Anda di halaman 1dari 8

Tugas Makalah Kelompok

KELOMPOK DENGAN IDEOLOGI PURIST DAN IDEOLOGI

PERUBAHAN IDEOLOGI SOSIAL DARI PENDIDIK

MASYARAKAT

OLEH:
KELOMPOK IX

ANGGOTA : SARTIKA ARIFIN ( 15B07059 )


MUHAMMAD FAISAL ( 15B07052 )

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015
BAB 8. KELOMPOK DENGAN IDEOLOGI PURIST

Kelompok ideologi purist yaitu Humanis Tua dan Pendidik Progresif.

Humanis tua berdasarkan pada pandangan absolutisme relativistic terpisah.

Sedangkan pendidik progresif berdasarkan pada pandangan absolutisme

relativistic terhubung.

Unsur-unsur ideologi:

Filsafat Matematika

Pada humanis tua, matematika terlihat sebagai sebuah bagian ilmu

pengetahuan objektif yang murni berdasarkan penalaran dan logika, bukan

otoritas. Pada pendidik progresif, kebenaran matematika sebagai kemutlakan dan

dapat dipercaya.

Kumpulan Nilai Moral

Pada humanis tua, pemisahan perspektif fokus pada aturan dan

prinsip. Penalaran moral berdasarkan kebenaran, kejujuran dan keadilan buta,

strukutur. Aplikasi keadilan dari kejujuran hukum untuk segala hal tanpa

memperhatikan permasalahan pribadi manusia. Pada pendidik progresif, nilai

terkait dengan hubungan manusia dan hubungan antara manusia, dengan empati,

kepedulian dan dimensi situasi manusia.

Teori Masyarakat

Pada humanis tua, budaya kaum elit mencoba untuk mengatur

masyarakat, agar rakyat biasa tidak memiliki keadilan yang sama. Hal ini terlihat

seperti memisahkan orang berpendidikan dari masyarakat biasa. Pada pendidik


progresif, fokus ideologi terletak pada indivdu bukan pada acuan social lainnya

kecuali sebagai konteks untuk pengembangan individu. Nilai terhubung kearah

komitmen terhadap perbaikan kondisi dan penderitaan individu.

Teori Anak

Pada humanis tua, seseorang ditentukan oleh karakter atau sifat

menurun mereka. Anak-anak tumbuh melalui pembentukan karakter dan dididik

oleh pengalaman budaya tradisional. Sedangkan pada pendidik progresif, anak

seperti memiliki hak penuh sebagai individu dan membutuhkan asuhan,

perlindungan dan memperkaya pengalaman untuk memperbolehkan mereka

berkembang dengan potensi maksimal mereka.

Tujuan pendidikan

Pada humanis tua, tujuan pendidikannya adalah untuk menghasilkan

orang terpelajar secara bebas dengan apresiasi budaya demi dirinya sendiri,

kekuatan diskriminatif dan rasa yang menyertainya. Pada pendidik progresif,

tujuan pendidikan untuk memajukan realisasi-diri individu dengan mendorong

pertumbuhan mereka dalam kreativitas, ekpresi diri untuk pengalaman yang

meliputi banyak hal, memungkinkan mereka untuk meraih kesuksesan.

Tujuan pendidikan matematika

Pada humanis tua, tujuan pendidikan matematika adalah untuk

menyebarkan matematika murni, dengan perhatian pada struktur, tingkat

konseptual, dan kekakuan subjek. Sedangkan pada pendidik progresif, untuk

mengembangkan kreativitas anak dan realisasi diri dalam pengalaman belajar

matematika
Teori kemampuan matematika

Pada humanis tua, bakat matematika dan kecerdasan pikiran

diwariskan, dan kebiasaan yang berhubungan dengan matematika dapat

diidentifikasi dengan kecerdasan murni. Pada pendidik progresif, kemampuan

matematika adalah individualisme, cenderung ke arah perbedaan tingkat kesiapan.

Teori pembelajaran matematika

Pada humanis tua, ilmu matematika memperkenankan pelajar untuk

menyelesaikan masalah dan memecahkan teka-teki matematika sesuai dengan

bakat dan kecerdikan mereka. Pada pendidik profresif, pengembangan aktif siswa

dengan belajar melalui permainan, aktivitas, penyelidikan, proyek, diskusi,

penjelajahan, dan penemuan.

Teori pengajaran matematika

Pada humanis tua, guru sebagai pengajar dan penjelas,

menghubungkan struktur matematika dengan penuh arti. Sedangkan pada pendidik

progresif, peranan guru untuk sebagai fasilitator pembelajaran, dengan bimbingan

dan melindungi dari konflik, ancaman, sumber perasaan buruk.

Teori perbedaan sosial

Pada humanis tua, matematika dipandang sebagai kemurnian dan

tidak berhubungan dengan permasalahan social. Pada pendidik progresif, nilai

terhubung membutuhkan keragaman budaya dan ras untuk membawa matematika

ke dalam lingkungan budaya setiap anak.


Kritik dari Perspektif Ideologi Humanis Tua dan Pendidik Progresif

Pada humanis tua, terdapat kemutlakan-murni matematika yang

menyangkal hubungan antara matematika murni dan penerapannya. Matematika

dipandang sebagai hal yang tidak berhubungan dengan dunia, aktivitas manusia,

dan budaya mengasingkan siswa. Kemampuan matematika ditetapkan oleh

keturunan, merugikan mereka yang tidak dijuluki berbakat matematika.

Pada pendidik progresif, teori pengajaran tidaklah cukup menekankan

peranan guru. Guru memiliki tiga peranan penting, dimana perspektif pendidik

progresif gagal untuk mengenal secara cukup. Pada teori anak, sifat dasar anak

dan perkembangan tidak dapat dipisahknan dari pengaruh kuat penyimpangan

sosial.
BAB 9. IDEOLOGI PERUBAHAN SOSIAL TERHADAP PENDIDIK

MASYARAKAT

Kelompok ideologi sosial yaitu pendidik masyarakat. Pendidik masyarakat

berdasarkan pada pandangan fallibilisme relativistic.

Unsur – unsur ideologi:

Filsafat Matematika

Pada pendidik masyarakat, filsafat matematika adalah konstruktivisme

social, memerlukan suatu pandangan pengetahuan matematika sebagai yang dapat

dibenarkan dan quasi-empiris.

Kumpulan nilai moral

Nilai-nilai moral pada pendidik masyarakat merupakan keadilan

social, sebuah sintesis dari nilai-nilai yang dipisahkan dan dihubungkan. Dari

perspektid dipisahkan, menjadi suati nilai keadilan, hak-hak, pengakuan penting

dari struktur social, ekonomi dan politik. Dari perspektif dihubungkan, menjadi

menghormati untuk setiap hak-hak individu, perasaan dan membuat rasa dan

kekhawatiran bahwa semua dapat hidup dalam masyarakat.

Teori masyarakat

Masyarkat terlihat seperti terbagi dan terstruktur oleh hubungan

kekuasaan, budaya, status, kekayaan, pengakuan kesenjangan sosial dalam hak,

kesempataan hidup, dan kebebasan untuk mengejar kebahagiaan.


Teori anak

Individu dilahirkan sama, dengan hak-hak yang sama dan secara

umum, bawaan dan potensial sama. Individu-individu ini berkembang dalam

suatu matriks social dan sangat dipengaruhi oleh budaya sekitarnya dan struktur

social, khususnya kelas.

Tujuan pendidikan

Tujuan dari posisi ini adalah pemberdayaan dan pembebasan individu

melalui pendidikan untuk memainkan peran aktif dalam menentukan nasib

sendiri, dan untuk memulai dan berpartisipasi

Tujuan pendidikan matematika

Tujuan dari perspektif pendidik masyarakat adalah mengembangkan

demokrasi kewarganegaraan melalui pemikiran kritis dalam matematika. Pada

tingkat yang lebih dalam, ia membantu peserta didik untuk terlihat dalam kegiatan

matematika.

Teori kemampuan matematika

Kemampuan matematika dipandang sebagai suatu kontruksi social ,

dengan dampak dari konteks social memiliki peran penting dalam pengembangan

individu. Kemampuan diberikan kepada siswa oleh pengalaman mereka dan

dengan cara merek dianggap dan dilabel oleh orang lain.

Teori pembelajaran matematika

Teori ini melihat anak-anak sebagai perlu terlibat secara aktif dengan

matematika, mengemukakan pemecahan masalah, membahas penanaman

matematika dalam kehidupan mereka sendiri dan lingkungan (ethnomathematics),


konteks sosial yang lebih luas, dalam hal ini, memungkinkan pengembangan

kemmapuan berpikir kritis.

Teori pengajaran matematika

Mencakup diskusi, tugas kelompok kooperatif, mempertanyakan isi,

pedagogi, bahan yang relevan secara sosial. Mengajar perlu demokratis dan

terbuka. Guru harus memainkan peran netral dalam diskusi dan harus jujur

mengungkapkan pandangannya mengenai isu-isu kontroversal.

Teori perbedaan sosial

Teori perbedaan social mencerminkan nilai-nilai yang mendasar dan

epistemologi. Akomodasi keanekaragaman sosial dan budaya adalah suatu

kebutuhan.

Kritik Dari Perspektif Pendidik Masyarakat

Perspektif pendidik masyarakat dan tujuan mengahadapi kelemahan,

terutama berkaitan dengan masalah pelaksanaan, tetapi juga karena masalah

kontradisksi dalam ideology. Pertama, terdapat masalah yang kontroversial dan

implikasinya dalam pendidikan, yakni terdapat masalah yang controversial dalam

kelas, serta penerimaan isu-isu sosial, budaya dan politik ke dalam kurikulum

matematika.

Anda mungkin juga menyukai