Kelompok ideology purist di bagi menjadi dua bagian yaitu
1. Humanis kuno dimana humanis matematika kuno menganggap bahwa matematika
sebagai hal yang berharga dan unsur pusat kebudayaan. Matematika merupakan sebuah prestasi tertinggi manusia, maka sebab itu matematika disebut sebagai queen of the science yaitu sebuah kesempurnaan, kemurnian dari kebenaran mutlak dan hasil karya kejeniusan.kelompok ini menganut ideology relatif terpisah Kumpulan nilai moral, menurut Kohlberg (1981:411) keputusan moral menurut kelompok ini dihasilkan dari kebenaran, nilai-nilai hukum yang di setujui semua individu mengubah atau menciptakan sebuah masyarakat yang dirancang untuk memiliki keadilan dan kebiasaan yang bermanfaat. Epistemologi dimana dasar nilai-nilai terletak pada nalar, logika, dan perasionalan sebagaimana pengertian menetapkan, membandingkan, dan membenarkan pengetahuan. Menilai logika, kekerasan, dan kemurnian cenderung mengarah pada pandangan pengetahuan sebagai ketetapan, penghidupan, struktur yang saling berhubungan, yang murni, netral, dan bebas nilai. Pengetahuan ini terlihat objektif dan bebas dari manusia dan nilai sosial dan perhatian. Filsafat Matematika dimana kemutlakan ideologi ini menyatakan bahwa matematika terlihat sebagai sebuah bagian ilmu pengetahuan objektif yang murni, berdasarkan penalaran dan logika, bukan karangan. Teori Masyarakat dimana masyarakat semata-mata adalah alat mempertahankan dan membuat kebudayaan, yang menyediakan aturan dalam masyarakat. Khususnya bagi kaum elit pada kelas berpendidikan menengah ke atas. Hal ini terlihat seperti memisahkan orang berpendidikan dan masyarakat biasa. Budaya kaum elit yang mencoba untuk mengatur masyarakat, agar rakyat biasa tidak memiliki keadilan yang sama. Teori Anak dimana pada humanis matematika kuno memiliki Pandangan bahwa seseorang ditentukan oleh karakter atau sifat menurun mereka. Anak-anak bagaikan ember kosong. Tujuan Pendidikan yaitu Pusat dari tujuan pendidikan adalah penyebaran pengetahuan murni dan budaya tinggi serta nilai yang menyertainya. Sehingga tujuan dari pendidikan adalah untuk menghasilkan seseorang yang berpendidikan budaya, dengan sebuah pengapresian budayanya, dan kekuatan diskriminatif yang menyertainya. Sasaran pendidikan yaitu kaum elit, yang hanya dapat diterima oleh kaum minoritas. Humanis kuno sebagai absolut relatif terpisah dimana kelompok ini menilai pendidikan budaya dalam pengertiannya, sebagai sumbangan bagi orang berbudaya atau terpelajar, dan menolak serta menganggap remeh pengetahuan tekhnis atau praktis. Kata terpelajar maksudnya sebagai gambaran seluruh perkembangan moral seseorang, secara intelektual dan spiritual hanya ada pada abad ke -19. Sebelum itu istilah pelajar bukanlah sesuatu yang menggambarkan pengertian ini. Para humanis kuno matematika melihat matematika dengan variasi, memiliki sebuah tradisi. Hali ini menunjukan bakat matematika dengan kecerdasan murni, dan berpusat pada struktur pengetahuan matematika , dan pada nilai ahli matematika, jadi hal ini adalah pemusatan matematika. Teori-teori yang ada pada Ideology para humanis kuno matematika : 1. Teori pembelajaran matematika yaitu jika dipelajari dengan baik ilmu matematika memperkenankan pelajar untuk menyelesaikan masalah matematika. 2. Teori pengajaran matematika yaitu guru sebagai pengajar dan penjelas, menghubungkan struktur matematika dengan penuh arti. Menurut Hardy, pada matematika terdapat sebuah hal utama yang penting yaitu guru harus membuat percobaan nyata untuk mengajar subjek yang diajarkan sebaik mungkin dan harus menjelaskan kebenaran matematika kepada siswanya. 3. Teori sumber pendidikan matematika, ideology purist cenderung melarang pandangan sumber-sumber yang tepat untuk matematika sekolah. Peraga, alat bantu, dan sumber digunakan guru untuk memotivasi atau memfasilitasi pengertian. 4. Teori kemampuan matematika yaitu bakat matematika dan kecerdasan pikiran diwariskan, dan kebiasaan yang berhubungan dengan matematika dapat diindentifikasikan sebagai kecerdasan murni. 5. Teori penilaian pendidikan matematika yaitu melibatkan sebuah jarak metode, namun penilaian sumatif membutuhkan tambahan. 6. Teori perbedaan social dalam pendidikan matematika dimana matematika dipandang sebagai kemurnian dan tidak berhubungan dengan permasalahan social, sehingga tidak ada ruang untuk perbedaan social.
Kritik terhadap pandangan matematika humanis kuno terbagi dua yaitu
a. Kritik terhadap ideology dasar dari humanis kuno terbuka untuk beberapa kritikan yaitu pertama pandangan absolut murni terhadap matematika yang menolak hubungan antara matematika murni dengan aplikasinya lalu , akademisi “menara gading”dan perkumpulan kaum elit yang menentang bahwa matematika memiliki banyak keterlibatan atau tanggung jawab ke masalah social, terdapat asumsi yang tidak tepat mengenai pandangan kemampuan manusia b. Pengaruh negative pendidikan dimana kelemahan ini memiliki dampak buruk pada pendidikan yaitu pertama ada permasalahan yang membendung dari pandangan “atas bawah” kurikulum matematika, kedua matematika ditampilkan sebagai sesuatu yang objektif, tambahan, dingin, keras dan terpencil, ketiga asumsi bahwa kemampuan matematika ditetapkan oleh keturunan , merugikan mereka yang tidak dijuluki berbakat matematika. 2. Pendidik progresif beranggapan bahwa pendidikan harus didasarkan pada hakikat manusia sebagai makhluk social yang belajar apabila berada dalam situasi kehidupan nyata dengan orang lain.kelompok ini menganut paham relatif absolut terhubung. Kumpulan nilai moral dari ideology ini adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan hubungan manusia dan perasaan setiap manusia dengan yang lain, seperti rasa empati, peduli dan perasaan lain tergantung situasi Epistimologi pada kedudukan ini adalah rasionalist tetapi juga memuat bagian dari empiris. Pengetahuan dipandang sebagai bagian dari proses perkembangan dan kedewasaan. Filsafat matematika adalah absolut , memandang kebenaran matematika sebagai suatu yang mutlak dan pasti. Teori anak menganggap anak-anak mempunyai hak penuh sebagai individu dan membutuhkan asuhan, perlindungan serta memperkaya pengalaman untuk mengembangkan potensi penuh mereka. Teori masyarakat pada pandangan ini masyarakat dipandang sebagai suatu lingkungan yang mendukung dan memelihara, tapi pada kenyataan penyakit social membutuhkan masyarakat yang diremehkan sehingga masyarakat bersifat maju dan bebas. Tujuan pendidikan pada pendidik progresif adalah untuk memperkenalkan kesadaran diri individu dengan mendorong pertumbuhan mereka lewat kreatifitas, ekspresi diri, pengalaman yang luas sehingga memungkinkan mereka meraih kesuksesan. Asal mula tradisi progresif adalah epistemology plato, diamana plato membantah bahwa semua anak terlahir dengan pengetahuan terpendam. Ideology pendidikan terhadap pendidik matematika progresif diantaranya adalah: 1. Teori pengetahuan matematika sekolah berependapat bahwa matematika adalah sarananmengembangkan anak secara keseluruhan, sehingga penekanan matematika sebagai suatu bahasa dan berada pada kekreatifan dan sisi manusiawi dari pengalaman matematika. 2. Tujuan pendidikan matematika adalah untuk menyambung perkembangan dari pertumbuhan manusia secara menyeluruh, untuk mengembangkan kreatifitas anak dan pengembangan diri dalam pengalaman pembelajaran matematika. 3. Teori kemampuan matematis pada pendidik progresif adalah individualism. Kemampuan matematika cenderung ke arah perkembangan dasar individu yang berbeda dsn sedang berlangsung. 4. Teori tentang pembelajaran matematika, teori yang paling ditekuni oleh pendidik progresif adalah teori pembelajaran matematika. Hal ini melibatkan tanggapan aktif siswa terhadap lingkungan, penyelidikan diri oleh anak, mencari hubungan dan membuat artefak pengetahuan. Pembelajaran meliputi penyelelidikan, penemuan, permainan, diskusi, dan kerja sama.
5. Teori tentang Pengajaran Matematika Mengajar matematika, menurut
perspektif ini, mengandung dorongan, kemudahan, dan susunan lingkungan terstruktur secara hati-hati dan situasi dan situasi penjelajahan. Peranan gutu terlihat untuk mengatur lingkungan pembelajaran dan sumber pembelajaran. 6. Teori sumber daya dalam pendidikan matematika memainkan sebuah bagian pusat, karena pembelajaran dimengerti untuk melibatkan aktivitas. Sumber penciptaan, pernyataan dan pembuatan diperlukan, sebgaimana lingkungan melewati batas kelas, menghubungkan matematika dan seluruh pengalaman anak.
7. Teori Penilaian dalam Pendidikan Matematika, Teori penilaian yaitu
bahwa dasar tidak resmi atau dasar kriteria penilaian guru terhadap penghargaan positif, dengan menghindari kegagalan dan penjulukan kreasi anak sebagai ‘salah’. Anak-anak dilindungi dari konflik dan sakit. 8. Teori Perbedaan Sosial dalam Pendidikan Matematika Nilai terhubung membutuhkan perbedaan budaya dan ras untuk membawa matematika ke dalam lingkungan budaya setiap anak. Kedudukan ini mengakui adanya perbedaan asal budaya anak-anak dan mencoba memanfaatkan aspek-aspek segi budaya ini dalam pengajaran matematika. Kritik terhadap tujuan pendidik progresif : 1. Teori pengetahuan matematika sekolah dimana pemusatan pada anak di tentang oleh pemusatan matematika dan hasilnya dalah focus terhadap pengalaman anak sebagai penentangan hubungan dengan matematika. 2. Teori tentang pengajaran matematika dimana kali ini teori pengajaran tidaklah cukup akan tetapi menekankan pada peranan guru. 3. Sikap over protektif yaitu diamana pendidik progresif bersifat terlalu melindungi, melindungi anak dari ketidaksesuaian. Masalah diperlukan untuk memberikan perumbuhan intelektual dan pengalaman. Sehingga dengan melindungi anak dari beberapa pengalaman maka pendidik progresif menghalangi teori, emosi dan perkembangan social anak. 4. Teori masyarakat pada kritikan ini memperhatikan ketidakcakapan teori masyrakat. Ideologinya buta politik , menolak acuan social, ketidaksamaan yang mengitari pendidikan, dan tentunya focus ekslusif pada seseorang.