Anda di halaman 1dari 15

Makalah Teori Belajar Humanistik

TEORI BELAJAR HUMANISTIK DAN


PENERAPANNYA

MAKALAH

Oleh :
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
karunianya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “TEORI
BELAJAR HUMANISTIK. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pembelajaran Matematika.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat waktu. Kami menyadari bahwa
makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi para pembaca sekalian
dan juga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palu,

PENYUSUN
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................... i


Daftar isi ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Humanisme ............................................................. 3
B. Prinsip-prinsip dalam Teori Belajar Humanisme ............................ 3
C. Tokoh-tokoh dalam Teori Belajar Humanisme ............................... 5
D. Kelebihan dari Teori Belajar Humanisme ........................................ 9
E. Kekurangan dari Teori Belajar Humanisme ................................... 10
F. Aplikasi Teori Belajar Humanistik Dalam Pembelajaran ............. 11
G. Implikasi Teori Belajar Humanistik Dalam Pembelajaran ........... 12
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ......................................................................................... 15
Daftar Pustaka .................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat, tetapi belajar adalah suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri peserta didik. Perubahan sebagai
hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan
pengetahuanya, sikap dan tingkah laku ketrampilan, kecakapanya, kemampuannya, daya
reaksinya dan daya penerimaanya. Jadi, belajar adalah suatu proses yang aktif, proses
mereaksi terhadap semua situasi yang ada pada peserta didik. Belajar merupakan suatu proses
yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui situasi yang ada pada peserta didik.
Dalam suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu teori dan belajar,
secara umum teori belajar dikelompokan dalam empat kelompok atau aliran meliputi: (1)
Teori Belajar Behavioristik (2) Teori Belajar Kognitifistik (3) Teori Belajar Konstruktifistik
(4) Teori Belajar Humanistik.Salah satu teori belajar yaitu humanistik yang menekankan
perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka (antara klien dan terapist) dalam
membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari teori humanisme ?
2. Apakah prinsip-prinsip belajar humanisme ?
3. Siapa saja tokoh-tokoh dalam teori belajar humanisme?
4. Apakah kelebihan dan kekurangan teori belajar humanisme?
5. Bagaimana aplikasi teori belajar humanisme dalam pembelajaran?
6. Bagaimana implikasi teori belajar humanisme dalam pembelajaran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari teori humanisme.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip belajar humanisme.
3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh dalam teori belajar humanisme.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teori belajar humanisme.
5. Untuk mengetahui aplikasi teori belajar humanisme dalam pembelajaran.
6. Untuk mengetahui implikasi teori belajar humanisme dalam pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Humanisme


Gagne dan Briggs mengatakan bahwa pendekatan humanisme adalah pengembangan
nilai-nilai dan sikap pribadi yang dikehendaki secara sosial dan pemerolehan pengetahuan
yang luas tentang sejarah, sastra, dan pengolahan strategi berpikir produktif.Pendekatan
sistem bisa dapat di lakukan sehingga para peserta didik dapat memilih suatu rencana
pelajaran agar mereka dapat mencurahkan waktu mereka bagi bermacam-macam tujuan
belajar atau sejumlah pelajaran yang akan dipelajari atau jenis-jenis pemecahan masalah dan
aktifitas-aktifitas kreatif yang mungkin dilakukan.pembatasan praktis dalam pemilihan hal-
hal itu mungkin di tentukan oleh keterbatasan bahan-bahan pelajaran dan keadaan tetapi
dalam pendekatan sistem itu sendiri tidak ada yang membatasi keanekaragaman pendidikan
ini. (Dr.Hamzah B.Uno,M.Pd,2006: 13).
Menurut salah satu ahli (Ridwan Abdullah Sani,2013:35) teori belajar humanisme
menganggap bahwa keberhasilan belajar terjadi jika peserta didik memahami lingkungannya
dan dirinya sendiri.Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelakunya,bukan dari sudut pandang pengamatnya.Peran pendidik adalah membantu peserta
didik untuk mengembangkan dirinya,yaitu membantu masing-masig individu untuk mengenal
diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu mereka dalam mewujudkan
potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
Jadi, teori belajar humanisme adalah suatu teori dalam pembelajaran yang
mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu
mengembangkan potensi dirinya.
B. Prinsip-Prinsip Belajar Humanisme
 Menurut (Ridwan Abdullah Sani,2013:35) prinsip-prinsip belajar humanisme adalah :
1. Manusia mempunyai cara belajar alami.
2. Belajar terjadi secara signifikan jika materi pelajaran dirasakan mempunyai relevan dengan
maksud tertentu.
3. Belajar menyangkut perubahan dalam persepsi mengenal diri peserta didik.
4. Belajar yang bermakna diperoleh jika peserta didik melakukannya.
5. Belajar akan berjalan lancar jika peserta didik dilibatkan dalam proses belajar.Belajar yang
melibatkan peserta didik dapat memberi hasil yang mendalam.
6. Kepercayaan pada diri peserta didik ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawas diri.
7. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.
 Roger sebagai ahli dari teori belajar humanisme mengemukakan beberapa prinsip
belajar yang penting yaitu:
a) Manusia itu memiliki keinginan alamiah untuk belajar, memiliki rasa ingin tahu alamiah
terhadap dunianya, dan keinginan yang mendalam untuk mengeksplorasi dan asimilasi
pengalaman baru,
b) Belajar akan cepat dan lebih bermakna bila bahan yang dipelajari relevan dengan kebutuhan
peserta didik, belajar dapat di tingkatkan dengan mengurangi ancaman dari luar,
c) belajar secara partisipasif jauh lebih efektif dari pada belajar secara pasif dan orang belajar
lebih banyak bila belajar atas pengarahan diri sendiri,
d) belajar atas prakarsa sendiri yang melibatkan keseluruhan pribadi, pikiran maupun perasaan
akan lebih baik dan tahan lama, dan kebebasan, kreatifitas, dan kepercayaan diri dalam
belajar dapat ditingkatkan dengan evaluasi diri orang lain tidak begitu penting. (Dakir, 1993:
64)

C. Tokoh-Tokoh Dalam Teori Belajar Humanisme


1. Bloom dan Krathwohl
Dalam hal ini, Bloom dan Krathwohl menunjukkan apa yang mungkin dikuasai oleh
siswa,yang tercakup dalam tiga kawasan :
a) Kognitif
Kognitif terdiri dari enam tingkatan,yaitu :
 Pengetahuan (mengingat,menghafal)

 Pemahaman (menginterprestasikan)

 Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan suatu masalah)

 Analisis (menjabarkan suatu konsep)

 Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh)

 Evaluasi (membandingkan nilai,ide,metode,dan sebagainya)


b) Psikomotorik
Psikomotorik terdiri dari 5 tingkatan yaitu :
 Peniruan (menirukan gerak)
 Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak)
 Ketepatan (melakukan gerak dengan benar)
 Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar)
 Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar)
c) Afektif
Afektif terdiri dari 5 tingkatan yaitu :
 Pengenalan (ingin menerima,sadar akan adanya sesuatu)
 Merespons (aktif berpartisipasi)
 Penghargaan (menerima nilai-nilai,setia kepada nilai tertentu)
 Pengorganisasian (menghubungkan nilai-nilai yang dipercayai)
 Pengalaman (menjadikan nilai-nilai sebagai bagia dari pola hidup)
(Dr.Hamzah B.Uno,2006:58-59)
2. Kolb
Kolb membagi tahapan belajar menjadi empat tahap yaitu :
a) Pengalaman konkret
Pada tahap ini,seorang siswa hanya mampu sekadar ikut suatu kejadian.Dia belum
mempunyai kesadaran tentang hakikat kejadian tersebut.Dia pun belum mengerti bagaimana
dan mengapa suatu kejadian harus terjadi seperti itu.
b) Pengamatan aktif dan reflektif
Pada tahap kedua,siswa lambat laun mampu mengadakan observasi aktif terhadap kejadia
itu,serta mulai berusaha memikirkan dan memahaminya.
c) Konseptualisasi
Pada tahap ini,siswa mulai belajar untuk abstarksi atau “teori” tentang sesuatu hal yang
pernah diamatinya.Siswa diharapkan sudah mampu untuk membuat aturan-aturan umum
(generalisasi) dari berbagai contoh kejadian yang meskipun tampak berbeda-beda, tetapi
mempunyai landasan aturan yang sama.
d) Eksperimentasi aktif
Siswa sudah mampu mengaplikasikan suatu aturan umum situasi yang baru.Dalam dunia
matematika misalnya, siswa tidak hanya memahami “asal usul” sebuah rumus,tetapi ia juga
memakai rumus tersebut untuk memecahkan masalah yang beluum pernah ia temui
sebelumnya.(Dr.Hamzah B.Uno,2006:60)
3. Honey dan Mumford
Berdasarkan teori Kolb ini,Honey dann Mumford membuat penggolongan siswa.Menurut
mereka,ada 4 macam atau tipe siswa yakni :
a. Aktivis
Ciri-ciri siswa yang bertipe aktivis adalah siswa suka melibatkan diri pada pengalaman-
pengalaman baru,cenderung berpikiran terbuka,mudah diajak berdialog.Dalam proses
belajar,mereka menyukai metode yang mampu mendorong seseorang menemukan hal-hal
baru,seperti problem solving.Akan tetapi,mereka cepat merasa bosan dengan hal-hal yang
memerlukan waktu lama dalam implementasi.
b. Reflektor
Ciri-ciri siswa yang bertipe reflector adalah cenderung sangat berhati-hati mengambil
langkah.
c. Teoris
Ciri-ciri siswa yang bertipe teoris adalah sangat kritis,senang menganalisis,dan tidak
menyukai pendapat atau penilaian yang sifatnya subjektif.
d. Pragmatis
Ciri-ciri siswa yang bertipe pragmatis adalah menaruh perhatian besar pada aspek-aspek
praktis dari segala hal.
(Dr.Hamzah B.Uno,2006:61)
4. Habermas
Habermas mengelompokkan tipe belajar menjadi tiga bagian yaitu :
a. Belajar teknis
Siswa belajar bagaimana berinteraksi dengan alam sekelilingnya. Meraka beusaha menguasai
dan mengelola alam dengan cara mempelajari keterampilan dan pengetahuan yang
dibutuhkan untuk itu.
b. Belajar praktis
Pada tahap ini,lebih dipentingkan adalah interaksi antara dia dengan orang-orang di
sekelilingnya.Pemahaman terhadap alam justru releva jika dan hanya jika berkaitan denga
kepentingan manusia.
c. Belajar emansipatoris
Siswa berusaha mecapai pemahaman dan kesadaran yang sebaik mungkin tentang perubahan
(transformasi) kultural dari suatu lingkungan.
(Dr.Hamzah B.Uno,2006:61-61)
5. Carl Rogers
Carl R. Rogers dalam Hadis (2006: 71) kurang menaruh perhatian kepada mekanisme proses
belajar. Belajar dipandang sebagai fungsi keseluruhan pribadi. Mereka berpendapat bahwa
belajar yang sebenarnya tidak dapat berlangsung bila tidak ada keterlibatan intelektual
maupun emosional peserta didik. Oleh karena itu, menurut teori belajar humanisme bahwa
motifasi belajar harus bersumber pada diri peserta didik.
Roger membedakan dua ciri belajar, yaitu:
 belajar yang bermakna
 belajar yang tidak bermakna.
Belajar yang bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran dan
perasaan peserta didik, dan belajar yang tidak bermakna terjadi jika dalam proses
pembelajaran melibatkan aspek pikiran akan tetapi tidak melibatkan aspek perasaan peserta
didik.
6. Maslow
Menurut Abraham Maslow,individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan
yang bersifat hierarkis.Setiap individu mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut
untuk berkembang,takut untuk mengambil keputusan,takut membahayakan apa yang sudah ia
miliki.Individu juga memiliki dorongan untuk lebih maju kearah keutuhan,keunikan
diri,berfungsinya semua kemampuan,kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat
itu juga ia dapat menerima diri sendiri.
Pembelajaran humanisme cenderung mendorong peserta didik untuk berpikir induktif,yakni
dari contoh ke konsep,dari konkret ke abstrak,atau dari khusus ke umum.Teori ini
mementingkan faktor pengalaman dan keterlibatan aktif peserta didik dalam proses belajar
mengajar.Pembelajaran berdasarkan teori humanism ini cocok untuk diterapkan untuk
pembentukan kepribadian,hati nurani,perubahan sikap,dan analisis terhadap fenomena sosial.
(Ridwan Abdullah Sani,2013:38-39)
D. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Humanisme
 Kelebihan teori humanisme adalah :
1. Teori ini cocok untuk diterapkan dalam materi pembelajaran yang bersifat pembentukan
kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial.
2. Menurut aliran humanisme : individu itu cenderung mempunyai kemampuan / keinginan
untuk berkembang dan percaya pada kodrat biologis dan ciri lingkungan
3. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif
dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.
4. Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan
mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain
atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku.
5. Aliran humanisme tidak menyetujui sifat pesimisme, dalam aliran humanisme individu itu
memiliki sifat yang optimistik
6. Teori Humanistik sangat membantu para pendidik dalam memahami arah belajar pada
dimensi yang lebih luas, sehingga upaya pembelajaran apapun dan pada konteks manapun
akan selalu diarahkan dan dilakukan untuk mencapai tujuannya(Dr.C.Asri Budi
Ningsih,2005:76).
7. Ide-ide, konsep-konsep, taksonomi-taksonomi tujuan yang dirumuskan dapat membantu para
pendidik dan guru untuk memahami hakikat kejiwaan manusia.( Dr.C.Asri Budi
Ningsih,2005:77).
 Kekurangan teori humanisme adalah :
a. Siswa yang tidak mau memahami potensi dirinya akan ketinggalan dalam proses belajar.
b. Terlalu memberi kebebasan pada siswa.
c. Teori humanisme terlalu optimistik secara naif dan gagal untuk memberikan pendekatan
pada sisi buruk dari sifat alamiah manusia
d. Teori humanisme, seperti halnya teori psikodinamik, tidak bisa diuji dengan mudah
e. Banyak konsep dalam psikologi humanisme, seperti misalnya orang yang telah berhasil
mengaktualisasikan dirinya, ini masih buram dan subjektif.
f. Beberapa kritisi menyangkal bahwa konsep ini bisa saja mencerminkan nilai dan idealisme
Maslow sendiri.
g. Psikologi humanisme mengalami pembiasan terhadap nilai individualistis
h. Teori humanisme ini dikritik karena sukar digunakan dalam konteks yang lebih praktis. Teori
ini dianggap lebih dekat dengan dunia filsafat daripada dunia pendidikan(Dr.C.Asri Budi
Ningsih,2005:76).
i. Aplikasi teori humanisme dalam pembelajaran, guru lebih mengarahkan siswa untuk berpikir
induktif, mementingkan pengalaman serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif
dalam proses belajar.
j. Teori humanisme masih sukar diterjemahkan kedalam langkah-langkah yang praktis dan
operasional.(Dr.C.Asri Budi Ningsih,2005:76-77).
E. Aplikasi Teori Belajar Humanistik Dalam Pembelajaran
Aplikasi teori humanisme lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses
pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam
pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para peserta didik sedangkan guru
memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan peserta didik.
Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada peserta didik dan mendampingi peserta didik
untuk memperoleh tujuan pembelajaran. (Sumanto, 1998: 235)
Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses
yang umumnya dilalui adalah :
1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas
2. Mengusahakan partisipasi aktif peserta didik melalui kontrak belajar yang bersifat jelas,jujur
dan positif.
3. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan kesanggupan peserta didik untuk belajar
atas inisiatif sendiri
4. Mendorong peserta didik untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara
mandiri
5. Peserta didik di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri,
melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang ditunjukkan.
6. Guru menerima peserta didik apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran peserta didik,
tidak menilai secara normatif tetapi mendorong peserta didik untuk bertanggungjawabatas
segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi peserta didik.
(Mulyati, 2005: 182)
Pembelajaran berdasarkan teori humanisme ini tepat untuk diterapkan. Keberhasilan
aplikasi ini adalah peserta didik merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan
terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Peserta didik
diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan
mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain
atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku.
F. Implikasi Teori Belajar Humanistik Dalam Pembelajaran
Penerapan teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses
pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam
pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para peserta didik sedangkan guru
memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan peserta didik.
Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada peserta didik dan mendampingi peserta didik
untuk memperoleh tujuan pembelajaran.
Peserta didik berperan sebagai pelaku utama (stundent center) yang memaknai proses
pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan peserta didik memahami potensi diri,
mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat
negatif. Psikologi humanisme memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator. Berikut ini
adalah berbagai cara untuk memberi kemudahan belajar dan berbagai kualitas fasilitator,
yaitu:
1. Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi kelompok,
atau pengalaman kelas
2. Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di
dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum.
3. Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masing peserta didik untuk melaksanakan
tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang tersembunyi di
dalam belajar yang bermakna tadi.
4. Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling luas dan
mudah dimanfaatkan para peserta didik untuk membantu mencapai tujuan mereka.
5. Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat
dimanfaatkan oleh kelompok.
6. Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan menerima baik isi
yang bersifat intelektual dan sikap-sikap perasaan dan mencoba untuk menanggapi dengan
cara yang sesuai, baik bagi individual ataupun bagi kelompok
7. Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-sngsur dapat berperanan
sebagai seorang peserta didik yang turut berpartisipasi, seorang anggota kelompok, dan turut
menyatakan pendangannya sebagai seorang individu, seperti peserta didik yang lain.
8. Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan juga pikirannya
dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil secara pribadi
yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh peserta didik
9. Dia harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya perasaan
yang dalam dan kuat selama belajar
10. Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba untukmenganali dan
menerima keterbatasan-keterbatasannya sendiri. (Dakir, 1993: 65).
Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah :
o Merespon perasaan peserta didik
o Menggunakan ide-ide peserta didik untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang
o Berdialog dan berdiskusi dengan peserta didik
o Menghargai peserta didik
o Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan
o Menyesuaikan isi kerangka berpikir peserta didik (penjelasan untuk mementapkan kebutuhan
segera dari peserta didik)
o Tersenyum pada peserta didik.
(Syaodih, 2007: 152)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan
bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu mengembangkan potensi
dirinya. Aplikasi dalam teori ini, peserta didik diharapkan menjadi manusia yang bebas,
berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara
bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma,
disiplin atau etika yang berlaku serta guru hanya sebagai fasilitator. Teori humanisme ini
cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan
kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Psikologi
humanisme memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator.
Daftar Pustaka
Dr.Hamzah B.Uno,M.Pd.2006.Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran.Jakarta;BumiAksara
Sani,Ridwan Abdullah.2013.Inovasi Pembelajaran.Jakarta;Bumi Aksara
Muchith,M. Saekhan, M.Pd.2007. Pembelajaran Konteskstual.Semarang:RaSAIL MediaGroup
Dr.C.Budiningsih, Asri.2005.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: PT Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai