A. Identitas Buku
BAB VIII
KELOMPOK IDEOLOGI PURIST
A. Humanis Kuno
Humanis matematika kuno menganggap bahwa matematika sebagai hal yang
berharga dan unsur pusat kebudayaan. Matematika merupakan sebuah prestasi
tertinggi manusia, maka sebab itu matematika sering disebut queen of the science
yaitu sebuah kesempurnaan, kemurnian dari kebenaran mutlak dan hasil karya
kejeniusan. Pembuktian logika, struktur, abstraksi, penyederhanan dalam
matematika memiliki nilai. Berdasarkan nilai ini, tujuan pendidikan matematika
adalah komunikasi dalam matematika itu sendiri. Ideologi kelompok ini relatif
absolut terpisah.
1. Ideologi Relatif Absolut Terpisah
a. Kumpulan nilai moral
Menurut Kohlberg (1981:411), keputusan moral dihasilkan dari
kebenaran, nilai-nilai hukum yang disetujui oleh semua individu
mengubah atau menciptakan sebuah masyarakat yang dirancang untuk
memiliki keadilan dan kebiasaan yang bermanfaat. Nilai-nilai ini
mengandung kebenaran yang ditegakkan oleh dasar kebenaran, nilai,
dan kontrak sah masyarakat, bahkan ketika mereka muncul konflik
dengan peraturan yang konkrit dan hukum kelompok. Pada tahap yang
lebih tinggi kumpulan nilai diasumsikan sebagai pedoman hukum etis
menyeluruh yang harus diikuti seluruh umat manusia.
b. Epistemologi
Dasar nilai-nilai terletak pada nalar, logika, dan perasionalan
sebagaimana pengertian menetapkan, membandingkan, dan
membenarkan pengetahuan. Menilai logika, kekerasan, dan kemurnian
cenderung mengarah pada pandangan pengetahuan sebagai ketetapan,
penghidupan, struktur yang saling berhubungan, yang murni, netral, dan
bebas nilai. Pengetahuan ini terlihat objektif dan bebas dari manusia
dan nilai sosial dan perhatian.
c. Filsafat Matematika
Kemutlakan ideologi ini menyatakan bahwa matematika terlihat
sebagai sebuah bagian ilmu pengetahuan objektif yang murni,
berdasarkan penalaran dan logika, bukan karangan.
d. Teori Masyarakat
Kedudukan matematika sangat membangun dan hirarkis pada teori
tentang masyarakat. Hal ini menilai pengetahuan dan tradisi budaya
barat, kepentingannya sendiri, dan berusaha mempertahankannya.
Khususnya bagi kaum elit pada kelas berpendidikan menengah ke atas.
Kedudukan ini bertujuan untuk mempertahankan tradisi budaya yang
telah ada dan struktur sosial yang berasosiasi. Hal ini terlihat seperti
memisahkan orang berpendidikan dan masyarakat biasa. Budaya kaum
elit yang mencoba untuk mengatur masyarakat, agar rakyat biasa tidak
memiliki keadilan yang sama. Masyarakat semata-mata adalah alat
mempertahankan dan membuat kebudayaan, yang menyediakan aturan
dalam masyarakat.
e. Teori Anak
Pandangan ini melihat bahwa seseorang ditentukan oleh karakter
atau sifat menurun mereka. Anak-anak bagaikan ember kosong.
Menurut ideologi ini, susunan dapat dilemahkan melalui pembangunan
karakter dan pendidikan dengan menanamkan jiwa yang tepat, nilai dan
rasa moral dan estetika.
f. Tujuan Pendidikan
Pusat dari tujuan pendidikan adalah penyebaran pengetahuan murni
dan budaya tinggi serta nilai yang menyertainya. Sehingga tujuan dari
pendidikan adalah untuk menghasilkan seseorang yang berpendidikan
budaya, dengan sebuah pengapresian budayanya, dan kekuatan
diskriminatif yang menyertainya. Sasaran pendidikan yaitu kaum elit,
yang hanya dapat diterima oleh kaum minoritas.
2. Humanis kuno sebagai Absolut Relatif Terpisah
Plato menganjurkan penelitian tentang kedisiplinan ilmu murni dengan
kemampuan membuka mata batin yang berasal dari objek pemikiran,
menghasilkan sejumlah ilmu tentang tujuan dan kebenaran abadi
berdasarkan kenyataan. Subjek murni termasuk matematika dianggap
sebagai bahan yang tepat untuk dipelajari. Para ahli, sarjana seperti
Erasmus (1466-1536), percaya akan kekuatan kepandaian manusia dan
pada nilai mempelajari pekerjaan seseorang yang hebat. “Pelajaran paling
berharga bagi umat manusia adalah manusia”.(Leach, dikutip dari
Hownson, 1982: 9).
Kutipan ini mengindikasikan asal-usul dari nama ‘humanis kuno’.
Kelompok ini menilai ‘pendidikan budaya’ dalam pengertiannya,
sumbangan bagi orang berbudaya atau terpelajar, dan menolak atau
menganggap remeh pengetahuan teknis atau praktis (William, 1961).
Kata terpelajar maksudnya sebagai gambaran seluruh perkembangan
moral seseorang, secara intelektual dan spiritual hanya ada di abad ke-19.
Sebelum itu, istilah terpelajar bukanlah sesuatu yang biasa untuk
menggambarkan pengertian ini. Dan di jaman sekarang konsep seorang
terpelajar sebagai sebuah idaman sudah cukup berkembang.(Hirst dan
Peters, 1970” 24).
Unsur ideologi yang menyatakan bahwa pendidikan dan pengetahuan
adalah kebaikan, hasil akhir ideologi, dan bukan berarti dasar, tapi akhir
yang bermanfaat. Sehingga menurut Cardinal Newman, seorang humanis
kuno terkemuka abad lalu: yang bermanfaat tak selalu baik, yang baik
selalu bermanfaat. Pengetahuan mampu menjadi hasil akhir hidup. Seperti
halnya dasar pemikiran manusia yang berupa berbagai macam
pengetahuan, jika benar demikian, maka ini merupakan hadiah.
Pengetahuan tidak hanya bermanfaat dan kebetulan belaka, tetapi milik
manusia hari ini maupun besok yang dapat dibawa ketika ada kesempatan,
digenggam di tangan lalu dibawa ke pasar. Ini adalah cahaya, kebiasaan,
sebuah barang pribadi, dan anugerah.’(Brent, 1978: 61).
Young (1971) mengidentifikasi para humanis kuno sebagai bagian
dari ideologi budaya/konservatif, yang mula-mula berasal dari kaum
ningrat yang mengelompokkan pendidikan politik yang merupakan
ketakjujuran orang terpelajar, suatu penekanan karakter’.
Raynor (1972) juga menganalisis ideologi aristokratis (bangsawan)
pendidikan yang melihat pendidikan sebagai harta untuk menyiapkan
kaum muda untuk peran sosial sebagai orang kaya atau pemimpin.
Cosin (1972) menggambarkan perspektif kaum elit/konservatif yang
diperhatikan untuk mengurus standar keunggulan budaya melalui metode
penyeleksian.
Bantock (1975) mengatakan bahwa pengertian budaya mendahului
keterampilan teknis, kejadian yang kebetulan terjadi dalam kehidupan
sehari-hari akan ditemukan oleh pikiran yang menyiapkan pertemuan
seperti kebetulan dengan mengacu pada hukum filosofi dan pengertian
kontekstual.
Cox dan Dyson (1969) menyatakan tujuan perkuliahan adalah sebuah
kepercayaan pada kebudayaan, peradaban, dan kecaman yang tidak
memihak. Fungsinya adalah untuk membudayakan, memperbaiki, dengan
kesadaran diri untuk membuat kebudayaan., cenderung menjadi tekanan
untuk melakukan, menjawab kebutuhan sosial, teknologi, industri, dan
ekonomi.
Eliot (1948) mengemukakan pengetahuan manusia diwujudkan dalam
kebudayaan tinggi tampak berharga, untuk membenarkan sistem kasta.
Kasta memiliki fungsi mempertahankan bagian keseluruhan budaya
masyarakat yang tergolong di dalamnya. Humanis kuno menolak bahwa
kesehatan spiritual manusia bergantung pada pendidikan yang lebih dari
sekedar pelatihan untuk pekerjaan khusus, semacam penggambaran
dengan berbagai cara sebagai kebebasan, penyayang, atau kebudayaan.
B. Pendidik Progresif
1. Ideologi Relatif Absolut Terhubung
a. Kumpulan Nilai Moral
Nilai moral dalam kedudukan ini adalah nilai-nilai yang berkaitan
dengan hubungan manusia dan perasaan setiap manusia dengan yang lain,
seperti rasa empati, peduli dan perasaan lain tergantung situasi. Giligan
(1982) mengungkapkan bahwa nilai moral yang terkandung dalam
ideologi ini berkaitan dengan rasa tanggung jawab berdasar asas keadilan,
saling menghargai perbedaan orang lain, dan peduli terhadap sesama.
b. Epistomologi
Secara epistemologi, kedudukan ini adalah rasionalist tetapi juga
memuat bagian dari empirisme. Pengetahuan dipandang sebagai suatu
bawaan, diciptakan kembali oleh individu sebagai bagian dari proses
perkembangan dan kedewasaan. Pemikiran yang terkandung didalamnya
merupakan benih atau bentuk dari pengetahuan yang berkembang dalam
proses kedewasaan dan respon dari pengalaman. Pengalaman adalah
pendorong (stimulus) yang penting dalam mengembangkan pengetahuan
bawaan dari anak. Pengetahuan anak berkembang melalui interaksi dengan
dunia. Epistemologi ini berdasarkan pemkiran Plato, Descartes, Kant dan
tradisi rasional.
c. Filsafat Matematika
Filsafat matematika adalah absolut, memandang kebenaran matematika
sebagai sesuatu yang mutlak dan pasti. Meskipun begitu, filsafat
matematika adalah absolut progresif karena nilai yang besar dilibatkan
dalam proses individu dalam mencari kebenaran tersebut. Jadi absolut
progresif adalah absolut yang diwarnai dengan kemanusiaan dan nilai-nilai
penghubung.
d. Teori Anak
Teori anak menganggap anak-anak mempunyai hak penuh sebagai
individu dan membutuhkan asuhan, perlindungan serta memperkaya
pengalaman untuk mengembangkan potensi penuh mereka. Ramsden
(1986) mengatakan bahwa anak-anak itu seperti “innocent savage” dan
“growing flower”. Innocent savage terlahir baik, individu yang kebutuhan
dan haknya penting sekali, individu yang belajar dan tumbuh melalui
pengalaman fisik dan sosial. Sebagai “growing flower”, anak-anak terlahir
dengan semua yang dibutuhkan untuk pertumbuhan fisik dan mental, dan
dengan pengalaman dan lingkungan yang layak maka secara alami akan
mengembangkan potensi mereka.
e. Teori Masyarakat
Fokus ideologi terletak pada individu bukan pada acuan sosial, kecuali
untuk perkembangan individu. Idealnya, masyarakat dipandang sebagai
suatu lingkungan yang mendukung dan memelihara, tapi pada kenyataan
penyakit sosial membutuhkan tanggapan kepedulian pada individu..
f. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan adalah untuk memperkenalkan kesadaran diri
individu dengan mendorong pertumbuhan mereka lewat kreatifitas,
ekspresi diri, pengalaman yang luas sehingga memungkinkan mereka
meraih kesuksesan. Tujuan ini murni karena tujuan ini memperhatikan
perkembangan anak.