Anda di halaman 1dari 11

KONSTRUKTIVISME SOSIAL DAN

PENGETAHUAN SUBJEKTIF

Dosen Pengampu:
Prof. I Ketut Budayasa, Ph.D

 Oleh:
Kelompok IV

Andi Mulawakkan Firdaus


Taufiq
PPs Unesa
Pendahuluan
 Membahas hubungan antara pengetahuan subjektif dan objektif
matematika dalam konstruktivisme sosial
 Menurut konstruktivisme sosial, buku tidak memuat pengetahuan,
hanya merupakan simbol-simbol yang tidak bermakna.
 Kebermaknaannya harus diciptakan oleh pembaca, makna dalam buku
tergantung pada penciptaan yang unik dari masing-masing pembaca di
sinilah timbul subjective knowledge.
 Sebagai contoh untuk rumus matematika yang sama masing-masing
orang dapat menjelaskannya dengan cara yang berbeda-beda
 Pandangan menjelaskan bahwa pengetahuan selalu baru.Pengetahuan
a/ usaha aktif kita untuk mencari tahu dengan banyak cara, akibatnya
pengetahuan objektif sepanjang waktu dilahirkan kembali.
PPs Unesa
Pendahuluan

 Bagaimana individu mengkonstruksi pengetahuan subjektif?

• Dari pengalaman langsung


1

• Teori-teori yang telah ada sebelumnya.


2

Teori subyektif bersifat rekursif


Glasersfeld (1989)
PPs Unesa ‘radical constructivism’.
 Pandangan subyektif murni tentang pengetahuan diuraikan sebagai kontruktivisme
radikal.
 Ini menegaskan dua prinsip utama yaitu (a) pengetahuan tidaklah diterima secara
pasif tetapi hal tersebut aktif dibangun oleh subjek pengenalnya (b) fungsi kognisi
bersifat adaptif dan mengorganisasi dunia pengalaman, bukan merupakan
penemuan realitas ontologis.
 Pandangan ini memberi penegasan terhadap perkembangan pengetahuan subyektif
dalam dunia eksternal. Ini menjelaskan bagaimana individu membangun
pengetahuan subyektif, terutama model teoritis pada bagian dari dunia luar yang
sesuai dengan bagian itu, dan bagaimana pengetahuan atau model tersebut
berkembang.
 
Halliday (1978)
 Kompetensi penguasaan bahasa dalam tiga sistem yang saling terkait, yaitu bentuk,
makna, dan fungsi (sosial) bahasa.
 Bentuk dan fungsi bahasa adalah sistem yang dimanifestasikan secara umum, yang
terbuka untuk koreksi dan berdasarkan kesepakatan.
 Sementara sistem makna adalah bersifat pribadi.
Bagaimana individu mengkonstruksi
PPs Unesa pengetahuan subjektif, termasuk

pengetahuan bahasa?

 Pertama, ada konstruksi aktif pengetahuan, biasanya


konsep dan hipotesis, berdasarkan pengalaman dan
pengetahuan sebelumnya. Kedua, ada peran penting yang
dimainkan oleh pengalaman dan interaksi dengan dunia fisik
dan sosial, baik dalam tindakan fisik dan mode pembicaraan
 Pengalaman digunakan sebagai pengetahuan, akan tetapi
pengalaman ini tidak sesuai dengan hasil yang dimaksudkan
dan dirasakan. Oleh karena itu perlu restrukturisasi
pengetahuan, agar sesuai dengan pengalaman.
PPs Unesa
Secara ringkas, bahwa:
 pengetahuan subjektif tidak diterima secara pasif tetapi secara
aktif dibangun oleh kesadaran subjek, dan bahwa fungsi kognisi
adalah adaptif dan melayani organisasi dunia pengalaman
individu (Glasersfeld, 1989 ),
 proses ini memperhitungkan pengetahuan subjektif tentang dunia
dan bahasa (termasuk matematika),
 kendala objektif, baik secara fisik dan sosial, memiliki efek
membentuk pengetahuan subyektif, yang memungkinkan untuk
sebuah 'kesesuaian' antara aspek-aspek pengetahuan subyektif
dan dunia luar, termasuk bentuk-bentuk fisik dan sosial, dan
pengetahuan individu-individu lain,
 makna hanya dapat diberikan oleh individu, dan tidak intrinsik
untuk sebarang sistem simbolis.
PPs Unesa B. Konstruksi Pengetahuan Matematika.

 Pengetahuan matematika dimulai dengan pemerolehan


pengetahuan linguistik yang mencakup dasar-dasar matematika
melalui istilah-istilah matematika dasar, melalui penggunaan
pengetahuan sehari-hari dan hubungannya melalui aturan-aturan
dan konvensi yang memberikan dasar untuk logika dan
kebenaran logis.
 Landasan pengetahuan matematika baik genetik dan justifikasi
diperoleh dengan bahasa.
 Untuk genetik landasan matematikanya adalah konsep dan
proposisi
 Untuk justifikasi landasan pengetahuan matematikanya secara
proporsional diperoleh dalam pengetahuan bahasa.
PPs Unesa
Kontruksi Pengetahuan Subjektif
 Salah satu ciri pengetahuan matematika adalah bertingkat dan hirarki,
khususnya antara istilah-istilah dan konsep-konsep.
Contoh hirarki matematika
 Pada tingkat terendah ada istilah dasar seperti : ’ garis’, ’segitiga’, ’kubus’, ’ satu’
dan ’ sembilan’.
 Pada tingkat lebih tinggi ada istilah-istilah ini dengan didefinisikan dengan
memilih di tingkat rendahnya, seperti ’bidang’, ’bilangan’, ’penjumlahan’ dan ’
koleksi’.
 Pada tingkat lebih tinggi, terdapat banyak konsep-konsep abstraks seperti : ’
fungsi’, ’himpunan’, ’ sistem bilangan’,
 Definisi implisit dapat diberikan sebagai berikut : bilangan terdiri dari ’ satu’. ’
dua’, ’ tiga’ dan objek-objek lain dengan sifat yang sama.
 ’Bidang’ berlaku untuk lingkaran, persegi ,segitiga dan objek-objek lain yang
serupa.
C. KEPERCAYAAN SUBJEKTIF TERHADAP
PPs Unesa EKSISTENSI OBJEK MATEMATIKA

 Individu membangun pengetahuan subjektif dan konsep-konsep yang


dimiliki dari dunia eksternal dan dunia sosial. Begitu pula
matematika.
 Sehingga mereka akan mencocokkan dengan penerimaan sosial
BAGAIMANA KEPERCAYAAN SUBJEKTIF DALAM
EKSISTENSI DARI OBJEK MATEMATIKA
 Pertama, penerimaan sosial, yang memberikan objektivitas.
 Kedua,direpresentasikan dengan tanda, yang berarti tidak mempunyai
representasi yang nyata.
Hubungan Pengetahuan Objektif
dan Subjektif Matematika
PPs Unesa

Hubungan diantara pengetahuan objektif dan subjektif


matematika adalah saling bergantung dan mendukung, untuk
mengembangkan masing-masingnya.
Pertama, pengetahuan matematika objektif dikonstruksi
ulang sebagai pengetahuan subjektif oleh individu, melalui
interaksi dengan guru dan orang lain, dan dengan interpretasi
atau sumber lain.
Kedua, pengetahuan subjektif matematika mempunyai
dampak pada pengetahuan objektif dalam dua cara, yaitu (i)
melalui kreasi matematika secara individu dan (ii) melalui
representasi ulang
PPs Unesa

Anda mungkin juga menyukai