Anda di halaman 1dari 15

FILSAFAT MATEMATIKA

Makalah
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas tersrtuktur mata kuliah
Filsafat dan Sejarah Matematika

Dosen Pengampu:
I. Dra. Hj. Wati Susilawati, M.Pd.
II. T. Tutut Widiastuti A, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 3
Jihan Alfani Rahmasari 1182050049
Maris Asti Syahaji 1182050054
Muhammad Isnain NFS 1182050063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami rahmat, karunia dan
kemudahan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu meskipun masih terdapat kekurangan didalamnya. Shalawat serta salam semoga tetap
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya di hari akhir.
Terimakasih kepada Ibu Dra. Hj. Wati Susilawati, M.Pd dan Ibu T.Tutut Widiastusti
A, M.Pd selaku dosen mata kuliah filsafat dan sejarah matematika yang telah membimbing
kami dalam pembuatan makalah ini. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah “FILSAFAT MATEMATIKA” ini.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan dan kekurangan didalamnya. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca makalah ini agar nantinya menjadi makalah yang lebih baik.

19 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. Pengertian Filsafat dan Matematika............................................................................3
B. Hubungan Filsafat dan Matematika.............................................................................5
C. Manfaat Memahami Filsafat Matematika...................................................................6
D. Kajian Matematika dalam Filsafat...............................................................................6
E. Aliran-aliran Filsafat Matematika...............................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
A. Kesimpulan................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat bisa dikatakan sebagai induk dari ilmu pengetahuan, karena filsafat
melahirkan segala ilmu pengetahuan. Filsafat adalah ilmu yang mempelajari dan
mempertanyakan secara radikal realitas melalui asas-asasnya guna mendapatkan
pandangan yang tepat mengenai realitas. Filsafat membantu orang berpikir mandiri,
kritis, berdasar dan mendalam. Dengan demikian, filsafat mencegah sesuatu yang
lolos dari tantangan kritik.
Eksistensi filsafat telah ada sejak berabad-abad, hal ini berbanding lurus
dengan matematika. Sekitar millenial ke-5 sampai ke-3 SM, matematika telah dikenal
di Mesir dan di Babilonia sebagai suatu yang sangat berguna untuk memecahkan
berbagai persoalan dan masalah praktis. Kemudian matematika sebagai ilmu
dikembangkan oleh para filsuf Yunani sekitar lima ribu tahun yang setelahnya.
Filsafat berdasar struktur pengetahuannya terbagi menjadi tiga, yaitu filsafat
sistematis, filsafat khusus dan filsafat keilmuan. Filsafat matematika merupakan
cabang dari filsafat keilmuan. Filsafat matematika merupakan sarana dalam
memudahkan untuk memehami konsep-konsep matematika dengan jalur filosofis
yaitu latar belakang matematika itu sendiri. Inilah yang menjadi urgensi kajian filsafat
matematika
Dengan demikian, makalah ini dibuat untuk menjelaskan filsafat matematika dalam
upaya memahami filsafat matematika melalui literature yang ada.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan filsafat matematika?
2. Bagaimana hubungan filsafat dan matematika?
3. Apa manfaat memahami filsafat matematika?
4. Apa saja kajian matematika dalam filsafat?
5. Apa saja aliran-aliran dalam filsafat matematika?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian filsafat matematika

1
2. Mengetahui hubungan antara filsafat dan matematika
3. Mengetahui manfaat memahami filsafat matematika
4. Mengetahui kajian matematika dalam filsafat
5. Mengetahui aliran-aliran filsafat matematika

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat dan Matematika
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani Philosophia, yang artinya ‘cinta akan
kebijaksanaan’. Kata Philosophia merupakan bentuk dari kata philos (cinta) atau
philia (persahabatan, tertarik kepada) dan kata sophos (kebijaksanaan, pengetahuan,
keterampilan, pengalaman, praktis, inteligensi). Istilah Philosophia pertama kali
digunakan oleh Pythagoras (570-495 SM). Pythagoras mengatakan bahwa manusia
dapat dibagi ke dalam tiga tipe, yaitu mereka yang mencintai kesenangan, mereka
yang mencintai kegiatan, dan mereka yang mencintai kebijaksanaan.
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang
merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga
diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan
segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh
dengan segala hubungan.
Dari berbagai pendapat para ahli, filsafat memiliki banyak sekali teori dan
menjadi referensi alam banyak disiplin ilmu. Beberapa definisi yang berbeda-beda
dari beberapa tokoh filsafat antara lain:
1. Marcus Tullius Cicero (106 SM – 43SM) Filsafat adalah pengetahuan tentang
sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk mencapainya.
2. Al-Farabi (meninggal 950M) Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam
maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
3. Immanuel Kant (1724 -1804) Filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala
pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan, yaitu:
“apakah yang dapat kita ketahui?” (dijawab oleh metafisika)
“apakah yang dapat kita kerjakan?” (dijawab oleh etika)
“sampai di manakah pengharapan kita?” (dijawab oleh antropologi)
4. Plato (427SM – 347SM) seorang filsuf Yunani yang termasuk murid Socrates
dan guru Aristoteles, mengatakan: Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
berminat mencapai kebenaran yang asli.
5. Aristoteles (384 SM – 322SM) mengatakan : Filsafat adalah ilmu pengetahuan
yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika,

3
logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat menyelidiki
sebab dan asas segala benda).
6. Prof. Dr. Fuad Hasan, guru besar psikologi UI, menyimpulkan: Filsafat adalah
suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala,
dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan. Dan dengan jalan
penjajakan yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-
kesimpulan yang universal.
7. Drs. H. Hasbullah Bakry merumuskan: ilmu filsafat adalah ilmu yang
menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam
semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang
bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia, dan
bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
Sedangkan cara berfikir secara Filosofi dapat digambarkan dalam hal berikut Ini:
1. Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi.
2. Berfikir secara sistematis.
3. Menyusun suatu skema konsepsi, dan
4. Menyeluruh.
Jadi kesimpulan yang didapat dari teori-teori tentang Filsafat diatas dapat ditulis:
Filsafat adalah ‘ilmu istimewa’ yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak
dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa kerana masalah-masalah tersebut di luar
jangkauan ilmu pengetahuan biasa. Filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan
akal budinya untuk memahami atau mendalami secara radikal dan integral serta
sistematis hakikat sarwa yang ada, yaitu:” hakikat Tuhan,” hakikat alam semesta,
dan” hakikat manusia, Serta sikap manusia sebagai konsekuensi dari paham tersebut.
Perlu ditambah bahwa definisi-definisi itu sebenarnya tidak bertentangan, hanya cara
mengesahkannya saja yang berbeda.
Matematika adalah sebagai penelitian bilangan dan angka. Dalam pandangan
formalis, matematika adalah pemeriksaan aksioma yang mengaskan struktur abstrak
menggunakan logika simbolik dan notasi matematika.
Adapun pengertian matematika menurut para ahli:
1. Johnson dan Rising (1972) mengatakan bahwa matematika adalah pola
berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu
adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat,

4
jelas, dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa
bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.
2. Kline (1973) mengatakan bahwa matematika itu bukanlah pengetahuan
menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya
matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan
mengatasi permasalahan sosial, ekonomi dan alam.
3. Reys, dkk (1984) mengatakan bahwa matematika itu adalah telaah tentang
pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa,
dan suatu alat.
4. James dan james (1976) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang
logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang
berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang
terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri.
Francisco Bacon (Gie, 1999) menyatakan bahwa filsafat adalah “the great mother
of science”. Dengan demikian semua ilmu termasuk matematika asal usulnya
dianggap merupakan Bagian dari filsafat. Filsafat matematika adalah cabang dari
filsafat yang mengkaji anggapan-anggapan filsafat, dasar-dasar dan dampak-dampak
matematika. Filsafat matematika merupakan kajian filsafat yang sasarannya
matematika. Filsafat matematika pada dasarnya merupakan pemikiran reflektif
terhadap matematika. (Haryono, 2014: 47). Objek yang dikaji dan dipertimbangkan
secara cermat dan penuh perhatian adalah matematika.
Filsafat matematika menurut Howard W.Eves dan Caroll V. Newson (Liang Gie,
dalam Haryono, 2014: 14) yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia
adalah:
(Secara umum, filsafat matematika pada dasarnya ialah percobaan penyusunan
kembali kumpulan pengetahuan matematika yang tidak teratur selama berabad-abad
dan diberi simbol serta makna tertentu)

B. Hubungan Filsafat dan Matematika


Filsafat dan Matematika ialah dua bidang pengetahuan rasional yang tidak
diragukan lagi memiliki hubungan yang sangat erat sejak dulu hingga sekarang.
Namun hubungan antara keduanya sering dipahami secara keliru oleh seorang filsuf
maupun matematikawan. Brumfiel (dalam Oktaviandy: 2011) mengungkap bahwa

5
pada awal peradaban yunani, filsafat adalah penelaahan dari semua cabang
pengetahuan. Ketika pengetahuan ilmiah manusia bertambah selama berabad-abad,
cabang-cabang ilmu tertentu tumbuh sampai mereka memisahkan diri dari filsafat dan
menjadi bidang-bidang studi yang terpisah.
Ternyata pendapat tersebut diatas keliru karena filsafat dan geometri (suatu
cabang matematika) sesungguhnya lahir pada masa yang berbarengan, di tempat yang
sama sekitar 640-546 SM di Miletus. Jadi matematika tidak pernah lahir dari filsafat,
melainkan keduanya berkembang secara bersama-sama dengan saling memberikan
persoalan-persoalan sebagai bahan masukan dan umpan balik.
Wahyudin (2011:74) mengemukakan hubungan antara matematika dan filsafat adalah
sebagai berikut:
1. Matematika dan filsafat merupakan upaya-upaya intelektual paling awal untuk
memahami dunia di sekitar kita, dan keduanya lahir di Yunani kuno serta
mengalami transformasi-transformasi penting disana.
2. Matematika adalah suatu studi kasus penting bagi filsuf. Agenda filsafat
kontemporer memiliki formulasi-formulasi yang sangat jelas berfokus pada
matematika, yang meliputi epistomologi dan ontologi.

C. Manfaat Memahami Filsafat Matematika


Berikut ini adalah manfaat memahami filsafat matematika (Kusrini, 2012):
1. Guru mendapatkan keyakinan dan semangat serta inspirasi dari para ahli
matematika serta filosofi dibalik matematika.
2. Dapat mengapresiasi pekembangan pemikiran matematika, bagaimana buah
budi dan karya para matematikawan dunia yang kemudian mempengaruhi dan
mempercepat perkembangan teknologi.
3. Dapat memahami hakiki perjalanan penemuan matematika yang kemudian
memberikan inspirasi serta memunculkan ide-ide kreatif yang berguna dan
menopang kehidupan manusia. Paham bawa matematika tidak pernah lepas
dari realitas kehidupan dan solusi terhadap masalah-masalah yang terjadi di
didalam masyarakat.

6
D. Kajian Matematika dalam Filsafat
Ada beberapa kajian dalam matematika yang sering di bicarakan oleh para ahli
filsafat yaitu :
 Philosophy of mathematics (filsafat matematik)
 Foundation of mathematics (landasan matematik)
 Metamathematics (adi-matematik)
1. Philosophy of mathematics (filsafat matematik)
Kajian ini merupakan hasil pemikiran para filsafati yang sasarannya
adalah matematik itu sendiri. Dalam pengertian lain filsafat matematik pada
dasarnya adalah suatu pemikiran reflektif terhadap matematika. Matematik
salah satu pokok soal yang dapat dipertimbangkan secara cermat dengan
penuh perhatian.
Menurut William P.Berlinghof (1968) dan Caroll(1964) filsafat
matematika menitikberatkan sebagai usaha menyusun dan menertibkan
bagian-bagian dari pengetahuan matematik yang salama ini terus
berkembangbiak.
Menurut Antony flew (1979) dan A.R Lacey(1976) filsafat matematika
sebagai studi tentang konsep-konsep dalam matematik dan pembenaran
terhadap asas atau pernyataan matematik.
2. Foundation of mathematics (landasan matematik)
Landasan matematika merupakan konsep-konsep dan asas-asas
fundamental yang dipergunakan dalam matematik. Ilmuan lainnya
berpendapat bahwa landasan matematik adalah studi tentang sifat alami dari
matematik. Landasan matematika menumbuhkan 3 mahzab yang dikenal:
Logisisme, Formalisme, Intuitionisme.
a. Logisisme
Filsuf yang memelopori adalah Russell (1903) yang
menerbitkan buku The Principles of Mathematics, ia berpegang teguh
pada pendapat bahwa matematik murni semata-mata terdiri atas
deduksi-deduksi dengan prinsip-prinsip logika dari prinsip-prinsip
logika. Dengan demikian matematika dan logika adalah bidang yang
sama karena seluruh konsep dan dalil matematik dapat diturunkan dari

7
logika. ‘logika adalah masa muda dari matematik dan matematik
merupakan masa depan dari logika’.
b. Formalisme
Filsuf yang memelopori adalah David Hilbert (1862). Menurut
mahzab ini sifat alami dari matematik adalah sistem lambang formal.
Matematik bersangkut paut dengan sifat-sifat struktural dari simbol-
simbol dan proses pengolahan terhadap lambang-lambang itu.
Bilangan-bilangan misalnya dipandang sebagai sifat-sifat struktural
yang paling sederhana dari benda-benda.
c. Intuitionisme
Seorang ahli matematika Jhon Brawwer (1881) adalah pelopor
mahzab ini. Beliau berkeyakinan bawa matematik sama dengan bagian
eksak dari pemikiran manusia. Ketepatan dalil-dalil terletak dalam akal
manusia dan tidak pada simbol-simbol diatas kertas. Penganut mahzab
ini membebaskan diri dari simbol dan bahasa serta bersifat objektif.
3. Metamathematics (adi-matematik)
Menurut bahasa Yunani meta artinya ‘diluar’, diatas, di balik, sesudah.
Secara harfiah metamathematich adalah bidang ilmu pengetahuan yang berada
di luar atau diatas matematik yang menelaah matematik itu sendiri seperti
halnya filsafat matematik.
Hakikat pengetahuan matematika akan sangat berhubungan dengan proses
pembelajaran matematika. Immanuel Kant menerangkan tentang hakikat Ilmu
pengetahuan yang terdiri dari beberapa aspek.
Dalam suatu teori yang dikemukakan oleh Imanuel Kant (Sanjaya, 2010), sifat
dasar dari suatu pengetahuan (termasuk matematika) yaitu:
a. Representation (Gambaran)
Representasi didapatkan dari pengalaman-pengalaman yang
sudah dialami sebelumnya yang terekam oleh otak sehingga seseorang
akan mampu untuk menceritakan kembali apa yang pernah dilihatnya
meskipun orang tersebut tidak melihat lagi secara langsung objek yang
diceritakan. Di tahap inilah dibangun apersepsi (kesiapan) sebelum
menuju ke persepsi.
b. Perception (Persepsi)

8
Persepsi adalah penginderaan yang dilanjutkan ke otak untuk
diterjemahkan. Dalam melakukan persepsi, seseorang membutuhkan
kesadaran penuh agar bisa menghasilkan persepsi yang baik. Ukuran
dalam persepsi ditentukan dengan derajatnya, bisa pasif maupun juga
aktif. Objek yang diamati dalam hal ini adalah objek yang dapat dilihat
atau dirasakan dalam suatu pengalaman (fenomena) dan objek yang
tidak terlihat (noumena).
c. Knowledge (Pengetahuan)
Suatu pengetahuan didapat dari adanya kombinasi representasi
(gambaran) dan persepsi (anggapan). Pengetahuan juga merupakan
suatu hasil dari adanya suatu pengalaman dan pemikiran dan sensasi.
d. Concept (Konsep)
Dalam hubungannya dengan pengetahuan, konsep merupakan
suatu susunan atau rangkaian pemetaan dari pengetahuan itu sendiri,
dalam hal ini konsep sangat penting dalam peranannya membangun
suatu pengetahuan.
e. Pure (Kemurnian), dan
f. Judgement (Pengambilan keputusan)
Matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang berhubungan atau
menelaah bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan-
hubungan diantara hal-hal dalam kehidupan. Untuk dapat memahami struktur-
struktur serta hubungan-hubungan tentu saja diperlukan pemahaman tentang
konsep-konsep yang terdapat di dalam matematika. Menurut James (Sanjaya,
2010) dalam kamus matematikanya menyatakan bahwa matematika adalah
ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep
yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang
terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri.
E. Aliran-aliran Filsafat Matematika
Filsafat matematika dikembangkan dengan isu-isu eksternal seperti sejarah, asal-
usul dan prektek matematika dengan isu-isu internal seperti ontologi dan epistimologi.
Filsafat matematika merupakan jalan matematikawan dalam mengatasi kontradiksi,
paradoks dan krisis matematika, sehingga di dalam matematika terdapat aliran-aliran
filsafat yang dianut dan dikembangkan oleh tokohnya masing-masing.

9
Menurut P. Ernest dalam bukunya The Philosophy of Mathematics Education,
1991 (dalam Prabowo, 2009) salah satu metode yang digunakan dalam klasifikasi
matematika ialah dengan kriteria kecukupan matematika, yaitu : pengetahuan
matematika, obyek matematika, aplikasi matematika, dan praktek matematika. kriteria
tersebut melahirkan aliran platonisme, absolutisme, dan falibilisme. Platonisme lebih
menekankan kepada tidak adanya landasan-landasan untuk merekontruksi dan
menyelamatkan matematika. Sementara itu, absolutisme lebih menekankan pada tidak
adanya kesalahan pada matematika, sedangkan falibilisme lebih menekankan bahwa
dalam matematika mungkin dapat terus direvisi.

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat matematika adalah cabang dari filsafat yang mengkaji anggapan-
anggapan filsafat, dasar-dasar dan dampak-dampak matematika. Filsafat matematika
pada dasarnya merupakan pemikiran reflektif terhadap matematika dan juga
percobaan penyusunan kembali kumpulan pengetahuan matematika yang tidak teratur
dan diberi simbol serta makna tertentu.
Filsafat dan Matematika ialah dua bidang pengetahuan rasional yang tidak
diragukan lagi memiliki hubungan yang sangat erat sejak dulu hingga sekarang.
Hubungan tersebut karena matematika dan filsafat merupakan upaya yang paling awal
dalam memahami lingkunan sekitar dan juga matematika merupakan studi kasus
penting bagi filsuf. Kajian matematika yang menjadi menjadi pembicaraan dan studi
kasus bagi filsuf diantaranya philosophy of mathematics (filsafat matematik),
foundation of mathematics (landasan matematik), dan metamathematics (adi-
matematik).
Dalam filsafat matematika, seorang filsuf memiliki pemikiran yang mandiri
terhadap matematika. Perbedaan pemikiran filsuf mengenai matematika menjadikan
filsafat matematika memiliki aliran-aliran sesuai pemikiran para tokoh filsufnya,
aliran tersebut ialah aliran platonisme, aliran absolutism dan aliran falibilisme.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ernest, P. (1991). The Philosophy of Mathematics Education. The Palmer Press.


Filsafat Matematika. (2015, November 5). Retrieved from PAHALAGURU:
https://pahalaguru.wordpress.com/2015/11/05/filsafat-matematika/
Filsafat matematika-Wikipedia bahasa Indonesia. (n.d.). Retrieved from Wikipedia:
id.wikipedia.org
Gie, T. L. (1981). Filsafat Matematika. Yogyakarta: Supersukses.
Konstruksi Pemikiran Filsafat Matematika The Lian Gie Dalam Dunia Pendidikan. (n.d.).
Retrieved from BAB I - IDR UIN Antasari Banjarmasin: idr.uin-antasari.ac.id
Prabowo, A. (2009, Oktober). Aliran-aliran Filsafat dalam Matematika. Jurnal Ilmiah
Matematika dan Pendidikan Matematika, 1(2), 25-45. Retrieved from
http://jos.unsoed.ac.id/index.php/jmp/article/download/2979/1682
Sembiring, R. (2010). Matematika dan Pembelajarannya. Prosiding Seminar Nasional
Indonesia. Solo: UNS.
Wulandd, D. (n.d.). Makalah Filsafat Matematika; 3A. Retrieved from SCRIBD:
www.scribd.com

12

Anda mungkin juga menyukai