELAJAR 2
PENTINGNYA SOFT SKILLS BAGI GPAI
Pada bagian ini Anda akan mempelajari tentang arti penting soft skills bagi profesi
Anda, guru PAI.
URAIAN MATERI
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa jika persentase hard skills sekitar
20%, maka pengembangan soft skills GPAI menempati 80% keberhasilan di
sekolah. Kompetensi guru yang termasuk soft skills adalah kompetensi
kepribadian dan kompetensi sosial. Kompetensi kepribadian lebih mengacu pada
kematangan pribadi guru secara intrapersonal antara lain mencakup kematangan
moral, etika, komitmen, tanggung jawab, kearifan, wibawa, inklusif, toleransi, dan
disiplin. Sementara itu, kompetensi sosial lebih mengacu pada kematangan guru
dalam membangun relasi dengan pihak lain dalam konteks pendidikan seperti
peserta didik, kolega, orangtua murid, asosiasi profesi lain, dan komunitas lain
pada umumnya.
Ada beberapa alasan tentang peran kompetensi kepribadian dan sosial
sebagai soft skills bagi GPAI. Pertama, kepribadian dan sosial lebih substantif
ketimbang profesional dan pedagogik. Jika kedua kompetensi soft skills tersebut
dimiliki guru, maka secara otomatis kompetensi profesional dan pedagogik akan
Page 22 of 90
teratasi. Sebab, di lapangan banyak dijumpai guru yang sebenarnya bukan berlatar
belakang LPTK namun cukup berhasil karena mempunyai semangat belajar tinggi
dan mampu menjalin komunikasi efektif dengan stakeholder pendidikan lain. Ini
bukan berarti menjadi alasan untuk tidak memerlukan LPTK sebagai lembaga
penghasil calon guru. Logikanya harus diubah, kalau alumni non-LPTK saja bisa
berhasil dengan menguasai kompetensi kepribadian dan sosial, terlebih alumni
LPTK, maka pasti akan lebih berhasil jika kedua kompetensi tersebut dikuasai.
Sebab, pengkondisian di LPTK jauh lebih lama dibandingkan dengan guru dari
non-LPTK. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana proses mematangkan
kedua kompetensi tersebut di LPTK. Tentu ini menjadi bahan evaluasi bagi para
pengelola LPTK.
Secara umum soft skills dimaknai sebagai keterampilan seseorang dalam
berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan keterampilan dalam
mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang mampu mengembangkan
unjuk kerja secara maksimal. Dikaitkan dengan kompetensi guru, kompetensi
kepribadian merupakan bentuk dari intrapersonal skills, sementara kompetensi
sosial merupakan wujud dari interpersonal skills. Di antara contoh intrapersonal
skills adalah jujur, tanggung jawab, toleransi, menghargai orang lain, kemampuan
bekerja sama, bersikap adil, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan
memecahkan masalah, mengelola perubahan, mengelola stres, mengatur waktu,
melakukan transformasi diri, dan toleransi. Sementara itu, di antara wujud
interpersonal skills adalah keterampilan bernegosiasi, presentasi, melakukan
mediasi, kepemimpinan, berkomunikasi dengan pihak lain, dan berempati dengan
pihak lain.
Kedua jenis soft skills tersebut sangat diperlukan oleh setiap orang, apa pun
profesinya. Setiap orang harus mempunyai komitmen, tanggung jawab, jujur,
disiplin, dan mampu mengambil keputusan dan memecahkan masalah, apa pun
profesinya. Yang membedakan antara profesi satu dengan yang lain justru hard
skills. Sebab, hard skills terkait dengan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi
dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya. Seorang
pesepak bola profesional harus menguasai ilmu dan keterampilan tentang
menendang, menyundul dan menggiring bola. Pengetahuan dan keterampilan ini
Page 23 of 90
tidak terlalu penting bagi seorang dokter atau guru. Yang dibutuhkan seorang
dokter adalah ilmu dan keterampilan menyuntik, membedah, menjahit luka atau
mendeteksi detak jantung. Sementara itu, yang dibutuhkan seorang guru adalah
ilmu dan keterampilan tentang cara membuka dan menutup pelajaran, memandu
diskusi, menggunakan media pembelajaran atau melakukan evaluasi
pembelajaran. Meskipun tiga profesi tersebut, pesepakbola profesional, dokter dan
guru, berbeda, namun ketiganya harus mempunyai soft skills yang sama, bahwa
ketiganya harus mempunyai komitmen, tanggung jawab, kejujuran, disiplin, dan
memecahkan masalah sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Jika dirinci kompetensi kepribadian, yang relevan dengan intrapersonal
skills, maka indikator kompetensi tersebut adalah [1] bertindak sesuai dengan
norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia dengan
indikator mampu menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang
dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender, dan mampu bersikap sesuai
dengan norma agama yang dianut, hukum dan sosial yang berlaku dalam
masyarakat, dan kebudayaan nasional Indonesia yang beragam; [2] menampilkan
diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan
masyarakat dengan indikator berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi, berperilaku
yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia, dan berperilaku yang dapat
diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya; [3]
menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa dengan indikator mampu menampilkan diri sebagai pribadi yang
mantap dan stabil dan menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan
berwibawa; [4] menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru, dan rasa percaya diri dengan indikator mampu menunjukkan etos
kerja dan tanggung jawab yang tinggi, bangga menjadi guru dan percaya pada diri
sendiri, dan bekerja mandiri secara profesional; dan [5] mampu menjunjung tinggi
kode etik profesi guru dengan indikator memahami kode etik profesi guru, mampu
menerapkan kode etik profesi guru, dan berperilaku sesuai dengan kode etik
profesi guru.
Jika kita cermati dari indikator kompetensi kepribadian tersebut, maka
munculnya kegelisahan problem pendidikan karakter di Indonesia sebenarnya
Page 24 of 90
tidak perlu terjadi jika setiap guru mampu menghayati kompetensi kepribadian
ini. Guru merupakan sosok panutan yang akan ditiru dan melakukan transformasi
diri dan sosial melalui proses pendidikan. Guru yang berhasil tidak didasarkan
pada ukuran material semata seperti ijazah formal, nilai IPK, jumlah jam
mengajar, atau bahkan besarnya gaji yang diterima. Guru dianggap berhasil justru
ketika dia mampu menjadi teladan bagi setiap peserta didik. Jika dikaitkan dengan
indikator kompetensi kepribadian, maka guru yang berhasil adalah ketika dia
bertanggung jawab, bermoral, jujur, menghargai orang lain, punya komitmen
tinggi, mau terus belajar, berwibawa, arif dan bijaksana.
Sementara itu, kompetensi sosial guru, yang relevan dengan interpersonal
skills adalah [1] bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif
karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi dengan indikator menunjukkan sikap inklusif
dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam
melaksanakan pembelajaran, dan tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta
didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena
perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-
ekonomi; [2] berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat dengan indikator
mampu berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya
secara santun, empatik dan efektif, berkomunikasi dengan orang tua peserta didik
dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran
dan kemajuan peserta didik, dan mengikutsertakan orang tua peserta didik dan
masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar
peserta didik; [3] mampu beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah
Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya dengan indikator
kemampuan beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka
meningkatkan efektivitas sebagai pendidik dan dapat melaksanakan berbagai
program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan
kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan; dan [4] mampu berkomunikasi
dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau
bentuk lain dengan indikator dapat berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi
Page 25 of 90
ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaran dan mampu mengkomunikasikan hasil-hasil
inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan
maupun bentuk lain.
RANGKUMAN
Kompetensi guru yang termasuk soft skills adalah kepribadian dan sosial.
Kompetensi kepribadian disebut dengan intrapersonal skills, sedangkan
kompetensi sosial disebut interpersonal skills. Keberhasilan seorang guru 80%
ditentukan oleh soft skills [kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial],
sementara 20% hard skills [kompetensi pedagogik dan profesional]. Sejauh ini
LPTK lebih banyak menekankan hard skills ketimbang soft skills. Akibatnya, kita
banyak menjumpai guru yang lebih menekankan aspek formal adminiastrasi
ketimbang ruh pendidikan.
LATIHAN
Jawab pertanyaan berikut ini!
1. Mengapa soft skills lebih penting ketimbang hard skills bagi guru PAI?
2. Sebutkan minimal 10 contoh penerapan soft skills bagi profesi Anda!
Soft Skills Guru
Hard Skills
o Cara Berdiri Soft Skills
o Cara Menulis Kerjasama
o Cara Bertanya dalam Tim
o Mengelola
Kelas Gigih
o Mengelola
Diskusi Mengambil
o Memilih Inisiatif
Sumber Belajar
Berani
Mengambil
Keputusan
Page 26 of 90
MODUL 2
PENGEMBANGAN INTRAPERSONAL
SKILLS BAGI GURU PAI
Pengantar
Pernahkah kita merenungkan Al-Qur’an surat al-Tin ayat 4 yang
menyatakan bahwa kita [manusia] adalah sebaik-baik ciptaan (ahsani taqwim)?
Menurut Anda, apa maksud dari sebaik-baik ciptaan tersebut? Ya, betul,
kesempurnaan manusia dapat dilihat dari aspek fisik, mental, emosional,
intelektual, dan spiritual. Pada ayat berikutnya, ketika kita tidak mampu menjaga
kualitas keimanan dan amal salih, maka kualitas kita turun menjadi asfala safilin.
Coba kita renungkan potensi hebat yang kita miliki sebagai anugerah dari
Allah sebagaimana disampaikan oleh Ibrahim Elfiky. Menurut Elfiky, mata kita
mampu membedakan lebih dari 20 juta warna secara cepat. Kamera polaroid yang
hebat saja membutuhkan waktu satu jam untuk mengembangkan satu warna,
sementara mata kita mampu membedakan 10 juta warna dalam sekejap.
Kehebatan kita yang lain adalah bahwa kita dapat berkedip sekitar 17 ribu
kali setiap hari untuk melindungi mata dan menjaganya tetap lembab sehingga
kita bisa melihat secara jelas. Jantung kita berdetak setidaknya 100 ribu kali dalam
sehari, memompakan lebih dari 6 ribu quart darah [1 quart setara 5677 liter]. Jika
kita menyambungkan jaringan pembuluh darah ini dari ujung ke ujung, maka ia
akan memanjang lebih dari 60 ribu mil. Jika kita menggabungkan semua otot dan
menariknya ke satu arah, maka kita akan memiliki kekuatan untuk menarik beban
sebesar lebih dari 25 ton. Bahkan, sebagaimana dikatakan oleh Nightingale dalam
Page 27 of 90
Lead the Field, “Jika energimu tersambung ke suatu negara, ia akan mampu
membangkitkan tenaga listrik untuk satu minggu.”
Sekarang kita lihat kehebatan lain dalam diri kita. Menurut Eric H. Chudler
dari University of Washington, otak kita memiliki lebih dari 100 miliar sel saraf,
dan jika semuanya kita gabung dan rentangkan dalam satu garis, maka panjangnya
mencapai sekitar 1.000 km. Jika kita mau menghitungnya, dibutuhkan waktu satu
detik untuk setiap sel, berarti kita perlu waktu 3.171 tahun untuk menghitung
semua sel otak yang jumlahnya 100 miliar tersebut. Mau tahu kehebatan lain otak
kita? Otak kita mempunyai kapasitas untuk menerima 2 miliar bit informasi per
detik dan lebih dari 60.000 pikiran setiap hari. Setiap pemikiran kita lebih cepat
daripada kecepatan cahaya, yaitu 180.000 mil per detik.
Dengan banyaknya kehebatan yang kita miliki di atas, masihkah kita
berkata, “Saya tidak bisa”? Pernyataan yang tepat agaknya bukan kita tidak
mampu, tapi kita tidak mau. Terlebih Anda sebagai guru. Tentu Anda adalah
orang yang lebih hebat lagi, sebab Anda sebagai figur panutan yang harus
memberikan contoh bagi peserta didik agar menjadi orang hebat. Agar peserta
didik Anda hebat, maka Anda harus tunjukkan dulu bahwa Anda hebat. Karena
itu, saatnya sekarang Anda tunjukkan kehebatan diri dengan menggali dan
mengembangkan semua potensi diri. Buktikan bahwa Anda adalah ahsani
taqwim, bukan asfala safilin!
Modul ini berisi pembahasan tentang cara mengembangkan semua potensi
diri secara internal atau yang disebut dengan intrapersonal skills. Keterampilan
ini terkait dengan transformasi diri yang mencakup kekuatan kesadaran
[kesadaran internal dan kesadaran eksternal], kekuatan tujuan [impian, pemikiran,
harapan, hasrat, dan keyakinan], kekuatan keyakinan [keyakinan kepada Allah
SWT, keyakinan kepada kepada diri sendiri, keyakinan kepada orang lain],
kekuatan cinta [memaafkan, mencintai, memberi], kekuatan energi positif,
kekuatan konsentrasi, dan kekuatan keputusan. Berbagai kekuatan ini jika kita
kembangkan dengan baik, maka akan sangat memperkuat intrapersonal skills
sebagaimana Anda lihat dalam bagan sebelumnya, yaitu transformasi keyakinan,
transformasi nilai, manajemen stres, manajemen waktu, pembuatan keputusan,
dan pemecahan masalah.
Page 28 of 90
KEGIATAN BELAJAR 1
KEKUATAN KESADARAN
Pada bagian ini Anda akan mempelajari kekuatan kesadaran Anda sebagai Guru
PAI. Ada dua jenis kesadaran yang akan Anda pelajari, yaitu kesadaran internal
dan kesadaran eksternal.
URAIAN MATERI
Pernahkah Anda mencermati pandangan dua tokoh berikut ini? Socrates
pernah perkata, “Kenalilah dirimu sendiri!”. Konon, al-Ghazali pernah
mengatakan bahwa barang siapa mengenal dirinya, maka dia akan mengenal
Tuhannya (man ‘arafa nafsahu faqad ‘arafa rabbahu); barang siapa mengenal
hatinya, maka dia akan mengenal dirinya (man ’arafa qalbahu faqad ‘arafa
nafsahu). Kalau kita perhatikan, kedua tokoh tersebut sangat menekankan
pentingnya perhatian terhadap diri sendiri. Kesadaran diri menjadi hal pokok
untuk menjadi manusia seutuhnya.
Kalau kita kaitkan dengan paradigma baru pendidikan, terutama tentang
teori kecerdasan, Anda mungkin langsung teringat existential intelligence
(kecerdasan makna) menurut Howard Gardner. Ya, Gardner adalah tokoh
pendidikan yang menggagas teori multiple intelligences (kecerdasan majemuk),
ada linguistic intelligence, logical-mathematical intelligence, bodily-kinesthetic
intelligence, spatial intelligence, rhytmic intelligence, intrapersonal intelligence,
interpersonal intelligence, natural intelligence, dan existential intelligence.
Kecerdasan terakhir adalah yang paling relevan dengan kekuatan kesadaran.
Page 29 of 90
Bagi Gardner, setiap orang harus mempunyai kecerdasan makna. Apa yang
kita lakukan seharusnya mempunyai dan memberikan nilai atau makna bagi diri
sendiri dan lingkungan sekitar sehingga selalu positif dan membawa kebaikan.
Mungkin Anda bertanya, apa ukuruan bermakna. Menurut Gardner, kriteria
makna memang bisa jadi sangat beragam, sebab ada yang bersumber dari filsafat,
adat kebiasaan, dan juga ajaran agama. Tentu bagi kita, kegiatan bermakna
tersebut lebih bertumpu atau bersumber dari ajaran agama Islam. Lalu apa
hubungannya dengan profesi Anda, guru PAI?
Apa pun kegiatan yang Anda lakukan selaku guru PAI seharusnya
bermakna bagi Anda, keluarga, peserta didik, kolega, orangtua murid, dan
masyarakat secara umum. Yang menjadi pertanyaan, pernahkah Anda berhenti
sejenak untuk merenungkan profesi guru PAI dan semua yang telah Anda
lakukan? Kesadaran ini penting, sebab ketika Anda melakukan kegiatan tanpa ada
kesadaran, maka boleh jadi kegiatan tersebut tidak ada isinya, tidak berbobot,
hambar, dan bisa jadi sia-sia hasilnya.
Menurut Ibrahim Elfiky, secara garis besar ada dua jenis kesadaran dalam
diri kita, yaitu kesadaran internal dan kesadaran eksternal. Coba kita kaitkan dua
jenis kesadaran tersebut dengan profesi guru PAI. Kita mulai dari kesadaran
internal Anda. Coba tanya pada diri sendiri, mengapa Anda menjadi guru PAI?
Mengapa Anda perlu mengajar di kelas? Mengapa Anda perlu membuat RPP?
Mengapa Anda perlu membimbing peserta didik di sekolah, bukankah mereka
anak orang lain? Mengapa Anda perlu mempersiapkan diri sebelum mengajar?
Mengapa perlu melakukan evaluasi pembelajaran? Masih banyak pertanyaan yang
terkait dengan alasan mengapa Anda memilih profesi guru PAI dengan sejumlah
aktifitas di dalamnya.
Apakah Anda menikmati menjadi guru PAI? Atau malah terpaksa menjadi
guru PAI, karena tidak ada profesi lain yang lebih menjanjikan? Pernahkah Anda
mengeluh karena banyak hasil pekerjaan siswa yang harus Anda koreksi?
Pernahkah bertanya-tanya dalam diri sendiri, mengapa begitu banyak beban
pekerjaan yang harus diselesaikan? Silahkan Anda lanjutkan sendiri tentang
betapa banyak pekerjaan yang terkait dengan profesi Anda. Coba Anda jumlah
Page 30 of 90
sendiri, apakah lebih banyak yang bermakna bagi Anda atau malah membebani
Anda?
Coba renungkan, bagaimana rasanya kalau menjadi guru PAI karena
panggilan hati, bukan panggilan gaji? Apa dampak dari keduanya? Orang yang
menjadi guru PAI karena panggilan hati, dia akan bekerja secara all-out,
mempunyai komitmen kuat, bekerja secara ikhlas [bukan hanya kerja keras dan
kerja cerdas], bertanggung jawab, lebih fokus, mencintai profesi apa pun
keadaannya, mempunyai impian mewujudkan sekolah menjadi lebih baik, dan
mengambil keputusan secara tepat demi kebaikan pendidikan. Coba, Anda
renungkan kalau kita menjadi guru PAI karena panggilan gaji (hanya karena
materi)? Tentu, apa yang kita lakukan asal jalan, yang menting mengajar
[meskipun belum tentu mendidik], ketika ada masalah pasti mengeluh, senang
mencari kambing hitam, yang lebih disalahkan orang lain seperti peserta didik,
penjaga sekolah, kepala sekolah, lPTK, dan Kementerian Agama atau Kemnetrian
Pendidikan Nasional. Waktu lebih banyak untuk mencari-cari kesalahan orang
lain, bukan melakukan refleksi tentang kesalahan yang kita lakukan dan mencari
jalan bagaimana memperbaiki diri sendiri.
Sekarang coba kaitkan makna profesi Anda sebagai guru PAI dengan orang
lain. Sudahkah Anda menyadari bahwa belum banyak yang dilakukan bagi peserta
didik di kelas? Perhatikan, apakah ketika menjumpai banyak masalah siswa, Anda
cenderung menyalahkan mereka atau menyadari betapa belum banyak yang Anda
lakukan untuk mereka? Dikaitkan dengan orang lain, sudahkah Anda menyadari
bahwa masih banyak kegiatan yang belum maksimal untuk kolega guru, orang tua
murid, dan masyarakat luas terkait dengan profesi Anda?
Jika semua pertanyaan di atas sudah Anda jawab dan hasilnya lebih banyak
positifnya, berarti Anda mempunyai kesadaran tentang profesi guru PAI. Selamat,
Anda telah memberikan makna terhadap semua aktifitas pendidikan yang Anda
lakukan. Tapi, jika Anda belum menyadari dengan semua kegiatan Anda, maka
Anda perlu bertanya dalam hati, apakah masih layak disebut guru PAI jika dengan
profesi ini tidak memberikan makna apa pun bagi diri sendiri, keluarga Anda,
anak-anak, dan masyarakat sekitar. Coba bayangkan, ketika Anda makan
Page 31 of 90
makanan favorit Anda tapi Anda tidak menyadari dan tidak menikmatinya?
Hambar, bukan?
Karena itu, berdasarkan paparan singkat di atas, Anda tentu sudah tahu apa
yang seharusnya dilakukan, tetap menjadi guru PAI atau meninggalkan profesi
guru PAI karena merasa tertekan. Kalau Anda sudah menyadari arti penting guru
PAI dan menjadikan hidup Anda lebih bermakna, maka jaga kesadaran ini terus
bersemayam dalam diri Anda. Namun, jika Anda termasuk yang belum menyadari
arti penting profesi guru PAI, maka sebaiknya Anda segera “kembali ke jalan
yang benar” daripada terpaksa menjalani hidup dan tidak bermakna. Hal ini perlu
Anda lakukan agar setiap kali mengerjakan tugas-tugas profesi tidak muncul
keluhan misalnya, “Mengapa Aku? Kenapa ini terjadi padaku? Kenapa mereka
tidak bisa memahamiku? Mengapa muridku bandel? Mengapa gajiku tidak cukup?
Mengapa aku tidak punya hari libur? Dan sebagainya”
Seharusnya Anda bersyukur diberi kesempatan oleh Allah untuk menjadi
guru PAI. Sebab, banyak yang bisa dilakukan untuk menciptakan hidup
bermakna, mendidik peserta didik agar lebih berkualitas sehingga pada akhirnya
dapat memperbaiki kondisi bangsa dari berbagai macam keterpurukan. Tentu
Anda tidak suka kan, peserta didik Anda menjadi Gayus Tambunan? Anda juga
tidak suka kan kelak alumni sekolah Anda diberitakan sebagai penebar teror di
mana-mana? Inilah pentingnya mulai menyadari, bahwa menjadi guru, terlebih
guru PAI adalah panggilan hati, bukan panggilan gaji. Apa beda keduanya?
Kalau menjadi guru PAI karena panggilan hati, maka melaksanakan semua
profesi ini dengan ringan, ikhlas [seperti motto Kementerian Agama yaitu ikhlas
beramal], penuh dedikasi, komitmen, semangat, penuh percaya diri, punya mimpi
dan tujuan, penuh cinta, penuh keyakinan, dan fokus. Hasilnya, Anda akan
bahagia, ceria, damai, dan penuh makna. Sebaliknya, kalau menjadi guru PAI
karena panggilan gaji [materi], maka ketika melaksanakan tugas profesi lebih
tertekan, terpaksa, reaktif, bekerja kalau ada iming-iming, setengah-setengah,
tidak punya tujuan dan mimpi, sertifikasi sebagai tujuan, bukan sebagai alat atau
efek dari guru berkualitas, dan selalu mencari kesalahan orang lain daripada
melakukan introspeksi diri. Tipe guru yang kedua inilah yang oleh Rhenald
Khasali disebut dengan guru kurikulum, sementara guru tipe pertama disebut
Page 32 of 90
sebagai guru inspiratif. Perbandingan antar keduanya, hanya ada 1% guru
inspiratif, sementara guru kurikulum ada 99%. Termasuk manakah Anda? Mudah-
mudahan tipe inspiratif yang selalu membawa pencerahan dan menginspirasi
peserta didik.
RANGKUMAN
Dari uraian singkat di atas, apa yang dapat kita simpulkan? Sebagai guru
PAI, kita harus mempunyai kesadaran tentang profesi kita. Kesadaran ini penting
agar profesi tersebut bermakna bagi kita, keluarga, anak-anak, orangtua dan
masyarakat, bahkan bangsa. Kekuatan kesadaran inilah yang menjadikan kegiatan
kita selaku guru PAI di masa depan terus bermanfaat, bernilai, dan membawa
kemajuan. Kesadaran dapat dilakukan secara internal dan juga secara eksternal.
Kesadaran internal menjadikan guru PAI kuat secara personal, sementara
kesadaran eksternal menjadikan guru kuat secara sosial.
LATIHAN
Silahkan Anda menjawab dan merenungkan pertanyaan di bawah ini!
1. Tuliskan minimal tiga alasan mengapa Anda memilih profesi guru PAI?
2. Anda lebih banyak mempunyai sikap postif atau negatif terhadap profesi
Anda? Apakah Anda lebih banyak mengeluh menjadi guru PAI atau
bersyukur? Apa wujud syukur Anda sebagai guru PAI?
3. Coba Anda sebutkan sebanyak mungkin kelebihan profesi guru PAI
dibandingkan profesi lain seperti pengacara, akuntan, politisi, petani, dan
pedagang?
4. Sejauh ini, apa yang sudah Anda lakukan untuk memperkuat kesadaran internal
dan eksternal selaku guru PAI?
KEGIATAN BELAJAR 2
KEKUATAN TUJUAN
Di bagian ini Anda akan belajar tentang arti penting kekuatan tujuan dan
bagaimana cara membuat tujuan hidup sesuai dengan profesi Anda, yaitu guru
PAI
Page 33 of 90
URAIAN MATERI
Masih ingat kebiasaan (habit) kedua yang ditawarkan Covey untuk menuju
manusia unggul? Ya, kebiasaan memulai dari tujuan akhir. Apa jadinya jika kita
tidak punya tujuan dalam melangkah. Tentu tujuan yang dimaksud di sini dalam
pengertian luas, bisa tujuan hidup selama di dunia, tujuan dalam bidang karir,
tujuan dalam keluarga, tujuan bermasyarakat, bahkan bisa terkait dengan tujuan
membeli buku, tujuan ke kamar mandi, dan tujuan makan. Apakah semua yang
Anda lakukan mempunyai tujuan, atau mengalir begitu saja, tidak jelas apa
tujuannya?
Apa goal setting Anda?
Ingin punya apa?

Ingin berbuat apa?
Ingin menjadi apa?
Ingin dikenang sebagai guru PAI
seperti apa?
Mengapa perlu menetapkan tujuan? Tujuan dapat kita jadikan sebagai titik
tolak sekaligus target yang akan kita capai dalam sesuatu. Sekarang, coba
renungkan apa sih sebenarnya tujuan hidup kita sebagaimana terdapat dalam al-
Qur’an surat al-Dzariyat ayat 56, “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia
kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku”. Ini adalah tujuan hidup manusia di
dunia, yaitu beribadah. Ini adalah sebuah bentuk pengakuan bahwa tidak ada yang
pantas disembah, ditakuti, dicintai, dan diikuti kecuali Allah SWT. Jadi jangan
takut kalau berhadapan dengan Kepala Sekolah atau Pengawas, tapi takutlah
hanya kepada Allah, iya nggak?
Sekarang coba Anda renungkan tentang tujuan Anda menjadi guru PAI.
Pernahkah Anda berhenti sejenak merenungkan apa tujuan menjadi guru PAI?
Apakah Anda punya tujuan tertulis tentang profesi guru PAI? Atau yang penting
mengalir saja, tidak mempunyai tujuan secara jelas menjalani profesi guru?
Page 34 of 90
Semakin spesifik tujuan Anda rumuskan semakin jelas profesi Anda. Coba Anda
bayangkan, ketika pergi ke mal tapi tanpa tujuan yang jelas, kira-kira apa yang
kita dapatkan? Capek bukan? Itulah kalau melangkah tapi tidak jelas mau apa.
Terkait dengan kekuatan tujuan, ada beberapa prinsip yang perlu Anda
ketahui dan pegangi, yaitu mimpi, pemikiran, harapan, dan hasrat. Pada akhirnya
Anda mempunyai keyakinan untuk mewujudkan tujuan hidup Anda. Mulai mimpi
hingga keyakinan ada proses yang perlu Anda sadari dan renungkan sehingga
tujuan profesi guru PAI semakin jelas dan mudah dicapai.
Kita akan bahas secara singkat tentang prinsip tujuan yang pertama, yaitu
mimpi. Mungkin Anda pernah mendengar ungkapan, “bermimpilah sebelum
mimpi dilarang”. Siapa pun boleh punya mimpi, seorang yang tidak punya apa-
apa secara materi pun boleh bermimpi. Bisa dibayangkan kalau bermimpi saja
tidak boleh atau dilarang, lalu apa yang dimiliki seorang gelandangan. Karena itu,
selaku guru PAI, silahkan Anda bermimpi setinggi mungkin tentang profesi Anda
demi kemajuan pendidikan.
Mungkin Anda bertanya-tanya, mengapa mimpi begitu penting? Menurut
penelitian, sekitar 27% orang tidak mempunyai cita-cita jelas, setelah sepuluh
tahun berlalu dicek kembali, sejumlah orang dengan model ini menjadi orang
yang gagal; 60% orang punya cita-cita tetapi tidak jelas, setelah sepuluh tahun
berlalu dicek kembali menjadi orang rata-rata; 10% orang yang punya cita-cita
jelas setelah sepuluh tahun berlalu menjadi orang sukses; dan hanya 3% orang
yang mempunyai cita-cita tertulis. Setelah sepuluh tahun berlalu mereka menjadi
orang yang sangat sukses. Dari survei ini kita dapat menyimpulkan bahwa hanya
orang yang mempunyai cita-cita [mimpi] yang jelas yang menjadi orang sukses,
terlebih cita-cita [mimpi] tersebut ditulis secara jelas. Jika dikaitkan dengan
pengalaman Anda sebagai guru PAI, sudahkah Anda menuliskan cita-cita sebagai
guru PAI? Jika sudah, model guru PAI seperti apa yang Anda mimpikan?
Coba hitung kembali waktu yang telah Anda habiskan sebagai seorang
guru! Berapa tahun telah menjadi guru? Hal-hal apa yang sudah Anda lakukan
untuk menjadikan pendidikan hebat? Jika sudah banyak, maka lanjutkan. Namun,
jika belum banyak hal positif yang Anda lakukan, maka buat mimpi di sisa hidup
Anda sebagai guru PAI? Masih ada berapa tahun? Tuliskan mimpi Anda di sisa
Page 35 of 90
waktu tersebut sehingga begitu Anda tiada ada hal positif dan hebat yang pantas
dikenang oleh peserta didik dan dunia pendidikan.
Orang yang mempunyai mimpi yang jelas pasti dia selalu memikirkan apa
yang dimimpikan atau dicita-citakan. Sebagai contoh, ketika Anda mepunyai
mimpi menjadi guru PAI yang kreatif dan inspiratif, paling tidak berpikir sejenak
tentang cara bagaimana mewujudkan mimpi tersebut. Paling tidak ketika akan
melangkah, Anda tentu berpikir sejenak untuk memilih langkah yang paling tepat
agar tidak salah arah. Sebab, orang yang punya mimpi tentu mempunyai harapan
bagaimana mewujudkan impiannya. Covey menyebut kebiasaan ketiga dengan
mendahulukan yang utama. Orang yang punya mimpi dan harapan tentu akan
mendahulukan yang penting dan membuang jauh hal-hal yang kurang mendukung
pencapaian mimpi.
Setelah kita punya harapan untuk mencapai cita-cita atau mimpi kita,
biasanya kita punya hasrat yang kuat untuk mewujudkannya. Hasrat yang kuat ini
pada akhirnya menjadi sebuah keyakinan bahwa apa yang dicita-citakan akan
dapat terwujud. Sebab, keyakinan ini akan membimbing Anda untuk segera
mewujudkan mimpi secara cepat. Tentu, peran Allah SWT sangat menentukan.
Yang perlu kita camkan bersama adalah bahwa Allah hanya akan mengubah nasib
suatu kaum dengan syarat kaum itu sendiri telah berusaha untuk mengubahnya.
Perubahan yang akan dilakukan akan segera diwujudkan jika ditulis secara jelas.
Menurut Elfiky, ada 12 prinsip yang perlu kita ketahui dalam menentukan
tujuan, yaitu:
1. Tentukan keinginan Anda dengan baik
2. Tujuan Anda mesti realistis dan dapat diwujudkan
3. Ambisi
4. Hidupkan tujuan Anda
5. Mengambil keputusan
6. Catat tujuan Anda
7. Tentukan batas waktu
8. Sadari potensi diri
9. Pelajari berbagai kendala
10. Maju terus
Page 36 of 90
11. Perbaiki rencana Anda
12. Bersikaplah konsisten
Sekarang tuliskan mimpi Anda sebagai seorang guru PAI! Ciri-ciri guru
PAI yang Anda dambakan seperti apa? Ketika menghadapi peserta didik, apa
mimpi Anda? Ketika berada di masyarakat, apa bentuk mimpi Anda? Silahkan
Anda tulis mimpi-mimpi Anda di sisa umur Anda sebagai guru PAI! Ketika Anda
tiada, hal-hal positif apakah dari diri Anda yang pantas dikenang sebagai seorang
guru PAI? Mumpung masih diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk
mengabdikan diri di lembaga pendidikan, wujudkan rasa syukur Anda dengan
cara menuliskan mimpi-mimpi hebat sebagai seorang guru PAI demi kemajuan
pendidikan!
16
RANGKUMAN
Kekuatan tujuan terletak pada kejelasan arah dan titik tolak untuk mencapai
sesuatu. Di dalam kekuatan tujuan ini ada mimpi, pemikiran, harapan, hasrat, dan
keyakinan. Sebagai guru, kita seharusnya mempunyai mimpi yang jelas sehingga
dapat menciptakan pendidikan yang dicita-citakan.
LATIHAN
Kerjakan latihan beikut ini!
1. Tuliskan mimpi Anda sebagai guru PAI!
Page 37 of 90
2. Dalam rentang sisa waktu Anda menjadi guru PAI, mimpi besar apa yang akan
Anda wujudkan?
3. Setelah Anda tidak menjadi guru PAI, mimpi apa juga yang akan Anda raih?
Goal Setting Guru PAI
Aspek Ingin punya Ingin Ingin

apa? berbuat apa? dikenang
sebagai apa?
Karier
Keluarga
Kesehatan
Spiritual
Keuangan
Mental
KEGIATAN BELAJAR 3
KEKUATAN KEYAKINAN
Pada bagian ini Anda akan belajar tentang kekuatan keyakinan dan cara
mengembangkan keyakinan Anda selaku guru PAI
URAIAN MATERI
Anda sudah memahami arti penting tujuan, terutama tujuan Anda sebagai
guru PAI. Dalam tujuan terkandung mimpi, pemikiran, harapan, hasrat, dan
keyakinan. Setelah Anda mempunyai mimpi dan yakin dengan mimpi tersebut,
maka Anda akan segera dapat mewujudkan mimpi Anda. Mengapa dengan
keyakinan, mimpi akan segera dapat terwujud? Sebab, Anda sudah mempunyai
kemauan kuat untuk berubah memperbaiki dengan mewujudkan mimpi.
Bukankah Allah SWT hanya akan mengubah nasib suatu kaum jika kaum itu
sendiri mau berubah? Kalau begitu Anda tidak akan dibantu oleh Allah SWT
untuk mewujudkan mimpi guru PAI hebat sebagai bentuk kemauan berubah jika
Anda sendiri tidak mau berubah.
Dengan demikian, keyakinan Anda sebagai guru PAI yang hebat akan
segera dapat diwujudkan kalau Anda mempunyai tiga jenis keyakinan, yaitu
Page 38 of 90
keyakinan kepada Allah SWT, keyakinan kepada diri sendiri, dan keyakinan
kepada orang lain. Keyakinan kepada Allah SWT berarti bahwa Allahlah tempat
segala bergantung. Allahlah satu-satunya penentu akhir dari apa yang kita
impikan. Yakinlah bahwa Allah SWT akan segera mewujudkan mimpi Anda
sebagai guru PAI hebat. Allah tidak akan mengingkari janjinya, beda dengan
manusia kan? Kalau Allah telah berjanji akan meninggikan derajat orang-orang
yang beriman dan berilmu beberapa derajat, maka ini pasti akan terjadi. Yang
menjadi masalah lebih pada manusianya, apakah sudah beriman dan berilmu?
Belajar saja tidak. Membaca buku saja tidak pernah. Jika kita mencermati
fenomena belakang ini minat baca bangsa Indonesia hanya meningkat dalam hal
baca SMS saja, sedangkan minat baca buku masih nol persen. Maka, yakinlah
kepada Allah!
Keyakinan kepada diri sendiri mempunyai arti bahwa Anda harus yakin
dengan kemampuan diri sendiri. Anda harus yakin bahwa Allah SWT
menciptakan manusia dengan sebaik-baik ciptaan. Semua potensi telah diberikan
oleh Allah. Seberat apa pun masalah yang Anda hadapi pasti Anda mampu
memikulnya dan pasti ada jalan keluarnya. Bukankah Allah SWT berfirman
bahwa “Allah tidak akan membebani seseorang di luar batas kemampuannya”.
Mungkin Anda bertanya, mengapa ada orang kok stres dan tidak kuat
menanggung penderitaan. Thomas Alva Edison pernah berkata, “Ketika Anda
menyerah, sebenarnya tinggal selangkah lagi Anda berhasil.” Optimis dan
semangat, itulah kuncinya. Bukankah Allah SWT juga tidak menyukai orang-
orang yang berputus asa dari rahmat-Nya?
Konon, otak sekaliber Albert Einstein hanya dimaksimalkan 10%,
bagaimana dengan otak kita? Kita mungkin lebih banyak harus mensyukuri setiap
anggota badan kita agar kita dapat lebih mengoptimalkan semua potensi yang kita
miliki. Coba kita renungkan kalender harian kita. Apakah 24 jam waktu kita sudah
kita gunakan untuk pengembangan diri, atau baru sebatas rutinitas? Perhatikan
aktifitas kita mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, apakah selalu ada aktifitas
baru yang bersifat pengembangan atau hanya rutinitas? Sudahkah setiap waktu
yang kita miliki mempunyai makna bagi kita dan sekitar kita. Jika dikaitkan
Page 39 of 90
dengan profesi guru PAI, sudahkah ada pengembangan diri dari waktu ke waktu
untuk menuju guru PAI hebat?
Berbagai pertanyaan di atas penting untuk lebih meyakinkan kita bahwa
masih sedikit yang kita lakukan untuk pengembangan diri selaku guru PAI.
Potensi kita masih banyak yang belum dioptimalkan. Untuk itu, mulai sekarang
kenali potensi kita masing-masing. Catat sebanyak mungkin kelebihan yang kita
miliki! Semakin sering kita melakukan refleksi dan mengetahui banyak kelebihan
dalam diri kita, maka semakin kita termotivasi untuk mengembangan diri dan
semakin percaya dengan kemampuan sendiri. Yang menjadi persoalan, kita lebih
sering melihat kekurangan diri sendiri daripada kelebihannya. Akibatnya, muncul
rasa minder, tidak berdaya, dan putus asa ketika menghadapi tantangan atau
persoalan. Kalau kita sendiri tidak yakin dengan kemampuan diri sendiri, apalagi
orang lain!
Setelah Anda yakin dengan diri Anda sendiri, keyakinan berikutnya adalah
yakin terhadap orang lain. Anda mungkin bertanya, keyakinan seperti apa yang
perlu kita lakukan kepada orang lain. Coba renungkan hal berikut ini! Pernahkah
Anda mengecek pemberian dari orang lain? Ketika Anda melakukan komunikasi
atau berinteraksi dengan orang lain, Anda selalu curiga dan melihat sisi
kelemahannya ketimbang kelebihannya? Jika demikian, berarti Anda memang
tidak percaya dengan orang lain, atau setidaknya kurang percaya dengan orang
lain. Tentu saja cukup banyak alasan kenapa Anda tidak percaya dengan orang
lain. Mungkin Anda pernah disakiti, pernah dikhianati, pernah dibohongi, atau
pernah ditindas orang lain sehingga memunculkan trauma tersendiri.
Namun, coba Anda bertanya kepada diri sendiri dan jawablah dengan jujur
pertanyaan ini, “bisakah kita hidup sendirian tanpa bantuan orang lain?” Jika
jawaban Anda bisa, berarti Anda tidak layak hidup di dunia yang penuh manusia
ini. Namun, jika jawaban Anda tidak, berarti Anda menyadari bahwa sebagai
manusia kita membutuhkan interaksi dengan orang lain. Mengapa? Allah
menciptakan kita mempunyai kelebihan dan kekurangan. Ini harus kita sadari,
bahwa kita bukan orang yang sempurna. Karena itu, kita perlu berbagi dengan
orang lain atas kelebihan yang kita miliki. Sebaliknya, kita perlu mengisi
kelemahan kita dengan belajar dari kelebihan orang lain. Bayangkan, kalau semua
Page 40 of 90
yang berasal dari orang lain harus kita curigai. Kira-kira bagaimana hubungan kita
dengan ibu, bapak, dan anak-anak kita kalau yang kita kedepankan lebih rasa
tidak percaya. Tentu hambar, bukan? Itulah pentingnya percaya terhadap orang
lain.
Sekarang coba kaitkan dengan profesi Anda, guru PAI! Apakah Anda yakin
dengan orang lain yang terkait dengan profesi Anda, guru, siswa, orangtua murid,
pengguna alumni, pengawas, atau pejabat? Kira-kira, apa yang akan terjadi jika
Anda tidak percaya sedikit pun dengan mereka? Atau sebaliknya, apa respons
mereka semua ketika Anda tidak menaruh kepercayaan kepada mereka? Apakah
mereka akan bekerja sama dengan Anda? Di dunia ini berlaku hukum sebab dan
akibat, hukum kekekalan energi. Barang siapa yang melakukan kebaikan atau
mendukung ke arah kebaikan, maka dia akan mendapatkan yang setimpal.
Sebaliknya, barang siapa yang melakukan kejelekan atau mendukung ke arah
kejelekan, maka dia akan mendapatkan yang setimpal juga. Begitu firman Allah
dalam al-Qur’an. Kalau Anda percaya kepada orang lain, maka orang lain pasti
akan percaya juga kepada Anda.
RANGKUMAN
Kekuatan keyakinan merupakan pendorong utama pencapaian tujuan yang
kita tetapkan. Sebab, dengan keyakinan kita semangat dan menyerahkan apa yang
telah kita upayakan kepada Allah, kita percaya dengan kemampuan diri sendiri,
dan kita percaya bahwa orang lain akan membantu kita dalam mewujudkan mimpi
kita. Komunikasi efektif dibangun atas dasar kepercayaan satu sama lain. Ketika
kepercayaan ini hilang, maka tidak akan terjadi komunikasi.
LATIHAN
Renungkan pertanyaan berikut ini!
1. Jika Anda selesai shalat, apakah Anda sering berdoa? Mengapa perlu berdoa?
Apakah Anda yakin bahwa doa Anda akan dikabulkan Allah SWT? Seberapa
besar keyakinan Anda?
2. Pernahkah Anda merasa minder di hadapan orang lain? Apa penyebabnya?
Apa kelebihan Anda dibandingkan dengan orang lain?
Page 41 of 90
3. Mengapa Anda perlu berinteraksi dengan orang lain? Apa akibatnya jika Anda
tidak percaya dengan orang lain?
4. Apakah Anda yakin bahwa profesi guru PAI yang Anda pilih dapat
mengantarkan kepada kebahagiaan?
KEGIATAN BELAJAR 4
KEKUATAN CINTA
Pada bagian ini Anda akan mempelajari pentingnya cinta bagi seorang guru PAI
dan bagaimana cara menebarkan cinta kepada orang lain
URAIAN MATERI
Setelah Anda yakin bahwa Allah SWT akan mengabulkan mimpi Anda,
Anda yakin dengan kemampuan diri sendiri, dan Anda yakin dengan orang lain,
maka yang perlu Anda kembangkan adalah rasa cinta. Cinta terhadap profesi
Anda, guru PAI. Cinta merupakan kekuatan yang dapat menggerakkan seseorang
untuk bertindak. Apa pun akan kita lakukan, meskipun kadang negatif, jika kita
cinta dengan sesuatu atau seseorang. Pernahkah Anda mendengar orang yang
menukar mobil mewahnya dengan bunga Gelombang Cinta? Pernahkah Anda
mendengar orang rela antri berhari-hari hanya menunggu HP kesukaan? Sekilas
hal ini tidak masuk akal. Aneh tapi nyata. Itulah kenyataanya. Mengapa hal itu
dilakukan? Tidak lain, karena mereka cinta dengan benda tersebut. Bagaimana
dengan Anda?
Menurut Ibrahim Elfiky, ada tiga komponen kekuatan cinta, yaitu
memaafkan, mencintai, dan memberi. Memaafkan berarti kemauan untuk
menerima kesalahan orang lain yang dilakukan kepada kita. Proses memaafkan
melibatkan kekuatan spiritual, emosional, mental dan fisik. Hanya orang dengan
tingkat spiritual yang tinggi yang mau memaafkan, sebab secara manusiawi orang
akan mempertahankan egonya sendiri. Memaafkan melibatkan kekuatan
emosional. Orang yang memaafkan harus mampu menahan segala emosi negatif
yang pernah dia terima akibat perbuatan orang lain. Ketika dia mau memaafkan
orang lain, maka dia harus mampu menundukkan semua emosinya sendiri.
Page 42 of 90
Memaafkan melibatkan kekuatan fisik, artinya seseorang harus menunjukkan
sikap legowo menerima kesalahan orang lain.
Ada beberapa kesalahpahaman tentang memaafkan yang berkembang di
masyarakat. Paling tidak ada tiga kesalahpahaman dalam memandang
memaafkan, yaitu [1] memaafkan berarti lemah; [2] memaafkan berarti menerima
luka dan penderitaan orang lain; dan [3] memaafkan berarti melupakan.
Memaafkan bukan berarti kita lemah, tapi justru kita mempunyai kekuatan.
Memaafkan juga tidak berarti kita menerima luka dan penderitaan orang lain,
namun kita mengikhlaskan luka hati yang ada dalam diri kita. Kita tidak mungkin
menyimpan luka terlalu lama dalam diri kita. Semakin cepat kita dapat membuang
luka batin, maka semakin baik hidup kita. Akhirnya, memaafkan juga bukan
berarti melupakan. Kita masih tetap ingat perbuatan orang lain tersebut, namun
kita tidak akan mengulangi hal yang sama.
Di sini Anda mungkin perlu lebih memahami tentang bagaimana proses
permaafan. Paling tidak ada empat proses yang terlibat di sini, yaitu kesadaran,
keputusan, tindakan, dan pembebasan emosi. Untuk bisa memaafkan, yang
pertama kali Anda lakukan adalah menyadari tentang peristiwa atau perbuatan
yang akan kita maafkan, baik tentang waktu [kapan] dan tempat di mana terjadi,
[alasan] mengapa terjadi, siapa saja yang terlibat, apa saja akibat dari perbuatan
tersebut baik bagi Anda maupun bagi orang lain. Kalau Anda memaafkan
peristiwa tersebut, kira-kira apa yang akan terjadi? Setelah Anda menyadari
tentang pentingnya memaafkan, Anda harus segera membuat keputusan. Anda
memutuskan dengan sejumlah pertimbangan demi kebaikan bersama, demi
menebar energi positif. Setelah Anda putuskan, Anda segera melaksanakan proses
memaafkan. Akhirnya, Anda akan melepaskan segenap emosi yang terlibat
dengan peristiwa yang membuat Anda sakit, kecewa, marah, dan benci. Setelah
ini pasti Anda merasakan lebih fresh dan nyaman dalam hati.
Dalam proses permaafan, kepada siapa saja perlu dilakukan? Ada lima
lingkaran permaafan, yaitu memohon ampun kepada Allah SWT, memaafkan diri
sendiri, memaafkan orangtua, memaafkan anak-anak, dan memaafkan siapa saja.
Memohon ampun kepada Allah SWT adalah yang utama. Mungkin dalam
perilaku sehari-hari kita banyak melalaikan Allah SWT. Kita lebih sibuk dengan
Page 43 of 90
urusan dunia dan manusia ketimbang Sang Khaliq. Dengan memohon ampun
kepada Allah berarti kita melepaskan beban dosa dan khilaf yang mungkin kita
lakukan. Tapi bukan kapok lombok lho! Setelah hilang pedasnya, makan lagi.
Alias, setelah lupa dengan perbuatan dosanya, eh, mengulangi lagi perbuatannya.
Lingkaran selanjutnya adalah kita memaafkan kepada diri sendiri. Kadang
kita merasa pernah melakukan kesalahan yang tidak dapat diampuni karena
keteledoran atau kecerobohan kita yang berdampak pada orang lain, misalnya
orang yang paling kita cintai. Gara-gara kesalahan yang kita lakukan, orang yang
kita sayangi meninggalkan kita. Kita merasa paling bersalah. Maka, kita perlu
memaafkan pada diri sendiri. Kita perlu menyadari bahwa tidak ada manusia yang
sempurna. Kadang roda kehidupan kita di atas, kadang di tengah, dan kadang di
bawah. Dengan roda kehidupan yang dinamis ini, kita menyadari bahwa kita
harus mampu mengambil pelajaran dari setiap yang pernah kita lakukan. Dengan
memaafkan kepada diri sendiri, maka kita lebih nyaman dan rileks.
Lingkaran selanjutnya adalah memaafkan orang tua. Bagaimanapun,
keberadaan kita di dunia karena ada orang tua kita yang melahirkan. Kita tidak
akan menjadi orang hebat kalau tidak dilahirkan. Emang dari gedebog ipsang!
Mulai pembuahan sampai kelahiran, orang tua kita telah bersusah payah menjaga
kita selama dalam kandungan. Ke mana pun pergi kita dibawa ketika dalam perut
ibu. Hal ini tidak akan pernah tergantikan oleh apa pun yang kita miliki. Maka,
ketika orang tua, mungkin, pernah berbuat kesalahan terhadap kita, yang pertama
harus kita lakukan adalah memaafkan dengan tulus dan mendoakan semoga kita
dapat membalas kebaikannya. Allahummaghfirli-waliwalidayya-warhamhuma-
kama-rabbayani-shaghira.
Setelah memaafkan orang tua kita, lingkaran berikutnya adalah memaafkan
anak-anak kita. Tidak pada tempatnya jika bersikap egois, mau menang sendiri
terhadap anak sendiri. Bagaimanapun, anak adalah darah daging kita sendiri. Apa
pun bentuk dan wujud dari anak kita merupakan bagian tidak terpisahkan dari
keberadaan kita. Apa yang mereka lakukan pada dasarnya cermin dari apa yang
kita lakukan. Sebab, lingkungan pertama dan utama pembentuk karakter mereka
adalah orang tua. Dalam bahasa Rasulullah, “Setiap anak dilahirkan dalam
keadaan fitrah, kedua orangtuanyalah yang menjadikan anak tersebut Yahudi,
Page 44 of 90
Nasrani ataupun Majusi.” Karena itu, kitalah yang sebenarnya sebagai peletak
dasar kepribadian mereka. Maka, ketika mereka berbuat kesalahan, pada dasarnya
yang salah adalah kita selaku orang tua. Karena itu, memaafkan anak merupakan
hal penting agar muncul energi positif dalam diri kita yang pada akhirnya akan
melimpah juga kepada anak-anak kita.
Ada tujuh hal yang perlu kita hindari ketika membesarkan Anak, yaitu tidak
mendengarkan, mengkritik, membandingkan, menyalahkan, sarkasme,
mengendalikan, dan menggeneralisasi. Kita perlu mendengarkan apa yang
disampaikan anak. Ini sebagai bentuk penghargaan kepada anak. Anak juga tidak
suka dikritik, terlebih kritik yang tidak ada solusi alternatifnya. Anak ingin
menjadi dirinya, sehingga tidak suka kalau dibanding-bandingkan dengan orang
lain. Anak tidak suka kalau kita perlakukan secara kasar baik secara verbal
ataupun non-verbal. Anak tidak suka kalau melakukan satu hal saja kemudian
dianggap melakukan semuanya. Kesimpulan ini dapat menyebabkan anak
mempunyai cap tertentu.
Apa yang perlu kita lakukan ketika membesarkan anak. Paling tidak ada
sepuluh hal yang dapat kita lakukan ketika membesarkan anak, yaitu kita
tampakkan bahwa kita mencintai mereka, kita terima mereka apa adanya, kita
menghormati mereka, kita percaya kepada mereka, kita dengarkan mereka, kita
berikan semangat kepada mereka, kita berikan mereka pujian, kita ikut berperan
dalam kehidupan mereka, kita beri mereka pengertian, dan kita bersikap secara
konsisten.
Sekarng kita beralih pada cinta pekerjaan. Ada empat fase dalam pekerjaan
yang perlu kita perhatikan bersama, yaitu fase ketertarikan, fase penghargaan, fase
keakraban, dan fase kebosanan. Pada tahap awal kita memilih sebuah profesi atau
pekerjaan karena muncul rasa ketertarikan. Benarkah demikian? Coba Anda
renungkan, ketika memilih profesi guru PAI, apakah karena Anda tertarik ataukah
karena terpaksa? Anda sendiri yang dapat menjawabnya dengan jujur. Setelah kita
mempunyai pekerjaan sesuai dengan minat kita, muncul penghargaan dan mulai
akrab dengan semua aktifitas dari profesi tersebut. Lama-kelamaan, aktifitas yang
bersifat rutin dapat menyebabkan kita merasa bosan. Terlebih jika tidak ada
tantangan yang cukup berarti. Pekerjaan yang awalnya menarik boleh jadi menjadi
Page 45 of 90
hambar dan membosankan. Bagaimana dengan profesi Anda sebagai guru PAI?
Apakah masih tetap semangat atau mulai muncul rasa bosan? Anda perlu kembali
mencermati pentingnya kekuatan kesadaran di bagian awal modul ini.
Akhirnya, komponen cinta yang ketiga adalah memberi (giving). Ada yang
mendefinisikan cinta sebagai “pleasure in giving”, kesenangan memberi. Memberi
yang dimaksud di sini adalah memberi tanpa syarat. Kalau benar cinta, maka
tulus, bukan cinta bersyarat. Memberi dapat berupa uang, waktu, pengetahuan,
sikap, dan tenaga. Apa makna dari ragam pemberian tersebut? dalam keadaan
bagaimanapun kita bisa memberi, sesuai dengan yang kita miliki. Jika kita punya
uang [materi], maka berikan uang [materi]. Jika kita hanya punya waktu, maka
sediakan waktu. Jika yang kita miliki adalah ilmu, maka berilah pengetahuan.
Kalau pengetahuan saja tidak punya, maka kita dapat memberikan sikap yang
baik. Maka, bersikaplah yang baik kepada setiap orang.
Dalam konteks profesi guru PAI, apa yang sudah kita berikan untuk profesi
ini sebagai wujud cinta kita? Sudahkah kita memberikan materi demi kemajuan
pendidikan seperti gedung, fasilitas pembelajaran atau sumbangan uang.
Sudahkah kita menyediakan waktu untuk mendengar keluhan anak-anak dan
mencoba memberikan solusi atas masalah yang mereka hadapi. Sudahkah kita
memberikan pengetahuan melalui pembelajaran secara tulus? Sudahkah kita
memberikan contoh yang baik buat anak-anak? Jika belum banyak yang kita
berikan untuk profesi, maka cinta kita terhadap profesi guru PAI patut
dipertanyakan.
Dianel Tillman, seorang pakar Living Values Education, mengatakan bahwa
ada lima kebutuhan dasar seorang anak yang disingkat denga LUVRS, yaitu
Loved, Understood, Valued, Respect, dan Safe. Yang dibutuhkan oleh tiap orang
adalah dicintai, dipahami, merasa berharga, dihormati, dan aman. Sudahkah kita
menciptakan pembelajaran di mana anak mendapatkan kebutuhan tersebut? Kalau
sudah, pasti anak belajar dengan nyaman dan merasa kangen dengan gurunya.
Namun, jika kita masih menjumpai anak yang senang kalau kelas kosong, maka
kita perlu bertanya, mungkin mereka merasa bosan dengan pembelajaran yang
mereka alami. Untuk itu, selaku guru, kita perlu menciptakan suasana yang
nyaman agar anak kerasan di kelas.
Page 46 of 90
RANGKUMAN
Kekuatan cinta menggerakkan seseorang untuk mengerjakan aktifitas
profesi dengan penuh semangat, sebab motivasi muncul dari dalam [endogen],
bukan dari luar [eksogen]. Indikator kalau kita mencintai profesi adalah kita
memberikan yang terbaik, memaafkan ketika ada kesalahan, dan mencintai semua
yang terkait dengan pendidikan, terutama peserta didik dengan sepenuh hati.
Ujian kekuatan cinta adalah ketika menghadapi persoalan, apakah kita putus asa
atau tetap semangat.
LATIHAN
Renungkan pertanyaan berikut ini!
1. Buatlah daftar kegiatan yang telah Anda lakukan sebagai guru PAI yang paling
mengesankan dan patut dikenang untuk pendidikan!
2. Pernahkah memperlakukan anak tidak sebagaimana mestinya? Misalnya
membentak, memarahi, atau bahkan menggunakan kekerasan fisik? Perasaan
apa yang muncul setelah hal itu Anda lakukan? Apa yang akan Anda lakukan
untuk membuat peserta didik merasa dicintai?
KEGIATAN BELAJAR 5
KEKUATAN ENERGI POSITIF
Pada bagian ini Anda akan mempelajari tentang kekuatan energi positif Anda dan
bagaimana cara mengoptimalkan energi positif Anda tersebut
URAIAN MATERI
Pernahkah mendengar seseorang atau mungkin Anda sendiri yang dalam
keadaan normal tidak dapat melompati sebuah parit yang cukup lebar, namun
tiba-tiba dia atau Anda dapat melakukannya karena dikejar-kejar anjing gila. Anda
sendiri mungkin berpikir heran, mengapa hal itu dapat dilakukan? Mungkin kalau
diminta untuk melompat sendiri saat ini, Anda tidak sanggup. Dalam bahasa
Johanes Surya, hal itu disebut dengan MESTAKUNG, Semesta Mendukung.
Page 47 of 90
Peristiwa di atas terjadi ketika kita mengerahkan semua potensi energi yang
kita miliki untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam diri kita sebenarnya potensi
tersebut sangat besar, namun masih belum dimanfaatkan dengan benar, sehingga
laksana raksasa yang sedang tidur. Pertanyaannya, kapan kita akan
membangunkan raksasa tersebut agar kita menjadi manusia hebat, guru PAI hebat.
Agaknya, potensi tersebut hanya ketika kita dalam keadaan terpaksa atau dipaksa.
Biasanya keadaan tersebut muncul dari luar, sebagaimana peristiwa di atas. Dalam
dunia pendidikan, potensi tersebut muncul ketika menghadapi ujian atau tugas
mendadak. Yang menjadi pertanyaan, mengapa tidak setiap saat kita munculkan?
Agaknya, dalam diri kita sendiri harus menciptakan suasana kritis sehingga
potensi yang kita miliki dapat keluar terus. Artinya, kita harus membuat tantangan
secara terus-menerus agar potensi terus tergali. Sebab, ketika kita berada di zona
nyaman [comfort zone] kita cenderung terlena, statis, dan runtuh. Hal ini biasanya
dialami oleh PNS, mohon maaf jika Anda termasuk PNS. Tentu Anda tidak
termasuk kategori PNS yang merasa berada di zona nyaman. Mengapa statis?
Karena merasa sudah mendapatkan gaji bulanan. Hal ini tentu berbeda dengan
pengusaha atau wiraswasta yang belum tentu makan kalau tidak bergerak atau
berusaha. Karena itu, potensi raksasa tersebut terus tergali dan bangun.
Tahukah Anda bahwa energi positif yang kita miliki dapat hilang dan dapat
kita munculkan? Hal ini sangat dipengaruhi oleh sikap dan perilaku kita sendiri.
Ketika kita berperilaku positif, maka eenergi kita akan muncul dan bertambah.
Sebaliknya, ketika kita berperilaku negatif, maka energi kita akan berkurang dan
bahkan hilang. Hal ini sama dengan otak kita. Otak kita akan berkembang kalau
kita berikan motivasi dan kita kembangkan terus. Sebaliknya, ketika kita tidak
menggunakan otak atau tidak terbiasa berpikir, maka otak kita juga akan
mungkret [Jawa]. Karena itu, Rasulullah bersabda bahwa menuntut ilmu
dilakukan sejak ayunan hingga liang lahad.
Hal-hal yang dapat menghilangkan energi positif antara lain sifat tamak,
sombong, angan dan ingkar. Sifat tamak dapat dilawan dengan sikap bersahaja,
yaitu meringankan diri dengan menjauhi boros, sanggup mulai dari bawah, tidak
semau sendiri, dan menjauhi amarah diri dan orang lain. Sifat sombong dapat
dilawan dengan sikap rendah hati, yaitu mengambil pelajaran dari siapa saja,
Page 48 of 90
menundukkan kesombongan dengan cara belajar, dan memakai baju kepribadian
sendiri. Sifat angan dapat dilawan dengan sikap tawakkal, yakni senantiasa
bergantung hanya kepada Allah SWT, tidak lemah dan bersedih hati, menyadari
takdir selalu diberi yang terbaik. Sementara itu, sifat ingkar dapat dilawan dengan
taat, yaitu menjadikan ilmu sebagai bahan bakar bagi pekerti, mengejar hidayah
dengan takut melakukan maksiat, tidak menantang datangnya nasib buruk, dan
menerima standar yang telah ditetapkan.
Kadang sikap dan perilaku kita yang tidak produktif juga menyebabkan
energi positif yang kita miliki menjadi hilang, misalnya malas, kebiasaan
merusak, cepat puas, dan putus asa. Untuk itu, sikap tersebut harus segera kita
lawan agar muncul energi positif. Sikap malas dapat kita ganti dengan sikap rajin,
yaitu dengan selalu melakukan pekerjaan, setelah selesai mengerjakan satu
pekerjaan, maka kita segera kerjakan yang lain, malu karena tidak punya
kesibukan, menjadikan hari ini sebagai hari yang paling sibuk, berpandangan
bahwa kemarin telah pergi dan esok belum datang, dan menyambut penghidupan
yang pasti dengan tetesan keringat.
Kebiasaan merusak dapat segera kita ganti dengan kegiatan memelihara,
antara lain dengan mempertahankan kebaikan dengan kebaikan yang lain, tidak
menggubris kelemahan sekitar, lebih mencari kelebihan, senang mendamaikan
konflik karena setiap orang adalah aset, dan memelihara orang walau hanya satu
seakan memelihara seluruh manusia. Carilah lebih banyak kawan, bukan lawan.
Peribahasa mengatakan, satu musuh lebih dari cukup, seribu kawan kurang. Sikap
cepat puas diganti dengan punya cita-cita, antara lain dengan meraih bintang
dengan penuh optimis, tidak tergesa melihat nasib, ketika kita diuji kita
menyambut ujian itu dengan baik, dan memahami kesalahan yang tak
terhindarkan, tapi bertindak lebih baik di hari esok. Akhirnya, sikap putus asa
diganti dengan sikap penuh optimis. Allah SWT tidak menyukai orang-orang
yang berputus asa dari rahmat-Nya.
Akhirnya, ada empat sifat yang menjadikan energi positif yang kita miliki
redup dan hilang, yaitu dengki, pelit, egois, dan riya. Untuk itu, sikap-sikap
tersebut harus segera kita hilangkan dengan sikap positif yang lain. Sikap dengki
dapat kita lawan dengan sayang, antara lain selalu ingin menambah sahabat,
Page 49 of 90
menyayangi orang lain, senantiasa bersabar atas segala serangan negatif, dan
selalu senang atas kesuksesan orang lain. Sekarang ini berkembang sikap SMS
yang negatif, yaitu Senang Melihat [orang lain] Susah, dan Susah Melihat [orang
lain] Senang.
Sikap pelit dapat kita lawan dengan sikap pemurah, yaitu dengan ingin
selalu berbagi nikmat bersama orang lain, selalu memberi bahkan di saat sempit
sekalipun, memperbanyak epos bahkan kepada musuh, dan bermurah hati dari
yang kecil hingga nyawa sekalipun. Sementara itu, sikap egois dapat segera kita
lawan dengan sikap mau berbagi, antara lain dengan membangun keberuntungan
pada keperluan orang lain, tidak menyia-nyiakan kesempatan beramal, dan selalu
berbagi karena ingin dibagi ridha-Nya. Akhirnya, sikap riya’ harus segera kita
lawan dengan sikap rendah hati [terbang rendah], antara lain dengan menjadi role
model yang tulus, selalu takut kepada-Nya, menyadari diri hanya setitik air di
samudera raya, dan mengalihkan pujian kepada orang yang memerlukan.
Jika berbagai sikap negatif tersebut dapat segera kita ganti dengan sikap
positifnya, maka energi positif kita akan terus bertambah dan menjadi kekuatan
luar biasa. Masalahnya, apakah yang kita lakukan lebih banyak yang positif atau
negatif? Untuk merenungkan apakah kita lebih banyak membangkitkan energi
positif ataukah justru menghilangkannya, kita perlu secara rutin dan sering
melakukan relaksasi dan refleksi. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Ibrahim
Elfiky, bahwa energi positif dapat diasah dengan melakukan aktifitas relaksasi dan
refleksi.
Kita bisa melakukan relaksasi dengan cara duduk ataupun berdiri. Ketika
berdiri, kita dapat melakukan dengan posisi berdiri rileks, mata boleh terpejam.
Kita mulai dengan mengambil nafas dengan hitungan empat sambil kita hayati
masuknya nafas tersebut. Setelah itu, kita tahan dalam perut dalam hitungan dua,
lalu kita keluarkan dengan hitungan delapan. Hayati nafas yang kita hirup dan
yang kita keluarkan seakan-akan membawa energi positif penuh kedamaian yang
menjadikan tubuh kita rileks, nyaman, dan damai. Sebaliknya, hayati bahwa nafas
yang kita keluarkan dapat menghilangkan beban pikiran dan perasaan sehingga
menjadikan perasaan dan hati lebih nyaman, damai, dan bahagia. Ulangi langkah
Page 50 of 90
tersebut tiga kali. Relaksasi ini juga dapat dilakukan dalam posisi duduk di mana
tangah diletakkan di atas paha.
Sementara itu, kegiatan refleksi dilakukan dengan berhenti sejenak untuk
mengheningkan cipta atas semua kegiatan yang telah kita lakukan. Hal ini
dilakukan untuk merefleksi kegiatan yang kita lakukan sebelumnya apakah penuh
dengan nilai positif atau negatif. Kalau negatif, maka kita dapat segera
menggantinya dengan nilai positif. Namun jika sudah penuh nilai positif, maka
kita dapat meningkatkan kualitas nilai tersebut dan menjaganya terus hidup. Hal
ini dapat terbantu jika disertai musik alami atau instrumentalia. Lakukan hal
semacam ini sesering mungkin, mungkin setiap satu jam sekali.
RANGKUMAN
Setiap orang mempunyai potensi energi positif. Energi ini dapat kita
munculkan untuk melakukan hal-hal hebat. Ibaratnya, ini laksana raksasa yang
sedang tidur. Yang kita perlukan adalah memunculkan energi positif ini sesering
mungkin dengan bersikap atau melakukan kebaikan dan meninggalkan perilaku
negatif. Untuk mengetahui apakah energi yang kita miliki sudah baik atau belum,
kita dapat melakukan kegiatan relaksasi dan refleksi secara rutin.
LATIHAN
1. Lakukan kegiatan relaksasi setiap habis menjalankan ibadah shalat! Anda bisa
juga menjadwalkan setiap satu jam untuk rileks sejenak dengan mendengarkan
musik alam. Lakukan ini bersama-sama peserta didik!
2. Sebelum memulai kelas dengan berdoa, kondisikan semua peserta didik dengan
kegiatan relaksasi sebagaimana di atas! Rasakan bedanya!
Page 51 of 90
KEGIATAN BELAJAR 6
KEKUATAN KONSENTRASI
Di bagian ini Anda akan belajar tentang pentingnya fokus atau konsentrasi dalam
setiap persoalan dan cara melakukan konsentrasi.
URAIAN MATERI
Konsentrasi Anda terhadap sesuatu hal akan mempengaruhi keputusan,
kesan, perilaku, dan akan menyebabkan timbulnya tiga hal, yaitu penguncian,
universalisasi, dan imajinasi. Konsentrasi terhadap suatu hal akan membuat Anda
fokus pada hal tersebut, lalu Anda dapat merasakannya dan akal pun mengunci
diri terhadap hal selainnya untuk memberikan kesempatan kepada Anda
mewujudkan hal yang Anda pikirkan tersebut. Proses ini diteruskan dengan
perluasan tema konsentrasi dan secara terus-menerus berkembang ke waktu dan
tempat lain, kemudian membuat Anda berimajinasi terhadap fokus Anda di masa
depan.
Sebagai guru PAI, ketika Anda konsentrasi pada profesi, maka Anda tidak
akan berpaling dari profesi ini. Anda akan all-out menghadapi berbagai persoalan
pendidikan. Anda tidak akan memikirkan hal lain selain pendidikan dengan
berbagai komponennya. Anda juga tidak akan mudah tergoda oleh urusan lain di
luar pendidikan seperti politik. Ketika fokus ini terus dilakukan, maka Anda akan
mempunyai mimpi-mimpi hebat di masa depan tentang pendidikan juga, terutama
bagaimana menjadi guru PAI hebat, cara mencerdaskan peserta didik, dan cara
meningkatkan kualitas pendidikan agama di sekolah.
Sebagai contoh konsentrasi dalam profesi, Anda bertemu dengan sesama
teman guru PAI yang lama tidak bertemu, kebetulan teman tersebut Anda kagumi
kepribadiannya, maka Anda akan menikmati waktu bersamanya. Mengapa hal ini
dapat terjadi? Dalam hal ini ada regulasi dalam konsentrasi, yaitu kesan, sensasi,
penguncian, universalisasi, dan imajinasi. Dalam hal kesan, dia adalah teman
Anda yang baik dan sudah lama tidak bertemu. Kemudian muncul sensasi. Anda
merasa gembira karena bertemu dan mengenang memori selama sekolah bersama.
Selanjutnya, otak Anda akan mengunci segala keburukan yang ada padanya.
Kemudian muncul generalisasi, di mana otak Anda akan menggeneralisasi tentang
Page 52 of 90
masa lalu dia yang baik-baik saja. Terakhir, muncul imajinasi, di mana otak akan
membuat Anda berkhayal seolah sudah bersamanya dan menikmati waktu yang
indah.
Hanya saja, kita perlu tahu bahwa ada lima kebutuhan dasar yang dapat
mempengaruhi konsentrasi, yaitu fisiologis, emosional, psikologis, mental, dan
spiritual. Ketika fisik kita dalam keadaan lelah atau sakit, maka secara otomatis
konsentrasi kita juga terganggu. Ketika Anda lelah secara fisik, maka di saat
mengajar mungkin saja Anda agak terganggu dan kurang nyaman bukan? Kondisi
emosional juga dapat mempengaruhi konsentrasi. Kondisi emosi yang dimaksud
adalah perasaan cinta atau dicintai. Ketika anak kurang dicintai maka dia merasa
kurang nyaman sehingga ketika belajar dia agak terganggu. Kondisi psikologi
lebih terkait dengan perasaan dihargai oleh orang lain. Ketika keberadaan kita
kurang diterima secara otomatis apa yang kita kerjakan juga menjadi tidak fokus.
Bayangkan Anda mengerjakan tugas di sekolah namun rekan kerja Anda selalu
menyudutkan Anda, bagaimana rasanya? Tidak bisa konsentrasi, kan? Sementara
itu, kondisi mental dan spiritual juga dapat mempengaruhi konsentrasi kita.
Semakin merasa dekat dengan Allah SWT, semakin nyaman dan mudah
berkonsentrasi. Semakin kita merasa berdosa atau bersalah, maka semakin sulir
fokus.
Berikut ini, ada formula yang dapat Anda gunakan untuk mengendalikan
proses mental, yaitu [1] ambil tanggung jawab atas hidup Anda, [2] ketahuilah
tujuan Anda, [3] tingkatkan hasrat untuk mencapai berbagai tujuan, [4]
programkan pikiran untuk memikirkan tujuan-tujuan Anda, [5] menyadari adanya
pikiran negatif, [6] latihlah pikiran Anda untuk tenang, [7] kelola emosi Anda, [8]
makanlah makanan yang sehat dan aturlah diet Anda, dan [9] berolahragalah.
Berbagai tip tersebut dapat Anda latih untuk memperkuat konsentrasi di semua
hal.
RANGKUMAN
Kekuatan konsentrasi terletak pada fokus pada persoalan yang sedang kita
hadapi. Kegiatan apa pun jika kita jalani dengan penuh konsentrasi, maka akan
mendapatkan hasil yang maksimal. Hal ini dipengaruhi oleh hukum konsentrasi,
Page 53 of 90
yaitu adanya kesan yang kuat, munculnya sensasi dari kegiatan, penguncian dari
kegiatan di luar pertistiwa yang bersangkutan, adanya universalisasi dari yang kita
hadapi, dan muncul imajinasi untuk melangkah ke depan. Hanya saja, ada hal
yang membuat konsentrasi terganggu, yaitu fisiologis, emosional, psikologis,
mental, dan spiritual.
LATIHAN
Lakukan tiga aktifitas sekaligus dalam konteks pendidikan, misalnya
mempersiapkan bahan pelajaran, mempersiapkan tim sekolah yang akan ikut
perlombaan, dan mempersiapkan visitasi akreditasi sekolah! Bagaimana perasaan
Anda jika hanya diminta fokus pada satu masalah saja, misalnya persiapan
mengajar?
KEGIATAN BELAJAR 7
KEKUATAN KEPUTUSAN
Pada bagian ini Anda akan mempelajari tentang pentingnya membuat keputusan
dan cara membuat keputusan sehingga Anda dapat menyelesaikan masalah secara
tepat.
URAIAN MATERI
Tahukah Anda bahwa kekuatan terbesar yang kita miliki adalah kemampuan
untuk memilih. Kita bisa memutuskan ke mana kita ingin pergi, apa yang kita
lakukan, dan apa yang kita pikirkan. Tidak seorang pun bisa merampas kekuatan
untuk memilih yang kita miliki. Itulah anugerah dari Allah SWT untuk kita
syukuri. Sudahkah kita mensyukuri atas nikmat memilih ini?
Keputusan merupakan salah satu langkah menuju perubahan, yaitu
perhatian, keputusan, belajar, menyadari kekurangan, latihan, dan berkelanjutan.
Dalam hal perhatian, kita perlu melihat kelebihan dan kelemahan kita sebelum
akhirnya memilih mana yang harus ditinggalkan dan mana yang harus tetap
dijaga. Keputusan merupakan langkah berikutnya, yaitu setelah kita mengetahui
kelemahan dan kelebihan kita, maka harus mengambil keputusan. Setelah
mengambil keputusan, kita perlu belajar memperbaiki diri dan menyadari
Page 54 of 90
kekurangan. Setelah itu, kita berlatih atas keputusan yang telah kita ambil, dan
menjaganya agar keputusan tersebut terus dilaksanakan di masa selanjutnya.
20
Menurut Elfiky, berikut ini adalah formula hebat yang bisa Anda praktikkan
untuk mengambil sebuah keputusan keputusan, yaitu:
1. Tuliskan tiga hal yang belakangan ingin Anda lakukan tetapi belum terwujud.
2. Kerahkan ketiga hal tersebut sampai ke tapal batasnya sampai Anda merasa
cukup terinspirasi atau cukup frustrasi
3. Gunakan strategi pembuatan keputusan yang melibatkan banyak alternatif
[pertimbangan] untuk memilih suatu arah tindakan
4. Sekarang, pejamkan mata Anda dan dengarkan perasaan-perasaan Anda,
intuisi-intuisi Anda
5. Sentuh jangkar Anda untuk mendapatkan inspirasi dan katakan, “Aku bisa
melakukannya. Aku bisa melakukannya.”
6. Bertindaklah segera dan abdikan diri Anda pada keputusan yang telah Anda
buat
7. Tetaplah bersikap fleksibel. Jika keputusan yang Anda buat telah
mengantarkan Anda kepada hasil yang Anda inginkan, buatlah penyesuaian,
ubah, dan kembali mengambil tindakan. Terus lakukan seperti itu sampai Anda
mendapatkan apa yang menjadi tujuan Anda
Ketika Anda menghadapi persoalan yang pelik di sekolah, yang perlu
dilakukan adalah mengidentifikasi persoalan tersebut, baik terkait dengan akar
masalah, penyebab utama, akibat yang ditimbulkan, dan mencari alternatif
pemecahan. Setelah muncul alternatif pemecahan, pilih mana yang paling
Page 55 of 90
mungkin diambil dari alternatif tersebut, yang mempunyai efek paling ringan, atau
yang justru menyelesaikan masalah sekaligus.
Yang perlu diingat bahwa setiap tindakan yang diambil pasti mempunyai
konsekuensi sendiri-sendiri. Dari tiap tindakan tersebut, pilih yang paling ringan
resikonya atau ambil yang lebih banyak manfaatnya. Yang jelas, sebagaimana
diingatkan oleh Covey di bagian awal, bahwa kebiasaan pertama yang perlu kita
lakukan adalah bersikap proaktif, bukan reaktif.
 Sesungguhnya Allah tidak akan

mengubah nasib suatu kaum sampai
mereka sendirilah yang mengubahnya”
[QS. Al-Ra’d: 11]
 “Jangan ada seseorang di antara kamu
yang duduk [menunggu] di rumahnya
dan [hanya] berdoa: “Ya Tuhan, berilah
aku rizki”, padahal langit tidak akan
menurunkan hujan emas atau perak”
[Umar b. Khaththab]
Dari uraian di atas, mulai dari kekuatan kesadaran, kekuatan tujuan,

kekuatan keyakinan, kekuatan cinta, kekuatan energi positif, kekuatan
konsentrasi, dan kekuatan keputusan, Anda tentu dapat mengambil pelajaran
bahwa, selaku guru PAI ketika Anda sudah mempunyai kesadaran sebagai guru,
maka muncul tujuan hidup yang antara lain diwujudkan dalam bentuik mimpi,
setelah itu Anda yakini bahwa dengan bantuan Allah SWT mimpi tersebut pasti
dapat diwujudkan. Setelah Anda yakin, munculkan rasa cinta terhadap profesi
guru PAI, lalu menjadikan Anda fokus agtau konsentrasi pada profesi Anda.
Akhirnya, ketika ada masalah apa pun, pasti Anda dapat mengambil keputusan
dan solusi dengan cepat dan akurat. Sebab, Anda telah mengatahui berbagai
kekuatan dan potensi Anda sendiri.
Ingat penghambat kesuksesan di bawah ini!
1. Menunda dan leha-leha
2. Tekad yang lemah
3. Lesu dan malas
4. Ragu-ragu
5. Tidak percaya diri
Page 56 of 90
6. Patah semangat
7. Tujuan yang tidak jelas
8. Tidak tahu cara melangkah
9. Tidak tawakkal
10. Menyia-nyiakan waktu
RANGKUMAN
Kekuatan keputusan merupakan kekuatan terakhir dalam intrapersonal skills
yang ditawarkan oleh Ibrahim Elfiky. Kekuatan ini mengantarkan Anda sebagai
sosok guru PAI yang kuat menghadapi berbagai tantangan. Dengan kekuatan ini
Anda mampu mengatasi persoalan, sebab Anda menyadari betul keutamaan
profesi guru PAI. Anda juga akhirnya mempunyai mimpi hebat untuk menjadi
guru PAI. Anda punya mimpi yang akan Anda tinggalkan setelah Anda
meninggal. Kemudian Anda yakin dengan profesi guru PAI, Anda cintai profesi
ini, apa pun tantangan dan problematikanya. Masalah seberat apa pun akan terasa
ringan karena Anda mencintai profesi ini. Semua energi positif membantu Anda
dalam mengatasi persoalan. Semua perilaku yang dapat menghambat energi
positif Anda buang jauh-jauh. Anda lebih konsentrasi dan fokus pada profesi, dan
akhirnya Anda dapat mengambil keputusan terbaik demi kemajuan pendidikan.
Selamat Anda telah menjadi guru PAI hebat.
LATIHAN
1. Ketika dihadapkan pada tiga persoalan sekaligus, mana yang akan Anda
lakukan terlebih dahulu: anak Anda sakit keras dan Anda harus mengerjakan
tugas sekolah yang tidak dapat diwakilkan?
2. Apa yang akan Anda lakukan ketika siswa mengalami stres akibat UNAS
ditambah UASBN PAI?
Page 57 of 90
MODUL 3
PENGEMBANGAN INTERPERSONAL
SKILLS BAGI GURU PAI
Pengantar
Setelah Anda selesai membaca modul pengembangan intrapersonal skills,
bagaimana rasanya? Sudah mantap menjadi guru PAI kan? Semangat lagi
mewujudkan mimpi-mimpi hebat kan? Nah, sekarang setelah Anda kuat secara
personal atau yang dalam kompetensi guru disebut kepribadian kuat, maka
kepribadian Anda tersebut harus melimpah kepada orang-orang sekitar Anda. Apa
maksudnya? Kalau Anda secara individual sudah salih, maka Anda perlu salih
secara sosial. Inilah yang disebut dengan interpersonal skills bagi guru PAI.
Selaku guru PAI, Anda harus mampu menjalin komunikasi secara efektif dan
empatik dengan siapa pun, baik dengan peserta didik, sesama guru di sekolah,
tenaga kependidikan seperti laboran, pustakawan dan tenaga administrasi,
pengawas sekolah, kepala sekolah, orang tua murid, dinas terkait, dan masyarakat
secara luas.
Tentu Anda sudah tahu alasannya mengapa perlu berkomunikasi secara
efektif dengan orang lain, bukan? Sebab, kita adalah makhluk sosial yang tidak
dapat hidup sendirian. Kita membutuhkan orang lain dan dibutuhkan orang lain.
Setiap orang pasti mempunyai kelebihan sekaligus kelemahan. Itulah sifat
manusia. Karena itu, kita perlu berbagi dengan orang lain. Kelebihan yang kita
miliki dapat kita berikan untuk menyempurnakan orang lain. Begitu juga,
Page 58 of 90
kelemahan kita harus kita sempurnakan dengan terus belajar dan mengambil
kelebihan dari orang lain. Terlebih selaku guru PAI, Anda tentu harus
memberikan contoh kepada peserta didik di sekolah, bukan, bahwa saling berbagi
adalah sebuah keharusan.
Berdasarkan uraian singkat di atas, pada modul ini Anda akan belajar
tentang bagaimana menjalin komunikasi dengan pihak lain, bagaimana
memotivasi orang lain, bagaimana menghadapi perbedaan, dan bagaimana
menyelesaikan konflik di sekitar Anda.
KEGIATAN BELAJAR 1
KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI
Pada bagian ini Anda akan mempelajari makna penting komunikasi bagi guru PAI
dan cara melakukan komunikasi yang efektif dengan orang lain.
URAIAN MATERI
Sebagai guru PAI, Anda harus menguasai kompetensi sosial. Kompetensi
ini terkait dengan kemampuan Anda dalam membangun relasi dengan pihak lain,
seperti peserta didik, kolega guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua murid, dan
masyarakat luas. Untuk dapat membangun relasi dengan pihak lain, kita harus
mampu berkomunikasi secara efektif. Komunikasi adalah cara menyampaikan
pesan dari komunikator kepada komunikan dengan media tertentu sehingga apa
yang disampaikan dapat dipahami secara mudah.
Ada beberapa karakteristik komunikasi yang perlu kita pahami. Pertama,
komunikasi adalah sebuah proses. Artinya, bahwa komunikasi merupakan
serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan
atau sekuensi) serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu.
Kedua, komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan.
Ketiga, komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja,
serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya. Keempat, komunikasi
menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat.
Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang
berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-sama
Page 59 of 90
mempunyai perhatian yang samaterhadap topik pesan yang disampaikan. Kelima,
komunikasi bersifat simbolis. Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan
yang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang. Lambang yang paling
umum digunakan dalam komunikasi antar manusia adalah bahasa verbal dalam
bentuk kata-kata, kalimat, angka-angka atau tanda-tanda lainnya.
Keenam, komunikasi bersifat transaksional. Komunikasi pada dasarnya
menuntut dua tindakan, yaitu memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut
tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau proporsional. Ketujuh,
Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu. Maksudnya adalah bahwa para
peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu
serta tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk teknologi komunikasi
seperti telepon, internet, faximili, dan lain-lain, faktor ruang dan waktu tidak lagi
menjadi masalah dalam berkomunikasi.
Dilihat dari fungsinya, ada empat fungsi komunikasi. Pertama, fungsi
komunikasi sosial. Komunikasi sangat penting untuk membangun konsep diri
kita, aktualisasi diri, kelangsungan hidup untuk memperoleh kebahagiaan, dan
terhindar dari tekanan. Yang dimaksud dengan pembentukan konsep diri adalah
pandangan kita mengenai siapa diri kita. Hal tersebut hanya bisa kita peroleh
lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Sementara itu, yang
dimaksud dengan pernyataan eksistensi diri adalah bahwa kita berkomunikasi
untuk menunjukkan diri eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau pernyataan
eksistensi diri. Ketika berbicara, kita sebenarnya menyatakan bahwa kita ada.
Kedua, fungsi komunikasi ekspresif. Komunikasi ekspresif dapat dilakukan
sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-
perasaan (emosi kita) melalui pesan-pesan non-verbal. Ketiga, fungsi komunikasi
ritual. Komunikasi ritual sering dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering
melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun di mana di dalam acara
tersebut orang mengucapakan kata-kata dan menampilkan perilaku yang bersifat
simbolik.
Ketiga, fungsi komunikasi instrumental. Komunikasi instrumental
mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu menginformasikan, mengajar,
mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah perilaku atau
Page 60 of 90
menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur (persuasif). Suatu peristiwa
komunikasi sesungguhnya seringkali mempunyai fungsi-fungsi tumpang tindih,
meskipun salah satu fungsinya sangat menonjol dan mendominasi. Memahami
komunikasi berarti memahami apa yang terjadi selama komunikasi berlangsung,
mengapa itu terjadi, manfaat apa yang dirasakan, akibat-akibat apa yang
ditimbulkannya, apakah tujuan dari aktifitas berkomunikasi sesuai dengan apa
yang diinginkan, memahami hal-hal yang dapat mempengaruhi dan
memaksimalkan hasil-hasil dari kejadian tersebut.
Secara umum, ada banyak manfaat dari komunikasi. Pertama, dapat
menyampaikan pikiran atau perasaan. Dengan komunikasi kita bisa
menyampaikan apa yang kita pikirkan dan rasakan kepada orang lain. Kedua,
tidak terasing atau terisolasi dari lingkungan. Dengan berkomunikasi, kita tidak
merasa sendirian, namun membangun relasi dengan sekitar kita. Ketiga, dapat
mengajarkan atau memberitahukan sesuatu. Komunikasi dapat kita gunakan
sebagai media menyampaikan pesan. Keempat, dapat mengetahui atau
mempelajari dari peristiwa di lingkungan. Dengan berkomunikasi, kita dapat
mengetahui apa yang sedang terjadi di lingkungan masyarakat. Kelima, dapat
mengenal diri sendiri. Dengan membangun komunikasi, kita dapat mengetahui
kelebihan dan kekurangan kita sehingga kita dapat menentukan cara
berkomunikasi yang paling tepat dengan kondisi kita.
Fungsi komunikasi keenam adalah dapat memperoleh hiburan atau
menghibur orang lain. Dengan berkomunikasi kita dapat saling menghibur.
Ketujuh, kita dapat mengurangi atau menghilangkan perasaan tegang. Apa yang
kita rasakan kadang perlu penyaluran dengan cara disampaikan kepada orang lain.
Karena itu, dengan membangun komunikasi, kita dapat mengurangi ketegangan.
Kedelapan, komunikasi dapat kita gunakan sebagai media mengisi waktu luang.
Kesembilan, komunikasi dapat menambah pengetahuan dan merubah sikap serta
perilaku kebiasaan. Kesepuluh, komunikasi dapat membujuk atau memaksa orang
lain agar berpendapat bersikap atau berperilaku sebagaimana diharapkan. Dengan
berkomunikasi, kita dapat melobi calon rekan bisnis atau menyamakan persepsi.
Kesalahpahaman dapat segera diselesaikan dengan cara berkomunikasi.
Page 61 of 90
Dalam hal tingkatan komunikasi, ada enam tingkat yang perlu kita ketahui.
Pertama, komunikasi intra-pribadi (intrapersonal communication). Komunikasi
intrapersonal adalah proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang, berupa
pengolahan informasi melalui pancaindra dan sistem syaraf, seperti berpikir,
merenung, menggambar, dan menulis sesuatu. Kedua, komunikasi antar-pribadi.
Yakni, kegiatan komunikasi yang dilakukan secara langsung antara seseorang
dengan orang lainnya, misalnya percakapan tatap muka, korespondensi,
percakapan melalui telepon, dan seterusnya. Ketiga, komunikasi dalam kelompok.
Yang dimaksud komunikasi model ini adalah kegiatan komunikasi yang
berlangsung di antara suatu kelompok. Pada tingkatan ini, setiap individu yang
terlibat masing-masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan kedudukannya
dalam kelompok. Pesan atau informasi yang disampaikan juga menyangkut
kepentingan seluruh anggota kelompok, bukan bersifat pribadi. Sebagai contoh,
ngobrol-ngobrol antara ayah, ibu, dan anak dalam keluarga, diskusi guru dan
murid di kelas tentang topik bahasan, dan sebagainya.
Komunikasi tingkatan keempat adalah komunikasi antar-kelompok/asosiasi.
Yaitu, kegiatan komunikasi yang berlangsung antara suatu kelompok dengan
kelompok lainnya. Jumlah pelaku yang terlibat boleh jadi hanya dua atau
beberapa orang, tetapi masing-masing membawa peran dan kedudukannya sebagai
wakil dari kelompok/asosiasinya masing-masing. Kelima, komunikasi organisasi.
Komunikasi organisasi mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi
dan komunikasi antar organisasi. Bedanya dengan komunikasi kelompok adalah
bahwa sifat organisasi lebih formal dan lebih mengutamakan prinsip-prinsip
efisiensi dalam melakukan kegiatan komunikasinya. Terakhir adalah komunikasi
dengan masyarakat luas. Pada tingkatan ini kegiatan komunikasi ditujukan kepada
masyarakat luas. Bentuk kegiatan komunikasinya dapat dilakukan melalui dua
cara, yaitu komunikasi massa. Yakni komunikasi melalui media massa seperti
radio, surat kabar, TV, dan seterusnya, atau langsung atau tanpa melalui media
massa misalnya ceramah, atau pidato di lapangan terbuka.
Menurut Jalaluddin Rahmat lewat bukunya yang berjudul Psikologi
Komunikasi, sistem komunikasi interpersonal antara lain mencakup persepsi
interpersonal, konsep diri, atraksi interpersonal, dan hubungan interpersonal.
Page 62 of 90
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik.
Untuk menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal, kita perlu
meningkatkan kualitas komunikasi.
Paling tidak ada beberapa hal yang harus kita perhatikan agar hubungan
interpersonal berjalan dengan baik. Pertama adalah trust. Bila kita mempunyai
perasaan bahwa kita tidak akan dirugikan, tidak akan dikhianati, maka kita pasti
akan lebih mudah membuka diri. Kepercayaan kepada orang lain akan tumbuh
bila ada faktor-faktor sebagai berikut:
1. Karakteristik dan maksud orang lain, artinya orang tersebut memiliki
kemampuan, keterampilan, pengalaman dalam bidang tertentu. Orang itu
memiliki sifat-sifat bisa diduga, diandalkan, jujur dan konsisten.
2. Hubungan kekuasaan, artinya apabila seseorang mempunyai kekuasaan
terhadap orang lain, maka orang itu patuh dan tunduk.
3. Kualitas komunikasi dan sifatnya menggambarkan adanya keterbukaan. Bila
maksud dan tujuan sudah jelas, harapan sudah dinyatakan, maka sikap
percaya akan muncul.
Kualitas kedua yang mempengaruhi komunikasi adalah perilaku suportif.
Perilaku suportif akan meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa ciri perilaku
suportif yaitu: [1] evaluasi dan deskripsi, maksudnya kita tidak perlu memberikan
kecaman atas kelemahan dan kekurangannya, [2] orientasi masalah, yaitu
mengkomunikasikan keinginan untuk kerja sama, mencari pemecahan masalah.
Mengajak orang lain bersama-sama menetapkan tujuan dan menetukan cara
mencapai tujuan. [3] spontanitas, yakni sikap jujur dan dianggap tidak
menyelimuti motif yang pendendam.
Kualitas ketiga adalah sikap terbuka. Sikap terbuka merupakan kemampuan
menilai secara obyektif, kemampuan membedakan dengan mudah, kemampuan
melihat nuansa, orientasi ke isi, pencarian informasi dari berbagai sumber,
kesediaan mengubah keyakinannya, dan profesional. Komunikasi dapat dihalangi
oleh gangguan komunikasi dan oleh kesombongan, sifat malu dan sebagainya.
Pengaruh kedua dari hubungan interpersonal adalah persepsi interpersonal.
Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau menafsirkan
informasi inderawi. Persepi interpersonal adalah memberikan makna terhadap
Page 63 of 90
stimuli inderawi yang berasal dari seseorang (komunikan), yang berupa pesan
verbal dan nonverbal. Kecermatan dalam persepsi interpersonal akan berpengaruh
terhadap keberhasilan komunikasi, seorang peserta komunikasi yang salah
memberi makna terhadap pesan akan mengakibatkan kegagalan komunikasi.
Konsep diri adalah faktor yang mempengaruhi hubungan interpersonal
selanjutnya. Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita.
Konsep diri yang positif, ditandai dengan lima hal, yaitu: [1] yakin akan
kemampuan mengatasi masalah; [2] merasa setara dengan orang lain; [3]
menerima pujian tanpa rasa malu; [4] menyadari bahwa setiap orang mempunyai
berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh
masyarakat; dan [5] mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup
mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha
mengubah.
Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi
antarpribadi. Mengapa? Pertama, karena setiap orang bertingkah laku sedapat
mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Bila seseorang siswa menganggap dirinya
sebagai orang yang rajin, ia akan berusaha menghadiri pelajaran secara teratur,
membuat catatan yang baik, mempelajari materi pelajaran dengan sungguh-
sungguh, sehingga memperoleh nilai akademis yang baik. Kedua, perlunya
membuka diri. Pengetahuan tentang diri kita akan meningkatkan komunikasi, dan
pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan
pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi dekat
pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih
terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan baru.
Ketiga, dalam konsep diri terdapat unsur percaya diri. Ketakutan untuk
melakukan komunikasi dikenal sebagai communication apprehension. Orang yang
aprehensif dalam komunikasi disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri. Untuk
menumbuhkan percaya diri, menumbuhkan konsep diri yang sehat menjadi perlu.
Keempat, adanya usnur selektivitas. Konsep diri mempengaruhi perilaku
komunikasi kita karena konsep diri mempengaruhi kepada pesan apakah kita
bersedia membuka diri (terpaan selektif), bagaimana kita mempersepsi pesan
Page 64 of 90
(persepsi selektif), dan apa yang kita ingat (ingatan selektif). Selain itu konsep diri
juga berpengaruh dalam penyandian pesan (penyandian selektif).
Akhirnya, atraksi interpersonal adalah menjadi penentu kualitas hubungan
interpersonal. Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif
dan daya tarik seseorang. Komunkasi antarpribadi dipengaruhi oleh atraksi
interpersonal dalam beberapa hal. pertama, penafsiran pesan dan penilaian.
Pendapat dan penilaian kita terhadap orang lain tidak semata-mata berdasarkan
pertimbangan rasional, kita juga makhluk emosional. Karena itu, ketika kita
menyenangi seseorang, kita juga cenderung melihat segala hal yang berkaitan
dengan dia secara positif. Sebaliknya, jika membencinya, kita cenderung melihat
karakteristiknya secara negatif. Kedua, efektivitas komunikasi. Komunikasi
antarpribadi dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang
menyenangkan bagi komunikan. Bila kita berkumpul dalam satu kelompok yang
memiliki kesamaan dengan kita, kita akan gembira dan terbuka. Bila berkumpul
dengan denganorang-orang yang kita benci akan membuat kita tegang, resah, dan
tidak enak. Kita akan menutup diri dan menghindari komunikasi.
Komunikasi akan dapat kita lakukan dengan efektif jika kita memperhatikan
lima prinsip yang disingkat dengan REACH, yakni Respect, Empathy, Audible,
Clarity atau Care, dan Humble. Respect berarti adanya saling menghargai.
Komunikasi tidak akan berjalan dengan baik jika tidak ada saling menghargai.
Empathy berarti bahwa kita harus berempati dengan lawan bicara. Ketika
mengedepankan ego kita, maka komunikasi akan terhambat. Audible berarti
bahwa bahasa atau media yang kita gunakan mudah dipahami dan ditangkap oleh
pihak yang kita ajak komunikasi. Clarity berarti kejelasan isi pesan, sementara
Care bermakna adanya perhatian dan kepedulian. Akhirnya, komunikasi akan
berjalan dengan baik kalau ada sikap rendah hati (humble), tidak sombong dan
merasa tinggi hati.
Page 65 of 90
 RESPECT [menghargai orang lain]
 EMPATHY [kemampuan untuk:
mendengarkan/mengerti sebelum
didengarkan/dimengerti orang lain]
 AUDIBLE [penggunaan media yang dapat
dipahami/didengar orang lain]
 CLARITY [kejelasan pesan; tidak multitafsir]
 HUMBLE [sikap rendah hati: melayani,
menghargai, mau mendengar, mau menerima
kritik, tidak memandang remeh pihak lain, berani
mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah
lembut, pengendalian diri, mengutamakan
kepentingan lebih besar]
Akhirnya, Anda perlu tahu bahwa kekuatan menangkap pesan dalam

komunikasi sangat ditentukan oleh tiga hal, yaitu kata-kata, nada suara (intonasi),
dan bahasa tubuh. Kata-kata menempati 7%, nada suara 38%, dan bahasa tubuh
55%. Anda bisa praktikkan, misalnya ketika sedang membaca koran ada siswa
yang mau membuang sampah tidak pada tempatnya. Anda masih duduk dengan
posisi membaca koran tanpa intonasi dan gerak tubuh berkata, “Buang sampah di
tempatnya, ya”. Kira-kira, siswa tersebut mengikuti apa yang Anda katakan
nggak? Dalam hati mungkin siswa tersebut berkata, “O, Pak Guru sedang
membaca koran tentang buang sampah.” Selanjutnya, Anda berbicara dengan
intonasi berbeda tapi sambil membaca koran, “Dik, kalau buang sampah di
tempatnya ya!” Kira-kira, apa reaksi anak tersebut? Mungkin dia menoleh sejenak
tapi tidak yakin dengan perintah Anda. Dalam hati mungkin ia berkata, “Pak Guru
sedang latihan drama tentang buang sampah”. Coba yang terakhir, Anda menoleh
ke siswa tersebut dan berkata sambil tangan menunjuk ke arah sampah, “Dik,
sampahnya di situ ya!” Anak tersebut pasti langsung bereaksi membuang sampah
pada tempatnya. Demikianlah kekuatan berkomunikasi antara hanya sekedar kata-
kata, disertai intonasi atau dengan bahasa tubuh.
Page 66 of 90
Kata-kata
Nada Suara 7%
38%
55%
Bahasa Tubuh
MUQOWIM
RANGKUMAN
Komunikasi merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru
PAI. Sebab, keterampilan ini sangat relevan dengan kompetensi sosial guru atau
interpersonal skills. Komunikasi sangat berperan dalam menunjang keberhasilan
seorang guru, baik ketika berhadapan dengan peserta didik di kelas,
berkomunikasi dengan sesama kolega guru dan kepala sekolah, serta masyarakat
luas. Guru harus memahami dengan siapa berhadapan, sebab hal ini akan
berpengaruh terhadap bahasa yang digunakan. Guru perlu memahami prinsip
komunikasi efektif, yang disingkat dengan REACH, yakni respect, empathy,
audible, clarity/care, dan humble. Guru PAI juga harus memahami bahwa kata-
kata hanya menempati 7%, intonasi 38%, dan bahasa tubuh 55% dalam
menunjang efektifitas komunikasi.
LATIHAN
1. Mengapa guru PAI perlu memiliki keterampilan berkomunikasi?
2. Apa faktor yang menyebabkan komunikasi berjalan efektif?
3. Bagaimana pengalaman Anda untuk dapat berkomunikasi efektif dengan
orangtua murid?
Page 67 of 90
KEGIATAN BELAJAR 2
KETERAMPILAN MEMBERIKAN MOTIVASI
Pada bagian ini Anda akan mempelajari tentang arti penting motivasi dan cara
memberikan motivasi yang tepat terutama bagi peserta didik.
URAIAN MATERI
Pernahkah Anda menjumpai seorang siswa yang tidak semangat dalam
belajar? Sebagai guru PAI, apa yang Anda lakukan untuk mengatasi masalah
tersebut? Sudahkah Anda menguasai keterampilan dalam memberikan motivasi
kepada orang lain, khususnya peserta didik? Keterampilan memberikan
memotivasi merupakan bagian tidak terpisahkan dari profesi guru, meskipun pada
kenyataannya banyak guru yang justru tidak bisa memotivasi peserta didik tapi
malah membuat mereka tidak semangat belajar. Untuk itu, sebagai guru, Anda
perlu memperhatikan prinsip-prinsip dalam motivasi. Hal ini perlu kita tekankan
sebab keberhasilan sebuah kegiatan sangat tergantung pada faktor motivasi.
Motivasi merupakan daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu
aktifitas. Motivasi menjadi faktor yang sangat berarti dalam pencapaian prestasi
belajar.
Setidaknya ada dua jenis motivasi yang perlu diperhatikan oleh guru, yakni
motivasi yang berasal dari dalam diri anak (intrinsik) dan motivasi yang
diakibatkan oleh rangsangan dari luar diri anak (ekstrinsik). Motivasi intrinsik
dapat ditumbuhkan dengan mendorong rasa ingin tahu, mencoba, serta sikap
mandiri dan ingin maju. Sementara itu motivasi ekstrinsik antara lain dapat
dikembangkan dengan memberikan ganjaran atau hukuman. Adapun prinsip-
prinsip dalam motivasi adalah:
1. Kebermaknaan
Peserta didik akan tertarik belajar jika materi yang dipelajari berguna atau
penting bagi dirinya. Hal ini dikaitkan dengan kecenderungan yang ada dalam
dirinya, seperti bakat, minat, dan pengetahuan yang dimiliki. Untuk itu,
pembelajaran perlu melihat kecenderungan ini agar materi yang dipelajari
berguna bagi mereka. Sebagai contoh, guru dapat memberikan argumentasi
Page 68 of 90
tentang perlunya mereka menjauhi minum-minuman keras dengan membuat
contoh akibat orang yang melakukan perbuatan tersebut.
2. Pengetahuan dan keterampilan prasyarat
Peserta didik akan lebih terdorong untuk belajar jika materi pelajaran yang
akan diterima terkait dengan sejumlah pengetahuan yang telah dimiliki.
Paling tidak, peserta didik akan memahami dan menafsirkan materi tersebut
berdasarkan kemampuan atau pengetahuan yang ada. Sebagai contoh, peserta
didik akan tertarik mempelajari tentang zakat profesi, jika mereka sudah
belajar terlebih dahulu tentang makna zakat dalam Islam dan zakat fitrah.
3. Model
Peserta didik akan lebih menguasai pengetahuan atau keterampilan baru jika
ia diberi contoh untuk dilihat dan ditiru. Peserta didik akan lebih
mempercayai bukti daripada ucapan atau perkataan. Untuk itu, guru
hendaknya berupaya memberikan banyak ilustrasi atau contoh riil tentang
materi yang disampaikan. Siswa akan lebih memahami praktek orang yang
berkhutbah Jum’at ketimbang sekedar menghafal tentang cara bagaimana
berkhutbah Jum’at.
4. Komunikasi terbuka
Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik jika ada komunikasi yang
terbuka antara guru dengan peserta didik. Agar kegiatan pembelajaran
berjalan dengan baik, guru perlu melihat kondisi peserta didik, baik dalam hal
pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki. Kegiatan pembelajaran perlu
dikondisikan sedemikian rupa yang membuat peserta didik belajar dengan
nyaman, tanpa tekanan, atau tidak monoton. Untuk itu, strategi belajar yang
diterapkan guru tidak boleh hanya satu yang membuat mereka bosan.
5. Keaslian dan tugas yang menantang
Peserta didik akan terdorong untuk belajar jika ia diberi materi baru dan
berbeda. Kebaruan materi akan mendorongnya untuk belajar. Selain itu,
peserta didik perlu diberi tugas baru yang menantang untuk dipecahkan.
Hanya saja, tugas tersebut jangan terlalu rendah, sehingga menimbulkan
kebosanan, atau terlalu tinggi sehingga membuatnya ragu atau cemas untuk
dapat memecahkannya. Dalam pelajaran fiqih, siswa dapat diminta membuat
Page 69 of 90
laporan tentang prosesi pernikahan menurut adat Jawa, Sunda, Madura, atau
Minang dan mempresentasikannya di kelas.
6. Latihan yang tepat dan aktif
Kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan baik jika materi yang
disampikan kepada peserta didik sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki. Kegiatan pembelajaran hendaknya dirancang sedemikian rupa
sehingga membuat peserta didik terlibat secara fisik dan psikis. Karena itu,
guru perlu lebih banyak melibatkan mereka untuk memberikan kesempatan
mengungkapkan pendapatnya tentang permasalahan-permasalahan tertentu.
Sebagai contoh, dalam bidang ekonomi, peserta didik diminta secara
berkelompok untuk mencatat kegiatan yang diselenggarakan oleh BAZIS atau
Baitul Mal.
7. Penilaian tugas
Peserta didik akan memperoleh pencapaian belajar yang efektif jika tugas
dibagi dalam rentang waktu yang tidak terlalu panjang/lama dengan frekuensi
pengulangan yang tinggi. Pemberian tugas terlalu sering akan membuat
peserta didik lelah. Sebaliknya, pemberian tugas yang terlalu lama akan
membuat mereka tidak merasa dinilai hasil belajarnya. Yang perlu diingat
bahwa bentuk penilaian tidak harus dilakukan di kelas dengan mengerjakan
tugas secara tertulis, namun penilaian juga dapat dilakukan dengan melihat
aktifitas di luar kelas, sehingga peserta didik tidak akan melakukan perbuatan
yang menjadikannya dinilai jelek oleh guru karena aktifitasnya di luar kelas.
8. Kondisi dan konsekuensi yang menyenangkan
Peserta didik akan terdorong untuk terus belajar jika kegiatan pembelajaran
diselenggarakan secara nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa terlibat
secara fisik dan psikis. Untuk itu, guru perlu menciptakan kondisi kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kecenderungan peserta didik.
Guru perlu memberikan penghargaan bagi peserta didik yang berprestasi.
Penghargaan dapat bersifat material, seperti hadiah buku dan pensil, tapi juga
non-material misalnya nilai atau applaus.
Page 70 of 90
9. Keragaman pendekatan
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa cara belajar peserta didik cukup
beragam, sehingga cara mengelola kegiatan pembelajaran pun harus
mempertimbangkan keragaman ini. Karena itu, guru dituntut mengkondisikan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan keragaman tersebut, sehingga strategi
pembelajaran yang ditawarkan pun harus beragam agar dapat menampung
cara belajar peserta didik, misalnya ceramah, diskusi, sosiodrama, atau
praktek lapangan.
10. Mengembangkan beragam kemampuan
Kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan baik, jika ia dikondisikan untuk
mengoptimalkan potensi peserta didik secara keseluruhan. Sebagaimana
diuraikan di bagian awal bahwa kecerdasan tidak hanya tunggal, namun
majemuk, seperti kecerdasan linguistik, kecerdasan logis-matematis,
kecerdasan spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetis-jasmani,
kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan natural, dan
kecerdasan eksistensial. Untuk itu, dalam proses pembelajarannya guru perlu
mempertimbangkan ragam kecerdasan tersebut.
11. Melibatkan sebanyak mungkin indera
Peserta didik akan menguasai hasil belajar dengan optimal jika dalam
belajarnya dimungkinkan menggunakan sebanyak mungkin indera untuk
berinteraksi dengan isi pembelajaran. Selain menggunakan metode
pembelajaran yang mengasah aspek pendengaran, guru hendaknya juga
menggunakan strategi belajar yang mempertajam peserta didik dari aspek
pendengaran atau praktek langsung secara fisik agar materi belajar lebih
berkesan dalam diri mereka.
12. Keseimbangan pengaturan pengalaman belajar
Peserta didik akan menguasai materi pelajaran jika pengalaman belajar diatur
sedemikian rupa sehingga ia mempunyai kesempatan untuk membuat suatu
refleksi penghayatan, mengungkapkan dan mengevaluasi apa yang dipelajari.
Pengalaman belajar juga hendaknya menyediakan proporsi yang seimbang
antara pemberian informasi dan penyajian terapannya. Dalam pembelajaran
fiqih, materi taharah, sholat, puasa, zakat, atau haji akan lebih mudah diterima
Page 71 of 90
jika disampaikan melalui praktek langsung daripada menghafal secara
kognitif.
Sebagai seorang guru PAI, Anda harus mampu memberikan motivasi
kepada peserta didik sehingga mereka senang dan semangat dalam belajar.
Buatlah strategi pembelajaran sebaik mungkin yang mengacu kecenderungan gaya
belajar mereka, apakah visual, yakni belajar dengan menyenangkan jika dengan
cara melihat langsung, apakah auditori, yakni belajar dengan nyaman kalau
dengan mendengar apa yang kita sampaikan, dan tipe kinestetik, yakni belajar
menyenangkan kalau dengan mempraktikkan secara langsung. Ragam gaya
belajar ini menuntut kita untuk membuat variasi strategi pembelajarn. Bukankah
Rasulullah pernah bersabda, khatibu al-nas ‘ala qadri ‘uqulihim, berbicaralah
kamu sesuai dengan baha kaummu.
Anak-anak akan belajar dengan nyaman kalau apa yang mereka pelajari
bermanfaat bagi kehidupannya, berbasis masalah, kontekstual, dan antisipatoris,
sehingga apa yang mereka peroleh dapat diterapkan di kemudian hari.
RANGKUMAN
Motivasi merupakan penggerak yang menjadikan kita melakukan aktifitas.
Kegiatan yang kita lakukan akan berjalan dengan penuh semangat jika
berdasarkan kebutuhan, bukan karena dipaksakan dari luar. Karena itu, motivasi
intrinsik jauh lebih penting ketimbang motivasi ekstrinsik. Ada banyak prinsip
yang perlu kita perhatikan dalam memberikan motivasi kepada peserta didik, yaitu
kebermaknaan, pengetahuan dan keterampilan prasyarat, model, komunikasi terbuka,
keaslian dan tugas yang menantang, latihan yang tepat dan aktif, penilaian tugas, kondisi
dan konsekuensi yang menyenangkan, keragaman pendekatan, mengembangkan beragam
kemampuan, melibatkan sebanyak mungkin indera, dan keseimbangan pengaturan
pengalaman belajar.
LATIHAN
1. Berdasarkan pengalaman Anda di lapangan, apa yang menyebabkan peserta
didik kurang semangat?
2. Pengalaman apa yang pernah Anda lakukan untuk meningkatkan motivasi anak
dalam belajar?
Page 72 of 90
KEGIATAN BELAJAR 3
KETERAMPILAN MEMBANGUN TIM
Di bagian ini Anda akan mempelajari tentang pentingnya membangun tim (team
building) dan cara membangun tim yang solid di sekolah sehingga dapat
menyelasaikan masalah Anda.
URAIAN MATERI
Selain keterampilan dalam berkomunikasi, selaku guru, Anda juga harus
menguasai keterampilan membangun tim (team building). Sebab, banyak aktifitas
yang dilakukan secara bersama, melibatkan banyak orang. Jika tidak mampu
bekerja dalam tim, maka bisa dipastikan akan mengalami kegagalan, atau paling
tidak hasilnya kurang maksimal. Keberhasilan kerjasama dalam tim adalah
bagaimana kita membangun komunikasi yang baik antar anggota. Kegagalan
dalam membangun komunikasi merupakan awal dari kegagalan dalam
membangun kerja sama dan tidak tercapainya tujuan. Bagaimana kita menilai
kemampuan komunikasi seseorang?
Paling tidak, ada tujuh hal yang perlu kita perhatikan untuk menilai
kemampuan komunikasi seseorang, yaitu: bertanya, mengemukakan pendapat,
berusaha merefleksi pemahamannya, menawarkan bantuan, menghargai pendapat
orang lain, menjadi pendengar yang baik, dan jujur pada diri sendiri. Kemampuan
bertanya menjadi ukuran apakah kita dapat membangun tim yang solid atau tidak.
Sebab, ada pertanyaan yang terkesan interogatif atau menyudutkan. Kemampuan
mengemukakan pendapat juga dapat kita jadikan ukuran apakah kita dapat
membangun tim yang baik atau tidak. Kemampuan melakukan refleksi atas
pemahaman yang dimiliki juga menjadi ukuran apakah kita mampu membangun
tim atau tidak. Ada kecenderungan kita mencari kesalahan orang lain ketika
terjadi masalah. Jarang di antara kita yang melakukan refleksi tentang kekurangan
kita.
Kemampuan menawarkan pendapat dan menghargai orang lain juga
merupakan keterampilan penting dalam membangun tim yang solid. Sering kali
terjadi kita hanya minta bantuan saja dari orang lain, jarang yang secara proaktif
Page 73 of 90
menawarkan bantuan. Dalam menghargai, lebih sering kita maunya minta
dihargai, jarang yang berinisiatif menghargai orang lain terlebih dahulu. Padahal,
kunci membangun tim adalah mengedepankan menghargai orang lain ketimbang
minta dihargai.
Akhirnya, menjadi pendengar yang baik dan jujur terhadap diri sendiri
menjadi hal penting dalam membangun tim yang kompak. Menjadi pendengar
yang baik disebut juga menjadi pendengat aktif, bukan pendengar pasif atau
pendengar agresif. Pendengar aktif lebih menekankan pada kemampuan
mendengar secara asertif, tidak menghakimi, dan tidak terburu-buru memberikan
solusi. Sementara itu, jujur terhadap diri sendiri berarti bahwa kita memahami
betul apa kebutuhan kita apa adanya, tidak ditambah-tambah dan juga tidak
dikurangi.
Lalu, bagaimana kita membangun suatu tim yang solid? Kiat yang dapat
kita lakukan adalah dengan membagi target atau misi kepada yang lain, sikap
saling percaya, keterbukaan, kejujuran dalam komunikasi sesama anggota tim,
rasa memiliki/menjadi bagian dari tim, kemauan untuk berpartisipasi/ambil
bagian, pembuatan keputusan bersama, dan memiliki komitmen yang dibuat dan
disepakati bersama sejak awal.
Di antara anggota tim perlu membagi kerja berdasarkan kemampuan yang
dimiliki. Tidak boleh terjadi satu orang memonopoli [hangabehi] suatu pekerjaan.
Hal ini dapat dilakukan jika muncul sikap saling mempercayai antar anggota.
Karena itu, keterbukan menjadi hal penting dalam membangun tim. Antar anggota
tim juga harus mempunyai rasa memiliki tim (sense of belonging). Dengan
semangat memiliki tim, maka setiap persoalan dibahas secara bersama-sama.
Ketika sebuah keputusan telah diambil, maka perlu ada komitmen untuk
melaksanakan hasil keputusan yang dilakukan secara bersama.
Untuk bisa berkomunikasi dengan efektif dan empatik dalam tim, kita perlu
mencermati prinsip-prinsip team building. Ada tujuh prinsip dalam membangun
tim atau yang disingkat dengan WEATHER, yaitu workout, empowerment,
assistance, together, hand in hand, enable, dan respect. Workout berarti bekerja
dalam kerangka pemikiran secara bersama. Empowerment berarti memberi
kesempatan bagi anggota tim untuk memimpin. Assistance artinya memberi
Page 74 of 90
arahan dan bantuan. Together berarti melakukan sesuatu atas nama tim. Hand in
hand bermakna bergandengan tangan dengan kompak dalam menjalani hari-hari
penuh tantangan. Enable berarti membuat orang yang tidak bisa menjadi bisa.
Yang tidak mampu menjadi mampu. Sementara itu, respect berarti adanya rasa
saling menghormati dan meninggikan satu sama lain.
 Tim adalah sejumlah orang yang

bekerja dengan tujuan bersama
untuk menyelesaikan suatu tugas.
 Keberhasilan organisasi (baca:
sekolah) tergantung pada
koordinasinya.
 Team work tercermin pada
kesepakatan dan kerjasama antar
anggota tim.
MUQOWIM
RANGKUMAN
Keterampilan membangun tim sangat diperlukan oleh guru PAI dalam
menjalankan aktifitasnya. Hal ini sangat mendukung kompetensi sosial. Hanya
saja, guru PAI perlu memahami cara membangun tim yang solid sehingga ketika
ada kegiatan yang membutuhkan tim dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. Ada
prinsip membangun tim yang perlu kita ketahui, yang disingkat dengan
WEATHER, yaitu workout, empowerment, assistance, together, hand in hand,
enable, dan respect.
LATIHAN
Kalau Anda diserahi membentuk tim untuk menyelesaikan tugas sekolah berupa
penanganan bencana alam banjir, apa yang akan Anda lakukan? Siapa saja yang
akan Anda libatkan? Mengapa?
Page 75 of 90
KEGIATAN BELAJAR 4
KETERAMPILAN MELAKUKAN MEDIASI
Setelah membaca bagian ini Anda memahami pentingnya keterampilan
melakukan mediasi bagi guru PAI dan cara melakukan mediasi
URAIAN MATERI
Sebagai seorang guru, mungkin Anda pernah menjumpai kasus perselisihan
atau konflik di sekolah, baik antar siswa atau ketegangan antar komunitas sekolah
yang lain. Menghadapi kondisi semacam itu, apa yang Anda lakukan? Masa
bodoh alias acuh tak acuh atau aktif menyelesaikan konflik dan ketegangan
tersebut? Untuk dapat ikut andil dalam menyelesaikan ketegangan atau konflik
seorang guru perlu mengenal teori mediasi dan cara melakuikan mediasi. Hal ini
relevan dengan kompetensi sosial guru.
Yang perlu kita pahami, mediasi adalah forum penyelesaian sengketa
melalui proses negosiasi atau perundingan yang melibatkan pihak ketiga yang
netral dan dapat diterima oleh para pihak yang bersengketa. Mediator secara
prosedural mempunyai peran untuk membantu para pihak dengan cara membuat
saran-saran prosedural mengenai cara-cara penyelesaian sengketa secara damai.
Seorang mediator harus mempunyai wawasan dan kesetiaan pada prinsip-prinsip
keadilan yang luas, kesamaan dan kesukarelaan untuk ditanamkan dalam
pertukaran negosiasi di antara para pihak.
Ada beberapa unsur dalam mediasi yang perlu kita ketahui, yaitu: [1]
penyelesaian sengketa dilakukan sendiri oleh dua belah pihak; [2] dengan bantuan
seorang atau lebih mediator yang netral; [3] berdasarkan perjanjian tertulis; [4]
putusan diambil oleh kedua belah pihak sendiri secara konsensus; [5] putusan
yang dihasilkan bersifat mengikat dengan itikad baik; dan [6] putusan dituangkan
dalam bentuk tertulis (perjanjian damai).
Anda mungkin bertanya-tanya, mengapa perlu mediasi. Apa sih tujuan dari
mediasi ini? Paling tidak ada tiga tujuan dari mediasi, yaitu:
1. Menghasilkan suatu rencana (kesepakatan) ke depan yang dapat diterima
dan dijalankan oleh para pihak yang bersengketa;
Page 76 of 90
2. Mempersiapkan para pihak yang bersengketa untuk menerima konsekuensi
dari hasil mediasi yang mereka sepakati;
3. Mengurangi ketegangan dan konflik antara para pihak yang bersengketa
dengan cara membantu mengatasi kendala psikologis dan teknis untuk
menyelesaikan sengketa secara konsensus.
Lalu, apa tugas dari seorang mediator? Sebagai pihak ketiga yang netral,
tugas mediator adalah membantu para pihak dalam menyelesaikan sengketa.
Karena itu, mediator dapat bertindak sebagai katalisator, pendidik, narasumber,
penyampai pesan, dan pemimpin. Sebagai katalisator, tugas mediator adalah untuk
mendorong penyelesaian sengketa yang kondusif di antara para pihak yang
bersengketa. Sebagai pendidik, mediator harus memahami kehendak, keinginan
dan aspirasi dari semua pihak yang bersengketa. Sementara, sebagai narasumber,
mediator adalah tempat para pihak untuk bertanya tentang sengketa yang mereka
hadapi, sebagai pihak pemberi saran dan sumber informasi yang dibutuhkan oleh
para pihak. Sebagai penyampai pesan, mediator juga berperan sebagai penyampai
pesan dari para pihak untk dikomunikasikan pada pihak lainnya, oleh karena itu
seorang mediator juga harus mampu membuka jalur komunikasi dengan para
pihak yang bersengketa. Akhirnya, sebagai pemimpin, mediator juga harus
mampu mengambil inisiatif untuk mendorong agar proses perundingan dapat
berjalan secara prosedural sesuai dengan kerangka waktu yang sudah dirancang.
Setelah mengetahui tugas sebagai mediator, kita perlu memahami tahapan
dalam melakukan mediasi. Ada lima tahapan dalam proses mediasi, yaitu tahap
pendahuluan, tahap preseantasi dari pihak yang bersengketa, tahap identifikasi
masalah, tahap mengurutkan masalah, dan tahap negosiasi serta pengambilan
keputusan. Pada tahap pendahuluan, mediator akan membentuk forum untuk
mengadakan pertemua bersama diantara para pihak. Pada tahap pendahuluan ini
mediator akan melakukan langkah awal yang berupa:
1. Melakukan pengenalan diri dan pengenalan para pihak yang terlibat dalam
proses mediasi. Mediator harus mampu membangun komunikasi yang terbuka
di antara para pihak yang terlibat.
2. Menjelaskan kedudukannya sebagai mediator.
3. Menjelaskan tugas, peran dan wewenang mediator.
Page 77 of 90
4. Menjelaskan tentang aturan-aturan dasar dalam mediasi, aturan
kerahasiaan dan ketentuan rapat.
5. Menjawab pertanyaan-pertanyan yang diajukan oleh para pihak yang
bersengketa.
6. Bila para pihak sepakat untuk meneruskan proses mediasi, maka mediator
harus meminta komitmen para pihak untuk mematuhi dan mengikuti semua
prosedur yang sudah ditentukan bersama.
Tahap berikutnya adalah presentasi dari para pihak-pihak yang sedang
bersengketa. Pada tahapan ini, setiap pihak diberikan kesempatan untuk saling
menjelaskan duduk persoalan yang menjadi pokok sengketa mereka kepada
mediator secara bergantian. Tujuan presentasi dari para pihak yang bersengketa
ini adalah agar keinginan dan kemauan para pihak sejak awal sudah didengar oleh
mediator dan para pihak dapat saling mengetahui persoalan dan keinginan dari
pihak lainnya.
Setelah tahapan presentasi, tahap selanjutnya adalah identifikasi masalah.
Salah satu tugas dari mediator adalah untuk mengidentifikasi persoalan-persoalan
atau masalah-masalah yang menjadi pokok sengketa yang sudah disepakati oleh
para pihak untuk diselesaikan dalam mediasi. Tahapan ini langsung dilanjutkan
dengan tahap mengurutkan permasalahan. Mediator perlu membuat suatu struktur
dalam pertemuan mediasi yang meliputi masalah-masalah yang sedang
dipersengketakan dan sedang berkembang.
Akhirnya, tahap terakhir dari mediasi adalah tahap negosiasi dan pembuatan
keputusan. Putusan mediasi ditentukan sendiri oleh para pihak yang bersengketa.
Mediator lebih bersifat membantu para pihak dalam memecahkan masalah-
masalah yang telah diidentifikasi. Tugas mediator adalah bekerja bersama dengan
para pihak yang bersengketa untuk: [1] membantu kedua pihak menaksir, menilai
dan memprioritaskan kepentingan masing-masing; [2] memperluas atau
mempersempit sengketa bila diperlukan; [3] membuat agenda negosiasi; dan [4]
memberikan penawaran penyelesaian alternatif bagi para pihak.
Berikut ini tahapan mediasi untuk tingkat dasar. Mediasi dimulai dengan
penawaran dari mediator apakah pihak-pihak yang bersengketa perlu dimediasi
atau tidak. Jika mereka memerlukan, baru proses mediasi ditempuh.
Page 78 of 90
Kepada Pihak I : Tolong katakan kepada kami apa yang terjadi!
Kepada Pihak II : Tolong ulangi apa yang ia katakan!
Kepada Pihak II : Tolong katakan kepada kami apa yang terjadi!
Kepada Pihak I : Tolong ulangi apa yang ia katakan!
Kepada Pihak I : Bagaimana perasaanmu ketika hal itu terjadi?
Kepada Pihak II : Bagaimana perasaanmu ketika hal itu terjadi?
Kepada Pihak I : Apa yang kamu ingin hentikan?
Kepada Pihak II : Apa yang kamu ingin hentikan?
Kepada Pihak I : Apa yang kamu ingin ia lakukan?
Kepada Pihak II : Apa yang kamu ingin ia lakukan?
Kepada Pihak I : Dapatkah kamu melakukannya?
Kepada Pihak II : Dapatkah kamu melakukannya?
Kepada keduanya: Dapatkah kalian membuat satu komitmen yang tegas untuk
mencoba bersikap dalam hal yang kalian berdua sepakati? Jika salah satu dari
mereka menjawab, “Tidak”, maka mintalah kepada keduanya untuk memikirkan
sesuatu yang ia ingin keduanya lakukan yang dapat menyelesaikan masalah.
Mintalah mereka untuk memikirkan gagasan-gagasan sampai keduanya sepakat
bahwa mereka telah memiliki solusi yang baik dan dapat memberikan komitmen
untuk mencoba melakukannya.
RANGKUMAN
Keterampilan mediasi sangat relevan dengan kompetensi sosial guru.
Keeterampilan ini diperlukan ketika guru PAI berupaya mengatasi persoalan
konflik atau sengketa, baik yang ada di sekolah ataupun di masyarakat. Guru PAI
perlu memahami berbagai hal yang terkait dengan mediasi, baik terkait dengan
Page 79 of 90
pengertian, manfaat mediasi, tujuan mediasi, pihak yang mengalami sengketa
hingga berbagai langkah yang diperlukan jika terlibat dalam proses mediasi.
LATIHAN
Coba Anda praktikkan langkah-langkah resolusi konflik tingkat dasar yang ada
dalam modul ini! Latihlah peserta didik untuk menjadi mediator bagi teman-
temannya!
Page 80 of 90
DAFTAR PUSTAKA
Adi W. Gunawan, Born To Be A Genius, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003.
......, Hypnosis: The Art of Subconscious Communication, Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2005.
......, Hypnotherapy: The Art of Subconscious Restructuring, Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2006.
......, The Secret of Mindset, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007.
......, Quantum Life Transformation, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009.
Anne Fox, Mengendalikan Konflik, terj. Ary Kristanti, Surabaya: Selasar

Surabaya Publishing, 2009.
Azim Jamal, Jangan Tunda untuk Bahagia, terj. Desi Sari Puspita dan Dedi
Slamet Riyadi, Jakarta: Zaman, 2009.
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2005.
Diane Tillman, Living Values Activities for Young Adults, terj. Risa Praptono dan
Ellen Sirait, Jakarta: Grasindo, 2004.
Diane Tillman dan Pilar Quera Colomina, LVEP Educator Training Guide, terj.
M. Ika Purwowigati, Jakarta: Grasindo, 2007.
Douglas Miller, Tim Juara, terj. Dicky Satyadewa, Jakarta: Erlangga, 2008.
Elfindri dkk., Soft Skills untuk Pendidik, t.k.: Baduose Media, 2010.
Ibrahim Elfiky, Jangan Tunda untuk Sejahtera, terj. Banani Bahrul Hassan dan
M. Taufik Damas, Jakarta: Zaman, 2010.
......, Terapi Positive Thinking, Mengontrol Otak untuk Sehat Jiwa Raga, terj. Abu
Firly Bassam Taqiy, Yogyakarta: Hikam Pustaka, 2010.
Page 81 of 90
......, Personal Pzower, terj. Aisyah, Jakarta: Zaman, 2011.
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994.
Oskar Raja dkk., 101 Motivator yang Menginspirasi Dunia, Jakarta: L Press,
2010.
Stephen R. Covey, The 7 Habits of Highly Effective People, ed. Lyndon Saputra,
Jakarta: Binarupa Aksara, 2010.
Page 82 of 90
Lampiran:
BELAJAR DARI ORANG HEBAT: “LIHATLAH APA YANG
DIKATAKAN, JANGAN MELIHAT SIAPA YANG
MENGATAKAN!”
1. Jadilah orang yang jujur: “Seseorang tidak mendapatkan dari apa

yang dia harapkan, tetapi akan mendapatkan dari apa yang dia
kerjakan.” (Abdullah Gymnastiar)
2. Selalu berpikir positif: “Keberhasilan itu berawal dari keyakinan.
Dan kita bisa mengubah bayak sekali hal lewat keyakinan.” (Gede
Prama)
3. Buatlah uang mengejar anda: “Suatu kejadian negatif, jika diberi arti
berbeda, maka hasilnya jadi positif.” (Tung Desem Waringin)
4. Berani menatap dan bangkit dari kegagalan: “Kalau kita ingin
menikmati kehidupan ini penuh dengan kesuksesan, bebaskan diri
terlebih dahulu dari perasaan bimbang, khawatir, dan takut akan
mengalami kegagalan.” (Andrie Wongso)
5. Teruslah belajar demi masa depan: “Semakin banyak yang Anda
inginkan, akan semakin banyak yang haya tinggal jadi keinginan.
Fokus pada satu keinginan memungkikan pencapaian banyak
keinginan.” (Mario Teguh)
6. Berani mengejar impian: “Setiap langkah sukses selalu diimbangi
kegagalan, peras keringat, dan bahkan jungkir balik.” (Bob Sadino)
7. Kiat bertahan dalam hidup: “Jangan pernah melarikan diri, jangan
pernah letih, dan jangan perah putus asa.” (Winston Churchill)
8. Jika menginginkan kebaikan: “Jika engkau menginginkan kebaikan,
segeralah laksanakan sebelum engkau mampu.” (Sokrates)
9. Pentingnya belajar pada hal-hal kecil: “Jangan mengabaikan hal-hal
kecil. Jangan berhemat pada upaya ekstra.” (Og Mandino)
10. Musuh adalah teman: “Cara terbaik menghancurkan musuh adalah
dengan menjadikannya sebagai teman.” (Abraham Lincoln)
11. Masalah buatan manusia: “Masalah-masalah kita adalah buatan
manusia. Maka dari itu, dapat diatasi oleh manusia. Tidak ada
masalah dalam takdir manusia yang tidak terjangkau oleh manusia.”
(John F. Kennedy)
12. Hanya manusia pengubah garis hidupnya: “Lengkapi dirimu
dengan kekuatan dan ambillah keputusan secepat mungkin.”
(William James)
Page 83 of 90
13. Pentingnya imajinasi: “Imajinasi lebih penting daripada
pengetahuan.” (Albert Einstein)
14. Berani mengejar mimpi: “Semua impian kita dapat menjadi nyata
jika kita memiliki keberanian untuk menejarnya.” (Walt Disney)
15. Agar sukses, bermimpilah dan percayalah: “Untuk mencapai
kesuksesan, kita jangan hanya bertindak, tapi juga perlu bermimpi,
jangan hanya berencana, tapi juga perlu untuk percaya.” (Anatole
France)
16. Tercapai karena kegairahan: “Tidak ada sesuatu yang besar dicapai
tanpa kegairahan.” (Ralph Waldo Emerson)
17. Perbedaan orang sukses dan orang gagal: “Perbedaan besar antara
orang yang sukses dan orang yang gagal tidak tergantung dari
seberapa keras mereka bekerja, melainkan oleh seberapa cerdas kerja
mereka.” (Orison Marden Swett)
18. Rahasia menjadi pemenang: “Menjadi pemenang adalah sikap, cara
hidup, dan konsep diri.” (Denis Waitley)
19. Hasil adalah akibat dari tindakan: “Jika Anda menginginkan suatu
hasil yang berbeda, Anda harus mengubah tindakan Anda.” (James
Gwee)
20. Sukses ataupun gagal baik adanya: “Baik kegagalan maupun
kesuksesan baik adanya jika Anda mengetahui apa tujuan khusus
keduanya.” (Chris Widener)
21. Hidup bahagia karena aksi dan pilihan: “Kaum optimis selalu
menuju sebuah kehidupan yang lebih baik-hidup lebih lama dan
lebih bahagia dengan aksi dan pilihan mereka.” (Dr. Martin E. P.
Seligman)
22. Berusaha menjadi baik: “Mereka baik karena mereka menjalani
hidupnya dengan berusaha menjadi baik.” (Paul Arden)
23. Belajar dari sesama: “Temukan inspirasi dengan membantu sesama
demi membantu diri sendiri.” (Todd Beeler)
24. Pentingnya menerima hal-hal negatif: “Kita dapat memecahkan
sesuatu yang kita hadapi, tetapi kta tidak dapat memecahkan
sesuatu, kecuali kalau kita berhadapan dengan hal itu.” (David M.
Corbin)
25. Tips sukses berinvestasi: “Kombinasikan hal-hal dalam kombinasi
yang menang.” (David Novac)
26. Kebahagiaan dari dalam: “Belajarlah untuk menikmati setiap menit
dari hidupmu. Pikirkan betapa amat berharganya waktu yang Anda
habiskan, entah itu di tempat kerja Anda atau bersama keluarga
Anda.” (Earl Nightingale)
Page 84 of 90
27. Perubahan, pilihan, dan prinsip: “Ada tiga hal yang tetap dalam
hidup ini, yaitu perubahan, pilihan, dan prinsip.” (Stephen Covey)
28. Kehidupan yang menghidupakn: “Apa pun yang terjadi pada diri
saya dalam segala situasi, saya mampu mengendalikannya.” (Susan
Jeffers)
29. Kitalah pembuat diri bebas: “Uang tidak membuatmu bebas secara
finansial, hanya Anda yang bisa membuat diri Anda bebas secara
finansial.” (Suze Orman)
30. Ukuran kesuksesan: “Kesuksesan Anda diukur dari kekuatan hasrat
Anda, ukuran mimpi Anda, dan bagaimana Anda mengendalikan
kekecewaan sepanjang cara itu.” (Robert Kiyosaki)
31. Ukuran yang riil atas kecerdasan: “Tindakan adalah ukuran yang riil
atas kecerdasan.” (Napoleon Hill)
32. Kiat beruntung: “Keberuntungan adalah pertemuan antara
persiapan dan kesempatan.” (Anthony Robbinson)
33. Terlatih karena teliti dan elegan: “Satu hal penting, yakni wanita
tidak percaya akan pembicaraan pria karena pria tidak berani
mengatakan sesuatu yang mungkin membela mereka.” (Ross
Jeffries)
34. Nikmatilah apa yang hanya anda miliki: “Apabila Anda tidak dapat
menikmati apa yang sudah Anda miliki, Anda tidak dapat
menikmati lebih dari yang Anda miliki itu.” (Richard Bandler)
35. Lakukan apa yang perlu dilakukan: “Tujuan hidup adalah bukan
untuk melakukan apa yang kita inginkan, melainkan apa yang perlu
untuk dilakukan.” (Christopher Paolini)
36. Hati yang terbuka bagi sesama: “Semakin sedikit Anda membuka
hati Anda bagi orang lain, semakin banyak hati Anda menderita.”
(Deepak Chopra)
37. Alam semesta penolong Anda: “Pada saat Anda menginginkan
sesuatu, semua alam semesta bersatu menolong Anda untuk
meraihnya.” (Paulo Coelho)
38. Belajarlah untuk mendengar: “Saya mengingatkan diri saya sendiri
setiap pagi. Tak satu pun yang saya katakan hari ini akan
mengajarkan saya tentang segala sesuatu. Jadi, jika saya akan belajar,
saya harus melakukannya dengan mendengar.” (Larry King)
39. Dekatlah pada apa yang diinginkan: “Anda tak mungkin bertanya
saja jika Anda tidak sedang bergerak lebih dekat pada apa yang
Anda inginkan dalam penjualan (atau dalam hidup.” (Jack Canfield)
Page 85 of 90
40. Kelebihan pria dan wanita: “Pria termotivasi dan berdaya ketika
mereka merasa diperlukan. Wanita termotivasi dan berdaya ketika
mereka merasa ceria.”(John Gray)
41. Segala sesuatu itu mungkin: “Ingatlah, tak ada kekeliruan, hanya
pelajaran. Cintailah dirimu, percayalah akan pilihanmu dan segala
sesuatu adalah mungkin.”(Cherie Carter Csott)
42. Perubahan itu mungkin: “Orang memperoleh pekerjaannya bukan
karena teman atau kerabatnya, tapi karena kemampuannya sendiri.”
(Malcolm Gladwell)
43. Kesungguhan dalam mencari: ”Anda dapat mencapai segala sesuatu
yang benar-benar Anda inginkan jika Anda sungguh-sungguh
mencarinya.” (Wayne Dyer)
44. Hidup dan mati ada dalam kekuatan kata-kata: “Anda dapat
mengubah dunia Anda dengan mengubah kata-kata Anda...Ingatlah
bahwa hdup dan mati ada dalam kekuatan lidah Anda.” (Joel Osten)
45. Berhentilah bertanya buktikan jawaban anda: “Bersungguh-
sungguhlah untuk menjawab dengan benar pertanyaan tentang apa
yang terbaik dari kemampuan Anda dan bersiaplah untuk
membuktikan jawaban Anda.” (Stephen LaBerge)
46. Tak ada hidup yang sempurna: “Jangan menunggu sampai segala
sesuatunya baik. Segala sesuatu tidak akan pernah sempurna. Akan
selalu ada tantangan, kesulitan dan kondisi yang kurang sempurna.
Mulailah sekarang juga dan kau akan bertumbuh.” (Mark Victor
Hansen)
47. Ketakutan itu ada dalam pikiran: “Ketakutan itu tidak ada di mana-
mana, selain ada dalam pikiran.” (Dale Carnegie)
48. Kriminal ekonomi Asia: “Baiklah, Anda tahu, saya adalah seorang
manusia sebelum menjadi seorang pebisnis.” (George Soros)
49. Belajar dari kegagalan: “Adalah baik untuk merayakan kesuksesan,
namun adalah lebih penting untuk memerhatikan pelajaran atas
kegagalan.” (Bill Gates)
50. Sukses karena berpikir besar: “Ukuran kesuksesan ditentukan oleh
besarnya keyakinan kita.”(David J. Schwartz)
51. Berpikir besar: “Segala sesuatu dalam hidup ini adalah
keberuntungan.” (Donald Trump)
52. Kiat menjadi sukses: “Suskes adalah mengerjakan hal-hal biasa
dengan cara yang luar biasa.” (Jim Rohn)
53. Anda dilahirkan untuk menang: “Anda dilahirkan untuk menang,
tetapi untuk menjadi pemenang, Anda harus merencanakan untuk
Page 86 of 90
menang, bersiap untuk menang, dan berharap untuk menang.” (Zig
Ziglar)
54. Kunci kesuksesan: “Kunci kesuksesan adalah dengan memusatkan
pikiran kita pada apa yang diinginkan dan bukan pada apa yang kita
takuti.” (Brian Tracy)
55. Lakukanlah semua hal dengan baik: “Kesuksesan adalah
pengoptimalan suatu kelebihan, kegagalan adalah akumulasi dari
segala kekurangan.”(Cheng Yen)
56. Untuk dunia yang berubah, kita mesti berubah: “Change will not
come if we wait for some other person or some other time. We are
the ones we’ve been waiting for. We are the change that we
seek.”(Barack Hussein Obama)
57. Berpikirlah untuk sukses: ”Jika Anda ingin sukses, berpikirlah
seperti orang-orang sukses dan jika Anda ingin bahagia berpikirlah
seperti orang bahagia.”(Dr. Ibrahim Elfiky)
58. Cintailah hidup dan pekerjaan: “Nilai seseorang itu ditentukan dari
keberaniannya memikul tanggung jawab, mencintai hidup dan
pekerjaannya.” (Kahlil Gibran)
59. Belajarlah dari kesalahan: “Jangan takut dengan kesalahan.
Kebijaksanaan biasanya lahir dari kesalahan.” (Paul Galvin)
60. Cari dan raihlah peluang: “Penuhi pikiran Anda dengan keinginan
untuk meraih peluang masa depan dan jangan biarkan pikiran Anda
dirasuki virus ketakutan terhadap masa depan dengan cara
menghindari kegagalan.” (James F. Byrnes)
61. Hidup itu harus memiliki visi: “Visi bisa jadi adalah kekuatan
terbesar kita. Ia selalu membangkitkan daya dan kesinambungan
hidup; Ia membuat kita memandang masa depan dan memberi
kerangka tentang apa yang belum kita ketahui.” (Li Ka-Shing)
62. Hidup adalah pelayanan: “Kata-kata yang baik memiliki daya
kreatif, kekuatan yang membangun hal-hal mulia, dan energi yang
menyiramkan berkat-berkat kepada dunia.” (Lawrence G. Lovasik)
63. Jangan menghindar dari kritikan: “Kesalahan terbesar yang bisa
dibuat oleh manusia di dalam kehidupannya adalah terus-menerus
mempunyai rasa TAKUT bahwa mereka akan membuat kesalahan.”
(Elbert Hubbard)
64. Lebih baik gagal daripada tidak melakukan apa-apa: “Hidup dengan
melakukan kesalahan akan tampak lebih terhormat daripada selalu
benar karena tidak pernah melakukan apa-apa.” (George B. Shaw)
Page 87 of 90
65. Berani untuk bertidak: “Hal terburuk yang bisa menimpa manusia
adalah jika ia berpikir buruk tentang dirinya sendiri.” (Johann
Wolfgang von Goethe)
66. Pentingnya introspeksi: “Semua orang menginginkan kesuksesan.
Bagi saya, kesuksesan hanya bisa diraih dengan kegagalan dan
introspeksi diri.” (Soichiro Honda)
67. Bersyukurlah selalu: ”Yang diperlukan untuk membuat kita sangat
bahagia adalah mencari alasan untuk memiliki antusiasme tinggi
terhadap apa pun yang kita lakukan.” (Charles Kongsley)
68. Jangan takut gagal: “Kalau Anda ingin sukses lebih cepat, Anda
harus melipatgandakan tingkat kegagalan Anda. Kesuksesan terletak
di sisi kegagalan.” (Thomas J. Watson, Sr.)
69. Arahkan kekuatan Anda untuk kesuksesan: “Jika Anda
memimpikan sesuatu, Anda dapat memilikinya.” (Francine Ward)
70. Kesempatan itu selalu datang: ”Perubahan memang tak terelekkan,
jadikanlah perubahan itu teman Anda.” (Louis L’Amour)
71. Selalu berpikir positif: “Orang-orang menjadi begitu luar biasa ketika
mereka mulai berpikir bahwa mereka bisa melakukan sesuatu. Saat
mereka percaya pada diri mereka sendiri, mereka memiliki rahasia
kesuksesan yang pertama.” (Norman Vincent Peale)
72. Persiapan adalah rahasia dari kesuksesan: “Kegagalan hanyalah
peluang untuk memulai lagi dengan lebih keras.” (Henry Ford)
73. Melakukan sesuatu dengan benar dan melakukan sesuatu yang
benar: “Seorang pebisnis selalu mencari prubahan, meresponnya,
dan kemudian mengeksploitasinya menjadi sebuah kesempatan.”
(Peter Drucker)
74. Tindakan adalah kunci kesuksesan: ”Saya selalu melakukan apa
yang tidak dapat saya lakukan supaya saya bisa belajar bagaimana
melakukan hal itu.” (Pablo Picasso)
75. Jangan pernah berhenti untuk belajar: “Jangan membanggakan apa
yang telah engkau lakukan hari ini sebab engkau tidak akan tahu
apa yang akan diberikan hari esok.”(Pythagoras)
76. Kesuksesan adalah buah dari kerja keras: ”Kesuksesan datang pada
orang yang bergerak cepat ketika ia sedang menunggu.” (Thomas A.
Edison)
77. Hidup harus optimis: “Jika Anda ingin menyelesaikan tujuan Anda,
Anda perlu memulainya dengan semangat.” (Oprah Winfrey)
78. Hidup adalah sebuah seni: ”Segala sesuatu datang kepada kita dan
menjadi milik kita jikalau kita menciptakan kemampuan untuk
menerimanya.” (Rabindranath Tagore)
Page 88 of 90
79. Kebahagiaan berawal dari mimpi: “Kunci kebahagiaan adalah
mempunyai impian. Sedangkan, kunci kesuksesan itu sendiri adalah
mewujudkan impian.” (George Lucas)
80. Keadilan harus diperjuangkan: “Perjuangan adalah hidupku, aku
akan terus berjuang untuk kemerdekaan sampai akhir hayatku.”
(Nelson mandela)
81. Hargailah setiap pribadi: “Jangan menghabiskan uangmu sebelum
engkau memilikinya.” (Thomas Jefferson)
82. Kebahagiaan adalah buah dari tindakan: “Kita tidak akan pernah
mendapatkan kedamaian di luar diri kita sendiri sampai kita damai
dengan diri kita sendiri.” (Dalai Lama)
83. Berpikir untuk sukses: ”Kehidupan merupakan proses yang tetap
dari memutuskan apa yang akan kita kerjakan.” (Jose Ortega Gasset)
84. Hidup dan harapan selalu sejalan: ”Hidup yang bahagia tercapai
karena ketenangan pikiran.” (Marcus Tullius Cicero)
85. Orang miskin adalah keluarganya: “Cinta kepada Tuhan terbukti
dari cinta manusia terhadap sesama.” (Bunda Teresa)
86. Melawan tanpa dengan kekerasan: “Kekerasan adalah senjata rang
yang berjiwa lemah.’ (Mohandas Gandhi)
87. Antara keyakinan dan kesangsian: “Jika kita memulainya dengan
kepastian, kita akan berakhir dalam keraguan, tetapi jika kita
memulianya dengan keraguan dan bersabar menghadapinya, kita
akan berakhir dalam kepastian.” (Francis Bacon)
88. Cara memeroleh hidup yang baik: “Tak seorang pun mencapai
puncak tanpa keberanian.” (John Mason)
89. Merenung: proses mengevaluasi diri: “Setiap kali Anda menemukan
diri di pihak mayoritas, sudah tiba saatnya Anda berhenti sejenak
dan merenung.” (Mark Twain)
90. Sukses ditentukan oleh sikap: “Jarakmu menuju kesuksesan
hanyalah sejauh sikapmu.” (John C. Maxwell)
91. Sukses karena sudah ditetapkan: “Sukses adalah proses
mewujudkan impian-impian dan sasaran-sasaran pribadi yang
bermanfaat dan telah ditetapkan sebelumnya.” (Paul J. Meyer)
92. Pembaharu penyakit sosial: “Apa yang dilakukan kepada anak-anak
akan mereka lakukan kepada masyarakat.” (Dr. Karl Menninger)
93. Cinta tidak dapat diukur: ”Cinta adalah dorongan yang lebih kuat
daripada apa pun.” (Barbara deAngelies)
94. Rasa sakit: alat mencapai kesuksesan: “Orang yang sukses biasanya
memahami rasa sakit.” (Paul Hanna)
Page 89 of 90
95. Kegagalan tak akan pernah berakhir: “Waktu yang tidak pernah
bertahan selamanya, tetapi orang yang tangguh akan bertahan
lama.” (Dr. Robert Schuller)
96. Kiat memotivasi orang: “Uang akan muncul di tempat orang-orang
yang mencarinya.” (Rupert Murdoch)
97. Oracle of Obama: “Jangan pamer, jadilah saja diri Anda sendiri dan
lakukan apa yang sedang kamu lakukan dengan penuh nikmat.”
(Warren Buffet)
98. Kekuatannya besar, namun kemauannya kecil: “Manusia tidak
pernah kekurangan kekuatan, tetapi kurang akan kemauan.” (Victor
Hugo)
99. Hasrat adalah kunci bagi motivasi: “Komitmen memungkinkan kita
mencapai setiap keberhasilan yang kita inginkan.” (Mario Gabriele
Andretti)
100. Manajemen: Alat memotivasi orang: “Orang tidak harus tinggal
dalam sebuah pekerjaan seumur hidup Anda karena jika Anda tidak
menyukainya, Anda tidak akan sukses di dalamnya.” (Lee Iacocca)
101. Bagus saja, belum cukup: “Kemiskinan adalah kerangka berpikir,
sedangkan tidak punya uang hanya kondisi sementara.” (Farrah
Gray)
102. Waktu itu gratis, tapi sangat berharga: ”Anda tidak akan dapat
memiliki waktu, tapi dapat memanfaatkannya dan sekali kehilangan
waktu, Anda tidak akan bisa mendapatkannya kembali.” (Harvey
Mackay)
103. Kebahagiaan adalah unci kesuksesan: “Kesuksesan bukanlah kunci
kebahagiaan, tapi sebaliknya kebahagiaan adalah kunci kesuksesan.”
(Herman Cain)
104. Berpikir ke depan: “Para pemenang selalu membandingkan prestasi
dengan tujuan mereka, sementara para pecundang sering kali
membandingkan prestasi mereka dengan prestasi orang lain.” (Nido
Qubein)
Page 90 of 90

2 - Pengembangan Soft Skill Guru PAI (SMA-SMK)

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

2 - Pengembangan Soft Skill Guru PAI (SMA-SMK)

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

MODUL

MATERI PENDIDIKAN DAN LATIHAN

DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DITPAIS)

Hak Cipta dan Hak Moral pada penulis

Cetakan Pertama, 2011

DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DITPAIS)

Alhamdulillah-rabbil-‘alamin, kami ucapkan puji syukur ke hadirat Allah

Jakarta, 23 Maret 2011

Kata Pengantar ............................................................................................... 3

Kegiatan Belajar 2 ................................................................ 21

MODUL 2 : PENGEMBANGAN INTRAPERSONAL SKILLS ............ 26

Kegiatan Belajar 2 ............................................................... 32

Kegiatan Belajar 3 ............................................................... 37

Kegiatan Belajar 4 ............................................................... 41

Kegiatan Belajar 6 ............................................................... 51

Kegiatan Belajar 7 ............................................................... 53

MODUL 3 : PENGEMBANGAN INTERPERSONAL SKILLS ........... 57

Kegiatan Belajar 2 ............................................................... 67

Kegiatan Belajar 3 ............................................................... 72

Kegiatan Belajar 4 ............................................................... 75

Daftar Pustaka ............................................................................................... 80

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR

KERANGKA ISI MODUL

1. Bersikaplah proaktif [PROAKTIF]

SOFT SKILLS GPAI

Intrapersonal Skills Interpersonal Skills

Positive Energy Team Building

 1. Inisiatif  12. Mengatasi stress

PENGERTIAN SOFT SKILLS

ketrampilan seseorang ketrampilan

Dari pengertian tersebut, soft skills merupakan kualitas diri yang bersifat ke

Akhirnya, dalam konteks pembelajaran, Anda dapat mencermati gambar di

Pola Asuh Hidden Ekstra kurikuler dan

SOFT SKILLS SISWA

Moral Moral Moral

Soft Skills Guru

Apa goal setting Anda?

Ingin punya apa?

Goal Setting Guru PAI

Aspek Ingin punya Ingin Ingin

 Sesungguhnya Allah tidak akan

Dari uraian di atas, mulai dari kekuatan kesadaran, kekuatan tujuan,

Akhirnya, Anda perlu tahu bahwa kekuatan menangkap pesan dalam

 Tim adalah sejumlah orang yang

Adi W. Gunawan, Born To Be A Genius, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003.

......, Hypnosis: The Art of Subconscious Communication, Jakarta: Gramedia

......, Hypnotherapy: The Art of Subconscious Restructuring, Jakarta: Gramedia

......, The Secret of Mindset, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007.

......, Quantum Life Transformation, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009.

Anne Fox, Mengendalikan Konflik, terj. Ary Kristanti, Surabaya: Selasar

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994.

1. Jadilah orang yang jujur: “Seseorang tidak mendapatkan dari apa

Anda mungkin juga menyukai