SKRIPSI
OLEH
SULAIMAN
A1I1 15 048
SKRIPSI
OLEH
SULAIMAN
A1I1 15 048
v
KATA PENGANTAR
vi
bimbingan, arahan dan petunjuk yang bermanfaat kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
Penghargaan dan ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Muhammad Zamrun F., S.Si., M.Si., M.Sc, selaku Rektor
Universitas Halu Oleo Kendari.
2. Dr. H. Jamiluddin, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Halu Oleo.
3. Drs. La Masi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo.
4. Dr. H. Kodirun, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo.
5. Dosen dan seluruh staf di lingkup Jurusan Pendidikan Matematika FKIP
UHO atas segala fasilitas, pelayanan dan curahan ilmu pengetahuan yang
sangat berguna selama perkuliahan.
6. Dosen serta staf administrasi dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Halu Oleo.
7. Muliadi, S.Pd, M.Pd selaku Kepala SMP Negeri 6 Kendari, atas kesempatan
yang diberikan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di sekolah
yang dipimpin.
8. Guru SMP Negeri 6 Kendari, khususnya guru matematika kelas VII.c Sri
Banung, S.Pd. yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian
ini.
9. Seluruh siswa SMP Negeri 6 Kendari khususnya kelas VII.c yang telah
berpartisipasi dalam penelitian ini.
10. Seluruh Keluarga Besar La Tampaliwu dan La Ode Rafaali yang senantiasa
dengan lancar.
11. Sepupu: Wa Ode Munawirah, S.Ak, Nur Hasanah, Jumran, Firah, Fitri, dan
Ilin, terima kasih atas doa, dorongan, dukungan dan motivasinya kepada
vii
penulis, sehingga penulis selalu terdorong untuk menyelesaikan karya ini
dengan cepat.
12. Teman-teman dan juga keluarga di Pondok Aqil terkhusus La Ode Hamid,
Fajarul Tommy dan Alput yang selalu memberikan doa, dukungan, motivasi
serta hiburan selama penulis mendiami asrama pondok Aqil.
13. Sahabat-sahabat terbaik dan seperjuangan di keluarga “No Name” yaitu
Waldi M. Lambola, Bayu Arohman, Hasdi, S.Pd, Putu Wiranto Pranata, La
Hasan, S.Pd, Achmad Saranani, S.Pd, Nurmayana S.Pd, Novita, S.Pd, Serlin
Novita Sari, yang saling menyemangati dalam penyusunan skripsi ini.
14. Teruntuk sahabat, serta kakak Novita Kumala Sari, S.Pd terima kasih atas
segala doa, Nasehat serta kritik-kritik yang membangun sehingga penulisan
skripsi ini menjadi lebih cepat terselesaikan.
15. Sahabat sekaligus adik-adik tak sedarah di “BFF (FOUR ‘I’)”, Fitrah Pala,
Indrawati, dan Nur Kharisma Amin yang selalu memberikan doa, dukungan,
semangat dan motivasi kepada penulis.
16. Teman-teman KKN Reguler posko Dampala Jaya : Abdul Hamid, Armayani,
S.Pd, Pradea Wulandari, Nurviani, Dayani, Bella, dan Rizcha Amelia Bakri
atas kebersamaannya selama menjalani proses KKN. Pak Haslan, Ibu Fitriani,
Suci, Irfan, dan Jalwa terima kasih telah menjadi keluarga selama KKN.
17. Teman-teman COMUNASCO: Irfan, Winda, Wa Ita, S.Km, Salna, Anwar,
dan yang lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terima kasih
atas perhatian, motivasi, serta dukungan kalian.
18. Keluarga besar AKSIOMA 2015: Jusriawan, Zulfikar, Nawir, Budi, Arlin,
Inces, Sri, Usi, Adel, Rere, Anya, Diah, Beby, Lidya, Ikhfa, Rati, Anggita,
Maetri, Icing, Yeni, Mustika, Sara, Nela, Eki, Sudi, Trisna, Leni, Asti, Windi,
Eda, Rima, Reza, Rudi, Aldi, Fisna, Devi, Irsyad, Niko, Ramadan, Alfin,
Deni, Tono, Budi ganjil, Tati, Hasmal, hasliati, Nuriani, Muslia, Sri Debi dan
yang lainnya yang belum sempat saya sebutkan satu persatu terima kasih atas
kebersamaan dan kekeluargaannya selama ini.
19. Junior-junior di pendidikan matematika: Wawan, Irman, Rajab, Arisandi,
Nurhidayah, Mustika, intan, Noer Julianty, Sri Julianti, Lana Fakhirah, Elisa,
viii
Putu Windayanti, Hendrik, Obi, Asdin, Ratri, Sulis, Ersi, Emi, Tintin, Dian,
Anis, Ochy, Siska, Desi, Imha, Firda, Kadek, Syukriyah, Chacha, Adel dan
semua junior yang saya tidak dapat sebutkan satu persatu terima kasih atas
doa, dorongan, serta motivasi sekaligus tekanan yang diberikan kepada
penulis.
20. Teruntuk Kak Arfad, S.Si dan bang Mancipto Hamid, S.Pd., M.Pd terima
kasih atas dukungan finansial kepada penulis sehingga beban materi penulis
dalam penyusunan skripsi ini dapat teratasi.
21. Teman-temanku: azlan, Ikbal Mtb, Aldin, Dewi, Jumria, Delta, Anton, Siti
Aisa, Mega Rahayu, Marheni, Hazra, Jumadil, Ani, Hofifah, Nasrah,
Supriyani dan yang lainnya yang tidak sempat saya sebutkan terima kasih
atas segala doa dan dukungannya selama ini.
22. Sebagai penutup, penulis ucapkan terima kasih kepada Wa Ode Isma Nur
Ainda yang selalu memberikan doa, dukungan, serta Nasehat kepada Penulis
sehingga penyusunan skripsi ini menjadi lebih cepat terselesaikan. Teruntuk
Evi Triana, Terima kasih atas waktu, Cinta, dan kepedulian yang dicurahkan
kepada penulis selama berjuang di bangku perkuliahan. Terima kasih pernah
berjuang bersamaku.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi dan membalas segala amal
ibadah dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan studi
dan dalam penyusunan skripsi ini. Aamiin.
Penulis berharap ada kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya pada bidang studi pendidikan
matematika. Semoga Allah SWT meridhoi kita semua.Aamiin.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
x
D. Instrumen Penelitian .................................................................................23
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................24
F. Keabsahan Data ........................................................................................28
G. Teknik Analisis Data ................................................................................28
1. Reduksi Data ........................................................................................29
2. Penyajian Data .....................................................................................29
3. Penarikan Kesimpulan .........................................................................29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .........................................................................................31
1. Data Hasil Tes ......................................................................................31
2. Analisis Data ........................................................................................44
B. Pembahasan ..............................................................................................55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................61
B. Saran .........................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
terdiri dari fakta (fact), konsep (concept), prinsip (principle), dan keterampilan
(skill). Sedangkan contoh objek tak langsungnya adalah berpikir logis,
kemampuan memecahkan masalah, sikap positif terhadap matematika, ketekunan
dan ketelitian. Jadi, objek tak langsung adalah kemampuan yang secara tak
langsung akan dipelajari siswa ketika mereka mempelajari objek langsung
matematika.
Tipe kesalahan yang dilakukan oleh siswa bermacam-macam, tergantung
dari aspek mana kesalahan tersebut ditinjau. Menurut Cooney (Sumalwan, 2014 :
16), kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal
matematika ditinjau dari objek matematikanya yaitu kesalahan dalam memahami
konsep, kesalahan dalam memahami dan menerapkan prinsip serta kesalahan
dalam melakukan algoritma.
Salah satu materi matematika yang kurang dipahami oleh para siswa yaitu
pada materi bentuk aljabar. Sulitnya memahami materi aljabar dijumpai pada
siswa kelas VII di SMP Negeri 6 Kendari. Dimana, di sekolah tersebut masih
banyak dijumpai siswa yang melakukan kesalahan pada saat menyelesaiakan soal
matematika pada materi bentuk aljabar.
Berdasarkan hasil observasi awal/wawancara dengan guru bidang studi
matematika mengungkapkan bahwa ada beberapa siswa yang masih sering
melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal matematika, begitu pula,
pada materi bentuk aljabar. Selain itu, siswa di SMP Negeri 6 Kendari masih tidak
dapat memahami atau mengetahui apa yang dimaksud dengan koefisien, variabel,
konstanta pada materi bentuk aljabar yang menyebabkan siswa melakukan
kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal bentuk aljabar. Dan juga masih ada
kesalahan-kesalahan lain yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal
bentuk aljabar terutama pada operasi bentuk aljabar.
Kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika
juga disebabkan oleh kemampuan yang dimiliki, seperti pemahaman siswa
tentang definisi, teorema, sifat, rumus dan proses pengajaran. Selain itu juga,
disebabkan oleh kurangnya tingkat penguasaan materi, kecerobohan dan juga
kondisi kesiapan siswa dalam belajar.
4
Kesalahan siswa dalam mengerjakan soal tersebut dapat menjadi salah satu
petunjuk untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi. Oleh karena itu,
adanya kesalahan-kesalahan tersebut perlu dicari faktor apa saja yang
mempengaruhinya serta mencari solusi penyelesaiannya. Dengan demikian,
kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal matematika tersebut dapat digunakan
untuk meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar dan akhirnya dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Analisis kesalahan secara
mendetail dibutuhkan agar kesalahan-kesalahan siswa dan faktor-faktor
penyebabnya dapat diketahui lebih jauh untuk membantu mengatasi masalah
tersebut.
Berdasarkan uraian di atas mengenai kesalahan siswa dalam mempelajari
matematika, berkaitan dengan penelitian ini dapat ditinjau dari empat hal yakni
(1) kesalahan fakta, (2) kesalahan dalam memahami konsep, (3) kesalahan dalam
memahami dan menerapkan prinsip, dan (4) kesalahan dalam melakukan
prosedur.
Selain itu, belum adanya penelitian di SMPN 6 Kendari mengenai analisis
kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal bentuk aljabar. Oleh karena itu peneliti
tertarik mengadakan penelitian lebih lanjut dengan judul “Analisis Kesalahan
dalam Menyelesaikan Soal Bentuk Aljabar Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 6
Kendari.’’
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana deskripsi kesalahan yang dilakukan siswa kelas VII SMP Negeri 6
Kendari dalam menyelesaikan soal bentuk aljabar ?
2. Faktor-faktor apa saja yang siswa kelas VII SMP Negeri 6 Kendari melakukan
kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Bentuk Aljabar?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti terhadap masalah yang sedang
dikaji sejalan dengan rumusan masalah yaitu
5
6
7
dan pehamaman (Kompetensi), sikap dan tingkah laku (sikap), kecakapan dan
kemampuan (keterampilan). Perubahan tersebut memiliki peran penting dalam
kehidupan masyarakat baik tradisional maupun modern.
2. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap
kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang beragam agar
terjadi interaksi optimal. Suyitno (Elisa, 2016: 10) menyimpulkan bahwa
pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran
matematika dalam mengajarkan matematika pada siswanya, yang didalamnya
terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan terdapat
kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa tentang matematika yang
amat beragam agar terjadi interaksi optimal antar guru dengan siswa serta antara
siswa dengan siswa dalam mempelajari matematika tersebut.
Matematika mempelajari tentang keteraturan, tentang struktur yang
terorganisasikan, konsep-konsep matematika tersusun secara hirarkis, berstruktur
dan sistematika, mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada konsep
yang paling kompleks. Matematika dengan objek kajian yang bersifat abstrak
menuntut kemampuan guru salah satunya dengan mengupayakan penggunaan
model pembelajaran yang tepat agar dapat membantu siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran matematika (Sukmawati dan Sari, 2015: 75).
Belajar matematika tidak hanya memahami konsepnya saja atau
prosedurnya saja, akan tetapi banyak hal yang dapat muncul dari hasil proses
pembelajaran matematika. Kebermaknaan dalam belajar matematika ditandai
dengan kesadaran apa yang dilakukan, apa yang dipahami dan apa yang tidak
dipahami oleh peserta didik tentang fakta, konsep, relasi, dan prosedur
matematika. Menurut Afgani, kebermaknaan dalam belajar matematika akan
muncul manakala aktivitas yang dikembangkan dalam belajar matematika
memuat standar proses pembelajaran matematika, yakni pemahaman, penalaran,
komunikasi, koneksi, pemecahan masalah, dan representasi (Mawaddah dan
Anisah, 2015: 166).
8
memahami suatu prinsip jika ia: (1) memahami rumus atau prinsip yang
bersesuaian; (2) memahami beberapa konsep yang digunakan serta lambang atau
notasinya; dan (3) dapat menggunakan rumus atau prinsip yang bersesuaian pada
situasi yang tepat (Shadiq, 2011: 14).
4. Keterampilan (skill)
Keterampilan (skill) adalah kemampuan untuk menggunakan prosedur
atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu soal. Istilah yang sering
digunakan juga adalah algoritma yang berarti langkah-langkah standar untuk
menyelesaikan soal. Pada pembelajaran keterampilan (skill) penekanannya adalah
pada kemampuan untuk menggunakan urut-urutan, prosedur atau langkah-langkah
pengerjaan. Seorang siswa akan disebut memahami suatu keterampilan (skill) jika
ia dapat menggunakan urut-urutan, prosedur, atau langkah-langkah pengerjaan
(Salido, La Misu, & Salam, 2014: 4).
4. Kesalahan-kesalahan dalam Belajar Matematika
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesalahan adalah perihal
salah, kekeliruan, kealpaan. Tipe kesalahan yang dilakukan siswa bermacam-
macam tergantung dari aspek mana kesalahan itu ditinjau. Sedangkan menurut
Utami (2001: 20) bahwa kesalahan didefinisikan sebagai penyimpangan terhadap
hal yang benar dan sifatnya sistematis, konsisten maupun insidental pada bagian
tertentu.
Kesalahan yang bersifat sistematis dan konsisten dipengaruhi oleh
kemampuan siswa sedang yang bersifat insidental bukan merupakan akibat
rendahnya tingkat penguasaan materi pelajaran. Kamarullah (2005: 25)
mendefinisikan kesalahan adalah penyimpangan dari yang benar atau
penyimpangan dari yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan menurut
Cooney (Ramadhan, 2013: 17) mengatakan bahwa kesalahan-kesalahan yang
dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika ditinjau dari obyek
matematikanya yaitu kesalahan dalam memahami konsep, kesalahan dalam
memahami dan menerapkan prinsip, serta kesalahan dalam melakukan algoritma.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kesalahan
11
merupakan penyimpangan dari yang benar atau yang telah ditetapkan sebelumnya
yang sifatnya sistematis, konsisten dan insidental pada bagian tertentu.
Analisis kesalahan menurut Reismen (Arti Sriati, 1994: 5) dapat dilakukan
dengan memeriksa pekerjaan siswa atau meminta penjelasan siswa tentang cara
siswa menyelesaikan masalah. Analisis kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal
matematika dapat dilakukan dengan memeriksa pekerjaan siswa dalam tes
diagnosis dan meminta penjelasan siswa tentang cara menyelesaikan masalah
melalui kegiatan wawancara. Dalam penelitian ini peneliti membatasi kesalahan
yang mungkin dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika ditinjau
dari objek matematika menjadi empat kategori kesalahan, yaitu:
1) Kesalahan fakta
Kesalahan fakta adalah kekeliruan dalam menuliskan konvensi-konvensi
yang dinyatakan dengan simbol-simbol matematika, contohnya kesalahan dalam
mengubah permasalahan ke dalam bentuk model matematika, kesalahan dalam
menginterpretasikan hasil yang didapatkan dan kesalahan dalam menuliskan
simbol-simbol matematika.
2) Kesalahan Konsep
Kesalahan konsep adalah kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menafsirkan istilah, konsep, dan prinsip, atau salah dalam menggunakan istilah,
konsep dan prinsip, Kastolan (Sahriah,dkk, 2010: 3). Indikator kesalahan konsep
adalah sebagai berikut: 1) salah dalam menentukan rumus atau teorema atau
defenisi untuk menjawab suatu masalah, 2) penggunaan rumus, teorema, atau
definisi yang tidak sesuai dengan kondisi prasyarat berlakunya rumus, teorema,
atau definisi tersebut, 3) tidak menuliskan rumus, teorema atau definisi untuk
menjawab suatu masalah. Menurut Soedjadi (2012: 13), kesalahan konsep adalah
kekeliruan dalam menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek.
3) Kesalahan Prinsip
Kesalahan prinsip adalah kekeliruan dalam mengaitkan beberapa fakta
atau beberapa konsep. Contoh: kesalahan dalam menggunakan rumus ataupun
teorema serta kesalahan dalam menggunakan prinsip-prinsip sebelumnya
(Soedjadi, 2012: 13).
12
4) Kesalahan operasi
kesalahan operasi adalah kekeliruan dalam pengerjaan hitung, pengerjaan
aljabar, dan pengerjaan matematika yang lain. Wahbi & Bey (2015) menyatakan
bahwa skill meliputi operasi dan prosedur. Skill dalam matematika adalah
prosedur atau operasi-operasi yang dapat digunakan dalam menyelesaikan soal-
soal matematika.
Indikator kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal bentuk aljabar yaitu:
1. Kesalahan Fakta
a. Siswa salah dalam menuliskan satuan
b. Siswa salah dalam menuliskan tanda atau operasi
2. Kesalahan Konsep
a. Siswa salah dalam menentukan variabel, koefisien dan konstanta
b. Siswa salah dalam menentukan suku-suku sejenis
c. Siswa salah dalam memahami soal
d. Siswa salah dalam menuliskan kalimat cerita ke dalam kalimat matematika
e. Siswa tidak mengetahui aturan operasi bentuk aljabar
f. Siswa tidak mengetahui rumus luas persegi panjang
3. Kesalahan Prinsip
a. Siswa salah dalam menyelesaikan jawaban
b. Siswa salah dalam menuliskan jawaban akhir atau penarikan kesimpulan
4. Kesalahan Operasi
siswa salah dalam melakukan operasi perhitungan
5. Faktor Penyebab Kesalahan Siswa
Siswa merupakan salah satu komponen pendidikan di sekolah, untuk itu
perlu mendapat perhatian yang besar dari lingkungan pendidikannya.
Problematika yang dihadapi siswa merupakan masalah yang sangat penting yang
harus diketahui oleh guru. Kesulitan belajar tersebut dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, misalnya faktor kesehatan, keadaan sosial, keadaan keluarga atau
pergaulan, dan berbagai macam masalah pribadi lainnya.
Faktor-faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar tersebut tidak dapat
dihindari oleh setiap siswa, oleh karena itu tugas guru sebagai tenaga pendidik dan
13
A. Jenis Penelitian
17
18
2 Felisa S-02 1 7 2 1 11
3 Nidrawati S-05 1 7 1 1 10
4 Indra Ayu S-09 1 4 2 3 10
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen (pengumpul data)
adalah peneliti sendiri. Penelitian ini juga menggunakan instrumen lain sebagai
pelengkap yaitu tes tertulis pada materi bentuk aljabar dan pedoman wawancara.
Tes tertulis matematika merupakan langkah awal untuk mendapatkan
gambaran kesalahan siswa dalam memahami suatu fakta, konsep, prinsip dan
operasi perhitungan matematika. Wawancara merupakan langkah lanjutan untuk
mendapatkan informasi mengenai kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa
dalam memahami suatu fakta, konsep, prinsip dan operasi perhitungan
matematika. Wawancara dilakukan melalui 2 yahap yaitu wawancara terhadap
siswa dan wawancara terhadap guru.
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah salah satu cara yang digunakan oleh
peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun
metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis
dan wawancara.
1. Pemberian tes tertulis
19
Variabel: x dan y
Koefisen : 12 dan 3
Konstanta : -19
2. ( 5 a−10 b+6 ) −(−4 a−6 b−15 ) = 5 a−10 b+6+ 4 a+ 6 b+15
= 9 a−4 b+21
F. Keabsahan Data
Pada penelitian kualitatif, tingkat keabsahan lebih ditekankan pada data
yang diperoleh. Melihat hal tersebut maka kepercayaan data hasil penelitian dapat
dikatakan memiliki pengaruh signifikan terhadap keberhasilan sebuah penelitian.
Data yang valid dapat diperoleh dengan melakukan uji kredibilitas (validitas
interbal) terhadap data hasil penelitian sesuai dengan prosedur uji kredibilitas
data dalam penelitian kualitatif.
Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini dengan menggunakan
triangulasi. Triangulasi merupakan teknik yang mencari pertemuan pada satu titik
tengah informasi dari data yang terkumpul guna pengecekan dan pembanding
terhadap data yang telah ada. Triangulasi dalam penelitian ini adalah triangulasi
teknik, yaitu dengan membandingkan data hasil tes yang diverifikasi dengan hasil
wawancara.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan langkah yang urgent dan menentukan. Melalui
analisis yang optimal dengan interpretasi yang tepat akan diperoleh hasil
penelitian yang bermakna. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data
hasil tes, dan hasil wawancara. Setelah data terkumpul dilakukan reduksi data
yang bertujuan memfokuskan pada hasil-hasil yang akan diteliti yaitu
menganalisis jawaban siswa yang telah dipilih sebagai subjek penelitian.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
1. Reduksi Data
Reduksi data yaitu kegiatan yang mengacu kepada proses
mentransformasikan data mentah yang tertulis di lapangan, menyeleksi,
menyederhanakan, dan mengelompokkan. Kegiatan ini dilakukan untuk
menghindari penumpukan data atau informasi yang sama dari siswa. Tahap
reduksi dalam penelitian ini meliputi: (a) mengoreksi hasil pekerjaan siswa yang
akan digunakan untuk menentukan subjek penelitian; dan (b) melakukan
23
wawancara dengan beberapa subjek penelitian beserta dengan guru bidang studi;
dan hasil wawancara tersebut disederhanakan menjadi susunan bahasa yang baik
dan rapi.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam tahap ini,
data yang berupa hasil pekerjaan siswa disusun menurut urutan objek penelitian.
Kegiatan ini memunculkan dan menunjukkan kumpulan data yang terorganisasi
dan terkategori yang memungkinkan suatu penarikan kesimpulan atau tindakan.
Data yang disajikan berupa jenis-jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal
bentuk aljabar.
Penyajian data penelitian ini diantaranya; (a) menyajikan hasil pekerjaan
siswa yang telah dipilih sebagai subjek penelitian; (b) menyajikan data hasil
wawanncara dengan siswa dan wawancara dengan guru.
3. Penarikan Kesimpulan
Kegiatan menyimpulkan merupakan langkah lebih lanjut dari kegiatan
reduksi dan penyajian data. Penarikan kesimpulan dilakukan selama kegiatan
analisis berlangsung sehingga diperoleh suatu kesimpulan akhir melalui cara
membandingkan hasil pekerjaan siswa dan hasil wawancara sehingga dapat
diketahui letak dan penyebab kesalahan siswa.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Kesalahan Konsep
a. Siswa yang melakukan kesalahan dalam menentukan suku sebanyak 22
orang
b. Siswa yang melakukan kesalahan dalam menentukan variabel sebanyak 25
orang
24
25
1. Kesalahan Fakta
Siswa yang melakukan kesalahan fakta dalam menjawab butir soal 2 sebanyak
4 orang.
Jawaban siswa:
26
4. Kesalahan operasi
Siswa yang melakukan kesalahan dalam operasi dalam menjawab butir soal 2
sebanyak 9 orang.
Jawaban siswa:
(5a – 10b + 6) – (-4a – 6b – 15)
5a – 10b + 4a – 6b – 15
5a + 4a – 10b – 6b – 15
9a – 4b + 9
Siswa keliru dalam mengoperasikan penyelesaian soal yaitu siswa dengan
nomor subjek 02, 05, 07, 10,11, 12, 22, 23, 25.
Soal nomor 3
3. Ayah memberikan hadiah 5 buah boneka Barbie dan 2 buah boneka beruang
kepada Vita. Sedangkan Paman Vita membelikan 3 buah boneka Barbie dan 2
buah boneka beruang. Berapa total boneka yang dimiliki Vita jika dinyatakan
dalam bentuk aljabar?
penyelesaian
misalkan : x = boneka Barbie
y = boneka beruang
Ayah memberikan 5 boneka Barbie dan 2 boneka beruang : 5x + 2y
Paman memberikan 3 boneka Barbie dan 2 boneka beruang : 3x + 2y
Total boneka vita = (5x + 2y) + (3x + 2y)
= 5x + 3x + 2y + 2y
= 8x + 4y
Jadi total boneka vita yaitu 8 boneka barbie dan 4 boneka beruang.
Tabel 4.3 Deskripsi Kesalahan Jawaban Siswa pada soal Nomor 3
Deskripsi Kesalahan Siswa Nomor Subjek
1. Siswa salah dalam menuliskan kalimat 01,02, 03, 04,05,06, 07, 08,
cerita ke dalam model matematika 10,11,12, 13, 14, 15, 17, 18,20,
21,22, 23, 24. 25.
2. Siswa salah dalam menuliskan jawaban 01,02, 03, 04, 05,06, 07, 08, 10,
akhir atau penarikan kesimpulan 11,12, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 22,
23, 24. 25.
1. Kesalahan Fakta
1. Kesalahan Fakta
Tidak ada siswa yang melakukan kesalahan fakta.
2. Kesalahan Konsep
Siswa yang melakukan kesalahan konsep dalam menjawab butir soal 4
sebanyak 20 orang
Jawaban siswa:
(12 a+7)( 7 a+5 )
= ( 12+7 a ) ( 7+5 )
= 19 a x 12
Siswa tidak memahami konsep perkalian bentuk aljabar. Siswa yang yang
melakukan kesalahan ini yaitu siswa dengan nomor subjek 01, 02, 03, 04, 05,
06, 07, 08, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 20, 21, 22, 23, 24,25.
3. Kesalahan prinsip
30
Penyelesaian
p = 3x + 5
l = 2x – 5
L=pxl
= (3x + 5) (2x - 5)
= 3 x ( 2 x−5 ) +5 ( 2 x −5 )
= 6 x 2−15 x+10 x−25
31
= (6 x 2−5 x−25) m2
1. Kesalahan Fakta
Semua siswa melakukan kesalahan fakta yaitu siswa tidak menuliskan satuan
luas dalam menjawab butir soal 5.
2. Kesalahan Konsep
Semua siswa melakukan kesalahan konsep dalam menjawab butir soal 5
sebanyak 19 orang.
Jawaban siswa:
Dik : sebidang tanah berbentuk persegi panjang akan di tanam pohon jati.
Dit : jika panjang tanah (3x + 5) m dan lebarnya (2x – 5) m, tentukan luas
tanah tersebut?
Penye : (3x + 5) m (2x – 5) m
= (8 m) (-3 m)
=5m
Siswa salah dalam menuliskan soal cerita ke dalam bentuk matematika. Siswa
hanya menuliskan jawaban akhir tanpa menerjemahkan soal dan menggunakan
rumus. Siswa juga tidak mengetahui konsep perkalian bentuk aljabar dengan
benar. Siswa yang melakukan kesalahan tersebut yakni siswa dengan nomor
subjek 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24.
3. Kesalahan prinsip
Siswa yang melakukan kesalahan prinsip dalam menjawab butir soal 5
sebanyak 3 orang.
Jawaban siswa:
32
1 -
2 4
3 -
4 -
5 25
3 2
4 1
5 3
Dari gambar 4.c, terlihat siswa S-09 salah dalam menyelesaikan soal dan
keliru dalam operasi perhitungan. Peneliti memastikan jawaban siswa dengan
melakukan wawancara dan diperoleh hasil sebagai berikut
Analisis Wawancara Siswa S-09 pada nomor 2
P : coba perhatikan jawaban kamu pada nomor 2
S : (Memperhatikan Jawaban)
P : 5a – 4a, mengapa tandanya kurang?
S : Karena permintaannya di suruh dikurangi kak.
P : sekarang kakak bertanya, kalau negatif ketemu negatif hasilnya apa?
S : positif.
P : jadi harusnya tandanya adalah positif. Nah, kamu mengerjakannya buru-
buru atau tidak?
S : buru-buru kak, takut terlambat.
P : tapi kamu tahu bahwa negatif ketemu negatif hasilnya positif?
S : iya kak.
Petikan wawancara di atas, menunjukkan bahwa siswa salah dalam menyelesaikan
soal diakibatkan siswa terburu-buru dalam menyelesaikan soal.Kesalahan tersebut
dikatakan sebagai kesalahan prinsip.
b. Analisis kesalahan Jawaban Siswa Nomor Subjek 05
Nomor 3
Analisis hasil jawaban siswa S-05 Nomor 3
P : Pada soal nomor 5 berkaitan dengan soal cerita pada perkalian bentuk
aljabar.Sekarang coba perhatikan jawaban kamu.
S : (Memperhatikan Jawaban)
P : 3 x x 2 xsama dengan berapa?
S : 6x kak. Eh, 6 x 2 kak.
P : Nah. Berarti jawaban kamu keliru.
S : iya kak.
P : sama halnya dengan perkalian 3x dan (-5) harusnya hasilnya (-15x)
sedangkan jawaban kamu (-15).
S : iya kak.
P : Apakah kamu terburu-buru mengerjakannya?
S : iya kak. Saya takut habis waktunya kak.
P : oh iya. Kesulitan apa yang adik hadapi pada materi bentuk aljabar?
S : pada soal ceritanya kak.
P : apakah cara mengajar guru bisa kamu mengerti?
S : sedikit kak.
Wawancara Lanjutan dengan Siswa
P : Baik Dik, kita akan melanjutkan wawancara mengenai hasil jawaban kamu
pada materi bentuk aljabar. Sebelumnya saya bicara dengan siapa?
S : Indra Ayu. Biasa dipanggil Indah.
P : Ok Indah, saya yakin kamu masih ingat jawaban kamu yang kemarin. Tapi
sebelum lanjut, kakak Sulaiman ingin kamu tunjukkan buku paket, catatan
dan buku tugasmu.
S : (mengambil buku paket, buku catatan, dan tugas).
P : daam menentukan suku, variabel, koefisien dan konstanta berdasarkan
catatan kamu memang ibu gurunya hanya memberikan materi tanpa
memberikan tugas. Apakah benar?
S : iya kak
P : apakah kalian pernah bertanya kepada ibu gurunya mengenai cara
menentukan suku, variabel, koefisien dan konstanta?
S : Tidak pernah.
41
P : Apakah ibu guru pernah menunjuk siswa untuk mengerjakan soal jenis ini
di papan tulis?
S : Tidak. Hanya dijelaskan saja.
P : ok. Sekarang kita ke nomor 2. Apakah ibu guru pernah memberikan tugas
mengenai penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar?
S : pernah kak. ibu guru memberi tugas kelompok.
P : tugas kelompok ya, berarti hanya satu orang saja yang kumpul?
S : iya kak.
P : Apakah semua siswa mengerjakan tugas yang diberikan?
S : tidak. Hanya beberapa orang saja.
P : berapa jumlahnya tiap kelompok?
S : 5 sampai 6 orang kak.
P : Nah, sekarang kita lanjutkan pada soal nomor 3. Ini berkaitan dengan
menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar pada soal
cerita. Berdasarkan dari apa yang saya amati di catatan kamu, dalam
menyelesaikan soal cerita kalian tidak diajarkan langkah- langkah
penyelesaiannya secara tersusun. Bisa kamu jelaskan bagaimana cara guru
memberikan soal yang berkaitan dengan soal cerita?
S : Guru memberikan satu contoh soal, seteah itu langsung dijawab.
P : siswa yang jawab atau guru?
S : Guru
P : Apakah ibu guru terlebih dahulu memisalkan sesuatu barang atau benda
sebagai X atau yang lain?
S : iya. Dia misalkan dengan X.
P : tapi kenapa tidak ada di catatan kamu?
S : hanya dijelas-jelaskan saja sama ibu guru.
P : tapi kalian tidak menulis?
S : tidak.
P : Nah disitulah letak kekeliruannya kalian. Seharusnya adik-adik menulis
apa yang dijelaskan ibu guru sehingga dapat dipelajari di rumah. Dan apa
yang belum dimengerti bisa ditanyakan kepada ibu guru disekolah.
42
S : iya kak.
P : Nah pada nomor 4 materinya tentang perkalian bentuk aljabar. Materi ini
juga pernah di berikan tugas di rumah?
S : tidak. Hanya di kerjakan di sekolah kak.
P : ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk mengerjakan soal di papan
tulis, apakah siswa langsung maju mengerjakannya?
S : tidak kak. malahan siswa menolak untuk maju karena tidak tahu.
P : bagaimana respon ibu guru ketika siswa yang menolak?
S : ibu guru mengatakan, tidak apa-apa kalua salah yang penting mau
mencoba.
P : setelah itu apakah siswa maju mengerjakannya di papan tulis?
S : iya.
P : ketika siswa salah dalam mengerjakan soal di papan tulis, apakah ibu guru
yang menjawab sendiri soal di papan tulis atau di arahkan kepada siswa
yang mampu menjawabnya?
S : guru sendiri yang menjelaskannya tetapi kadang-kadang diarahkan juga
kepada siswa yang mampu menjawab soal tertentu.
P : nah, untuk siswa yang tidak mampu menjawab soal, apakah ibu guru
pernah memberikan latihan untuk di kerja di rumah?
S : pernah kak, supaya memahami sedikit.
P : pada butir soal nomor 5, berdasarkan apa yang ada di catatan kamu, tidak
ada soal cerita yang berkaitan dengan perkalian bentuk aljabar. Apakah ibu
gurunya tidak memberikan tugas atau soal-mengenai ini?
S : pernah kak. guru memberikan soal.
P : bisa kamu tunjukkan soalnya yang mana?
S : (membuka buku paket) .Yang seperti ini kak (menunjuk soal)
P : Nah, saya piker contoh soal seperti ini mirip dengan apa yang kak
Sulaiman berikan kemarin, malahan soal yang saya kasih lebih pendek.
Tapi kenapa tidak ada di catatan kamu?
S : iya kak. kita hanya dengarkan penjelasan dari ibu guru.
43
P : sama halnya pada nomor 3 tadi yah dik, seharusnya apa yang dijelaskan
oleh ibu guru ditulis oleh adik-adik agar dapat dipelajari di rumah dan
ketika ada hal yang tidak dimengerti bisa dipertanyakan kepada ibu
gurunya ketika tiba di sekolah.
S : iya kak.
P : menurutnya Indah, bagaimana soal UAS kemarin?
S : ada yang gampang dan ada juga susah kak.
P : soal yang bagaimana yang susah?
S : soal cerita.
P : Ok Dik, saya kira cukup wawancaranya. Terima kasih atas waktunya.
S : sama-sama.
e. Analisis Hasil Wawancara dengan Guru
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru diperoleh:
1. Siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hanya beberapa
siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan atau menjawab soal di depan
kelas ketika mempelajari materi bentuk aljabar.
2. Saat guru menjelaskan, perhatian siswa berada di tempat lain. Hanya beberapa
siswa saja yang memperhatikan penjelasan guru dengan baik.
3. Pokok bahasan yang sulit dipahami siswa pada materi bentuk aljabar yaitu
menyelesaikan soal yang berbentuk soal cerita.
4. Kesulitan siswa dalam mempelajari materi bentuk aljabar disebabkan karena
kurangnya pengetahuan dasar siswa mengenai materi prasyarat bentuk aljabar.
Namun, guru tidak dapat menjelaskan mengenai materi-materi dasar atau
materi prasyarat yang kurang di kuasai siswa secara lebih jauh karena
keterbatasan waktu.
5. Metode mengajar yang diterapkan oleh guru adalah discovery learning.
6. Cara guru mengatasi kesulitan siswa dalam mempelajari materi bentuk aljabar
yaitu mengulang beberapa penjelasan paada bagian yang belum dipahami.
Kemudian guru memberikan soal kepada siswa dengan model yang sama untuk
dikerjakan dan dijelaskan di papan tulis.
44
2. Kesalahan Konsep
Kesalahan konsep yang dilakukan siswa dalam penelitian ini adalah salah
dalam menggunakan konsep suku, variabel, koefisien dan konstanta, siswa salah
dalam menentukan suku-suku sejenis, siswa salah dalam menuliskan kalimat
cerita kedalam model matematika, siswa salah dalam menggunakan konsep
perkalian bentuk aljabar.
45
48
49
subjek yang paling sedikit melakukan kesalahan konsep pada butir soal 4
yakni sebanyak 1 siswa (4 %) dari jumlah siswa yang mengikuti tes.
d. Kesalahan operasi yaitu siswa tidak dapat menggunakan aturan operasi atau
perhitungan dengan benar. kesalahan operasi pada butir soal 2 yakni
sebanyak 9 siswa (36 %); butir soal nomor 4 yakni sebanyak 1 siswa (4 %);
butir soal 5 yakni sebanyak 2 siswa (8 %). Sedangkan butir soal yang lain
tidak terdapat kesalahan operasi.
e. Kesalahan khusus yaitu siswa tidak menjawab soal.
2. Faktor penyebab sehingga siswa salah dalam menyelesaikan soal bentuk
aljabar sebagai berikut.
a. Siswa kurang teliti dalam membaca soal
b. Siswa tidak memahami maksud dari soal yang diberikan sehingga siswa
tidak mengetahui cara menyelesaikan soal tersebut.
c. Siswa tidak mengetahui aturan operasi perkalian pada bentuk aljabar
d. Siswa tidak mengetahui cara mengubah soal cerita menjadi model
matematika.
e. Guru tidak menjelaskan cara menyelesaikan soal cerita secara terstruktur
(langkah demi langkah) kepada siswa dan hanya terfokus pada jawaban
akhir saja.
f. Siswa masih lemah pada materi prasyarat yaitu materi operasi pada
bilangan bulat.
g. Guru tidak dapat menjelaskan mengenai materi-materi dasar atau materi
prasyarat yang kurang di kuasai siswa secara lebih jauh karena keterbatasan
waktu.
b. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menawarkan beberapa saran
untuk mengatasi kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal bentuk
aljabar yaitu:
1. Siswa lebih sering diingatkan untuk belajar bermakna agar materi dan konsep
pelajaran yang diberikan akan membekas di ingatan siswa yaitu belajar
50
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia .
Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Wahbi, A & Anwar Bey. 2015. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan
Soal Faktorisasi Suku Aljabar Ditinjau Dari Objek Matematika pada Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 15 Kendari. Jurnal Penelitian Pendidikan
Matematika, 3(1): 19-23.
54
LAMPIRAN
55
Lampiran 1
Lampiran 2
Instrumen Tes
Lampiran 3
1. Ada 3 suku
Variabel : x dan y
Koefisien : 2 dan 3
Konstanta : -19
2. ( 5 a−10 b+6 ) −(−4 a−6 b−15 ) = 5 a−10 b+6+ 4 a+ 6 b+15
= 9 a−4 b+21
Lampiran 4
Uji Validitas Instrumen Kesalahan Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Kendari
Dalam Menyelesaikan Soal Bentuk Aljabar
Instrumen Uji Panelis Tes Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
bentuk aljabar
A. Pengantar
1. Instrumen ini digunakan untuk mengukur kesalahan yang dilakukan siswa
dalam menyelesaikan soal bentuk aljabar.
2. Bapak/Ibu yang terhormat diminta memberi koreksi dan penilaian
terhadap konsep butir-butir tes ini dengan mempertimbangkan kecocokan
antara butir pernyataan dengan indikator kesalahan siswa, kompetensi inti,
kompetensi dasar dan indikator serta kesesuaian bahasa yang digunakan
dalam setiap pernyataan.
3. Penilaian panelis memperhatikan 4 kriteria sebagai berikut:
a. Kesesuaian antara butir soal dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
b. Kesesuaian antara butir soal dengan indikator kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal
c. Penggunaan Bahasa Indonesia yang benar.
d. Tidak bermakna ganda.
4. Bapak dan Ibu panelis dimohon untuk memberikan penilaian terhadap
instrumen berikut dengan memberikan skor pada interval 1 sampai 5
dengan ketentuan sebagai berikut:
Skor 1, Jika dalam pertanyaan tidak satupun kriteria yang muncul.
Skor 2, Jika dalam pertanyaan ada satu kriteria yang muncul.
Skor 3, Jika dalam pertanyaan ada dua kriteria yang muncul.
Skor 4, Jika dalam pertanyaan ada tiga kriteria yang muncul.
Skor 5, Jika dalam pertanyaan seluruh kriteria muncul.
59
No Indikator Penjelasan
.
No Indikator Penejelasan
Jenjang Kognitif
No. Kompetensi Dasar Indikator / No. Soal Jumlah
C1 C2 C3
3.2.4 Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan - - 3 1
perkalian dan
pembagian bentuk
aljabar
61
62
63
64
65
66
67
68
Lampiran 5
Nomor Soal
Panelis 1 2 3 4 5
1 5 5 4 5 4
2 5 5 4 5 4
V=
∑ n i|i – l0|
[ N ( c−1 ) ]
2 ( 5−1 )
V=
[ 2 ( 5−1 ) ]
8
¿ =1
8
Soal Nomor 3
V=
∑ n i|i – l0|
[ N ( c−1 ) ]
2 ( 4−1 )
V=
[ 2 ( 5−1 ) ]
6
¿ =0,75
8
69
Nomor Soal
panelis 1 2 3 4 5
1 5 4 5 5 4
2 5 4 5 5 4
2. Analisis realibilitas
1 5 5 4 5 4 23 529
2 5 5 4 5 4 23 529
∑x 10 10 8 10 8 46 2116
10 100 64
∑x^2 100 0 64
1 5 5 5 15 225
2 5 5 5 15 225
Jumlah
nomor soal (S) kuadrat skor
panelis 1 2 3 4 5 Total ( S2 ¿
1 5 5 4 5 4 23 529
2 5 5 4 5 4 23 529
10 100 64
S 0,96 0 64
k Σ s 2i
( )(
r 11 =
k −1
1− 2
si )
dengan : k =3 , ∑ s i2=0,66 dan s2i =1,33
k Σ s 2i 3 0,66
( )(
r 11 =
k −1
1− 2 =
si 3−1)(
1−
1,33 )( )
= (1,5 )( 0,5 ) =0,75
Jadi diperoleh bahwa kelima soal post-test valid. Karena r 11 =0,75 maka soal
Reliabel.
71
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Pedoman Wawancara
Lampiran 9
S : 4 kak.
P : nah jadi kesimpulannya Vita memperoleh 8 boneka Barbie dan 4 boneka
Beruang. Dalam model matematikanya kamu bisa misalkan boneka Barbie
sebagai X dan boneka beruang sebagai Y. Jadi bisa ditulis 8x + 4y. Sekarang
kita lanjut pada nomor 4
S : iya kak
P : kenapa jawaban kamu dijumlahkan?
S : Tinggal diturunkan kak.
P : tidak bisa sepertii tu Dik. Untuk soal ini, dia menggunakan aturan perkalian
jadi tidak bisa tinggal diturunkan. Ada aturannya. Sama halnya dengan
nomor 5 juga sepertii tu.
S : iya kak
P : sekarang kakak mau bertanya, kesulitan kamu belaja rmateri bentuk aljabar
ini dibagian mana?
S : soal cerita kak.
P : mmm. Dengan metode yang diajarkan ibu guru apakah adik mengerti?
S : iya kak.
P : untuk materi ini, apakah pernah diberikan tugas oleh ibu guru?
S : pernah kak.
P : kerja di rumah atau sekolah?
S : sekolah kak.
P : berarti menyontek sama teman?
S : kerja sendiri kak
P : ok saya kira cukup. Terima kasih atas waktunya ya Dik.
P : oh ini suku ya. Seharusnya dituliskan kalau yang dilingkari itu adalah
suku.Nah, kenapa kamu selesaikan seperti itu? Kamu mengerti apa yang
ditanyakan dari soal?
S : Menentukan Suku, variabel, koefisien dan konstanta.
P : jadi tidak seperti itu cara menyelesaikannya ya Dik. Soal seperti ini, pernah
diberikan tugas oleh ibu gurunya?
S : Pernah Kak.
P : kalau begitu tolong di cek kembali ya
S : iya kak.
P : pada nomor 2, coba perhatikan jawaban kamu.
S : (Memperhatikan Jawaban)
P : Negatif ketemu negatif, tandanya menjadi apa?
S : positif kak.
P : Jadi jawaban kamu seharusnya 5a + 4a. nah, untuk operasinya, 5a – 4a sama
dengan berapa?
S : 1a kak
P : tapi dijawaban kamu tetap 5a. lebih teliti lagi ya Dik. Untuk penyelesaian
soal seperti ini, harus dikeluarkan terlebih dahulu tanda kurungnya.Apakah
ibu guru pernah memberikan tugas seperti ini?
S : pernah kak.
P : Nah sekarang kenapa ada variabel Y di jawaban kamu?
S : tidak tau kak
P : Ini jawaban sendiri atau menyontek?
S : Jawaban sendiri kak.
P : kalau begitu dik, ketika menyelesaikan soal, cek kembali jawaban kamu
sebelum dikumpul. Atau tidak misalkan positif sebagai uang sendiri dan
negatif sebagai utang.
S : iya kak.
P : sekarang kita lanjut pada soal nomor 3. Perhatikan jawaban kamu, 2 boneka
beruang + 3 boneka barbie dari mana?
S : dari soal kak.
82
S : tidak kak.
P : nah coba perhatikan. 5a – 4a , kenapa tandanya kurang?
S : karena dari dan disuruh dikurangi jadi saya kurangi.
P : negatif ketemu negatif tandanya menjadi apa?
S : positif.
P : jadi seharusnya tandanya positif yah Dik.
S : iya kak.
P : kamu kerja buru-buru?
S : iya kak. Takut terlambat.
P : tapi kamu tahu kalau negatif ketemu negatif tandanya positif kan?
S : iya kak.
P : jawaban nomor 3 sudah benar. Jadi kita lanjut pada nomor 4
S : iya
P : langkah kerjanya juga sudah benar. Di jawaban kamu bagi menjadi 4
langkah. Nah, pertama kita ke langkah pertama dulu, 12a x 7a berapa?
S : 84 a.. eh harusnya a pangkat 2 kak..
P : nah, berarti jawaban kamu keliru. Jadi harus lebih teliti lagi memeriksa
jawaban kamu yah dik. Sama halnya dengan nomor 5.
P : Nah, saya piker contoh soal seperti ini mirip dengan apa yang kak
Sulaiman berikan kemarin, malahan soal yang saya kasih lebih pendek.
Tapi kenapa tidak ada di catatan kamu?
S : iya kak. kita hanya dengarkan penjelasan dari ibu guru.
P : sama halnya pada nomor 3 tadi yah dik, seharusnya apa yang dijelaskan
oleh ibu guru ditulis oleh adik-adik agar dapat dipelajari di rumah dan
ketika ada hal yang tidak dimengerti bisa dipertanyakan kepada ibu
gurunya ketika tiba di sekolah.
S : iya kak.
P : menurutnya Indah, bagaimana soal UAS kemarin?
S : ada yang gampang dan ada juga susah kak.
P : soal yang bagaimana yang susah?
S : soal cerita.
P : Ok Dik, saya kira cukup wawancaranya. Terima kasih atas waktunya.
S : sama-sama.
87
Lampiran 10
Transkrip Wawancara dengan Guru
P : sebelumnya mohon maaf sudah mengganggu waktu istrahatnya, ibu. Disini
saya akan melakukan wawancara dengan ibu terkait proses pembelajaran
mengenai materi bentuk aljabar.
G : iya, silahkan.
P : baik bu. Pertama saya ingin menanyakan minat siswa dalam belajar materi
bentuk aljabar?
G : minat siswa masih sangat rendah. Siswa hanya membuka buku
matematikanya ketika pembelajaran matematika sedang berlangsung di
kelas, tapi kalau di rumah mereka tidak pernah buka buku.
P : bagaimana cara ibu mengetahui hal tersebut?
G : hal tersebut bisa diketahui ketika siswa diberikan soal mengenai materi
pada pertemuan sebelumnya, tidak ada siswa yang bisa menjawab atau
mengerjakan soal tersebut. Kalaupun ada, hanya beberapa siswa saja yang
bisa mengerjakannya.
P : bagaimana sikap atau aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran
matematika di kelas khususnya materi bentuk aljabar?
G : kalau saya melihatnya cukup aktif pada saat proses pembelajaran. Hanya
beberapa orang saja yang menunjukkan tidak minat dalam belajar materi
bentuk aljabar dan kemampuan belajar mereka juga masih sangat kurang.
P : biasanya dalam bentuk bagaimana siswa menunjukkan ketidakminatannya
tersebut?
G : biasanya saat saya menjelaskan, perhatian siswa berada di tempat lain.
Begitu pula, saat temannya maju mengerjakan soal di depan kelas, mereka
juga tidak memperhatikannya. Tetapi, ketika ditanyakan siapa yang belum
mengerti mereka tidak mengacungkan tangan. Ketika mereka ditunjuk
untuk mengerjakan soal di papan tulis mereka menolak.
P : apa yang ibu lakukan untuk mengatasi hal tersebut?
G : biasanya saya mendatangi mereka di tempat duduknya setiap ada soal yang
diberikan. Selain itu, saya mengingatkan kembali beberapa konsep dasar
88
Spesifikasi kesalahan siswa kelas VII.c dalam menyelesaikan soal-soal bentuk aljabar
24 S-24 Nirmasari 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
25 S-25 Andi Nadia Aswati 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
1
Jumlah 22 25 24 24 4 4 21 9 18 2 9 1 1 25 19 3 2 223
Keterangan: = siswa yang terpilih sebagai subjek penelitian yang akan diwawancarai
92
Lampiran 12
DOKUMENTASI
Gambar 1. Pemberian Tes Kepada siswa kelas VII.c SMP Negeri Kendari 6