Taufiq PPs Unesa Pendahuluan Membahas hubungan antara pengetahuan subjektif dan objektif matematika dalam konstruktivisme sosial Menurut konstruktivisme sosial, buku tidak memuat pengetahuan, hanya merupakan simbol-simbol yang tidak bermakna. Kebermaknaannya harus diciptakan oleh pembaca, makna dalam buku tergantung pada penciptaan yang unik dari masing-masing pembaca di sinilah timbul subjective knowledge. Sebagai contoh untuk rumus matematika yang sama masing-masing orang dapat menjelaskannya dengan cara yang berbeda-beda Pandangan menjelaskan bahwa pengetahuan selalu baru.Pengetahuan a/ usaha aktif kita untuk mencari tahu dengan banyak cara, akibatnya pengetahuan objektif sepanjang waktu dilahirkan kembali. PPs Unesa Pendahuluan
Glasersfeld (1989) PPs Unesa ‘radical constructivism’. Pandangan subyektif murni tentang pengetahuan diuraikan sebagai kontruktivisme radikal. Ini menegaskan dua prinsip utama yaitu (a) pengetahuan tidaklah diterima secara pasif tetapi hal tersebut aktif dibangun oleh subjek pengenalnya (b) fungsi kognisi bersifat adaptif dan mengorganisasi dunia pengalaman, bukan merupakan penemuan realitas ontologis. Pandangan ini memberi penegasan terhadap perkembangan pengetahuan subyektif dalam dunia eksternal. Ini menjelaskan bagaimana individu membangun pengetahuan subyektif, terutama model teoritis pada bagian dari dunia luar yang sesuai dengan bagian itu, dan bagaimana pengetahuan atau model tersebut berkembang.
Halliday (1978) Kompetensi penguasaan bahasa dalam tiga sistem yang saling terkait, yaitu bentuk, makna, dan fungsi (sosial) bahasa. Bentuk dan fungsi bahasa adalah sistem yang dimanifestasikan secara umum, yang terbuka untuk koreksi dan berdasarkan kesepakatan. Sementara sistem makna adalah bersifat pribadi. Bagaimana individu mengkonstruksi PPs Unesa pengetahuan subjektif, termasuk
pengetahuan bahasa?
Pertama, ada konstruksi aktif pengetahuan, biasanya
konsep dan hipotesis, berdasarkan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya. Kedua, ada peran penting yang dimainkan oleh pengalaman dan interaksi dengan dunia fisik dan sosial, baik dalam tindakan fisik dan mode pembicaraan Pengalaman digunakan sebagai pengetahuan, akan tetapi pengalaman ini tidak sesuai dengan hasil yang dimaksudkan dan dirasakan. Oleh karena itu perlu restrukturisasi pengetahuan, agar sesuai dengan pengalaman. PPs Unesa Secara ringkas, bahwa: pengetahuan subjektif tidak diterima secara pasif tetapi secara aktif dibangun oleh kesadaran subjek, dan bahwa fungsi kognisi adalah adaptif dan melayani organisasi dunia pengalaman individu (Glasersfeld, 1989 ), proses ini memperhitungkan pengetahuan subjektif tentang dunia dan bahasa (termasuk matematika), kendala objektif, baik secara fisik dan sosial, memiliki efek membentuk pengetahuan subyektif, yang memungkinkan untuk sebuah 'kesesuaian' antara aspek-aspek pengetahuan subyektif dan dunia luar, termasuk bentuk-bentuk fisik dan sosial, dan pengetahuan individu-individu lain, makna hanya dapat diberikan oleh individu, dan tidak intrinsik untuk sebarang sistem simbolis. PPs Unesa B. Konstruksi Pengetahuan Matematika.
Pengetahuan matematika dimulai dengan pemerolehan
pengetahuan linguistik yang mencakup dasar-dasar matematika melalui istilah-istilah matematika dasar, melalui penggunaan pengetahuan sehari-hari dan hubungannya melalui aturan-aturan dan konvensi yang memberikan dasar untuk logika dan kebenaran logis. Landasan pengetahuan matematika baik genetik dan justifikasi diperoleh dengan bahasa. Untuk genetik landasan matematikanya adalah konsep dan proposisi Untuk justifikasi landasan pengetahuan matematikanya secara proporsional diperoleh dalam pengetahuan bahasa. PPs Unesa Kontruksi Pengetahuan Subjektif Salah satu ciri pengetahuan matematika adalah bertingkat dan hirarki, khususnya antara istilah-istilah dan konsep-konsep. Contoh hirarki matematika Pada tingkat terendah ada istilah dasar seperti : ’ garis’, ’segitiga’, ’kubus’, ’ satu’ dan ’ sembilan’. Pada tingkat lebih tinggi ada istilah-istilah ini dengan didefinisikan dengan memilih di tingkat rendahnya, seperti ’bidang’, ’bilangan’, ’penjumlahan’ dan ’ koleksi’. Pada tingkat lebih tinggi, terdapat banyak konsep-konsep abstraks seperti : ’ fungsi’, ’himpunan’, ’ sistem bilangan’, Definisi implisit dapat diberikan sebagai berikut : bilangan terdiri dari ’ satu’. ’ dua’, ’ tiga’ dan objek-objek lain dengan sifat yang sama. ’Bidang’ berlaku untuk lingkaran, persegi ,segitiga dan objek-objek lain yang serupa. C. KEPERCAYAAN SUBJEKTIF TERHADAP PPs Unesa EKSISTENSI OBJEK MATEMATIKA
Individu membangun pengetahuan subjektif dan konsep-konsep yang
dimiliki dari dunia eksternal dan dunia sosial. Begitu pula matematika. Sehingga mereka akan mencocokkan dengan penerimaan sosial BAGAIMANA KEPERCAYAAN SUBJEKTIF DALAM EKSISTENSI DARI OBJEK MATEMATIKA Pertama, penerimaan sosial, yang memberikan objektivitas. Kedua,direpresentasikan dengan tanda, yang berarti tidak mempunyai representasi yang nyata. Hubungan Pengetahuan Objektif dan Subjektif Matematika PPs Unesa
Hubungan diantara pengetahuan objektif dan subjektif
matematika adalah saling bergantung dan mendukung, untuk mengembangkan masing-masingnya. Pertama, pengetahuan matematika objektif dikonstruksi ulang sebagai pengetahuan subjektif oleh individu, melalui interaksi dengan guru dan orang lain, dan dengan interpretasi atau sumber lain. Kedua, pengetahuan subjektif matematika mempunyai dampak pada pengetahuan objektif dalam dua cara, yaitu (i) melalui kreasi matematika secara individu dan (ii) melalui representasi ulang PPs Unesa