Anda di halaman 1dari 112

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL

BENTUK ALJABAR PADA SISWA KELAS VII


SMP NEGERI 6 KENDARI

SKRIPSI

OLEH

SULAIMAN
A1I1 15 048

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL
BENTUK ALJABAR PADA SISWA KELAS VII
SMP NEGERI 6 KENDARI

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika

OLEH

SULAIMAN
A1I1 15 048

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
ii
iii
iv
ABSTRAK
Sulaiman (A1I1 15 048) “Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Bentuk
Aljabar Pada Siswa kelas VII SMP Negeri 6 Kendari”. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: (1) bagaimana deskripsi kesalahan yang dilakukan siswa
kelas VII SMP Negeri 6 Kendari dalam menyelesaikan soal bentuk aljabar?; dan
(2) faktor-faktor apakah yang menyebabkan siswa kelas VII SMP Negeri 6
Kendari melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal bentuk aljabar?.
Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mendeskripsikan kesalahan yang dilakukan
siswa kelas VII SMP Negeri 6 Kendari dalam menyelesaikan soal bentuk aljabar;
dan (2) Untuk mengungkap faktor-faktor yang menyebabkan siswa kelas VII SMP
Negeri 6 Kendari melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal bentuk aljabar.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMP
Negeri 6 Kendari pada semester ganjil yakni tahun ajaran 2019/2020. Subjek
dalam penelitian ini adalah kelas VII.c sebanyak 25 orang, dan subjek yang
diwawancarai dalam penelitian ini terdiri dari 4 orang dengan kriteria: (1) Siswa
yang banyak membuat kesalahan dalam menjawab setiap butir soal; (2) Variasi
kesalahan yang dilakukan siswa, berupa kesalahan fakta, konsep, prinsip dan
operasi. Data hasil wawancara digunakan sebagai pembanding data hasil tes.
Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian dan verifikasi data, dan
penarikan kesimpulan. Validasi data dilakukan melalui uji panelis. Data tentang
masing-masing subjek diperoleh dari tes. Jawaban siswa dianalisis untuk
mendapatkan gambaran kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal bentuk aljabar
yang meliputi kesalahan fakta, konsep, prinsip, dan operasi. Hasil yang diperoleh
dalam penelitian ini adalah: (1) jenis kesalahan yang dilakukan siswa meliputi
kesalahan fakta, kesalahan konsep, kesalahan prinsip, dan kesalahan operasi; dan
(2) faktor penyebab kesalahan siswa adalah siswa kurang teliti dalam menjawab
soal, siswa tidak paham maksud dari soal yang diberikan sehingga siswa tidak
tahu bagaimana cara menjawab soal tersebut, siswa keliru dalam menuliskan
satuan, siswa keliru dalam operasi perkalian bentuk aljabar dan siswa tidak tahu
cara menuliskan soal cerita kedalam model matematika.
Kata Kunci: Jenis Kesalahan Siswa

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas


segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan
judul “Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Bentuk Aljabar pada
Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Kendari” dapat terselesaikan.
Melalui tulisan ini, dengan segala bakti penulis memberikan perhargaan
yang tak terhingga kepada sang Ayah Talefuddin atas segala doa, restu, semangat,
bimbingan, arahan, nasehat yang memberikan kedamaian hati serta ketegasan
dalam mendidik, membesarkan dan menitipkan harapan besar pada penulis.
Terima kasih selalu memberikan motivasi tentang begitu berartinya kerja keras
tanpa kenal rasa keluh kesah. Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan
yang sangat tinggi kepada penyemangatku, malaikat tak bersayapku sang ibu Wa
Ode Atina yang selalu memberi perhatian, semangat, doa, dan dukungan secara
moral ataupun material dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas cinta,
kasih sayang dan kesabaran dalam menghadapi penulis selama ini.
Kupersembahkan tulisan ini sebagai budi baktiku sebagai anak atas setiap tetesan
keringat, atas jerih payah untuk keberhasilanku, kebaikanku dan kemaslahatanku
dunia akhirat.
Terima kasih pula penulis haturkan kepada kakak-kakak tersayang Akbar
Salim dan Arjun atas dorongan, doa, dan dukungan secara moral maupun material
dalam penyelesaian skripsi ini. Adik-adik tercinta Hamran, Endang Sutriani, dan
Agus Tawil yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayang.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak kesulitan dan hambatan
yang ditemui, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan penyusunan skripsi
ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dan memberikan
penghargaan yang sangat tinggi kepada orang tua kedua penulis Dr. Kadir, S.Pd,
M.Si., selaku pembimbing I dan Dr. Muhammad Sudia, M.Pd., selaku
pembimbing II yang dengan tulus meluangkan waktunya guna memberikan

vi
bimbingan, arahan dan petunjuk yang bermanfaat kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
Penghargaan dan ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Muhammad Zamrun F., S.Si., M.Si., M.Sc, selaku Rektor
Universitas Halu Oleo Kendari.
2. Dr. H. Jamiluddin, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Halu Oleo.
3. Drs. La Masi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo.
4. Dr. H. Kodirun, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo.
5. Dosen dan seluruh staf di lingkup Jurusan Pendidikan Matematika FKIP
UHO atas segala fasilitas, pelayanan dan curahan ilmu pengetahuan yang
sangat berguna selama perkuliahan.
6. Dosen serta staf administrasi dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Halu Oleo.
7. Muliadi, S.Pd, M.Pd selaku Kepala SMP Negeri 6 Kendari, atas kesempatan
yang diberikan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di sekolah
yang dipimpin.
8. Guru SMP Negeri 6 Kendari, khususnya guru matematika kelas VII.c Sri
Banung, S.Pd. yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian
ini.
9. Seluruh siswa SMP Negeri 6 Kendari khususnya kelas VII.c yang telah
berpartisipasi dalam penelitian ini.
10. Seluruh Keluarga Besar La Tampaliwu dan La Ode Rafaali yang senantiasa

mendukung dan mendoakan penulis selama ini sehingga dalam

menyelesaikan skripsi ini penulis dapat melalui hambatan dan tantangan

dengan lancar.

11. Sepupu: Wa Ode Munawirah, S.Ak, Nur Hasanah, Jumran, Firah, Fitri, dan
Ilin, terima kasih atas doa, dorongan, dukungan dan motivasinya kepada

vii
penulis, sehingga penulis selalu terdorong untuk menyelesaikan karya ini
dengan cepat.
12. Teman-teman dan juga keluarga di Pondok Aqil terkhusus La Ode Hamid,
Fajarul Tommy dan Alput yang selalu memberikan doa, dukungan, motivasi
serta hiburan selama penulis mendiami asrama pondok Aqil.
13. Sahabat-sahabat terbaik dan seperjuangan di keluarga “No Name” yaitu
Waldi M. Lambola, Bayu Arohman, Hasdi, S.Pd, Putu Wiranto Pranata, La
Hasan, S.Pd, Achmad Saranani, S.Pd, Nurmayana S.Pd, Novita, S.Pd, Serlin
Novita Sari, yang saling menyemangati dalam penyusunan skripsi ini.
14. Teruntuk sahabat, serta kakak Novita Kumala Sari, S.Pd terima kasih atas
segala doa, Nasehat serta kritik-kritik yang membangun sehingga penulisan
skripsi ini menjadi lebih cepat terselesaikan.
15. Sahabat sekaligus adik-adik tak sedarah di “BFF (FOUR ‘I’)”, Fitrah Pala,
Indrawati, dan Nur Kharisma Amin yang selalu memberikan doa, dukungan,
semangat dan motivasi kepada penulis.
16. Teman-teman KKN Reguler posko Dampala Jaya : Abdul Hamid, Armayani,
S.Pd, Pradea Wulandari, Nurviani, Dayani, Bella, dan Rizcha Amelia Bakri
atas kebersamaannya selama menjalani proses KKN. Pak Haslan, Ibu Fitriani,
Suci, Irfan, dan Jalwa terima kasih telah menjadi keluarga selama KKN.
17. Teman-teman COMUNASCO: Irfan, Winda, Wa Ita, S.Km, Salna, Anwar,
dan yang lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terima kasih
atas perhatian, motivasi, serta dukungan kalian.
18. Keluarga besar AKSIOMA 2015: Jusriawan, Zulfikar, Nawir, Budi, Arlin,
Inces, Sri, Usi, Adel, Rere, Anya, Diah, Beby, Lidya, Ikhfa, Rati, Anggita,
Maetri, Icing, Yeni, Mustika, Sara, Nela, Eki, Sudi, Trisna, Leni, Asti, Windi,
Eda, Rima, Reza, Rudi, Aldi, Fisna, Devi, Irsyad, Niko, Ramadan, Alfin,
Deni, Tono, Budi ganjil, Tati, Hasmal, hasliati, Nuriani, Muslia, Sri Debi dan
yang lainnya yang belum sempat saya sebutkan satu persatu terima kasih atas
kebersamaan dan kekeluargaannya selama ini.
19. Junior-junior di pendidikan matematika: Wawan, Irman, Rajab, Arisandi,
Nurhidayah, Mustika, intan, Noer Julianty, Sri Julianti, Lana Fakhirah, Elisa,

viii
Putu Windayanti, Hendrik, Obi, Asdin, Ratri, Sulis, Ersi, Emi, Tintin, Dian,
Anis, Ochy, Siska, Desi, Imha, Firda, Kadek, Syukriyah, Chacha, Adel dan
semua junior yang saya tidak dapat sebutkan satu persatu terima kasih atas
doa, dorongan, serta motivasi sekaligus tekanan yang diberikan kepada
penulis.
20. Teruntuk Kak Arfad, S.Si dan bang Mancipto Hamid, S.Pd., M.Pd terima
kasih atas dukungan finansial kepada penulis sehingga beban materi penulis
dalam penyusunan skripsi ini dapat teratasi.
21. Teman-temanku: azlan, Ikbal Mtb, Aldin, Dewi, Jumria, Delta, Anton, Siti
Aisa, Mega Rahayu, Marheni, Hazra, Jumadil, Ani, Hofifah, Nasrah,
Supriyani dan yang lainnya yang tidak sempat saya sebutkan terima kasih
atas segala doa dan dukungannya selama ini.
22. Sebagai penutup, penulis ucapkan terima kasih kepada Wa Ode Isma Nur
Ainda yang selalu memberikan doa, dukungan, serta Nasehat kepada Penulis
sehingga penyusunan skripsi ini menjadi lebih cepat terselesaikan. Teruntuk
Evi Triana, Terima kasih atas waktu, Cinta, dan kepedulian yang dicurahkan
kepada penulis selama berjuang di bangku perkuliahan. Terima kasih pernah
berjuang bersamaku.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi dan membalas segala amal
ibadah dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan studi
dan dalam penyusunan skripsi ini. Aamiin.
Penulis berharap ada kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya pada bidang studi pendidikan
matematika. Semoga Allah SWT meridhoi kita semua.Aamiin.

Kendari, Desember 2019

Penulis

ix
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................i


HALAMAN PERSETUJUAN ...........................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................iv
ABSTRAK ...........................................................................................................v
KATA PENGANTAR ........................................................................................vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................6
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori .........................................................................................8
1. Belajar ..................................................................................................8
2. Pembelajaran Matematika ....................................................................9
3. Objek-objek Matematika .....................................................................11
4. Kesalahan Belajar Matematika ............................................................14
5. Faktor Penyebab Kesalahan Siswa ......................................................17
B. Penelitian yang Relevan ...........................................................................19
C. Kerangka Berpikir ....................................................................................20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .........................................................................................22
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................22
C. Subjek Penelitian ......................................................................................22

x
D. Instrumen Penelitian .................................................................................23
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................24
F. Keabsahan Data ........................................................................................28
G. Teknik Analisis Data ................................................................................28
1. Reduksi Data ........................................................................................29
2. Penyajian Data .....................................................................................29
3. Penarikan Kesimpulan .........................................................................29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .........................................................................................31
1. Data Hasil Tes ......................................................................................31
2. Analisis Data ........................................................................................44
B. Pembahasan ..............................................................................................55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................61
B. Saran .........................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Subjek Penelitian yang diwawancarai ………………………………. 18


Tabel 4.1. Deskripsi Kesalahan Jawaban Siswa pada Soal Nomor 1 .……...….. 24
Tabel 4.2 Deskripsi Kesalahan Jawaban Siswa pada Soal Nomor 2 ..………… 25
Tabel 4.3 Deskripsi Kesalahan Jawaban Siswa pada Soal Nomor 3 …...……… 28
Tabel 4.4 Deskripsi Kesalahan Jawaban Siswa pada Soal Nomor 4 ………...… 29
Tabel 4.5 Deskripsi Kesalahan Jawaban Siswa pada Soal Nomor 5 .………….. 31
Tabel 4.6 Jumlah siswa yang melakukan kesalahan fakta dalam
menyelesaikan soal bentuk aljabar dari 25 subjek …..……………… 33
Tabel 4.7 Jumlah siswa yang melakukan kesalahan konsep dalam
menyelesaikan soal bentuk aljabar dari 25 subjek …...……………… 33
Tabel 4.8 Jumlah siswa yang melakukan kesalahan prinsip dalam
menyelesaikan soal bentuk aljabar dari 25 subjek …..……………… 34
Tabel 4. 9 Jumlah siswa yang melakukan kesalahan operasi dalam
menyelesaikan soal bentuk aljabar dari 25 subjek …..……………… 34

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.a Jawaban nomor 1 Siswa S-02 …..………………………………… 35

Gambar 4.b Jawaban nomor 2 Siswa S-02 …..………………………………… 36

Gambar 4.c Jawaban nomor 2 Siswa S-09 …..………………………………… 37

Gambar 4.d Jawaban nomor 3 Siswa S-05 …..………………………………… 38

Gambar 4.e Jawaban nomor 4 Siswa S-25 …..………………………………… 39

Gambar 4.f Jawaban nomor 5 Siswa S-09 …………………………………….. 39

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Matematika ......................................................55


Lampiran 2. Instrumen Tes ...................................................................................56
Lampiran 3. Kunci Jawaban Instrumen Tes .........................................................57
Lampiran 4. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ..........................................58
Lampiran 5. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen ..................................67
Lampiran 6. Hasil Jawaban Siswa ........................................................................70
Lampiran 7. Indikator Kesalahan Siswa ...............................................................74
Lampiran 8. Pedoman Wawancara .......................................................................76
Lampiran 9. Transkrip Wawancara Siswa ............................................................78
Lampiran 10. Transkrip Wawancara Guru ...........................................................86
Lampiran 11. Spesifikasi Kesalahan Siswa...........................................................89
Lampiran 12. Dokumentasi...................................................................................91

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak yang memiliki peranan


penting dalam kehidupan, baik dalam pendidikan formal maupun non formal.
Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal pada kenyataannya
menunjukkan bahwa pelajaran matematika terdapat didalamnya, mulai dari
pendidikan dasar hingga menengah. Hal ini diharapkan agar pelajaran matematika
yang diberikan di semua jenjang pendidikan sekolah mampu memberikan
kontribusi berarti untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejalan dengan itu,
matematika juga digunakan sebagai alat ukur menentukan kemajuan pendidikan di
suatu negara. Dengan PISA (Program for International Student Assessment) dan
TIMSS (The International Mathematics and Science Survey) yang secara berkala
membandingkan dan mengukur kemajuan pendidikan matematika di beberapa
negara.
Peningkatan mutu pendidikan khususnya peningkatan mutu pendidikan
matematika terus diupayakan karena matematika sebagai ilmu dasar memegang
peranan yang sangat penting dalam pengembangan IPTEK karena matematika
merupakan sarana berpikir untuk menumbuhkembangkan daya nalar, berpikir
logis, sistematis, dan kritis. Melalui pembelajaran matematika, beberapa
kemampuan dapat dilatih agar menjadi lebih baik seperti berpikir kritis, logis,
analitis, sistematis, jujur, dan disiplin dalam memecahkan suatu permasalahan
baik dalam bidang matematika itu sendiri maupun bidang ilmu lain yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, penguasaan terhadap matematika
diperlukan bagi semua siswa agar dapat menjadi generasi yang siap menghadapi
masalah nyata dan kompleks dalam kehidupan mendatang.

Dalam pembelajaran matematika dibutuhkan pemahaman konsep sebagai


dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut. Rendahnya pemahaman siswa
terhadap konsep yang dipelajari merupakan kendala dalam pembelajaran

1
2

matematika. Hal tersebut merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan dan


pemahaman siswa terhadap konsep dasar materi yang akan dipelajari.
Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu
konsep atau pernyataan merupakan akibat logis dari kebenaran sebelumnya
sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat
konsisten. Seorang yang belajar matematika tidak akan dapat menguasai materi
lanjutan jika materi yang menjadi prasyaratnya tidak dikuasai dengan baik. Oleh
karena itu, untuk setiap materi siswa diharapkan benar-benar menguasai konsep
yang diberikan karena konsep tersebut akan digunakan untuk mempelajari materi
berikutnya. Rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep matematika
mengakibatkan terjadinya kesalahan.
Kesalahan merupakan bentuk penyimpangan dari hal yang benar yang
sifatnya sistematis dan konsisten pada materi tertentu. Menurut Akbar Wahbi
(2015: 18) kesalahan umum yang sering dilakukan siswa dalam menyelesaikan
soal-soal matematika diantaranya adalah kesalahan dalam memahami konsep
matematika, kesalahan dalam menggunakan rumus matematika, kesalahan hitung
atau komputasi, kesalahan dalam memahami simbol dan tanda, kesalahan dalam
memilih dan menggunakan prosedur penyelesaian.
Banyaknya kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal dapat
menjadi petunjuk sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi. Sejalan dengan
hal tersebut, Usodo (2001: 26) menyatakan bahwa dengan mengetahui kesalahan
menyelesaikan suatu soal matematika akan dapat ditelusuri kesulitan dalam
belajar matematika. Dari kesalahan yang dilakukan siswa dapat diteliti lebih lanjut
mengenai penyebab kesalahan siswa.
Penyebab kesalahan yang dilakukan siswa harus segera mendapat
pemecahan yang tuntas. Pemecahan ini ditempuh dengan cara menganalisis akar
permasalahan yang menjadi penyebab kesalahan yang dilakukan siswa. Menurut
Rahardjo dan Astuti(2011: 14) jenis kesalahan merupakan kesalahan yang
berkaitan dengan objek matematika yaitu fakta, konsep, prinsip, dan operasi.
Gagne (dalam Shadiq, 2011 : 10) telah membagi objek-objek matematika yang
diperoleh siswa menjadi objek langsung dan objek tak langsung. Objek langsung
3

terdiri dari fakta (fact), konsep (concept), prinsip (principle), dan keterampilan
(skill). Sedangkan contoh objek tak langsungnya adalah berpikir logis,
kemampuan memecahkan masalah, sikap positif terhadap matematika, ketekunan
dan ketelitian. Jadi, objek tak langsung adalah kemampuan yang secara tak
langsung akan dipelajari siswa ketika mereka mempelajari objek langsung
matematika.
Tipe kesalahan yang dilakukan oleh siswa bermacam-macam, tergantung
dari aspek mana kesalahan tersebut ditinjau. Menurut Cooney (Sumalwan, 2014 :
16), kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal
matematika ditinjau dari objek matematikanya yaitu kesalahan dalam memahami
konsep, kesalahan dalam memahami dan menerapkan prinsip serta kesalahan
dalam melakukan algoritma.
Salah satu materi matematika yang kurang dipahami oleh para siswa yaitu
pada materi bentuk aljabar. Sulitnya memahami materi aljabar dijumpai pada
siswa kelas VII di SMP Negeri 6 Kendari. Dimana, di sekolah tersebut masih
banyak dijumpai siswa yang melakukan kesalahan pada saat menyelesaiakan soal
matematika pada materi bentuk aljabar.
Berdasarkan hasil observasi awal/wawancara dengan guru bidang studi
matematika mengungkapkan bahwa ada beberapa siswa yang masih sering
melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal matematika, begitu pula,
pada materi bentuk aljabar. Selain itu, siswa di SMP Negeri 6 Kendari masih tidak
dapat memahami atau mengetahui apa yang dimaksud dengan koefisien, variabel,
konstanta pada materi bentuk aljabar yang menyebabkan siswa melakukan
kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal bentuk aljabar. Dan juga masih ada
kesalahan-kesalahan lain yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal
bentuk aljabar terutama pada operasi bentuk aljabar.
Kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika
juga disebabkan oleh kemampuan yang dimiliki, seperti pemahaman siswa
tentang definisi, teorema, sifat, rumus dan proses pengajaran. Selain itu juga,
disebabkan oleh kurangnya tingkat penguasaan materi, kecerobohan dan juga
kondisi kesiapan siswa dalam belajar.
4

Kesalahan siswa dalam mengerjakan soal tersebut dapat menjadi salah satu
petunjuk untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi. Oleh karena itu,
adanya kesalahan-kesalahan tersebut perlu dicari faktor apa saja yang
mempengaruhinya serta mencari solusi penyelesaiannya. Dengan demikian,
kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal matematika tersebut dapat digunakan
untuk meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar dan akhirnya dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Analisis kesalahan secara
mendetail dibutuhkan agar kesalahan-kesalahan siswa dan faktor-faktor
penyebabnya dapat diketahui lebih jauh untuk membantu mengatasi masalah
tersebut.
Berdasarkan uraian di atas mengenai kesalahan siswa dalam mempelajari
matematika, berkaitan dengan penelitian ini dapat ditinjau dari empat hal yakni
(1) kesalahan fakta, (2) kesalahan dalam memahami konsep, (3) kesalahan dalam
memahami dan menerapkan prinsip, dan (4) kesalahan dalam melakukan
prosedur.
Selain itu, belum adanya penelitian di SMPN 6 Kendari mengenai analisis
kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal bentuk aljabar. Oleh karena itu peneliti
tertarik mengadakan penelitian lebih lanjut dengan judul “Analisis Kesalahan
dalam Menyelesaikan Soal Bentuk Aljabar Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 6
Kendari.’’
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana deskripsi kesalahan yang dilakukan siswa kelas VII SMP Negeri 6
Kendari dalam menyelesaikan soal bentuk aljabar ?
2. Faktor-faktor apa saja yang siswa kelas VII SMP Negeri 6 Kendari melakukan
kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Bentuk Aljabar?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti terhadap masalah yang sedang
dikaji sejalan dengan rumusan masalah yaitu
5

1. Untuk mendeskripsikan kesalahan yang dilakukan siswa kelas VII SMP


Negeri 6 Kendari dalam menyelesaikan soal bentuk aljabar.
2. Untuk mengungkap faktor-faktor yang menyebabkan siswa kelas VII SMP
Negeri 6 Kendari melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal bentuk
aljabar.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Siswa
Sebagai sumbangan pemikiran kepada siswa agar dapat mengetahui
faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal
matematika sehingga dapat mengurangi atau menekankan seminimal mungkin
terjadinya kesalahan dalam menyelesaikan soal bentuk aljabar.
b. Bagi Guru
Dapat digunakan guru sebagai acuan dalam menangani dan merencanakan
pembelajaran yang sesuai dengan siswa sehingga pada proses pembelajaran guru
dapat mengendalikan dan meminimalisir faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya kesalahan dalam menyelesaikan soal bentuk aljabar dengan demikian
hasil belajar optimal dapat dicapai.
c. Bagi Sekolah
Dapat menjadi masukan untuk mengatasi masalah pembelajaran dengan
melakukan kontrol terhadap proses belajar mengajar, pemenuhan sarana dan
prasarana yang memadai, penyempurnaan kurikulum, penilaian, metode
pengajaran yang tepat bagi guru serta penemuan cara belajar yang tepat bagi siswa
sehingga hasil belajar matematika siswa bisa lebih meningkat.
d. Bagi Peneliti
Menambah keterampilan peneliti dalam membuat karya ilmiah dan
menambah wawasan dalam mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya
kesalahan dalam menyelesaikan soal bentuk aljabar dalam rangka mempersiapkan
diri menjadi seseorang pendidik (guru).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Belajar
Pada kenyataannya, belajar dilakukan oleh semua makhluk hidup.
Didukung oleh, Slameto (Jihad, 2013: 2) yang menyatakan bahwa belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sutikno (2007: 5)
mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu proses atau usaha yang
dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sudjana
(Jihad, 2013: 2) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai
dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses
belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta
perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar.
Belajar adalah upaya sadar yang dilakukan oleh individu terhadap orang
lain untuk memperoleh berbagai macam kemampuan (competencies),
keterampilan skills), dan sikap (attitudes) melalui serangkaian proses belajar
yang pada akhirnya akan menghasilkan perubahan tingkah laku pada individu
yang belajar (Nawangsasi, 2013: 01). siswa belajar dengan cara mencocokkan
informasi baru yang telah mereka peroleh bersama-sama dengan apa yang telah
mereka ketahui. Siswa akan dapat belajar dengan baik jika mereka mampu
mengaktifkan konstruk pemahaman mereka sendiri (Asrori, 2008: 28).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang yang terjadi
karena hasil pengalaman, latihan-latihan dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif melalui penambahan, perluasan dan pendalaman
pengetahuan, nilai, sikap serta keterampilan, dimana perubahan tersebut relative
menetap dan bertahan lama. Perubahan dapat diindikasikan dalam pengetahuan

6
7

dan pehamaman (Kompetensi), sikap dan tingkah laku (sikap), kecakapan dan
kemampuan (keterampilan). Perubahan tersebut memiliki peran penting dalam
kehidupan masyarakat baik tradisional maupun modern.
2. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap
kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang beragam agar
terjadi interaksi optimal. Suyitno (Elisa, 2016: 10) menyimpulkan bahwa
pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran
matematika dalam mengajarkan matematika pada siswanya, yang didalamnya
terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan terdapat
kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa tentang matematika yang
amat beragam agar terjadi interaksi optimal antar guru dengan siswa serta antara
siswa dengan siswa dalam mempelajari matematika tersebut.
Matematika mempelajari tentang keteraturan, tentang struktur yang
terorganisasikan, konsep-konsep matematika tersusun secara hirarkis, berstruktur
dan sistematika, mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada konsep
yang paling kompleks. Matematika dengan objek kajian yang bersifat abstrak
menuntut kemampuan guru salah satunya dengan mengupayakan penggunaan
model pembelajaran yang tepat agar dapat membantu siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran matematika (Sukmawati dan Sari, 2015: 75).
Belajar matematika tidak hanya memahami konsepnya saja atau
prosedurnya saja, akan tetapi banyak hal yang dapat muncul dari hasil proses
pembelajaran matematika. Kebermaknaan dalam belajar matematika ditandai
dengan kesadaran apa yang dilakukan, apa yang dipahami dan apa yang tidak
dipahami oleh peserta didik tentang fakta, konsep, relasi, dan prosedur
matematika. Menurut Afgani, kebermaknaan dalam belajar matematika akan
muncul manakala aktivitas yang dikembangkan dalam belajar matematika
memuat standar proses pembelajaran matematika, yakni pemahaman, penalaran,
komunikasi, koneksi, pemecahan masalah, dan representasi (Mawaddah dan
Anisah, 2015: 166).
8

Belajar matematika merupakan pembentukan pola pikir siswa dalam


memahami suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan dalam
pengertian-pengertian itu. Sejalan dengan itu, Hudoyo (Abubakar, 2014: 66)
mengemukakan bahwa belajar matematika merupakan kegiatan mental yang
tinggi, karena matematika berkaitan dengan ide-ide abstrak yang diberi simbol-
simbol yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif.
Proses belajar matematika haruslah bertahap, berurutan serta mendasar
pada pengalaman belajar yang lalu. tetapi kenyataan walaupun sulit namun
matematika merupakan mata pelajaran yang amat berguna dan banyak memberi
bantuan dalam mempelajari berbagai keahlian dan kejujuran. Suherman (2003:
43) menyatakan bahwa belajar matematika akan lebih berhasil jika proses belajar
diarahkan pada konsep dan struktur pada pokok bahasan yang akan diajarkan.
Dalam pembelajaran matematika, siswa dibiasakan memperoleh pengalaman
tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek
(absraksi).
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa matematika adalah
pengetahuan yang bersifat eksak dengan objek abstrak yang meliputi prinsip,
konsep, serta operasi yang ada hubungannya dengan suatu bilangan. Sedangkan,
pembelajaran matematika adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh guru yang
bertujuan untuk mengadakan perubahan tingkah laku siswa terhadap matematika
sehingga siswa dapat menggunakan daya nalar secara logis, sistematis, konsisten,
kritis, dan disiplin.
3. Objek-objek Matematika
Objek matematika adalah objek abstrak yang muncul dalam matematika.
Hasratuddin (2014: 132) menyatakan bahwa dalam matematika, objek dasar yang
dipelajari adalah abstrak, sehingga disebut objek mental, objek itu merupakan
objek pikiran. Objek dasar itu meliputi: Simbol, merupakan suatu lambang dari
suatu objek atau pernyataan. Konsep, merupakan suatu ide abstrak yang
digunakan untuk menggolongkan sekumpulan objek. Konsep berhubungan erat
dengan definisi, definisi adalah ungkapan suatu konsep, dengan adanya definisi
orang dapat membuat ilustrasi atau gambar atau lambang dari konsep yang
9

dimaksud. Prinsip, merupakan objek matematika yang kompleks. Prinsip dapat


terdiri atas beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi/operasi, dengan kata
lain prinsip adalah hubungan antara berbagai objek dasar matematika. Prinsip
dapat berupa aksioma, teorema dan sifat. Operasi, merupakan pengerjaan hitung,
pengerjaan aljabar, dan pengerjaan matematika lainnya, seperti penjumlahan,
perkalian, gabungan, irisan.
Objek matematika terdiri atas beberapa bagian. Gagne dalam Shadiq
(2011: 10) telah membagi objek-objek matematika yang diperoleh siswa menjadi
objek langsung dan objek tak langsung. Objek langsung terdiri dari fakta (fact),
konsep (concept), prinsip (principle), dan keterampilan (skill). Sedangkan contoh
objek tak langsungnya adalah berpikir logis, kemampuan memecahkan masalah,
sikap positif terhadap matematika, ketekunan dan ketelitian.
Untuk lebih jelasnya objek-objek matematika diuraikan sebagai berikut.
1. Fakta
Fakta adalah pemufakatan atau konvensi dalam matematika yang biasanya
diungkapkan melalui simbol-simbol tertentu (Fathani, 2009:59). Contohnya
apabila kita mengatakan “tiga” dengan sendirinya tergambar simbol “3”.
Sebaliknya bila kita melihat simbol “3” dengan sendirinya pula kita memadankan
dengan kata “tiga”. Kaitan antara kata “tiga” dengan simbol “3” merupakan fakta.
Demikian pula halnya dengan rangkaian kata “dua tambah tiga” dengan simbol “2
+ 3” merupakan fakta.
2. Konsep
Konsep adalah ide abstrak yang digunakan untuk menggolongkan atau
mengkategorikan sekumpulan obyek ke dalam contoh dan bukan contoh (Fathani,
2009:61). Menurut Arends (2008: 324), konsep adalah alat yang digunakan untuk
mengorganisasikan pengetahuan dan pengalaman ke dalam berbagai macam
kategori. Seorang siswa disebut telah menguasai konsep perbandingan jika ia
memahami definisi perbandingan dan aturan-aturannya.
3. Prinsip
Prinsip (keterkaitan antar konsep) adalah suatu gagasan yang memuat
hubungan antara dua konsep atau lebih. Seorang siswa dinyatakan telah mampu
10

memahami suatu prinsip jika ia: (1) memahami rumus atau prinsip yang
bersesuaian; (2) memahami beberapa konsep yang digunakan serta lambang atau
notasinya; dan (3) dapat menggunakan rumus atau prinsip yang bersesuaian pada
situasi yang tepat (Shadiq, 2011: 14).
4. Keterampilan (skill)
Keterampilan (skill) adalah kemampuan untuk menggunakan prosedur
atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu soal. Istilah yang sering
digunakan juga adalah algoritma yang berarti langkah-langkah standar untuk
menyelesaikan soal. Pada pembelajaran keterampilan (skill) penekanannya adalah
pada kemampuan untuk menggunakan urut-urutan, prosedur atau langkah-langkah
pengerjaan. Seorang siswa akan disebut memahami suatu keterampilan (skill) jika
ia dapat menggunakan urut-urutan, prosedur, atau langkah-langkah pengerjaan
(Salido, La Misu, & Salam, 2014: 4).
4. Kesalahan-kesalahan dalam Belajar Matematika
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesalahan adalah perihal
salah, kekeliruan, kealpaan. Tipe kesalahan yang dilakukan siswa bermacam-
macam tergantung dari aspek mana kesalahan itu ditinjau. Sedangkan menurut
Utami (2001: 20) bahwa kesalahan didefinisikan sebagai penyimpangan terhadap
hal yang benar dan sifatnya sistematis, konsisten maupun insidental pada bagian
tertentu.
Kesalahan yang bersifat sistematis dan konsisten dipengaruhi oleh
kemampuan siswa sedang yang bersifat insidental bukan merupakan akibat
rendahnya tingkat penguasaan materi pelajaran. Kamarullah (2005: 25)
mendefinisikan kesalahan adalah penyimpangan dari yang benar atau
penyimpangan dari yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan menurut
Cooney (Ramadhan, 2013: 17) mengatakan bahwa kesalahan-kesalahan yang
dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika ditinjau dari obyek
matematikanya yaitu kesalahan dalam memahami konsep, kesalahan dalam
memahami dan menerapkan prinsip, serta kesalahan dalam melakukan algoritma.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kesalahan
11

merupakan penyimpangan dari yang benar atau yang telah ditetapkan sebelumnya
yang sifatnya sistematis, konsisten dan insidental pada bagian tertentu.
Analisis kesalahan menurut Reismen (Arti Sriati, 1994: 5) dapat dilakukan
dengan memeriksa pekerjaan siswa atau meminta penjelasan siswa tentang cara
siswa menyelesaikan masalah. Analisis kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal
matematika dapat dilakukan dengan memeriksa pekerjaan siswa dalam tes
diagnosis dan meminta penjelasan siswa tentang cara menyelesaikan masalah
melalui kegiatan wawancara. Dalam penelitian ini peneliti membatasi kesalahan
yang mungkin dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika ditinjau
dari objek matematika menjadi empat kategori kesalahan, yaitu:
1) Kesalahan fakta
Kesalahan fakta adalah kekeliruan dalam menuliskan konvensi-konvensi
yang dinyatakan dengan simbol-simbol matematika, contohnya kesalahan dalam
mengubah permasalahan ke dalam bentuk model matematika, kesalahan dalam
menginterpretasikan hasil yang didapatkan dan kesalahan dalam menuliskan
simbol-simbol matematika.
2) Kesalahan Konsep
Kesalahan konsep adalah kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menafsirkan istilah, konsep, dan prinsip, atau salah dalam menggunakan istilah,
konsep dan prinsip, Kastolan (Sahriah,dkk, 2010: 3). Indikator kesalahan konsep
adalah sebagai berikut: 1) salah dalam menentukan rumus atau teorema atau
defenisi untuk menjawab suatu masalah, 2) penggunaan rumus, teorema, atau
definisi yang tidak sesuai dengan kondisi prasyarat berlakunya rumus, teorema,
atau definisi tersebut, 3) tidak menuliskan rumus, teorema atau definisi untuk
menjawab suatu masalah. Menurut Soedjadi (2012: 13), kesalahan konsep adalah
kekeliruan dalam menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek.
3) Kesalahan Prinsip
Kesalahan prinsip adalah kekeliruan dalam mengaitkan beberapa fakta
atau beberapa konsep. Contoh: kesalahan dalam menggunakan rumus ataupun
teorema serta kesalahan dalam menggunakan prinsip-prinsip sebelumnya
(Soedjadi, 2012: 13).
12

4) Kesalahan operasi
kesalahan operasi adalah kekeliruan dalam pengerjaan hitung, pengerjaan
aljabar, dan pengerjaan matematika yang lain. Wahbi & Bey (2015) menyatakan
bahwa skill meliputi operasi dan prosedur. Skill dalam matematika adalah
prosedur atau operasi-operasi yang dapat digunakan dalam menyelesaikan soal-
soal matematika.
Indikator kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal bentuk aljabar yaitu:
1. Kesalahan Fakta
a. Siswa salah dalam menuliskan satuan
b. Siswa salah dalam menuliskan tanda atau operasi
2. Kesalahan Konsep
a. Siswa salah dalam menentukan variabel, koefisien dan konstanta
b. Siswa salah dalam menentukan suku-suku sejenis
c. Siswa salah dalam memahami soal
d. Siswa salah dalam menuliskan kalimat cerita ke dalam kalimat matematika
e. Siswa tidak mengetahui aturan operasi bentuk aljabar
f. Siswa tidak mengetahui rumus luas persegi panjang
3. Kesalahan Prinsip
a. Siswa salah dalam menyelesaikan jawaban
b. Siswa salah dalam menuliskan jawaban akhir atau penarikan kesimpulan
4. Kesalahan Operasi
siswa salah dalam melakukan operasi perhitungan
5. Faktor Penyebab Kesalahan Siswa
Siswa merupakan salah satu komponen pendidikan di sekolah, untuk itu
perlu mendapat perhatian yang besar dari lingkungan pendidikannya.
Problematika yang dihadapi siswa merupakan masalah yang sangat penting yang
harus diketahui oleh guru. Kesulitan belajar tersebut dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, misalnya faktor kesehatan, keadaan sosial, keadaan keluarga atau
pergaulan, dan berbagai macam masalah pribadi lainnya.
Faktor-faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar tersebut tidak dapat
dihindari oleh setiap siswa, oleh karena itu tugas guru sebagai tenaga pendidik dan
13

pembimbing sangat berperan dalam memberikan siswa pertimbangan pemecahan


masalah yang dialami. Selanjutnya, guru harus memahami dan mengetahui lebih
mendalam keadaan siswa, tingkah laku, latar belakang, dan kesulitan atau
permasalahan yang dihadapinya. Seorang guru harus mampu memberikan
pertimbangan pemecahan atau jalan penyelesaiannya, agar siswa dapat
menentukan pemecahan masalah yang terbaik bagi kesulitan yang sedang
dihadapi.
Dalam memberikan bantuan dan pertimbangan guru juga harus
memperhatikan aspek-aspek yang meliputi pribadi siswa yang bermasalah, antara
lain kedewasaan; bakat; kemampuan; lingkungan; dan sebagainya. Hal ini
dimaksudkan agar siswa yang diberi bantuan dan pertimbangan pemesahan
masalah dapat menentukan pemecahan masalah yang dihadapinya secara tepat
(Darlia, La Arapu, Rosdiana, 2016 : 30).
Kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika itu
disebabkan oleh kemampuan yang dimiliki, seperti pemahaman siswa tentang
definisi, teorema, sifat, rumus dan proses pengajaran. Sejalan dengan hal tersebut,
Badaruddin, Kadir, & Anggo (2016: 44-45)mengemukakan bahwa ada beberapa
faktor yang mempengaruhi siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal
matematika yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar
matematika. Djamarah (2000: 21) menggolongkan faktor yang mempengaruhi
proses dan hasil belajar menjadi dua, yaitu faktor dari luar dan faktor dari dalam.
Faktor dari dalam meliputi fisiologi (kondisi fisiologis, kondisi panca indera) dan
psikologi (bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif).
Sedangkan yang merupakan faktor dari luar adalah lingkungan (alami dan sosial)
dan instrumental (kurikulum, program, guru, sarana dan fasilitas).
Selain itu, kesalahan siswa disebabkan oleh kurangnya tingkat penguasaan
materi, kecerobohan dan juga kondisi kesiapan siswa dalam belajar. Menurut
Sahriah (2012: 2), penyebab kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal matematika dapat dilihat dari beberapa hal antara lain
disebabkan kurangnya pemahaman atas materi prasyarat maupun materi pokok
14

yang dipelajari, kurangnya penguasaan bahasa matematika, keliru menafsirkan


atau menerapkan rumus, salah perhitungan, kurang teliti, lupa konsep.
Dari pihak guru dapat dinyatakan bahwa cara mengajar kurang
mendukung pemahaman yang tuntas atas materi yang diajarkan. Kiat (2003: 40)
menggambarkan tiga jenis kesalahan dalam mengerjakan soal. Kesalahan tersebut
meliputi (a) kesalahan struktural; (b) kesalahan perhitungan; dan (c) kesalahan
eksekutif. Sejalan dengan itu, menurut Novita (2003: 17) secara garis besar
faktor-faktor penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika
dapat digolongkan menjadi dua, yaitu penyebab dari diri siswa dan penyebab dari
sekolah.
B. Penelitian Yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan terkait dengan penelitian ini dirangkum
sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Salido (2014) menyimpulkan
bahwa Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal
limit fungsi dilihat dari objek matematikanya meliputi (a) kesalahan konsep
yaitu, siswa salah dalam memberi kesimpulan terkait nilai limit dari sebuah
fungsi tangga, siswa salah menetukan cara dalam menyelesaikan limit fungsi
bentuk akar, dan siswa tidak menguasai sifat-sifat limit fungsi trigonometri, (b)
kesalahan prinsip yaitu siswa tidak memahami konsep menentukan daerah pada
fungsi tangga, siswa tidak memahami konsep eksponen, dan siswa salah dalam
memahami hukum-hukum yang berlaku dalam operasi, (c) kesalahan
prosedural yaitu jawaban siswa dalam menyelesaikan soal tidak sesuai dengan
prosedur, siswa keliru dalam penulisan, dan siswa salah dalam proses subtitusi.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Alamsyah (2017) menyimpulkan
bahwa faktor-faktor penyebab kesulitan pemahaman konsep yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal siswa meliputi faktor intelektual,
kesehatan yang terganggu, faktor emosional, minat dan konstrasi belajar.
Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor pedagogis yaitu cara mengajar guru
dan faktor sosial serta faktor ekonomi orang tua.
15

3. Penelitian yang dilakukan oleh Wahbi (2015) menyimpulkan


bahwa Jenis kesalahan yang dilakukan siswa SMP Negeri 15 Kendari kelas
VIII2 dalam menyelesaikan soal-soal faktorisasi suku aljabar adalah kesalahan
fakta, kesalahan konsep dan kesalahan prosedur.
C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran matematika merupakan suatu proses atau kegiatan guru mata


pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika pada siswanya yang
didalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan
terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa tentang
matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan
siswa dalam mempelajari matematika tersebut.
Dalam mempelajari matematika tentu tidak lepas dari suatu masalah.
Masalah yang dihadapi siswa dalam mempelajari matematika salah satunya adalah
rendahnya pemahaman terhadap konsep yang dipelajari. Hal ini diakibatkan
karena kurangnya pengetahuan maupun pemahaman siswa dalam mempelajari
materi-materi yang diajarkan. Kurangnya pemahaman siswa ditandai dengan
adanya kesalahan-kesalahan yang dilakukan ketika menyelesaikan soal
matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui lebih
jauh tentang kesalahan-kesalahan tersebut serta penyebab kesalahan-kesalahan
yang dilakukan, sehingga dapat dicari alternatif solusi untuk mengatasi kesalahan-
kesalahan tersebut.
Materi bentuk aljabar merupakan salah satu materi dasar yang harus benar-
benar dipahami oleh siswa. Oleh karena itu, pada materi ini dibutuhkan
pemahaman dari segi fakta, konsep, prinsip, maupun operasi. Dengan demikian,
kesalahan siswa perlu adanya analisis untuk mengetahui kesalahan apa saja yang
banyak dilakukan dan mengapa kesalahan tersebut dilakukan siswa.
Penelitian ini dilakukan melalui proses tes dan wawancara. Tes tertulis
matematika ini merupakan langkah awal untuk mendapatkan gambaran kesalahan
siswa dalam memahami suatu konsep,prinsip dan prosedur matematika.
Wawancara merupakan langkah lanjutan untuk mendapatkan informasi mengenai
16

kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam memahami suatu konsep,


prinsip dan prosedur matematika.
Kesalahan yang dilakukan siswa perlu kita analisis lebih lanjut, agar
mendapatkan gambaran yang jelas dan rinci atas kelemahan siswa dalam
menyelesaikan soal bentuk aljabar. Kesalahan yang dilakukan siswa dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan pengajaran dalam usaha meningkatkan
kegiatan pembelajaran. Adanya peningkatan kegitan pembelajaran diharapkan
dapat memperbaiki hasil belajar atau prestasi belajar matematika siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian


deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian
yang terjadi saat sekarang.
B. Lokasi dan Waktu penelitian
1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Kendari yang beralamat di Jl.


R.A. Kartini, Kelurahan Kessilampe, Kecamatan Kendari Kota Kendari Provinsi
Sulawesi Tenggara.
2. Waktu Pelaksanaan penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil yakni tahun ajaran
2019/2020.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 6 Kendari semester
ganjil tahun ajaran 2019/2020 yang terdistribusi pada 5 kelas paralel yaitu dari
kelas VIIA sampai VIIE. Berdasarkan informasi dari guru matematika, penyebaran
siswa di setiap kelas paralel tidak dibedakan berdasarkan tingkat kemampuan
matematikanya. Oleh karena itu, untuk keperluan penelitian ini akan dipilih 1
kelas sebagai sasaran penelitian. Pengambilan kelas dalam penelitian ini
dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa kelas VII.c adalah kelas yang
mempunyai kemampuan matematika sedang jika dibandingkan dengan kelas VII
yang lain, sehingga ada respon dan mewakili penelitian.
Dalam menentukan siswa yang terpilih sebagai subjek penelitian yang
akan diwawancarai digunakan teknik purposive sampling, yaitu penelitian yang
menggunakan teknik penentuan subjek dengan kriteria tertentu (purposive) yakni
(1) siswa yang banyak membuat kesalahan dalam menjawab setiap butir soal dan
(2) variasi kesalahan yang dilakukan siswa (fakta, konsep, prinsip, dan operasi).

17
18

Berdasarkan kriteria tersebut dan memperhatikan hasil tes, maka siswa


yang terpilih sebagai subjek penelitian yang di wawancarai adalah berjumlah 4
orang sesuai dengan indikator kesalahan siswa yang ditinjau dari objek
matematika. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 siswa yang terpilih sebagai subjek penelitian yang diwawancarai

No Nama Kode Jenis Kesalahan yang dilakukan


Jumlah

Fakt Konsep prinsip operasi


a
1 Andi Nadia S-25 6 3 2 13
Aswati 2

2 Felisa S-02 1 7 2 1 11

3 Nidrawati S-05 1 7 1 1 10
4 Indra Ayu S-09 1 4 2 3 10

D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen (pengumpul data)
adalah peneliti sendiri. Penelitian ini juga menggunakan instrumen lain sebagai
pelengkap yaitu tes tertulis pada materi bentuk aljabar dan pedoman wawancara.
Tes tertulis matematika merupakan langkah awal untuk mendapatkan
gambaran kesalahan siswa dalam memahami suatu fakta, konsep, prinsip dan
operasi perhitungan matematika. Wawancara merupakan langkah lanjutan untuk
mendapatkan informasi mengenai kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa
dalam memahami suatu fakta, konsep, prinsip dan operasi perhitungan
matematika. Wawancara dilakukan melalui 2 yahap yaitu wawancara terhadap
siswa dan wawancara terhadap guru.
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah salah satu cara yang digunakan oleh
peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun
metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis
dan wawancara.
1. Pemberian tes tertulis
19

Tes diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang diberikan kepada


seseorang dan membutuhkan jawaban untuk dijadikan dasar bagi pemberian skor
berupa angka. Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes tertulis yang
bertujuan untuk mengetahui deskripsi kesalahan-kesalahan siswa yakni kesalahan
fakta, kesalahan konsep, kesalahan prinsip dan kesalahan operasi. Pemberian tes
ini dimaksudkan untuk memperoleh hasil pekerjaan peserta didik sehingga
diperoleh gambaran tentang jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal
bentuk aljabar. Tes dalam penelitian ini berupa tes essay yang menyangkut soal-
soal penjumlahan, pengurangan, dan perkalian serta penerapannya pada materi
bentuk aljabar yang dibuat oleh penulis dan di konsultasikan dengan dosen
pembimbing dan guru matematika yang mengajarkan materi bentuk aljabar di
kelas VII.c SMP Negeri 6 Kendari. Soal-soal yang akan diberikan kepada peserta
didik kelas VII.c sebagai berikut:
1. Tentukan banyaknya suku, variabel, koefisien dan konstanta dari bentuk
aljabar berikut. 12 x+3 y−19
2. Tentukan hasil dari
( 5 a−10 b+6 ) −(−4 a−6 b−15)
3. Ayah akan memberikan hadiah boneka Barbie dan boneka beruang kepada Vita
Jika ia mendapat peringkat pertama di kelasnya. Karena Vita peringkat pertama
maka ayah memberinya hadiah 5 buah boneka Barbie dan 2 buah boneka
beruang. Karena Paman Vita tidak mengetahui bahwa ayah telah membelikan
Vita hadiah, maka paman juga membelikan 3 buah boneka Barbie dan 2 buah
boneka beruang. Berapa total boneka yang dimiliki Vita jika dinyatakan dalam
bentuk aljabar?
4. Tentukan hasil dari
a. ( 12 a+7 ) x ( 7 a+5 )
5. Sebidang tanah berbentuk persegi panjang akan ditanami pohon jati. Jika
panjang tanah (3x + 5) cm dan lebarnya (2x - 5) cm. tentukan luas tanah
tersebut ?
Jawaban soal
1. Suku : 3
20

Variabel: x dan y
Koefisen : 12 dan 3
Konstanta : -19
2. ( 5 a−10 b+6 ) −(−4 a−6 b−15 ) = 5 a−10 b+6+ 4 a+ 6 b+15

= 5 a+ 4 a−10 b+6 b+ 6+15

= 9 a−4 b+21

3. Misal x = boneka Barbie dan y = bonekaberuang


Ayah memberikan 5 boneka Barbie dan 2 bonekaberuang = 5x + 2y
Paman memberikan 3 boneka Barbie dan 2 bonekaberuang = 3x + 2y
Banyak boneka yang diperoleh Vita adalah
(5x +2y) + (3x +2y) = 5x + 3x + 2y + 2y = 8x + 4y
Jadi, Vita memperoleh 8 boneka Barbie dan 4 boneka beruang.
4. ( 12 a+7 ) x ( 7 a+ 5 )= 84 a2+ 60 a+49 a+ 35
= 84a2 + 109a + 35
5. Dik : Panjang tanah = 3x +5 m
Lebar tanah = 2x – 5 m
Dit : luas tanah ?
Penyelesaian :
Luas Tanah = panjang x lebar
= (3x+5) (2x-5)
= 6x2 – 15x + 10x – 25
= 6x2 – 5x – 25
Jadi, luas tanah tersebut adalah (6x2 – 5x – 25) m2.
Tes tertulis diikuti oleh 25 siswa dari 27 siswa. 2 siswa tidak mengikuti tes
dikarenakan tidak hadir pada saat tes diberikan.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara
memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait masalah, pendapat, maupun sikap
kepada subjek yang akan diteliti. Jenis wawancara dalam penelitian ini adalah
21

wawancara tidak terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara yang


mencakup beberapa pertanyaan umum yang dapat dikembangkan peneliti selama
proses wawancara berlangsung. Wawancara dilakukan setelah diketahui
banyaknya siswa yang melakukan kesalahan dalam menjawab setiap butir soal.
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
tidak terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara yang mencakup garis
besar pertanyaan yang disampaikan peneliti kepada siswa tetapi jika dalam
kegiatan wawancara ada jawaban siswa yang memunculkan permasalahan baru
dan berkaitan dengan penelitian, maka peneliti dapat menyampaikan pertanyaan
baru yang belum disediakan.
Wawancara dilakukan melalui 2 tahap yaitu :
a. Wawancara terhadap siswa
Aspek yang ditanyakan
1) Kesulitan dalam mempelajari materi bentuk aljabar
2) Penyelesaian soal yang dipermasalahkan
3) Alur berpikir siswa dalam menjawab soal meliputi:
a) Siswa diminta membaca kembali soal
b) Siswa diminta menjelaskan apa saja yang diketahui dan menjelaskan
maksud permintaan dalam soal tersebut.
c) Siswa diminta menjelaskan langkah-langkah untuk mengerjakan soal
tersebut
d) Jika jawaban siswa masih salah, maka siswa diminta untuk
menjelaskan kembali setiap langkah dari jawabannya.
4). Metode mengajar guru
b. Wawancara terhadap guru
Aspek yang ditanyakan
1) Minat anak dalam mempelajari materi bentuk aljabar
2) Kesulitan siswa dalam memahami materi bentuk aljabar
3) Metode mengajar guru
4) Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami
materi bentuk aljabar.
22

F. Keabsahan Data
Pada penelitian kualitatif, tingkat keabsahan lebih ditekankan pada data
yang diperoleh. Melihat hal tersebut maka kepercayaan data hasil penelitian dapat
dikatakan memiliki pengaruh signifikan terhadap keberhasilan sebuah penelitian.
Data yang valid dapat diperoleh dengan melakukan uji kredibilitas (validitas
interbal) terhadap data hasil penelitian sesuai dengan prosedur uji kredibilitas
data dalam penelitian kualitatif.
Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini dengan menggunakan
triangulasi. Triangulasi merupakan teknik yang mencari pertemuan pada satu titik
tengah informasi dari data yang terkumpul guna pengecekan dan pembanding
terhadap data yang telah ada. Triangulasi dalam penelitian ini adalah triangulasi
teknik, yaitu dengan membandingkan data hasil tes yang diverifikasi dengan hasil
wawancara.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan langkah yang urgent dan menentukan. Melalui
analisis yang optimal dengan interpretasi yang tepat akan diperoleh hasil
penelitian yang bermakna. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data
hasil tes, dan hasil wawancara. Setelah data terkumpul dilakukan reduksi data
yang bertujuan memfokuskan pada hasil-hasil yang akan diteliti yaitu
menganalisis jawaban siswa yang telah dipilih sebagai subjek penelitian.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
1. Reduksi Data
Reduksi data yaitu kegiatan yang mengacu kepada proses
mentransformasikan data mentah yang tertulis di lapangan, menyeleksi,
menyederhanakan, dan mengelompokkan. Kegiatan ini dilakukan untuk
menghindari penumpukan data atau informasi yang sama dari siswa. Tahap
reduksi dalam penelitian ini meliputi: (a) mengoreksi hasil pekerjaan siswa yang
akan digunakan untuk menentukan subjek penelitian; dan (b) melakukan
23

wawancara dengan beberapa subjek penelitian beserta dengan guru bidang studi;
dan hasil wawancara tersebut disederhanakan menjadi susunan bahasa yang baik
dan rapi.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam tahap ini,
data yang berupa hasil pekerjaan siswa disusun menurut urutan objek penelitian.
Kegiatan ini memunculkan dan menunjukkan kumpulan data yang terorganisasi
dan terkategori yang memungkinkan suatu penarikan kesimpulan atau tindakan.
Data yang disajikan berupa jenis-jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal
bentuk aljabar.
Penyajian data penelitian ini diantaranya; (a) menyajikan hasil pekerjaan
siswa yang telah dipilih sebagai subjek penelitian; (b) menyajikan data hasil
wawanncara dengan siswa dan wawancara dengan guru.
3. Penarikan Kesimpulan
Kegiatan menyimpulkan merupakan langkah lebih lanjut dari kegiatan
reduksi dan penyajian data. Penarikan kesimpulan dilakukan selama kegiatan
analisis berlangsung sehingga diperoleh suatu kesimpulan akhir melalui cara
membandingkan hasil pekerjaan siswa dan hasil wawancara sehingga dapat
diketahui letak dan penyebab kesalahan siswa.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Data Hasil Tes

Tes diberikan kepada siswa setelah seluruh materi selesai.Tes yang


dilakukan merupakan tes diagnostik kesalahan.Berdasarkan hasil pekerjaan siswa
dalam mengerjakan soal-soal pada materi Bentuk Aljabar, ditemukan kesalahan-
kesalahan yang dilakukan oleh siswa.Kesalahan-kesalahan tersebut disajkan
sebagai berikut.
Soal nomor 1

1. Tentukan banyaknya suku, variabel, koefisien dan konstanta dari bentuk


aljabar berikut : 12 x+3 y−19
penyelesaian
Suku : 3
Variabel: x dan y
Koefisen : 12 dan 3
Konstanta : -19
Tabel 4.1 Deskripsi Kesalahan jawaban Siswa pada soal nomor 1
Tabel 4.1
Deskripsi Kesalahan siswa Nomor Subjek
1. Siswa salah dalam menentukan
 Suku Semua siswa kecuali 04, 20, dan
 Variabel 23
 Koefisien Semua siswa
 Konstanta Semua siswa kecuali 03
Semua siswa kecuali 04

1. Kesalahan Konsep
a. Siswa yang melakukan kesalahan dalam menentukan suku sebanyak 22
orang
b. Siswa yang melakukan kesalahan dalam menentukan variabel sebanyak 25
orang

24
25

c. Siswa yang melakukan kesalahan dalam menentukan koefisien


sebanyak 24 orang
d. Siswa yang melakukan kesalahan dalam menentukan konstanta
sebanyak 24 orang.
Jawaban siswa:
 12 x+3 y−19=( 12+3 )−19=15 x−19
 12 x+3 y−19=16 x +19−3 y=12 x
Siswa belum mengerti cara menentukan banyaknya suku, Variabel,
koefisien, dan kontanta dengan benar.
Soal nomor 2

2. Sederhanakan bentuk aljabar berikut:

( 5 a−10 b+6 ) −(−4 a−6 b−15)


Penyelesaian
( 5 a−10 b+6 ) −(−4 a−6 b−15 )
5 a−10 b+6+ 4 a+ 6 b+15
5 a+ 4 a−10 b+6 b+ 6+15
9 a−4 b+21
Tabel 4.2 Deskripsi Kesalahan Jawaban Siswa pada soal nomor 2
Deskripsi Kesalahan Siswa Nomor Subjek
1. Siswa salah dalam menuliskan tanda 04, 14, 24, 25.
2. Siswa salah dalam menentukan suku- 08,22,23,25.
suku sejenis
3. Siswa salah dalam menyelesaikan 01, 02, 03, 04, 06, 07, 08, 09, 10, 11,
jawaban 14, 15, 16, 17, 20, 21, 23, 24, 25
4. Siswa salah dalam menuliskan
jawaban akhir atau penarikan 02, 05, 11, 12, 13, 15, 20,21, 24, 25
kesimpulan
5. Siswa salah dalam operasi 02,05, 07, 10,11, 12, 22, 23, 25
perhitungan
6. Siswa tidak menjawab soal 18, 19.

1. Kesalahan Fakta
Siswa yang melakukan kesalahan fakta dalam menjawab butir soal 2 sebanyak
4 orang.
Jawaban siswa:
26

(5a – 10b + 6) – (-4a – 6b – 15)


5a – 10b – 6 – 4a + 6b + 15
5a + 4b +10b – 6b – 6 – 15
9a + 4b – 9
13b – 9 = 4b
Siswa salah dalam menuliskan tanda positif (+) dan tanda negative (-).Siswa
yang melakukan kesalahan ini yaitu siswa dengan nomor subjek 04, 14, 24, 25.
2. Kesalahan Konsep
Siswa yang melakukan kesalahan konsep dalam menjawab butir soal 2
sebanyak 4 orang
Jawaban siswa:
(5a – 10b + 6) – (-4a – 6b – 15)
5a – 10b – 6 – 4a + 6b + 15
5a + 4b +10b – 6b – 6 – 15
9a + 4b – 9
13b – 9 = 4b
Siswa salah dalam menentukan suku-suku sejenis dan siswa belum mengerti
aturan penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar.Siswa yang yang
melakukan kesalahan ini yaitu siswa dengan nomor subjek 08, 22, 23, dan 25.
3. Kesalahan prinsip
Siswa yang melakukan kesalahan prinsip dalam menjawab butir soal 2
sebanyak 22 orang.
Jawaban siswa:
(5a – 10 b + 6) – (-4a – 6b – 15)
(5a - 4a) – (10b – 6b) – (6 – 15)
5a + 4y – 6b
Siswa salah dalam menyelesaikan jawaban karena siswa keliru pada aturan
pengoperasian tanda positif dan negatif yang pada akhirnya siswa salah dalam
menuliskan jawaban akhir atau penarikan kesimpulan. Siswa yang melakukan
kesalahan tersebut yaitu siswa dengan nomor subjek 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07,
08, 09, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 23, 24, 25.
27

4. Kesalahan operasi
Siswa yang melakukan kesalahan dalam operasi dalam menjawab butir soal 2
sebanyak 9 orang.
Jawaban siswa:
(5a – 10b + 6) – (-4a – 6b – 15)
5a – 10b + 4a – 6b – 15
5a + 4a – 10b – 6b – 15
9a – 4b + 9
Siswa keliru dalam mengoperasikan penyelesaian soal yaitu siswa dengan
nomor subjek 02, 05, 07, 10,11, 12, 22, 23, 25.
Soal nomor 3

3. Ayah memberikan hadiah 5 buah boneka Barbie dan 2 buah boneka beruang
kepada Vita. Sedangkan Paman Vita membelikan 3 buah boneka Barbie dan 2
buah boneka beruang. Berapa total boneka yang dimiliki Vita jika dinyatakan
dalam bentuk aljabar?
penyelesaian
misalkan : x = boneka Barbie
y = boneka beruang
Ayah memberikan 5 boneka Barbie dan 2 boneka beruang : 5x + 2y
Paman memberikan 3 boneka Barbie dan 2 boneka beruang : 3x + 2y
Total boneka vita = (5x + 2y) + (3x + 2y)
= 5x + 3x + 2y + 2y
= 8x + 4y
Jadi total boneka vita yaitu 8 boneka barbie dan 4 boneka beruang.
Tabel 4.3 Deskripsi Kesalahan Jawaban Siswa pada soal Nomor 3
Deskripsi Kesalahan Siswa Nomor Subjek
1. Siswa salah dalam menuliskan kalimat 01,02, 03, 04,05,06, 07, 08,
cerita ke dalam model matematika 10,11,12, 13, 14, 15, 17, 18,20,
21,22, 23, 24. 25.
2. Siswa salah dalam menuliskan jawaban 01,02, 03, 04, 05,06, 07, 08, 10,
akhir atau penarikan kesimpulan 11,12, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 22,
23, 24. 25.

3. Siswa tidak menjawab soal 16, 19.


28

1. Kesalahan Fakta

Tidak ada siswa yang melakukan kesalahan fakta.


2. Kesalahan Konsep
Siswa yang melakukan kesalahan konsep dalam menjawab butir soal 3
sebanyak 22 orang.
Jawaban siswa:
 Dik :5 boneka Barbie + 2 boneka beruang yang ayah belikan untuk vita dan
3 boneka Barbie + 2 boneka beruang yang paman vita belikan.
Dit : berapa total boneka yang dimiliki vita jika ditanyakan dalam bentuk
aljabar ?
Jawab :
- Yang dibelikan ayah 5x + 2 = 5x + 10
- Yang dibelikan paman vita 3x + 2 = 3x + 6 +
8x + 16
Jadi, total boneka yang dimillki vita adalah 8x + 16 buah.
 Dik : ayah 5 buah boneka Barbie
Vita 2 buah boneka beruang
Paman vita 3 buah boneka Barbie dan 2 buah boneka beruang.
(5x + 2x + 3x + 2).
Siswa salah dalam memahami soal, yakni siswa tidak mampu memberikan
pemisalan dari apa saja yang diketahui dari soal menjadi model matematika.
Siswa yang yang melakukan kesalahan ini yaitu siswa dengan nomor subjek
01, 02, 03, 04, 05, 06, 06, 08, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24
dan 25.
3. Kesalahan prinsip
Siswa yang melakukan kesalahan prinsip dalam menjawab butir soal 3
sebanyak 22 orang.
Jawaban siswa:
(5-3) + 2 = 2 + 2 = 4.
29

Siswa salah dalam menuliskan jawaban akhir atau penarikan kesimpulan.


Siswa yang melakukan kesalahan tersebut yaitu siswa dengan nomor subjek
01, 02, 03, 04, 05, 06, 07, 08, 09, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 22, 23,
24, 25.
4. Kesalahan operasi
Siswa tidak melakukan kesalahan operasi
Soal nomor 4
4. Tentukan hasil dari( 12 a+7 ) x ( 7 a+ 5 )
Penyelesaian
( 12 a+7 ) ( 7 a+5 ) = 12 a ( 7 a+5 ) +7 ( 7 a+5 )
= 84 a2+ 60 a+49 a+ 35
= 84 a2+ 109 a+35
Tabel 4.4 Deskripsi Kesalahan Jawaban Siswa pada soal Nomor 4

Deskripsi Kesalahan Siswa Nomor Subjek


1. Siswa tidak mengetahui aturan operasi 01,02, 03,04, 05, 06, 07, 08, 11, 12,
perkalian bentuk aljabar 13, 14, 15, 17, 20,21,22, 23, 24,25
2. Siswa salah dalam menyelesaikan soal 10
3. Siswa salah dalam operasi perhitungan 09
4. Siswa tidak menjawab soal 16, 18, 19.

1. Kesalahan Fakta
Tidak ada siswa yang melakukan kesalahan fakta.
2. Kesalahan Konsep
Siswa yang melakukan kesalahan konsep dalam menjawab butir soal 4
sebanyak 20 orang
Jawaban siswa:
(12 a+7)( 7 a+5 )
= ( 12+7 a ) ( 7+5 )
= 19 a x 12
Siswa tidak memahami konsep perkalian bentuk aljabar. Siswa yang yang
melakukan kesalahan ini yaitu siswa dengan nomor subjek 01, 02, 03, 04, 05,
06, 07, 08, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 20, 21, 22, 23, 24,25.
3. Kesalahan prinsip
30

Siswa yang melakukan kesalahan prinsip dalam menjawab butir soal 4


sebanyak 1 orang.
Jawaban siswa:
 ( 12 a+7 ) ( 7 a+5 )
 = 84 a2+ 60 a+49 a+ 35
 ¿ 144 a 2+ 84 a
Siswa salah dalam menyelesaikan soal sehingga siswa salah dalam
menuliskan jawaban akhir. Siswa yang melakuka kesalahan tersebut yakni
siswa dengan nomor subjek 10.
4. Kesalahan operasi
Siswa yang melakukan kesalahan operasi dalam menjawab butir soal 4
sebanyak 1 orang.
Jawaban siswa:
= ( 12 a+7 ) ( 7 a+5 )
= 84 a+60+ 49 a+35
= 84 a+49 a+ 60+35
= 133a + 95
Siswa salah dalam operasi perhitungan pada bentuk aljabar.Siswa yang melakukan
kesalahan tersebut yaitu siswa dengan nomor subjek 09.
Soal nomor 5
5. Sebidang tanah berbentuk persegi panjang akan ditanami pohon jati. Jika
panjang tanah (3x + 5) m dan lebarnya (2x - 5) m, tentukan luas tanah
tersebut ?

Penyelesaian
p = 3x + 5
l = 2x – 5
L=pxl
= (3x + 5) (2x - 5)
= 3 x ( 2 x−5 ) +5 ( 2 x −5 )
= 6 x 2−15 x+10 x−25
31

= (6 x 2−5 x−25) m2

Tabel 4.5 Deskripsi Kesalahan Jawaban Siswa pada soal Nomor 5


Deskripsi Kesalahan Siswa Nomor Subjek
1. Siswa salah dalam menuliskan kalimat Semua siswa.
cerita ke dalam model matematika
2. Siswa tidak menuliskan satuan Semua Siswa
3. Siswa tidak mengetahui aturan operasi 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07, 11, 12, 13,
perkalian bentuk aljabar 14, 15, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24.
4. Siswa salah dalam menyelesaikan soal 09, 10,25,
5. Siswa salah dalam operasi perhitungan 09, 25.
6. Siswa tidak menjawab soal 08, 16, 18,

1. Kesalahan Fakta
Semua siswa melakukan kesalahan fakta yaitu siswa tidak menuliskan satuan
luas dalam menjawab butir soal 5.
2. Kesalahan Konsep
Semua siswa melakukan kesalahan konsep dalam menjawab butir soal 5
sebanyak 19 orang.
Jawaban siswa:
Dik : sebidang tanah berbentuk persegi panjang akan di tanam pohon jati.
Dit : jika panjang tanah (3x + 5) m dan lebarnya (2x – 5) m, tentukan luas
tanah tersebut?
Penye : (3x + 5) m (2x – 5) m
= (8 m) (-3 m)
=5m
Siswa salah dalam menuliskan soal cerita ke dalam bentuk matematika. Siswa
hanya menuliskan jawaban akhir tanpa menerjemahkan soal dan menggunakan
rumus. Siswa juga tidak mengetahui konsep perkalian bentuk aljabar dengan
benar. Siswa yang melakukan kesalahan tersebut yakni siswa dengan nomor
subjek 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24.
3. Kesalahan prinsip
Siswa yang melakukan kesalahan prinsip dalam menjawab butir soal 5
sebanyak 3 orang.
Jawaban siswa:
32

Dik : panjang tanah (3x + 5) m


Lebarnya (2x – 5) m
Dit : tentukan luas tanah tersebut?
Jawab:
Panjang (3x + 5) m
Luasnya (2x – 5) m
(3x + 5) (2x -5)
6x + 15 – 10x – 25
21x - 15
Siswa salah dalam menyelesaikan jawaban yaitu siswa tidak mengetahui suku-
suku sejenis sehingga siswa salah dalam menuliskan jawaban akhir atau
penarikan kesimpulan.Siswa yang melakukan kesalahan tersebut yaitu siswa
dengan nomor subjek 09, 10, 25.
4. Kesalahan operasi
Siswa yang melakukan kesalahan operasi dalam menjawab butir soal 5
sebanyak 2 orang.
Jawaban siswa :
(3x +5) (2x – 5)
6x – 15 + 10x – 25
6x + 10x – 15 – 25
16x + 40
Siswa salah dalam operasi perhitungan. Siswa yang melakukan kesalahan
tersebut yakni siswa dengan nomor subjek 09, dan 25.
Berdasarkan uraian di atas, kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh
subjek penelitian dalam menyelesaikan soal bentuk aljabar dari keseluruhan butir
soal dapat dijabarkan sebagai berikut.
 Kesalahan fakta
Tabel 4.6 Jumlah siswa yang melakukan kesalahan fakta dalam menyelesaikan
soal bentuk aljabar dari 25 subjek.
Tabel 4.6
Nomor Butir Soal Jumlah Subjek (siswa)
33

1 -
2 4
3 -
4 -
5 25

Dari Tabel 4.6 menunjukkan jumlah subjek yang melakukan kesalahan


fakta pada butir soal 2 yakni sebanyak 4 siswa (16 %); butir soal nomor 5
yakni sebanyak 25 siswa (100 %) dari jumlah siswa yang mengikuti tes.
Sedangkan butir soal yang lain tidak terdapat kesalahan fakta.
 Kesalahan konsep
Tabel 4.7 Jumlah siswa yang melakukan kesalahan konsep dalam
menyelesaikan soal bentuk aljabar dari 25 subjek.
Tabel 4.7
Nomor Butir Soal Jumlah Subjek (siswa)
1 25
2 4
3 18
4 19
5 19

Dari Tabel 4.7 menunjukkan jumlah subjek yang melakukan kesalahan


konsep pada setiap butir soal yakni butir soal 1 sebanyak 25 siswa (100 %); butir
soal 2sebanyak 4 siswa (16 %); butir soal 3 sebanyak 18 siswa (72 %); butir soal 4
sebanyak 19 siswa (76%); dan butir soal 5 sebanyak 19 siswa (76 %). Jumlah
subjek yang paling banyak melakukan kesalahan konsep adalah pada butir soal 1
yakni sebanyak 25 siswa (100 %) dari 25 siswa, sedangkan jumlah subjek yang
paling sedikit melakukan kesalahan konsep pada butir soal 2 yakni sebanyak 4
siswa (16 %) dari jumlah siswa yang mengikuti tes.
 Kesalahan prinsip
Tabel 4.8 Jumlah siswa yang melakukan kesalahan prinsip dalam
menyelesaikan soal bentuk aljabar dari 25 subjek.
Tabel 4.8
Nomor Butir Soal Jumlah Subjek (siswa)
1 -
2 21
34

3 2
4 1
5 3

Dari Tabel 4.8 menunjukkan jumlah subjek yang melakukan kesalahan


prinsip pada butir soal 2 yakni sebanyak 21 siswa (84 %); butir soal 3 sebanyak 2
siswa (8 %); butir soal 4 sebanyak 1 siswa (4%); dan butir soal 5 sebanyak 3
siswa (12 %). Jumlah subjek yang paling banyak melakukan kesalahan konsep
adalah pada butir soal 2 yakni sebanyak 21 siswa (84 %) dari jumlah siswa yang
mengikuti tes, sedangkan jumlah subjek yang paling sedikit melakukan kesalahan
konsep pada butir soal 4 yakni sebanyak 1 siswa (4 %) dari jumlah siswa yang
mengikuti tes.
 Kesalahan operasi
Tabel 4.9 Jumlah siswa yang melakukan kesalahan operasi dalam
menyelesaikan soal bentuk aljabar dari 25 subjek.
Tabel 4.9
Nomor Butir Soal Jumlah Subjek (siswa)
1 -
2 9
3 -
4 1
5 2

Dari Tabel 4.9 menunjukkan jumlah subjek yang melakukan kesalahan


operasi pada butir soal 2 yakni sebanyak 9 siswa (36 %); butir soal nomor 4 yakni
sebanyak 1 siswa (4 %); butir soal 5 yakni sebanyak 2 siswa (8 %). Sedangkan
butir soal yang lain tidak terdapat kesalahan operasi.
e. Analisis Data
Berdasarkan kesalahan-kesalahan yag dilakukan siswa, untuk mengetahui
penyebab terjadinya kesalahan dan memastikan kesalahan tersebut, dipilih
beberapa siswa untuk di analisis kesalahannya. Pada deskripsi kesalahan yang
dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal tersebut, siswa dikelompokkan
berdasarkan jenis kesalahan yang dilakukan ditinjau dari kesalahan fakta,
kesalahan konsep, kesalahan prinsip, dan kesalahan operasi.
35

Penentuan subjek wawancara dilakukan pada setiap kelompok jenis


kesalahan. Pada kelompok jenis kesalahan yang sama, dapat diambil satu atau
beberapa siswa sebagai subjek wawancara yang mewakili kesalahan pada
kelompok tersebut. Jawaban pada tes dan hasil wawancara dari 4 siswa tersebut
dianalisis untuk menentukan kesalahan yang dilakukan beserta penyebabnya.
Selanjutnya, data hasil tes dan hasil wawancara dianalisis untuk mendapatkan
informasi yang valid mengenai kesalahan yag dilakukan siswa dan penyebabnya.
Untuk itu, kesalahan mengenai kesalahan yang dilakukan siswa harus
menunjukkan letak kesalahannya, yaitu kesalahan fakta, kesalahan konsep,
kesalahan prinsip, dan kesalahan operasi.
Wawancara dengan siswa dilakukan untuk menelusuri lebih lanjut tentang
kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal bentuk aljabar. Berikut ini akan
disajikan analisis hasil wawancara dengan empat(4) siswa yang menjadi subjek
(S) yang diwawancarai.
a. Analisis kesalahan Jawaban Siswa Nomor Subjek 02
Soal nomor 1
Analisis Hasil Jawaban Siswa S-02 nomor 1

Gambar 4.a Jawaban siswa S-02 nomor 1


Dari gambar 4.a terlihat siswa S-02 tidak dapat menentukan suku, variabel,
koefisien dan konstanta pada nomor 1.Peneliti memastikan kesalahan siswa
tersebut dengan wawancara dan diperoleh hasil berikut.
Analisis Wawancara Siswa S-02 pada nomor 1
P : Felisa, coba perhatikan jawaban kamu pada nomor 1
S : (Memperhatikan jawaban)
P : Menurut kamu apa saja yang ditanyakan pada nomor 1?
S : Suku, Variabel, Koefisien dan Kontanta
P : Ini yang kamu lingkari (menunjuk jawaban), apa maksudnya?
S : Salah itu kak.
36

P : oh salah ya. Kamu tahu suku itu yang mana?


S : tidak tahu kak
P :kalau variabel?
S : tidak tahu juga kak.
P : Tapi sebelumnya ibu gurunya pernah menjelaskan tentang materi ini?
S : iya kak.
Petikan wawancara di atas, menunjukkan bahwa siswa tidak memahami
konsep mengenai suku, variabel, koefisien dan konstanta. Hal ini dikategorikan
sebagai kesalahan konsep.
Nomor 2
Analisis hasil Jawaban Siswa S-02 Nomor 2

Gambar 4.b jawaban siswa S-02 nomor 2


Dari gambar 4.b, terlihat siswa S-02 salah dalam menyelesaikan soal dan
keliru dalam operasi perhitungan.
Analisis Wawancara Siswa S-02 pada nomor 2
P : kita lanjut pada nomor 2. Nah, perhatikan di sini (menunjuk jawaban)
S : (Memperhatikan jawaban).
P : 5a - 4a hasilnya berapa?
S : 1a kak.
P : kenapa di jawaban kamu tetap 5a?
S : buru-buru kak.
Analisis hasil Jawaban Siswa S-09 Nomor 2

Gambar 4.c jawaban siswa S-09 pada nomor 2


37

Dari gambar 4.c, terlihat siswa S-09 salah dalam menyelesaikan soal dan
keliru dalam operasi perhitungan. Peneliti memastikan jawaban siswa dengan
melakukan wawancara dan diperoleh hasil sebagai berikut
Analisis Wawancara Siswa S-09 pada nomor 2
P : coba perhatikan jawaban kamu pada nomor 2
S : (Memperhatikan Jawaban)
P : 5a – 4a, mengapa tandanya kurang?
S : Karena permintaannya di suruh dikurangi kak.
P : sekarang kakak bertanya, kalau negatif ketemu negatif hasilnya apa?
S : positif.
P : jadi harusnya tandanya adalah positif. Nah, kamu mengerjakannya buru-
buru atau tidak?
S : buru-buru kak, takut terlambat.
P : tapi kamu tahu bahwa negatif ketemu negatif hasilnya positif?
S : iya kak.
Petikan wawancara di atas, menunjukkan bahwa siswa salah dalam menyelesaikan
soal diakibatkan siswa terburu-buru dalam menyelesaikan soal.Kesalahan tersebut
dikatakan sebagai kesalahan prinsip.
b. Analisis kesalahan Jawaban Siswa Nomor Subjek 05
Nomor 3
Analisis hasil jawaban siswa S-05 Nomor 3

Gambar 4.d jawaban siswa S-05 pada nomor 3


Dari gambar 4.d terlihat siswa S-05 tidak memahami soal sehingga siswa
kesulitan dalam menuliskan kalimat cerita ke dalam model matematika. Peneliti
38

memastikan kesalahan siswa tersebut dengan melakukan wawancara dan


diperoleh hasil berikut.
Analisis Wawancara Siswa S-05 pada nomor 3
P : Coba perhatikan jawaban kamu pada nomor 3
S : (Memperhatikan lembar jawaban)
P : menurut kamu, apa saja yang diketahui pada soal?
S : (Tidak memberikan jawaban)
P : kalau begitu, 2 boneka beruang + 3 boneka barbie diperoleh dari mana?
S : dari soal kak.
P : siapa yang memberikan boneka?
S : Ayah dan Vita kak.
P : Dik, yang memberikan boneka adalah ayah dan pamannya vita. Apa soal
seperti ini pernah diberikan tugas oleh ibu guru?
S : Pernah.
P : dikerjakan di rumah atau di sekolah?
S : Sekolah kak.
Petikan wawancara di atas, menunjukkan bahwa siswa tidak memahami maksud
dari soal dan siswa tidak mampu menuliskan soal cerita ke dalam bentuk
matematika.
c. Analisis kesalahan Jawaban Siswa Nomor Subjek 25
Nomor 4
Analisis hasil jawaban siswa S-25 Nomor 4

Gambar 4.e jawaban siswa S-25 pada nomor 4


Dari gambar 4.e terlihat siswa S-25 tidak mengetahui aturan operasi
perkalian bentuk aljabar.
39

Peneliti memastikan kesalahan siswa tersebut dengan melakukan


wawancara dan diperoleh hasil berikut.
Analisis Wawancara Siswa S-25 pada nomor 4
P : Sekarang kita melangkah pada nomor 4. Coba perhatikan jawaban kamu
S : (Memperhatikan Jawaban)
P : bisa kamu jelaskan mengapa jawaban kamu 12a + 7a?
S : saya turunkan kak.
P : Nah. Tidak bisa diturunkan begitu ya dek.Untuk operasi perkalian bentuk
aljabar atau perkalian antar dua suku mempunyai aturan.
S : iya kak
P : Soal seperti ini pernah dijelaskan oleh ibu guru?
S : iya. Pernah kak.
Petikan wawancara di atas, menunjukkan bahwa siswa tidak memahami
aturan perkalian bentuk aljabar.Siswa langsung menurunkan soal sesuai dengan
aturan penjumlahan pada bentuk aljabar.
d. Analisis kesalahan Jawaban Siswa Nomor Subjek 09
Nomor 5
Analisis hasil jawaban siswa S-09 Nomor 5

Gambar 4.f jawaban siswa S-09 pada nomor 5


Dari gambar 4.f terlihat siswa S-09 tidak mampu menuliskan kalimat
cerita ke dalam bentuk matematika, siswa tidak menuliskan satuan, tidak
mengetahui aturan operasi perkalian bentuk aljabar serta siswa tidak menuliskan
jawaban akhir atau penarikan kesimpulan.Sebagian siswa melakukan kesalahan
pada soal nomor 5.
Peneliti memastikan kesalahan siswa tersebut dengan melakukan
wawancara dan diperoleh hasil sebagai berikut.
Analisis Wawancara Siswa S-09 pada nomor 5
40

P : Pada soal nomor 5 berkaitan dengan soal cerita pada perkalian bentuk
aljabar.Sekarang coba perhatikan jawaban kamu.
S : (Memperhatikan Jawaban)
P : 3 x x 2 xsama dengan berapa?
S : 6x kak. Eh, 6 x 2 kak.
P : Nah. Berarti jawaban kamu keliru.
S : iya kak.
P : sama halnya dengan perkalian 3x dan (-5) harusnya hasilnya (-15x)
sedangkan jawaban kamu (-15).
S : iya kak.
P : Apakah kamu terburu-buru mengerjakannya?
S : iya kak. Saya takut habis waktunya kak.
P : oh iya. Kesulitan apa yang adik hadapi pada materi bentuk aljabar?
S : pada soal ceritanya kak.
P : apakah cara mengajar guru bisa kamu mengerti?
S : sedikit kak.
Wawancara Lanjutan dengan Siswa
P : Baik Dik, kita akan melanjutkan wawancara mengenai hasil jawaban kamu
pada materi bentuk aljabar. Sebelumnya saya bicara dengan siapa?
S : Indra Ayu. Biasa dipanggil Indah.
P : Ok Indah, saya yakin kamu masih ingat jawaban kamu yang kemarin. Tapi
sebelum lanjut, kakak Sulaiman ingin kamu tunjukkan buku paket, catatan
dan buku tugasmu.
S : (mengambil buku paket, buku catatan, dan tugas).
P : daam menentukan suku, variabel, koefisien dan konstanta berdasarkan
catatan kamu memang ibu gurunya hanya memberikan materi tanpa
memberikan tugas. Apakah benar?
S : iya kak
P : apakah kalian pernah bertanya kepada ibu gurunya mengenai cara
menentukan suku, variabel, koefisien dan konstanta?
S : Tidak pernah.
41

P : Apakah ibu guru pernah menunjuk siswa untuk mengerjakan soal jenis ini
di papan tulis?
S : Tidak. Hanya dijelaskan saja.
P : ok. Sekarang kita ke nomor 2. Apakah ibu guru pernah memberikan tugas
mengenai penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar?
S : pernah kak. ibu guru memberi tugas kelompok.
P : tugas kelompok ya, berarti hanya satu orang saja yang kumpul?
S : iya kak.
P : Apakah semua siswa mengerjakan tugas yang diberikan?
S : tidak. Hanya beberapa orang saja.
P : berapa jumlahnya tiap kelompok?
S : 5 sampai 6 orang kak.
P : Nah, sekarang kita lanjutkan pada soal nomor 3. Ini berkaitan dengan
menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar pada soal
cerita. Berdasarkan dari apa yang saya amati di catatan kamu, dalam
menyelesaikan soal cerita kalian tidak diajarkan langkah- langkah
penyelesaiannya secara tersusun. Bisa kamu jelaskan bagaimana cara guru
memberikan soal yang berkaitan dengan soal cerita?
S : Guru memberikan satu contoh soal, seteah itu langsung dijawab.
P : siswa yang jawab atau guru?
S : Guru
P : Apakah ibu guru terlebih dahulu memisalkan sesuatu barang atau benda
sebagai X atau yang lain?
S : iya. Dia misalkan dengan X.
P : tapi kenapa tidak ada di catatan kamu?
S : hanya dijelas-jelaskan saja sama ibu guru.
P : tapi kalian tidak menulis?
S : tidak.
P : Nah disitulah letak kekeliruannya kalian. Seharusnya adik-adik menulis
apa yang dijelaskan ibu guru sehingga dapat dipelajari di rumah. Dan apa
yang belum dimengerti bisa ditanyakan kepada ibu guru disekolah.
42

S : iya kak.
P : Nah pada nomor 4 materinya tentang perkalian bentuk aljabar. Materi ini
juga pernah di berikan tugas di rumah?
S : tidak. Hanya di kerjakan di sekolah kak.
P : ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk mengerjakan soal di papan
tulis, apakah siswa langsung maju mengerjakannya?
S : tidak kak. malahan siswa menolak untuk maju karena tidak tahu.
P : bagaimana respon ibu guru ketika siswa yang menolak?
S : ibu guru mengatakan, tidak apa-apa kalua salah yang penting mau
mencoba.
P : setelah itu apakah siswa maju mengerjakannya di papan tulis?
S : iya.
P : ketika siswa salah dalam mengerjakan soal di papan tulis, apakah ibu guru
yang menjawab sendiri soal di papan tulis atau di arahkan kepada siswa
yang mampu menjawabnya?
S : guru sendiri yang menjelaskannya tetapi kadang-kadang diarahkan juga
kepada siswa yang mampu menjawab soal tertentu.
P : nah, untuk siswa yang tidak mampu menjawab soal, apakah ibu guru
pernah memberikan latihan untuk di kerja di rumah?
S : pernah kak, supaya memahami sedikit.
P : pada butir soal nomor 5, berdasarkan apa yang ada di catatan kamu, tidak
ada soal cerita yang berkaitan dengan perkalian bentuk aljabar. Apakah ibu
gurunya tidak memberikan tugas atau soal-mengenai ini?
S : pernah kak. guru memberikan soal.
P : bisa kamu tunjukkan soalnya yang mana?
S : (membuka buku paket) .Yang seperti ini kak (menunjuk soal)
P : Nah, saya piker contoh soal seperti ini mirip dengan apa yang kak
Sulaiman berikan kemarin, malahan soal yang saya kasih lebih pendek.
Tapi kenapa tidak ada di catatan kamu?
S : iya kak. kita hanya dengarkan penjelasan dari ibu guru.
43

P : sama halnya pada nomor 3 tadi yah dik, seharusnya apa yang dijelaskan
oleh ibu guru ditulis oleh adik-adik agar dapat dipelajari di rumah dan
ketika ada hal yang tidak dimengerti bisa dipertanyakan kepada ibu
gurunya ketika tiba di sekolah.
S : iya kak.
P : menurutnya Indah, bagaimana soal UAS kemarin?
S : ada yang gampang dan ada juga susah kak.
P : soal yang bagaimana yang susah?
S : soal cerita.
P : Ok Dik, saya kira cukup wawancaranya. Terima kasih atas waktunya.
S : sama-sama.
e. Analisis Hasil Wawancara dengan Guru
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru diperoleh:
1. Siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hanya beberapa
siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan atau menjawab soal di depan
kelas ketika mempelajari materi bentuk aljabar.
2. Saat guru menjelaskan, perhatian siswa berada di tempat lain. Hanya beberapa
siswa saja yang memperhatikan penjelasan guru dengan baik.
3. Pokok bahasan yang sulit dipahami siswa pada materi bentuk aljabar yaitu
menyelesaikan soal yang berbentuk soal cerita.
4. Kesulitan siswa dalam mempelajari materi bentuk aljabar disebabkan karena
kurangnya pengetahuan dasar siswa mengenai materi prasyarat bentuk aljabar.
Namun, guru tidak dapat menjelaskan mengenai materi-materi dasar atau
materi prasyarat yang kurang di kuasai siswa secara lebih jauh karena
keterbatasan waktu.
5. Metode mengajar yang diterapkan oleh guru adalah discovery learning.
6. Cara guru mengatasi kesulitan siswa dalam mempelajari materi bentuk aljabar
yaitu mengulang beberapa penjelasan paada bagian yang belum dipahami.
Kemudian guru memberikan soal kepada siswa dengan model yang sama untuk
dikerjakan dan dijelaskan di papan tulis.
44

7. Minat siswa dalam mempelajari matematika khususnya materi bentuk aljabar


Masih kurang. Hal ini terlihat dari siswa yang jarang mempelajari matematika
di rumah. Siswa hanya membuka buku catatan atau buku paket hanya ketika
pelajaran matematika berlangsung di kelas.
8. Dari 4 siswa yang dijadikan subjek wawancara, semua siswa dianggap masih
sangat kurang dalam menguasai materi bentuk aljabar.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, kesalahan yang dilakukan oleh siswa
dalam menyelesaikan soal bentuk aljabar adalah kesalahan fakta, kesalahan
konsep, kesalahan prinsip, dan kesalahan operasi. Dari keempat jenis kesalahan
tersebut, yang paling banyak dilakukan oleh siswa untuk keseluruhan butir soal
adalah kesalahan konsep.
Dari hasil analisis data yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan
verifikasi atau pengecekan data diperoleh jenis-jenis kesalahan yang dilakukan
siswa dalam menyelesaikan soal bentuk aljabar adalah sebagai berikut.
1. Kesalahan Fakta
Kesalahan fakta terjadi pada siswa yang melakukan kesalahan menuliskan
tanda atau operasi dan salah dalam menuliskan satuan dalam penyelesaian
soal.Hal ini disebabkan siswa kurang teliti dalam menyelesaikan soal.Kesalahan
fakta dilakukan pada butir soal 1 yakni sebanyak 4 orang yaitu siswa salah dalam
menuliskan tanda yang bertanda positif (+) dan tanda negative (-) dan sebaliknya,
dan pada soal nomor 5 siswa tidak menuliskan satuan luas sebidang tanah. Semua
siswa melakukan kesalahan menuliskan satuan pada soal nomor 5.

2. Kesalahan Konsep
Kesalahan konsep yang dilakukan siswa dalam penelitian ini adalah salah
dalam menggunakan konsep suku, variabel, koefisien dan konstanta, siswa salah
dalam menentukan suku-suku sejenis, siswa salah dalam menuliskan kalimat
cerita kedalam model matematika, siswa salah dalam menggunakan konsep
perkalian bentuk aljabar.
45

Pada butir soal nomor 1, semua siswa melakukan kesalahan dalam


menyelesaikannya dikarenakan siswa salah dalam menggunakan konsep suku,
variabel, koefisien dan konstanta sebagaimana ditunjukkan pada data tes tertulis
oleh siswa S-02. Berdasarkan hasil wawancara, siswa kebingungan dan masih
belum mengerti terkait cara menentukan suku, variabel, koefisien, dan konstanta.
Hal ini disebabkan kurang dilatihnya siswa dalam mengerjakan soal yang
berkaitan dengan suku, variabel, koefisien, dan konstanta. Siswa tidak
memberanikan diri untuk bertanya kepada guru serta tidak adanya keinginan
untuk mengetahui materi yang belum dipahami
Pada butir soal nomor 2, terdapat 4 siswa yang salah dalam menyelesaikan
soal dikarenakan siswa salah dalam memahami konsep penjumlahan dan
pengurangan bentuk aljabar dengan baik sebagaimana ditunjukkan pada data tes
tertulis oleh siswa S-02 dan S-09. Siswa salah dalam menentukan suku-suku
sejenis. Berdasarkan hasil wawancara, siswa masih kebingungan dalam
menyelesaikan soal. Siswa mengoperasikan antara dua variabel yang tidak sejenis,
dan antara variabel dan konstanta.
Pada butir soal nomor 3, terdapat 22 siswa yang salah dalam menuliskan
soal cerita kedalam bentuk matematika sebagaimana ditunjukkan pada data tes
tertulis oleh siswa S-05. Dari jawaban siswa terlihat bahwa siswa tidak memahami
soal, siswa tidak mampu menuliskan apa saja yang diketahui dan ditanyakan.
Berdasarkan hasil wawancara, siswa kebingungan dalam menentukan apa saja
yang diketahui dan ditanyakan dari soal cerita bentuk aljabar. Dalam
menyelesaikan soal cerita, guru hanya memfokuskan dan mengarahkan siswa
hanya pada jawaban akhir tanpa menitikberatkan pada proses atau langkah
penyelesaian dari suatu soal tersebut. Selain itu, siswa tidak memperhatikan dan
menulis apa yang dijelaskan oleh guru. Akhirnya, siswa tidak terlatih dalam
menyelesaikan soal berbentuk soal cerita.
Pada butir soal nomor 4, ada 19 siswa yang salah dalam menyelesaikan
soal dikarenakan siswa salah dalam memahami konsep perkalian bentuk aljabar
dengan baik sebagaimana ditunjukkan pada data tes tertulis oleh siswa S-25.Siswa
menyelesaikan jawaban dengan menurunkan jawaban sesuai dengan aturan pada
46

penjumlahan dan pengurangan. Berdasarkan hasil wawancara, siswa tidak


mengetahui aturan perkalian bentuk aljabar. Siswa mengatakan bahwa siswa
belum terlalu memahami konsep perkalian bentuk aljabar.
Pada butir soal nomor 5, semua siswa melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan soal yakni siswa salah dalam menuliskan soal cerita kedalam
bentuk matematika sebagaimana ditunjukkan pada data tes tertulis oleh siswa S-
09. Siswa langsung mengerjakan jawaban tanpa menuliskan secara jelas apa saja
yang diketahui dan ditanyakan. Berdasarkan hasil wawancara, siswa kebingungan
dalam menentukan apa saja yang diketahui dan ditanyakan dari soal cerita bentuk
aljabar. Dalam menyelesaikan soal cerita, siswa kurang terlatih dalam
menyelesaikan soal cerita secara prosedural. Siswa hanya terfokus pada jawaban
akhir.
3. Kesalahan Prinsip
Kesalahan prinsip yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal bentuk
aljabar adalah siswa salah dalam menyelesaikan jawaban hingga pada penarikan
kesimpulan.Kesalahan siswa paling banyak terjadi pada butir soal nomor 2.
Pada butir soal nomor 2, 21 siswa mlakukan kesalahan prinsip,
kebanyakan siswa keliru dalam menyelesaikan soal sebagaimana hasil tes tertulis
siswa S-02 dan S-09. Siswa keliru pada aturan pengoperasian tanda positif dan
negatif atau sebaliknya yang pada akhirnya siswa salah dalam menuliskan
jawaban akhir atau penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil wawancara, siswa
mengatakan bahwa siswa terburu-buru dalam mengerjakan soal. Siswa masih
kurang dalam memahami soal dengan baik. Sama halnya pada butir soal nomor
3,4, dan 5, kesalahan prinsip yang terjadi yakni siswa tidak dapat menyelesaikan
jawaban soal dengan benar dan siswa salah dalam menentukan jawaban akhir atau
tidak dapat menyimpulkan benar.
4. Kesalahan operasi
Kesalahan operasi disebabkan karena siswa kurang teliti dan tidak
berkonsentrasi dalam menyelesaikan soal. Siswa paling banyak melakukan
kesalahan operasi pada butir soal 2, sebagaimana hasil tes tertulis oleh S-05.
Berdasarkan hasil wawancara, siswa keliru dalam operasi perhitungan. Hal ini
47

disebabkan karena ketidaktelitian siswa dalam mengerjakan soal dan kurangnya


pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai materi dasar yang merupakan
materi prasyarat dari materi bentuk aljabar.
Berdasarkan analisis hasil tes, wawancara siswa, dan wawancara dengan
guru maka ditemukan bahwa bagian yang sulit dipahami oleh siswa dalam
mempelajari bentuk aljabar adalah memahami konsep suku, variabel, koefisien
dan konstanta; siswa salah dalam menentukan suku-suku sejenis; siswa salah
dalam menuliskan kalimat cerita kedalam model matematika; siswa salah dalam
menggunakan konsep perkalian bentuk aljabar; Siswa juga masih keliru dalam
operasi perhitungan. Selain itu, penyebab kesalahan yang dilakukan siswa juga
berhubungan dengan anggapan mereka yang sulit dalam mempelajari matematika.
Anggapan tersebut yang mempengaruhi minat dan aktivitas belajar siswa,
sehingga siswa tidak memiliki dorongan untuk belajar matematika dan cenderung
tidak tertarik terhadap pembelajaran matematika. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sahriah (2012) yang menyatakan bahwa penyebab kesalahan yang sering
dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika adalah kurangnya
pemahaman atas materi prasyarat maupun materi pokok yang dipelajari,
kurangnya penguasaan bahasa matematika, keliru menafsirkan atau menerapkan
rumus, salah perhitungan, kurang teliti, dan lupa konsep.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.
1. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal bentuk
aljabar adalah sebagai berikut.
a. Kesalahan fakta yaitu kesalahan atau kekeliruan siswa dalam dalam
menuliskan tanda serta tidak menuliskan satuan dalam menjawab soal yang
diberikan. kesalahan fakta pada butir soal 2 yakni sebanyak 4 siswa (16 %);
butir soal nomor 5 yakni sebanyak 25 siswa (100 %) dari jumlah siswa yang
mengikuti tes. Sedangkan butir soal yang lain tidak terdapat kesalahan fakta.
b. Kesalahan konsep yaitu siswa tidak mampu menentukan suku, variabel,
koefisien dan konstanta, siswa salah dalam menentukan suku-suku sejenis
dan siswa salah dalam menuliskan soal cerita kedalam model matematika.
kesalahan konsep pada setiap butir soal yakni butir soal 1 sebanyak 25 siswa
(100 %); butir soal 2sebanyak 4 siswa (16 %); butir soal 3 sebanyak 18
siswa (72 %); butir soal 4 sebanyak 19 siswa (76%); dan butir soal 5
sebanyak 19 siswa (76 %). Jumlah subjek yang paling banyak melakukan
kesalahan konsep adalah pada butir soal 1 yakni sebanyak 25 siswa (100 %)
dari 25 siswa, sedangkan jumlah subjek yang paling sedikit melakukan
kesalahan konsep pada butir soal 2 yakni sebanyak 4 siswa (16 %) dari
jumlah siswa yang mengikuti tes.
c. Kesalahan prinsip yaitu kesalahan dalam menyelesaikan jawaban sehingga
siswa salah dalam menuliskan jawaban akhir atau penarikan kesimpulan.
kesalahan prinsip pada butir soal 2 yakni sebanyak 21 siswa (84 %); butir
soal 3 sebanyak 2 siswa (8 %); butir soal 4 sebanyak 1 siswa (4%); dan butir
soal 5 sebanyak 3 siswa (12 %). Jumlah subjek yang paling banyak
melakukan kesalahan konsep adalah pada butir soal 2 yakni sebanyak 21
siswa (84 %) dari jumlah siswa yang mengikuti tes, sedangkan jumlah

48
49

subjek yang paling sedikit melakukan kesalahan konsep pada butir soal 4
yakni sebanyak 1 siswa (4 %) dari jumlah siswa yang mengikuti tes.
d. Kesalahan operasi yaitu siswa tidak dapat menggunakan aturan operasi atau
perhitungan dengan benar. kesalahan operasi pada butir soal 2 yakni
sebanyak 9 siswa (36 %); butir soal nomor 4 yakni sebanyak 1 siswa (4 %);
butir soal 5 yakni sebanyak 2 siswa (8 %). Sedangkan butir soal yang lain
tidak terdapat kesalahan operasi.
e. Kesalahan khusus yaitu siswa tidak menjawab soal.
2. Faktor penyebab sehingga siswa salah dalam menyelesaikan soal bentuk
aljabar sebagai berikut.
a. Siswa kurang teliti dalam membaca soal
b. Siswa tidak memahami maksud dari soal yang diberikan sehingga siswa
tidak mengetahui cara menyelesaikan soal tersebut.
c. Siswa tidak mengetahui aturan operasi perkalian pada bentuk aljabar
d. Siswa tidak mengetahui cara mengubah soal cerita menjadi model
matematika.
e. Guru tidak menjelaskan cara menyelesaikan soal cerita secara terstruktur
(langkah demi langkah) kepada siswa dan hanya terfokus pada jawaban
akhir saja.
f. Siswa masih lemah pada materi prasyarat yaitu materi operasi pada
bilangan bulat.
g. Guru tidak dapat menjelaskan mengenai materi-materi dasar atau materi
prasyarat yang kurang di kuasai siswa secara lebih jauh karena keterbatasan
waktu.
b. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menawarkan beberapa saran
untuk mengatasi kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal bentuk
aljabar yaitu:
1. Siswa lebih sering diingatkan untuk belajar bermakna agar materi dan konsep
pelajaran yang diberikan akan membekas di ingatan siswa yaitu belajar
50

matematika dengan memahami konsep dasar yang diberikan dengan pokok


bahasan bentuk aljabar.
2. Dalam proses belajar mengajar sebaiknya guru terlebih dahulu memberi materi
prasyarat sebelum menjelaskan materi inti yang diajarkan kepada siswa.
3. Untuk menghindari kesalahan akibat ketidaktelitian yang banyak dilakukan
oleh siswa, maka dalam menyelesaikan soal aktivitas memeriksa kembali atau
koreksi diperlukan. Untuk itu, dalam proses pembelajaran, siswa perlu
diajarkan untuk memeriksa kembali jawaban dari pekerjaan mereka.
4. Untuk siswa, sebaiknya lebih banyak belajar dan berlatih terutama mengenai
materi dasar atau materi prasyarat di rumah atau di luar jam pelajaran
matematika agar mempermudah pemahaman siswa dalam mempelajari materi
bentuk aljabar.
51

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar. 2014. Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Disposisi Matematis


Siswa SMA Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head
Together. Jurnal Didaktik Matematika 1(2): 65-74.
Andar & Ikman. 2016. Deskripsi Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-
soal Ujian Semester Matematika Siswa Kelas VIII Smp Negeri 10
Kendari. Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika. 4( 2): 16-17.

Arends & Richard l. 2008. Learning To Teach Belajar Untuk Mengajar.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT


Asdi Mahasatya.
Asrori, Mohammad. 2008. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Badaruddin, Kadir, dan Anggo. 2016. Analisis Kesalahan Dalam Menyelesaikan
Soal–soal Operasi Hitung Pecahan Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 10
Kendari. Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika. 4(2): 44-45.

Darlia. 2015. Deskripsi Kesulitan Belajar dalam Menyelesaikan Soal-Soal


Matematika Materi Pokok Keliling dan Luas Segiempat di Kelas VII SMP
Negeri 9 Kendari. Kendari: Universitas Halu Oleo.

Dharma, S. 2008. Pendekatan, Jenis, dan Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta:


Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.
Djamarah, S.B. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.

Elisa. 2016. Analisis Kesalahan Menyelesaikan Soal Pemecahan Masalah. Skripsi


Pendidikan Matematika. Semarang : FMIPA UNNES.

Fathani, A. Hakim. 2009. Matematika Hakikat dan Logika. Yogyakarta: Ar-Ruzz


Media.

Hasratuddin. 2014. Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Matematika.


Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA. 6(2): 130 –141.

Jihad, A. & A. Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.


52

Kamarullah. 2005. Analisis Kesalahan Mahasiswa D-2 PGMI IAIN Ar-Raniry


Banda Aceh tentang Geometri di Madrasah Ibtidaiyah beserta
Alternatif Pembelajarannya. (Makalah Ujian Tesis). Surabaya: Unesa.
Kiat, Seah Eng. 2003. Analysis of Students’ Difficulties in Solving Integration
Problems. The Mathematics Educator. 9(1): 39-59.

Mawaddah, S. dan H. Anisah. 2015. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis


Siswa pada Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Generatif (Generative Learning) di SMP. EDU-MAT Jurnal
Pendidikan Matematika Universitas Lambung Mangkurat 3(2): 166-175.
Munandar, Utami. 2002. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat.
Jakarta: Rineka Cipta.

Nawangsasi. 2013. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student


Teams Achievement Division Dipadu Numbered Heads Together
Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Laboratorium
UM. Skripsi. Malang: UNEM.

Ramadhan, Tri. 2013. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-soal


Matematika Materi Pokok Komposisi Fungsi dan Invers Suatu Fungsi.
Kendari: Universitas Halu Oleo.

Ruseffendi, E. T. 1996. Dasar-dasar Penelitian. Semarang: IKIP Semarang Press.

Sahriah, S, dkk. 2010. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal


Matematika Materi Operasi Pecahan Bentuk Aljabar Kelas VIII SMP
Negeri 2 Malang. Malang: Universitas Negeri Malang.

Salido, A, La Misu, dan Salam. 2014. Analisis Kesalahan Siswa dalam


Menyelesaikan Soal-soal Matematika Materi Pokok Limit Fungsi pada
Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kendari. Jurnal Penelitian
Pendidikan Matematika. 2(1): 4.

Shadiq, F & N. A. Mustajab. 2011. Penerapan Teori Belajar dalam


Pembelajaran Matematika di SD. Yogyakarta: Kementerian Pendidikan
Nasional Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan
Penjaminan Mutu Pendidikan.

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.


Rineka Cipta.

Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Dirjen


Dikni Depdiknas.
53

Sriati, A. 1994. Kesulitan Belajar Matematika pada Siswa SMA (Pengkajian


Diagnosa). Yogyakarta: Jurnal Kependidikan.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suherman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:


Kerjasama JICA dengan FMIPA UPI.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia .
Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Wahbi, A & Anwar Bey. 2015. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan
Soal Faktorisasi Suku Aljabar Ditinjau Dari Objek Matematika pada Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 15 Kendari. Jurnal Penelitian Pendidikan
Matematika, 3(1): 19-23.
54

LAMPIRAN
55

Lampiran 1

KISI-KISI INSTRUMEN MATEMATIKA

MATERI PELAJARAN KELAS VII SEMESTER GANJIL T.A. 2019/2020

Kompetensi Dasar Materi Indikator soal Nomor


pokok soal
Menjelaskan pengertian
variabel, koefisien dan
konstanta pada bentuk aljabar 1

Menentukan hasil dari


penjumlahan dan pengurangan
bentuk aljabar
2

Menyelesaikan Bentuk Menyelesaikan masalah yang


masalah yang berkaitan Aljabar berkaitan dengan penjumlahan 3
dengan operasi pada dan pengurangan bentuk aljabar
bentuk aljabar

Menentukan hasi ldari


perkalian dan pembagian
bentuk aljabar 4

Menyelesaikan masalah yang


berkaitan dengan perkalian dan
pembagian bentuk aljabar 5
56

Lampiran 2

Instrumen Tes

1. Tentukan banyaknya suku, variabel, koefisien dan konstanta dari bentuk


aljabar berikut
12 x+3 y−19
2. Tentukan hasil dari
( 5 a−10 b+6 ) −(−4 a−6 b−15)
3. Ayah akan memberikan hadiah boneka Barbie dan boneka beruang kepada Vita
Jika ia mendapat peringkat pertama di kelasnya. Karena Vita peringkat pertama
maka ayah memberinya hadiah 5 buah boneka Barbie dan 2 buah boneka
beruang. Karena Paman Vita tidak mengetahui bahwa ayah telah membelikan
Vita hadiah, maka paman juga membelikan 3 buah boneka Barbie dan 2 buah
boneka beruang. Berapa total boneka yang dimiliki Vita jika dinyatakan dalam
bentuk aljabar?
4. Tentukan hasil dari
( 12 a+7 ) x ( 7 a+ 5 )
5. Sebidang tanah berbentuk persegi panjang akan ditanami pohon jati. Jika
panjang tanah (3x + 5) cm dan lebarnya (2x - 5) cm. tentukan luas tanah
tersebut ?
57

Lampiran 3

Kunci jawaban instrumen Tes

1. Ada 3 suku
 Variabel : x dan y
 Koefisien : 2 dan 3
 Konstanta : -19
2. ( 5 a−10 b+6 ) −(−4 a−6 b−15 ) = 5 a−10 b+6+ 4 a+ 6 b+15

= 5 a+ 4 a−10 b+6 b+ 6+15

= 9 a−4 b+21

3. Misal x = boneka Barbie dan y = boneka beruang


Ayah memberikan 5 boneka Barbie dan 2 boneka beruang = 5x + 2y
Paman memberikan 3 boneka Barbie dan 2 boneka beruang = 3x + 2y
Banyak boneka yang di peroleh Vita adalah
(5x +2y) + (3x +2y) = 5x + 3x + 2y + 2y = 8x + 4y
Jadi, Vita memperoleh 8 boneka Barbie dan 4 boneka beruang.
4. ( 12 a+7 ) x ( 7 a+ 5 )= 84 a2+ 60 a+49 a+ 35
= 84a2 + 109a + 35
5. Dik : Panjang tanah = 3x +5 m
Lebar tanah = 2x – 5 m
Dit : luas tanah ?
Penyelesaian :
Luas Tanah = panjang x lebar
= (3x+5) (2x-5)
= 6x2 – 15x + 10x – 25
= 6x2 – 5x – 25
Jadi, luas tanah tersebut adalah (6x2 – 5x – 25) m2.
58

Lampiran 4

Uji Validitas Instrumen Kesalahan Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Kendari
Dalam Menyelesaikan Soal Bentuk Aljabar
Instrumen Uji Panelis Tes Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
bentuk aljabar
A. Pengantar
1. Instrumen ini digunakan untuk mengukur kesalahan yang dilakukan siswa
dalam menyelesaikan soal bentuk aljabar.
2. Bapak/Ibu yang terhormat diminta memberi koreksi dan penilaian
terhadap konsep butir-butir tes ini dengan mempertimbangkan kecocokan
antara butir pernyataan dengan indikator kesalahan siswa, kompetensi inti,
kompetensi dasar dan indikator serta kesesuaian bahasa yang digunakan
dalam setiap pernyataan.
3. Penilaian panelis memperhatikan 4 kriteria sebagai berikut:
a. Kesesuaian antara butir soal dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
b. Kesesuaian antara butir soal dengan indikator kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal
c. Penggunaan Bahasa Indonesia yang benar.
d. Tidak bermakna ganda.
4. Bapak dan Ibu panelis dimohon untuk memberikan penilaian terhadap
instrumen berikut dengan memberikan skor pada interval 1 sampai 5
dengan ketentuan sebagai berikut:
Skor 1, Jika dalam pertanyaan tidak satupun kriteria yang muncul.
Skor 2, Jika dalam pertanyaan ada satu kriteria yang muncul.
Skor 3, Jika dalam pertanyaan ada dua kriteria yang muncul.
Skor 4, Jika dalam pertanyaan ada tiga kriteria yang muncul.
Skor 5, Jika dalam pertanyaan seluruh kriteria muncul.
59

5. Koreksi Bapak dan Ibu panelis terhadap pertanyaan dapat diberikan


langsung pada lembar butir naskah ini, demikian juga terhadap penilaian
dapat diberikan pada kolom yang tersedia dengan tanda silang (⨉).
B. Defisini Operasional
Kesalahan merupakan penyimpangan terhadap hal yang benar yang
sifatnya sistematis, konsisten, maupun insedental pada daerah tertentu. Indikator-
indikator yang terdapat dalam kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal matematika ditinjau dari obyek matematikanya yaitu
kesalahan dalam memahami konsep, kesalahan dalam memahami dan menerapkan
prinsip, serta kesalahan dalam melakukan algoritma.
Indikator Kesalahan Siswa dalam menyelesaikan soal bentuk aljabar
Indikator kesalahan siswa

No Indikator Penjelasan
.

1. Kesalahan Fakta kesalahan dalam mengubah permasalahan ke dalam


bentuk model matematika, kesalahan dalam
menginterpretasikan hasil yang didapatkan dan
kesalahan dalam menuliskan simbol-simbol
matematika.

2. Kesalahan Konsep 1) salah dalam menentukan rumus atau teorema


atau defenisi untuk menjawab suatu masalah, 2)
penggunaan rumus, teorema, atau definisi yang
tidak sesuai dengan kondisi prasyarat berlakunya
rumus, teorema, atau definisi tersebut, 3) tidak
menuliskan rumus, teorema atau definisi untuk
menjawab suatu masalah.

No Indikator Penejelasan

3. Kesalahan Prinsip kesalahan dalam menggunakan rumus ataupun


teorema serta kesalahan dalam menggunakan
prinsip-prinsip sebelumnya.

4. Kesalahan Operasi kekeliruan dalam pengerjaan hitung, pengerjaan


aljabar, dan pengerjaan matematika yang lain
60

Kisi-kisi tes kesalahan siswa

Jenjang Kognitif
No. Kompetensi Dasar Indikator / No. Soal Jumlah
C1 C2 C3

1. 3.1 Mengenali 3.1.1 Menjelaskan


bentuk aljabar pengertian variabel,
dan unsur- koefisien dan 1 - - 1
unsurnya konstanta pada
bentuk aljabar

2. 3.2 Menyelesaikan 3.2.1 Menentukan hasil


masalah yang dari penjumlahan
berkaitan dengan dan pengurangan - 2 - 1
operasi pada bentuk aljabar
bentuk aljabar
3.2.2 Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan - - 3 1
penjumlahan dan
pengurangan bentuk
aljabar

3.2.3 Menentukan hasil


dari perkalian dan - 2 - 1
pembagian bentuk
aljabar

3.2.4 Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan - - 3 1
perkalian dan
pembagian bentuk
aljabar
61
62
63
64
65
66
67
68

Lampiran 5

ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN TES


1. Analisis validasi
Daftar nama panelis
No Nama Keterangan

1 Hj. Hasnawati, S.Si., M.Si. Dosen Pendidikan Matematika

2 Sri Banung, S. Pd. Guru Matematika Kelas VII

Skor validasi instrumen tes

Nomor Soal

Panelis 1 2 3 4 5

1 5 5 4 5 4

2 5 5 4 5 4

Analisis validasi instrumen tes


Soal nomor 1

V=
∑ n i|i – l0|
[ N ( c−1 ) ]
2 ( 5−1 )
V=
[ 2 ( 5−1 ) ]
8
¿ =1
8
Soal Nomor 3

V=
∑ n i|i – l0|
[ N ( c−1 ) ]

2 ( 4−1 )
V=
[ 2 ( 5−1 ) ]

6
¿ =0,75
8
69

Nomor Soal
panelis 1 2 3 4 5

1 5 4 5 5 4

2 5 4 5 5 4

Validitas (V) 1 0,75 0,75 1 0,75

keterangan Valid Valid Valid valid valid

2. Analisis realibilitas

nomor soal Jumlah kuadrat skor


paneli
s 1 2 3 4 5 (S) Total ( S2 ¿

1 5 5 4 5 4 23 529

2 5 5 4 5 4 23 529

∑x 10 10 8 10 8 46 2116

10 100 64
∑x^2 100 0 64

Menghitung varians dari skor item


S2=∑ x 2−¿ ¿¿ ¿ = 0,96

nomor soal Jumlah kuadrat skor

panelis 1 2 3 (S) Total ( S2 ¿

1 5 5 5 15 225

2 5 5 5 15 225

S 0,96 0,22 0,22


70

Jumlah
nomor soal (S) kuadrat skor

panelis 1 2 3 4 5 Total ( S2 ¿

1 5 5 4 5 4 23 529

2 5 5 4 5 4 23 529

10 100 64
S 0,96 0 64

Menghitung jumlah varians seluruh skor item


∑ s i2 =0,66
Menghitung varians toal
422
592−
3 4
si2= = =1,33
3 3
Mencari koefisien realibilitas tes, menggunakan rumus Alpa

k Σ s 2i
( )(
r 11 =
k −1
1− 2
si )
dengan : k =3 , ∑ s i2=0,66 dan s2i =1,33

k Σ s 2i 3 0,66
( )(
r 11 =
k −1
1− 2 =
si 3−1)(
1−
1,33 )( )
= (1,5 )( 0,5 ) =0,75

Jadi diperoleh bahwa kelima soal post-test valid. Karena r 11 =0,75 maka soal
Reliabel.
71

Lampiran 6

Hasil Jawaban Siswa

a. Kode siswa S-02


72

b. Kode siswa S-05


73

c. Kode siswa S-09


74

d. Kode siswa S-25


75

Lampiran 7

Indikator Kesalahan Fakta, Konsep, Prinsip dan Operasi

Soal Jenis Kesalahan yang mungkin


1. Tentukan variabel, koefisien dan Jika siswa salah dalam menentukan
konstanta dari bentuk aljabar berikut variabel, koefisien dan konstanta(K)
a . 12 x +3 y−19
2. Tentukan hasil dari 1. Siswa salah dalam menuliskan
( 5 a−10 b+6 ) −(−4 a−6 b−15) tanda (F)
2. Jika siswa salah menentukan
suku-suku sejenis(K)
3. Jika siswa salah dalam
menyelesaikan jawaban(P)
4. Jika siswa salah dalam
menuliskan jawaban akhir atau
penarikan kesimpulan(P)
5. Jika siswa salah dalam operasi
perhitungan(O)
3. Ayah akan memberikan hadiah 1. Jika siswa salah dalam
boneka Barbie dan boneka beruang memahami soal(K)
kepada Vita Jika ia mendapat 2. Jika siswa salah dalam
peringkat pertama di kelasnya. menuliskan kalimat cerita ke
Karena Vita peringkat pertama dalam kalimat matematika(K)
maka ayah memberinya hadiah 5 3. Jika siswa salah dalam
buah boneka Barbie dan 2 buah menyelesaikan jawaban(P)
boneka beruang. Karena Paman 4. Jika siswa salah dalam
Vita tidak mengetahui bahwa ayah menuliskan jawaban akhir atau
telah membelikan Vita hadiah, penarikan kesimpulan(P)
maka paman juga membelikan 3 5. Jika siswa salah dalam operasi
buah boneka Barbie dan 2 buah perhitungan(O)
boneka beruang. Berapa total
boneka yang dimiliki Vita jika
dinyatakan dalam bentuk aljabar?

4. Tentukan hasil dari 1. Jika siswa tidak mengetahui aturan


a . ( 12 a+7 ) x ( 7 a+5 ) operasi perkalian bentuk
aljabar(K)
2. Jika siswa salah dalam
menyelesaikan jawaban(P)
3. Jika siswa salah dalam menuliskan
jawaban akhir atau penarikan
kesimpulan(P)
4. Jika siswa salah dalam operasi
perhitungan(O)
5. Sebidang tanah berbentuk persegi 1. Siswa salah dalam menuliskan
76

panjang akan ditanami pohon jati. satuan(F)


Jika panjang tanah (3x + 5) cm dan 2. Jika siswa tidak mengetahui rumus
lebarnya (2x - 5) cm. tentukan luas luas persegi panjang(K)
tanah tersebut 3. Jika siswa salah dalam
menyelesaikan jawaban(P)
4. Jika siswa salah dalam menuliskan
jawaban akhir atau penarikan
kesimpulan(P)
5. Jika siswa salah dalam operasi
perhitungan(O)
77

Lampiran 8

Pedoman Wawancara

1. Pedoman Wawancara Siswa


Pedoman wawancara ini digunakan sebagai penelusuran penyebab
kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal “Tes Analisis
Kesalahan Siswa dalam menyelesaikan soal bentuk aljabar”, wawancara ditujukan
kepada siswa yang telah ditetapkan sebagai subjek penelitian.
Nama Siswa :
Kelas/Semester :
Hari/Tanggal :

No Aspek yang ditanyakan Keterangan

1 Kesulitan dalam mempelajari materi bentuk aljabar


2 Penyelesaian soal yang dipermasalahkan atau
dianggap sulit
3 Alur berpikir siswa dalam menjawab soal meliputi:
1. Siswa diminta membaca kembali soal.
2. Siswa diminta menjelaskan apa saja yang
diketahui dan menjelaskan maksud permintaan
dalam soal tersebut.
3. Siswa diminta menjelaskan langkah-langkah
untuk mengerjakan soal tersebut.
4. Jika jawaban siswa masih salah, maka siswa
diminta untuk menjelaskan kembali setiap
langkah dari jawabannya.
Metode mengajar guru
4
Keterangan : Ragam permintaan pada tiap subjek wawancara diatas dapat
berubah, tergantung dengan kondisi setiap jawaban yang
diberikan siswa dan perilaku siswa
78

2. Pedoman Wawancara Guru

Pedoman wawancara ini digunakan sebagai penelusuran penyebab


kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal “Tes Analisis
Kesalahan Siswa dalam menyelesaikan soal bentuk aljabar”. Wawancara
ditujukan kepada guru yang mengajar di kelas yang telah ditetapkan sebagai
subjek penelitian.
Nama Guru :
Hari/Tanggal :

No Aspek yang ditanyakan Keterangan


1 Motivasi anak dalam mempelajari materi
bentuk aljabar
2 Kesulitan siswa dalam memahami materi
bentuk aljabar
3 Metode mengajar guru
4 Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
kesulitan siswa dalam memahami materi
bentuk aljabar
Pukul :
79

Lampiran 9

Transkrip Wawancara dengan Siswa

Kode Siswa: S-02


P : Coba perhatikan jawaban kamu pada nomor 1
S : (Memperhatikan Jawaban)
P : Menurut kamu apa saja yang ditanyakan pada soal nomor 1?
S : Suku, variabel, koefisien dan konstanta.
P : yang kamu lingkari maksudnya apa?
S : Salah kak.
P : oh salah yah. Tapi, kamu tahu suku, Variabel, Koefisien, dan konstanta itu
yang bagaimana?
S : Tidak tahu kak.
P : Nah disini ada 3 suku yang diantarai dengan operasi. Itu suku. Variabelnya
yaitu X dan Y. Koefisien adalah bilangan dibelakang variabel, dan
konstanta adalah bilangan yang tidak mempunyai variabel. Sekarang kita
lanjut pada nomor 2.
S : iya kak.
P : Perhatikan jawaban kamu. Jawabanmu 5a – 4a sedangkan di soal seharusnya
5a – (-4a). jadi lain kali, tolong perhatikan lagi jawabankamu.
S : iya kak.
P : Nah, untuk operasimu, 5a – 4a sama dengan berapa?
S : 1a kak.
P : kenapa jawaban kamu tetap 5a?
S : (tidak menjawab)
P : kita lanjut pada nomor 3. Coba perhatikan lagi jawaban kamu.
S : Pada soal seharusnya adik tinggal menjumlahkan boneka dari ayah dan dari
paman. Ayah memberikan 5 boneka Barbie dan paman memberikan 2
boneka berbie. Menurut Felisa, berapa total boneka Barbie?
S : 8 kak.
P : Nah sekarang untuk boneka beruangnya berapa?
80

S : 4 kak.
P : nah jadi kesimpulannya Vita memperoleh 8 boneka Barbie dan 4 boneka
Beruang. Dalam model matematikanya kamu bisa misalkan boneka Barbie
sebagai X dan boneka beruang sebagai Y. Jadi bisa ditulis 8x + 4y. Sekarang
kita lanjut pada nomor 4
S : iya kak
P : kenapa jawaban kamu dijumlahkan?
S : Tinggal diturunkan kak.
P : tidak bisa sepertii tu Dik. Untuk soal ini, dia menggunakan aturan perkalian
jadi tidak bisa tinggal diturunkan. Ada aturannya. Sama halnya dengan
nomor 5 juga sepertii tu.
S : iya kak
P : sekarang kakak mau bertanya, kesulitan kamu belaja rmateri bentuk aljabar
ini dibagian mana?
S : soal cerita kak.
P : mmm. Dengan metode yang diajarkan ibu guru apakah adik mengerti?
S : iya kak.
P : untuk materi ini, apakah pernah diberikan tugas oleh ibu guru?
S : pernah kak.
P : kerja di rumah atau sekolah?
S : sekolah kak.
P : berarti menyontek sama teman?
S : kerja sendiri kak
P : ok saya kira cukup. Terima kasih atas waktunya ya Dik.

Kode Siswa: S-05


P : Bisa kita mulai wawancaranya Dik?
S : Bisa Kak.
P : Coba perhatikan jawaban kamu pada nomor 1, dilingkari maksudnya apa?
Coba kamu jelaskan.
S : suku kak.
81

P : oh ini suku ya. Seharusnya dituliskan kalau yang dilingkari itu adalah
suku.Nah, kenapa kamu selesaikan seperti itu? Kamu mengerti apa yang
ditanyakan dari soal?
S : Menentukan Suku, variabel, koefisien dan konstanta.
P : jadi tidak seperti itu cara menyelesaikannya ya Dik. Soal seperti ini, pernah
diberikan tugas oleh ibu gurunya?
S : Pernah Kak.
P : kalau begitu tolong di cek kembali ya
S : iya kak.
P : pada nomor 2, coba perhatikan jawaban kamu.
S : (Memperhatikan Jawaban)
P : Negatif ketemu negatif, tandanya menjadi apa?
S : positif kak.
P : Jadi jawaban kamu seharusnya 5a + 4a. nah, untuk operasinya, 5a – 4a sama
dengan berapa?
S : 1a kak
P : tapi dijawaban kamu tetap 5a. lebih teliti lagi ya Dik. Untuk penyelesaian
soal seperti ini, harus dikeluarkan terlebih dahulu tanda kurungnya.Apakah
ibu guru pernah memberikan tugas seperti ini?
S : pernah kak.
P : Nah sekarang kenapa ada variabel Y di jawaban kamu?
S : tidak tau kak
P : Ini jawaban sendiri atau menyontek?
S : Jawaban sendiri kak.
P : kalau begitu dik, ketika menyelesaikan soal, cek kembali jawaban kamu
sebelum dikumpul. Atau tidak misalkan positif sebagai uang sendiri dan
negatif sebagai utang.
S : iya kak.
P : sekarang kita lanjut pada soal nomor 3. Perhatikan jawaban kamu, 2 boneka
beruang + 3 boneka barbie dari mana?
S : dari soal kak.
82

P : siapa yang memberikan boneka?


S : Ayah dan Vita.
P : ayah dan paman yang memberikan boneka kepada paman dik. Apa kah
kamu buru-buru mengerjakannya dik?
S : tidak kak. Saya pikir ayah dan vita yang memberikan boneka.
P : ok baik dik. Sekarang kita ke nomor 4, kenapa posisinya Tambah (+) ?
S : Diturunkan kak.
P : tidak seperti itu Dik cara penyelesaiannya. Tetapi ada aturan perkalian
bentuk aljabar. Apakah ibu guru pernah menjelaskan mengenai ini?
S : Pernah kak.
P : jadi tolong dipelajari kembali materinya ya dik. Sama halnya dengan nomor
5 cara penyelesaiannya sama dengan nomor 4.
S : iya kak.
P : kesulitan kamu belajar materi bentuk aljabar di bagian mana?
S : pada soal ceritanya kak.
P : ibu guru sering mengulangi membahas tentang soal cerita?
S : tidak. Hanya satu kali.
P : ok saya kira cukup dik. Terima kasih atas waktunya.

Kode Siswa: S-09


P : sudah siap diwawancarai Dik?
S : sudah
P : ini berkaitan dengan jawaban kamu waktu kita tes kemarin. Nah jawaban
kamu salah, tau tidak mengapa salah?
S : salahnya karena disini ditanyakan suku, variabel, koefisien dan konstanta.
Misalnya “19” termasuk koefisien atau konstanta, tapi saya tidak tahu
jawabannya.
P : tapi sebelumnya pernah dijelaskan oleh ibu guru?
S : pernah.
P : kita lanjut pada soal nomor 2. Langkah kerjanya sudah benar, tapi ada yang
keliru. Kamu tau dibagian mana?
83

S : tidak kak.
P : nah coba perhatikan. 5a – 4a , kenapa tandanya kurang?
S : karena dari dan disuruh dikurangi jadi saya kurangi.
P : negatif ketemu negatif tandanya menjadi apa?
S : positif.
P : jadi seharusnya tandanya positif yah Dik.
S : iya kak.
P : kamu kerja buru-buru?
S : iya kak. Takut terlambat.
P : tapi kamu tahu kalau negatif ketemu negatif tandanya positif kan?
S : iya kak.
P : jawaban nomor 3 sudah benar. Jadi kita lanjut pada nomor 4
S : iya
P : langkah kerjanya juga sudah benar. Di jawaban kamu bagi menjadi 4
langkah. Nah, pertama kita ke langkah pertama dulu, 12a x 7a berapa?
S : 84 a.. eh harusnya a pangkat 2 kak..
P : nah, berarti jawaban kamu keliru. Jadi harus lebih teliti lagi memeriksa
jawaban kamu yah dik. Sama halnya dengan nomor 5.

Wawancara Lanjutan dengan Siswa


P : Baik Dik, kita akan melanjutkan wawancara mengenai hasil jawaban kamu
pada materi bentuk aljabar. Sebelumnya saya bicara dengan siapa?
S : Indra Ayu. Biasa dipanggil Indah.
P : Ok Indah, saya yakin kamu masih ingat jawaban kamu yang kemarin. Tapi
sebelum lanjut, kakak Sulaiman ingin kamu tunjukkan buku paket, catatan
dan buku tugasmu.
S : (mengambil buku paket, buku catatan, dan tugas).
P : daam menentukan suku, variabel, koefisien dan konstanta berdasarkan
catatan kamu memang ibu gurunya hanya memberikan materi tanpa
memberikan tugas. Apakah benar?
S : iya kak
84

P : apakah kalian pernah bertanya kepada ibu gurunya mengenai cara


menentukan suku, variabel, koefisien dan konstanta?
S : Tidak pernah.
P : Apakah ibu guru pernah menunjuk siswa untuk mengerjakan soal jenis ini
di papan tulis?
S : Tidak. Hanya dijelaskan saja.
P : ok. Sekarang kita ke nomor 2. Apakah ibu guru pernah memberikan tugas
mengenai penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar?
S : pernah kak. ibu guru memberi tugas kelompok.
P : tugas kelompok ya, berarti hanya satu orang saja yang kumpul?
S : iya kak.
P : Apakah semua siswa mengerjakan tugas yang diberikan?
S : tidak. Hanya beberapa orang saja.
P : berapa jumlahnya tiap kelompok?
S : 5 sampai 6 orang kak.
P : Nah, sekarang kita lanjutkan pada soal nomor 3. Ini berkaitan dengan
menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar pada soal
cerita. Berdasarkan dari apa yang saya amati di catatan kamu, dalam
menyelesaikan soal cerita kalian tidak diajarkan langkah- langkah
penyelesaiannya secara tersusun. Bisa kamu jelaskan bagaimana cara guru
memberikan soal yang berkaitan dengan soal cerita?
S : Guru memberikan satu contoh soal, seteah itu langsung dijawab.
P : siswa yang jawab atau guru?
S : Guru
P : Apakah ibu guru terlebih dahulu memisalkan sesuatu barang atau benda
sebagai X atau yang lain?
S : iya. Dia misalkan dengan X.
P : tapi kenapa tidak ada di catatan kamu?
S : hanya dijelas-jelaskan saja sama ibu guru.
P : tapi kalian tidak menulis?
S : tidak.
85

P : Nah disitulah letak kekeliruannya kalian. Seharusnya adik-adik menulis


apa yang dijelaskan ibu guru sehingga dapat dipelajari di rumah. Dan apa
yang belum dimengerti bisa ditanyakan kepada ibu guru disekolah.
S : iya kak.
P : Nah pada nomor 4 materinya tentang perkalian bentuk aljabar. Materi ini
juga pernah di berikan tugas di rumah?
S : tidak. Hanya di kerjakan di sekolah kak.
P : ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk mengerjakan soal di papan
tulis, apakah siswa langsung maju mengerjakannya?
S : tidak kak. malahan siswa menolak untuk maju karena tidak tahu.
P : bagaimana respon ibu guru ketika siswa yang menolak?
S : ibu guru mengatakan, tidak apa-apa kalua salah yang penting mau
mencoba.
P : setelah itu apakah siswa maju mengerjakannya di papan tulis?
S : iya.
P : ketika siswa salah dalam mengerjakan soal di papan tulis, apakah ibu guru
yang menjawab sendiri soal di papan tulis atau di arahkan kepada siswa
yang mampu menjawabnya?
S : guru sendiri yang menjelaskannya tetapi kadang-kadang diarahkan juga
kepada siswa yang mampu menjawab soal tertentu.
P : nah, untuk siswa yang tidak mampu menjawab soal, apakah ibu guru
pernah memberikan latihan untuk di kerja di rumah?
S : pernah kak, supaya memahami sedikit.
P : pada butir soal nomor 5, berdasarkan apa yang ada di catatan kamu, tidak
ada soal cerita yang berkaitan dengan perkalian bentuk aljabar. Apakah ibu
gurunya tidak memberikan tugas atau soal-mengenai ini?
S : pernah kak. guru memberikan soal.
P : bisa kamu tunjukkan soalnya yang mana?
S : (membuka buku paket) .Yang seperti ini kak (menunjuk soal)
86

P : Nah, saya piker contoh soal seperti ini mirip dengan apa yang kak
Sulaiman berikan kemarin, malahan soal yang saya kasih lebih pendek.
Tapi kenapa tidak ada di catatan kamu?
S : iya kak. kita hanya dengarkan penjelasan dari ibu guru.
P : sama halnya pada nomor 3 tadi yah dik, seharusnya apa yang dijelaskan
oleh ibu guru ditulis oleh adik-adik agar dapat dipelajari di rumah dan
ketika ada hal yang tidak dimengerti bisa dipertanyakan kepada ibu
gurunya ketika tiba di sekolah.
S : iya kak.
P : menurutnya Indah, bagaimana soal UAS kemarin?
S : ada yang gampang dan ada juga susah kak.
P : soal yang bagaimana yang susah?
S : soal cerita.
P : Ok Dik, saya kira cukup wawancaranya. Terima kasih atas waktunya.
S : sama-sama.
87

Lampiran 10
Transkrip Wawancara dengan Guru
P : sebelumnya mohon maaf sudah mengganggu waktu istrahatnya, ibu. Disini
saya akan melakukan wawancara dengan ibu terkait proses pembelajaran
mengenai materi bentuk aljabar.
G : iya, silahkan.
P : baik bu. Pertama saya ingin menanyakan minat siswa dalam belajar materi
bentuk aljabar?
G : minat siswa masih sangat rendah. Siswa hanya membuka buku
matematikanya ketika pembelajaran matematika sedang berlangsung di
kelas, tapi kalau di rumah mereka tidak pernah buka buku.
P : bagaimana cara ibu mengetahui hal tersebut?
G : hal tersebut bisa diketahui ketika siswa diberikan soal mengenai materi
pada pertemuan sebelumnya, tidak ada siswa yang bisa menjawab atau
mengerjakan soal tersebut. Kalaupun ada, hanya beberapa siswa saja yang
bisa mengerjakannya.
P : bagaimana sikap atau aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran
matematika di kelas khususnya materi bentuk aljabar?
G : kalau saya melihatnya cukup aktif pada saat proses pembelajaran. Hanya
beberapa orang saja yang menunjukkan tidak minat dalam belajar materi
bentuk aljabar dan kemampuan belajar mereka juga masih sangat kurang.
P : biasanya dalam bentuk bagaimana siswa menunjukkan ketidakminatannya
tersebut?
G : biasanya saat saya menjelaskan, perhatian siswa berada di tempat lain.
Begitu pula, saat temannya maju mengerjakan soal di depan kelas, mereka
juga tidak memperhatikannya. Tetapi, ketika ditanyakan siapa yang belum
mengerti mereka tidak mengacungkan tangan. Ketika mereka ditunjuk
untuk mengerjakan soal di papan tulis mereka menolak.
P : apa yang ibu lakukan untuk mengatasi hal tersebut?
G : biasanya saya mendatangi mereka di tempat duduknya setiap ada soal yang
diberikan. Selain itu, saya mengingatkan kembali beberapa konsep dasar
88

yang terkait, mengulang materi-materi yang dianggap sulit dan


memberikan motivasi tentang pentingnya belajar.
P : dalam mengajarkan materi bentuk aljabar, bagian apa saja yang ibu anggap
susah dipahami oleh siswa?
G : yang sulit bagi mereka adalah soal-soal yang berhubungan dengan soal
cerita. Walaupun saya berikan soal-soal yang gampang, mereka sudah
tidak bisa selesaikan. Hal itu disebabkan karena kurangnya siswa dalam
memahami soal cerita yang diberikan.
P : bagaimana ibu mengatasi hal tersebut?
G : saya mengulangi beberapa penjelasan pada bagian yang sulit tersebut dan
mengingatkan kembali mengenai materi-materi dasar atau materi prasyarat
tersebut walaupun hanya sekilas, setelah itu siswa saya beri soal dengan
model yang sama lalu disuruh untuk dikerjakan dan dipresentasikan di
kelas.
P : oh begitu yah bu. Terus, metode yang biasanya ibu gunakan untuk materi
bentuk aljabar seperti apa?
S : Discovery learning.
P : selanjutnya, apakah di setiap akhir pertemuan ibu selalu memberi tugas
kepada siswa untuk dikerjakan di rumah?
G : kadang-kadang, karena setiap hari siswa juga diberi tugas oleh guru mata
pelajaran lain.
P : bagaimana respon siswa terhadap tugas yang diberikan?
G : semua siswa mengerjakan tugas yang diberikan dan beberapa siswa
merespon dengan senang ketika ada tugas yang diberikan.
P : apakah tugas-tugas rumah yang ibu berikan, selalu dibahas ulang di
sekolah bersama siswa.
G : tidak semua. Hanya pada soal-soal yang di rasa sulit saja.
P : oh iya bu, saya sudah wawancara 4 siswa dari kelas VII.c, mereka adalah
Felisa, Nidrawati, Andi Nadia Aswati, dan Indra Ayu. Menurut ibu,
bagaimana kemampuan mereka?
89

G : memang kemampuan mereka masih standar. Hanya beberapa siswa saja


yang mampu dalam pembelajaran matematika.
P : baik Bu, saya kira cukup untuk wawancaranya. Terima kasih telah
meluangkan waktunya Bu.
G : sama-sama.
90

Lampiran 11 Spesifikasi Kesalahan Siswa

Spesifikasi kesalahan siswa kelas VII.c dalam menyelesaikan soal-soal bentuk aljabar

No No. Subjek NAMA 1 2 3 4 5 Jumlah


Konsep F K P O F K P O F K P O F K P O
K
S V K
S                                  
1 S-01 Ida L. 1 1 1 1     1     1       1     1 1     9
2 S-02 Felisa 1 1 1 1     1 1   1 1     1     1 1     11
3 S-03 Afdulla 1 1   1     1     1       1     1 1     8
4 S-04 Musdalifah   1 1   1   1     1       1     1 1     8
5 S-05 Nidrawati 1 1 1 1     1 1   1       1     1 1     10
6 S-06 Nursam 1 1 1 1     1     1       1     1 1     9
7 S-07 Fikri 1 1 1 1     1 1   1       1     1 1     10
8 S-08 Haikal 1 1 1 1   1 1     1       1     1       9
9 S-09 Indra Ayu 1 1 1 1     1 1               1 1   1 1 10
10 S-10 Didi 1 1 1 1     1 1   1         1   1   1   10
11 S-11 Febrianti 1 1 1 1     1     1       1     1 1     9
12 S-12 Muh. Ilham Syah J. 1 1 1 1     1 1   1       1     1 1     10
13 S-13 Anisa Pretiwi 1 1 1 1     1     1       1     1 1     9
14 S-14 Aan Kurniawan 1 1 1 1 1   1     1       1     1 1     10
15 S-15 Astin 1 1 1 1     1             1     1 1     8
16 S-16 Muh. Attariq 1 1 1 1     1                   1       6
17 S-17 Reyhan 1 1 1 1     1     1       1     1 1     9
18 S-18 Fahril 1 1 1 1                         1       5
19 S-19 Andika 1 1 1 1                         1 1     6
20 S-20 Salma   1 1 1     1     1       1     1 1     8
21 S-21 Ld. Rajab 1 1 1 1     1     1       1     1 1     9
22 S-22 Muh. Fahriza 1 1 1 1   1   1   1       1     1 1     10
23 S-23 Muh. Zibran Sakmal   1 1 1   1   1           1     1 1     8
91

24 S-24 Nirmasari 1 1 1 1 1   1             1     1 1     9
25 S-25 Andi Nadia Aswati 1 1 1 1 1 1 1 1   1 1           1   1 1 13
1
Jumlah 22 25 24 24 4 4 21 9 18 2   9 1 1 25 19 3 2 223

Keterangan: = siswa yang terpilih sebagai subjek penelitian yang akan diwawancarai
92

Lampiran 12

DOKUMENTASI

Gambar 1. Pemberian Tes Kepada siswa kelas VII.c SMP Negeri Kendari 6

Gambar 2. Foto bersama siswa kelas VII.c SMP Negeri 6 Kendari


93

Gambar 3. Wawancara penulis dan siswa dengan nomor subjek S-02

Gambar 4. Wawancara penulis dan siswa dengan nomor subjek S-05


94

Gambar 5. Wawancara penulis dan siswa dengan nomor subjek S-09

Gambar 6. Wawancara penulis dan siswa dengan nomor subjek S-25


95

Gambar 7. Wawancara peneliti dan Guru Matematika SMP Negeri 6 Kendari

Anda mungkin juga menyukai