PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP
KELAS VIII DITINJAU DARI SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) TINGGI
Surya Prasamyati Tahumang”, Muh. Rizal”, Sukayasa” |
surya prasamyati.t@gmail com”, rizaltberu97@yahoo.com”), sukayasa08@yahoo.co.id?
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh profil pemecahan masalzh matematia
siswa SMP kelas VII ditinjau dati Spiritual Quotient (SQ) tinggi yang dilaksanakan di SMP
Karuna Dips Palu. Peneliti melakukan pean subjek dengan menggunalan tes SQ kepada
seluroh siswe lelas VIII Metta. Kenmdian mengenalisis hasil tes untuk memperoleh skor hasil
SQ siswa, Berdasarkan skor tes yang diperoleh, peneliti mengelompokian siswe yang memiiki
SQ tinggi, SQ sedang dan SQ rendah. Selanjutnye memilih satu siswa yang meniliki SQ tinggi
‘untuk dijedilan subjek. Metode yang digunalan yeitu metode huabtatif dengan pendekafan
deshiptif kualitatif berdasarian tahap-tahap pemecahan maselah dani Polya. Hasil penelitian
menunjuklan behwa profil pemecahan masalah siswa yang memiili tinglat SQ Tinggi
@) memahami masalah, pada tahap ini siswa tenang sehingga dapat mengidentifiast mfommasi
dant masalah. b) membuat rencena pemecahan masalah, pada tahap ini siswa menbuat model
natematila terlbih dahulu Kemmdian mencent selesaiannya c) melalsanakan rencana
pemecahan nasalah, pada tehap int siswa Konsisten melaksanakan sesuai dengan yang
diencanakan. d) memeriisa Kembali jeweban, pada tehap ini siswa mengerjelan kenbali
masalah dengan car yang sama.
Kata kunci: Profil Pemecahan Masalah; Masalah Matenatika, Tahap-Tehap Pemecahan
‘Masalah dari Polya, Spiritual Quotient (SQ)
Abstract: The aim of the research was to obtain the profile of mathematics problem solving at
eight grade students of SMP viewed fiom high spritual quotient (SQ) level which conducted at
Karuna Dipa Junior High School Palu. Researcher did subject choice with SQ test to all student
at Metta eight grace. After that analised the test result for got the students SQ result score
Based fiom the test score, researcher grouped into high SO level, medium SQ level, and low
SQ level. The next, choosing one student who had high SQ level to be a subject. The method
‘used qualitative method with descriptive qualitative approach based on the problem soWving
phases of Polya. The result of research showed that problem solving profile of stude nts who
had high SQ level: a) understanding the problem, in this phase student quieted so that could
identify infomation of the problem b) devising a plan, inthis phase student made mathematics
model at fist afterwards looking for the completion. c) camying out the plan, in this phase
student consistent implement as planned. d) looking back, in this phase student rechecked the
problem with the same way.
Keywords: The Profile of Problem Solving; Mathematics Problem, Problem Solving Phases of
Polya, Spiritual Quotient (SQ)
Manusia terlehir_mempunyei bermacam-macam kecerdasan pada setiep individu
Manusia bisa menghasilkan prestasi dengan adanya kecerdasan, bak di bidang akademik
maupun di bidang lamnya Kecerdasan yang mulanya diketalm banyak orang adaleh
kecerdasan intelektual atau Infelegency Quotient (IQ) Kemudien ada kecerdasan lanya
yaitu Kecerdasan Emosional atau Emotional Quotient (EQ) dan Kecerdasan Spinitual atau
Spiritual Quotient (SQ). Ketiga kecerdasan tersebut, telah dimiliki seseorang sejak labir.
Awal taun 2000 Zohar dan Marshall memperkenalkan SQ yang disebutnya sebagai
puncak kecerdasan (the ultimate intelligence) (Rianik, 20133). Kecerdasan tersebut
berpusat pada ruang spiritual yang apabila dimilli akan berguna dalam menghadapi dan
memecehican masalzh dengan penth makna Hel int sejaln dengan pendapat Rianik
(20134) yang menyatakan bahwa SQ member kemampuan menemukan langkeh yang
lebih bemmiakna dan bemilai diantara langkah-langkah lain
Uraian tersebut_memberikan gambaran bahwa seseorang yang memiliki SQ tingg,
kemmgkinan akan dapat memecahkan masalah dengan balk, karena dalam memecabikanSwrya Prasampatt Tahmang Muh Rical, dan Sukayasa Profil Pemecahan .. 105
masalh seseorang membutuhken penikiran yang jem sehingga dapat memahami apa
masalah tersebut Pemikirn jemi yang dimaksud dalam SQ yaiu ketenangan dalam
berpikir, sehingga dapat memecahkan masalah dengan balk. Seseorang yang menaliki SQ
yang tngg) dapat menenangkan emosnya schingga mampu memaknai masaleh yang
dihadapi Hal ini sejalan dengan pendapat Azzet (Setyeningsh, 2013) yang menyatalan
behwa remaja yang mempunyai kecerdasan spmitual yang bak akan mempunyai
kemampuan dalam memecabikan masalah dengan bak. Masaleh yang dimaksud dapat
berupa maselah matematika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hani masalnya jual-
bel, mengukur Inas tanah dan menentuken umw. Berdasarken hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa orang dengan kecerdasan spintual tingg akan mampu memecehkan
masalzh matematkka dengan baik pula Oleh Karena itn penting bag seseorang untuk
meningkatkan SQ yang dimiliki agar dapat memecahkan masalah matematika dengan baik
Safaria (2007:37-38) menyatakan bahwa pada saat anak menginjak usia remaja,
anak sudah mulai mampu menghayati pengelaman-pengelaman spritual secara bermekna
dengan syarat anak telah mencapai pengalaman spiritual yang memadai. Mappiere (Ekasan,
201259) menyataken bahwa secara teoritis dan empins dari seg pskologs, rentang usia
remaja berada dalam usia 12-21 tahun Hal ini memberikan gambaran bahwa siswa SMP
sudah dapat menghayati pengalaman-pengelaman spiritual Siswa yang dapat menghayati
pengelaman-pengalaman spintual kemumgkinan dapat memecahkan masalah matematica
dengan baik, sebab dalam memecahikan masalah matematika dibutuikan ketenangan
sehingga dapat memecahkan masaleh yang dihadapi
Masalah yang banyak dijumpai oleh siswa pada pelajaran matematika di jenjang ini
Kdmsusnya kelas VII adalah terkait dengan masalah persamaan linear satu variabel (PLSV)
Namun masalah yang dihadapi setiap siswa berbeda-beda antara satu dengan yang lannya
Siswa perin memuliki langkah pemecahan masalah yang tepat untuk memecahkan masalah int
Langkeh pemecahan masalah memurut Polya serng digmakan dalam memecabikan
masalzh matematika, Karena penggunaamya lebih sedethana, Hal imi sejalan dengan
pendapat Sukayasa (201248) bahwa fase-fase pemecahan masaleh menurut Polya lebih
populer digmaken dalam memecabikan masalah matematika yang disebabkan oleh
beberapa hal antara lan fase-fase dalam proses pemecahan masalah tidak rumit, aktivitas-
aivitas pada setiap fase mudeh dipahami dan sudah biasa digmaken dalam memecahkan
masalzh matematika Adapun langkah-langkah pemecahan masalh menurut Polya (Anin
dick, 2015:1) yaitu 1) memahami masaleh (understanding the problem), 2) merencanakan
pemecehannya (devising a plan), 3) menyelesaiken masalah sesuai rencana langkah kedua
(carrying out the plan) dan 4) memeriksa kembali hasl yang diperoleh (looking back).
Kemampuan siswa dalam memecahikan maselah PLSV berbeda-beda Ada siswa yang
mampu memecehken masalah dengan bak dan ada pula siswa yang tidak dapat
memecehican masalah Siswa yang memilici SQ tinggi mampu memecahkan masaleh
dengan baik dan pemh makna Oleh sebab itu perlu dicani profl pemecahan masalah
matematika siswa, Rumusan maselch dalam penelitian adalah bagaimana profl pemecahan
masalah matematika siswa SMP kelas VIII yang memiliki SQ ? Tujuan dani
peneltian ini adalah untuk memperoleh profi pemecahan masalah matematika siswa SMP
kelas VIII yang memiliki SQ tinggi
METODE PENELITIAN
Jenis peneiiin ini adaleh penelitian deskriptif kualitatif Penelitien ini dilaksanakan
di SMP Karma Dipa Pain. Pemilhan subjek dilakucan dengan menggunakan tes SQ106 Jurnal elektrontc Pendidikan Matematica Tadulako, Volwne 5 Nomor 1, September 2017
Penelti memberikan tes SQ kepada seluruh siswa kelas VIII Metta. Kenmiian peneliti
mengenalisis hasil tes untuk memperoleh skor hasl SQ siswa Berdasarkan skor tes yang
diperoleh, penelii mengelompokkan siswa yang memiliki SQ tngg, SQ sedang dan SQ
rendeh, Selanjutnya memulih satu siswa yang memiliki SQ tinggi untuk dyadikan subjek
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dani pemberian angket untuk
mengetalui tingkat SQ siswa tes tertuls dan wawancara mendalam (in dept interview)
Jnstrumen yang digunakan terdisi atas penelii sebagai instrumen utama dan tes
pemecahan masaleh PLSV yang telch di validasi sebagai instrumen pendukung Uji
kredibiltas data menggmakan metode tiangulasi waktu dengan cara memberiken dua
masalch setara pada waktu yang berbeda Analisis data yang digmaken berdasarkan
pendapat Miles dan Huberman (1992) yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan
“Transkrip has wawancara diberikan kode berupa huruf yaitu SQT yang menyatakan
subjek yang memilki SQ berkemampuan tingg. P untuk penelii, dua digt berikunya
berupa huruf dan angka (M1 dan M2) yang menyatakan masalah pertama dan masaleh
kedua sedang 3 digt terakhir merupakan angka yang menyataken urutan jawaban dani
pertanyaan yang dibenkan oleh siswa. Sebagai contoh SQTOO1 merupakan jawaban siswa
yang memilid SQ tingg menjawab pertanyaan pertama dan POO1 merupaken pertanyaan
pertama pada transkrip wawancara
HASIL PENELITIAN
Adapm data hasl penclin mengenai proses pemecahan masalah PLSV yang dilalcukan
subjek berdasarkan langkah pemecahan masalah Polya (1973), dapat diet pada Tabel 1 sebagai
berikut
Tabel 1. Masalah M1 dan M2
MI M2
Tuumenbaiseehblender dengan barga Rp _| Ayahmembell sebuah televin' dengan harga Rp
330 000,00 dan telah membayar Rp 560,000.00 dan telah membayar Rp 230,000.00.
150,000.00. Kelorangimyadiendengar Kelawangannya alan diangsur sebanyalc5 kal
sebanyak 6 kali Iie tiap angsuran Jia tiap angsuran banyalnya sama, mala berapa
banyalmya sama, mala berapa nxahiehyeng | rupiahkeh yang dibayar ayah tiap lak
diayaribu tiap kali mengangswr? mengangstr?
Penelii melanin wawencara mengenai langkah pemecahan masalah tethadap subjelc
Setelah memperoleh data profl pemecahan masaldh PLSV, penelii melakukan triangulasi
waltu untuk melihat kredibiitas data yaitr dengan membenkan masalah setara kepada
subjek pada waktu yang berbeda, Adapmn data yng digmaken penelii pada artikel ini adalah
data profl pemecahan masalzh SQT dalam menyelesaiken M1 sebagamena tata pada
Gambar 1
Dk ¢ Ibu membei® sebuah blender dengan harge Rp. 330.000
yang telah di boyar Rp- 150.000. Kekurangan akan J SQror
dt sigsur sebanyak 6 Kal!
Ne Berapa rupfahkah yang clisayar tbu bap kal? mengoagsurd SQT02
Gambar 1. Jawaban SQT dalam memahami masalahSwrya Prasampatt Tahumang Muh Rical, dan Sukayasa Profil Pemecahan .. 107
Berdasarkan Gambar 1 SQT menuliskan hal yang diketahui yaity dixetalmi ibu
membeli sebuah blender dengan harga Rp 330.000 yang telah di bayar Rp 150.000.
Kekurangan akan diangsur sebanyak 6 kal (SQTOI) serta hal yang ditanyakan yaitu
ditanya berapa rupiahkeh yang dibayar ibu tap kali mengangsw? (SQTU2). Dalam rangka
memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang tehap memahami masalah, penelii
melakuken wawancera dengan SQT. Berikut transkrip wawancara
PM1006 Langsung s@ja Ini adamasalah matematika, tolong dibaca dahulu
SQTM1006 - (Membaca masalah dengan suara pelan dan tenang).
PM1007 Setelah kamu baca, apa kamu bersedia untuk menyelesaikan masalah ini?
SQTM1007 - Iya kak
PM1008 Kenapa dik? Kamm bisa saja menolak atau karena disuruh guru?
SQTM1008 Tidak kak. Karena berhubungan dengan kehidupan sehari-hari
PM1009 Maksudaya berhubungan dengan kehidupan sehari-hari?
SQTM1009 - Iya kak. Supaya nanti dikehidupan sehari-hari saya bisa pakai ini
(Memunjuk maselah)
PMIO010 - Oh iya Kelau begin apa yang kamm ketalui dan ditanyakan dari masaleh
tersebut?
SQTM10010: (Diam dan membaca kembali masalah dengan suara pelan secara berulang)
Diketalni iu membeli blender seharga Rp 330.000, yang telah dibayar
Rp 150.000. Terus yang ditanyakannya jika diangsw sebanyak 6 kali
dengan angsuran banyaknya sama berapa rupiah yang dibayar ibu tiap kali
‘mengangsur?
PMIOU11 - Kenapa bisa itu yang menjadi hal diketahui dan ditanyakan dik?
SQTMIO011: (Menjawab dengan tenang) Menurut saya yang diketalui itu sudah ada
ditetapkan harganya kak. Sedangkan yang ditanyakkan akan dicani harganya
Begtu kak
PM10012 - Ohbegitu, Terus kalimat diangsur sebanyak 6 kali itu apamaksudnya dik?
SQTM10012: Jadi ibu membayar sisa uang untuk membeli blender sebanyak 6 kali
PM10013 - Oh begiu. Silahkan kamu tuisken mfbrmasi yang kamu dapat di lembar
jawaban,
SQTM10013: (Memilis dilembar jawaban dengan tenang),
‘Transkrip wawancara di atas memujukkan bahwa SQT pada tahap memahami masaleh
yaitu menuliskan hal yang diketalmi (SQTO1) dan ditmyakan (SQTO2), kenmdian
menyebutkan hal yang diketahui dan ditanyakan (SQTMI0010) serta mengetaui makna dani
masalah tersebut (SQTM1001 1) dan (SQTM10012).
Setelah tahap memehami masalah, peneliti melakuuken wawancara dengan SQT pada
tahap membuat rencana pemecahan masalh untuk memperoleh informasi yang lebih
mendalam Berikut transkrip wawancara
PM10014 ‘Bagaimana cara kam untuk menyelesaikan masalah tersebut?
SQTM10014: (Diam berpikir dan membaca kembali masaleh) Pertama saya cari dulu harga
blender yang belum dibayar ibu
PM10015 Caranya?
SQTMI0015: Dengan cara menguranglan harga sebuah blender dengan uang yang dibayar
bu pertama kali108 Jurnal elektrontic Pendicixan Matematica Tadulako, Volwne 5 Nomor 1, September 2017
PM10016 : Terus apalagi?
SQTM10016: (Diam berpikir dan membaca kembal masalah) Terus saya misalkan x adaleh
‘uang angsuran tap bulan
PM10017 : Mash ada lag?
SQTM10017: Nanti kalau saya sudah dapat » nya itu sudah jawabannya kak.
PMI10018 : Kenapa kamu harus mengerjakan seperti tu?
SQTM10018: Karena pemah diajarkan guru sebelumnya kak
Berdasarkan hasil transkrip wawancara di atas SQT membuat rencana menggunakan
model matematica terlebih daulu (SQTMI0016), kenndian mencan selesaian berdasarkan
model matematika tersebut (SQTMI10017) yang diperoleh dari pengalaman belajamya tentang
masalah PLSV (SQTM10018).
Setelah tahap membuat rencana pemecahan masalah, peneliti menganalisa jawaban SQT
pada tahap melaksanaken rencana pemecehan masalah untuk memperoleh informasi yang lebih
mendalam Berikut jawaban SQT sebagaimana terthat pada Gambar 2
Peny 3 Harga blender yang eum A? bayar = tp. 330.400 - Rp. Ifo. ove SQTO3
= 2b: Ho. 060
bu tap balan 2 X—$——===) S704 |
Misat uang yang dfbayor
taka 6* = {86999
X = (80.000 SQTOS
é
X = 30.000 $$
— sQT06
Jat, gang dibayar tbe ada'ch Re. 30.000,
Gambar 2. Jawaban SQT pada tahap meleksanakan rencana pemecahan masaleh
Gamber 2 memumjulkan bahwa SQT melaksanakan rencana pemecahan masaleh
secara konsisten sesuai dengan yang direncanakan sebelumaya. SQT mencari harga blender
yang belum dibayar dengan cara mengurangkan harga sebuah blender dengan harga yang
telah dibayar yaitu Rp 330.000— Rp 150.000 schingga memperoleh hasl Rp 180.000
(SQT03). Kemmdian melakuican pemisalan tethadap wang yang dibayar ibu tiap bulan, yaitu
x (SQT04). Karena 6 kali mengangsur maka SQT menggunaken konsep PLSV menjadi
6x = 180.000 (SQTUS) dan memperoleh hasil x = 30.000 (SQT06).
Berdasarkan wraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan rencana
pemecahen masalah SQT konsisten melaksanaken sesuai yang direncanakan sebehumnya
SQT dapat mengaplikasikan pengetahuan sebelumnya yang berkaitan dengan masalah yang
diberikan yaitu operasi hitung blangan bulat, operasi hitmmg ajabar dan aplkasi PLSV
untuk menemukan solusi dari masalah
Seteldh tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah, penelii menganalisa
jaweban SQT pada tahap memeniksa kembali jawaban untuk memperoleh informasi yang
lebih mendalam Berikut jawaban SQT sebagaimana terthat pada Gambar 3Swrya Prasampatt Tahumang Muh Rical, dan Sukayasa Profil Pemecahan .. 109
Cara Lams
Heega blender yang bolum dirarw + 330-000 - 150-coo | SQTUT
= (80. e008 ——
tiap bulan yang elibayar = (Bosco. = 30.090) SQTOS
6 a I
Gambar 3. Jawaban SQT dalam memeriksa kembali jawaban
Gamber 3 memmjukken bahwa SQT memeriksa Kembali jawaban dengan
menentuican harga blender yang belum dibayar dengan cara mengurangkan harga sebuah
blender dengan harga yang telah dibayar yaitu Rp330.000—Rp150.000 schingga
memperoleh hasil Rp 180.000 (SQTO7). Kemudian, menentuken harga tiap bulan yang
dibayar dengen langsing membag harga blender yang belum dibayar Rp 180.000 dengan
6 sehingga memperoleh hasil Rp 30.000, karena 6 kali mengangsur (SQTU7).
Selain menganalisa jawaban SQT penelti juga melakukan wawencara pata tahap
memeriksa kembai jawaban untuk memperoleh informast yang lebih mendalam Benikut
transkrip wawancara
PM10025 : Pertanyaan terakhir dik Apakah kamu sudah yakin benar dengan
jawabannm?
SQTM10025: Kayaknya sudah benar itu kek (membaca masalah Kembali sambil
berpikir). Tapi boleh saya kerja kembah?
PM10026 - Silahikan dik
SQTM10026: Kerja dimana kak?
PM10027 : Kena dikertas itu saja dik
SQTM10027: (Menuliskan dengan tenang dan fokus) Sudah kek.
PM10028 - Bagaimana dik? Sekarang sudah yakin?
SQTM10028: Yakin kak. Karena jawabannya sama
Berdasarkan transkrip wawancara dan Gambar 3 tersebut dapat disimpulkan bahwa
SQT meyakini bahwa masalah yang diberikan penting sehingga SQT bersmgguh-sungguh
untuk menceri tahu jawaban yang diperoleéh benar atau tidak (SQTMIO025) dengan
mengerjakan Kembali Ml, tetapi tidak menggunakan variabel x.
PEMBAHASAN
Tahap memehami masalah, siswa yang memiliki tingkat SQ ting dapat
memahami masaldh PLSV dengan pemh Kedamaian Hal ini sesua dengan pendapat
Safaia (2007) bahwa orang yang ber-SQ tingg memilki kedekatan dengan Tuhan
sehingga merasa tenang dalam menghadapi setiep masalah yang diberikan
Siswa yang memaliki tingkat SQ tinggi memaknai masalzh PLSV diberiken dengan
cara membaca masaleh secara berulang-ulang sehingga SQT dapat mengidentiikasi
informasi dani masalah, ya hal yang diketama dan hal yang ditanyakan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Nggermanto (2015) bahwa seseorang yang memilki SQ tinggi mampu
memaknai setiap sisi kehidupan
Siswa juga mampu mengdentifixasi informasi dari masalah yang diberiken, yaitu hal
yang diketalni dan hal yang ditanyaken serta menuliskannya pada lembar jawaban, Hal ini
sesuai dengan indikator pemecahan masalzh yang dikemukakan oleh Polya dalam
Herlambang (2013) bahwa untuk memahami masalah siswa menuliskan hal yang diketali110 Jurnal elektrontie Pendidikan Matematica Tadulako, Volwne 5 Nomor 1, September 2017
dan ditanyakan
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa profl pemecahan masdah
siswa yang memilki tingkat SQ tinggi pada tahap memahami masalah yaitu dapat
memahami masalah dengan penuh Kedamaian (tenang) sehingga berkonsentrasi lebih
terhadap masalah yang diberiken, memaknai masaldh PLSV dengan cara membaca masaleh
secara berulang-ulang sehingga dapat mengdentifkasi mirmmasi dari masalah, yaitu hel
vyang diketahui dan hal yang ditanyakcan
Tahap membuat rencana pemecahan masalah siswa yang memiliki tingkat SQ
tinggi dapat menerapkan pengetauan yang dimliki sebelumnya mengena PLSV
sehingga dapat menjelaskan rencana pemecahan masalah dengan bak Hal ini sejalan
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hudojo (1988) bahwa untuk menyelesaian
masalzh orang harus menguasai hal-hal yang telah dipelajari_ sebelummya dan
menggunakannya di dalam situasi yang baru
Siswa yang memilid tingket SQ tinggi dapat menerapkan pengetahuan yang
dimilit sebelumya mengenai PLSV. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang memilld
fingkat SQ tinggi telah mengamakan pengetahuan yang dipelajani sebelumnya untuk
menyelesaikan masalah yang diberikan Hal ini sejalan dengen pendapat Safana (2007)
yang menyatakan bahwa seseorang yang memilii SQ tinggi mengamalken apa yang
diyakini dalam kehidupan sehari-hari
Siswa yang memilki SQ tinggi merencanekan pemecahan masalah membuat
model matematika terlebih dali, Kemmdian mencari selesaian berdasarkan model
matematika tersebut yang diperoleh dani pengalaman belajamya tentang masal&h PLSV
yang sedang dihadapinya
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulken bahwa profl pemecahan masalah
siswa yang memili tingket SQ tinggi pada tahap membuat rencana pemecahan
masalch dapat menerapkan pengetahuan yang dim sebelumya mengenai PLSV
sehingga dapat menjelaskan rencana pemecahan masalah dengan bak serta
merencanakan pemecahan masaléh dengan membuat model matematika terlebih dalulu
kemudian mencari selesaian berdasarkan model matematika tersebut.
Tahap melaksanakan rencana pemecahan masaleh, siswa yang memiki SQ tinggi
dapat konsisten melaksanaken sesuai yang direncanakan sebelumnya yaitu dengan
membuat model matematika terlebih dalnlu kemudian mencani selesaian berdasarkan
model matematika tersebut Hal ini sejalan dengan pendapat Safaria (2007) bahwa
seseorang yang memaliki SQ tinggi selalu berusaha mengamalkan sesuatu secara konsisten.
Siswa yang memillki SQ tinggi menyelesaikan masaleh dengan cara mengeplikasikan
pengetahuan sebelumnya yang berkaitan dengan masaldh yang diberikan yatu operasi
hitung bilangen bulat, operasi hitmg ajabar dan aplikasi PLSV untuk menemukan solusi
dani masaleah
Selain ity siswa dapat menggmakan konsep yang telah dipelajari sebelumnya yaitu
operasi fitung bilangan bulat, operasi hitung aljabar dan aplikesi PLSV untuk menemukan
solisi dari masalah Hal in sejalan dengan pendapat Hudojo (1988) bahwa untuk
menyelesaian masalah orang harus menguasai hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya
dan menggunakannya di dalam situasi yang bara
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan behwa profl pemecahan masalah
siswa yang memilki tingkat SQ ting pada tahap melaksanaken rencana pemecahan
masalah dapat Konsisten melaksanakan sesuai dengan yang direncanakan sebehmnya yaitu
membuat model matematika terlebih dalnlu kemudian mencan selesaian berdasarkanSwrya Prasampatt Tahnmmang Muh Rical, dan Sukayasa Profil Pemecahan ..111
model matematika dan dapat menggmmakan konsep yang telah dipelajari sebelumnya yaitu
operasi hitung bilangan bulat, operasi hitung aijabar dan aplikasi PLSV untuk menemuan
solusi dari masalah
Tahap memeriksa Kembali jawaban, siswa yang memiliki SQ tinggi dapat meyakini
behwa masalah yang diberiken penting sehmgga SQT bersungguh-smgguh untuk mencani
talm jawaban yang diperoleh benar atan tidak dengan mengerjakan Kembali masalah, tetapi
tidak menggmakan variabel x. Hal ini menandaken bahwa siswa yang memilki SQ tng.
telah memaknai masalah kerena mengenggap penting masaleh yang diberiken, Hal ini sejalan
dengan Nggermanto (2015) bahwa seseorang yang memilii SQ tinggi mampu memaknai
setiap sist Kebidupan
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa profl pemecahan masalah siswa
yang memilki tingkat SQ tinggi pada tahap memenksa kemball jawaban yaitu dapat
meyakini bahwa masaldh yang diberikan penting sehingga bersmgguh-sungguh untuk
mencari tau jaweban yang diperoleh benar atau tidak dengan mengerjaken kembal
masalah, tetapi tidak menggunakan vanabel x
KESIMPULAN
Berdasarkan has peneliien dan pembshasan yang diperoleh, maka dapat
disimpulkan bahwa 1) tehap memahami masaleh, siswa yong memilki SQ tinggi
menghadapi masalah dengan pennh kedamaian (tenang) sehingga dapat memeknai masalah
PLSV serta dapat mengidentifikast informasi dan masalah, yaitu hal yang diketalui dan hal
‘yang ditanyakan, 2) tahap membuat rencana pemecahan masaleh, siswa yang memaliki SQ
tinggi merencanakan pemecahan maselah dengan membuat model matematika terlebih
dafmiu kemudian mencan selesaian berdasarkan model matematika tersebut, 3) tahap
melaksanaken rencana penyelesaian, siswa yang memilli SQ ting Konsisten
melaksanakan sesuai dengan yang direncanakan dan dapat menggunakan konsep yang telah
dipeljan sebehumnya yaitu operasi hitmg bilangan bulat, operasi hitmg ajabar dan
aplikasi PLSV untuk menemnan solusi dan masalah, 4) tahep memeriksa kembali, siswa
‘yang memiliki SQ tinggi mengerjakan Kembali masalah tetapi tidak menggunakan variabel x.
SARAN
Berdasarkan hasil peneliian dan pembehasan, maka peneliti dapat memberikan saran
sebagai benkut 1) sebaknya guru memperhatikan SQ yang dimilld siswa dalam
menggjarkan matematika, agar dapat merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan siswa, sehmgga dalam memecahkan suatu masalah matematika siswa dapat
menyelesaicannya dengan bak. 2) perlu untule menekanken bahwa setiap jawaban yang
diperoleh dipenksa kembali schingga siswa bisa mengetahui jawabannya telah benar
DAFTAR PUSTAKA
Arifin dkk. (2015). Profil Pemecahan Masalch Matematika Siswa Ditinjau dani Gaya
Kognitf dan Efkasi Diri pada Siswa Kelas VII Ungguln SMP N 1 Watampone
Jurnal Daya Matematis [Online], Vol. 3 (1). Tersedia: http /ojs.mm_ ac id/index ph
plIDM. [25 September 2015]
Ekasai, P. (2012), Dampak Sosial-Ekonomi Masuknya Pengaruh Intemet dalam
Kehidupan Remaja di Pedesaan Jurnal Sosiologi Pedesaan [Online], Vol. 6, (1),112 Jurnal elektrontic Pendidikan Matematica Tadulako, Volwne 5 Nomor 1, September 2017
57-71. Tersedia: _http:/fesljoumal ipb ac id/index php/sodality/article/download/580
9/4483, [03 Maret 2016]
Herlambang (2013). Analisis Kemampuan Pemecahan Maselah Matematika Siswa Kelas
VIIA SMP N 1 Kapahieng Tentang Bangin Detar Ditinjau dan Teon Van Hiele
[Online]. Tersedia http:frepository.unib ac id/8426/2/1 IL, 111,2-13-her Fl pdf [25
September 2015]
Hudojo, H. (1988). Mengajar Belajar Matematika. Jakarta Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidiken
Miles, M. dan Huberman, A (1992). Analisis Data Kualitatif’ Buku Sumber Tentang
Metode-metode Baru. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi Jakarta’ Universitas
Indonesia
Neggermanto, A (2015). Kecerdasan Quantum: melejitkan IQ EQ dan SQ. Cetakan kesata
Bandung: Nuansa Cendekia
Polya, G. (1973). How to Solve it, Second Edition Princeton: Princeton University Press
Rianiks, 1. (2013). Pengaruh Kecerdasan Intelegensi dan Kecerdasan Spiritual Terhadap
Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII MISN Kandat Balong. Sksipsi
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (Stain) Tulugaging [Online]. Tersedia
http /dighb iaantulngagung ac id/fles/diskl/Shain-ta-st-indahnani-210-Ibabi pdt
(26 September 2015]
Safaria T. (2007). Spiritual Intelligence (Metode Pengembangan Kecerdasan Spiritual
Anak). Eéisi Pertama Yogyakarta: Graha Thm
Setyaningsih, RD. (2013). Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual dengan Mekanisme
Koping patla Remaja di SMAN 2 Purwokerto. Jurnal Kesehatan, Keperawatan dan
kebidanan [Online], Vol. 6, (2), 1-11. Tersedia: http:/jumal shb.ac.id/index php/VM/art
icle/download/21/16. [14 Januan 2015]
Sukayasa. (2012). Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Fase-fase Polya untuk
‘Meningkatkan Kompetensi Penalaran Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah
‘Matematika {Onine], Vol. 1, (1), Tersediahttp J jumal untad.ac.id!. [17 Mei 2015]